Ilmu pengetahuan adalah sebuah produk kekuasaan yang sifatnya dominan, jadi mana yang
dominan mana yang dipelajari. Contohnya di FK ada membahas hegemoni kekuasaan Amerika
di bidang kedokteran, seperti sertifikat dan penjualan alat kesehatan. Itu merupakan hasil dari
dominasi pengetahuan. Terdapat relasi kekuasaan disitu.
Semiotika adalah ilmu yang sifatnya ilmiah dan bagian dari paham strukturalisme Eropa.
Awalnya dari Ferdinand de Saussure kemudian dikembangkan dan memengaruhi banyak
kehidupan pengetahuan.
BACKGROUND OF THE US SOCIETY
Earlier: ada pemahaman mengenai Anglo Conformity, Melting Pot/Salad Bowl, dan cultural
pluralism. Ini merupakan model konseptual untuk menjelaskan bagaimana USA berkembang dan
berevolusi dari ke-Eropa-annya. Sifatnya descriptive dalam konteks bahwa dia menjelaskan
siapa saja orang Amerika, namun juga goal model yaitu single national identity alias semacam
hasrat tersembunyi. Orang Amerika sebagai bangsa ingin memiliki suatu identitas yang utuh dan
tidak beragam.
Anglo Conformity: sering dianggap Amerikanisasi. Payungnya adalah asimilasi. Bedanya, pada
Anglo Conformity asimilasi sifatnya memaksa dan sepihak yang dirancangkan untuk
melanggengkan dominasi yang kuat. Ada istilah WASP (White Anglo Saxon Protestant), jadi
imigran yang datang ke Amerika harus beradaptasi dengan norma dan nilai di Amerika.
Salad Bowl: Menjadi satu tapi tidak kehilangan jati diri masing-masing budaya. Seperti sayuran
di dalam mangkuk salad, walau bergabung tapi kita masih bisa merasakan rasa masing-masing.
Melting Pot: Ada semacam biological merger karena semua 'bahan' masuk ke pot dan meleleh
menjadi satu. Setelah itu membentuk a new indigenous American culture.
Cultural Pluralism: Secara harfiah artinya keberagaman budaya. Dalam konteks memahami
masyarakat Amerika, bisa dimaknai sebagai preservation of communal life (cara masyarakat
Amerika menjaga kehidupan komunalnya dan sebagian dari kultur budaya imigran dalam
konteks kewarganegaraan Amerika dan bagaimana secara politik dan ekonomi para imigran
berintegrasi). Kalo anglo, melting, dan salad itu budaya doang, cultural pluralism itu udah bawa-
bawa politik dan ekonomi.
---
Richard T Scaefer (2000:6) menyatakan bahwa kelompok minoritas adalah subordinate group
yang anggotanya memiliki lebih sedikit kontrol atau kekuatan terhadap hidupnya sendiri
dibanding anggota kelompok mayoritas.
Meski begitu, being superior in numbers doesn't guarantee a group control over its destiny.
Ex: - 1920: Carolina and Mississipi
- 20th century: the U.S neighborhoods on ethnic and gender distribution
Di video suku Lakota yang di share Ma'amnya, itu menunjukkan bagaimana cara mereka
bertahan hidup. Sebenarnya mereka tidak tinggal disitu, tapi kebijakan kulit putih Amerika
membuat mereka harus pindah ke reservasi. Reservasi Indian tampak seperti kalimat yang
simple, tapi jika dilihat sejarah abad 18 ada Indian Removal Act, dimana Indian dipindahkan
secara paksa dari 1 kawasan ke kawan lain, dan itu bukan sebuah perjalanan yang
menyenangkan.
Ada 326 Indian reservations yang ada di US.
Thanksgiving adalah simbolisasi kerukunan antara masyarakat Eropa dan Native American.
Native American tribes menyebar di seluruh Amerika dan Canada. Di daerah Barat ada suku
Pueblo yang hidup di kota-kota besar, dimana tempat tinggal mereka sering menjadi wallpaper
pembuka(?). Di Timur ada suku Iroquois yang terkenal sebagai prajurit pemberani yang tinggal
di barak-barak panjang. Selain itu ada suku Sioux yang sering muncul di film western, mereka
sering menyebut diri sebagai suku Dakota. Penemu mereka yaitu orang Prancis pada abad 16.
Mereka tinggal di Minnesota.
Di dalam satu suku bisa muncul banyak sub suku. Ada yang bergerak di bidang pertanian seperti
Sioux, ada Dakota, ada Titan(?) sebagai warrior atau buffalo hunter.
The Man to Send the Rain Clouds is a short story written by Leslie Marmon Silko. It was
written in 1967 and published in 1969. The story is written based on a true story Silko
heard from her hometown in Laguna, New Mexico.
Summary: The story revolves around the burial process of an old man named Teofilo.
One day, Leon and Ken found his body under a cottonwood tree and decided to take it
back so he could have a proper funeral. Before taking the body back, Leon and Ken
painted Teofilo’s face and wrapped it in a red blanket. Teofilo’s funeral is performed in a
traditional Native American way. One day, Leon’s wife suggests that Father Paul should
sprinkle holy water on Teofilo’s grave. At first, Father Paul refused, but eventually, he
changed his mind and sprinkled the grave with holy water.
Characters
a. Teofilo - an elder Pueblo Indian who died before the story begins,
b. Leon (main protagonist) - Teofilo’s grandson,
c. Ken - Leon’s brother in-law,
d. Father Paul - a young priest,
e. Louise - Leon’s sister, Teofilo’s granddaughter, Ken’s wife,
f. Teresa
g. Tribal people,
h. Nuns.
b. CONTEXT
The main conflict or ‘pergumulan’ in the short story and the resolution
The main conflict in the short story is cultural differences. In this case the burial of
Teofilo becomes the focus of the story. There are differences between the Laguna Tribe
Indians with their traditional beliefs and Father Paul with their Catholic beliefs in burial
ceremonies. Differences between the two also occur in the way they live. Laguna people
live side by side, men and women living on one roof facing each other, eating together.
While as we see in the text, Father Paul and the nuns don’t even see each other in a
building.
“The priest turned away from Leon and looked out the window at the patio full of
shadows and the dining-room windows of the nuns' cloister across the patio. The
curtains were heavy, and the light from within faintly penetrated; it was impossible to see
the nuns inside eating supper.”
At first Father Paul insisted on refusing to give Holy Water to Teofilo. However, because
of Leon's persuasion that changed the perception of Holy water from 'a tool to purify the
body before the afterlife journey' to 'help Teofilo not to be thirsty in the middle of his
journey to afterlife', Father Paul finally agreed to Leon's request. Leon and the rest of the
Laguna tribe are willing to integrate their culture with Catholic culture. They are still
carrying out burial ceremonies with traditional customs but adding a ceremonial step in
the Catholic religion, sprinkling the Holy water on the body.
Compromise or mutual tolerance in life brings harmony and peace. (In the short story, it
can be seen by the tolerance of the tribe people and also Father Paul so that harmony
between them is achieved)
The differences
a. The tribe in the short story is the Laguna people in New Mexico. The landscape of
the story with its arroyos and mesas is an integral part of the story. While the tribe
in the video is the Lakota people in Dakota, a place with a big lake and green
hills.
b. The short story focuses on religion and beliefs of a tribe, while the Lakota video
focuses on the mental health and economic issues of a tribe.
The similarities
a. Both the short story and the video shows whether Laguna or Lakota Indian Tribe
were being coerced by white people. (Laguna people are coerced by Father Paul
to use Catholic way to bury Teofilo while Lakota people were being coerced to
stop doing and using their culture ceremonies or languages and to adopt the white
people's culture)
b. Both the short story and the video shows the struggle or their effort to maintain
their traditional culture. (Laguna people are trying to maintain their burial
ceremony culture while Lakota people are struggling to maintain their population
and also their culture in the USA)
c. Both the short story and the video show cultural integration. (Integration in the
burial ceremony between Laguna people and Catholicism in the short story, while
in the video Lakota people adopted the white people culture in language, clothes,
and way of life.)
Argumentative Opinion on Poetry
References:
Editors, History com. “Black History in the United States: A Timeline.” HISTORY,
2021.
https://www.poetryfoundation.org/poets/audre-lorde.
M. S.Ed, Secondary Education, et al. “Black History Timeline: 1970–1979.” ThoughtCo,
https://www.thoughtco.com/african-american-history-timeline-1970-1979-45445. Accessed
5 Oct. 2021.
Amiri Baraka. (2021, October 11). Retrieved October 14, 2021, from
https://en.wikipedia.org/wiki/Amiri_Baraka#Legacy_and_influence
Historical Background
Acuan yang paling terlihat yaitu pada abad 16, dimana mereka pertama kali datang ke US,
tepatnya di West Virginia (1619). Sama seperti white people, mereka datang ke tanah baru
dengan status "indentured slaves". Indentured slaves adalah budak kontrak karena mereka
sebenarnya telah dibebaskan oleh majikannya di Eropa, kemudian ingin menyebrang ke
Amerika, namun uangnya hanya cukup untuk membeli tiket dan tidak dapat bertahan hidup
disana, sehingga mereka melakukan kontrak dengan white people yang mau membiayai
kehidupan mereka di US.
1660: increasing number karena pertanian membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan kuat.
Sayangnya, peningkatan ini tidak disertai dengan perubahan kondisi kehidupan. Kebanyakan
budak dibawa oleh pedagang Inggris dan Spanyol, serta saudagar muslim dan kristen.
18th century: Slavery sebagai bagian dari sistem baru dilegalkan pada pertengahan abad 18.
Setelah kemerdekaan di 1776, sistem yang membuat para imigran kulit hitam dipakai dalam
perkebunan di US (perbudakan) menjadi topik perdebatan yang tidak pernah selesai. Puncaknya
yaitu lahirnya Civil War.
Civil War: Puncak dari bagaimana US bertumbuh sebagai negara baru, dalam posisi sulit
menentukan apakah mereka meniadakan slavery atau meneruskannya sementara banyak
pertentangan dari masyarakat.
Civil war (1861-1865) dipicu oleh isu dari Amerika bagian utara dan selatan. North America
basisnya pada industri, dan agrikultur adalah basis dari South America (terutama setelah
dikenalkannya masyarakat pada kapas). Sikon ekonomi bergabung dengan politik, sehingga tidak
bisa dibedakan mana aspek yang lebih penting pada peradaban.
Industrialisasi di North America memancing urbanisasi. Banyak imigran yang datang ke North
America, sehingga banyak race riot yang dipicu oleh urban lives yang tidak seimbang dan
kompetisi yang tidak memungkinkan antar ras, sehingga setiap ras saling berkonflik.
Di South America, sifatnya agrikultur dan antroposentris. Imigran disini lebih sedikit dibanding
di North, North: favored federal spending on internal improvements and wanted high tariffs.
Mereka ingin pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait industri di North. South: tidak setuju
dengan North, karena ingin independen.
Kita tidak bisa berkata bahwa civil war muncul karena 1 sisi against slavery dan 1 sisi
mendukung. Namun, slavery system telah menciptakan budayanya sendiri. Jika kita
memperlihatkan relasi antara (ga nangkep part ini)
Slave di bagian South memiliki relasi yang agak berbeda antara buruh dan majikan dibanding
dengan North. Dalam tatarannya, seringkali disebut bahwa 'Slavocracy?' (a word play on
aristocracy i guess??). Di South slave tidak berdaya, sedangkan di North, labor punya bargaining
power terhadap sistem ekonomi yang besar.
'Kalau begitu, civil war America merupakan perang dari 2 kekuatan ekonomi, industri dan
pertanian?'
Ya betul, dan bisa diperinci lagi.