Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA

II

Nama; Khansa Alya

Kelas; 10 MPLB

SMK 6 PENAJAM PASER UTARA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Alllah Swt.Atas segalah rahmat-Nya tidak

lupa saya mengucapkan terima kasih kepada nara sumber.saya berharap semoga

makalah ini bisa menambah pengetahuan saya. Saya memohon maaf apabila makalah

ini kurang lengkap dan tidak sempurna, dengan begini saya mengharapkan keritikan dari

para pembaca makalah saya


PANAJAM,14,Oktober,2023

DAFTAR ISI

BAB 1: Pengertian dan istilah pancasila


A. Pengertian pancasila……………
BAB 2: SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA
A. Tokoh perumusan dasar negara………………….
B. Penetapan dasar negara…………………
BAB 3: Pandangan dasar Negara oleh para pendiri bangsa
A. Perbedaan pandang dasar Negara……
BAB 4: Perubahan sila pertama pada piagam Jakarta
A. Peroses perubahan sila pertama pada piagam
Jakarta……

DAFTAR PUSTAKA…………………
BAB 1: PENGERTIAN DAN ISTILAH PANCASILA
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari bahasa Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima ideologi utama penyusun Pancasila merupakan lima sila Pancasila.


Ideologi utama tersebut tercantum pada alinea keempat dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan
Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama sebagai hari
lahirnya Pancasila.

Menurut Muhammad Yamin: Pancasila berasal dari kata Panca yang artinya
Lima dan Sila yang artinya Sendi, Atas, Dasar atau peraturan tingkah laku
yang baik dan penting. Berarti pancasila merupakan lima dasar yang
mengandung pedoman atau aturan mengenai tingkah laku yang baik dan
penting.

BAB 2 : SEJARAH PERUMUSAN DASAR NEGARA

Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama oleh Badan Penyelidik Usaha-


Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) yang dilaksanakan pada 29 Mei
hingga 1 Juni 1045.

Dalam sidang tersebut, pembahasannya berkaitan dengan dasar negara


Indonesia. Tiga tokoh pun menyampaikan beberapa usulan mengenai falsafah
atau dasar negara Indonesia. Mereka adalah Soepomo, Moh. Yamin, dan
Soekarno.

Merujuk modul Sejarah Perumusan Pancasila Universitas Negeri Yogyakarta


oleh Suranto, penyampaian tersebut didasarkan pada arahan Ketua
BPUPKI Radjiman Wedyodinigrat.
Pada pembukaan sidang, ia mengatakan bahwa mendirikan negara yang
merdeka, membutuhkan suatu dasar Negara

A. merumuskan pancasila
1. Moh. Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia secara tertulis dan
lisan. Usulan tersebut disampaikan pada 29 Mei 1945.

Usulan lisan:

Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat
Usulan tertulis:

Ketuhanan yang Maha Esa


Kebangsaan persatuan Indonesia
Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Soepomo
Pada 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan usulannya. Menurutnya
Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua
golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan
berbagai lapisan rakyat.
usulan dasar negara menurut Soepomo.

Persatuan (Unitarisme)
Kekeluargaan
Keseimbangan lahir dan batin
Musyawarah
Keadilan rakyat

3. Ir. Soekarno
pada 1 Juni 1945, Soekarno memberikan usulan yang berbentuk
Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yakni fundamen, filsafat,
pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya.

Soekarno mengusulkan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma,


kemudian dengan anjuran para ahli bahasa, rumusan dasar negara
dinamakan Pancasila.

Berikut usulan dasar negara dari Ir. Soekarno.

Kebangsaan Indonesia
International atau Perikemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan yang Maha Esa
B. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara
Di dalam naskah Piagam Jakarta, tepatnya pada alinea keempat
tercantum rumusan Pancasila. Berikut rumusan Pancasila dalam naskah
Piagam Jakarta:

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun, beberapa tokoh perwakilan dari Indonesia Timur menyatakan
keberatan dengan sila pertama dalam rumusan tersebut.

Pasalnya, rakyat Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan muslim. Hal
itu menjadi salah satu latar belakang perubahan sila pertama Pancasila
menjadi 'Ketuhanan yang Maha Esa'.

Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945 oleh


PPKI pada sidang pengesahan UUD 1945. Dalam sidang tersebut, PPKI
mengesahkan UUD 1945 yang di mana terdapat rumusan Pancasila
sebagai dasar negara pada alinea keempat pembukaan UUD 1945.

Berikut bunyi Pancasila sebagaimana disahkan dalam konstitusi:


Ketuhanan yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

BAB 3:Pandangan dasar Negara oleh para pendiri


Negara
A. Perbedaan pandangan dasar Negara
Perbedaan pertama adalah mengenai urutan dasar Negara Para
pendiri bangsa menyampaikan masing-masing lima butir rumusan
dasar negara, namun urutannya berbeda-beda.
Misalnya, Moh Yamin menempatkan peri kebangsaan sebagai butir
pertama, sedangkan Soepomo dan Soekarno menempatkan
persatuan dan nasionalisme sebagai butir kedua.
Perbedaan kedua adalah mengenai diksi dan rumusan kalimat.
Para pendiri bangsa menggunakan kata-kata dan kalimat yang
berbeda dalam menyampaikan rumusan dasar negara
mereka.Misalnya, Moh Yamin menggunakan kata "peri" untuk setiap
butirnya, sedangkan Soepomo menggunakan kata "prinsip" dan
Soekarno menggunakan kata "sila" .

Perbedaan ketiga adalah mengenai makna dasar negara.Para pendiri


bangsa memiliki pandangan masing-masing tentang apa yang dimaksud
dengan dasar Negara.Misalnya, Moh Yamin memandang dasar negara
sebagai panduan aturan manusia dalam berprilaku baik, sedangkan
Soepomo memandang dasar negara sebagai syarat bagi berdiri negara
Indonesia yang merdeka, dan Soekarno memandang dasar negara sebagai
jiwa dari seluruh rakyat Indonesia sekaligus menjadi falsafah hidup bangsa

Perbedaan keempat adalah mengenai jumlah rumusan yang diusulkan.Moh


Yamin total mengusulkan 10 rumusan (5 tertulis dan 5 lisan), sedangkan
Soepomo dan Soekarno masing-masing mengusulkan 5 rumusan. Namun,
secara umum ketiganya menyampaikan jumlah poin yang sama.

Perbedaan kelima adalah mengenai cara penyampaian rumusan.Moh


Yamin menyampaikan usulan secara tertulis dan lisan, sedangkan Soepomo
dan Soekarno menyampaikan secara lisan saja

Perbedaan keenam adalah mengenai konsep ketuhanan dalam Piagam


Jakarta.Piagam Jakarta merupakan rumusan dasar negara yang disepakati
oleh BPUPKI pada sidang kedua tahun 1945.Namun, dalam Piagam Jakarta
terdapat kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya" yang lebih fokus pada satu agama saja, yaitu Islam.
Hal ini menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan para pendiri
bangsa.Akhirnya, kalimat tersebut diubah menjadi "Ketuhanan yang Maha
Esa" agar lebih universal dan tidak diskriminatif.

BAB 4 : PERUBAHAN SILA PERTAMA PADA PIAGAM JAKARTA


A. Perubahan Teks Pancasila Sila Pertama
Pada Piagam Jakarta, sila pertama berbunyi, "Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya
Kemudian, PPKI mengubah butir pertama Piagam Jakarta ini diubah
menjadi, "Ketuhanan yang Maha Esa."
Teks Pancasila dalam Piagam Jakarta (dibentuk oleh BPUPKI):
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Teks Pancasila dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 (dibentuk
oleh PPKI):
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Alasan Perubahan Sila Pertama


Alasan perubahan sila pertama Piagam Jakarta sebagaimana
disebutkan di atas adalah demi kepentingan bangsa dan negara yang
memiliki berbagai suku bangsa serta agama. Kalimat perubahan ini
mencerminkan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi toleransi.
Sehingga, perubahan itu turut memperlihatkan komitmen para pendiri
bangsa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6227624/kenapa-butir-pertama-piagam-jakarta-
diganti-ketuhanan-yang-maha-esa-ini-jawabannya.
https:instasi.com/perbedaancarapandangdasarnegra.https.//www.cnmindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai