Anda di halaman 1dari 1

Search

Log In
DASAR PENGUKURAN DAN
Download Free PDF
KETIDAKPASTIAN
Sign Up

more

Job Board
Herayanti Yusuf
About

Press See Full PDF Download PDF

Blog

R EL AT E D PAP E R S
People

Papers
LAPORAN SUHU DAN KALOR
Herayanti Yusuf
Terms
Download Free PDF View PDF
Privacy
Praktikum Fisika Pengukuran Dasar Dan
Copyright
ketidakpastian
Santri Ramadani
We're Hiring!
Download Free PDF View PDF
Help Center
Materi dan RPP kurikulum 2013 Besaran dan
less
Pengukuran
juliana pratiwi

Download Free PDF View PDF

Laporan Pengukuran Dasar dan Ketidakpastian


Wahdini Ramli
setiap pengukuran memerlukan keterampilan dari
penggunaan alat-alat dari praktikan dan dalam pengukuran
tersebut selalu diikuti dengan ketidakpastian beserta
pelaporan pengukuran secara fisika.
Download Free PDF View PDF

Pratikum Osika
Ira April

Download Free PDF View PDF

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIA1


(Autosaved).docx
Irmawati Amir

Download Free PDF View PDF

Osika dasar
Linda Budi Astutik
laporan praktikum
Download Free PDF View PDF

Pengukuran dasar
Yumni Amalina

Download Free PDF View PDF

Laporan Fisika Dasar Pengukuran Dasar pada Benda


Padat
Yusrini Nur Inayatillah

Download Free PDF View PDF

Laporan Praktikum FISIKA Pengukuran


SITI UJRUMIAH
semoga ini bisa bermanfaat
Download Free PDF View PDF

METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Pengukuran merupakan bagian dari keterampilan Proses Sains yang
merupakan pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Dengan melakukan pengukuran , dapat diperoleh besarnya atau nilai
suatu besaran atau bukti kualitatif. Dalam pengukuran ada yang dikatakan
ketepatan dan ketelitian pengukuran. Ketepatan adalah jika suatu besaran diukur
beberapa kali (pengukuran berulang) dan menghasilkan angka-angka yang
menyebar di sekitar harga yang sebenarnya maka pengukuran dikatakan “akurat”.
Pada pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
Sedangkan, ketelitian adalah jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah
tertentu maka pengukuran disebut presisi (harga tiap pengukuran tidak jauh
berbeda).[2]
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran,
dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta tingkat keterampilan pengamat
yang berbeda-beda. Dengan demikian sangan sulit untuk mendapatkan nilai
sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Beberapa panduan bagaimana cara
memperoleh hasil pengukuran seteliti mungkin diperlukan dan bagaimana cara
melaporkan ketidakpastian yang menyertainya.[4]
Kita mengukur setiap besaran fisik dalam satuannnya masing-masing,
menggunakan perbandingan terhadap suatu standar. Satuan adalah nama unik
yang kita tetapkan untuk mengukur besaran tersebut. Misalnya, meter (m) untuk
besaran panjang.[1] Dalam pengukuran terdapat besaran pokok yaitu besaran
yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu yang terdiri dari panjang,
masssa, waktu, suhu, kuat arus listrik, intensitas cahaya dan jumlah zat dan
besaran turunan yaitu besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok
yang terdiri dari luas, volume, massa jenis, kecepatan, percepatan, gaya, usaha,
daya, tekanan dan momentum.[4]

Bentuk ketidakpastian pengukuran terdiri atas ketidakpastian bersistem dan


ketidakpastian acak (rambang). Ketidakpastian bersistem terdiri atas : kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kerusakan komponen alat, gesekan, kesalahan
paralaks. Ketidakpastian rambang (acak) merupakan kesalahan yang bersumber
dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan atau diatasi berupa perubahan yang
berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan dan pengaturan di luar
kemampuan.[2] Ketidakpastian berbeda antara pengukuran tunggal dengan
pengukuran berulang.
a. Ketidakpastian pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang hanya dilakukan satu kali
saja. Keterbatasan skala alat ukur dan keterbatasan kemampuan mengamati
serta banyak sumber kesalahan lain, mengakibatkan hasil pengukuran selalu
dihinggapi ketidakpastian. Nilai X sampai goresan terkhir dapat diketahui
dengan pasti, namun bacaan selebihnya adalah terkaan atau dugaan belaka
sehingga patut diragukan. Inilah yang ketidakpastian yang dimaksud dan
diberi lambang ∆X. Lambang ∆X merupakan ketidakpastian mutlak.
1
∆X = NST Alat
2
Dimana ∆X adalah ketidakpastian pengukuran tunggal. Angka 2 pada
persamaan di atas menunjukkan satu skala (nilai antar dua goresan terdekat)
masih dapat dibagi 2 bagian secara jelas oleh mata. Nilai ∆X merupakan hasil
pengukuran dilaporkan dengan cara yang sudah dibakukan sebagai berikut :
X = |X ± ∆X| satuan
b. Ketidakpastian pengukuran berulang
Pengukuran berulang merupakan pengukuran yang dilakukan lebih
dari satu kali, akan tetapi dapat dibedakan anta pengukuran yang dilakukan
beberapa kali (2 atau 3 kali) dengan pengukuran yang cukup sering (10 kali
atau lebih. Nilai pengukuran rata-rata dapat dilaporkan sebagai {̅} sedangkan
deviasi (penyimpangan) terbesar atau deviasi rata-rata dilaporkan sebagai ∆X.
Deviasi adalah selisih antara tiap hasil pengukuran dari nilai rata-ratanya. [2]

Pelaporan ketidakpastian pengukuran berbeda antara pengukuran tunggal


dengan pengukuran berulang. Pada pengukuran tunggal, ketidakpastiannya diberi
lambang ∆x. Lambang ∆x merupakan ketidakpastian mutlak. Semakin kecil ∆x,
semakin tepat hasil pengukuran. Selain, ketidakpastian mutlak ada pula
ketidakpastian relatif. Makin tinggi ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian
yang dicapai pada pengukuran.[2]
Saat menghitung jawaban dari beberapa hasil pengukuran, yang masing-
masing memiliki ketepatan tertentu, kita harus memberikan hasil jawaban dengan
jumlah angka penting yang benar. Secara umum, angka penting dalam
pengukuran adalah digit yang telah diketahui dan dapat diandalkan (selain angka
nol yang digunakanuntuk menentukan titik desimal) atau perkiraan digit pertama.
Saat mengalikan beberapa besaran, jumlah angka penting dalam jawaban akhir
harus sama dengan jumlah angka penting dalam besaran yang angka pentingnya
paling sedikit.[3]
Selain angka penting ada juga massa jenis (kerapatan) suatu zat. Massa jenis
didefinisikan sebagai massa per satuan volume. Zat yang berbeda juga memiliki
massa jenis yang berbeda karena perbedaan massa dan susunan atom. [3]
Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran fisik,
seperti panjang, waktu, gaya, energi, dan suhu. Jadi, kemampuan untuk
mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukur secara teliti
merupakan suatu syarat dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisik mencakup
perbandingan besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut,
yang telah didefinisikan secara tepat. [4]
Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok.
Sebagai contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu,
misalnya meter per sekon atau mil per jam. Banyak besaran seperti gaya,
momentum, kerja, energi, dan daya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok–
panjang, waktu dan massa. Pemilihan satuan standar untuk besaran-besaran pokok
ini mengahasilkan suatu sistem satuan. Sistem satuan yang digunakan secara
universal dalam masyrakat ilmiah adalah Sistem Internasional (SI). Dalam SI,

standar satuan untuk panjang adalah meter, satuan untuk waktu adalah sekon dan
standar satuan untuk massa adalah kilogram. [1]
Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran panjang :
1. Jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang
dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu
benda. Rahang luar untuk mengukur diameter luar atau sisi luar suatu benda.
Sedangkan penduga digunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada
jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius
pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala,
sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah
0,1 mm atau 0,01 cm.
Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.
2. Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang
memiliki ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur
panjangnya dijepit diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan bagian B
anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer sekrup dalam 0,5 mm
pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak
selalu terdapat skala utama yang berimpit dengan skala putar. Mikrometer
sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis,
seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan
yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala
putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm,
sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm.

3. Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang
berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,
mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar
mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1
cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca
skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks. Mistar digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan
tinggi sesuai dengan batas ukur dari mistar itu sendiri.[4]
Alat ukur yang digunakan pada pengukuran massa :
1. Neraca Ohauss 2610 gram
Pada neraca ini terdapat 3 (tiga) lengan dengan batas ukur yang
berbeda-beda. Pada ujung lengan dapat digandeng 2 buah beban yang
nilainya masing-masing 1000 gram dan 1000 gram. Sehingga kemampuan
atau batas ukur alat ini menjadi 2610 gram. Untuk pengukuran dibawah
610 gram, cukup menggunakan semua lengan neraca dan diatas 610 gram
sampai 2610 gram ditambah dengan beban gantung. Hasil pengukuran
dapat ditentukan dengan menjumlah penunjukan beban gantung dengan
semua penunjukan lengan-lengan neraca.
2. Neraca Ohauss 311 gram
Neraca ini mempunyai 4 lengan dengan nilai skala yang berbeda-
beda, masing-masing lengan mempunya batas ukur dan nilai skala yang
berbada-beda. Untuk mengggunakan neraca ini terlebih dahulu tentukan
nilai skala masing-masing lengan NST dari Neraca Ohauss 311 gram,
diambil dari NST dari empat lengannya. Hasil pengukuran ditentukan
dengan menjumlahkan penunjukan semua lengan neraca yang digunakan.
3. Neraca Ohauss 310 gram
Neraca ini mempunyai 2 lengan dengan nilai skala yang berbeda-
beda dan dilengkapi dengan sebuah Skala Putar (skala utama) dan skala

nonius. NST neraca Ohauss 310 gram dapat ditentukan dengan cara yang
sama dengan jangka sorong. Hasil pengukuran ditentukan dengan
menjumlahkan penunjukan semua lengan neraca ditambahkan dengan nilai
pengukuran dari skala putar dan noniusnya.[2]
Adapun pengukuran suhu dan waktu menggunkan alat ukur :
1. Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
temperatur suatu zat. Ada dua jenis termometer yang umum digunakan
dalam laboratorium, yaitu termometer air raksa dan termometer alkohol.
Keduanya adalah termometer jenis batang gelas dengan batas ukur
0 0
minimum-10 C dan batas ukur maksimum +110 C. NST untuk kedua
jenis termometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya menentukan
NST mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan
membaginya dengan jumlah skala dari nol sampai pada batas ukur yang
diambil tersebut.
2. Stopwatch
Stopwatch merupakan salah satu alat ukur waktu yang paling
sering digunakan di laboratorium. Alat ukur ini dilengkapi dengan tombol
untuk menjalankan, mematikan, dan mengembalikan jarum ke posisi nol.
Terdapat beberapa bentuk stopwatch dengan NST yang berbeda-beda.
Cara menentukan NST stopwatch sama dengan menentukan NST alat ukur
tanpa nonius.[2]

Alat dan Bahan


1. Alat
a. Penggaris/Mistar 1buah
b. Jangka sorong (skala 20) 1buah
c. Mikrometer Sekrup (skala 50) 1buah
d. Stopwatch 1buah
e. Termometer 1buah
f. Neraca Ohauss 2610 gram 1buah

See Full PDF Download PDF

Anda mungkin juga menyukai