Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT PENDIDIKAN

CRITICAL JOURNAL REVIEW


“Landasan Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar”

DOSEN PENGAMPU: Dra. ROSDIANA LUBIS, M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6:

1. MUHAMMAD BAHRUL ILMI ( 5233151001 )


2. NADIA COSTARIKA SIMANJUNTAK ( 5231151005 )
3. MAZAYA AMALIA ( 5231151002 )

Kelas : PTIK_2023-A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA & KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Critical
Journal Review (CJR) ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dra. Rosdiana Lubis, M. Pd. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada seluruh teman yang telah membantu.

Critical Journal Review (CJR) ini memiliki berbagai kesalahan dan kekurangan
sehingga penulis sangat mengharap kritik & saran yang membangun dari pembaca.
Penulis berharap makalah yang telah dibuat dapat memberi pengetahuan dan informasi ke
seluruh pembaca.

Medan, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review.......................................................1

1.2 Tujuan CJR...................................................................................................................1

1.3 Manfaat CJR.................................................................................................................1

1.4 Identitas Journal Utama................................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI JOURNAL..................................................................................2


2.1 Review Jurnal Utama....................................................................................................2

1. Pendahuluan.............................................................................................................2

2. Metode Penelitian....................................................................................................2

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................................................2

BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS...................................................................................5


3.1 Analisis Isi Journal.......................................................................................................5

3.2 Keunggulan Journal Utama..........................................................................................5

3.3 Kelemahan Journal Utama............................................................................................5

BAB IV PENUTUP................................................................................................................6
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................6

4.2 Saran.............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR


Kritik jurnal adalah analisa terhadap suatu jurnal untuk mengamati atau menilai baik
buruknya jurnal secara objektif. Kritik jurnal adalah kegiatan penganalisisan dan
pengevaluasian suatu jurnal dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas
apresiasi, atau menganalisis kelebihan dan kekurangan jurnal dan membantu memperbaiki
kesalahan pada jurnal agar tidak terjadi kekeliruan Kembali sehingga menjadi lebih baik
kedepannya. Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak akan terjadi kemajuan
literasi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Karena dari kegiatan ini kualitas jurnal yang
baik dapat diketahui secara detail dan mendalam. Dalam hal ini pengkritik akan
mengkritik sebuah jurnal yang berhubungan dengan Filsafat Pendidikan yang bertemakan
Implementasi Kurikulum Belajar. Demi terwujudnya pemahaman tentang materi Filsafat
Pendidikan bagi mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang pendidik.
1.2 Tujuan CJR
1. Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
2. Menambah pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan terutama dalam materi Landasan
Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
membandingkan serta memberi kritik pada jurnal
1.3 Manfaat CJR
1. Membantu memahami landasan aliran dari setiap implementasi kurikulum belajar
2 Memahami dengan jelas materi yang terkandung di dalam jurnal
3 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada jurnal
1.4 Identitas Journal Utama
 Judul Artikel : Landasan Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar
 Nama Jurnal : Journal of Education Technology Information Social Sciences and
Health
 Edisi Terbit : Volume 1 No. 1 Oktober 2022
 Halaman : 34 – 40
 Pengarang : Ahmad Muslim
 Penerbit : Universitas Pendidikan Mandalika Mataram
 Kota Terbit : Mataram, Nusa Tenggara Barat
 Nomor ISSN : - E-ISSN: 2964-2507
- P-ISSN: 2964-819X
 Reviewer : - Muhammad Bahrul Ilmi
- Nadia Costarika Simanjuntak
- Mazaya Amalia
 Tanggal Review : 22 September 2023
 Alamat Situs : https://rayyanjurnal.com/index.php/jetish/article/view/35

1
BAB II
RINGKASAN ISI JOURNAL

2.1 REVIEW JURNAL UTAMA

“Landasan Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar”

1. Pendahuluan
Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari
filsafat yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis pendidikan
sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan yang dideduksi
atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum (Metafisika, Epistemologi,
Aksiologi) yang dianjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Hal ini dapat dipahami
sebagaimana disajikan oleh Edward J. Power (1982) dalam karyanya “Philosophy of
Education, Studies in Philosophies, Schooling and Educational Policies”. Landasan
filosofis pendidikan berisi tentang gagasan atau konsep yang bersifat normatif atau
preskriptif.
Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung
pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui
penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level tingkatan pendidikan.
Filsafat idealisme berpendirian bahwa kenyataan itu terdiri dari atau tersusun
sebagaimana gagasan-gagasan (ide-ide). Konsep filsafat menurut idealisme adalah: 1)
Metafisika-idealisme, 2) Humanologi-idealisme, 3) Epistemologi- idealisme, dan 4)
Aksiologi- idealisme.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk menyusun artikel ini adalah study kepustakaan.
Study kepustakaan, yaitu menelaah sumber-sumber, baik itu buku, artikel, referensi-
referensi yang berkaitan dengan landasan filosofis pendidikan idealisme di Indonesia
yang bisa dijadikan acuan dalam melaksanakan program pendidikan. Telaah
penelitian sejenis juga dilakukan agar mendapat simpulan yang valid dan akurat.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Konsep Filsafat Idealisme
1) Metafisika: Hakikat Realitas
Segala hal yang ada di alam semesta itu disebut realitas (reality). Menurut
penganut Idealisme, realitas diturunkan dari suatu substansi fundamental, yaitu
pikiran/spirit/roh. Benda-benda yang bersifat material yang tampak nyata,
sesungguhnya diturunkan dari pikiran/jiwa/roh. Hal ini sebagaimana
dikemukakan Plato, bahwa dunia yang kita lihat, kita sentuh dan kita alami
melalui indera bukanlah dunia yang sesungguhnya, melainkan suatu dunia

2
bayangan (a copy world); dunia yang sesungguhnya adalah dunia idea-idea (the
world of “ideas”). Karena itu Plato disebut sebagai seorang Idealist (S.E. Frost
Jr., 1957).
2) Humanologi: Hakikat Kemanusiaan
Hakikat manusia bersifat spiritual atau kejiwaan. Kita ambil contoh dari teori
Plato tentang tiga bagian jiwa (Plato’s tripartite theory of the soul): Menurut
Plato, setiap manusia memiliki tiga bagian jiwa, yaitu: nous (akal, fikiran) yang
merupakan bagian rasional, thumos (semangat atau keberanian), dan epithumia
(keinginan, kebutuhan atau nafsu). Tugas dan tujuan hidup manusia adalah
hidup sesuai dengan bakatnya serta nilai dan norma moral yang diturunkan oleh
Yang Absolut.
3) Epistemologi: Hakikat Pengetahuan
Proses mengetahui terjadi dalam pikiran, manusia memperoleh pengetahuan
melalui berpikir dan intuisi. Beberapa filsuf Idealisme percaya bahwa
pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat kembali. Plato adalah salah
seorang penganut pandangan ini. Bagi penganut Idealisme Objective seperti
Plato, ide-ide merupakan esensi yang keberadaannya bebas dari pendirian.
Sedangkan bagi penganut Idealisme Subjective seperti George Barkeley, bahwa
manusia hanya dapat mengetahui dengan apa yang ia persepsi berdasarkan
keadaan dari pikiran atau idenya. Adapun setiap rangsangan yang diterima oleh
pikiran hakikatnya diturunkan atau bersumber dari Tuhan, Tuhan adalah Spirit
Yang Tak Terbatas (Callahan and Clark, 1983).
4) Aksiologi: Hakikat Nilai
Para filsuf Idealisme sepakat bahwa nilai-nilai bersifat abadi. Menurut
penganut Idealisme Theistik nilai-nilai abadi berada pada Tuhan. Penganut
Idealisme Pantheistik mengidentikan Tuhan dengan alam. Nilai-nilai adalah
absolut dan tidak berubah (abadi), sebab nilai-nilai merupakan bagian dari
aturan-aturan yang sudah ditentukan alam (Callahan and Clark, 1983). Sebab itu
dapat disimpulkan bahwa manusia diperintah oleh nilai-nilai moral imperatif
dan abadi yang bersumber dari Realitas Yang Absolut.
B. Peran Filsafat Idealisme dan Implementasinya
Implikasi peran filsafat idealisme sebagaimana dapat diuraikan berikut ini:
1) Tujuan Pendidikan, adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri
pribadi (self) siswa. Sekolah hendaknya menekankan aktifitas intelektual,
pertimbangan moral, pertimbangan estetis, realisasi diri, kebebasan, tanggung
jawab, dan pengendalian diri demi mencapai perkembangan pikiran dan diri
pibadi (Callahan and Clark, 1983). Dengan kata lain, pendidikan bertujuan
untuk membantu pengembangan karakter serta mengembangkan bakat manusia
dan kebajikan sosial” (Edward J. Power, 1982).

3
2) Kurikulum Pendidikan, demi mencapai tujuan pendidikan kurikulum
Idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional/praktis.
Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-kemampuan
rasional dan moral, adapun pendidikan vokasional untuk pengebangan
kemampuan suatu kehidupan/pekerjaan. Kurikulumnya diorganisasi menurut
mata pelajaran dan berpusat pada materi pelajaran (subject matter centered).
3) Metode Pendidikan dan Mengajar, menurut idealisme metode yang
digunakan dapat mendorong siswa memperluas cakrawala; mendorong berpikir
reflektif; mendorong pilihan moral pribadi, memberikan keterampilan berpikir
logis; memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah moral
dan sosial; meningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran; dan mendorong
siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia (Callahan and Clark,
1983). Sebagaimana dikemukakan Edward J. Power (1982), para filsuf
Idealisme lebih menyukai metode dialektik.
4) Peran Guru dan Siswa, para filsuf Idealisme mempunyai harapan yang tinggi
dari para guru. Guru harus unggul (excellent) agar menjadi teladan bagi para
siswanya, baik secara moral maupun intelektual. Guru harus juga melatih
berpikir kreatif dalam mengembangkan kesempatan bagi pikiran siswa untuk
menemukan, menganalisis, memadukan, mensintesa, dan menciptakan aplikasi
aplikasi pengetahuan untuk hidup dan berbuat (Callahan and Clark, 1983).
Adapun siswa berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya
(Edward J. Power, 1982).
5) Hubungan Fisafat Idealisme dengan Merdeka Belajar, hubungan filsafat
idealisme dengan merdeka belajar merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Konsep merdeka belajar merupakan bagian dari upaya memenuhi
sistem pendidikan dasar dan menengah yang dipilih berdasarkan strategi khusus
untuk memerdekakan berbagai hal dalam penyelengaraan pendidikan. Filsafat
idealisme sebagai dasar pengetahuan yang sangat penting, sebagai landasan
berfikir serta sebagai dasar mengimplementasikan konsep merdeka belajar.

4
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS

3.1 Analisis Isi Jurnal


Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan reviewer terhadap jurnal ini yaitu
penyusunan jurnal oleh pengarang sudah sesuai dengan kaidah penyusunan
yang lengkap, seperti pendahuluan, metode penelitian yang digunakan yaitu
study kepustakaan, hasil penelitian dan pembahasan yang terbagi menjadi
konsep utama dari topik yang direview serta peran atau pengimplementasian
dari topik materi yang dibahas, kesimpulan dari penelitian, dan yang terakhir
yaitu daftar atau sumber pustaka yang diambil untuk penelitian.
3.2 Keunggulan Journal Utama:
a. Dari segi materi, jurnal ini menjabarkan tentang landasan teori, konsep, dan
peran atau pengimplementasian dari topik materi yang dibahas yaitu
Landasan Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar.
b. Pengarang jurnal berhasil menyusun teks dan materi dalam jurnal ini dengan
sebaik mungkin sehingga terlihat rapi dan tergolong cukup lengkap, sehingga
pembaca dapat memahami isi dari materi yang disampaikan.
c. Jurnal ini juga dapat dijadikan sebagai referensi materi oleh mahasiswa,
khususnya mata kuliah kependidikan yaitu Filsafat Pendidikan.
3.3 Kelemahan Buku Utama:
Jurnal ini banyak menggunakan bahasa ilmiah yang sedikit sulit dimengerti
oleh pembaca.

5
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Implikasi filsafat pendidikan idealisme adalah sebagai berikut: (1) Tujuan:
Tujuan pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi
(self) siswa. (2) Kurikulum: kurikulum pendidikan Idealisme berisikan pendidikan
liberal dan pendidikan vokasional/praktis (3) Metode : Metode mengajar hendaknya
mendorong siswa memperluas cakrawala dan berpikir reflektif untuk masalah-
masalah moral dan sosial. (4) Peran pendidik dan peserta didik adalah guru harus
unggul dalam pengetahuan dan memahami kebutuhan serta kemampuan-kemampuan
para siswa; dan harus mendemonstrasikan keunggulan moral dalam keyakinan dan
tingkah lakunya. Pendidikan menurut aliran filsafat idealisme menekankan pada
pembentukan peserta didik agar mampu melaksanakan tanggung jawab sosial dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat. Untuk mencapainya diperlukan pendidikan yang
ketat dan sistematis dengan dukungan kurikulum yang komprehensif dan kegiatan
belajar yang teratur di bawah arahan tenaga pendidik.

Berdasarkan hasil tinjauan terhadap jurnal ini, dapat disimpulkan bahwa jurnal ini
menyajikan materi yang sesuai dengan pokok materi utama yang dibahas yaitu
Landasan Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Sesuai
dengan judulnya, buku ini menjabarkan tentang landasan teori, konsep, dan peran atau
pengimplementasian pendidikan idealisme. Jurnal ini juga dilengkapi dengan materi
penjabaran yang lengkap dan rinci. Hal inilah yang membuat buku ini layak untuk
dijadikan sumber bacaan atau sumber referensi bagi para mahasiswa.

4.2 SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan demi perbaikan jurnal ini adalah gunakan
bahasa yang lebih mudah untuk dipahami. Hal ini bertujuan agar memudahkan serta
menambah minat membaca para pembaca untuk memahami isi jurnal. Semoga saran
ini dapat membantu dan memberi manfaat bagi pengarang kedepannya.

Penulis (reviewer) juga mengharapkan rekomendasi berupa saran ataupun kritik


yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas saat ini agar dalam
pembuatan tugas yang sama kedepannya jauh lebih baik

6
DAFTAR PUSTAKA

Muslim, Ahmad. “Landasan Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum


Merdeka Belajar”. Journal of Education Technology Information Social
Sciences and Health 01, No. 1 (2022): 34 - 40.

Anda mungkin juga menyukai