Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Perencanaan Pembelajaran Bidang Studi Akuntansi


‘’Analisis Peserta Didik’’

Dosen Pengampu
Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si.

Disusun oleh
Fauziatul Maftuha 210902500004
Sarginawati. L 210902501006
Salmah Marhayu 210902501010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANTANSI/A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya kepada Allah SWT., karena atas berkat Rahmat dan
Hidayahnya- lah kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW. Tak lupa kami ucapkan terimakasih terdapat
beberapa sumber literatur yang telah kami gunakan karena telah memudahkan
dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini berjudul ‘’Analisis Peserta Didik’. Tujuan pembuatan
makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran B.S Akuntansi Ibu Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si. Dalam
pembuatan makalah ini kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari segi penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku penulis masih
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan dan
penulisan makalah ini untuk kedepannya.
Demikian penulisan makalah ini kami buat dengan harapan semoga dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, kami ucapkan mohon maaf apabila
ada kesalahan kata atas makalah ini. Atas saran yang diberikan kami ucapkan
Terima kasih.

Makassar, 25 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL
DAFTAR ISI...........................................................................................................3

DESKRIPSI AWAL...............................................................................................4

A. Deskripsi awal...............................................................................................4

B. Relevansi.......................................................................................................4

C. Indikator........................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

A. Karakteristik umum peserta didik.................................................................5

B. Bakat dan Minat............................................................................................7

C. Motivasi........................................................................................................8

D. Intelegensi...................................................................................................10

E. Gaya Belajar................................................................................................11

1. Memahami Gaya Belajar.........................................................................11

2. Macam-Macam Gaya Belajar..................................................................14

F. Kemampuan Awal.......................................................................................20

PENUTUP.............................................................................................................22

A. Kesimpulan.................................................................................................22

SOAL LATIHAN.................................................................................................23

LAMPIRAN..........................................................................................................25

REFERENSI.........................................................................................................26

3
DESKRIPSI AWAL
A. Deskripsi awal
Pada bab ini dibahas tentang bagaimana karakter peserta didik. Yang
dimana peserta didik ini merupakan suatu makhluk hidup yang selalu tumbuh
dan berkembang. Setiap peserta didik memiliki potensi yang beragam
sehingga dalam hal ini perlu adanya analisis yang lebih mendalam terkait
karakter tersebut. Analisis yang dilakukan ini bisa kita terapkan dengan
mencari tahu lebih awal bagaimana karakter umum peserta didik, bgaimana
bakat dan minatnya, dan bagaimana cara memotivasi peserta didik.

B. Relevansi
Pada bagian ini dibahas tentang Analisis Peserta didik dengan dasar
pemahaman ini akan menjadi landasan bagi mahasiswa untuk memahami
bagaimana memahami karakter dari peserta didik untuk memudahkan dalam
pelaksanaan perancangan pembelajaran

C. Indikator
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang analisis terkait bagaimana dan
apa saja karakter dari setiap peserta didik yang terdapat dalam dirinya.

4
PEMBAHASAN
A. Karakteristik umum peserta didik
Karakteristik peserta didik dapat ditinjau dari berbagai aspek. Misalnya
dapat kita lihat dari sifat dan perilaku yang berbeda-beda dari laki-laki dan
perempuan. Dalam sebuah data observasi terkait mutu pendidikan banyak
anggapan bahwa peserta didik perempuan cenderung lebih aktif belajar dan
jumlah jam belajarnya diluar sekolah lebih besar jika kita bandingkan dengan
peserta didik pria. Hal ini dikarenkan peserta didik laki-laki lebih cenderung
kompetitif dan agresif terhadap terhadap suatu perhitungan sedangkan peserta
didik perempuan cenderung lebih menyukai aktivitas belajar yang lebih
banyak melibatkan diskusi dan berbagai gagasan.

Sehingga karena adanya anggapan terkait perbedaan perempuan dan


laki-laki tersebut, maka Jensen (2011), memberikan deskripsi detail mengenai
perbedaan wanita dan pria dalam pengetahuan dan keterampilan sebagai
berikut:

Tabel 1 Perbedaan Keterampilan Pria dan Wanita

Wanita Pria
 Keterampilan motorik yang baik-  Menargetkan keterampilan
kemampuan menggerakkan jari  Memfungsikan vokabulari
secara cepat bersamaan  Memperluas fokus dan
 Tes menghitung konsentrasi
 Mengingat posisi objek dalam suatu  Penalaran matematis dan
rangkaian kemampuan menyelesaikan
 Mengeja masalah
 Kelancaran menghasilkan kata  Navigasi dengan properti
 Mengingat peristiwa penting geometri ruang
sepanjang rute  Inteligensi verbal
 Penggunaan memori verbal  Pembentukan dan pemeliharaan
 Apresiasi kedalaman dan kecepatan

5
Wanita Pria
pemahaman kebiasaan
 Membaca bahasa tubul/ekspresi  Paling banyak tugas spasial
wajah
Sumber: Perencanaan Pembelajaran, 2020 (Data diolah)

Pengertian lain dari karakteristik umum peserta didik juga dapat


merujuk kepada ciri khusus yang dimilikinya. Dimana ciri khusus tersebut
dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan belajar.
Karakteristik siswa merupakan ciri khusus yang bisa disertai dengan
penyebutan awal mengenai karakteristik pada kemampuan awal. Pada
kemampuan awal peserta didik ini merupakan kegiatan mengidentifikasi
peserta didik dari segi kebutuhan dan karakteristik untuk menetapkan
spesifikasi dan kualitifikasi perubahan perilaku atau tujuan dan materi.

Karakteristik peserta didik didefinisikan sebagai ciri dari kualitas


perorangan peserta didik yang pada umumnya meliputi antara lain
kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata
pelajaran, pengalaman, keterampilan, psikomotorik, kemampuan kerjasama,
serta kemampuan sosial.

Disamping pemahaman karakteristik umum diatas, terdapat juga


karakteristik khusus yang disebut dengan non konvensional yang meliputi
kelompok minoritas (suku), cacat, serta tingkat kedewasaan. Hal ini
berpengaruh pada penggunaan bahasa, penghargaan atau pengakuan,
perlakuan khusus, dan metode strategi dalam proses pengajaran.

Sehingga terkait pembahasan dalam karakteristik pada kemampuan


awal peserta didik yang diutarakan diatas, ada beberapa hal yang perlu
dipahami yaitu mengenai latar belakang akademik yang dapat berupa:

a. Jumlah peserta didik

6
Dalam poin ini guru perlu mengetahui berapa jumlah peserta didik
yang akan diajarnya untuk mengetahui apakah ia akan mengajar pada
kelas yang kecil atau besar. Karena, dalam pemahaman guru terkait hal ini
bisa mempengaruhi dalam pemilihan materi, metode, media, waktu yang
dibutuhkan dan evaluasi pembelajarannya bagaimana agar nantinya dalam
proses pembelajarannya dapat berlangsung dengan baik tanpa kendala.
b. Latar belakang peserta didik
Pemahaman guru terhadap latar belakang peserta didik seperti latar
belakang keluarga, ekonomi, tingkat hobi dan lain seebagainya juga dapat
berpengaruh terhadap proses perumusan perencanaan sistem pembelajaran.
c. Indeks prestasi
Indeks prestasi peserta didik juga menjadi penting untuk diketahui oleh
guru, agar materi yang diberikan sesuai dengan kemampuan peserta didik.
d. Keterampilan membaca
Salah satu kecakapan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam belajar
adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca adalah adalah
menyangkut tentang kemampuan peserta dalam menyimpulkan secara
tepat dan akurat tentang bahan bacaan yang mereka baca.

Dengan demikian setelah mengetahui beberapa aspek ataupun penjabaran


mengenai bagaimana karakteristik umum peserta didik itu, maka Slavin
(2009) pun mendeskripsikan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan
pendidik dalam perencanaan dan implementasi pembelajaran untuk
meningkatkan pemikiran operasi formasi formal, sebagai berikut:

1. Ketika memperkenalkan informasi baru, khususnya informasi yang


melibatkan konsep abstrak dan teori, berikanlah cukup waktu kepada
peserta didik untuk menyerap gagasan tersebut dan menggunakan pola
pemikiran formal. Mulailah dengan contoh yang lebih dikenal, dan
doronglah peserta didik menerapkan penalaran hipotesis deduktif.
2. Peserta didik Yang belum memperoleh pemikiran operasi formal mungkin
akan memerlukan lebihbanyak dukungan untuk merencanakan tugas yang

7
rumit. Pengelompokan anak-anak yang memerlukan dukungan adalah
salah satu cara menangani situasi ini.
3. Doronglah peserta didik menyatakan prinsip dan gagasan dengan kata-kata
mereka sendiri dan mencari makna dibalik gagasan abstrak dan teori.
4. Sertakan berbagai kegiatan yang meningkatkan pemikiran hipotesis
deduktif. Contohnya, mintalah peserta didik menulis makalah yang
memerlukan perdebatan antar argumen yang mendukung dan menentang,
dan memerlukan diskusi tentang bukti yang mendukung kedua sudut
pandang tersebut.

B. Bakat dan Minat


Bakat merupakan kecakapan dasar atau suatu potensi yang merupakan
pembawaan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan pada
bidang tertentu. Setiap individu memiliki bakat hanya berbeda baik dalam
derajat maupun jenisnya. Definisi lain dari bakat yaitu orang yang mampu
mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan
yang unggul. Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun
yang telah nyata meliputi:

1) Kemampuan intelektual umum


2) Kemampuan akademik khusus
3) Kemampuan berfikir kreatif produktif
4) Kemampuan memimpin
5) Kemampuan dalam salah satu seni

Kriteria keterbakatan yang berbeda diperkenalkan Renzuli


(Munandar,2009). Terdapat tiga ciri pokok yang saling berkaitan, yakni (1)
kemampuan umum di atas rata-rata, (2) kreativitas di atas rata-rata, dan (3)
pengikatan diri terhadap terhadap tugas.

Hurlock (1990: 114)

8
Minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang
untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat
sesuatu yang memberikan manfaat, maka dirinya akan memperoleh
kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut.

Minat adalah kecenderungan yang bersifat tetap untuk memerhatikan


aktivitas tertentu. Minat dikaitkan dengan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau suatu aktivitas tanpa diminta atau disuruh orang lain.
Minat berbeda dengan perhatian, perhatian bersifat sementara, sedangkan
minat bersifat tetap atau dalam waktu yang lama.

Minat bukan faktor bawaan sejak lahir, tetapi terbentuk akibat berinteraksi
dengan objek tersebut. Minat dapat dikonstruksi atau dikembangkan pada
setiap peserta didik. Oleh karena itu, perencanaann pembelajaran harus
dirancang secara menarik, untuk bisa membuat peserta didik tertarik dan lebih
fokus untuk mempelajari materi yang di bawakan.

C. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam belajar
pembelajaran. Motivasi penting dalam menentukan seberapa jauh peserta
didik tersebut akan belajar dari suatu kegiatan pembeljaran atau seberapa jauh
peserta didik tersebut memperoleh (menonstruksi) pengetahuan dalam suatu
kegiatan pembelajaran.

Menurut Woolfolk (2009), motivasi biasanya didefinisikan sebagai


suatu keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, da
nmempertahankan perilaku. Sedangkan menurut Morgan, et.al., (1986),
motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.

Pemahaman atau pengetahuan pendidik terhadap motivasi masing-


masing peserta didik akan penting dalam Menyusun rencana yang tepat untuk
keberhasilan pembelajaran. Beberapa aspek penting terkait perencanaan
dimaksud diuraikan sebagai berikut.

9
1. Rancang pembelajaran yang menarik
2. Rancang pembelaaran yang dapat melibatkan semua peserta didik secara
aktif
3. Rancang pembelajaran menggunakan variasi model/ pendekatan/ strategi/
metode.
4. Identifikasi manfaat materi pembelajaran dan tunjukkan kepada peserta
didik
5. Rancang pembelajaran yang dapat melibatkan emosi peserta didik
6. Rancang pengalaman sukses untuk peserta didik dengan kemampuan
relative rendah dan dengan motivasi yang relative rendah
7. Rancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan atau minat anak

Keller (1987) dalam Smaldino, et al. (2011) menjelaskan 4 aspek


mendasar dari motivasi yang bisa dipertimbangkan pendidik dalam merancang
pembelajaran, yakni:

1. Perhatian (attention). Kembangkan pebelajaran yan peserta didik anggap


menarik dan berharga untuk diperhatikan
2. Relevansi (relevance). Pastikan bahwa pembelajaran bermakna dan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan belajar peserta didik
3. Percaya diri (confidence). Rancanglah pembelajaran yang membangun
ekspektasi peserta didik untuk sukses berdasarkan usaha mereka sendiri.
4. Kepuasan (satisfaction). Sertakan ganjaran intrinsic dan ekstrinik yang
peserta didik terima dari pembelajaran.

D. Intelegensi
Intelegensi merupakan sebuah konsep yang belum disepakati
pengertian secara tinggal. Ada ahli yang menyatakan intelegensi sebagai
kemampuan kognisi, ada yang menyatakan sebagai kemampuan meliputi
karakteristik seperti kreativitas dan keterampilan intelegensi.

Intelgensi merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran.


Intelegensi penting dan menentukan proses dan hasil belajar peserta didik.

10
Dalam perencanaan pembelajaran, faktor intelegensi peserta didik perlu
diperhatikan. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan pendidik dalam
perencanaan pembelajaran sehubungan dengan intelgensi yaitu:

1. Bila terdiri atas peserta didik dengan intelegensi tinggi, maka:


a. Rancang materi perluasan dengan pengayaan
b. Rancang materi pembelajaran yang lebih banyak mengakomodasi
berpikir tingkat tinggi
c. Rancang aktivitas [enyelidikan atau eksplorasi
2. Bila kelas lebih didominasi oleh peserta didik dengan intelegensi yang
rendah, maka:
a. Rancang pembelajaran yang lebih menekankan konsep atau
pengetahuan dasar dan bergerak secara bertahap dari yang sederhana
ke komples, dari yang mudah ke yang sukar, dari soal-soal yang
bersifat rutin le pemecah masalah.
b. bahan ajar yang disusun harus memuat langkah-langkah penyelesaian
soal atau pemecahan masalah secara detail, tidak ada langkah yang
melompati.
c. Rancang pembelajaran dengan memberikan pengulangan pada setiap
materi pembelajaran yang dibahas.
d. Perlu disediakan waktu ekstra dalam program semester untuk kegiatan
remedial.
3. Bila kelas terdiri atas campuran peserta didik dengan intelegensi beragam
(tinggi, sedang, dan rendah), maka:
a. Rancangan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi peserta didik
dengan intelegensi rata-rata.
b. Perlu dirancang pula program remedial bagi peserta didik dengan
intelegnsi rendah, karena umumnya kelompok peserta didik ini
memperoleh hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM).

11
c. Rancang penggunaan tutor sebaya dengan memanfaatkan peserta didik
dengan intelegensi tinggi untuk membantu termannya yang memiliki
intelegensi rendah.

E. Gaya Belajar
1. Memahami Gaya Belajar
Gaya belajar bersifat individual dan penyerapan, pengolahan dan
pengolahan informasi yang diterima. Studi gejala Hal yang benar adalah
hal yang benar untuk meningkatkan siswa dan belajar. Untuk
menggunakan formulir Ditandai di satu tangan dan satu kekuatan, daripada
pembicara atau Penonton, tentu saja, dapat menyebabkan banyak
perbedaan dalam penerimaan informasi. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran program, siswa harus mempersiapkan dan dibimbing untuk
mengidentifikasi proses pembelajaran yang cocok dengan dirinya sehingga
Hasil belajar bisa meningkat.

Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki dalam buku mereka,


berjudul "Quantum Learning Make Learning Better and Fun"menjelaskan
bahwa gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja di
tempat kerja, di sekolah dan dalam situasi sosial. Ketika kamu tahu
bagaimana Anda dan orang lain menerima dan memproses informasi,
Anda dapat memfasilitasi pembelajaran dan komunikasi dengan gaya
dirimu sendiri. Sedangkan menurut Kemp dalam bukunya Tutik
Rachmawati dan Daryanto berjudul “Teori Pembelajaran dan Proses
Pembelajaran”. Pengajaran menyatakan bahwa “gaya belajar adalah cara
mengetahui yang berbeda metode pembelajaran yang disukai yang dapat
lebih bermanfaat bagi peserta didik Jenis pembelajaran yang dimaksud
adalah memahami cara dalam pembelajaran, hal ini sangat penting dalam
pembelajaran bagi siswa lebih hemat.

Menurut Hamzah B. Uno dalam bukunya berjudul “New Orientation


dan psikologi belajar "Belajar adalah" kekuatan manusia untuk memahami
dan fokus dalam mengajar, sebenarnya ada tingkatan yang berbeda ada

12
yang cepat dan ada yang lambat. 4 Itu sebabnya mereka biasanya cara lain
untuk memahami sesuatu sebuah pesan atau pelajaran. Beberapa siswa
lebih memilih guru mereka mengajar dengan menulis semuanya di papan
tulis seperti ini mereka dapat membaca dan mencoba memahami, beberapa
siswa yang lain memilih guru mereka untuk mengajar secara lisan dan
mereka mendengarkan perkataan-Nya untuk memahaminya. Untuk
sementara Selain itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok
kecil untuk berdiskusi pertanyaan yang berkaitan dengan pengajaran.
Menurut Nasution dalam bukunya Ragam Pendidikan dalam Proses
Mengajar dan belajar “Belajar adalah proses dinamis yang berlangsung
retensi siswa terhadap rangsangan atau informasi, bagaimana mengingat,
berpikir dan memecahkan masalah Sedangkan Umi Machmudah dan
Abdul Wahab Rosyidi dalam bukunya Pembelajaran Aktif dalam
Pembelajaran Berbicara bahasa Arab: “Penelitian menunjukkan bahwa
siswa sedang belajar menggunakan kurva belajar tertinggi saat pengujian,
akan tercapai nilai lebih tinggi daripada jika mereka membaca sama tidak
sesuai dengan gaya belajarnya".

Menurut Hintzman dalam bukunya karya Alex Sobur berjudul


Psychology Secara umum, belajar adalah proses yang berlangsung dengan
sendirinya Burung karena pengalaman ini dapat terpengaruh praktek
penilaian 7. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan dan terjadi pada
setiap orang yang mengalaminya perilakunya. Levie & Levie yang
menganalisis hasil pencarian dan belajar melalui gambar dan rangsangan
verbal atau visual dan rangsangan verbal menyimpulkan bahwa
rangsangan visual menyebabkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-
tugas seperti mengingat, mengetahui, mengingat dan menggabungkan
fakta dan ide. Baugh dan Achsin berbeda pendapat segera memasukinya.
Penilaian hasil belajar melalui mindfulness penglihatan dan pendengaran
sangat penting, perbedaannya sekitar 90% dari hasilnya Belajar dicapai
melalui indera penglihatan (visual), dan hanya sekitar 5% diterima melalui
indra pendengaran (hearing), dan 5% lainnya melalui indra orang lain

13
(kinestetik). Sementara itu, Dale memprediksi hasil akuisisi tersebut
belajar dari indra penglihatan (mata) sekitar 75%, dari indera pendengaran
(pendengaran) sekitar 13% dan dari indera lainnya (termasuk kinestetik)
sekitar 12%.

Beberapa detail dari gaya belajar di atas dapat disimpulkan pada


masing-masing Manusia yang lahir di muka bumi ini selalu berbeda satu
sama lain. Penampilannya bagus tubuh, perilaku, penampilan, dan
karakteristik lain yang berbeda. Tidak ada manusia yang memiliki
penampilan fisik, tingkah laku dan sifat yang sama Namun, si kembar.
Satu hal yang kita semua perlu tahu adalah itu Setiap orang memiliki cara
untuk mengakses dan memproses informasi. diterima berbeda. Itu sangat
tergantung dan gaya belajar. “Seperti yang dijelaskan Hamzah B. Halo dan
kata-kata pergi ke bidang yang berbeda, kembali berbeda. Beda orang,
beda tipe untuk mempelajari. Pepatah ini cocok untuk menggambarkan
suatu fenomena

Tidak semua orang memiliki gaya belajar yang sama. termasuk kapan
mereka bersekolah di sekolah yang sama atau bahkan duduk di kelas yang
sama Hal yang sama". Gaya belajar yang dibahas dalam penelitian ini
adalah instrumental dan yang digunakan siswa untuk menghubungkan
informasi atau topik berdasarkan proses daya tarik emosional. Untuk
mengetahui pembelajaran apa yang sedang dilakukan dengan memasukkan
informasi ke dalam otak melalui indra mereka yang memiliki Berbagai
jenis pembelajaran

2. Macam-Macam Gaya Belajar


Setiap siswa memiliki karakteristik gaya belajar masing-masing
menurut De Poter dalam bukunya Tutik Rachmawati dan Daryanto yang
disebut Proses Pembelajaran dan Proses Pembelajaran 3 tahun yang lalu
modalitas (tipe) dan tipe pembelajaran yaitu visual, auditori dan kinestetik.
Pembelajar visual belajar dari apa yang mereka lihat. Studi pendengaran
dan metode mendengarkan dan metode kinestetik belajar melalui gerakan

14
dan tangan10. sebenarnya, setiap orang memiliki ketiga gaya belajar
tersebut, tetapi kebanyakan orang hanya menggunakan salah satu dari
ketiga jenis ini.

a. Model Pembelajaran Visual


Siswa dengan ketidakmampuan belajar dapat diidentifikasi
dengan karakteristik penting yaitu dengan menggunakan proses
pembelajaran dan kekuatan persepsi visual. siswa yang memiliki
sistem pembelajaran visual yang mudah mengingat apa yang
dilihatnya, seperti bahasa tubuh guru atau ekspresi wajah, gambar,
buku pelajaran gambar atau video, sehingga mereka dapat memahami
dengan lebih baik posisi atau tempat, bentuk, jumlah dan warna. Ciri-
ciri siswa dengan gaya Pembelajaran visual harus rapi dan teratur,
berbicara dengan cepat, dan fokus padanya. Modis/mencolok, tidak
mudah terdistraksi gelisah, mengingat lebih banyak kata dengan
melihat susunan huruf dan kata, tapi sulit bagi mereka untuk menerima
instruksi bersama.
Penglihatan, terutama pada beberapa orang, sangat sulit diri.
alasannya adalah “di otak ada lebih banyak perangkat yang fungsinya
untuk mengatur informasi visual dari semua orang efek lainnya".
Sedangkan pasal “masalah baru terbagi menjadi tiga yang berbeda,
yaitu yang pertama, melihat jenisnya, yang kedua lihat ke dalam dan
yang ketiga melihat warna.” 12 Ini berarti pupilnya lebih besar
mencerna dengan cepat ketika informasi berbentuk gambar, warna dan
bentuk Keterampilan lain ditangkap melalui persepsi visual dan
disimpan di otak dan pikiran ingat lagi dan lagi.
Menurut De Porter dan Hernacki, manusia itu cantik
Pembelajaran visual dekat dengan karakter seperti memilih saat
mencorat-coret berbicara di telepon, berbicara dengan cepat dan
memilih untuk melihat peta Mendengar penjelasan 13 Pada umumnya

15
mereka yang memiliki gaya visual Masukkan pesan untuk
mendeskripsikan fitur visual dan gambar yang kuat dari mulut ke
mulut.
Ciri-ciri pembelajaran visual adalah sebagai berikut:
1) Bersih dan teratur
Siswa visual lebih memperhatikan penampilan mereka, tetapi
dalam urutan pakaian dan kondisi lingkungan. mereka suka
kemurnian dan keindahan. Mereka biasanya memiliki catatan
pengajaran yang sangat baik. Juga mereka tidak menyukai tempat
itu negatif karena dapat menghambat proses belajar mereka.
2) Kesulitan menerima instruksi verbal
Siswa dengan gaya belajar visual cenderung melupakan sesuatu
meninggal dan sering meminta bantuan orang lain mengulang
instruksi bersama. Kebanyakan orang melihat kurang peka
terhadap umpan balik dan instruksi verbal dan akan mudah lupa
apa yang orang lain katakan sampai mereka menerima instruksi
khusus visual disertai dengan teks, gambar, grafik atau diagram.
3) Hati-hati dengan detail
Siswa berhati-hati dan hati-hati dalam melihat subjek, juga
Perhatikan apa yang siswa lakukan.
4) Ingat apa yang Anda lihat, lebih dari apa yang Anda dengar
Siswa lebih fokus melihat. Buktinya jelas harus ditampilkan
terlebih dahulu agar mudah ditemukan memahaminya. Seorang
anak dengan gaya belajar visual akan meningkat mudah diingat
saat Anda melihat, misalnya saat Anda membaca, saat Anda
melihat presentasi yang dibuat oleh guru, lihat contoh-contoh yang
tersebar di seluruh alam atau ciptaan dari pengamatan, orang juga
bisa melihat Pendidikan disajikan melalui televisi atau video.
5) Secara umum, kebisingan tidak mengganggu Anda
Seseorang dengan gaya belajar visual dapat belajar secara efektif
dengan atau tanpa musik. Kebisingan dan suara di sekitarnya tidak

16
akan dapat mengguncang konsentrasi mereka karena mereka lebih
fokus dan apa yang mereka lihat lebih dari apa yang mereka
dengar. Jika baik pertunjukan ini menunggu, mereka akan menatap
langit-langit, Mata melihat ke kiri dan ke kanan saat otak
memproses data dengan melihat kata atau simbol apa pun. Tentu
saja, semua orang yakin akan melakukan hal yang sama saat
melihat gambar atau simbol, tapi Model visual melakukan ini lebih
sering daripada yang lain
6) Sering-seringlah menjawab pertanyaan dengan singkat ya atau
tidak
Siswa dengan gaya belajar visual memang tidak mudah
menerangkan/menerangkan sesuatu, begitulah yang biasa mereka
lakukan jawab to the point saja. Untuk mengatasi beberapa
masalah yang dijelaskan di atas, ada banyak suatu pendekatan yang
dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran dan
menggunakannya secara teratur memberikan hasil yang maksimal.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan variasi gaya grafis
untuk menyampaikan pesan atau tema. Alat grafis dapat berupa
animasi, tayangan slide, ilustrasi, coretan, kartu grafis, catatan, dan
format kartu grafis yang dapat digunakan. menjelaskan informasi
secara berurutan.
b. Suatu Bentuk Pembelajaran Auditoria
Pembelajaran auditori merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang didasarkan pada hal tersebut dengarkan sehingga
Anda dapat memahami dan menghafal fitur-fitur model Pembelajaran
seperti ini dilakukan dalam pendengaran nyata yang merupakan alat
utamanya memasukkan informasi atau pengetahuan. Itu berarti kita
harus mendengarkan terlebih dahulu dan mampu mengingat serta
memahami informasi tersebut diterima. Siswa dengan tipe belajar ini
adalah semua informasi konsentrasi hanya dapat dicapai dengan
mendengarkan, keduanya sulit bagi mereka masukkan informasi dalam

17
bentuk ucapan langsung, yang ketiga memiliki kemampuan menulis
atau membaca
Siswa dengan gaya belajar reflektif dapat dikenali dari
karakteristiknya yang menggunakan gaya belajar yang lebih dinamis
indera pendengaran adalah telinga. De Porter dan Hernacki dalam
bukunya Tutik Rachmawati dan Daryono disebut Teori dan
Metodologi Pendidikan menjelaskan bahwa "orang belajar bentuk
pendengaran dekat dengan kualitas yang seperti memilih untuk
berbicara dengan diri sendiri, lebih seperti kuliah atau seminar
daripada membaca, dan atau minat berbicara daripada menulis. Kata
yang digunakan sering ditemukan dan percakapannya tidak jauh dari
ungkapan "Saya mendengar apa yang Anda katakan" dan kecepatan
bicara adalah penyerapan informasi. Pada umumnya orang dengan
gaya belajar lisan menggunakan strategi menyimak suara keras dan
ucapan karakteristik.
Ciri-ciri pembelajaran jenis ini adalah:
1) Kebisingan mudah mengganggu
Siswa dengan gaya belajar cenderung lebih sensitif mendengarkan.
ketika siswa belajar di kelas atau di luar Kelas mereka akan
mendapat masalah jika ada kebisingan di sekitarnya. Sebagai suara
non-kelas lainnya, mobil, suara yang membuatnya Suara yang
dapat diterapkan pada pikiran mereka.
2) Bacaan bahagia itu sulit dan dengarkan
Siswa sangat ingin membaca tujuan Ditingkatkan mulai membaca
dengan cara pintas, dan mereka Memikirkan teks seperti tampilan
FLM dan Dan suara suara, nada, efek, dan trek untuk membuat
peralatan Memiliki kehidupan lain. Beginilah cara mereka
memahami cara membaca dengan cepat jika Anda membacanya
keras-keras. Mereka juga suka menggerakkan bibir dan ucapkan
teks di buku saat membaca. Itu penting membuat mereka mengerti
bahwa tidak hanya Baca suratnya.

18
3) Dia memiliki masalah menulis, tapi dia pandai bercerita
Siswa dengan gaya belajar sering mengalami kesulitan dalam
menulis karena menulis tidak baik dan siswa antusias tentang hal
itu memberitahu kelas. 4) Anda suka berbicara di depan umum,
menikmati diskusi kelompok dan menjelaskan sesuatu secara
panjang lebar Siswa memiliki pengalaman belajar dalam
kehidupan sehari-hari mereka tidak nyaman sendirian, dan mereka
kuat mengubah situasi sepi menjadi riuh, riuh dengan bernyanyi,
berbicara keras, mendengarkan musik. Siswa juga senang
mendiskusikan berbagai hal dengan membuka percakapan yang
panjang lebar
4) Musik yang Anda sukai atau yang dimainkan dengan cara berirama
Siswa dengan gaya belajar lisan cenderung menyenangi musik,
suara, irama dan nada. Mereka suka mendengar suara-suara indah,
nada merdu dan suara yang menggetarkan hati seperti. Terkadang
mereka tidak menyukai suaranya suara yang nyaring, seperti suara
sirene, dan suara pertobatan.

Banyak cara untuk mengatasi masalah kesulitan belajar seperti


di atas, yang pertama adalah dengan menggunakan selotip direkam
sebagai alat, alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan
yang dibacakan guru atau dibacakan di depan kelas untuk nanti
dengarkan lagi. Cara kedua adalah melakukannya di jalan melakukan
wawancara atau berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Setelah
kedatangan Yang ketiga adalah mencoba membaca informasi, dan
meringkasnya bentuk lisan dan tulisan untuk mendengarkan dan
memahami, metode yang terakhir adalah dengan menggunakan teman
atau teman untuk melakukan survei lisan guru.

c. Gaya belajar kinestetik


Seperti yang dijelaskan De Porter dan Hernacki dalam buku
mereka Sistem dan Metodologi Pendidikan Rachmawati dan Daryanto

19
mengajar: "dan mereka yang memiliki gaya belajar kinestetik yang
dekat kebiasaan seperti berpikir jernih saat berjalan atau berjalan, lebih
banyak lagi gerakkan tangan Anda saat berbicara dan merasa sulit
untuk duduk diam. Biasanya, orang dengan gaya belajar kinestetik
menerima informasi menempatkan konsep tubuh dalam kata karakter”.
Siswa dengan gaya belajar kinestetik cara membaca dan
mendengarkannya adalah salah satu kegiatan yang paling
membosankan. Berikan instruksi mengingat teks atau kata tersebut
sering cepat terlupakan, karena mereka sering memahami pekerjaan
lebih baik jika mereka mencobanya sendiri secara khusus.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah:
1) Bicara perlahan
Siswa dengan gaya belajar kinestetik komunikatif pelan dan pelan,
tidak seperti siswa yang terlihat berbicara kecepatan bicara cepat
dan fisik dan kecepatan bicara Sekarang. Kebanyakan siswa tidak
menyukai penjelasan yang panjang lebar. Mereka menyukai guru
yang menggunakan kata kunci dan perilaku, dan memberikan saran
ketika mereka membutuhkannya.
2) Selalu aktif secara fisik dan banyak bergerak
Siswa kinestetik normal memiliki banyak perkembangan saraf
menggunakan tanda fisik, menggunakan jari sebagai tanda kapan
membaca, seperti melakukan langsung.
3) Tidak dapat duduk terlalu lama
Siswa dengan gaya belajar kinestetik tidak bisa duduk diam dalam
satu tempat. Karena mereka suka bergerak. Dalam proses
pembelajaran harus menerima gerakan yang baik yang dapat
membantu sistem pelajari mereka.
4) Belajar melalui latihan dan latihan
Siswa dengan gaya belajar kinestetik sangat menikmatinya
tantangan dan menemukan hal-hal baru. Apa yang memotivasi
mereka adalah lingkungan yang kompetitif. Mereka juga suka

20
bersaing dengan diri mereka sendiri sendirian atau dengan orang
lain. 5) Peka terhadap kata-kata dan bahasa tubuh Siswa dengan
tipe pembelajaran kinestetik ini mudah dijemput atau digunakan
untuk belajar.

Cara untuk bergerak atau berjalan.Ketiga jenis pembelajaran tersebut


adalah visual, auditori dan kinestetik sangat penting untuk diketahui oleh guru,
karena hakikat belajar merupakan ekspresi keunikan individu yang sesuai
untuk pengajaran. Koneksi melalui pengajaran di kelas, gaya belajar dapat
digunakan oleh guru merancang strategi pengajaran yang efektif dengan
tujuan membantu siswa belajar untuk mencapai kinerja yang
tinggi.Sederhananya, kita bisa membuat perbedaan bagaimana kita mengajar
dengan gaya belajar siswa, termasuk untuk siswa kinestetik adalah:

a) Gunakan buku teks untuk merangsang minat dan menekankan gagasan


utama.
b) Buat simulasi konseptual untuk diakses siswa.
c) Jika Anda bekerja dengan siswa mana pun, berikan saran serupa duduk di
samping mereka, bukan di depan atau di belakang.
d) Cobalah untuk berbicara dengan setiap siswa secara individu setiap hari,
menyapa siswa hanya ketika mereka pergi atau “ibumu gabung” ketika
Anda meninggalkan kelas.
e) Menunjukan ide pada saat memberikan kesempatan kepada siswa
empelajarinya langkah demi langkah.

F. Kemampuan Awal
Tingkat dua mata pelajaran atau lebih atau kondisi dua atau lebih
keterampilan dapat diklasifikasikan atau tidak diklasifikasikan, maka kondisi
setiap mata pelajaran atau keterampilan tergantung padanya, yang berarti satu
pelajaran. tidak ada keterampilan yang menentukan atau memengaruhi yang
lain. Dan jika kondisinya hirarkis, maka terdapat hubungan yang signifikan
antara faktor-faktor tersebut. Jika suatu mata pelajaran yang diwajibkan belum

21
dipelajari dengan baik, jelas mata pelajaran lain yang berkaitan dengannya
akan sulit untuk dipahami dengan baik.

Kemampuan pertama merupakan aspek penting yang juga akan


menentukan keberhasilan siswa dalam belajarnya. Keterampilan prasyarat
berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa
sebelum terlibat dalam proses pembelajaran. Kompetensi primer dapat
diartikan sebagai kompetensi yang dibutuhkan sebagai syarat untuk
memperoleh keterampilan tertentu. Siswa memegang kualifikasi sebelumnya
dari kursus sebelumnya atau dari kursus independen.

Aspek penting dalam perencanaan pembelajaran yang perlu diperhatikan


sehubungan dengan kemampuan awal peserta didik adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi keterampilan yang diperlukan untuk menjadi kompeten


memperoleh keterampilan dasar dan kurikulum mata pelajaran. Hasil Fitur
ini digunakan untuk merancang proyek penelitian sejak awal pendidikan.
2. Merancang tes awal untuk mengukur kemampuan awal siswa Dari
penilaian ini akan diperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa
pada mata pelajaran wajib yang belum cukup dikembangkan. Hasil
asesmen ini ditindaklanjuti dalam bentuk pertemuan khusus tatap muka
untuk meningkatkan kemampuan persyaratan.
3. Jika banyak persyaratan yang belum diketahui mahasiswa, sebaiknya
dibuat program khusus seperti pendaftaran di awal semester. Selama 1-2
minggu pertama di awal semester digunakan untuk menulis ulang
persyaratan yang belum berhasil diselesaikan. Setelah itu, hanya
pembelajaran menurut program yang diperhatikan dan pembelajaran
menurut struktur proses pembelajaran yang tetap.

22
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap peserta didik
memiliki karakteristik yang berbeda-berbeda, dari gaya belajarnya pun juga
berbeda, oleh karena itu setiap pelaksanaan pendidikan harus bisa memenuhi
semua sifat karakteristik sehingga jika karakteristik dari setiap peserta didik
telah dipahami maka guru pun juga bisa membuat metode pembelajaran yang
lebih efektif.

Adapun hal lain yang dapat disimpulkan yaitu; karakteristik peserta


didik dapat ditinjau dari berbagai aspek. Misalnya dapat kita lihat dari sifat
dan perilaku yang berbeda-beda dari laki-laki dan perempuan. Dalam
karakteristik pada kemampuan awal peserta didik, ada beberapa hal yang perlu
dipahami yaitu mengenai:

a. Jumlah peserta didik


b. Latar belakang peserta didik
c. Indeks prestasi
d. Keterampilan membaca

Bakat merupakan kecakapan dasar atau suatu potensi yang merupakan


pembawaan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan pada
bidang tertentu. Setiap individu memiliki bakat hanya berbeda baik dalam
derajat maupun jenisnya.

Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam belajar


pembelajaran. Motivasi penting dalam menentukan seberapa jauh peserta
didik tersebut akan belajar dari suatu kegiatan pembeljaran atau seberapa jauh
peserta didik tersebut memperoleh (menonstruksi) pengetahuan dalam suatu
kegiatan pembelajaran.

23
SOAL LATIHAN
Studi kasus

Pada SDN Gugus Irawan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen merupakan


sekolah yang semua siswanya memperoleh nilai di atas KKM 70 karena semangat
belajarnya naik tetapi di lain sisi pada sekolah tersebut masih terdapat siswa yang
meskipun semangat disekolahnya rata-rata siswanya semangat belajarnya naik
tetapi ternyata masih ada siswa yang justru nilainya berada dibawah KKN. Maka
pada kasus ini apakah yang membuat siswa tersebut mengalami penurunan
tersebut, uraikan penyebabnya dan uraikan bagaimanakah cara mengatasi masalah
tersebut.

‘’Jawaban’’

Pada kasus diatas bisa kita uraikan bahwa penyebab terjadinya penurunan hasil
belajar siswa tersebut disebabkan karena:

1. Kurangnya minat belajar siswa tersebut


2. Saat pelajaran berlangsung siswa tersebut kurang memperhatikan penjelasan
gurunya
3. Adanya sifat malas yang timbul dari diri peserta didik tersebut
4. Saat proses pembelajaran tersebut peserta didik yang bersangkutan kerap
sekali ribut sendiri

Pada kasus diatas sebenarnya ada juga penyebab yang terdapat pada
lingkungan sosial dari peserta didiknya yaitu karena, Peserta didik tersebut diduga
tidak terlalu dekat dengan ayah dan kakaknya. Karena ayah dan kakaknya sangat
sibuk bekerja ditambah lagi kakak pertamanya sudah memiliki keluarga sendiri.
Sehingga karena hal tersebut yang membuat peserta didik terasa kurang memiliki
motivasi dalam belajar karena pribadinya peserta didik ini tidak pernah diberi
motivasi dorongan untuk giat dalam belajar, orang tua dari peserta didik ini juga
terlihat sangat acuh tak acu dan tidak perduli dengan terhadap hasil belajar yang
dicapai anaknya.

24
Dengan demikian karena adanya penjabaran mengenai penyebab peserta
didik ini tidak mengalami peningkatan karena disebabkan kurangnya memiliki
dorongan motivasi dari orang tuanya tersendiri. Hal ini pun yang membuat peserta
didik ini saat pulang ke rumah hanya pulang tidur, bermain hp, mengerjakan tugas
seadanya jika ada tugas, dan kerap sekali keluar bersama teman-temanya,
alasanya karena itu karena kurangnya motivasi dari peserta didk itu sendiri untuk
melangkah maju. Sedangkan seperti yang kita ketahui sebenarnya motivasi dalam
belajar itu sangat penting dimiliki untuk peningkatan prestasi dan pengetahuan
peserta didik.

Maka dari kasus dan penjabaran diatas apasih dan bagaimana cara agar
memberikan motivasi kepada peserta didik itu. Caranya yaitu selalu memberikan
dorongan dan motivasi seperti sebagai berikut:

1. Sebagai seorang pendidik kita harus selalu memberikan perhatian khusus


kepada anak muridnya, seperti memberikan catatan kecil dibuku peserta didik
tersebut tentang materi yang di anggap sangat sulit dimengertinya
2. Memberikan arahan agar peserta didik tersebut harus mengurangi bermain hp
dan mengurangi keluar rumah jika tidak penting
3. Tidur lebih awal maksimal pukul 22.00 sudah harus tidur, serta harus selalu
fokus dan konsentrasi saat belajar
4. Memberikan arahan kepada peserta didik untuk harus bisa bersikap tegas
terhadap dirinya untuk dapat membuang fikiran kotor yang mempengaruhinya
tidak fokus belajar.

25
LAMPIRAN
Lampiran 1
Deskripsi keterlibatan anggota kelompok:
“Analisis Peserta Didik”

Deskripsi Awal
a. Deskripsi awal
Salmah Marhayu

b. Relevansi (210902501010)
c. Indikator
A. Karakteristik Umum
Peserta Didik
B. Bakat dan Minat
Soal Latihan (Studi
Kasus)

C. Motivasi Sarginawati. L
D. Intelegasi
(210902501006)
Kesimpulan

Fauziatul Maftuha
E. Gaya Belajar
F. Kemampuan Awal (210902500004)

26
REFERENSI
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),

Faturrahman, dkk. (2001). Pengantar pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Hermawan, A. Mengetahui Karakteristik peserta didik untuk memaksimalkan


pembelajaran.
http://agunghermawan.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/15501/20
17/10/MENGETAHUI-KARAKTERISTIK-PESERTA-DIDIK-UNTUK-
MEMAKSIMALKAN-PEMBELAJARAN.pdf

Munawaroh, I. (2021). Karaktter Peserta Didik. Modul pendidikan profesi guru,


https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan
%20Belajar%20-%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P2.pdf

Nasution, Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.


Bumi Aksara, 2009)

Ratumanan, Prof.Dr.T.G & Rosmiati, I. (2020). Perencanaan Pembelajaran.


Depok: PT Raja Grafindo Persada

Taufik, A. (2019). Analisis Karakteristik Peserta Didik. El-Ghiroh, Vol.XVI,


http://agunghermawan.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/15501/20
17/10/MENGETAHUI-KARAKTERISTIK-PESERTA-DIDIK-UNTUK-
MEMAKSIMALKAN-PEMBELAJARAN.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai