Anda di halaman 1dari 9

PERAN PENTING SULTAN HADIWIJAYA DALAM

KEPEMIMPINANNYA DI KESULTANAN PAJANG PADA


ABAD KE-16

M A K A L A H

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pengantar sejarah Indonesia semester satu yang diampu
oleh Prof. Dr. Alamsyah, M. Hum.

Disusun oleh:
Amrizal Adhetiya Zahreza
13030123130064

PROGRAM STUDI S-1 SEJARAH


DEPARTEMEN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Sultan Hadiwijaya, yang bernama asli Mas Karebet, lahir di Pengging pada tahun 1549.
Ia merupakan putra dari Ki Ageng Pengging dan Dewi Mantingan. Ki Ageng Pengging
adalah seorang adipati di Pengging, sedangkan Dewi Mantingan adalah putri dari Ki
Ageng Tingkir, penguasa Tingkir.Mas Karebet memiliki masa kecil yang penuh dengan
tragedi. Ayahnya dibunuh oleh Arya Penangsang, adipati Jipang, pada tahun 1549. Ibunya
juga meninggal dunia tak lama setelah itu. Mas Karebet pun melarikan diri ke Demak dan
mengabdi kepada Sultan Trenggana.Di Demak, Mas Karebet berhasil meraih
kepercayaan Sultan Trenggana. Ia diangkat menjadi lurah wiratamtama, kepala prajurit
Demak. Mas Karebet juga berhasil menikahi Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggana.

Setelah Sultan Trenggana meninggal dunia, terjadi perebutan kekuasaan di Demak. Mas
Karebet berhasil mengalahkan Arya Penangsang dalam Perang Paregreg pada tahun
1568. Dengan demikian, ia berhasil menjadi pewaris tahta Kesultanan Demak. Mas
Karebet memindahkan ibu kota Demak ke Pajang dan mendirikan Kesultanan Pajang. Ia
memerintah Pajang selama 14 tahun, dari tahun 1568 hingga 1582. Selama masa
pemerintahannya, Sultan Hadiwijaya berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Jawa
Tengah dan Jawa Timur.Sultan Hadiwijaya meninggal dunia pada tahun 1582. Ia
dimakamkan di Desa Butuh, Klaten, Jawa Tengah.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa Pendiri Kesultanan Pajang?
2. Bagaimana Upaya Sultan Hadiwijaya Mempersatukan Jawa Tengah?
3. Bagaimana Kisah Sultan Hadiwijaya perang melawan Arya Penangsang?
4. Apa Peran Sultan Hadiwijaya dalam Kesultanan Demak?

C. Tujuan
1. Mengetahui Siapa Pendiri Kesultanan Pajang.
2. Mengetahui Bagaimana Upaya Sultan Hadiwijaya Mempersatukan Jawa Tengah.
3. Mengetahui Bagaimana Kisah Sultan Hadiwijaya perang melawan Arya
Penangsang.
4. Mengetahui Apa Peran Sultan Hadiwijaya dalam Kesultanan Demak.
Pembahasan

A. Siapa Pendiri Kesultanan Pajang

Pendiri Kesultanan Pajang adalah Sultan Hadiwijaya atau dikenal juga dengan nama Jaka
Tingkir. Ia lahir di desa Pengging, lereng Gunung Merapi, pada tahun 1513. Jaka Tingkir
adalah menantu Sultan Trenggono, raja Kesultanan Demak. Ia diangkat sebagai adipati
Pajang pada tahun 1565.

Pada tahun 1568, Jaka Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang, raja Demak yang
tidak sah. Dengan demikian, Jaka Tingkir menjadi pewaris tahta Demak dan
memindahkan pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang. Dengan demikian, Kerajaan
Pajang resmi berdiri pada tahun 1568 M.

Sultan Hadiwijaya memerintah Kesultanan Pajang selama 15 tahun, dari tahun 1568
hingga 1583. Ia berhasil membawa Pajang mencapai puncak kejayaan. Ia juga berhasil
menyatukan sebagian besar wilayah Jawa Tengah di bawah kekuasaan Pajang. Sultan
Hadiwijaya meninggal dunia pada tahun 1583. Ia digantikan oleh putranya, Arya Pangiri.

B. Upaya Sultan Hadiwijaya Mempersatukan Jawa Tengah

Sultan Hadiwijaya memiliki peran yang sangat signifikan dalam mempersatukan Jawa
Tengah di bawah kepemimpinan Kesultanan Pajang. Berikut adalah beberapa upaya
utamanya dalam upaya tersebut:

1. Kampanye Militer:

Salah satu cara utama Sultan Hadiwijaya mempersatukan Jawa Tengah adalah
melalui kampanye militer. Ia memimpin pasukannya dalam berbagai ekspedisi
militer untuk menaklukkan wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh
penguasa-penguasa lokal. Dalam kampanye militer ini, Sultan Hadiwijaya
menggunakan kekuatan militernya untuk mengatasi resistensi dan memaksa
penguasa-penguasa setempat untuk tunduk pada pemerintahannya.

2. Aliansi dan Diplomasi:

Sultan Hadiwijaya juga menggandeng berbagai pemimpin dan panglima perang


lokal untuk membentuk aliansi yang mendukung Kesultanan Pajang. Ia
menggunakan diplomasi untuk mengamankan dukungan mereka dalam upayanya
mempersatukan wilayah Jawa Tengah. Dengan cara ini, ia menghindari konflik
bersenjata yang tidak perlu.

3. Pemberantasan Pemberontakan:

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Sultan Hadiwijaya adalah


pemberontakan dan konflik internal yang muncul saat ia berusaha mempersatukan
wilayah-wilayah tersebut. Ia dengan tegas menindak pemberontakan dan
mengambil langkah-langkah tegas untuk memastikan stabilitas politik dalam
wilayah kekuasaannya.

4. Pengembangan Administrasi:

Sultan Hadiwijaya memperkenalkan sistem administrasi yang efisien dan kuat


dalam wilayah-wilayah yang dikuasainya. Ia menetapkan struktur pemerintahan
yang berfungsi baik untuk mengelola berbagai aspek pemerintahan, termasuk
perpajakan, pertahanan, dan administrasi.

5. Pemeliharaan Budaya Lokal:

Sultan Hadiwijaya juga menghargai budaya lokal di wilayah yang dikuasainya. Ia


tidak hanya mengambil langkah-langkah untuk melestarikan warisan budaya
Majapahit, tetapi juga mendukung tradisi dan kebudayaan lokal dalam wilayah-
wilayah yang dikuasainya. Melalui upaya-upaya ini, Sultan Hadiwijaya berhasil
mempersatukan sebagian besar wilayah Jawa Tengah di bawah bendera
Kesultanan Pajang. Keberhasilannya dalam menciptakan kesatuan politik ini
merupakan kontribusi penting dalam perkembangan selanjutnya Kesultanan
Demak dan kesultanan-kesultanan Islam lainnya di Jawa Tengah.

C. Kisah Sultan Hadiwijaya perang melawan Arya Penangsang

Kisah perang antara Sultan Hadiwijaya dan Arya Penangsang adalah salah satu peristiwa
paling dramatis dalam sejarah Kesultanan Pajang. Perang ini merupakan konflik yang
menguji keberanian, strategi, dan kebijaksanaan Sultan Hadiwijaya dalam
mempertahankan kekuasaannya.

1. Latar Belakang Konflik

Pada awalnya, Arya Penangsang (nama aslinya Ki Juru Martani) adalah seorang
panglima perang yang setia kepada Sultan Hadiwijaya. Bersama-sama, mereka
berjuang untuk mempersatukan wilayah-wilayah di Jawa Tengah di bawah panji
Kesultanan Pajang setelah runtuhnya Majapahit. Namun, perselisihan mulai
muncul ketika Arya Penangsang merasa bahwa ia lebih pantas untuk memimpin
ketimbang Sultan Hadiwijaya. Konflik ini semakin memanas ketika Arya
Penangsang menginginkan wilayah yang lebih luas dan kekuasaan yang lebih
besar.

2. Pergolakan Awal

Arya Penangsang, yang memiliki kekuatan militer yang kuat di wilayah tertentu,
mulai membentuk aliansi dengan beberapa panglima perang lainnya yang juga
tidak puas dengan pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Mereka bersekutu untuk
melawan Sultan dan mengklaim wilayah Pajang sebagai milik mereka sendiri.
Perselisihan ini akhirnya memuncak dalam pemberontakan terbuka.

3. Perang yang Sengit

Perang antara Sultan Hadiwijaya dan Arya Penangsang adalah pertempuran yang
sengit dan berdarah. Kedua belah pihak menggunakan pasukan mereka masing-
masing dalam upaya untuk mengklaim supremasi atas Kesultanan Pajang.
Pertempuran ini tidak hanya melibatkan pasukan bersenjata, tetapi juga
pertempuran taktis dan strategis yang melibatkan diplomasi dan intrik-intrik
politik.

4. Kemenangan Sultan Hadiwijaya

Meskipun pertempuran berlangsung sengit dan terjadi banyak pertumpahan darah,


Sultan Hadiwijaya akhirnya berhasil mengalahkan Arya Penangsang dalam
pertempuran yang menentukan. Kemenangan ini adalah hasil dari keberanian
pasukannya, strategi militer yang bijak, dan dukungan dari sebagian besar
bangsawan dan masyarakat di wilayah Kesultanan Pajang.

5. Akhir Arya Penangsang

Setelah dikalahkan dalam pertempuran, Arya Penangsang ditangkap dan akhirnya


dihukum mati. Hukuman mati ini diberikan sebagai hukuman atas
pemberontakannya dan untuk memastikan bahwa ia tidak akan lagi menjadi
ancaman terhadap kekuasaan Sultan Hadiwijaya.

6. Dampak Konflik

Perang melawan Arya Penangsang adalah momen penting dalam sejarah


Kesultanan Pajang. Kemenangan Sultan Hadiwijaya dalam perang ini membantu
memastikan stabilitas politik dalam wilayahnya dan menghilangkan ancaman
pemberontakan. Peristiwa ini juga mengukuhkan posisi Sultan Hadiwijaya
sebagai pemimpin yang sah dan memperkuat kedudukan Kesultanan Pajang
dalam sejarah Jawa.

D. Peran Sultan Hadiwijaya dalam Kesultanan Demak

Sultan Hadiwijaya memiliki peran yang penting dalam perjalanan menuju Kesultanan
Demak, sebuah kesultanan Islam yang kuat di Jawa yang mendahului Kesultanan
Mataram. Peran Sultan Hadiwijaya dalam Kesultanan Demak dapat dilihat sebagai
berikut:

1. Pengalihan Kekuasaan

Sultan Hadiwijaya, setelah mendirikan Kesultanan Pajang, memutuskan untuk


mengalihkan kekuasaan kepada Pangeran Sabrang Lor (Sunan Prawoto), salah
satu pangeran dari Kesultanan Demak. Hal ini mengarah pada pembentukan
suksesi yang mulus dan membantu mengukuhkan Demak sebagai kekuatan utama
di Jawa Tengah.

2. Dukungan terhadap Kesultanan Demak

Sultan Hadiwijaya secara aktif mendukung Kesultanan Demak dalam kampanye


militer dan upaya perluasan wilayah. Ia dan Kesultanan Pajang menyumbangkan
pasukan dan sumber daya untuk membantu Demak dalam pertempuran melawan
Kerajaan Blambangan dan juga dalam memerangi Portugis yang berusaha
menguasai wilayah-wilayah pesisir.

3. Pemeliharaan Budaya Islam

Sultan Hadiwijaya adalah seorang pemeluk Islam, dan selama masa


pemerintahannya, ia memelihara budaya Islam di wilayahnya. Ini memberikan
fondasi budaya dan agama Islam yang kuat bagi kesultanan-kesultanan berikutnya
di Jawa.

4. Mempersiapkan Jalan Menuju Demak

Melalui langkah-langkahnya, Sultan Hadiwijaya membantu mengamankan posisi


Demak sebagai penerus yang kuat dari Kesultanan Pajang. Ini membuka jalan
bagi Kesultanan Demak untuk berkembang menjadi sebuah kekuatan yang
signifikan di Jawa dan menyatukan lebih banyak wilayah di bawah
pemerintahannya.

5. Warisan Kesultanan Pajang


Sultan Hadiwijaya dan kesultanan yang ia dirikan meninggalkan warisan yang
penting dalam sejarah Jawa, termasuk sebagai pendiri Kesultanan Pajang yang
berperan dalam mempersatukan Jawa Tengah. Warisan ini juga berkontribusi pada
pembentukan struktur pemerintahan dan budaya Islam yang berkembang di masa
mendatang di Jawa Tengah.

Sultan Hadiwijaya berperan dalam peralihan kekuasaan yang halus ke Kesultanan Demak
dan mendukung upaya ekspansi Demak di pulau Jawa. Warisan budaya dan politiknya
masih terasa dalam sejarah Jawa Tengah dan merupakan salah satu poin penting dalam
perjalanan menuju kesatuan politik yang lebih besar di pulau Jawa.
Penutup

Kesimpulan

Kesultanan Pajang adalah salah satu kesultanan penting dalam sejarah Jawa yang
didirikan oleh Sultan Hadiwijaya, yang juga dikenal sebagai Panembahan Senopati.
Makalah ini mengulas peran penting Sultan Hadiwijaya dalam berbagai konteks,
termasuk pendirian Kesultanan Pajang, upayanya untuk mempersatukan Jawa Tengah,
perang melawan Arya Penangsang, dan perannya dalam perjalanan menuju Kesultanan
Demak. Sultan Hadiwijaya adalah pendiri Kesultanan Pajang, yang merupakan
kelanjutan dari runtuhnya Majapahit pada abad ke-16. Ia adalah tokoh kunci dalam
pendirian kesultanan ini setelah mengalahkan Arya Penangsang, yang awalnya adalah
sekutu, namun kemudian memberontak untuk memperoleh kekuasaan lebih besar.

Sultan Hadiwijaya mengambil langkah-langkah penting untuk mempersatukan Jawa


Tengah, termasuk kampanye militer, aliansi, diplomasi, dan pemberantasan
pemberontakan. Ia berhasil menyatukan banyak wilayah di bawah pemerintahannya dan
menciptakan struktur administrasi yang efisien. Kisah perang melawan Arya Penangsang
adalah momen kunci dalam kepemimpinan Sultan Hadiwijaya di Kesultanan Pajang.
Konflik ini muncul karena Arya Penangsang merasa lebih berhak untuk memimpin
daripada Sultan Hadiwijaya. Meskipun pertempuran berlangsung sengit, Sultan
Hadiwijaya akhirnya berhasil mengalahkan Arya Penangsang dan memastikan stabilitas
politik dalam wilayahnya. Selain itu, Sultan Hadiwijaya memiliki peran dalam peralihan
kekuasaan ke Kesultanan Demak. Ia mengalihkan kekuasaannya kepada Pangeran
Sabrang Lor (Sunan Prawoto), yang kemudian menjadi pemimpin Demak. Sultan
Hadiwijaya juga aktif mendukung Demak dalam kampanye militer dan ekspansi
wilayahnya di Jawa Tengah. Dengan demikian, Sultan Hadiwijaya memegang peran
penting dalam pembentukan dan perkembangan Kesultanan Pajang, serta dalam menjaga
stabilitas wilayah Jawa Tengah dan berkontribusi pada pembentukan Kesultanan Demak,
yang merupakan salah satu kesultanan Islam paling kuat di Jawa.
DAFTAR PUSTAKA

Camila, C. S., & Hudaidah, H. (2022). Sejarah Kesultanan Pajang Masa Pemerintahan Sultan Hadiwijaya (1549-
1582). SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, 4(1), 58–65.

muthi’ah, U. (2019). KEBIJAKAN EKONOMI DAN BUDAYA SULTAN HADIWIJAYA DI


KERAJAAN PAJANG (1546-1582 M). FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA.
Nurhamid, A. (2009). Arya Penangsang Gugur: Antara Hak dan Pulung Kraton Demak Bintara.
Dinamika Bahasa Dan Budaya, 3(2), 105–115.
Wahyudi, A. (2010). Joko Tingkir: berjuang demi takhta Pajang. Penerbit Narasi.
Winata, A. (2019). STRATEGI KEPEMIMPINAN SULTAN HADIWIJAYA DI KESULTANAN
PAJANG TAHUN 1549–1582 M. FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA.

Anda mungkin juga menyukai