Anda di halaman 1dari 2

1.

Kekuatan konteks sosio-kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran KHD

NGAOS : Implementasi ngaos tidak hanya memacu ke hal yang lebih sempit, salah satu
contohnya yaitu pembiasaan-pembiasaan di sekolah salah satunya Pembacaan asmaul husna.
menghafal surat-surat, mengerjakan sholat duha, one day one ayat. Dari sini akan timbul
kehalusan budi pekerti yang sejalan dengan pemikiran KHD.
Berasal dari tradisi dari raden arya yang mengumpulkan demang-demang untuk mengaji, jadi
cianjur terkenal dengan kota santri

MAMAOS : tembang cianjuran yang menggunakan alat kecapi suling yang bisa memperhalus
dan mempertebal jiwa cipta karsa, peduli, toleransi.
Hasil cipta raden pancaniti, beliau sering melantunkan kecapi suling dengan para abdi dalem di
pancaniti

MAENPO : Melatih kemandirian, kerjasama, rendah hati itu bisa tumbuh dan berkembang jika

ada tuntunan.

Lahir dan dikenalkan di cikalong oleh raden arya jaya perbata atau haji Ibrahim.

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat di kontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
Memberikan keteladanan kepada siswa salah satunya senyum sapa,salam,santun,
Ing ngarso sing tulodo. Jika hal ini sudah terbentuk maka akan ada rasa aman, nyaman
sehingga pembelajaran pun akan terasa menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pemikiran
KHD bahwa pembelajaran itu harus ada unsur permainan agar pembelajaran lebih
menyenangkan.
Kerja sama, gotong royong, diskusi kelompok, rendah hati dan kemandirian.

Jika nilai-nilai tersebut tumbuh dan berkembang di diri anak maka diharapkan akan menjadi
karakter dimana kita sebagai guru hanya akan memperkuat karakter2 yang ada pada diri
anak. Jika itu sudah menjadi karakter maka akan tercapai tujuan pendidikan yang sesuai
dengan pemikiran KHD yaitu mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya dan menyiapkan anak untuk bisa dengan baik hidup di masyarakat.
Karakter bisa dibentuk oleh proses pendidikan

3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD Yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah anda
sesuai dengan konteks local sosial budaya di daerah yang dapat di terapkan :
Manjur : Mandiri maju dan religious
Laku murid : kodrat alam
Guru hanya sebagai penuntun
Dimana guru itu menuntun dan menumbuh kembangkan sesuai dengan kodratnya masing-
masing.
Setiap anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat masing-masing, kita sebagai guru
hanya dapat menuntun tumbuh kembangnya kodrat anak tersebut.

Penyaji : pa Aris
Moderator : ibu Lela
Notulen : ibu Sri
Penyanggah : pa Yana

Anda mungkin juga menyukai