Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Salam Sejahtera untuk kita semua, puji dan Syukur senantiasa kita

panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan berkah dan karunia-nya

sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk Menyusun makalah dengan

topik Authority and Control.

Kami berharap makalah ini dapat menjadi salah satu referensi

pembelajaran dalam mata kuliah Teori Psikologi Indutri dan Organisasi, dan

semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi setiap pembacanya. Kami

juga memohon kritik dan saran jika terdapat ketidaksempurnaan dalam

penyusunan makalah ini agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami di

penulisan berikutnya.

Makassar, 19 Oktober 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan Masalah.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

A. Konsep dalam Merancang Organisasi.....................................................3

B. Pengaruh Organisasi Informal.................................................................4

BAB III KESIMPULAN...............................................................................17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otoritas adalah kekuasaan untuk membuat orang bertanggung jawab atas

tindakan mereka dan secara langsung mempengaruhi apa yang mereka lakukan

dan bagaimana mereka melakukannya. Hierarki organisasi mulai muncul ketika

para manajern merasa semakin sulit untuk mengkoordinasikan dan memotivasi

karyawan secara efektif. Seriring perkembangan organisasi, jumlah karyawan

bertambah dan jenis tugas menjadi semakin spesifik, diferensiasi meningkat.

Hal tersebut membuat aktivitas karyawawan akan lebih sulit untuk

terkoordinasi. Tujuan dan sasaran pemangku kepentingan hanya dapat dicapai

jika keterampilan dan kemampuan organisasi dikendalikan melalui struktur

organisasi. Kegiatan anggota organisasi akan kacau tanpa struktur yang

menugaskan orang pada peran dan mengatur kegiatan orang dan fungsi. organisasi

harus merancang hierarki kewenangan dan memilih sistem kontrol yang

menciptakan struktur organisasi yang efektif. Bentuk hirarki menentukan

bagaimana pengambilan keputusan dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dalam merancang Organisasi?

2. Apa pengaruh organisasi informal?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dalam merancang Organisasi?

2. Untuk mengetahui pengaruh organisasi informal?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dalam Merancang Struktur Organisasi

Bentuk suatu organisasi terlihat dalam bagan organisasinya, yang

menentukan seberapa efektif sistem pengambilan keputusan dan komunikasi

organisasi bekerja. Keputusan yang diambil manajer mengenai bentuk hierarki,

dan keseimbangan antara pengambilan keputusan terpusat dan terdesentralisasi,

adalah hal yang menentukan tingkat diferensiasi vertikal dalam suatu organisasi

Organisasi melakukan dua hal untuk meningkatkan mengendalikan,

berkoordinasi, dan memotivasi para anggotanya :

1. Organisasi menambah jumlah manajer yang bertugas memantau,

mengevaluasi, dan memberikan apresiasi kepada karyawan.

2. Menambah tingkatan dalam hirarki manajerialnya sehingga wewenang

hirarki menjadi semakin tinggi, seiring berjalannya waktu meningkatnya

jumlah manajer dan tingkat manajemen akan meningkatkan diferensiasi

vertikal dan memberikan kontrol organisasi secara langsung terhadap

anggotanya dan manajer mengendalikan bawahannya.

Pengawasan langung merupakan metode pengendalian yang penting manajer

dapat terus bertanya, menyelidiki dan berkonsultasi dengan bawahan tentang

masalah atau isu baru yang mereka hadapi untuk mendapatkan pemahaman yang

lebih baik sehingga bawahan dapat melakukan tugasnya secara efektif.

pengendalian langsung juga menciptakan peluang untuk pembelajaran tugas dan

pengembangan kompetensi serta mencegah tindakan bebas atau kelalaian

Organisasi yang hierarkinya mempunyai banyak tingkatan yang

berhubungan dengan besar kecilnya organisasi adalah organisasi yang tinggi.


Organisasi yang tinggi memiliki lebih banyak tingkat hierarki dan lebih banyak

manajer yang mengarahkan dan mengendalikan aktivitas karyawan dibandingkan

organisasi datar dengan jumlah karyawan yang sama.

A.Struktur datar B.Struktur tinggi

1 1

Sebuah organisasi yang mempunyai beberapa tingkatan dalam hierarkinya

adalah organisasi datar. Organisasi tinggi memiliki empat tingkatan lebih

banyak dibandingkan organisasi datar, dan menggunakan lebih banyak manajer

untuk mengarahkan dan mengendalikan aktivitas karyawan.

Pada saat sebuah organisasi telah berkembang, kemungkinan akan

memiliki sekitar empat tingkatan dalam hierarkinya: CEO, kepala fungsi atau

departemen, pengawas departemen, dan karyawan.

Sebagian besar organisasi memiliki struktur seperti piramida dan semakin

sedikit manajer di setiap tingkat, dibandingkan dengan struktur yang

membengkak) yang secara proporsional semakin banyak manajer di semua

tingkat yang mengendalikan aktivitas anggota yang jumlahnya banyak.

1. Struktur seperti piramida dengan jumlah yang semakin berkurang manajer

di setiap tingkat

2. Struktur yang membengkak dengan bertambahnya jumlah manajer di

setiap tingkat
Memilih jumlah manajer dan tingkat hierarki yang tepat adalah hal

penting, karena berdampak pada efektivitas organisasi. Secara khusus, pilihan ini

dapat meningkatkan atau mengurangi komunikasi, motivasi, dan profitabilitas.

1. Masalah Komunikasi; memiliki terlalu banyak tingkat hierarki dapat

menghambat komunikasi. Ketika rantai komando memanjang, komunikasi

antara manajer di tingkat atas dan bawah hierarki membutuhkan waktu

lebih lama.

2. Masalah Motivasi; Motivasi dalam organisasi dengan struktur datar

dianggap lebih kuat dibandingkan motivasi dalam organisasi dengan

struktur tinggi.

3. Biaya Birokratis; Semakin besar jumlah manajer dan tingkat hierarki,

maka semakin besar biaya birokrasi. Dalam hal ini, biaya birokrasi adalah

biaya yang terkait dengan menjalankan dan mengoperasikan suatu

organisasi.

4. Masalah Hukum Parkinson pertumbuhan jumlah manajer dan tingkat

hierarki dikendalikan oleh dua prinsip: Seorang pejabat ingin

memperbanyak bawahannya, bukan saingannya,” , “Para pejabat ingin

bekerja untuk satu sama lain.”

Prinsip umum dalam merancang hierarki adalah prinsip rantai komando

minimum. Menurut prinsip rantai komando minimum, sebuah organisasi harus

memilih jumlah minimum tingkat hierarki yang konsisten dengan tujuan dan

lingkungan di mana organisasi tersebut beroperasi.

Rentang kendali, terkait dengan jumlah bawahan yang dikelola langsung

oleh setiap manajer. Jika rentang kendali masing-masing manajer meningkat

seiring bertambahnya jumlah karyawan, maka jumlah manajer atau tingkat

hierarki pun meningkat.


Faktor terpenting yang membatasi rentang kendali manajerial adalah

ketidakmampuan untuk melakukan pengawasan yang memadai terhadap

aktivitas bawahan seiring dengan bertambahnya jumlah bawahan. Secara umum,

kemampuan manajer untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku bawahannya

secara langsung dibatasi oleh dua faktor: kompleksitas dan interrelasi tugas

bawahannya. Ketika tugas-tugas bawahannya kompleks dan tidak serupa, ruang

kontrol manajer harus kecil.

B. Kontrol : Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Hirarki

Ada berbagai cara untuk mengontrol kinerja organisasi yaitu dengan

Perbedaan Horisontal, Desentralisasi, Sentralisasi dan Ikatan informal.

1. Perbedaan Horizontal (Horizontal Differentiation)

Perbedaan horizontal merupakan organisasi yang terbagi menjadi sub-unit

dan mempunyai banyak hierarki yang berbeda, tidak hanya satu. Setiap fungsi

atau divisi mempunyai hierarki tersendiri. Perbedaan horizontal adalah cara utama

organisasi mempertahankan kendali atas karyawan diperusahaanya tanpa

menambah jumlah tingkat hierarki.


Mengambil contoh dari struktur diatas, tingkat hirarki ke tujuh ditempati

oleh Manajer produksi yang langsung melaporkan kepada CEO. Setiap fungsi

produksi memiliki banyak tingkat dan taip tingkat memiliki manager yang

mengontrol bawahannya. Penjualan memiliki tiga tingkat hierarki karena adanya

standarisasi dari atasan langsung atau supervisor misalnya pelaporan dalam

bentuk tertulis. Penelitian dan pengembangan memiliki tiga tingkatan hierarki,

agar dapat beroperasi secara efektif untuk mencapai tujuan. Manufaktur

memiliki tujuh hierarki karena setiap manager disetiap tingkat perlu melakukan

kontrol ketatat kepada bawahannya untuk mengontrol biaya produksi. Penelitian

dan Pengambangan pengontrolan dilakukan oleh ilmuwan dalam tim kecil,

tugasnya adalah memantau dan timnya masig-masing belajar satu sama lain.

Perbedaan horizontal fungsi penelitian dan pengembangan ke dalam tim,

dan bertanggung jawab kepada masing masing tim dan adanya hubungan informal

menjadi sarana penting untuk menghubungkan tim peneliti dan pengembang satu

sama lain dan dengan fungsi lainnya.

2. Sentralisasi (Centralization)
Sentralisasi melakukan disentralisasi wewenang untuk meminimalisir beban
pemantauan manajerial secara langsung. Kewenangan menjadi tanggungjawab
delegasi tidak langsung kepada pimpinan puncak. Desentralisasi tidak
menghilangkan kebutuhan akan banyak tingkat hierarki dalam organisasi yang
besar dan kompleks, memungkinkan struktur yang relatif tinggi angar lebih
fleksibel dan mengurangi jumlah pengawasan langsung yang diperlukan.

3. Standarisasi (Standardization)
Standarisasi mengurangi pengawasan karena aturan tertulis menggantikan
pengawasan langsung. Standarisasi dibuat oleh manager selain aturan kerja yang
rinci juga terdapat norma dan aturan organisasi. Manager dapat melakukan kontrol
kepada karyawan dengan menerapkan standarisasi perilaku karyawan bisa
terpredikasi. Tugas –tugas karyawan menjadi terstandarisasi dan dikendalikan
melalui aturan dan norma, jumlah pengawasan yang diperlukan menjadi semakin
berkurang dan rentang kendali menager dapat ditingkatkan. Misalnya. Bagian
penjualan, manager hanya perlu menerima laporan penjualan tanpa harus
memantau secara langsung proses penjualan. Standarisasi juga memungkinkan
atasan puncak mendelegasikan kepada bawahan karena perusahaan telah memiliki
prosedur yang jelas untuk diikuti.

C. Prinsip-Prinsip dalam Birokrasi


Around 1900 dan Max Weber (1864–1920) merancang herarki hingga
secara efektif mengalokasikan wewenang pengambilan keputusan dan kontrol
terhadap sumber daya. Birokrasi adalah suatu bentuk organisasi dimana orang-
orang dapat mempertanggungjawabkan tindakan sesuai dengan aturan dan standar
operasional prosedur (SOP). The Principles of Bureaucratic Structure, sebagai
berikut :
• Birokrasi didasarkan pada konsep otoritas regional-legal. Kewenangan
rasional-hukum yaitu kewenangan yang memiliki seseorang karena
kedudukannya dalam suatu organisasi. Hierarki harus didasarkan pada
kebutuhan tugas, bukan pada kebutuhan pribadi. Sikap dan keyaknan
masyarakat tidak berperan dalam cara kerja kebijakan birokrasi.
• Peran organisasi dipegang berdasarkan kompetensi teknis, bukan karena status
sosial, kekerabatan, atau keturunan.
• Tanggung jawab tugas dan wewenang pengambilan keputusan suatu peran
serta hubungannya dengan peran lain dalam organisasi harus ditentukan dengan
jelas. Konflik peran terjadi ketika dua orang atau lebih mempunyai pandangan
yang berbeda mengenai apa yang harus dilakukan orang lain dan akkibatnya
menimbulkan konflik terhadap keduanya. Ambiguitas peran adalah
ketidakpastian yang terjadi pada seseorang yang tugas atau wewenangnya tidak
didefenisikan dengan jelas.
• Pengorganisasian peran dalam birokrasi sedemikian rupa sehingga setiap
jabatan yang lebih rendah dalam hierarki dibawah kontrol dan pengawasan dari
pimpinan tertinggi. Oragnisasi harus diatur secara hierarki sehingga orang
dapat mengenali garis koordinasi.
• Aturan, standarisasi operasional prosedur (SOP), dan norma harus digunakan
untuk mengontol perilaku dan hubungan antar peran dalam suatu organisasi.
Aturan dan SOP adalah instruksi tertulis yang menentukan serangkaian
tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Aturan, SOP dan norma dapat
mencegah kesalahpahaman dalam tim.
• Tindakan, keputusan dan peraturan administrasi harus dirumuskan dan
dituangkan dalam bentuk tertulis.

1. The Advantages of Bureaucracy


Birokrasi menjabarkan aturan dasar untuk merancang hierarki organisasi
yang secara efisien mengontrol interaksi antar anggota organisasi. Peran masing-
masing orang dalam organisasi dijabarkan dengan jelas dan dapat dipertanggung
jawabkan. Spesifikasi peran dan penggunaan aturan, SOP dan norma untuk
mengatur bagaimana tugas dilakukan dalam memantau perkejaan bawahan.
Aturan tertulis mengenai penghargaan dan hukuman, seperti aturan promsi dan
pemberhentian dapat mengevaluasi kinerja karyawan. Birokrasi memisahkan
posisi pemangku jabatan dan memeberikan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan mereka dan mewariskan kepada penerusnya.

2. The problems of Bureaucracy


Manajer gagal mengendalikan perkembangan hierarki organisasi dengan
baik. Anggota organisasi menjadi terlalu bergantung pada peraturan dan prosedur
operasional (SOP) untuk mengambil keputusan. Ketergantungan yang berlebihan
membuat meraka tidak responsive terhadap kebutuhan pelanggan dan pemangku
kepentingan lainnya.
3. Management by Objectives (MBO)
Management by Objective merupakan system evaluasi bawahan mengenai
kemampuan mereka untuk mencapai tujuan organisasi atau standar kinerja untuk
memenuhi anggaran operasioal. Steps in Management by Objectives (MBO)
• Tujuan dan sasaran spesifik ditetapkan pada setiap tingkat organisasi.
• Manajer dan bawahan bersama sama menentuka tujuan bawahan. Partisipasi
bawahan untuk menentukan tujuan merupakan salah satu cara untuk
memperkuat komitmen untuk mencapa tujuan dan memenuhi anggaran dan
dapat dicapai secara realistis.
• Manajer dan bawahan secara berkala meninjau kemajuan bawahan dalam
mencapai tujuan. Melakukan rapat bersama untuk evaluasi kinerja.

D. Pengaruh Organisasi Informal

Manajer menciptakan struktur sosial informal yang mempengaruhi

perilaku dengan cara yang mungkin tidak diinginkan. Pentingnya memahami cara

jaringan hubungan pribadi yang berkembang dari waktu ke waktu dalam sebuah

organisasi-organisasi informal-mempengaruhi cara kerja hirarki formal. Dengan

memperkenalkan kembali hirarki otoritas formal pabrik, tim manajemen yang

baru benar-benar mengubah organisasi informal yang selama ini mengatur cara

para pekerja berpikir bahwa mereka harus bertindak (para manajer perlu

mempertimbangkan dampak dari organisasi informal terhadap perilaku individu

dan kelompok ketika mereka membuat perubahan organisasi).

Setiap organisasi memiliki organisasi informal yang mapan yang tidak

muncul dalam bagan formal apa pun, tetapi sangat penting bagi semua karyawan.

Organisasi informal sebenarnya dapat meningkatkan kinerja organisasi. Struktur

hirarkis formal merupakan mekanisme utama pengendalian, namun para manajer

harus menggunakan struktur informal bersama dengan struktur formal untuk

memungkinkan orang mencari solusi bagi masalah mereka.


TI mempermudah para manajer untuk merancang struktur dan sistem

kontrol yang hemat biaya, yang memberikan mereka informasi yang lebih banyak

dan lebih baik tentang aktivitas bawahan, menilai kinerja fungsional, dan

melakukan intervensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan

lebih baik.

Ketika semua karyawan atau fungsi menggunakan platform perangkat

lunak yang sama untuk memberikan informasi terkini tentang aktivitas mereka,

hal ini mengkodifikasikan dan menstandarisasi pengetahuan organisasi dan

memudahkan untuk memantau kemajuan menuju tujuan. TI memberikan

informasi dan pengetahuan yang lebih banyak kepada orang-orang di semua

tingkatan dalam hirarki untuk menjalankan peran mereka secara efektif

Pemberdayaan adalah proses pemberian wewenang kepada karyawan di

semua tingkatan dalam hierarki organisasi untuk membuat keputusan penting dan

bertanggung jawab atas hasilnya. Tim swakelola adalah kelompok kerja yang

terdiri dari orang-orang yang secara bersama-sama bertanggung jawab untuk

memastikan bahwa tim tersebut mencapai tujuannya dan diberdayakan untuk

memimpin diri mereka sendiri.

Keuntungan yang diperoleh organisasi dari pekerja kontingen adalah biaya

yang lebih murah untuk mempekerjakan mereka karena mereka tidak menerima

manfaat tidak langsung dan mereka dapat diberhentikan dengan mudah ketika

layanan mereka tidak lagi dibutuhkan.

Hal ini menentukan bagaimana orang akan termotivasi untuk mengejar

tujuan organisasi. Merancang hirarki seharusnya menjadi salah satu tugas utama

manajemen, tetapi, seperti yang telah kita lihat, ini adalah tugas yang tidak

dilakukan dengan baik oleh banyak organisasi atau tidak dipertimbangkan sama

sekali.
BAB III

PENUTUP

Hirarki otoritas yang dirancang oleh manajemen yang mengalokasikan

orang dan sumber daya ke dalam tugas dan peran organisasi adalah cetak biru

tentang bagaimana segala sesuatu seharusnya terjadi Ketinggian struktur

organisasi merupakan fungsi dari jumlah level dalam hierarki, rentang kendali di

setiap level, dan keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi wewenang.

Meskipun hierarki otoritas muncul untuk menyediakan organisasi dengan kontrol

atas aktivitasnya, namun sering kali jika struktur menjadi terlalu tinggi atau terlalu

berat dengan manajer karena mengawasi terlalu banyak karyawan, sehingga

sebuah organisasi dapat kehilangan kontrol atas orang-orang dan sumber daya.

Prinsip rantai komando minimum, organisasi harus memilih jumlah

minimum tingkat hirarki yang konsisten dengan kontinjensi yang dihadapinya.

Bentuk hirarki dan cara kerjanya juga dipengaruhi oleh pilihan-pilihan yang

menyangkut diferensiasi horizontal, sentralisasi versus desentralisasi, diferensiasi

versus integrasi, standarisasi versus penyesuaian timbal balik, dan pengaruh

organisasi informal.

Manajer perlu mengenali bagaimana organisasi informal mempengaruhi

cara kerja hirarki otoritas formal dan memastikan bahwa keduanya cocok untuk

meningkatkan kinerja organisasi. Untuk menjaga agar organisasi mereka tetap

datar, para manajer semakin banyak memanfaatkan TI dan menciptakan

manajemen mandiri.

Anda mungkin juga menyukai