Anda di halaman 1dari 1

Nama: Auliya Azka

NIM: C0922009

Estetika (keindahan) dapat dikatakan sebagai suatu yang dapat menimbulkan rasa
senang, rasa puas, rasa aman, rasa nyaman, dan rasa bahagia seseorang. Estetika digolongkan
menjadi dua yakni pertama, estetika (keindahan) alami seperti, gunung, laut, pepohonan,
bunga, binatang, pelangi, keindahan gua, air terjun, matahari terbenam dsb, sebagai wujud
keindahan akibat peristiwa dari alam. Kedua, estetika (keindahan) buatan, yaitu estetika yang
di wujudkan oleh manusia dan pada umumnya disebut sebagai benda benda yang memiliki
nilai seni seperti, lukisan, patung, dsb.

Pada perkembangannya estetika tidak hanya mempersoalkan tentang hakekat


keindahan alam dan karya seni saja, namun dapat pula masuk dalam karya teknologi maupun
arsitektur yang tak hanya mempersoalkan tentang masalah fungsi dan kecanggihan belaka,
namun juga sudah memasuki wilayah estetika yang dapat memberikan rasa keindahan secara
visual maupun rasa kenyamanan bagi masyarakat penggunanya. Seperti, warna, tekstur,
simetri, harmoni, faktor sosial, faktor budaya, ekonomi, psikologi dan faktor terkait lainnya.

Selain itu, terdapat pula beberapa bidang desain dan teknologi yang dapat dikaitkan dengan
estetika adalah teknologi digital, teknologi informasi dan desain industri disamping arsitektur.

Estetiks merupakan hal utama dalam suatu kehidupan, dan berkaitan erat dengan
keindahan yang dapat dirasakan oleh seseorang apabila terjalin perpaduan yang harmonis
antara elemen elemen keindahan dalam suatu objek agar secara keseluruhan tetap bersifat
utuh dan selaras atau bermakna relevan, tanpa adanya bagian yang sama sekali tak ada
hubungannya dengan komponen lain agar tercipta keindahan dalam suatu karya.
Keanekaragaman komponen atau elemen yang tak selaras justru dapat mengurangi kesan
estetis, karena jika berlebihan, maka kulitas esteka menjadi berkurang.

Untuk memepertahankan kualitas dan nilai estetika, Nilai estetika dapat diperoleh
dengan membuat bentuk-bentuk pengulangan yang lebih bervariasi dengan melakukan
perubahan perubahan pada ritme (kebiasaan yang berulang) namun secara teratur, agar tidak
monoton tetapi tetap memberikan kesan tentang ketaan dan hukum yang berlaku pula. Jika
perubahan ritme terjadi secara teratur , maka kesatuan maupun keutuhan dalam karya tidak
akan hilang dan tidak mengurangi estetika.

Anda mungkin juga menyukai