KIMIA ANALISIS
TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MUHAMMADIYAH
Tahun 2022
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikum
a. Sebelum melakukan percobaan, mengenai teori, alat, bahan, dan pelaksanaan
percobaan harus dipahami terlebih dahulu.
b. Pengujian lisan atau responsi akan dilakukan oleh dosen pembimbing praktikum setiap
kali percobaan akan dilakukan. Sebelum percobaan, praktikan harus menemui dosen
pembimbing sesuai dengan modul percobaan.
c. Dosen pembimbing praktikum akan memberikan tugas kelompok praktikan pada lembar
penugas dan harus ditandatangani dosen pembimbing praktikum sebelum percobaan.
d. Data yang diperoleh harus ditulis dilembar data.
e. Setelah praktikum lembar penugas dan lembar data diserahkan pada dosen
pembimbing praktikum.
f. Selama di laboratorium, patuhilah aturan-aturan keselamatan di laboratorium, seperti :
1. Diwajibkan mengenakan jas praktikum dan perlengkapan lainnya sesuai arahan.
2. Melaporkan segala hal atau kejadian yang cenderung membahayakan praktikan lain
dan dosen pembimbing.
g. Setelah melaksanakan praktikum, praktikan diwajibkan untuk membersihkan dan
menyimpan prasarana praktikum sesuai tempatnya.
2. Alat
a. Peminjaman dan serta pemakaian alat laboratorium dilaksanakan oleh praktikan,
dengan menggunakan bon peminjaman alat yang dibubuhi tanda tangan dosen
pembimbing praktikum.
b. Dalam bon peminjaman alat harus ditulis spesifikasi/kwalitas alat dengan jelas.
c. Semua alat yang dipinjam menjadi tanggung jawab praktikan dan harus dikembalikan
dalam keadaan bersih dan baik.
3. Laporan
Hasil percobaan harus diserahkan dalam bentuk laporan sesuai dengan format yang
ditentukan.Paling lambat laporan dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum.
4. Lain-lain
Hal-hal lain yang belum diatur dalam praktikum ini akan diatur kemudian.
FORMAT LAPORAN
Analisis kualitatif merupakan analisis identifikasi suatu senyawa atau zat apa yang
terjadi dalam suatu sampel. Analisis kualitatif dikenal dengan suatu cara untuk menentukan
ion kation/anion tertentu dengan menggunakan pereaksi yang selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk suatu jenis
kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi ini akan menimbulkan suatu
perubahan kimia, seperti terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau, dan timbul
gas.
Kation I merupakan kation (golongan asam klorida) yang akan mengendap bila
ditambahkan dengan asam klorida yaitu Pb , Hg+, Ag. Kation II merupakan kation (golongan
asam sulfat) tidak akan bereaksi jika ditambahkan asam klorida, tetapi akan membentuk
endapan jika ditambahkan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer, yaitu As,
Sn, Sb, Cu, Hg2+, Pb, Bi, Cd. Kation golongan III (golongan ammonium sulfida) tidak
bereaksi dengan asam klorida encer ataupun hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Namun kation ini akan mengendap dengan senyawa amoniak dan
ammonium sulfida dalam suasana netral. Kation golongan IV (golongan ammonium
karbonat) tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, dan III yaitu Ba, Sr, Ca. Kation-
kation golongan V merupakan kation-kation umum tidak bereaksi dengan reagen golongan
sebelumnya, yaitu Mg, K, Na, NH4.
B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kation yang ada dalam sampel.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipet volume, pipet
tetes, larutan sampel dan larutan pereaksi.
D. Prosedur Percobaan
E. Data Pengamatan
Analisis kualitatif merupakan analisis identifikasi suatu senyawa atau zat apa yang
terjadi dalam suatu sampel. Analisis kualitatif dikenal dengan suatu cara untuk menentukan
ion kation/anion tertentu dengan menggunakan pereaksi yang selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk suatu jenis
kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi ini akan menimbulkan suatu
perubahan kimia, seperti terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau, dan timbul
gas.
Anion merupak ion yang muatan totalnya negatif yang disebabkan adanya kenaikan
jumlah elektron. Anion digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan Sulfat SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, AsO43-, AsO33-, anion ini dapat mengendap
dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan Halida Cl-, Br-, I, S2-, anion ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam
(HNO3)
3. Golongan Nitrat NO3-, NO2-, CH3COOH, Uji analisis anion berdasarkan pada sifat fisik
seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi anion yang ada dalam sampel.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipet volume, pipet
tetes, larutan sampel, dan larutan pereaksi.
D. Prosedur Percobaan
B. TUJUAN PERCOBAAN
mengetahui layak atau tidaknya alat ukur volume yang akan digunakan di
laboratorium.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Kalibrasi Buret
Timbang erlenmeyer 50 ml yang bersih dan kering. Siapkan buret 25 ml yang
bersih dan kering. Buret diisi dengan aqua destilata yang telah diukur temperaturnya
sampai penuh, kemudian buret ini ditempatkan pada statif dengan posisi tegak
lurus. Alirkan air sampai meniskus buret di angka nol. Tempatkan erlenmeyer 50 ml
yang sudah ditimbang di buret. Sebanyak 10 ml aqua destilata dikeluarkan dari buret
dan tampung dalam erlenmeyer yang sudah diketahui beratnya. Catat hasil
penimbangan. Ulangi langkah tersebut menggunakan buret volume 10, 15, 20, dan
25 ml. Penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing volume.
Tentukan volume rata-rata, standar deviasi, akurasi, dan persen kesalahan.
B. Prinsip Percobaan
Untuk menentukan suatu kadar senyawa dalam sampel ada dua metoda kuantitatif yang
dapat digunakan yaitu metoda gravimetric dan volumetric. Dalam modul ini metoda
kauantitaif yang akan dipelajari adalah volumetric. Metoda ini berhubungan dengan jumlah
volume suatu sampel. Metoda volumetric tersebut adalah dengan cara titrasi. Titrasi adalah
metoda analisis kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk mengukur
konsentrasi senyawa dalam suatu sampel.Titrasi asam basa adalah titrasi dimana reaksi
yang terjadi adalah reaksi asam basa (penetralan). Tujuan dari titrasi ini adalah untuk
menetapkan kadar suatu sampel asam dengan mentitrasinya dengan larutan baku basa atau
sampel basa dengan larutan baku asam. Reaksi asam basa atau netralisasi ini dapat
dikatakan juga reaksi antara pemberi proton dengan penerima proton.
PERCOBAAN 5
GAVIMETRI
Tujuan
Melalui praktikum ini diharapkan mampu menentukan kadar Ag + yang diperoleh dari
penimbangan endapan kering dalam bentuk melarutkan sampel perak klorida (AgCl).
Teori Dasar
METODELOGI PERCOBAAN
a) Bahan
aquades
Asam Klorida 1 M
Perak Nitrat (AgNO3)
b) Alat
PROSEDUR PERCOBAAN
PERCOBAAN 6
IODOMETRI
A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum percobaan dua tentang iodometri, mahasiswa mampu
melakukan titrasi dengan metode iodometri
B. Dasar Teori
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam
jumlah kecil pada reaksi metabolisme dalam sel untuk melangsungkan pertumbuhan normal
serta memelihara kesehatan. Vitamin dibagi ke dalam dua golongan yaitu golongan pertama
bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine.
Golongan ini diantaranya tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam
pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut
dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu
banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu
(hipervitaminosis), yang juga membahayakan.
Vitamin C mudah dioksidasi apabila dilarutkan dalam air dan dipanaskan. Oksidasi pada
vitamin C dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Penentuan vitamin C
dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung
berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi
analatnya. Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang
merupakan reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah amilum,
dengan perubahan dari tak berwarna menjadi biru. Harga vitamin C (asam askorbat) sering
ditentukan kadarnya dengan titrasi ini.
C. Metode Percobaan
a. Alat
Burret Labu takar 250 ml Pipet tetes
Klem Batang pengaduk Mortar
Statif Gelas beaker 100 ml Alu
Corong Erlenmeyer 250 ml
Labu takar 100 ml Pipet gondok 10 ml
b. Bahan
Larutan I2 0.01 M
Larutan Kanji
Sampel Vitamin C (Nutrisari, Vloridina, Vitacimin, Jeruk nipis)
aquades
D. Prosedur Kerja
1. Sampel Nutrisari dan Vitacimin
sampel ditimbang seberat 0.1 gram tablet vitacimin yang sudah digerus
catat sebagai berat mula-mula
encerkan dalam labu ukur 250 ml
ambil 10 ml larutan, kemudian encerkan sampai 30 ml dalam Erlenmeyer
tambahkan 2 tetes larutan kanji
sampel dititrasi menggunakan I2 sampai berubah warna menjadi biru violet
catat volume I2 yang digunakan
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS_TEKKIM
PERCOBAAN 7
TITRASI IODOMETRI PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA
Tujuan Percobaan
Menentukan kandungan tembaga secara tidak langsung dengan menggunakan titrasi
iodometri.
Dasar Teori
Penentuan ion tembaga (II) dalam larutan dapat ditentukan dengan menggunakan
metode titrasi iodometri. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung berdasarkan reaksi
redoks yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi analatnya. Iod merupakan
oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang
cukup kuat dapat dititrasi. Pada titrasi ini, ion Cu2+ pertama-tama direduksi dengan ion iodide
berlebih menurut reaksi :
2 Cu2+(aq) + 4 I-(aq) → 2CuI(s) + I2 (aq)
I2 yang terbentuk memiliki kelarutan yang kecil dalam air, tetapi kelarutannya akan
meningkat jika di dalam larutan terdapat kelebihan iodide sehingga membentuk I 3-. Ion I3- ini
kemudian dititrasi dengan ion tiosulfat menggunakan indikator amilum (kanji) dengan reaksi :
2 S2O32-(aq) + I3-(aq) → 3I-(aq) + S4O62-(aq)
Molekul β-amilose pada larutan kanji akan berinteraksi dengan I 2 sehingga terbentuk
warna biru. Jika seluruh molekul I3- sudah bereaksi dengan ion tiosulfat, warna biru larutan
akan hilang yang menandakan titik akhir titrasi telah tercapai. Titrasi I 2 harus dilakukan
sesegera mungkin karena I2 mudah menguap dan juga mudah bereaksi dengan senyawa-
senyawa organik. Disamping itu ion iodida dapat bereaksi dengan oksigen di udara. Sebelum
digunakan untuk titrasi, larutan tiosulfat dibakukan dengan larutan standar dikromat. Pada
proses titrasi ion dikromat direaksikan dengan iodida berlebih menurut reaksi :
Cr2O72-(aq) + 14 H(aq) + 6I- → 2 Cr3+(aq) + 3I2(aq) + 7H2O(l)
Kelebihan I2 kemudian dititrasi dengan larutan tiosulfat menurut reaksi 2 dengan indikator
amilum.
PERCOBAAN 8
PENENTUAN KADAR Fe DENGAN CARA PERMANGANOMETRI
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar Fe berdasarkan pengukuran volume, melalui reaksi oksidasi reduksi
menggunakan laruran kalium permanganat (KmnO4) sebagai Oksidator.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari
seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe+ , asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa
ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri
seperti:
1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (l) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah
endapan disaring dan dicuci dan dilarutkan dalam H 2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam
oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat
dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci
dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+
dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan
menitrasinya dengan KMnO4.
Permanganometri
KMnO4 H2C2O
METODOLOGI PERCOBAAN
BAHAN PERCOBAAN
1. Kalium Permanganat (KMnO4)
2. Asam Sulfat (H2SO4)
3. Asam Oksalat (H2C2O4)
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS_TEKKIM
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penyiapan Larutan KMnO4
Sebanyak m gram kristal KMnO4 ditimbang dan dimasukkan ke dalam beaker
glass
Ditambahkan ke beaker glass v ml aquadest
Larutan diaduk rata dan dipanaskan hingga mendidih
Setelah mendidih, larutan tersebut didinginkan
2. Standarisasi Larutan KMnO4
Sebanyak m gr H2C2O4.6H2O dilarutkan dengan V ml dengan air
Pipet V ml larutan H2C2O4 0,1 N ke dalam Erlenmeyer dan dicampurkan dengan
V ml H2SO4 6 N
Larutan diaduk rata dan dipanaskan sampai suhu 70o -80oC
Larutan dititrasi dengan KMnO4 sampai didapat warna merah rosa yang diambil
Setelah warna tersebut terbentuk, volume KMnO4 yang terpakai dicatat
Ulangi percobaan diatas sebanyak tiga kali
Hitung konsentrasi KMnO4
3. Penentuan Kadar Fe
Sampel yang mengandung larutan Fe dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer.
Tambahkan 10 ml H2SO4 6 N dan 2 ml H3PO4 85%.
Lakukan titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO 4 hingga didapat larutan
dengan warna merah rosa.
Catat volume KMnO4 yang dipakai.
Ulangi percobaan diatas sebanyak tiga kali.
Hitung kadar Fe dalam sampel.