Hubungan Self Efficacy Dengan Kesiapsiag
Hubungan Self Efficacy Dengan Kesiapsiag
Hasil Penelitian
Tiurmaida Simandalahi
Universitas Andalas
Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang
Sumatera Barat - Indonesia
Email: tiurmaidamandalahi@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
The research objective was to determine the relationship between self-efficacy and flood
preparedness in the people of Dusun Dalam Village, Siulak District, Kerinci Regency. The research
method used was descriptive analytic with cross sectional approach. The research was conducted
in Dusun Dalam Village, Siulak District, Kerinci Regency, for 1 month from August - September
2019, involving all 264 family heads. The sample was 69 people, the sample technique used was
random sampling. The data analysis performed was univariate analysis through frequency
distribution, and bivariate analysis through Chi-Square test with a significance of 95% (α = 0.05)
which were computerized. The univariate results obtained were 59.4% of respondents were not
alert, and 63.8% of respondents had low self-efficacy. The bivariate test found that there was a
significant relationship between self-efficacy and community preparedness to face flood disasters
(p-value 0.026 <0.05). The proposed research recommendation is optimizing education related
to preparedness & strengthening self-efficacy in dealing with disasters, especially floods starting
from the lowest level of the community to the highest level of stakeholders and policy makers by
collaborating with other stakeholders such as the local Regional Disaster Management Agency
(BPBD), periodically holding training and simulation of disaster preparedness, optimizing policies
69
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 1, Mei 2022: 69-77
that have been decided and implementing them in the community in accordance with existing
regulations, strengthening community awareness and willingness to overcome flood problems
through the provision of joint programs such as mutual cooperation, competitions, and others.
70
Hubungan Self-Efficacy Dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Banjir
Pada Masyarakat Desa Dusun Dalam Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci
(Tiurmaida Simandalahi)
masalah yang dipersepsikan kurang terkontrol. kejadian bencana, tidak bertindak tepat guna
Individu cenderung tidak bertindak jika untuk mencegah kehilangan/kerugian atau
menganggap dirinya tidak memiliki kompetensi kerusakan harta benda, tidak mengembangkan
untuk menghadapi bencana (self-efficacy kemampuan untuk mempertahankan diri
rendah), sedangkan individu yang memiliki self- sendiri selama bencana. Data dari 2(dua)
efficacy yang tinggi cenderung lebih siap untuk responden lainnya menyatakan mereka
menghadapi bencana, karena self-efficacy mengetahui bahaya banjir yang sering terjadi di
meningkatkan jumlah rencana yang lingkungan mereka, serta melakukan persiapan
dikembangkan oleh individu dan ketekunan rencana evakuasi jika banjir datang.
mereka dalam menerapkannya (Herdwiyanti A Ketiadaan studi sebelumnya yang serupa
& Sudaryono, 2012). tentang apakah ada hubungan antara self-
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan efficacy masyarakat setempat dengan
dengan studi ini diantaranya rata-rata self- kesiapsiagaan terkhusus dalam menghadapi
efficacy pada responden siswa sekolah bencana banjir di Desa Dusun Dalam Kecamatan
menengah atas Negeri 2 dan 6 Banda Aceh Siulak Kabupaten Kerinci menjadi dasar bagi
adalah 27,89 (±6,42) dan rata-rata penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut
kesiapsiagaan bencana adalah 64,44 (± 16,24) didaerah ini. Tujuan penelitian adalah untuk
dan terdapat hubungan yang bermakna dan mengetahui hubungan antara self-efficacy
sangat kuat antara self-efficacy dengan dengan kesiapsiagaan menghadapi banjir pada
kesiapsiagaan bencana (r 0,756 ; p 0,000) (Syarif masyarakat Desa Dusun Dalam Kecamatan
& Mastura, 2015). Siulak Kabupaten Kerinci.
Hasil penelitian oleh Herdwiyanti dan
Sudaryono (2012) tentang perbedaan METODE
kesiapsiagaan menghadapi bencana ditinjau dari Metode penelitian yang digunakan adalah
tingkat self-efficacy pada anak usia sekolah dasar deskriptif analitik dengan pendekatan cross
di daerah dampak bencana Gunung Kelud sectional. Lokasi penelitian yaitu Desa Dusun
mengatakan bahwa terdapat perbedaan Dalam mulai April – Agustus 2019. Populasi
kesiapsiagaan menghadapi bencana ditinjau dari adalah semua kepala keluarga di Desa Dusun
tingkat self-efficacy pada anak usia sekolah dasar Dalam yang berjumlah 264 kepala keluarga.
di daerah dampak bencana dengan effect size Sampel berjumlah 69 responden yang diambil
yang kecil. Uji Mann- Whitney U Test menggunakan teknik Random Sampling.
menunjukkan perbedaan signifikan pada level Pengumpulan data untuk masing-masing
kesiapsiagaan dari subyek dengan self-efficacy variabel menggunakan lembar kuesioner
rendah (M d= 93, n= 53) dan subyek dengan self- dengan skala guttman. Kuisioner self-efficacy
efficacy tinggi (M d= 1.06, n= 49), U= 761.5, z= - berisi 16 pertanyaan, kuisioner kesiapsiagaan
3.6,p= .000, r= .036. terdiri dari 18 pertanyaan, yang di sadur dari
Studi pendahuluan yang telah dilakukan konsep Badan Nasional Penanggulangan
peneliti tanggal 20 April 2019 dengan Bencana Indonesia tahun 2017. Scoring jawaban
mewawancarai 5 orang masyarakat Desa Dusun kuisioner self-efficacy terdiri dari: jika “ya”
Dalam didapatkan bahwa 3 (tiga) responden diberi 1; dan “tidak” diberi 0 (Sugiyono, 2014).
mengatakan tidak melakukan persiapan apapun Kemudian diklasifikasikan menjadi: tinggi ≥
jika terjadi banjir, seperti merencanakan lokasi 60%; rendah < 60% (Septianingsih, 2010).
pengungsian/evakuasi keluarga, melakukan Skoring penilaian kesiapsiagaan diberi nilai 1
latihan simulasi evakuasi dalam keluarga, tidak jika “tahu”, dan nilai 0 jika “tidak”. Kemudian
menyiapkan kotak pertolongan pertama (kotak dikonversi menjadi: “siaga” jika ≥ median; dan
obat), tidak menyiapkan pakaian, uang tunai, “tidak siaga” jika < median, setelah sebelumnya
maupun kebutuhan khusus/darurat keluarga, dilakukan uji normalitas dengan standar
tidak menyiapkan alamat-alamat/nomor Skewnees menggunakan uji One Sample
telepon yang penting (rumah sakit, Polres, Kolmogorov Smirnov dengan hasil tidak
Kebakaran, PLN), namun 2 (dua) responden berdistribusi normal (p≤0,05) (Notoatmodjo,
lainnya melakukan tindakan kesiapsiagaan 2012).
menghadapi bencana banjir. Dari 5(lima) Pengolahan data secara komputerisasi
responden, didapatkan juga informasi bahwa 3 dengan perangkat lunak SPSS. Analisa data yang
(tiga) responden tidak mampu melindungi diri digunakan adalah univariat dalam bentuk tabel
dan menghindari resiko bahaya, tidak mampu distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan
mengidentifikasi mana yang bahaya, resiko, uji statistik yaitu uji chi-square dengan derajat
kerentanan, dan dampak bencana yang ada kepercayaan 95 % (α = 0,05). Analisis bivariat
dilingkungan sekitar, tidak memiliki informasi, menggunakan uji statistik Chi Square dengan
pengetahuan dan kemampuan untuk merespon
71
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 1, Mei 2022: 69-77
kemaknaan 0,05, dengan hasil hipotesis: Ha adalah petani (43.5%). Dalam kesiapsiagaan
diterima; dan, Ho ditolak. menghadapi bencana banjir, individu dan rumah
tangga harus melakukan antisipasi bencana
HASIL DAN PEMBAHASAN alam baik dari segi pengetahuan dan sikap
Berdasarkan monografi Desa Dusun Dalam terhadap resiko bencana, kebijakan keluarga
tahun 2019, luas wilayah Desa Dusun Dalam untuk kesiapsiagaan, rencana tanggap darurat,
adalah ±2115 Ha terdiri dari 5 RT. Dengan letak sistim peringatan bencana, mobilisasi sumber
geografis Desa Dusun Dalam Kecamatan Siulak daya, dan mitigasi dalam menghadapi banjir
Kabupaten Kerinci yang terletak antara: sebelah (LIPI-UNESCO/ISDR, 2016).
timur berbatasan dengan Sungai Batang Merao, Guna mendukung respons yang aman dan
sebelah barat berbatasan dengan Desa Bandar pemulihan yang cepat, prakarsa kesiapsiagaan
Sedap, sebelah selatan berbatasan Desa Telago bencana secara tradisional berfokus pada
Biru, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa menyiapkan individu dengan mempromosikan
Koto Beringin dengan topografi datar (Dalam perilaku kesiapsiagaan pribadi atau rumah
Desa Dusun, 2019). tangga. Kampanye komunikasi telah
Jumlah penduduk yang terdata di Desa menekankan bahwa setiap rumah tangga harus
Dusun Dalam berdasarkan pendataan yang memiliki perlengkapan persediaan darurat,
dilakukan oleh aparat pemerintah Desa Dusun mengembangkan rencana bencana, dan tetap
Dalam pada tahun 2019 adalah sebanyak 727 mendapat informasi tentang bahaya lokal.
jiwa, dan jumlah kepala keluarga yaitu sebanyak Dengan demikian, banyak literatur tentang
264 kepala keluarga. Sebagian besar mata kesiapsiagaan telah difokuskan pada motivator
pencaharian penduduk Desa Dusun Dalam individu dari perilaku ini, dengan studi yang
adalah tani, pedagang, honorer, PNS, dan lain meneliti bagaimana faktor-faktor kognitif sosial
sebagainya (Dalam Desa Dusun, 2019). yang berbeda mempengaruhi kesiapan pribadi
(Levac, Toal-Sullivan, & O'Sullivan, 2012).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Hasil analisis univariat terkait
Responden kesiapsiagaan yang disajikan pada Tabel 2
menggambarkan bahwa responden tidak siaga
Karakteristik Frekuensi Persentase dalam menghadapi bencana banjir (59.4%).
Responden (f) (%) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Umur Sulistyowati (2014) tentang Kesiapsiagaan
≤ 30 Tahun 26 37.7 Masyarakat Rawan Bencana Banjir Di
> 30 Tahun 43 62.3 Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, bahwa
Jumlah 69 100 kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan
Jenis Kadipiro dikategorikan kurang siap dengan
Kelamin indeks nilai 42,32%, Kelurahan Nusukan
Laki-laki 63 91.3 dikategorikan kurang siap dengan indeks nilai
Perempuan 6 8.7 42%, dan di Kelurahan Banyuanyar dapat
Jumlah 69 100 dikategorikan kurang siap dengan indeks nilai
Pendidikan 44,15%.
SD 10 14.5
SMP 13 18.8 Tabel 2. Analisis Univariat Kesiapsiagaan
SMA 28 40.6 Menghadapi Banjir
PT 18 26.1 No. Kesiapsiagaan Persentase (%)
Jumlah 69 100
1 Tidak Siaga 59.4
Pekerjaan
2 Siaga 40.6
Tani 30 43.5
Jumlah 100
Pedagang 8 12.0
IRT 5 7.2 Tabel 3 menyajikan gambaran
Honorer 21 30.4 ketidaksiagaan masyarakat dalam menghadapi
PNS 5 7.2 banjir. Dari 18 indikator kesiapsiagaan yang
Jumlah 69 100 ditanyakan, didapatkan 12 indikator memiliki
kesiapsiagaan dengan persentase terendah
Berdasarkan karakteristik responden dibawah 50%, seperti hanya 36,2% masyarakat
diketahui bahwa: umur responden terbanyak melakukan persiapan untuk evakuasi termasuk
adalah >30 Tahun (62.3%); jenis kelamin memahami rute evakuasi dan daerah yang lebih
dominan laki-laki (91.3%); tingkat pendidikan tinggi; hanya 40,6% yang tahu bantuan apa yang
mayoritas SMA (40,6%); pekerjaan terbanyak bisa diberikan apabila ada anggota keluarga
72
Hubungan Self-Efficacy Dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Banjir
Pada Masyarakat Desa Dusun Dalam Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci
(Tiurmaida Simandalahi)
terkena banjir; hanya 42% yang tahu cara untuk informasi mengenai peristiwa tersebut.
melindungi rumah dari banjir; dan 42% yang Responden yang tidak memiliki kesiapsiagaan
melakukan persiapan untuk hidup mandiri dalam menghadapi bencana banjir lebih
selama sekurangnya tiga hari seperti disebabkan adanya aktifitas kesibukan dan jenis
mempersiapan tas siaga bencana, penyediaan pekerjaan yang dimiliki masyarakat setempat
makanan dan air minum; 5 indikator memiliki yang mayoritasnya bekerja sebagai petani,
kesiapsiagaan rendah dengan persentase 44,5% sehingga menghabiskan waktu seharian penuh
yaitu nomor 1, 4, 8, 12 dan 14; 1 indikator dan responden tidak memfokuskan diri untuk
memiliki persentase 46,4% yaitu nomor 15; merencanakan persiapan dalam meningkatkan
serta 2 indikator dengan persentase 47,8% yaitu kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir.
nomor 11, 18. Hasil penelitian ini juga Selanjutnya jika dilihat dari variable self-efficacy,
menjelaskan terdapat 6 indikator masyarakat dikatakan bahwa self-efficacy merupakan
memiliki kesiapsiagaan diatas 50% yaitu keyakinan seseorang dalam kemampuannya
indikator nomor 2, 6, 10, 13, 16, dan 17. untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap
Kesiapsiagaan yang dimiliki responden fungsi orang itu sendiri dan kejadian dalam
didasari adanya pengalaman langsung ketika lingkungan (Shohifatul, 2012).
menghadapi bencana dimasa lalu, sehingga
menstimulasi adanya dorongan untuk mencari
Persentase
No. Indikator
(%)
1. Tahu istilah-istilah peringatan yang berhubungan
dengan bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan 44.5
Siaga IV dan langkah-langkah yang harus dilakukan.
2. Tahu tingkat kerentanan tempat tinggal apakah
59.4
berada di zona rawan banjir.
3. Tahu cara untuk melindungi rumah dari banjir. 42.0
4. Tahu saluran dan jalur yang sering dilalui banjir dan
44.5
apa dampaknya untuk rumah.
5. Lakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk
36.2
memahami rute evakuasi dan daerah yang lebih tinggi.
6. Diskusi dengan anggota keluarga mengenai ancaman
banjir dan merencanakan tempat pertemuan apabila 53.6
anggota keluarga terpencar-pencar.
7. Tahu bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada
40.6
anggota keluarga yang terkena banjir.
8. Tahu kebutuhan khusus anggota keluarga dan
44.5
tetangga apabila banjir terjadi.
9. Lakukan persiapan untuk hidup mandiri selama
sekurangnya tiga hari, misalnya persiapan tas siaga 42.0
bencana, penyediaan makanan dan air minum.
10. Tahu bagaimana mematikan air, listrik, dan gas. 60.9
11. Pertimbangkan untuk asuransi banjir. 47.8
12. Terkait harta dan kepemilikan, membuat catatan
harta, mendokumentasikannya dalam foto, dan 44.5
menyimpan dokumen tersebut di tempat yang aman.
13. Simpan berbagai dokumen penting di tempat yang
57.9
aman.
14. Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali
ada upaya penguatan dan peninggian bangunan 44.5
rumah.
15. Awas terhadap alat listrik yang dapat memicu bahaya
46.4
saat bersentuhan dengan air banjir.
16. Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan
55.0
pembuatan dapur umum.
17. Libatkan diri dalam pendistribusian bantuan. 50.7
18. Gunakan air bersih dengan efisien. 47.8
73
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 1, Mei 2022: 69-77
Tabel 4. Analisis Univariat Self-Efficacy yang mempunyai efekasi diri yang rendah. Ada 4
Masyarakat Desa Dusun Dalam faktor yang mempengaruhi self-efficacy yang
Self- Persentase dapat ditumbuhkan yaitu pengalaman
No.
Efficacy (%) menguasai sesuatu (mastery experience),
1 Rendah 63.8 modeling sosial, persuasi sosial, kondisi fisik dan
2 Tinggi 36.2 emosional (Shohifatul, 2012).
Jumlah 100 Self-efficacy telah diidentifikasi memiliki
pengaruh signifikan terhadap perilaku ketika
Berdasarkan tabel 4, didapatkan hasil berhadapan dengan masalah yang dipersepsikan
63.8% responden memiliki self-efficacy rendah. kurang terkontrol. Individu cenderung tidak
Hasil ini diperkuat oleh penelitian Herdwiyanti bertindak jika menganggap dirinya tidak
A & Sudaryono (2013) tentang perbedaan memiliki kompetensi untuk menghadapi
kesiapsiagaan menghadapi bencana ditinjau dari bencana, sedangkan individu yang memiliki self-
tingkat self-efficacy pada anak usia Sekolah efficacy yang baik cenderung lebih siap untuk
Dasar di daerah dampak bencana Gunung Kelud, menghadapi bencana, karena self-efficacy
menujukkan bahwa self efficacy pada responden meningkatkan jumlah rencana yang
adalah 64.5% dengan self-efficacy rendah. dikembangkan oleh individu dan ketekunan
Bandura (2012) menyatakan manusia yang mereka dalam menerapkannya (Herdwiyanti A
yakin bahwa mereka dapat melakukan sesuatu & Sudaryono, 2012). Self-efficacy mempengaruhi
yang mempunyai potensi untuk dapat jumlah dan kualitas dari action plans, dan jumlah
mengubah kejadian dilingkungannya, akan lebih dari usaha serta keuletan yang diberikan dalam
mungkin untuk bertindak dan akan lebih perilaku pengurangan resiko (Paton, 2003).
mungkin menjadi sukses dari pada manusia
74
Hubungan Self-Efficacy Dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Banjir
Pada Masyarakat Desa Dusun Dalam Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci
(Tiurmaida Simandalahi)
Kesiapsiagaan
Jumlah
No Self-Efficacy Tidak Siaga Siaga P-Value
F % F % n %
1 Rendah 31 70.5 13 29.5 44 100
0.026
2 Tinggi 10 40.0 15 60.0 25 100
Total 41 59.4 28 40.6 69 100
75
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 1, Mei 2022: 69-77
Peneliti menyimpulkan, banyak faktor yang lain seperti Badan Penanggulagan Bencana
menyebabkan rendahnya self-efficacy dan tidak Daerah (BPBD) setempat.
siaganya masyarakat dalam menghadapi 2. Optimalisasikan kebijakan dari pemerintah
bencana banjir, seperti: kurangnya kemauan daerah setempat terkait larangan
responden untuk menyiapkan kesiapsiagaan diri pengerukan sungai dan pembuangan
dan keluarga yang dapat dicontoh seperti sampah dan mengimplementasikannya di
menyiapkan kotak P3K, pakaian, dan masyarakat sesuai dengan aturan yang
makanan/air minum. Faktor keterbiasaan dalam ada.
melakukan upaya pencegahan seperti 3. Menguatkan kesadaran dan kemauan
menyimpan dokumen penting di tempat yang masyarakat untuk mengatasi masalah
aman, pengalaman peristiwa sebelumnya, serta banjir melalui program masyarakat seperti
pelatihan atau simulasi kebencanaan tentang gotong royong bersama minimal 1x
banjir yang pernah didapat menjadi penentu sebulan, melakukan simulasi
kesiapsiagaan masyarakat. kesiapsiagaan bencana.
Selain itu, dari segi karakteristik responden 4. Membentuk tim siaga bencana di tiap
berdasarkan usia, jenjang pendidikan, dan jenis kelurahan yang siap turun ke lapangan
pekerjaan juga menjadi penyumbang hasil ketika bencana terjadi.
penelitian ini. Namun masyarakat juga 5. Pemerintah daerah setempat bekerjasama
mengharapkan adanya peran, dan bantuan dengan Badan Penanggulagan Bencana
pemerintah setempat untuk membangun Daerah (BPBD), dan Dinas Kesehatan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi Kabupaten Kerinci mengadakan pelatihan
banjir, sebagai contoh membentuk tim tanggap dan simulasi kesiapsiagaan bencana banjir.
bencana masyarakat di tingkat RW maupun
kelurahan, membekali masyarakat dengan UCAPAN TERIMAKASIH
pelatihan kesiapsiagaan dan tanggap bencana, Terimakasih kepada Bapak Kepala Desa
memperantarai masyarakat setempat dengan Dusun Dalam Kecamatan Siulak beserta staf
tim tanggap nasional (Badan Penanggulangan yang telah memberi izin dalam penelitian ini,
Bencana Daerah (BPBD)/ Badan Nasional serta masyarakat Desa Dusun Dalam yang telah
Penanggulangan Bencana (BPBD/ BNPB) dan bersedia dan berkontribusi dalam pengisian
daerah dalam projek kebencanaan. kuisioner penelitian ini, dan tidak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
KESIMPULAN telah terlibat dalam penulisan ilmiah ini hingga
Lebih dari separuh masyarakat tidak siaga selesai pada waktunya.
dan memiliki self-efficacy rendah dalam
menghadapi banjir. Ditemukan adanya DAFTAR PUSTAKA
hubungan yang signifikan antara self-efficacy Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang:
dengan kesiapsiagaan menghadapi banjir di Universitas Muhammyadiah Malang Press.
Desa Dusun Dalam Kecamatan Siulak
Kabupaten Kerinci. Beberapa faktor yang Ansthobar, D., & Miellen, C. 2013. Disaster Nursing
Management. Delhi: Delhi.
menyebabkan kurangnya kesiapsiagaan dan
rendahnya self-efficacy seperti kurangnya Bandura. 2012. Self-Efficacy The Exercices of Control.
kemauan masyarakat untuk menyiapkan New York: W.H Freeman and company.
tindakan kesiapsiagaan seperti menyiapkan
kotak P3K, pakaian, makanan/air minum, dan BNPB. 2019. Data Kejadian Bencana. (Badan Nasional
tidak pernah mendapat latihan atau simulasi Penanggulangan Bencana) Diambil kembali dari Data
kebencanaan tentang banjir. & Informasi Bencana Indonesia. Retrieved from
https://dibi.bnpb.go.id/
REKOMENDASI
Dalam Desa Dusun. 2019. Buku Iduk Penduduk.
Beberapa alternatif yang disarankan untuk
Kecamatan Siulak.
meningkatkan kesiapsiagaan dan self-efficacy
masyarakat dalam menghadapi banjir, yaitu: Herdwiyanti A, F., & Sudaryono. 2012. Perbedaan
1. Optimalisasi edukasi terkait Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Ditinjau Dari
kesiapasiagaan & penguatan self-efficacy Tingkat Self-Efficacy Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di
dalam menghadapi bencana terkhusus Daerah Dampak Becana Gunung Kelud. Jurnal
Banjir mulai dari level terendah dari Psikologi Kepribadian dan Sosial, 1(3), 136-141.
masyarakat sampai level tertinggi
pemangku dan pengambil kebijakan Levac, J., Toal-Sullivan, D., & O'Sullivan, T. L. 2012.
Household Emergency Preparedness: a Literature
dengan berkolaborasi dengan stakeholder Review. Journal of Community Health, 37(3), 725-733.
76
Hubungan Self-Efficacy Dengan Kesiapsiagaan Menghadapi Banjir
Pada Masyarakat Desa Dusun Dalam Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci
(Tiurmaida Simandalahi)
77