Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SEMIOTIKA

DALAM PUISI
“KEPADA HAWA”
KARYA AAN MANSYUR
180110200078 - Imannisa Farah Adiza
DAFTAR ISI

TOPIK

Semiotika

Puisi “Kepada Hawa” karya Aan Mansyur

Semiotika dalam puisi “Kepada Hawa”


SEMIOTIKA
Secara etimologis, kata “semiotik” ini berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“simeon” yang berarti tanda. Sementara itu, kata “semiotika” juga dapat
merupakan penurunan kata Bahasa Inggris, yakni “semiotics”. Nama lain
dari semiotika adalah semiology. Kemudian, apabila dikaji secara
terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tanda. Tanda itu sendiri dianggap sebagai suatu dasar konvensi sosial dan
memiliki sesuatu (makna) tertentu.
KEPADA
aku merelakanmu menjauh,
merelakanmu terjatuh
ke tempat sampah
HAWA bagai sepotong apel merah
yang di geligimu pernah
berdarah
AAN MANSYUR
adakah cinta yang jatuh
kepadamu melebihi cintaku?

lelaki yang engkau cintai itu mati


dan tak membawamu ke makamnya
sementara aku bertahan hidup,
bertahun-tahun sanggup tak mati
oleh rindu–dan menanti di surga

hawa, aku masih ular yang setia


mencintaimu sepanjang usia tuhan
PENANDA & PETANDA

“HAWA” “APEL MERAH”

Dari kisah Adam dan Hawa yang representasi buah khuldi yang dimakan
merupakan sepasang kekasih pertama di Adam, yang membuatnya terusir dari
bumi. surga
“AKU MERELAKANMU MENJAUH” “KE TEMPAT SAMPAH”

Yang sebelumnya bersama, menjadi berpisah Ke tempat yang lebih buruk, tidak lebih
baik

“ADAKAH CINTA YANG JATUH


“BAGAI SEPOTONG APEL MERAH KEPADAMU MELEBIHI CINTAKU?”

buah khuldi yang dimakan oleh Adam, yang membuatnya Ia yakin bahwa cintanya kepada Hawa adalah cinta yang
terusir dari surga paling besar, tidak ada yang melebihinya.
“LELAKI YANG ENGKAU
Lelaki yang lebih dipilih
“Hawa” meninggalkannya

CINTAI ITU MATI


tanpa memberi apapun
untuknya, seakan sia-sia

DAN TAK MEMBAWAMU


“Hawa” meninggalkan lelaki
sebelumnya yang lebih baik
KE MAKAMNYA” bagi “Hawa”.
Penulis seakan rela untuk “SEMENTARA AKU
BERTAHAN HIDUP,
melakukan apapun yang
terbaik bagi “Hawa”,
walaupun ia menahan rasa
BERTAHUN-TAHUN
sakit dan rindu yang begitu
berat karena telah SANGGUP TAK MATI
ditinggalkan “Hawa”. Ia
adalah tempat terbaik bagi OLEH RINDU–DAN
MENANTI DI SURGA”
“Hawa”, seperti “surga”.
“HAWA, AKU MASIH
ULAR YANG SETIA
MENCINTAIMU
SEPANJANG USIA
TUHAN”
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai