Anda di halaman 1dari 11

PUISI TAUBAT

di hamparan kain yang lusuh


jiwa tertunduk dan bersimpuh
memohon ampun dari yang maha pengampun
atas segala dosa-dosa
yang mencemari raga yang semakin renta

kami hanyalah setitik debu yang hina


yang rapuh dan tak lupa
dari hilaf serta dosa
tersadar didalam gelisah

setelah begitu jauh melangkah


setelah begitu jauh melangkah
setelah terlalu lama terlena
akan kenikmatan nafsu dunia fatamorgana
mungkinkah kan mengelupas dari tubuh
kotoran-kotoran yang telah mendarah daging menjadi satu
kami tahu..

tubuh yang telah terbalut dosa


takkan bisa disucikan
walau degan seluas samodra

ya Alloh
apapun kehendakmu kami ihklas
biarkan air mata ini menetes
bukan karena air mata derita
biarkan air mata ini mengalir

karena air mata bahagia


disisa-sisa ahkir nafas
berilah yang terbaik
kami yakin ENGKAU MAHA segalanya
kan terima taubat kami
sebelum nyawa terlepas dari raga
Ramadan Yang Ku Rindu

Langit malam yang berbintang


Di saat cahaya Ramadan mulai mendekat
Dalam bulan yang dirindukan
Bulan yang sungguh penuh pengampunan

Bersinar dalam Ramadan indah


Yang selalu dinanti ke datangannya
Dalam tiap tahunnya
Marhaban Ya Ramadan

Cahaya kian mendekat


Melewati hari demi hari
Bulan yang banyak dirindukan umat
Bulan suci penuh ampunan

Segala salah dan dosa kian terkikis


Memohon ampun di bulan penuh berkah ini
Marhaban ya Ramadan
Ku rindu hadirmu dalam tiap doa-doaku

Bulan tempatku memohon tobat


Allahu Ya Rabbhi
Keagungan-Mu sungguh begitu besar
Dalam Ramadan yang indah
Marhaban ya Ramadan

Terima kasih Tuhan


Kau pertemukan hamba-Mu dengan bulan yang ku dambakan
Kau berikan kami tuk harapkan sebuah ampunan
Sebuah ampunan di bulan suci Ramadan
Rasa bahagia yang tak bisa terucap oleh kata-kata

Hanya kata syukur yang terucap penuh rasa pengagungan


Rasa pengagungan penuh kebahagiaan
Karena di beri kesempatan bertemu bulan yang Kau agungkan

Ku bersihkan jiwa dan raga untuk menyambutnya


Ku tanamkan rasa penyesalan di hari-hari sebelumnya
Ku sucikan batin tanpa rasa iri tuk memuliakan bulan yang Engkau
muliakan
Ku bersujud pada-Mu tuhan semesta alam

Lantunan ayat-ayat Al-Qur'an aku dendangkan


Tuk muliakan bulan yang engkau muliakan
Demi nama-Mu tuhan ku harapkan belas kasihan
Dan harapkan kekuatan tuk mengisi bulan yang engkau muliakan
dengan kebaikan
Marhaba ya Ramadan
Bencana di Alamku

Bencana alam, murka alam


Kamu tidak bisa lepas dari jalan destruktif mereka
Itu bisa menjadi tornado
Dengan angin berputar-putar
Mengangkat semua yang ada di jalannya
Berdoa kita hidup untuk melihat hari berikutnya
Mungkin gempa bumi yang kuat dengan deru kerasnya
Dampaknya terlihat seperti sedang berperang
Bangunan runtuh dan jatuh ke tanah
Tumpukan beton menjadi gundukan
Lalu tsunami yang pasti datang
datang dengan dengungan yang keras
Air mengambil semua yang ada di jalurnya
Seperti yang ditunjukkan alam, itu benar-benar murka
Kemudian badai menjadi begitu kuat, sekarang badai
telah lahir
Puisi renungan hari akhir
jika langit terbelah
dan kuburan kuburan dibongkar
isinya seperti semburat perut

ketika bumi diledakkan


oleh dinamit made in langit
(bukan made in China)
lalu rata seperti kertas

ketika langit digulung


oleh tangan kananNYA
kemana kita mau lari

ketika matahari absen


karena dia menghadap kepada Tuhannya
gelap semua
dan tiba-tiba ia terbit di barat

kemana kita berlindung


lupakah kita berbekal?
perjalanan itu akan sangat panjang
dan belum pernah dicatat sejarah
siapkah kita, kamu, aku dan dia?
Alhamdulillah

Di saat waktu berhenti…


Kosong…
Dimensi membutakan mata,
Memekakkan telinga
Lalu diri menjadi hampa,
Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka,
Sadarku akan hadir-Mu,
Mematahkan sendi-sendi yang biasanya tegak berdiri.

Sujudku…
Pun takkan memuaskan inginku,
Untuk hanturkan sembah sedalam kalbu,
Adapun kusembahkan syukur pada-Mu Ya Allah,

Untuk nama,
Harta,
Dan keluarga yang mencinta,
Serta perjalanan yang sejauh ini tertempa.

Alhamdulillah…
Pilihan dan kesempatan,
Yang membuat hamba mengerti,
Lebih baik tentang makna diri,
Semua lebih berarti akan mudah dihayati.

Alhamdulillah…
Alhamdulillah…
Alhamdulillah…
BERUSAHA TABAH

Angin diam tak ingin mengusik keheningan


candra pun enggan mencipta bayangan
dipilihnya persembunyian dibalik awan paling tebal
agar tak sedikitpun biasnya tertinggal

Tak satu serangga pun bersuara


meski sekadar untuk bersendawa
senyap sungguh malam ini adanya
aku pun tak sedang ingin bercanda…aku berduka!

Belum habis kesedihan, datang kemalangan


bencana terus mencoba-coba keimanan
memisahkan kekasih dan keluarga seketika
mencipta rintih tangis memilu menoreh luka

Justru di saat berharap khusyuk mengisi Ramadhan


bertubi Kau perlihatkan tantangan ketaqwaan ditengah kebakaran padat hunian
diantara asap hutan menyesakkan
di kepanikan gempa menakutkan
sungguh ujian yang berat dijalankan…

Masih dalam kesedihan mendalam


semoga mereka mampu bertahan
bertahan dari guncangan batin dan siksaan badan
bertahan meneguh hati menerima cobaan
bertahan…hingga mendulang nikmat di ujung Ramadhan

Anda mungkin juga menyukai