Disusun oleh :
Nama: Shela ayuningtyas prawiji
NIM: TPT221011
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan Geologi Struktur ini dengan baik.
Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai “ ANALISIS DAMPAK STRUKTUR
GEOLOGI SESAR DI DESA TEBO KECAMATAN POTO TANO KABUPATEN
SUMBAWA BARAT “
Laporan lapangan ini di susun sebagian dari tugas akademis dalam rangka mengeksplorasi
dan menggali lebih dalam tentang Geologi Struktur. Laporan ini mencerminkan hasil
penelitian, observasi, dan pengalaman langsung yang diperoleh selama kunjungan lapangan
ke Desa Tebo, Kecamatan Poto Tano.
Kunjungan lapangan ini memberikan kesempatan berharga bagi penulis untuk memahami
dan mengaplikasikan konsep-konsep teoritis yang telah di pelajari dalam kuliah-kuliah
sebelumnya dalam konteks dunia nyata
Penyusunan laporan ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dan kerja samanya. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak TRISMAN S.T., M.T selaku dosen Mata Kuliah Geologi Struktur, dan para alumni
Universitas Cordova atas waktu dan materi yang telah di berikan.
Akhirnya, laporan ini di susun dengan harapan dapat memberikan manfaat dan wawasan
yang berharga kepada pembaca. Semoga laporan ini dapat menjadi sumber refrensi yang
berguna dan memberikan kontribusi pada pemahaman lebih dalam mengenai Geologi
Struktur. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan Geologi
Struktur ini masih jauh dari kata sempurna sehingga saya sebagai penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
Taliwang, 30-september-2023
Penulis
LEMBAR PENGASAHAN
HMT CORDOVA
Definisi mengenai sesar telah diberikan secara lengkap oleh para ahli geologi struktur.
Definisi paling sederhana dan umum dari sesar adalah bidang rekahan yang disertai dengan
rekahan. Marland Pratt Billings mendefinisikan sesar sebagai bidang rekahan yang disertai
dengan pergeseran relatif dari satu blok batuan dengan blok batuan yang lain. Pergeseran
relatif ini memiliki jarak dalam satuan milimeter hingga kilometer. Luas bidang pergeseran
berkisar dalam satu sentimeter hingga kilometer.
Sesar atau patahan adalah fraktur planar atau diskontinuitas dalam volume batuan, di mana
telah ada perpindahan signifikan sebagai akibat dari gerakan massa batuan. sesar disebut juga
sebagai patahan atau faults. Mengutip dari situs ESDM Lampung, sesar adalah patahan
sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok
terhadap blok batuan lainnya.
sesar umumnya terbentuk karena adanya gaya pada batuan, baik berupa tekanan, tarikan,
maupun kombinasi keduanya. Tekanan atau tarikan pada batuan ini mengakibatkan batuan
tidak mampu lagi menahan gaya tersebut. Daerah yang dilalui sesar yang masih aktif
bergerak adalah daerah yang rawan terjadi gempa bumi, teman-teman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
Hasil dari eksplorasi kita pada hari jum’at tanggal 29, September 2023. Kami menemukan
bahwa di wilayah Desa Tebo,Kecamatan Poto Tano, Kabupaten sumbawa Barat banyak
sebaran struktur geologi kekar yang di sebabkan oleh pelapukan batuan. Struktur geologi
kekar dapat terjadi sebagai akibat pelapukan batuan, terutama pada batuan yang memiliki
berbagai lapisan atau jenis mineral yang berbeda. Pelapukan adalah proses alami yang terjadi
di permukaan bumi ketika batuan mengalami perubahan fisik dan kimia akibat paparan
elemen-elemen atmosfer seperti air, angin, panas, dan zat kimia.
Ini terbukti pada saat eksplorasi di stasiun satu, dua, dan tiga banyak di temukan sebaran
geologi struktur kekar. Ada beberapa cara pelapukan batuan dapat menyebabkan
terbentuknya struktur geologi kekar, antara lain yaitu:
1.Pelapukan fisik (mekanis)
Pembentukan dan pemecahan: Jika air masuk ke dalam pori-pori batuan dan
kemudian membeku (proses pembekuan dan pemecahan), tekanan yang dihasilkan
oleh pembekuan air dapat menyebabkan retakan atau kekar di batuan.
Akumulasi tekanan : Selama periode panas dan dingin yang berulang, tekanan
akumulasi dari perubahan suhu dapat menyebabkan pelapukan fisik dan retakan di
permukaan batuan.
2.Pelapukan kimia
Reaksi kimia: Pelapukan kimia dapat merusak ikatan kimia di dalam batuan,
melemahkan batuan, dan akhirnya menyebabkan retakan atau kekar. Contohnya
adalah pelapukan asam yang disebabkan oleh air hujan yang mengandung asam
karbonat.
Mineral yang rentan: Batuan yang mengandung mineral tertentu, seperti garam,
mineral besi yang berkarat, atau mineral lain yang rentan terhadap pelapukan kimia,
cenderung membentuk retakan atau kekar akibat pelapukan ini.
3.Pelapukan biologis:
Akar tumbuhan yang tumbuh di dalam retakan batuan dapat menyebabkan tekanan
dan pelapukan mekanis yang memicu pembentukan kekar.
Mikroorganisme yang mengeluarkan zat kimia tertentu juga dapat mempercepat
pelapukan kimia batuan dan pembentukan kekar.
4.Beberapa faktor bersama: Seringkali, proses pelapukan melibatkan kombinasi dari
pelapukan fisik, kimia, dan biologis. Faktor-faktor ini bekerja bersama-sama untuk
melemahkan batuan dan menyebabkan retakan atau kekar di dalamnya.
4.2 Pembahasan
Pemetaan kekar adalah salah satu tugas penting dalam studi geologi struktural. Pemetaan ini
melibatkan identifikasi, pengukuran, dan dokumentasi kekar serta struktur geologi lainnya di
lapangan. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu dalam pemetaan
kekar:
1. Persiapan pemetaan: Mulailah dengan perencanaan yang matang. Pahami tujuan
pemetaan Anda, seperti memahami struktur geologi regional atau mengidentifikasi
potensi georisiko seperti sesar. Persiapkan peta topografi dan peta geologi wilayah
yang akan Anda mappkan. Ini akan menjadi pedoman dasar untuk pemetaan Anda.
Pastikan Anda memiliki peralatan yang diperlukan, seperti kompas geologi,
clinometer (alat pengukur kemiringan), peta lapangan, pensil, kertas, dan kamera.
2. Identifikasi lokasi: Tentukan daerah atau lokasi di lapangan yang akan Anda
mappkan. Pastikan Anda memahami kondisi cuaca dan faktor-faktor keselamatan
sebelum pergi ke lapangan.
3. Pencatatan awal: Buat catatan awal mengenai struktur geologi yang Anda temui,
termasuk orientasi, panjang, dan jenis kekar. Catat juga karakteristik batuan, seperti
tipe batuan, tekstur, dan warna.
4. Pengukurn kekar: Gunakan kompas geologi untuk mengukur orientasi kekar. Ini
mencakup strike (arah kekar dalam rencana horizontal) dan dip (kemiringan kekar
dalam rencana vertikal). Gunakan clinometer untuk mengukur kemiringan kekar
secara akurat. Ukur panjang kekar jika diperlukan.
5. Penggambaran di peta lapangan: Pindahkan informasi yang Anda catat ke peta
lapangan. Tandai lokasi kekar, strike, dip, dan tipe batuan di peta. Gunakan simbol
dan notasi yang sesuai dengan konvensi pemetaan geologi.
6. Pengambilan gambar: Ambil foto-foto kekar dan lingkungan sekitarnya. Foto ini
dapat digunakan untuk dokumentasi, analisis, dan pelaporan lebih lanjut.
7. Analisa data: Setelah kembali dari lapangan, analisis data yang Anda kumpulkan.
Identifikasi pola struktural, hubungan antara kekar dengan formasi batuan lainnya,
dan bagaimana kekar tersebut berinteraksi dengan geologi regional.
8. Penyusunan laporan: Buat laporan yang merinci hasil pemetaan Anda. Termasuk
dalam laporan tersebut adalah peta lapangan, deskripsi kekar, analisis struktural, dan
interpretasi geologi.
9. Intergrasi dengan pemetaan lainnya: Integrasikan hasil pemetaan kekar dengan
pemetaan geologi lainnya jika memungkinkan. Ini dapat membantu dalam
pemahaman konteks geologi yang lebih besar.
10. Publikasi dan desiminasi: Bagikan hasil pemetaan Anda melalui publikasi ilmiah atau
laporan teknis. Informasi ini dapat berguna bagi peneliti lain, perencana konstruksi,
dan pengambil keputusan di bidang geologi dan rekayasa.
Pemetaan kekar adalah langkah penting dalam pemahaman geologi struktural dan dapat
memberikan wawasan berharga tentang sejarah geologis suatu daerah serta potensi risiko
geologis yang terkait.