Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS DAMPAK STRUKTUR GEOLOGI SESAR DI DESA TEBO

KECAMATAN POTO TANO KABUPATEN SUMBAWA BARAT


Dosen pengampuh : Trisman S.T., M.P
Laporan di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Struktur

Disusun oleh :
Nama: Shela ayuningtyas prawiji
NIM: TPT221011

PROGRAM STUDY TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS CORDOVA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan Geologi Struktur ini dengan baik.
Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai “ ANALISIS DAMPAK STRUKTUR
GEOLOGI SESAR DI DESA TEBO KECAMATAN POTO TANO KABUPATEN
SUMBAWA BARAT “
Laporan lapangan ini di susun sebagian dari tugas akademis dalam rangka mengeksplorasi
dan menggali lebih dalam tentang Geologi Struktur. Laporan ini mencerminkan hasil
penelitian, observasi, dan pengalaman langsung yang diperoleh selama kunjungan lapangan
ke Desa Tebo, Kecamatan Poto Tano.
Kunjungan lapangan ini memberikan kesempatan berharga bagi penulis untuk memahami
dan mengaplikasikan konsep-konsep teoritis yang telah di pelajari dalam kuliah-kuliah
sebelumnya dalam konteks dunia nyata
Penyusunan laporan ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dan kerja samanya. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak TRISMAN S.T., M.T selaku dosen Mata Kuliah Geologi Struktur, dan para alumni
Universitas Cordova atas waktu dan materi yang telah di berikan.
Akhirnya, laporan ini di susun dengan harapan dapat memberikan manfaat dan wawasan
yang berharga kepada pembaca. Semoga laporan ini dapat menjadi sumber refrensi yang
berguna dan memberikan kontribusi pada pemahaman lebih dalam mengenai Geologi
Struktur. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan Geologi
Struktur ini masih jauh dari kata sempurna sehingga saya sebagai penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian

Taliwang, 30-september-2023

Penulis
LEMBAR PENGASAHAN

Laporan hasil kegiatan dengan judul

ANALISIS DAMPAK STRUKTUR GEOLOGI KEKAR DI DESA TEBO


KECAMATAN POTO TANO KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Yang di sususn oleh:


Nama : Abdul Aziz
NIM : TPT 231002
Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer
Program studi : Teknik Pertambangan

HIMPUNAN MAHASISWA TAMBANG


DAN MEMENUHI SYARAT UNTUK DI TERIMA

HMT CORDOVA

Dr. Ir Trisman, S.T., M.P


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari pembentukan,
distribusi dan evolusi struktur geologi di dalam kerak bumi. Struktur geologi mencakup
berbagai fitur dan fenomen yang terjadi di dalam kerak bumi, seperti lipatan, patahan, sesar,
retakan, dan lipatan. Pemahaman tentang struktur geologi sangat penting dalam banyak aspek
geologi, termasuk eksplorasi sumber daya alam, pemodelan aktivitas gempa bumi, dan
penentuan kondisi geoteknik untuk kontribusi.
Menurut Arthur holmes seorang ahli geologi asal inggris mendefinisikan struktur
geologi sebagai “susunan semua bagian bumi, terutama yang terkait dengan batuan dan
fenomena geologis di dalamnya”. Claude Jaupart dan Jean-Claude Mareschal dalam buku
mereka yang berjudul “heat generation and transport in the earth” jaupar dan mareschal
menyatakan bahwa struktur geologi adalah “distribusi dan sifat-sifat batuan dalam kerak
bumi, termasuk lipatan, patahan, dan sesar, serta pengaruhnya terhadap aliran panas dalam
bumi. Stephen marshak seorang profesor geologi, struktur geologi adalah “keseluruhan
pemetaan geometris dan komposisional batuan di kerak bumi, serta distribusi dan
hubunganya dengan batuan lain dalam kerak bumi”
Struktur geologi terbagi menjadi 2 jenis yaitu “struktur geologi primer” dan struktur
geologi sekunder”. Struktur geologi primer adalah struktur- struktur geologis yang terbentuk
secara langsung selama proses pembentukan batuan. Ini mencangkup fitur-fitur yang
berkaitan dengan pembentukan batuan, seperti komposisi mineral, tekstur, dan struktur yang
terbentuk di bawah tekanan dan suhu tinggi dalam kerak bumi. Struktur geologi sekunder
adalah struktur struktur yang terbentuk setelah pembentukan batuan asli dan dapat mengubah
atau mempengaruhi batuan tersebut. Struktur ini seringkali di hasilkan oleh proses-proses
seperti pelapukan, erosi, pergerakan air tanah dan aktivitas manusia. Struktur primer dan
sekunder saling bersangkutan dalam pemahaman geologi sebuah wilayah, karena perubahan
yang terjadi dalam struktur sekunder dapat mengungkapkan informasi tentang sejarah
geologis dan evolusi batuan yang lebih dalam
Analisis dampak geologi struktur kekar merupakan aspek yang sangat penting dalam
ilmu geologi. Struktur geologi kekar mencangkup berbagai filtur seperti patahan, sesar,
lipatan dan retakan di dalam kerak bumi. Fenomena ini mempengaruhi sebagian besar aspek
kehidupan kita termasuk geologi, lingkungan, dan keamanan, dalam latar belakang ini kita
akan menjelajahi pentingnya analisis dampak geologi struktur kekar dalam berbagai konteks,
serta bagaimana pengetahuan tentang struktur geologi ini memainkan peran kunci dalam
pemahaman kita tentang dunia yang kita tinggali.
Salah satu aspek penting dalam analisis dampak geologi kekar adalah keterkaitanya
dengan bencana alam. Struktur geologi seperti patahan dan sesar dapat menyebabkan gempa
bumi yang mengakibatkan kerusakan besar pada infrastuktur dan bahkan menimbulkan
ancaman terhadap nyawa manusia. Di berbagai wilayah di seluruh dunia, gempa bumi telah
menyebabkan kerugian ekonomi yang segnifikan dan dampak sosial yang serius oleh karena
itu, pemahaman yang mendalam tentang struktur geologi kekar yang sangat penting untuk
mengatasi risiko gempa bumi dan kerugian dampaknya. Struktur geologi kekar juga memiliki
dampak besar terhadap lingkungan hidup, misalnya sesar aktif dapat mengganggu pola aliran
tanah, mengubah perjalanan sungai, dam mempengaruhi ekosistem yang berada di sekitarnya.
Selain itu geologi struktur dapat pola hujan dan pembentukan badai, yang memiliki
kosekuensi segnifikan terhadap iklim lokal dan regional. Oleh karna itu, studi tentang
dampak geologi struktur kekar pada lingkungan hidup menjadi kunci dalam memahami
interaksi antara geologi dan ekosistem.
Pengetahuan tentang struktur geologi kekar juga sangat penting dalam penentuan
potensi sumber daya alam. Patahan dan sesar sering kali menjadi tempat penimbunan mineral
berharga dan deposit minyak dan gas bumi. Analisis struktur geologi membantun ahli geologi
dan perusahaan eksploitasi sumber daya alam dalam menentukan lokasi penggeboran yang
potensial an gas bumi. Analisis struktur geologi membantun ahli geologi dan perusahaan
eksploitasi dalam
Sumbawa barat adalah salah satu kabupaten di provinsi Nusa tenggara Barat,
Indonesia yang terletak di pulau Sumbawa. Wilayah ini memiliki potensi geologi yang
mencangkup struktur geologi kekar. Struktur geologi kekar dapat terdiri dari berbagai jenis
seperti sesar, patahan retakan dan lipatan dalam lapisan batuan. Di daerah Sumbawa barat,
beberapa aspek geologi yang mungkin relevan untuk di perhatikan adalah:
1. Sesar dan patahan : Sumbawa barat terletak di zona batas antara lempeng Indo-
Australia dan lempeng aurasia, yang membuat wilayah ini rentan terhadap aktivitas
tektonik. Sesar dan patahan adalah struktur geologi kekar yang dapat terbentuk akibat
pergerakan lempeng ini. Mungkin ada penelitian dan pengamatan yang di lakukan
untuk memahami aktivitas sesar dan potensi risiko gempa bumi di daerah ini.
2. Bentang alam dan lipatan : daerah pegunungan di Sumbawa barat juga dapat
mengandung lipatan dan struktur geologi kekar lainnya yang terbentuk selama sejarah
geologis. Ini dapat memengaruhi karakteristik topografi dan pergerakan air tanah di
wilayah tersebut
3. Potensi sumber daya alam: struktur geologi kekar dapat menjadi penimbunan mineral
berharga, seperti emas, tembaga, atau bijih besi. Penelitian geologi mungkin telah di
lakukan untuk mengevaluasi potensi sumber daya alam di daerah ini.
4. Geologi lingkungan: pemahaman tentang struktur geologi kekar juga penting dalam
pemantauan dan manajemen lingkungan. Terutama dalam mengelola risiko
pergerakan tanah dan tanah longsor yang dapat di pengaruhi oleh struktur ini.

Definisi mengenai sesar telah diberikan secara lengkap oleh para ahli geologi struktur.
Definisi paling sederhana dan umum dari sesar adalah bidang rekahan yang disertai dengan
rekahan. Marland Pratt Billings mendefinisikan sesar sebagai bidang rekahan yang disertai
dengan pergeseran relatif dari satu blok batuan dengan blok batuan yang lain. Pergeseran
relatif ini memiliki jarak dalam satuan milimeter hingga kilometer. Luas bidang pergeseran
berkisar dalam satu sentimeter hingga kilometer.
Sesar atau patahan adalah fraktur planar atau diskontinuitas dalam volume batuan, di mana
telah ada perpindahan signifikan sebagai akibat dari gerakan massa batuan. sesar disebut juga
sebagai patahan atau faults. Mengutip dari situs ESDM Lampung, sesar adalah patahan
sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok
terhadap blok batuan lainnya.

sesar umumnya terbentuk karena adanya gaya pada batuan, baik berupa tekanan, tarikan,
maupun kombinasi keduanya. Tekanan atau tarikan pada batuan ini mengakibatkan batuan
tidak mampu lagi menahan gaya tersebut. Daerah yang dilalui sesar yang masih aktif
bergerak adalah daerah yang rawan terjadi gempa bumi, teman-teman.

1.2 Rumusan masalah


Adapun beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini antara sebagai berikut:
1. Apa saja sebaran struktur geologi yang adadi daerah Tebo kecamatan Poto Tano
Kabupaten Sumbawa Barat ?
2. bagaimana bisa terbentukanya sebaran struktur geologi di daerah Tebo Kecamatan
Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat ?
1.3 Maksud dan tujuan
Adapun beberapa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sebaran struktur geologi apa saja yang ada di daerah Tebo Kecamatan
Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat
2. Mengetahui sebab terbentuknya sebaran struktur geologi di daerah Tebo Kecamatan
Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat

1.4 Manfaat penelitian


Adapun beberapa manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memberikan suatu gambaran pengetahuan serta gambaran dalam dunia
kerja.
1. Bagi Universitas dan Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembandingan ataupun referansi
untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Waktu dan Kesampaian


Pada tanggal 29 September 2023 kami melakukan eksplorasi di desa tebo Kecamatan Poto
Tano Kabupaten Sumbaw Barat. Perjalanan dari titik kumpul awal di rektorat universitas
cordova ke lokasi dapat ditempuh dalam jangka waktu kurang lebih 30 menit dengan
menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak tempuh sekitar 20 KM.
Dari bascame ke stasiun satu kita berjalan kaki sekitar 5 menit dan sampai stasiun satu pukul
10.31 WITA dengan cuaca cerah. Dari stasiun satu ke stasiun dua di tempuh dengan berjalan
kaki, di tempuh selama 45 menit dan keadaan cuaca yang cerah berlokasi di bukit Desa Tebo.
Dari stasiun dua ke stasiun tiga di tempuh dengan berjalan kaki dan sampai di lokasi pukul
14.21 WITA
2.2 Cuaca dan curah hujan
tropis kering yang memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim
penghujan umumnya berlangsung bulan November sampai dengan Maret, sedangkan musim
kemarau dari bulan April sampai dengan Oktober. Curah hujan tahunan di wilayah Sumbawa
Barat berkisar antara 1.200 - 1.600 mm pertahun dengan jumlah hari hujan sebanyak 90
hingga 130 hari hujan pertahun. Adapun suhu di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat
bervariasi antara 21ºC - 35ºC dengan tingkat kelembaban nisbi sebesar ±76%. Intensitas
curah hujan yang terjadi pada saat penelitian berlangsung terbilang cukup tinggi. Lebih dari
dua minggu selama penelitian lapangan berlangsung, hujan turun sekitar 3 - 4 kali seminggu.
2.3 Kondisi Geologi Regional
Secara fisiografi regional, bentuk Pulau Sumbawa memanjang ke arah barat - timur dan
tersayat oleh beberapa lembah yang berarah utama timur laut – barat daya dan barat laut –
tenggara. Teluk Saleh merupakan lekuk terbesar dan membagi Pulau Sumbawa ini atas dua
bagian : Fisiografi Sumbawa Barat dan fisiografi Sumbawa Timur. Bagian utara Pulau
Sumbawa terdiri atas jalur gunungapi Kuarter denga puncak tertinggi 2.851 meter yaitu
Gunung Tambora. Bagian Selatan terdiri dari punggungan-punggungan yang kasar dan tidak
beraturan tersayat oleh system perlembahan berarah timur laut – barat daya. Ketinggian
perbukitan berkisar antara 800 hingga 1.400 meter di atas permukaan laut. Struktur yang
berkembang di Pulau Sumbawa umumnya berupa patahan yang berarah barat laut - barat
daya (Noviadi & Astjario, 2016)
Kondisi Geologi daerah Kabupaten Sumbawa Barat berdasarkan Peta Geologi Lembar
Sumbawa, Nusatenggara (Sudradjat, 1998) , terdiri dari beberapa satuan batuan yang berumur
dari Miosen Awal hingga Holosen. Urut-urutan satuan batuan tersebut dari yang berumur tua
ke muda dapat diperikan sebagai berikut : satuan batupasir tufaan (Tms), satuan breksi tuf
(Tmv), satuan batugamping (Tml), satuan batuan terobosan (Tmi), satuan batulempung
tufaan (Tps), satuan breksi, andesit, basal (Qv sb), satuan terumbu koral terangkat (Ql),
satuan alluvium dan endapan pantai (Qa ).
Berdasarkan sejarah pembentukan geologi Kabupaten Sumbawa Barat sebagian besar
merupakan produk gunung api muda yang terdiri dari bereaksi vulkanik, tufa pasiran dan
endapan lahar dengan materi tersusun dari material lepas berukuran pasir hingga
bongkah. Hal ini mengakibatkan kondisi tanah di Kabupaten Sumbawa Barat didominasi oleh
jenis Komplek Mediteran Coklat, Gromosol Kelabu, Regosol Coklat dan Litosol yang pada
kondisi tertentu labil dan berpotensi mengalami pergerakan tanah. Kondisi Geoglogi Regionl
ini terdiri atas beberapa hal antara lain sebagai Berikut :

2.3.1 Geomprofologi regional


Pulau Sumbawa Memanjang pada arah barat-timur dan tersayat oleh beberapa lembah yang
berarah terutama timur laut – baradaya dan berlaut tenggara. Teluk Saleh merupakan teluk
terbesar membagi pulau Sumbawa atas dua bagian utama, yaitu Sumbawa Barat dan Timur.
Bagian utara pulau Sumbawa terdiri dari jalur gunung api kuarter dengan puncak tertinggi
2851 mdpl (Tambora). Kawah terdapat hampir di semua gunung api di jalur ini. Kawah
Gigibanta sebagian terletak dibawah permukaan laut. Kerucut-kerucut yang di berketinggian
100-350 meter terdapat di lereng Tambora sebelah timur, tenggara, selatan dan barat daya
serta terletak sepanjang sepanjang sistem retakan atau kelurusan gunung api yang sesuai
dengan pola struktur umum Sumbawa. Bagian selatan Sumbawa terdiri dari pegunungn-
pegunungan yang kasar dan tidak teratur yang di sayat sistem perkembangan berarah timur
laut dan timurlaut-tenggara, ketinggian bukit berkisar antara 800-1400 mdpl.
2.3.2 Stagtirafi regional
Daerah penelitian terletak Di Kelurahan Telaga Bertong, Kecamatan Taliwang Kabupaten
Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menurut, (Sudrajat dkk 1998) dalam Peta
Geologi Lembar Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat Pemetaan Statifigrafi Kelurahan
Telaga Bertong dan sekitarnya terdiri dari batuan endapan permukaan, batuan sedimen,
batuan gunung api dan batuan terobosan yang umurnya yang berkisar dari Tersier Sampai
kuarter. Satuan batuan termuda di peta lembar Sumbawa adalah aluvium, yang menempati
dan bagian utara pulau sumbawa.
Rangkuman tatanan statigrafi untuk Daerah Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat:
A) Endapan permukaan
Aluvium (Qal), terdiri atas Kerikil, Pasir, Lempung, lumpur dan pasir. Terutama tersusun atas
andesit dan setempat mengandung magnetik. Satuan ini terbesar di sepanjang pantai utara dan
selatan.
B) Batuan Sendimen
1. Tipe Batu lempung Tufan; Batu lempung Tufan sisipan lapisan batu pasir dan kerikil hasil
rombakan batuan gunung api berlapis cukup baik, menjadi tidak selaras dengan batuan yang
lebih tua ( Tmv dan Tms), Umur batuan diduga tersier akhir. Satuan Batuan ini dapat
disebandingkan dengan bentuk formasi Ruteng (Koesoemadinata & McMechan, 2001), yang
terletak di sebelah timur.
2. Batu gamping dan batu pasir gampingan berlapis baik mengandung fosil lapidocyctina sp,
dan miogypsina sp, yang menunjukan umur Miosen. Satuan ini tersebar terutama di bagian
tengah dan pulau kecil-kecil di sebelah timur, dan juga bersikap lensa –lensa dalam satuan
batupasir Tupan (Tms) dan satuan bereksi Tuf (Tmv). Satuan Batugamping Koral (Tmcl).
Satuan batuan ini dapat disebandingkan dengan bentuk formasi Tanah (Koesoemadinata &
McMechan, 2001), Satuan Batugamping berlapis di Lembar Lombok, dan formasi di Lembar
Lombok
3. Batupasir Tufan; Batu pasir Tufan Batu Lempung Tuf, dan bereksi. Satuan Batuan berlapis
baik, mengandung lensa batugamping (Tml). Tuf yang lapuk menjadi Lempung, berwarna
hijau, mengandung Pirit. Breksi tersingkap secara setempat, umur satuan di tentukan
berdasarkan kandungan fosil yang terdapat dalam lensa Batugamping, yaitu Miosen Awal,
Satuan ini yang tersebar di tengah Lembar dan pulau – pulau di sebelah Timur Laut,
menjemari dengan satuan breksi Nanga Panda di Lembar Ruteng (Koesoemadinata &
McMechan, 2001), Tuf Dasitan di Lembar Komodo dan bagian atas formasi Kawangan di
Lembar Lombok.
C)Batu gunung api
Satuan Breksi- Tuf; Breksi Bersipat Andesit, dengan sisipan Tuf Batugamping, dan
Batupasir Tufan, Setempat Mengandung Lahar, Lava Andesit dan Basal. Umumnya Kelabu
kehijauan dan hijau, setempat lava berstruktur bantal, Bersisipan Rijang, satuan batuan
setempat terpropilitkan, Umur Batuan yang menunukan Miosen, didasari atas umur fosil
yang terdapat dalam lensa Batugamping (Tml). Satuan Breksi Tuf ini Menjemari dengan
Batu Pasir (Tms), dan juga Satuan Batugamping Koral (Tmcl) Sebenarnya dapat dijumpai di
bagian selatan pulau, memanjang dari barat ke timur. Satuan ini dapat di sebandingkan
dengan Formasi Tanahau di Lembar Ruteng (Koesoemadinata & McMechan, 2001)satuan
gunung api di Lembar Komodo dan bagian atas Formasi pengulunng di Lembar Lombok. b)
Qv Satuan Breksi Andesit-Basal; Umur Nisbi satuan Hoddo (Qvle) Sekedar (Qvs) lebih
muda dari pada Sangeges (Qvsa), tetapi lebih tua daru bulupasak (Qvb) Labumbu (Qvl) lebih
muda dari pada Sengeges (Qvm). Satuan batuan ini menempati barat laut dari timur laut
Lembar. Di lembar Komodo, Satuan batuan batuan yang sama tersususn Dari Andesit
firoksin, Andesit Berongga, Basalt gelas dan Basal Olivin (Ratman dkk, 1978).
D) Batu Trobosan
Batuan Terobosan (Tmi) ; Andesit (a), Basal (b), Dasit (d), dan batuan yang tak teruraikan (u)
yang sebagian merupakan batuan beku lelehan. Satuan ini menerobos batuan berumur Miosen
awal (Tmv dan Tms). Dasit dan andesit pada umumnya mengandung pirit.
2.4 Topografi dan geologi daerah penelitian
Ketinggian di Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat berkisar antara 0-1.730 mdpl. Dilihat dari
jenis tanah lahan, Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari tanah persawahan (wetland) dan
tanah kering. Jenis lahan tanah persawahan meniliki luas lahan sebesar 9.705 Ha dari luas
wilayah Kabupaten Sumbawa Barat (Noviadi & Astjario, 2016). Sementara itu jenis lahan
tanah kering mempunyai luas lahan sebesar 175.197 Ha dari total luas wilayah Kabupaten
Sumbawa Barat. Adapun keadaan topografi wilayah Kabupaten Sumbawa Barat ada yang
datar, bergelombang, curam dan sangat curam dengan kemiringan dan luas
NO Kadar Tofografi Kemiringan Luas Luas
Lahan (%) (Ha) (%)
1 Datar 0-2 % 21.822 18,8%
2 Bergelombang 2%-15% 16.369 8,8%
3 curam 15%-40% 53.609 28.,9%
4 Sangat curam >40% 93.102 50,3%
total - 184.902 -
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 pendekatan penelitian


Pengumpulan data kuantitatif adalah proses mengumpulkan informasi atau data yang dapat
diukur dalam bentuk angka atau numerik. Data kuantitatif dapat dihitung, dijumlahkan, dan
dianalisis secara statistik untuk menggambarkan pola, hubungan, dan tren. Metode
pengumpulan data kuantitatif biasanya menggunakan instrumen atau alat yang dirancang
untuk menghasilkan data berbentuk angka. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari
pengumpulan data kuantitatif:
1. Data Numerik: Data kuantitatif terdiri dari angka-angka atau nilai numerik yang
dapat diukur, dihitung, dan dianalisis. Contohnya termasuk data seperti usia,
pendapatan, jumlah produk yang terjual, suhu, atau skor dalam tes.
2. Struktur yang tersusun: Data kuantitatif sering kali memiliki struktur yang
terorganisir dan dapat diatur dalam tabel, grafik, atau grafik untuk analisis lebih
lanjut.
3. Instrumen pengukuran: Pengumpulan data kuantitatif sering menggunakan
instrumen atau alat pengukuran yang telah dirancang dengan cermat, seperti
kuesioner, angket, tes, sensor, atau perangkat lunak komputer yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
4. Skala pengukuran: Data kuantitatif dapat ditempatkan pada skala pengukuran yang
berbeda, termasuk skala nominal (untuk data kategori), skala ordinal (untuk data yang
memiliki urutan), skala interval (untuk data yang memiliki interval tetap), atau skala
rasio (untuk data yang memiliki nol mutlak).
5. Penggunaan statistik: Data kuantitatif memungkinkan penggunaan analisis statistik
seperti mean (rata-rata), median (nilai tengah), mode (nilai yang paling sering
muncul), deviasi standar, korelasi, regresi, dan lainnya untuk mendapatkan wawasan
yang lebih dalam dari data.
6. Generalitas: Data kuantitatif sering digunakan untuk membuat generalisasi tentang
populasi yang lebih besar. Hasil dari pengumpulan data kuantitatif dapat digunakan
untuk membuat perkiraan atau inferensi tentang fenomena yang lebih luas.
7. Objek dan reproduksibilitas: Metode pengumpulan data kuantitatif harus objektif
dan dapat direplikasi oleh orang lain untuk memastikan keandalan dan validitas hasil.
8. Analisis dan interprestasi; Data kuantitatif membutuhkan analisis dan interpretasi
yang cermat untuk menarik kesimpulan yang relevan. Ini melibatkan penggunaan alat
statistik dan teknik analisis data.
Pengumpulan data kuantitatif sering digunakan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu sosial,
ilmu alam, ekonomi, bisnis, dan penelitian ilmiah lainnya. Data kuantitatif memberikan dasar
yang kuat untuk membuat keputusan, mengidentifikasi pola, dan mendukung penelitian
ilmiah.
Observasi lapangan adalah metode penelitian yang melibatkan pengamatan langsung atau
pemeriksaan terhadap objek, kejadian, atau fenomena di lokasi fisik yang sesuai. Metode ini
sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu sosial, ilmu alam, antropologi,
geologi, dan banyak lagi. Observasi lapangan dapat dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti
pengumpulan data, pemahaman konteks, pengamatan perilaku, atau penelitian ilmiah. Berikut
adalah beberapa poin penting terkait dengan observasi lapangan:
1. Tujuan observasi: Observasi lapangan biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu, seperti mengumpulkan data tentang perilaku manusia, memahami
karakteristik geologi suatu daerah, mengidentifikasi spesies hewan dan tumbuhan di
alam liar, atau memeriksa kondisi fisik suatu area.
2. Langsung dan tidak di kendalikan: Observasi lapangan melibatkan pengamatan
langsung dari objek atau fenomena di lokasi fisik yang sesuai. Observasi ini
umumnya tidak dikendalikan secara ketat oleh peneliti, sehingga lebih mencerminkan
keadaan alam atau situasi yang sesungguhnya.
3. Non-partisipatif atau partisipatif: Dalam observasi lapangan, peneliti dapat memilih
untuk menjadi non-partisipatif (hanya mengamati) atau partisipatif (terlibat dalam
situasi yang diamati). Keterlibatan peneliti dapat bervariasi tergantung pada tujuan
dan metode penelitian.
4. Sumber data: Sumber data dalam observasi lapangan adalah objek atau fenomena
yang diamati, serta lingkungan sekitar. Ini dapat mencakup perilaku manusia, gejala
alam, karakteristik lingkungan, interaksi sosial, dan banyak lagi.
5. Keandalan dan validitas: Seperti metode penelitian lainnya, observasi lapangan harus
dilakukan dengan cermat untuk memastikan keandalan dan validitas data. Hal ini
dapat melibatkan penggunaan alat pengukuran, pencatatan yang sistematis, dan
pengulangan observasi untuk memverifikasi hasil.
6. Instrumen observasi: Observasi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai instrumen,
seperti daftar periksa, kamera, alat pengukur, atau peralatan khusus tergantung pada
jenis observasi yang dilakukan.
7. Waktu dan tempat: Observasi lapangan dapat dilakukan pada berbagai waktu dan
tempat. Beberapa observasi mungkin memerlukan waktu yang singkat, sementara
yang lain mungkin berlangsung dalam periode yang lebih lama.
8. Analisis dan interpretasi: Data yang dikumpulkan melalui observasi lapangan
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk menghasilkan wawasan dan temuan
yang relevan. Analisis ini dapat mencakup statistik, deskripsi naratif, atau pemahaman
lebih mendalam tentang konteks.
9. Konteks penelitian: Observasi lapangan sering digunakan dalam konteks penelitian,
eksplorasi geografis, pemahaman budaya, pemantauan lingkungan, dan banyak
bidang lainnya. Observasi ini membantu peneliti dalam mengumpulkan bukti empiris
yang kuat.
Observasi lapangan adalah alat penting dalam penelitian ilmiah dan penjelajahan yang
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang fenomena di
dunia nyata. Observasi ini dapat mendukung pemahaman mendalam tentang berbagai topik,
dan hasilnya sering digunakan untuk mendukung penelitian lebih lanjut atau pengambilan
padakeputusan.
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini di lakukan di Desa Tebo, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat.
Pada hari jum’at tanggal 29, September 2023
3.3 Metode penelitian
Pada stasiun satu di temukan struktur sekunder sesar dan terdapat batuan mangan dan
bijih besi yang menjadi nilai ekonomis. pada stasiun dua di temukan struktur sekunder juga
yang tardapat batuan mangan dan bijih besi yang mempunyai tanah yang berwarna merah.
Pada stasiun tiga terdapat struktur sekunder sesar juga yang mengakibatkan banyak nya sesar
yang mengakibatkan banyaknya kekar yang ada karna pelapukan batuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari eksplorasi kita pada hari jum’at tanggal 29, September 2023. Kami menemukan
bahwa di wilayah Desa Tebo,Kecamatan Poto Tano, Kabupaten sumbawa Barat banyak
sebaran struktur geologi kekar yang di sebabkan oleh pelapukan batuan. Struktur geologi
kekar dapat terjadi sebagai akibat pelapukan batuan, terutama pada batuan yang memiliki
berbagai lapisan atau jenis mineral yang berbeda. Pelapukan adalah proses alami yang terjadi
di permukaan bumi ketika batuan mengalami perubahan fisik dan kimia akibat paparan
elemen-elemen atmosfer seperti air, angin, panas, dan zat kimia.
Ini terbukti pada saat eksplorasi di stasiun satu, dua, dan tiga banyak di temukan sebaran
geologi struktur kekar. Ada beberapa cara pelapukan batuan dapat menyebabkan
terbentuknya struktur geologi kekar, antara lain yaitu:
1.Pelapukan fisik (mekanis)
 Pembentukan dan pemecahan: Jika air masuk ke dalam pori-pori batuan dan
kemudian membeku (proses pembekuan dan pemecahan), tekanan yang dihasilkan
oleh pembekuan air dapat menyebabkan retakan atau kekar di batuan.
 Akumulasi tekanan : Selama periode panas dan dingin yang berulang, tekanan
akumulasi dari perubahan suhu dapat menyebabkan pelapukan fisik dan retakan di
permukaan batuan.
2.Pelapukan kimia
 Reaksi kimia: Pelapukan kimia dapat merusak ikatan kimia di dalam batuan,
melemahkan batuan, dan akhirnya menyebabkan retakan atau kekar. Contohnya
adalah pelapukan asam yang disebabkan oleh air hujan yang mengandung asam
karbonat.
 Mineral yang rentan: Batuan yang mengandung mineral tertentu, seperti garam,
mineral besi yang berkarat, atau mineral lain yang rentan terhadap pelapukan kimia,
cenderung membentuk retakan atau kekar akibat pelapukan ini.
3.Pelapukan biologis:
 Akar tumbuhan yang tumbuh di dalam retakan batuan dapat menyebabkan tekanan
dan pelapukan mekanis yang memicu pembentukan kekar.
 Mikroorganisme yang mengeluarkan zat kimia tertentu juga dapat mempercepat
pelapukan kimia batuan dan pembentukan kekar.
4.Beberapa faktor bersama: Seringkali, proses pelapukan melibatkan kombinasi dari
pelapukan fisik, kimia, dan biologis. Faktor-faktor ini bekerja bersama-sama untuk
melemahkan batuan dan menyebabkan retakan atau kekar di dalamnya.
4.2 Pembahasan
Pemetaan kekar adalah salah satu tugas penting dalam studi geologi struktural. Pemetaan ini
melibatkan identifikasi, pengukuran, dan dokumentasi kekar serta struktur geologi lainnya di
lapangan. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu dalam pemetaan
kekar:
1. Persiapan pemetaan: Mulailah dengan perencanaan yang matang. Pahami tujuan
pemetaan Anda, seperti memahami struktur geologi regional atau mengidentifikasi
potensi georisiko seperti sesar. Persiapkan peta topografi dan peta geologi wilayah
yang akan Anda mappkan. Ini akan menjadi pedoman dasar untuk pemetaan Anda.
Pastikan Anda memiliki peralatan yang diperlukan, seperti kompas geologi,
clinometer (alat pengukur kemiringan), peta lapangan, pensil, kertas, dan kamera.
2. Identifikasi lokasi: Tentukan daerah atau lokasi di lapangan yang akan Anda
mappkan. Pastikan Anda memahami kondisi cuaca dan faktor-faktor keselamatan
sebelum pergi ke lapangan.
3. Pencatatan awal: Buat catatan awal mengenai struktur geologi yang Anda temui,
termasuk orientasi, panjang, dan jenis kekar. Catat juga karakteristik batuan, seperti
tipe batuan, tekstur, dan warna.
4. Pengukurn kekar: Gunakan kompas geologi untuk mengukur orientasi kekar. Ini
mencakup strike (arah kekar dalam rencana horizontal) dan dip (kemiringan kekar
dalam rencana vertikal). Gunakan clinometer untuk mengukur kemiringan kekar
secara akurat. Ukur panjang kekar jika diperlukan.
5. Penggambaran di peta lapangan: Pindahkan informasi yang Anda catat ke peta
lapangan. Tandai lokasi kekar, strike, dip, dan tipe batuan di peta. Gunakan simbol
dan notasi yang sesuai dengan konvensi pemetaan geologi.
6. Pengambilan gambar: Ambil foto-foto kekar dan lingkungan sekitarnya. Foto ini
dapat digunakan untuk dokumentasi, analisis, dan pelaporan lebih lanjut.
7. Analisa data: Setelah kembali dari lapangan, analisis data yang Anda kumpulkan.
Identifikasi pola struktural, hubungan antara kekar dengan formasi batuan lainnya,
dan bagaimana kekar tersebut berinteraksi dengan geologi regional.
8. Penyusunan laporan: Buat laporan yang merinci hasil pemetaan Anda. Termasuk
dalam laporan tersebut adalah peta lapangan, deskripsi kekar, analisis struktural, dan
interpretasi geologi.
9. Intergrasi dengan pemetaan lainnya: Integrasikan hasil pemetaan kekar dengan
pemetaan geologi lainnya jika memungkinkan. Ini dapat membantu dalam
pemahaman konteks geologi yang lebih besar.
10. Publikasi dan desiminasi: Bagikan hasil pemetaan Anda melalui publikasi ilmiah atau
laporan teknis. Informasi ini dapat berguna bagi peneliti lain, perencana konstruksi,
dan pengambil keputusan di bidang geologi dan rekayasa.
Pemetaan kekar adalah langkah penting dalam pemahaman geologi struktural dan dapat
memberikan wawasan berharga tentang sejarah geologis suatu daerah serta potensi risiko
geologis yang terkait.

Anda mungkin juga menyukai