Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PEN GESAHAN RESEARCH PAPER XII

SMP KOLESE KAN ISIUS TAHUN AJARAN 2022/2023

Penelitian yang berjudul


AN ALISIS N OVEL "PULAN G" KARYA TERE LIYE BERDASARKAN N ILAI
IGN ATIAN 4ClL
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Sosial-Humaniora 22
Asita Darusalam Rahardja/94/0 I
Bartolomeus Theo Wicaksono Atmojo/94/02
Ludgerus Matteo Carezelli da Lopez/94/17

Telah dipertahankan di depan penguji Research Paper XII pada tanggal 14 Februari 2023 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat serta selesai melakukan revisi.

Susunan Penguji Ujian Research Paper Xl1 Kelompok Sosial-Humaniora 22

N ama Lengkap Penguji Tanda Tangan

Penguji 1: Ignatius Banu Pratama Putra, S.Pd.

Penguji 2: Ors. A. 1 Wayan Trinada, M.Pd.

Mengetahui,

Y. Sugeng Riyadi, S.Pd., M .M.


ANALISIS NOVEL “PULANG” KARYA TERE LIYE
BERDASARKAN NILAI IGNATIAN 4C1L
Analysis of the Novel "Pulang" Written by Tere Liye Based on Ignatian
Value 4C1L
Asita Darusalam Rahardja, Bartolomeus Theo Wicaksono Atmojo, Ludgerus Matteo
Carezelli da Lopez
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KANISIUS
Jalan Menteng Raya 64, D.K.I. Jakarta
9281.asita@smp.kanisius.edu, 9341.bartolomeus@smp.kanisius.edu,
9388.ludgerus@smp.kanisius.edu
Abstract
The novel "Pulang" by Tere Liye is a work that tells about the struggles and life paths of four figures in
the Tong Family empire, a family that rules the underworld, namely Bujang (the main character), Tauke
Besar (head of the Tong Family), Kopong (Bujang's teacher), and Basyir (Bujang's friend, traitor, and
antagonist of the novel). This study aims to identify the existence of 4C1L values ​in the characters of the
novel "Pulang". The Ignatian 4C1L value (Compassion, Conscience, Competence, Commitment, and
Leadership) is the value that forms the basis for teaching and learning activities in most Jesuit schools, as
this value contains the "Human Excellence" desired by the Society of Jesus or Jesuits for young people
who society has entrusted to them for education. The research design uses descriptive qualitative
methodology. Where data collection was done by reading, noting character traits, and interviews. Where
the data was then analyzed again using data triangulation. The results of the study illustrate that the main
character, namely Bujang, and the supporting character who is Bujang teacher, namely Kopong, have an
Ignatian value of 4C1L and achieve Ignatian Leadership abilities. However, in supporting characters
such as Tauke Besar and antagonists such as Basyir, the Ignatian's value implementation in their lives is
lacking. Where Tere Liye lacks mastery of Compassion, Conscience, and Leadership, while Basyir lacks
mastery of Compassion, Conscience, Commitment, and Leadership.
Keywords : Literary works, novel, "Pulang" Tere Liye, Ignatian Values, and 4C1L.
Abstrak
Novel “Pulang” karya Tere Liye merupakan sebuah karya yang menceritakan akan perjuangan dan jalur
hidup empat tokoh dalam kerajaan Keluarga Tong, sebuah kerajaan penguasa dunia gelap, yaitu Bujang
(sang tokoh utama), Tauke Besar (kepala Keluarga Tong), Kopong (guru Bujang), dan Basyir (teman
Bujang serta pengkhianat dan antagonis novel). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasikan
keberadaan nilai-nilai 4C1L dalam karakter tokoh-tokoh novel "Pulang". Nilai Ignatian 4C1L
(Compassion, Conscience, Competence, Commitment, dan Leadership) adalah nilai yang menjadi
pendasaran kegiatan belajar mengajar pada umumnya di sekolah Jesuit sebagaimana nilai ini mengandung
keunggulan manusia atau “Human Excellence” yang diinginkan Serikat Yesus atau Jesuit bagi kaum
muda yang telah dipercayakan masyarakat kepada mereka. Desain penelitian ini menggunakan kualitatif
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca, mencatat karakter tokoh, dan wawancara.
Dimana hasil data dianalisis kembali menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian menggambarkan
bahwa tokoh utama, yaitu Bujang, dan tokoh pendukung yang merupakan guru Bujang, yaitu Kopong,
memiliki nilai Ignatian 4C1L dan mencapai kemampuan Ignatian Leadership. Namun, dalam tokoh
pendukung seperti Tauke Besar dan tokoh antagonis seperti Basyir, nilai Ignatian ini tampak kurang untuk
diterapkan dalam karakter mereka. Dimana Tauke Besar kurang menguasai Compassion, Conscience, dan
Leadership, sedangkan Basyir kurang menguasai Compassion, Conscience, Commitment, dan Leadership.
Kata kunci : Karya sastra, novel, “Pulang” Tere Liye, Nilai Ignatian, dan 4C1L.

1
A. PENDAHULUAN dan ayahnya merasa campuran bangga dan
Karya sastra merupakan hal-hal yang sedih melihat anaknya pergi bersama Tauke
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita Muda. Di kota, Tauke Muda dengan baik hati
sehari-harinya. Keberadaan karya sastra membiayai semua kebutuhan pendidikan si
selalu dapat kita temukan dari pagi hingga Bujang, dan menyemangatinya untuk
malam hari. Sangidu (2004) berpendapat semangat belajar. Ia pun membiayai Bujang
bahwa karya sastra merupakan hasil untuk bersekolah di sebuah universitas di
pekerjaan kreatif yang hakikatnya merupakan Amerika.
sebuah media yang mendayagunakan Bujang bercita-cita menjadi tukang
manusia. Oleh sebab itu, karya sastra pada pukul yang handal, Bujang berusaha untuk
umumnya berisi tentang permasalahan yang meraih keinginan tersebut. Ia juga mengejar
menggambarkan kehidupan manusia. Sastra gelar sarjana ekonomi hingga sekolah di
lahir atas latar belakang dari dorongan dasar universitas terkenal di Amerika. Melalui
manusia untuk mengungkapkan keberadaan pendidikannya ini, ia pun menjadi mahir
dirinya. Hal tersebut yang membedakan dalam aktivitas shadow economy, yaitu
karya sastra dengan tulisan lain. aktivitas ekonomi baik bersifat legal maupun
Novel merupakan salah satu jenis karya ilegal yang berkontribusi terhadap
sastra. Menurut Oktaviani (2019), novel perhitungan PDB (Produk Domestik Bruto)
adalah salah satu produk kebudayaan karena namun tidak terdeteksi. Perjuangan yang
diciptakan oleh pengarang, sebagai makhluk dilalui Bujang tidak semudah yang
sosial yang berinteraksi dengan dibayangkan. Suka duka Bujang harus dilalui
lingkungannya. Realitas yang ditangkap oleh untuk dapat meraih kesuksesan. Di sisi lain
pengarang tidak hanya dituangkan dalam Bujang harus ikhlas karena kedua
karya sastra, tetapi melalui proses kreatif. orangtuanya meninggal saat ia jauh di kota.
Oleh sebab itu, kesastraan hakikatnya Ia juga harus berkutat dengan intrik-intrik
membentuk perpaduan mimesis atau tiruan kekuasaan kerajaan dunia gelap yang
dan kreativitas, antara fakta dan fiksi (Teeuw dibangun oleh Tauke Besar ketika ia wafat, ia
1984). menghadapi banyak musuh baru dan
Novel yang akan kami kaji adalah novel menciptakan banyak teman yang tak terduga.
“Pulang”. Novel tersebut bercerita tentang Hingga pada akhirnya, ia menjadi seorang
seorang pemuda bernama Bujang, yang kepala kerajaan dunia gelap yang cakap,
ayahnya bernama Samad dan ibunya bernama peduli, berani, dan percaya diri.
Midah. Mereka bertiga tinggal di pedalaman
hutan Pulau Sumatera, tepatnya di wilayah
Bukit Barisan. Bujang adalah keturunan dari
seorang tukang jagal Sumatera yang terkenal.
Di rumahnya, Midah selalu mengajari Bujang
tentang agama, yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi karena takut ketahuan
oleh ayahnya yang tidak menyetujui
keputusan Midah untuk mengajar Bujang
mengenai agama. Jika Bujang ketahuan
belajar agama, ia akan dimarahi ayahnya.
Gambar 1.1 dan 1.2. Cover depan dan
Suatu hari, salah satu kerabat ayahnya
belakang Novel “Pulang”
dari kota datang, dan kerabat ini ingin
Sumber : Dokumentasi oleh peneliti
berburu babi di kampung halamannya
Kami memilih untuk menganalisis novel
Bujang. Bujang pun diajak olehnya untuk
“Pulang” karya Tere Liye karena keberadaan
pergi ikutan berburu. Setelah berburu, sang
novelnya merupakan karya sastra asal
kerabatnya, bernama Tauke Muda, meminta
Indonesia yang modern dan relevan pada
Bujang pergi ke kota bersamanya, dan
masa sekarang. Selain itu memiliki
Bujang pun setuju dengan bahagia, walau ibu
kebahasaan dan alur cerita yang mudah untuk

2
dipahami oleh pembaca. Novel “Pulang” Nilai Ignatian mengungkapkan
memiliki popularitas yang sangat tinggi untuk keunggulan manusia atau Human Excellence
semua kalangan usia, hingga sudah 8 kali yang diinginkan Serikat Yesus atau Jesuit
cetak sejak tahun terbitnya (Aninda 2015). bagi kaum muda yang telah dipercayakan
Tere Liye merupakan salah satu penulis masyarakat kepada mereka. Membantu para
terproduktif di Indonesia menurut jumlah siswa dan staff untuk memperdalam empati
buku yang ia telah hasilkan (Gramedia 2015). mereka dan ikatan persahabatan. Hal ini
menjadi dasar pendidikan Serikat Yesus yang
bertujuan untuk mengembangkan karakter
perempuan dan laki-laki, seperti yang
terdapat pada dokumen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
salah satu anggota Tim Penjamin Mutu
Kolese Kanisius, Bapak Audy Bramara, S.S.,
M.Fil., kami mendapatkan bahwa
Compassion adalah kemampuan seseorang
untuk berbelas kasih, berempati, dan peduli
Gambar 2. Foto Tere Liye terhadap orang lain. Conscience, artinya
Sumber : Agnes diakses di DetikHots, 15 bagaimana kita mempertajam suara hati, agar
November 2022. menjadi manusia berkehendak baik, seraya
Tere Liye adalah seorang penulis yang memunculkan keunikan serta memiliki misi
berasal dari Sumatera Selatan. Ia lahir di dalam hidup. Competence adalah kemampuan
Kota Lahat pada 21 Mei 1979, dengan nama berpikir dari tiap manusia untuk bertindak
aslinya, Darwis. Tere Liye merupakan penulis yang baik dan bertanggung jawab.
lulusan fakultas ekonomi jurusan akuntansi di Commitment adalah sesuatu janji pada diri
Universitas Indonesia. Tere Liye awalnya kita sendiri atau kepada orang lain yang
bekerja sebagai seorang akuntan di sebuah tercermin dalam setiap tindakan-tindakan
perusahaan. Kemampuan menulis Tere Liye kita. Singkatnya komitmen adalah perkataan
mulai tampil dari hobi menulis yang ia miliki. yang menyatakan sebuah kesanggupan untuk
Hingga saat ini, Tere Liye telah menuliskan menjalankannya tanpa paksaan.
lebih dari 50 buku dengan berbagai jenis Leadership adalah pengalaman atau
genre yang terkenal di kalangan masyarakat, penerapan dari 4C sebelumnya. Dalam
seperti novel Bumi dari seri Dunia Paralel, Ignatian Leadership figur pemimpin adalah
novel Amelia dari seri Anak Nusantara, dan pemimpin yang melayani dan bersumber
novel Pulang dari seri Aksi (Umam 2022). pada Spiritualitas Ignatian (ICAJE 2018).
Penelitian ini kami jalankan karena Latihan kepemimpinan ini membantu peserta
adanya sebuah theoretical gap atau untuk mengenal dan menerima diri serta
kekurangan data dalam penelitian analisis potensinya sebagai anugerah dan cinta Allah
karya sastra dari penelitian sebelumnya. tanpa batas (Greg Soetomo 2020).
Khususnya belum ada penelitian analisis Dari penjelasan tersebut, penelitian ini
karya sastra yang dikaitkan pada nilai memiliki rumusan masalah yaitu, apakah
Ignatian 4C1L. Penelitian sebelumnya pada tokoh utama dalam novel “Pulang” memiliki
novel “Pulang”, lebih sering menganalisis nilai Ignatian 4C1L? Apakah tokoh-tokoh
berdasarkan watak karakternya dan analisis pendukungnya juga memiliki nilai-nilai
struktur dari karya sastra tersebut. Kami Ignatian 4C1L? Apakah tokoh antagonis
sebagai Kanisian, yang memiliki semangat dalam novel ini dapat dikatakan memiliki
untuk menghidupi nilai-nilai Santo Ignatius nilai Ignatian 4C1L? Serta bagaimana
Loyola, tertarik untuk menganalisis tokoh tokoh-tokoh novel “Pulang” mampu memiliki
novel “Pulang” karya Tere Liye dari sisi nilai Ignatian 4C1L?
4C1L yang diwariskan oleh Santo Ignatius Sebuah penelitian pasti ada tujuan yang
Loyola. ingin dicapai. Dalam penelitian ini, tujuan

3
yang ingin dicapai adalah menganalisis dan masyarakat, mengenai apa yang dianggap
mengidentifikasi keberadaan nilai Ignatian baik dan apa yang dianggap buruk oleh
4C1L yang terdapat dalam novel “Pulang”. masyarakat.
Penelitian ini ingin menunjukan bahwa Penelitian ketiga yang relevan dengan
sebuah karya sastra, yang berisi fiksi penelitian adalah penelitian yang dikerjakan
sekalipun memiliki nilai makna yang dan dilakukan oleh Nur Ulmi dengan judul
mendalam. Makna tersebut dapat “Analisis Pragmatik Imperatif Dalam Novel
disampaikan melalui karakter dalam tokoh. Pulang Karya Tere Liye”. Analisis pragmatik
Landasan teori dalam analisis penelitian adalah analisis bahasa yang dipelajari dengan
ini, menggunakkan teori sastra sebagai menggunakan bahasa yang dikaitkan dengan
landasan utama teori penelitian. Teori sastra konteks pemakaiannya. Sedangkan analisis
ini kami kombinasikan dengan nilai Ignatian, imperatif adalah analisis teks berisi perintah,
4C1L, dengan berfokus pada karakter yang berfungsi mencari larangan yang terdapat di
terdapat di dalam novel. Menurut Zulfahnur teks. Berupa larangan untuk seseorang dalam
Z.F. (2019), teori sastra adalah melakukan sesuatu. Metode yang dilakukan
“cabang ilmu sastra yang mempelajari dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
tentang prinsip-prinsip, hukum, Deskriptif kualitatif adalah rumusan masalah
kategori, kriteria karya sastra yang untuk memandu penelitian dalam
membedakannya dengan yang bukan mengeksplorasi data yang akan diteliti secara
sastra.” menyeluruh. Hasil dari penelitian yang
Teori sastra digunakan dalam penelitian ini dilakukan Nur Ulmi yaitu menunjukkan
kesesuaian teori dengan tujuan utama bahwa ditemukan bentuk pragmatik imperatif
penelitian, dan dapat dikombinasikan dengan dalam novel “Pulang” karya Tere Liye.
Nilai Ignatian. Terdapat beberapa persamaan dan
Penelitian yang relevan dengan perbedaan dari penelitian yang relevan
penelitian ini adalah penelitian yang dengan penelitian kami. Perbedaannya adalah
dilakukan oleh Wulan Akhriani dengan judul semua penelitian relevan hanya
“Analisis Struktur dan Nilai Moral Novel menggunakan studi pustaka sebagai landasan
Pulang Tere Liye”. Penelitian ini dilakukan dan fokus pada struktur novel, watak, dan
dengan menggunakan metode deskriptif dan nilai yang dimiliki oleh karakternya
mengambil data dengan cara kualitatif. Hasil berdasarkan unsur intrinsik karya sastra.
dari penelitian yang dilakukan Wulan Sedangkan penelitian kami menggunakan
Akhiriani menghasilkan bahwa terdapat konsep nilai Ignatian 4C1L sebagai landasan
kaitan yang sangat erat antara struktur analisis yang membedakan dengan penelitian
intrinsik dan nilai moral yang membangun lainnya. Persamaan dari penelitian relevan
novel Pulang karya Tere Liye. dengan penelitian kami merupakan dasar
Penelitian kedua yang relevan dengan sumber datanya yang sama, yaitu
penelitian kami adalah penelitian yang menggunakan data basis dari novel “Pulang”
dilakukan oleh Nanang Puji Hartanto dengan karya Tere Liye, menggunakan metode
judul “Nilai Karakter Kerja Keras dan Nilai penelitian kualitatif, dan studi pustaka.
Karakter Mandiri Pada Novel Pulang Karya B. METODE PENELITIAN
Tere Liye”. Penelitian ini dilakukan Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan metode analisis. Metode kualitatif yang menggunakan pendekatan
analisis merupakan metode yang digunakan deskriptif, dengan analisis studi pustaka dan
dengan cara membuat sinopsis terlebih wawancara. Teknik uji validitas data
dahulu baru mendapatkan analisis dari novel menggunakan triangulasi data hasil
“Pulang”. Sehingga hasil akhir yang didapat penelitian. Studi pustaka ini berfokus pada
dari penelitian yang dilakukan Nanang Puji studi pustaka novel “Pulang” dan studi
Hartanto yaitu banyak terdapat nilai-nilai pustaka penelitian sebelumnya. Seperti
moral seperti nilai moral sosial, sebagai penelitian dari studi novel “Pulang” oleh
bentuk norma-norma yang dianut oleh

4
Wulan Akhriani, Nanang Puji Hartanto, dan pada awal-awal novel), Kopong (guru
Nur Ulmi. Bujang), dan Basyir (teman Bujang yang
Hasil analisis yang dijalankan melalui menjadi antagonis novel).
studi pustaka ini kemudian akan ditambahkan Melalui analisis kami, Bujang memiliki
oleh data hasil penelitian yang didapatkan karakter yang sangat tampak mencapai
melalui wawancara. Fokus narasumber yang “Human Excellence” yang ingin dicapai
kami wawancarai terdiri dari Tim pendidikan Jesuit, sebagaimana karakter
Penjaminan Mutu Kolese Kanisius untuk Bujang memiliki semua 4C1L. Dalam hal
melihat perspektif lebih dalam mengenai nilai Compassion, Bujang memiliki sifat yang
4C1L dan wawancara penggemar novel peduli dan penuh kasih sayang terhadap
“Pulang” karya Tere Liye. Kami memastikan semua tokoh, dan memiliki dorongan untuk
mereka telah membaca novel “Pulang” ingin menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan menanyakan terlebih dahulu makna kepadanya.
dan sinopsis novel “Pulang” dari perspektif “Tidak ada yang bilang begitu, Tauke.”
mereka. Aku berkata dengan suara lebih lembut,
Dalam penelitian kualitatif ini, kami duduk di kursi samping ranjang,
memfokuskan analisis yang dijalankan pada “Menemui calon presiden itu adalah
pekerjaan yang Tauke berikan kepadaku,
karakter tokoh-tokoh dalam Novel “Pulang”.
dan semua pekerjaan harus tuntas di
Kami menganalisis karakter tokoh-tokoh keluarga ini, tidak terlambat walau sedetik.
pada novel “Pulang” berdasarkan nilai Tauke sendiri yang mendidik kami atau
Ignatian 4C1L dan mengkaitkan serta risikonya adalah hukuman” (Tere Liye
menunjukan hubungannya antara kedua hal 2015:62)
tersebut. Dimana tampak sifatnya Bujang yang peduli
Setelah kami mengumpulkan data terhadap Tauke Besar, dan secara lebih luas
melalui studi pustaka dan wawancara, kami semua orang disekitarnya. Sikap kepedulian
kemudian mengolah dan melakukan validasi ini juga tampak pada saat Bujang memahami
data yang terkumpulkan menggunakan teknik mengapa Basyir berkhianat dan pun
triangulasi data antara sumber data yang telah mengampuninya.
terkumpulkan, sehingga didapatkan hasil "Menyerahlah, Basyir. Aku tidak akan
akhir data yang memiliki pembuktian yang menyakitimu. Kau akan dibiarkan pergi
dapat dipercayakan. dengan aman. Aku sungguh minta maaf
Variabel independen atau variabel bebas atas kejadian puluhan tahun lalu, saat
dari penelitian ini adalah novel “Pulang” Tauke Besar membakar rumah kau. Jika
aku bisa membalik waktu, aku sendiri akan
karya Tere Liye yang diterbitkan pada 2015.
membatalkan kejadian itu, agar kau tetap
Sedangkan, variabel dependen atau variabel punya orang tua, punya Ibu yang bisa
terikat merupakan keberadaannya nilai membacakan pepatah lama setiap malam.
Ignatian 4C1L yakni Competence, Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku
Conscience, Commitment, Compassion, dan tahu rasanya kehilangan orang tua, Basyir.
Leadership. Peneliti memfokuskan penelitian Menyesakkan. Menyakitkan." (Tere Liye
dalam lingkup karakter tokoh pada alur cerita 2015:384)
novel yang berhubungan dengan nilai Bujang mampu untuk menyadari kondisi
Ignatian 4C1L. Basyir dari perspektifnya dia serta rela untuk
mengampuninya bahkan setelah semua
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
kerusakan dan kematian yang ia bawa dari
Melalui penelitian kualitatif kami atas
pengkhianatannya.
novel “Pulang” karya Tere Liye berdasarkan
Nilai Compassion ini pada karakter
nilai Ignatian 4C1L, kami memfokuskan
Bujang terbentuk dari gaya hidup dan
penelitian terhadap empat tokoh inti yang
lingkungan keluarga Bujang pada Desa
penting dalam menggambarkan alur cerita
Talang di Sumatera. Dimana Bujang
novel “Pulang”. Keempat tokoh ini
diajarkan oleh orang tuanya, khususnya
merupakan Bujang (sang tokoh utama),
ibunya untuk peduli dan rela menolong
Tauke Besar (dulunya disebut Tauke Muda

5
terhadap mereka di sekitarnya, yang dengan tujuan menjaga anggota-anggota
didukung juga oleh keberadaan kedekatan Keluarga Tong dan teman-temannya. Hal ini
masyarakat di Talang yang membantu menjadi prinsip hidupnya yang sangat tampak
memperkuat rasa kepedulian. Nilai ini dari apa yang dikatakan Salonga (guru pistol
dibawakan oleh Bujang dan menjadi prinsip Bujang) ketika Bujang diperintahkan untuk
kehidupannya, walau bekerja dalam dunia membunuhnya oleh Tauke Besar.
gelap. “Aku tahu kenapa kau mengangkatnya
Untuk nilai Conscience, Bujang memiliki menjadi anak Tauke” Salonga berdiri.
sifat yang sangat mampu untuk membedakan “Pertama, tangannya sama sekali tidak
tindakan yang baik dan yang buruk, serta gemetar saat mengacungkan pistol
kepadaku, dia selalu tenang dalam situasi
memilih langkah jalan terbaik dengan
segenting apapun. Kedua, kau (Tauke
memikirkan moralitas serta dampaknya bagi Besar) benar, dia memiliki cara berpikir
mereka yang disekitar dia. Hal ini tampak yang berbeda dibanding tukang pukul
seperti pada halaman 364 Novel “Pulang” lainnya. Kesetiaan anak ini ada pada
dimana Bujang mengampuni Basyir dan prinsip bukan pada orang atau kelompok.
memberinya kesempatan untuk melarikan diri Di masa-masa sulit, hanya kesetiaan
bersama Brigade Tong. seperti inilah yang akan memanggil
“”Bawa Basyir keluar. Pergilah.” Aku kesetiaan kesetiaan terbaik lainnya.” (Tere
berkata kepada anggota Brigade Tong, Liye 2015:188)
“Aku menjamin kalian aman melintasi Nilai Conscience, Bujang ini tampak
lobi bawah”” berkembang dari masa kecil Bujang dimana
Conscience yang dimiliki Bujang juga ibunya Bujang yang rela untuk mengajar
tampak pada halaman 164 novel “Pulang”, Bujang mengenai agama dan budi pekerti
dimana tertulis bahwa Bujang mengatakan, yang baik. Walau dilakukan secara
“Menurut hitunganku, sudah enam kali diam-diam oleh ibunya sebagaimana ayahnya
White menyelesaikan misi bersamaku. Bujang tidak mengizinkan bahwa Bujang
Tidak satu pun dia bersedia menerima diajari mengenai agama. Sehingga ketika
bayaran. Dia selalu menganggap bagian Bujang sudah dewasa, ia tetap memegang
dari utang budi, karena aku pernah teguh nilai-nilai budi pekerti yang diajarkan
membebaskanku dari Baghdad. Aku akan ibunya.
mencatat semua batang emas milik White, Pada nilai Competence, Bujang
besok lusa, itu tetap haknya.”
merupakan sebuah tokoh yang mahir dalam
Dari bagian ini, tampak besarnya Conscience
berbagai hal, seperti dalam hal pertarungan
Bujang untuk tetap rela mencatat semua
tangan kosong, baku tembak, dan
utangnya kepada White, bahkan ketika White
management banyak orang. Selain ini, ia juga
tidak bersedia menerima bayarannya tersebut.
merupakan orang yang berpengetahuan
Sebagaimana semua batang emasnya yang
mendalam mengenai berbagai hal, khususnya
Bujang utang tetaplah berhak untuk dimiliki
mengenai shadow economy dan dunia gelap.
White.
Seperti kata ajudan calon presiden ketika
Nilai Conscience yang dimiliki oleh
bertemu dengan Bujang,
Bujang dapat dikatakan sudah sangat “Aku tahu pemuda itu, sedikit. Dia
mendalam sebagaimana walau ia hidup dalam satu kampus denganku di Amerika,
dunia gelap dimana ia sering melakukan menyelesaikan dua master sekaligus
kekerasan dan bahkan membunuh orang lain, empat short course dalam waktu
kebanyakan tindakan yang ia lakukan ini singkat. Dia lulus dengan nilai
dipengaruhi oleh rasa bela diri dan bukan sempurna...” (Tere Liye 2015:40)
keinginan untuk memperoleh kekuasaan atau Serta kata Tauke Muda ketika bertemu
kebanggan pribadi. Ia seringnya hanya dengannya,
bertindak dengan kekerasan ketika semua “Hari ini, kau pulang membawa dua gelar
pilihan lain sudah tidak dapat dijalankan, master dari universitas ternama. Lihatlah,
termasuk melalui diplomasi dan musyawarah. wajahmu terlihat percaya diri, tercermin
dari caramu menatap, bicara, bersikap, dan
Dimana ia melakukan kekerasan tersebut
bertindak. Kau belajar banyak, Bujang,

6
tidak hanya dari Pendidikan formal, juga prosesnya dengan totalitas yang tinggi. Ia
dari pengalaman. Itulah kenapa Tauke merupakan tokoh yang setia kepada mereka
Besar mengirimmu jauh untuk sekolah. yang dekat dengannya, dan jarang
Hal yang pasti bermanfaat bagi Keluarga mengkhianati orang lain,
Tong” (Tere Liye 2015:227) “Tubuhku sebenarnya remuk, badanku
Competence yang dimiliki Bujang ini juga dipenuhi oleh luka, tapi aku tidak akan
tampak pada kemampuan Bujang untuk meninggalkan Tauke Besar di sini,
beradaptasi dan mampu memberikan solusi membiarkan dia ditemukan oleh Basyir
dalam berbagai masalah, atau putra tertua Keluarga Lin. Aku meraih
“Itu jenius sekali, Bujang! “Tauke tubuh Tauke. Aku akan menggendongnya
menepuk dahinya, seolah tidak percaya keluar lorong. Kami harus bergegas pergi”
mendengar ide tersebut. “Kau benar. (Tere Liye 2015:296)
Kita dirikan saja banknya. Uang akan Selain pada bagian tersebut, Bujang juga
datang, persis seperti laron mengerubuti tampak merupakan karakter yang mampu
lampu. Tidak percuma kau kuliah di untuk memegang janji secara jangka panjang,
universitas terbaik Ibu Kota” (Tere Liye yang tampak dari keteguhan Bujang dalam
2015:170)
menepati janjinya kepada ibunya.
Nilai Competence yang dimiliki Bujang “Berjanjilah kau akan menjaga perutmu
juga terlihat dari pribadinya Bujang yang dari semua itu, Bujang. Agar... agar besok
berani untuk menghadapi berbagai tantangan lusa, jika hitam seluruh hidup mu, hitam
sebesar apapun tantangan tersebut. Hal ini seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik
tampak dimulai dari lingkungannya saat ia putih, dan semoga itu berguna.
muda di talang Sumatera yang membuatnya Memanggilmu pulang." Mamak mencium
belajar berbagai hal yang tidak sering ubun-ubunku. Aku mengangguk” (Tere
dipelajari orang lain, dan mengalami Liye 2015:28)
pengalaman-pengalaman unik seperti saat Janji yang Bujang buat ini selalu ditepati
memburu babi hutan, salah satu contoh olehnya bahkan hingga ia dewasa.
pertama akan Competence dan kemampuan “Master Dragon yang menjawabnya,
terkekeh, menoleh ke pelayan, "Jangan
yang ia miliki.
beri dia minuman beralkohol, Si Babi
“Malam itu, di tengah hujan deras, di
Hutan tidak menyentuhnya sama sekali.
tengah rimba lebat lereng Bukit Barisan,
Juga misoa, jangan ada daging babinya.
hanya aku yang masih sehat. Hanya
Suruh koki memasaknya tanpa daging
aku yang masih bisa berdiri untuk
apapun. Anak muda ini punya selera
menghalangi pimpinan kawanan babi
murahan sekali memang.” (Tere Liye
menghabisi semuanya. Aku
2015:80)
mencengkeram tombak pemberian Bapak.
Aku berdiri dengan kaki kokoh, menatap Bahkan ketika sudah belasan tahun dari
ke depan dan bersitatap dengan monster terakhir bertemu dengan ibunya, Bujang tetap
mengerikan itu. Aku tidak punya pilihan. saja memegang janji yang ia buat kepadanya.
Lari sia-sia saja karena gerakan babi ini Dari semua aspek nilai ini, Bujang juga
cepat sekali. Aku juga tidak akan tampak merupakan seorang tokoh dengan
meninggalkan begitu saja yang lain dalam kemampuan Leadership yang sangat tinggi.
keadaan terluka. Maka jika aku harus mati, “Hal ini sejalan dengan karakternya yang
aku akan memberikan perlawanan terbaik” mampu menjalankan keempat Nilai Ignatian”
(Tere Liye 2015:24) kata Bapak Simon Nama Lamanepa, guru
Bahkan ketika menghadapi saat yang dapat Kolese Kanisius dan penggemar Novel
berakhir dengan ajalnya, ia tetap berani dan “Pulang”. Bujang adalah tokoh yang mampu
fokus dalam hal yang ia lakukan. untuk menguasai dirinya, dan mengefek serta
Dalam hal nilai Commitment, Bujang memimpin mereka disekitar dia. Hal ini
merupakan salah satu tokoh dengan tampak selama proses ceritanya dimana ia
komitmen yang sangat tinggi sepanjang cerita berkembang dari seorang anak desa, hingga
novel. Ketika Bujang membuat sebuah janji pada akhir novel dimana ia menjadi Tauke
atau keputusan, ia melakukannya hingga Besar Keluarga Tong.
selesai dan menjalankan keseluruhan

7
“Aku kepala Keluarga Tong sekarang, Rumah keluargaku terbakar, Ayah dan
memimpin ribuan anggota keluarganya, Ibuku mati terpanggang. Mereka tidak
puluhan perusahaan, tersebar di seluruh berhasil menguasai kawasan itu pada
kawasan Asia Pasifik. Aku bisa serangan pertama, mereka dipukul mundur,
menentukan haluan baru ke mana keluarga tapi akibatnya, orang-orang yang tidak
penguasa shadow economy ini akan bersalah menjadi korban. Aku menatap
dibawa.” (Tere Liye 2015:390) sendiri tubuh orang tuaku yang menjadi
Secara keseluruhan, Bujang adalah arang hitam, tidak sempat melarikan diri
seorang tokoh utama yang layak untuk dari kebakaran.” (Tere Liye 2015:283)
dikatakan memiliki nilai Ignatian 4C1L. Ia Sifatnya ini tampak dari tokoh Basyir yang
telah membuktikannya sepanjang alur cerita keluarganya terkena imbas dari perilakunya
novel Pulang dan menunjukkannya berulang Tauke Besar. Hingga keluarga yang ia miliki
kali. “Menurutku, Bujang memiliki semua terikut tewas dalam penyerangan yang
nilai 4C1L, ia dalam seluruh novelnya dilakukan oleh Tauke Besar. Hal ini sangat
menampakkannya berkali-kali” kata berlawanan dengan seseorang yang memiliki
penggemar novel “Pulang” dan murid SMP nilai Compassion dan Conscience. Seperti
Kolese Kanisius, Amazel Olavio Sianigan. yang dikatakan oleh Tim Penjaminan Mutu
Tokoh yang berperan besar berikutnya Kolese Kanisius, Bapak Audy Bramara, SS,
dalam novel “Pulang” merupakan Tauke M.FL,
Muda, yang kemudian menjadi Tauke Besar “Compassion adalah bela rasa yang
sejalan alur cerita novel. Nama sesungguhnya dicirikan oleh rasa empati kepada
siapapun, dan memiliki pribadi yang
Tauke Besar tidak diberitahukan dalam novel,
berusaha untuk mencapai keadilan dalam
sebagaimana ia selalu disebutkan Tauke masyarakat. Yang tampak dari sikap
Besar oleh semua yang disekelilingnya. mereka dalam memberi perhatian kepada
Karakter Tauke Besar ini merupakan karakter kaum yang lemah dan tersingkir, merawat
yang mampu menguasai beberapa aspek nilai bumi dan lingkungan sekitar mereka,
dalam 4C1L, namun tetap tampak kurang ataupun melihat bagaimana keadaan hidup
dalam aspek seperti Conscience dan di tengah orang-orang sederhana.”
Compassion. Semua aspek ini tidak terlalu tampak dalam
Dalam nilai Compassion, Tauke Besar karakter Tauke Besar. Sebagaimana nilai
merupakan seorang tokoh yang peduli Compassion dan Conscience yang ia miliki
terhadap keluarganya dan mereka yang dekat terkorupsi oleh gaya hidupnya dan sikap
dengannya, hingga ia bahkan rela membagi dingin yang dibutuhkan oleh seorang
semua yang ia miliki dengan semua anggota penguasa kerajaan dunia gelap.
Keluarga Tong serta menjaga semua anggota Sedangkan dalam nilai Competence
keluarganya. Walau seperti ini, nilai Tauke Besar, ia sangat tampak merupakan
Compassion yang ia miliki tertutupi oleh seorang tokoh yang mahir dalam berbagai
karakteristik hidupnya sebagai kepala hal. Ia mahir dalam manajemen orang lain
kerajaan dunia gelap. Ia rela untuk menyakiti, dan kerajaannya, inovatif dalam cara-cara
membunuh, bahkan melakukan berbagai hal mencuci uang dan mencari uang untuk
tidak baik lainnya untuk mencapai tujuan dan kerajaannya, kreatif dalam menyelesaikan
keinginannya. sebuah masalah, dan cerdas dalam
“Kenapa dia (Tauke Besar) menyerang menumbuhkan bakat-bakat dan keterampilan
kelompok Arab yang berpuluh tahun hidup anggota keluarganya.
damai mengurus pabrik tekstil. Hanya “Masa depan Keluarga Tong bukan di
untuk memuaskan ide gilanya tentang tangan orang-orang yang pandai berkelahi.
menguasai seluruh kota provinsi. Masa depan keluarga ini ada di tangan
Keluargaku bukan bangsat, bajingan, orang yang pintar. Kita tidak akan
mereka hanya kebetulan saja tinggal di terus-menerus hanya menjadi keroco
sana, berbaur di kampung Arab. Malam dalam dunia hitam. Hanya memalak,
itu, puluhan tukang pukul Keluarga Tong memeras, menyelundupkan barang-barang.
datang menyerang, membabi buta, Itu bisnis kotor. Kita akan menjadi lebih
menghancurkan apapun yang ada di sana. besar dari itu semua, dan untuk

8
menjalankannya, aku butuh orang pintar. Walau ia bersikap seperti ini terhadap
Itulah but visi, melihat masa depan. Kau musuhnya dan pekerjaannya, Tauke Besar
harus sekolah setinggi yang dise mungkin. jugalah merupakan seorang tokoh yang
Biarkan saja Basyir, yang memang tidak sangat setia kepada kawan-kawannya dan
punya otak untuk mengunyah bangku
semua anggota Keluarga Tong, apapun
sekolah, yang menjadi tukang pukul. Kau
tidak!” (Tere Liye 2015:58) pangkat mereka.
".... dia (Tauke Besar) tidak akan pernah
Selain ini semua ia juga merupakan seorang
membiarkan tukang pukulnya disiksa. Dia
tokoh yang mahir dalam senjata pistol jarak mengirim puluhan tukang pukul ke ruko
pendek dan seorang visioner akan masa itu sebagai jawabannya. Enam aparat
depan Keluarga Tong dan cara-cara untuk militer itu pun dihabisi. Tauke tidak peduli
mencapainya. jika itu mengundang masalah dengan
“​​Tidak ada satu pun yang akan markas militer, dia selalu melindungi kami
ditinggalkan di rumah ini, karena markas apa pun harganya. Tauke tidak pernah
di kota provinsi akan diratakan. Di atasnya mengkhianati kesetiaan anak buahnya."
akan dibangun pusat perbelanjaan modern (Tere Liye 2015:264)
sekaligus hotel berbintang milik Keluarga Commitment yang dimiliki oleh Tauke
Tong. Tauke Besar memiliki pendekatan Besar tampak bersumber dari ambisinya
bisnis yang visioner. Dia mentransfer uang untuk mengembangkan dan menguatkan
dunia hitam menjadi bisnis legal. Seluruh
kerajaan dunia gelap Keluarga Tong hingga
bisnis di kota provinsi akan dipusatkan di
bangunan baru itu, diken dalikan oleh semakin disegani, dihormati, dan ditakuti
profesional. Itu akan menjadi sumber dana oleh berbagai orang. Hingga ia bertekad
bagi ekspansi di ibukota-selain cash cow melakukan apapun dalam mencapai
dari 'ekspor impor' barang.” (Tere Liye keinginannya itu. Commitment yang dimiliki
2015:149) Tauke Besar juga tampak dari rasa
Kemahirannya dan keterampilan Tauke kehormatan yang dimiliki Tauke Besar
Besar dalam berbagai hal menjadi salah satu terhadap orang lain. Sikap saling
aspek yang membuatnya mampu untuk menghormati ini membuat tumbuhnya
menjadi kepala Keluarga Tong dan salah satu kesetiaan kepada mereka yang dekat dengan
penguasa kerajaan dunia gelap. Competence Tauke Besar, hingga Tauke Besar pun rela
yang ia miliki ini juga tampak bertumbuh dari menjaga mereka.
pengalaman hidupnya Tauke Besar dimana ia Meneliti dari semua aspek dan nilai yang
telah menghadapi berbagai tantangan dan dimiliki oleh Tauke Besar ini, dapat
kesulitan selama hidupnya, sehingga ia dikatakan bahwa kemampuan Leadership
memiliki banyak pengalaman yang yang dimiliki oleh Tauke Besar masih
membantunya untuk menjadi lebih mahir dan kurang, sebagaimana penguasaan nilai 4C
lebih baik kedepannya sebagai kepala yang dimiliki Tauke Besar belum sepenuhnya
Keluarga Tong. dikuasai. Walau ia dapat dikatakan mampu
Sikap ambisi dan keinginannya untuk untuk memimpin dan dipercayai orang lain
membesarkan Keluarga Tong juga tampak untuk memimpin, seperti yang tampak dari
dalam nilai Commitment yang dimiliki Tauke posisinya sebagai kepala Keluarga Tong.
Besar. Ia adalah seorang tokoh yang rela Kemampuan memimpinnya ini tidak didasari
memberikan semuanya dan apapun dalam oleh sikap Conscience dan Compassion yang
mencapai tujuan serta keinginannya. Bahkan baik. Kepemimpinan Tauke Besar dicirikan
jika itu termasuk memeras, menyakiti, atau dari sikapnya yang rela untuk menyakiti
membunuh orang lain. orang lain dalam mencapai tujuan, sebuah hal
“Berani sekali mereka menyerang yang tidak sesuai dalam Ignatian Leadership.
pelabuhanku. Satu hari sebelum Sebagaimana sudut pandangnya Tauke Besar
keberangkatan ke ibukota. Kau pimpin akan yang baik dan benar telah terkorupsi
seluruh tukang pukul, kejar mereka oleh kehidupannya di dunia gelap selama
kemanapun. Aku mau, sore ini, mereka
berpuluhan tahun, hingga ia menjadi kurang
sudah dihabisi hingga ke akar-akarnya.
Bumi hanguskan!” (Tere Liye 2015:147) mampu membedakan yang baik dan buruk.

9
Tokoh ketiga yang kami analisis adalah berusaha untuk mengusir mereka dari suatu
kepala tukang pukul dan guru Bujang sejak ia tempat atau menangkap mereka. Hanya jika
pertama masuk Keluarga Tong, yaitu benar-benar terpaksa barulah ia memilih
Kopong. Kopong adalah karakter yang sangat untuk menggunakan kekerasan yang lebih
setia kepada Bujang, dan merupakan salah lagi. Tidak hanya itu Kopong sebagai pelatih
satu orang kepercayaan Tauke Besar. Dia Bujang, mampu membuat bujang menjadi
akan berdiri bersama Keluarga Tong sampai orang baik. Hingga membuat Bujang merasa
kematiannya. semangat dan bersyukur dapat berlatih
Walau Kopong merupakan seorang dengannya,
tukang pukul dalam keluarga Tong, Kopong “Tapi ini berubah menyenangkan,
tetap memiliki nilai Compassion diluar dengan bisa berlatih bersama Kopong,
pekerjaannya, sebagaimana ia sangat peduli aku tidak keberatan menghabiskan waktu
terhadap anggota-anggota keluarga Tong dan membacanya. Juga tidak keberatan
mendengarkan Basyir dan pemuda lain
teman-temannya hingga ia rela untuk
mengolok-olokku, memanggilku
mempertaruhkan nyawanya demi keluarga 'Profesor.” (Tere Liye 2015:99)
yang ia miliki. Nilai Compassion ini juga “Jangan kau masukkan ke dalam hati,
tampak dari kehidupannya Kopong yang rela Bujang." Kopong menepuk pundakku,
untuk melatih dan mengajar serta mendidik berusaha menghibur, Dia memang suka
Bujang hingga menjadi dewasa yang terlihat marah-marah sejak aku membawanya
pada akhir novelnya. dari Filipina. Dia mungkin masih sakit
“Kopong terlihat semakin sangar saat dia hati atas pengkhianatan kliennya di
mulai melatihku. Dia tidak mengajakku sana.” (Tere Liye 2015:177)
berlatih di dalam ruangan, kami berlatih di Berbagai peristiwa itu, menunjukan
pantai.” (Tere Liye 2015:97) bahwa Kopong bisa membuat tokoh yang
“Kopong menggeleng, "Berlatih menjadi dilatih menjadi senang ketika dilatih olehnya.
tukang pukul, justru akan membuatnya Kopong pun membuat Bujang tidak di
terjaga dari luka di masa depan, Tauke.” olok-olok temannya sehingga Bujang bisa
(Tere Liye 2015:100)
lebih merasa tenang. Kopong pun
“"KAU INGIN PULANG ATAU
BERMALAM DI PANTAI, BUJANG? menggunakan hati nuraninya untuk
AKU TIDAK PUNYA WAKTU menghibur Bujang yang sedang kesusahan
MENUNGGU!" Kopong meneriakku dari hatinya.
kejauhan.” (Tere Liye 2015:98) Kopong memiliki nilai Commitment
Berbagai peristiwa itu, menunjukan yang tinggi, sebagaimana ia berkomitmen
bahwa Kopong memiliki nilai Compassion. untuk menyelesaikan apa yang ia telah mulai
Hal itu ditunjukkan dari diri Kopong yang dan menepati janji yang ia telah perbuat.
peduli terhadap Bujang. Ia ingin Bujang Seperti saat Kopong rela untuk membantu
memiliki masa depan yang baik, dengan cara mengajar Bujang hingga ia sudah memiliki
melatih Bujang untuk menjaga dirinya. semua kemampuan yang ia dapat ajarkan.
Pelatihan yang diberi Kopong menghasilkan “Tapi Kopong tidak menyerah, dia
hasil yang baik, dimana Bujang dapat memberikan jalan tengah. "Tauke, aku
menjadi pribadi yang baik dan mampu minta maaf jika ini berbeda pendapat, tapi
nak itu menginginkan menjadi seperti
menjaga dirinya.
Basyir, seperti pemuda-pemuda lain,
Kopong memiliki nilai Conscience yang seperti Bapaknya dulu”” (Tere Liye
mendalam sebagaimana ia selalu memikirkan 2015:94)
dampak dari tindakan yang ia lakukan. Walau “Tapi Kopong tidak menyerah. Seminggu
sering bersikap dan bertindak sebagai tukang kemudian dia datang dengan ide baru,
pukul, ia sering kali memilih apa yang ia mengusulkan kepada Tauke Besar agar
lakukan dan tindakan yang ia jalankan. meminta Guru Bushi ke ibukota,
Seperti dalam novelnya ia sering berusaha mengajariku seperti dulu di Tokyo.” (Tere
untuk tidak menggunakan kekerasan Liye 2015:96)
berlebihan dengan musuhnya, dengan hanya Berbagai peristiwa itu, menunjukan bahwa
Kopong adalah tokoh yang memegang teguh

10
prinsipnya dimana ia setia pada bukan yang sekarang melainkan
komitmennya, untuk memberikan jalan kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di
tengah untuk bujang. Dimana ia percaya masa depan.
bahwa yang dilakukannya akan berdampak Berbagai peristiwa dalam novel,
baik bagi masa depan Bujang. Ia pun tidak menunjukan bahwa Kopong sebagai tokoh
menyerah untuk memberikan ide kepada yang memiliki Leadership tinggi dimana ia
Tauke Besar. Kopong merupakan salah satu sebagai karakter yang memiliki karakter
tokoh yang memiliki banyak ide brilian di pemimpin, ia mau melatih orang lain. Ia juga
novel “Pulang” karya Tere Liye. memotivasi Bujang ketika ia melatihnya,
Kopong memiliki nilai Competence yang Bujang pun menjadi senang dilatih oleh
tinggi, hal ini terbukti dari kemampuannya Kopong dimana dari hasil latihan
untuk melakukan berbagai hal dengan membuahkan hasil yang baik bagi Bujang.
kepercayaan diri yang tinggi dan kemampuan Tidak hanya itu ia memiliki pemikiran yang
yang luar biasa untuk menyelesaikannya. Ia terbuka dimana ia berpikir untuk masa depan
mahir dalam hal seperti bela diri, mengajar, dan berpikir sebelum melakukan tindakan
dan memimpin pasukan tukang pukul yang akan ia lakukan.
Keluarga Tong dengan baik, bahkan luar Dalam sebuah novel seperti “Pulang”,
biasa. Serta mampu menyelesaikan berbagai tentu terdapat seorang karakter antagonis
tugas yang diberikan kepadanya dengan baik. yang melawan dan menentang sifat tokoh
Kopong merupakan seorang tukang pukul utama, Bujang. Tokoh antagonis di novel
yang memiliki banyak ide dan akal. Kopong “Pulang” ini adalah Basyir. Basyir adalah
mampu mengerjakan tanggung jawabnya dan teman dekat Bujang yang rela untuk
bertanggung jawab atas tindakannya mengkhianati Bujang dan Keluarga Tong
“Kopong mencari akal lain, mencoba dalam membalas dendaman amarahnya
menceritakan masa lalu, tentang Bapakku, kepada Tauke Besar. Karakter Basyir ini
karena dia sempat mengenal Bapak selama merupakan karakter yang cukup mampu
delapan tahun, sebelum Bapak kembali ke
menguasai beberapa aspek nilai dalam 4C1L,
kampung, mengajak Mamak menikah dan
terusir dari keluarganya.” (Tere Liye namun tetap tampak kurang dalam aspek
2015:172) seperti Conscience, Commitment, dan
“Esoknya Kopong memberikan beberapa Leadership.
ide, termasuk hand grip” (Tere Liye Dalam novel “Pulang” ini, Basyir
2015:181) digambarkan sebagai seorang teman yang
Berbagai peristiwa itu, menunjukan bahwa baik bagi Bujang yang pertama kali merantau
Kopong sebagai Tokoh yang memiliki ke Keluarga Tong. Dalam nilai Compassion,
banyak ide. Mencari akal atau ide baru dan Basyir memiliki kepedulian yang sangat
kreatif merupakan salah satu nilai tinggi terhadap mereka disekitarnya, seperti
Competence yang dimiliki oleh Kopong. yang tampak ketika ia mengantar Bujang
Menjadi tokoh yang mempunyai banyak ide untuk pergi ke mes atau tempat tinggal bagi
baru merupakan tokoh yang jarang ditemui di anggota Keluarga Tong bahkan saat baru
novel ini. kenalan. Kepedulian juga ditunjukan dengan
Kopong merupakan tokoh yang mampu ia selalu menyapa orang lain dengan kalimat
untuk menguasai semua 4C nilai Ignatian, ia “Assalamualaikum.”
juga layak untuk disebutkan memiliki nilai “Itu bukan Tauke Besar atau pelayan.
Leadership yang tinggi dimana ia mampu Itulah Basyir. Satu-satunya orang di
untuk memimpin dengan luar biasa, hal ini Keluarga Tong yang menyapa orang lain
tampak dari kemampuannya dalam melatih dengan kalimat tersebut . Kepedulian
ditunjukan dengan keramahan dan
dan mengajari Bujang. Kopong sering
keakraban nya menyapa Bujang teman
meneriaki Bujang untuk memotivasinya, nya. “Basyir menjadi sahabat baikku sejak
sebagai pemimpin ia mau melatih dan hari pertama di Tauke Besar.” (Tere Liye
memotivasi. Ia juga sebagai pemimpin 2015:46)
mampu melihat kedepan dimana ia melihat

11
Basyir yang juga menunjukan kepeduliannya Nilai Competence yang dimiliki Basyir
dengan selalu menyapa semua orang. sangat terlihat jelas. Berdasarkan hasil
“Kami seharian melakukan hal seru di luar wawancara kami dengan Tim Penjamin Mutu
sana, Bujang. Memukuli preman pasar Kolese Kanisius, Competence berarti
yang banyak tingkah, kau justru disuruh memiliki pengetahuan dalam suatu bidang
membaca.” (Tere Liye 2015:57) dan memiliki keterampilan dalam hal
Namun, dalam beberapa peristiwa, tertentu. Dalam hal ini, Basyir memiliki
Basyir tidak menunjukan kepeduliannya pengetahuan yang luas dan mendalam.
terhadap orang lain. Berdasarkan hasil Dimana dia memiliki pengetahuan bagaimana
wawancara kami dengan Tim Penjamin cara membunuh, merancang bisnis, dan
Mutu Kolese Kanisius, kami mendapatkan membuat rencana penyerangan. Keterampilan
informasi bahwa Compassion lebih mengarah Basyir adalah memukul, membunuh, dan
kepada belarasa, kasih sayang, menjunjung melatih tukang pukul para anggota keluarga
tinggi keadilan. Basyir adalah seorang Tong. Keterampilan dan pengetahuan Basyir
anggota dari Keluarga Tong yang selalu sangat terlihat ketika ia mampu
mengutamakan penyelesaian dengan merencanakan skenario pembunuhan atau
memukul atau dengan kekerasan. eksekusi terhadap Tauke Besar. Lewat sebuah
“Basyir merupakan seorang keturunan
pasukan garda Keluarga Tong yang ia bentuk,
suku Bedouin, badan nya tinggi dan besar.”
(Tere Liye 2015:57) ia pimpin, dan ia latih sendiri dengan
“Basyir terlihat gagah dengan pakaiannya, kemampuannya.
membawa senjata tajam. Tiga tahun “Disana juga ada Brigade Tong, pasukan
terakhir, Basyir menjadi tukang pukul khusus yang dibentuk oleh Basyir
sangat penting di Keluarga Tong. Fisiknya beberapa tahun setelah pulang dan Timur
tumbuh pesat, tinggi besar. Dia gesit Tengah. Brigade itu dibuat atas
lompat ke atas salah satu mobil jeep. Aku persetujuan Tauke Besar. Basyir
hanya menonton an kesibukan, di antara menyeleksi sendiri anggotanya.
pelayan rumah.” (Tere Liye 2015:147) melatihnya menjadi mesin mematikan
Berbagai peristiwa itu, menunjukan bagi musuh-musuh Keluarga Tong lima
tahun terakhir. Joni ikut bersamaku naik
betapa mengerikannya Basyir ketika hati nya
mobil dia pengawal tetap Parwez untuk
sudah tidak memiliki rasa kepedulian sementara waktu. Penjagaan di kantor
terhadap orang lain. Rasa ketidakpedulian berlantai tiga puluh itu diberikan kepada
dengan orang lain juga digambarkan ketika Letnan lain.” (Tere Liye 2015:246)
Basyir sedang merencanakan eksekusi atau Nilai Commitment yang dimiliki Basyir
pembunuhan terhadap salah satu keluarga tidak terlihat. Berdasarkan hasil wawancara
yang menjadi musuh keluarga Tong. kami dengan Tim Penjamin Mutu Kolese
“Ayolah! Jangan-jangan kau mulai Kanisius, kami mendapatkan jawaban bahwa
melunak soal ini, Kawan. Ada apa Commitment berarti sikap bebas. Menyatakan
denganmu? Kau tidak terdengar nyaman
janji atau kesungguhan akan suatu hal tanpa
setiap kali membahas eksekusi” (Tere Liye
2015:199) adanya keterpaksaan. Commitment yang
Nilai Conscience yang dimiliki Basyir dimiliki Basyir adalah janjinya untuk
tidak terlihat atau berlawanan. Berdasarkan menjaga keluarga Tong sampai seumur
hasil wawancara kami dengan Bapak Audy hidupnya. Namun, ternyata Basyir
Bramara, S.S., M.Fil. dari Tim Penjaminan berbohong. Ia berkhianat kepada Keluarga
Mutu Kolese Kanisius, kami mendapatkan Tong. Basyir yang mengingkari janjinya
jawaban bahwa orang yang sudah pernah terbukti pada saat ia merancang skenario
memukul menyakiti orang lain tidak bisa pembunuhan terhadap Tauke Besar. Bersama
dikatakan memiliki Conscience atau hati pasukan Brigade Tong, ia memancing
nurani. Menentukan mana yang benar dan peperangan melawan Keluarga Tong yang ia
mana yang salah. Dalam hal ini, Basyir khianat,
"Joni menggerung marah, dia sudah tidak
kurang memilikinya.
sabaran menyerang Basyir. Aku sekali lagi
menahannya."Apa kabar, Tauke Muda?

12
Bagaimana perjalananmu dari Hong Keluarga Tong. Dia berkhianat terhadap
Kong?" "BERHENTI BASA-BASI, Tauke Besar dan Keluarga Tong.”
BASYIR!" Aku membentaknya. Dari semua aspek ini, tampak bagaimana
Basyir tertawa, mengangkat bahu. Basyir merupakan seorang karakter yang
"Jelaskan apa yang terjadi!" Katana-ku
masih sangat kurang mampu menguasai nilai
teracung ke arah- nya. Letnan kepala
Brigade Tong segera beringsut menjauh. Ignatian Compassion, Conscience, dan
"Kenapa? Itu pertanyaannya, bukan?" Commitment. Hal ini menunjukan bahwa
Basyir tersenyum tipis, menatapku santai, Basyir belum mampu untuk mencapai
"Membosankan, Bujang. Selalu itu yang Leadership yang diungkapkan dalam 4C1L.
kau lakukan. Apa? Siapa? Kenapa? Walau ia memiliki kemampuan untuk
Dimana? Kapan? Dalam setiap masalah, memimpin dan manajemen orang lain, yang
dalam setiap kasus, kau selalu saja tampak dari saat pengkhianatannya terhadap
bertanya, kenapa? Lantas dengan otak Keluarga Tong, arah leadershipnya ini
pintarmu, kau menganalisis semuanya didasarkan oleh emosi dan keinginan balas
dengan cepat, kemudian sim salabim,
dendam, sebuah dorongan untuk memimpin
keluarlah saran, ide, kesimpulan hebat dari
Bujang lulusan terbaik dua Magister di yang tidak sesuai dengan nilai Ignatian
Amerika. Hebat sekali, semua orang takjub Leadership.
dan bertepuk-tangan. Tapi itu D. PENUTUP
membosankan, Bujang." Aku balas Dari penelitian ini, dapat disimpulkan
menatap Basyir, berseru, "Iya, kenapa, bahwa nilai Ignatian 4C1L dapat ditemukan
Basyir? Kenapa kau mengkhianati Tauke
Besar setelah dia mengambil seorang anak
dalam sebuah karya sastra berbentuk novel
jalanan, mendidiknya, membesarkannya, seperti “Pulang” karya Tere Liye. Melalui
membuatnya menggapai mimpi-mimpi penelitian kualitatif kami dalam membedah
masa kecilnya menjadi kesatria suku novel dan menganalisis tokoh serta karakter
Bedouin? KENAPA, HAH?" (Tere Liye novel “Pulang”, kami menemukan banyak
2015:282) bentuk penerapan nilai Ignatian dalam semua
Bentuk pengkhianatan ini menunjukan tokoh novel Pulang, khususnya dalam tokoh
bahwa Basyir tidak memiliki Commitment Bujang, Tauke Besar, Kopong, dan Basyir,
terhadap apa yang ia jalankan. Ia adalah walau tingkat penguasaannya berbeda-beda.
seorang tokoh yang tidak setia dengan Kami menemukan pada tokoh utama,
janjinya dan mereka yang dekat dengannya. yaitu Bujang, dan tokoh pendukung yang
Walau memang bentuk penetapan janji merupakan guru Bujang, yaitu Kopong,
pengkhianatan ini dapat dikatakan penetapan mampu untuk menguasai nilai Ignatian 4C1L
komitmen Basyir, namun hal ini tidak sesuai dan mencapai kemampuan Ignatian
dengan nilai Ignatian. Seperti yang dikatakan Leadership. Namun, dalam tokoh pendukung
melalui wawancara kami dengan Tim seperti Tauke Besar dan tokoh antagonis
Penjaminan Mutu Kolese Kanisius, seperti Basyir, nilai Ignatian ini tampak
Commitment adalah sikap bebas seseorang kurang untuk diterapkan dalam karakter
untuk menepati apa yang ia janjikan tanpa mereka. Tauke Besar kurang menguasai
paksaan dan pengaruh orang lain. Compassion, Conscience, dan Leadership,
Melalui wawancara kami dengan salah sedangkan Basyir kurang menguasai
satu penggemar novel “Pulang” yakni Bapak Compassion, Conscience, Commitment, dan
Simon Nama Samon Lamanepa S.Pd, Leadership.
berpendapat bahwa Basyir adalah karakter Berdasarkan hasil dari penelitian ini,
yang berkhianat. “Basyir tidak memiliki kami percaya bahwa penelitian analisis novel
Leadership. Basyir adalah pengkhianat “Pulang” berdasarkan nilai Ignatian 4C1L
Keluarga Tong.” Hal yang mirip diungkapkan dapat bermanfaat dalam menunjukan
oleh Amazel Olavio Siagian, murid SMP keberadaan nilai Ignatian, tidak hanya di
Kolese Kanisius dan penggemar novel dunia nyata tetapi juga dalam karya sastra.
“Pulang” yang berpendapat bahwa “Saya Untuk penelitian kedepannya, peneliti
tidak suka sama Basyir. Dia pengkhianat di merekomendasi untuk ditingkatkan jumlah

13
penelitian yang berfokus pada pendalaman Seperti yang dikatakan oleh Ludgerus
sub-bidang analisis karya sastra berdasarkan Matteo, “Novel “Pulang” ini membuatku
nilai Ignatian. Sehingga menghasilkan menjadi suka membaca, walau saya sebelum
penemuan nilai Ignatian dalam lebih banyak ini sebenarnya kurang menyukai membaca
jenis karya sastra, tidak hanya novel. buku, dan lebih menyukai buku yang bukan
E. REFLEKSI KELOMPOK novel atau fiksi. Lebih menyukai buku nyata
Setelah menjalankan keseluruhan seperti sejarah, biografi, dan lainnya”.
penelitian kami terhadap novel “Pulang” Tentu selama penelitian ini, kami
karya Tere Liye. Kami sekelompok merasa sebagai kelompok sering kali menghadapi
sangat bersyukur dan berterima kasih kepada permasalahan-permasalahan dan kesulitan
Tuhan atas kesempatan dan berkat yang Ia antar anggota kami. Kelompok kami
berikan sehingga kami dapat menjalankan memaknai setiap perbedaan pendapat,
keseluruhan Research Paper kelompok kami konflik, dan ketegangan kelompok secara
dari awal penelitian hingga sekarang dengan berbeda-beda. Namun, secara keseluruhan
lancar, dan mendapatkan ilmu baru dari kita semua merasa perbedaan dan konflik ini
penelitian kami. memanglah sebuah ciri dalam kegiatan
Kami sebagai peneliti merasa berbagai kelompok apapun, dimana perbedaan
perasaan selama proses penelitian kami. pendapat ini mendorong munculnya gagasan
Kami merasa bahagia dan senang dalam yang kemungkinan besar tidak terpikirkan
membedah novel “Pulang”, serta bergembira oleh anggota lain, ataupun memulai diskusi
ketika ada perkembangan dalam penulisan yang mengarah kepada kesadaran dan
Research Paper. Walau memang terdapat pemahaman bersama.
saat-saat yang melelahkan dan Konflik dan perbedaan pendapat ini
menjengkelkan dalam penelitian kami, seperti membantu untuk memunculkan cara pandang
saat terjadi perbedaan pendapat, salah yang berbeda dari apa yang dilihat oleh
pengertian, dan kesusahan membagi waktu anggota lainnya. Melalui konflik seperti ini,
untuk penelitian, serta perasaan kami kami secara kelompok juga menjadi lebih
sekelompok yang lelah setelah seharian dekat dibanding sebelumnya, karena melalui
sekolah kemudian waktu luangnya digunakan konflik kita dapat melihat sudut pandangnya
untuk Research Paper. Semua perasaan akan sesuatu hal dan penyelesaian perbedaan
negatif ini jauh lebih kecil dibanding pendapatnya membawakan tukar pendapat
perasaan positif kami selama penelitian. yang mendekatkan kita.
Semua perasaan ini diikuti juga oleh Dalam setiap proses formasi kami
kenang-kenangan saat sekelompok bekerja selama pembuatan Research Paper ini kami
dalam meneliti Research Paper kami. Dimana menemukan kehadiran Tuhan dalam semua
terdapat banyak cerita-cerita seru yang kita rangkaian kegiatan kami. Kami merasakan
bicarakan, candaan antar teman, dan secara kehadirannya paling khusus ketika bertemu
khusus, menguatnya solidaritas dan secara langsung tatap muka, di sekolah dan
brotherhood kami. diluar sekolah. Dari berkat yang Tuhan
Secara keseluruhan, kelompok kami berikan sehingga memberikan kepada kami
merasa bersyukur karena kesempatan yang kesempatan untuk berkumpul dan bekerja
Tuhan telah berikan sehingga kami dapat secara kelompok.
menjalankan penelitian kualitatif deskriptif Kehadiran Tuhan sangat kami rasakan
ini akan novel “Pulang”. Dimana kami ketika proses awal memilih judul dan topik
mengalami banyak kesempatan untuk yang akan menjadi fokus penelitian Research
membaca novel ini dengan tenang, Paper kami. Dimana kami yang pada awalnya
mendalami maknanya, kemudian kurang mengetahui ingin meneliti dalam
menganalisis dan menjelaskannya dalam materi Bahasa Indonesia apa, hingga dengan
Research Paper kami. Kami merasa Research bantuan Tuhan dan bimbingan para guru
Paper ini meningkatkan kemampuan literasi pendamping, kami menjadi lebih sadar akan
kami dan cinta kami kepada buku dan novel. keinginan untuk meneliti mengenai novel.

14
Kami menemukan kehadiran Tuhan pada (https://online.fliphtml5.com/nofjd/ow
proses pengerjaan penelitian kami, ketika wn/)
kami bingung akan sifat salah satu tokoh Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra,
yang kami analisis atau ketika kami sedang Pendekatan Teori, Metode dan Kiat.
bersiap untuk ujian. Kami sangat merasakan Yogyakarta: UGM.
kehadiran-Nya, yang bagai mendukung,
mendorong, dan menyemangati kelompok Soetomo, Greg 2020. Pengertian Ignatian
kami untuk meneruskan penelitian hingga Leadership. Komunitas Awam Putri
kami selesai. Sion. Diakses pada 14 Desember,
Melalui rahmat dan berkat-Nya, kami 2022.
pada akhirnya dapat menyelesaikan (https://www.pantisemedi.com/in/ignat
penelitian Research Paper kami yang ian-leadership.html)
berfokus untuk menganalisis novel “Pulang” Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra
berdasarkan 4C1L. Banyak pengalaman baru Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
yang kita dapat melalui proses ini dan kami Pustaka Jaya.
bersyukur berkesempatan untuk melaluinya. Tia. 2018. Tere Liye. Pernah Ditolak
Terima kasih kami ucapkan kepada guru-guru Penerbit hingga Salah Bikin Judul.
yang telah membantu mendampingi kami, Jakarta : DetikHots. Diakses pada 15
kepada orang tua kami, dan kepada semua November 2022.
orang yang telah membantu membuat (https://hot.detik.com/book/d-3959666/
penelitian ini diselesaikan, tanpa tere-liye-pernah-ditolak-penerbit-hingg
dukungannya, hasil akhir kami tidak akan a-salah-bikin-judul)
seperti yang sekarang ini. Ad Majorem Dei
Gloriam! The International Commission on the
Apostolate on Jesuit Education
F. DAFTAR PUSTAKA (ICAJE). 2018. Jesuit Schools: A
Aninda. W. B. 2015. Resensi Novel Pulang Living Tradition in the 21'st Century.
Karya Tere Liye. Surabaya: Italia : Serikat Yesus. Diakses pada 12
Kompasiana. Diakses pada 22 November, 2022
September,.2022. (https://www.jesuits.global/sj_files/201
(https://www.kompasiana.com/nindalot 9/11/2019-25_Jesuits_Schools_A_Livi
us/5676046bb57a61760e82ac53/resens ng_Tradition.pdf)
i-novel-pulang-karya-tere-liye) Umam, Emka. 2022. Biografi Tere Liye,
Jesuit Education. 2015. Jesuit Education Penulis Serba Bisa. Gramedia. Diakses
Aims To Human Excellence. Roma : pada 3 Oktober, 2022.
Serikat Yesus. Diakses pada 20 (https://www.gramedia.com/best-seller/
Desember 2022. biografi-tere-liye/)
(http://www.sjweb.info/education/doc- Zulfah, Nur. 2019. Pengantar Ilmu Sastra.
news/human_excellence_eng.pdf) (Terjemahan). Jakarta: Gramedia.
Liye, Tere. 2015. Pulang. Jakarta : Diakses pada 25 September, 2022.
Republika. (http://repository.ut.ac.id/4735/1/PBIN
4104-M1.pdf)
Oktaviani, Winda. 2019. Intertekstual Novel
Pulang Karya Tere Liye. Repository. G. DAFTAR NARASUMBER
Diakses pada 27 September, 2022. Wawancara, Amazel Olavio Siagian, Kolese
(http://repository.unwidha.ac.id/1838/1 Kanisius Jakarta, 25 Januari 2023.
/winda%20fix.pdf)
Wawancara, Audy Bramara, Kolese Kanisius
Panitia Research Paper. 2022. Buku Panduan Jakarta, 19 Januari 2023.
Menulis Research Paper. Jakarta: SMP
Kolese Kanisius Jakarta. Diakses pada Wawancara, Simon Nama Samon Lamanepa,
20 September, 2022. Kolese Kanisius Jakarta, 25 Januari
2023.

15
YAYASAN BUDI SISWA
SEKOLAH MENENGAH KOLESE KANISIUS
Jalan Menteng Raya Nomor 64, Jakarta 10340, PO Box 3810, Jakarta 10038, INDONESIA
Telp. (62-21) 31936464, (hunting) Fax. (62-21) 3924135
E-mail: smp@kanisius.sch.id sma@kanisius.sch.id https:// kanisius.edu/

Surat Keterangan
Nomor: 122/KET/PERPUS/III/2023

SMP Kolese Kanisius bersama perpustakaan berkomitmen untuk menumbuhkan etos


ilmiah di kalangan pelajar, sehingga kedepannya tidak hanya sebagai pembaca ilmu
pengetahuan, namun juga mampu menghasilkan pemikiran ilmiah lewat research paper di
lingkungan Kolese Kanisius. Maka dari itu perlu dilakukan pengecekan similaritas untuk
meminimalisir plagiarisme pada karya ilmiah yang dibuat.

Berdasarkan pengecekan similaritas melalui program Turnitin, research paper berikut:

Judul Penelitian : Analisis Novel “Pulang” Karya Tere Liye


Berdasarkan Nilai Ignatian 4C1L
Kelompok : Sosial Humaniora 22
Nama Anggota : 1. Asita Darusalam Rahardja
2. Bartolomeus Theo Wicaksono Atmojo
3. Ludgerus Matteo Carezelli da Lopez
Hasil Pengecekan : 7 % (tujuh persen)

Demikian surat ini disampaikan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 6 Maret 2023


Kepala Perpustakaan

(Hilarius Nugroho Adiprabowo)

Anda mungkin juga menyukai