Anda di halaman 1dari 27

MODUL AJAR FASE D

SENI RUPA SMP


KELAS VIII

APRESIASI
RAGAM HIAS
TRADISIONAL
INDONESIA
AGUS JEMAT
SMPI AL AZHAR 8 BEKASI

Jl. Kemang Pratama Raya No.8-9, RT.003/RW.001, Bojong Rawalumbu,


Kec. Rawalumbu, Kota Bks, Jawa Barat 17116

+62218228184 https://smpia8.sch.id smp8alazhar


@smpia8 humas smpia8
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

Penyusun : Agus Jemat, S.Pd.


Unit Pendidikan : SMP Islam Al Azhar 8 Bekasi
Tahun Penyusunan : 2022
Kelas/Fase : VIII/FASE D
Domain Mapel : Seni Rupa subunit 3.1
Elemen CP : Merefleksikan, Berpikir & Bekerja Artistik, Berdampak
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (2 x 80 menit) 160 menit

KOMPETENSI AWAL
Peserta didik memahami dan mengidentifikasi beragam karya seni rupa
Peserta didik menggunakan cara artistik untuk memecahkan masalah

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Di akhir fase D, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya secara visual sebagai
ekspresi kreatif dengan rinci, ditandai penguasaan ruang, proporsi dan gestur, baik
secara mandiri dan/atau berkelompok. Diharapkan pada akhir fase ini, proses kreatif dan
kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat,
teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan empati peserta didik. Selain
itu, peserta didik juga dapat menyampaikan pesan lisan atau tertulis tentang karya seni
rupa berdasarkan pada pengamatannya terhadap karya seni rupa tersebut.

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Gotong royong & menghargai pendapat orang lain dalam forum diskusi
kelompok dan menyimak serta terlibat dalam sesi presentasi.
Berpikir Kritis menganalisis dan memberikan penilaian dari karya yang
dikumpulkan datanya dan iapresiasi.
Kreatif menyusun laporan dan melakukan presentasi hasil apresiasi.

SARANA & PRASARANA


Foto/gambar beragam benda yang memuat ragam hias
tradisional Indonesia seperti kain batik, baju batik, ukiran kayu di
pilar bangunan, meja, kursi tempat pensil, gantungan kunci, dll.
jaringan internet, smartphone, laptop, proyektor/tv, alat tulis

INFORMASI UMUM
TARGET PESERTA DIDIK :
Siswa Reguler dan Cerdas Istimewa (CIBI)

PENDEKATAN
Inkuiri dan Proses

MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASE LEARNING (PBL)


Sintak :

1. Orientasi permasalahan sambil menayangkan slide


multimedia dan melakukan tanya jawab kuis lisan interaktif
2. Mengorganisasi siswa dengan membagi kelompok diskusi
3. Membimbing individu/kelompok selama diskusi
memanfaatkan sumber belajar
4. Menyajikan hasil diskusi melalui presentasi kelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja siswa

METODE
Diskusi kelompok, kuis lisan interaktif, presentasi, tanya jawab, ceramah .

DESKRIPSI UMUM KEGIATAN


Mendorong siswa untuk menganalisis dan
menghubungkan berbagai data tentang ragam hias
tradisional Indonesia untuk kemudian menyimpulkannya
dan menghasilkan appresiasi ragam hias tradisional
Indonesia yang baik dan benar.

INFORMASI UMUM 2
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat mengapresiasi jenis dan karakteristik ragam hias nusantara


berdasarkan asal daerahnya melalui literasi terhadap bahan ajar dan
referensi literatur dari laman internet secara cermat
2. Siswa mampu menganalisis ragam hias tradisional Nusantara melalui
telaah terhadap unsur, prinsip visual serta filosofinya dengan benar.
3. Siswa berhasil menyimpulkan nilai artistik dari minimal tiga jenis motif
ragam hias tradisional Nusantara dengan objektif.
4. Siswa dapat mempresentasikan hasil analisis dan kesimpulan
mengenai nilai artistik dan filosofis ragam hias tradisional Nusantara
dengan bahasa dan sikap presentasi yang baik.

PERTANYAAN PEMANTIK
Menurut kalian motif pakaian Akatsuki di serial Naruto apakah sama
dengan motif Megamendung dari Jawa Barat?
Apa bentuk dasar motif Mega Mendung?
Mengapa manusia zaman dulu menghias benda-benda
fungsional mereka?

PEMAHAMAN BERMAKNA
1. Setelah mempelajari materi ini kita akan memahami bahwa bangsa Indonesia
sejak zaman nenek moyang dulu telah memiliki budaya seni rupa yang
bernilai tinggi dan luhur. Ragam hias tradisional Indonesia bukan budaya seni
rupa nomer dua, tapi sejajar dengan budaya seni rupa lain di dunia yang
harus kita banggakan dan lestarikan.
2. Menjadi Bangga dan berbesar hatilah kita sebagai bangsa Indonesia yang
telah memiliki budaya seni rupa yang begitu artistik dan eksotis sehingga
menarik minat bangsa lain untuk ikut mengenakan dan mempelajarinya.

Potensi masa depan :


neliti dibidang Kriya,
Profesional/wirausaha/pe
pologi, Budaya,
Desain Fashion, DKV, Antro
& Sosiologi
Pariwista, Tekstil, Sejarah

KOMPONEN INTI
KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-1
PENDAHULUAN 15 menit
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan sapa.
2. Guru mengajak berdoa sebelum memulai pembelajaran
3. Guru memeriksa presensi siswa. (absensi)
4. Guru mengajak siswa menyanyikan satu lagu perjuangan Indonesia,
5. Guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan pemantik
6. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
7. Guru Menyampaikan Pemahaman Bermakna.

KEGIATAN INTI 50 menit


(PBL-Orientasi)
Guru menayangkan slide canva dan menyampaikan permasalahan
Siswa menyimak pemaparan guru
Guru menayangkan video materi sambil melakukan penjelasan dan tanya jawab
Siswa mengamati video dan menjawab pertanyaan dari guru
(PBL-Mengorganisasi)
1. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kelompok berisi 4-5 orang orang
2. Siswa berpindah tempat duduk bersama teman kelompok.
3. Guru membagikan LKPD 1 untuk didiskusikan dan dikerjakan.
(PBL-Bimbingan)
1. Guru membimbing diskusi dan belajar siswa dalam kelompok.
2. Siswa belajar, mencari data, menganalisis, menghubungkan data dengan literasi
pada bahan ajar yang diberikan guru dan sumber belajar lainnya
3. Siswa menyimpulkan data berdasarkan hasil temuan dari proses mencari data,
menganalisis, menghubungkan data
4. Guru mengamati dinamika siswa dalam kelompok.
5. Siswa menyusun laporan berdasarkan petunjuk dari Lembar Kerja
(PBL-Menyajikan Hasil Diskusi)
1. Guru menentukan kelompok yang akan melakukan presentasi lembar kerja
2. Siswa melakukan presentasi lembar kerja
3. Guru mengorganisir tanya jawab antar kelompok
(PBL-Menganalisis dan Mengevaluasi Hasil Diskusi)
1. Guru mengevaluasi hasil diskusi kelompok dan memberikan penilaian.
2. Siswa melakukan refleksi hasil diskusi dan presentasi
3. Guru memberi apresiasi pada setiap kelompok yang presentasi

PENUTUP 15 menit
1. Guru mengajak siswa mengisi google form pertanyaan refleksi secara perorangan
2. Guru memberikan link quizlet ragam hias untuk dipelajari dan dikerjakan di rumah
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya
4. Guru menutup pembelajaran dan mengkondisikan siswa untuk pelajaran lain.

KOMPONEN INTI 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-2
PENDAHULUAN 15 menit
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan sapa.
2. Guru mengajak berdoa sebelum memulai pembelajaran
3. Guru memeriksa presensi siswa. (absensi)
4. Guru mengajak siswa menyanyikan satu lagu perjuangan Indonesia,
5. Guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan pemantik
6. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
7. Guru Menyampaikan Pemahaman Bermakna.

KEGIATAN INTI 50 menit


(PBL-Orientasi)
Guru memutar video materi dan menyampaikan permasalahan.
Siswa mengamati video dan menyimak permasalahan yang disampaikan
(PBL-Mengorganisasi)
1. Guru mengarahkan siswa untuk kembali dalam kelompok berisi 4-5 orang orang
2. Siswa berpindah tempat duduk bersama teman kelompok.
3. Guru membagikan LKPD 2 untuk didiskusikan dan dikerjakan.
(PBL-Bimbingan)
1. Guru membimbing diskusi dan belajar siswa dalam kelompok.
2. Siswa mengolah kembali data yang ditemukan dan memperbaikinya
3. Siswa menyimpulkan data berdasarkan hasil temuan dari proses mencari data,
menganalisis, menghubungkan data
4. Guru mengamati dinamika siswa dalam kelompok.
5. Siswa menyusun laporan berdasarkan petunjuk dari Lembar Kerja
(PBL-Menyajikan Hasil)
1. Guru menentukan kelompok yang akan melakukan presentasi lembar kerja
2. Siswa yang belum presentasi pada pertemuan sebelumnya melakukan 2 kali
presentasi, pertama presentasi laporan hasil LKPD 1 dilanjutkan LKPD 2.
3. Siswa melakukan presentasi lembar kerja (LKPD 2)
4. Guru mengorganisir tanya jawab antar kelompok
(PBL-Menganalisis dan Mengevaluasi Hasil Diskusi)
1. Guru mengevaluasi hasil diskusi kelompok dan memberikan penilaian.
2. Siswa melakukan refleksi hasil diskusi dan presentasi
3. Guru memberi apresiasi pada setiap kelompok yang presentasi

PENUTUP 15 menit
1. Guru mengajak siswa mengisi google form pertanyaan refleksi secara perorangan
2. Guru memberikan link quizlet ragam hias untuk dipelajari dan dikerjakan di rumah
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya
4. Guru menutup pembelajaran dan mengkondisikan siswa untuk pelajaran lain.

KOMPONEN INTI
DIFERENSIASI PENCAPAIAN TINGGI

Bentuk diferensiasi untuk siswa yang memiliki potensi untuk mendapat


pencapaian tinggi :
1. Tugas mandiri membuat peta konsep karakteristik dan filosofi serta
saling keterkaitan antara ragam hias tradisional nuasantara
2. Tugas kelompok Membuat kamus virtual visualisasi beragam motif
dasar ragam hias nusantara
3. Tugas proyek Membuat video ulasan ragam hias salah satu daerah di
Indonesia yang ikonis

DIFERENSIASI CERDAS ISTIMEWA

Bentuk diferensiasi tambahan diperuntukkan bagi Peserta Didik CIBI.


Peserta didik CIBI akan menginvestigasi adanya pengaruh ragam hias luar
negeri terhadap ragam hias tradisional Indonesia kemudian
menuliskannya dalam wujud artikel dan narasi visual di google sites.
1) Peserta didik CIBI diarahkan untuk mendiskusikan pengaruh
kebudayaan asing terhadap perkembangan wujud visual dan filosofis dari
ragam hias tradisional Indonesia
2) Setiap anggota kelompok diminta menuliskan informasi-informasi
atau ide-ide penting yang mereka temukan secara mandiri terlebih dahulu.
Peserta didik kemudian akan menyampaikan atau mempresentasikan
temuan atau ide tersebut dengan anggota kelompok yang lain dan
mendiskusikan rancangan laporan yang akan dibuat dan diwujudkan
dalam artikel dan narasi visual di google sites.
3) Peserta didik kemudian mendiskusikan rancangan, mengolah
berbagai informasi dan ide yang masuk sehingga mencapai kesepakatan
tentang bentuk presentasi yang dipilih dan konten-konten yang akan
dicantumkan dalam karya tersebut. Setiap peserta didik memberikan
kontribusi dalam proses pencarian informasi maupun proses pengerjaan
karya tersebut.

KOMPONEN INTI
DIFERENSIASI KESULITAN BELAJAR

Bentuk diferensiasi bagi siswa yang kesulitan dalam pembelajaran :


1. Memberi tambahan waktu untuk pengisian semua LK yang belum selesai
2. Melakukan presentasi hanya di depan guru
3. Membuat rangkuman materi dari bahan ajar atau sumber lain

Materi Pendalaman
diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mampu mengisi LK 1 dan LK 2
dengan baik. Peserta didik Remedial akan membuat data karakteristik nama
ragam hias dan asal daerahnya. Instruksi yang diberikan adalah membuat tabel
berisi gambar ragam hias yang bisa didapat dari sumber belajar bahan ajar guru
atau dari internet, nama ragam hias tersebut dan asal daerahnya.

ASESMEN
Diagnostik
1. Kuis lisan dalam kegiatan pembelajaran
2. Tanya Jawab dalam kegiatan pembelajaran

Formatif (pertemuan 1 & 2)


1. Mendiagnosis daya serap materi peserta didik dalam aktivitas
pembelajaran di kelas melalui diskusi kelompok untuk pengerjaan LK
2. Memacu perubahan suasana kelas sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dengan program-program pembelajaran
yang positif, suportif, dan bermakna melalui penayangan slide canva,
penayangan video terkait materi, permainan kuis kelompok dan
presentasi hasil diskusi kelompok/hasil pengerjaan LK

Sumatif
1. Pertanyaan yang akan diberikan diakhir unit atau saat sumatif
tengah/akhir semester (STS/SAS)

KOMPONEN INTI
REFLEKSI
Peserta didik
Setelah kegiatan pembelajaran Peserta didik perlu menjawab
pertanyaan:
1. Hal-hal apa saja yang kalian pelajari hari ini?
2. Kontribusi apa yang kalian berikan untuk pengisian LK dan
pembuatan media presentasi?
3. Manfaat apa saja yang kalian peroleh dari pelajaran hari ini?
4. Sikap positif apa yang kalian temukan saat kalian berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran hari ini?
5. Tantangan apa yang kalian temukan pada kegiatan pembelajaran
hari ini?
6. Apa yang akan kalian perbaiki pada pertemuan berikutnya

Guru
Setelah kegiatan pembelajaran Guru perlu menjawab pertanyaan:
1. Apakah saya telah melakukan persiapan dengan baik?
2. Apakah saya melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik?
3. Apakah siswa menyukai model pembelajaran yang saya berikan?
4. Kalau tidak apa alasannya?
5. Apakah dari kegiatan pembelajaran ini kompetensi siswa
bertambah?
6. Apakah bentuk penilaian dan rubrik penilaian sudah sesuai untuk
kompetensi yang dinilai?
7. Apakah tujuan pembelajaran (Capaian Kompetensi) tercapai?

KOMPONEN INTI
TENTANG APRESIASI
Apresiasi berasal dari kata appretiatus (Latin) yang berarti penilaian atau
penghargaan. Dalam bahasa Inggris berbunyi appreciate berarti menentukan
nilai, melihat karya, menikmati lalu menyadari keindahan karya tersebut dan
menghayatinya. Menurut Albert R. Candler (Triadi: 2018), apresiasi adalah
kegiatan mengartikan serta menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni,
serta menjadi peka (sensitif) terhadap gejala estetis dan artistik, sehingga
dapat menikmati dan menilai karya tersebut menurut semestinya. Motivasi
seseorang melakukan aktivitas apresiasi adalah dalam rangka mencari
pengalaman estetis berupa kepuasan kontemplatif dan intuitif.
Hans Robert Jauss (1982) dalam bukunya Aesthetic Experiellce and literary
Hermeneuties atau teori Estetika Penerimaan berpendapat bahwa hanya
manusia yang dapat memberi arti terhadap suatu karya seni. Pemberian
arti itu sendiri bersifat bijak dan objektif. Masih banyak lagi definisi dan
pengertian tentang apresiasi seni rupa dari berbagai ahli.
Secara umum kegiatan apresiasi seni rupa terdiri dari:
1. Pengamatan
2. Penilaian dan evaluasi
3. Pemberian kritik
Suwadji Bastomi (1982) mengemukakan 3 tahap proses pengamatan, yaitu:
1. Tahap Fisis: yaitu tahap melihat objek.
2. Tahap fisiologi: yaitu tahap penyampaian rangsangan dari indera
penglihatan ke otak.
3. Tahap psikologis: yaitu tahapan pada saat rangsangan yang telah
sampai di otak berubah menjadi reaksi. Pada tahap ini pengamat dapat
mengenali obyek yang dilihatnya.
Brent G. Wilson (1971) mengatakan apresiasi mempunyai 3 domain, yakni:
1. Feeling (perasaan): bahwa apresiasi berhubungan dengan domain
perasaan
2. Valuing (nilai): bahwa apresiasi berhubungan dengan nilai yang
terkandung dalam karya seni
3. Empathizing (empati): bahwa apresiasi berhubungan dengan
penghargaan kepada karya seni maupun senimannya

Apresiasi kritik
Apresiasi kritik adalah tingkatan di mana apresiasi disampaikan dalam bentuk
klasifikasi, deskripsi, atau evaluasi agar bisa mengambil suatu kesimpulan.
Dalam hal ini, evaluasi memang suatu bentuk kritikan, namun memiliki sifat
yang membangun.
GLOSARIUM
Ragam hias: aneka corak seni rupa yang berfungsi
untuk menghias benda lain
Ornamen: dekorasi yang berfungsi untuk
memperindah benda
Motif: pokok, tema ragam hias
Geometris: motif yang menggunakan unsur garis
sebagai unsur utama
Diffusi: penyebaran

PETA KONSEP
SEJARAH RAGAM HIAS INDONESIA

Pada masa pasca pleistosen di Indonesia berkembang tiga tradisi pokok


pembuatan alat-alat, yaitu tradisi serpih jikah, tradisi alat tulang dan tradisi
kapak genggam Sumatra. Meski juga ditemukan peninggalan perkakas dari
kerang tetapi bentuk dan jumlahnya tidak menonjol. Temuan peninggalan
seni lukis terjadi 1950 oleh C. H. M. Heeren-Palm di gua Leang Pattae
(Sulawesi Selatan), Gua Burung (oleh van Heekeren), di Gua Jarie (oleh
C.J.H. Franssen), di Maluku, Muna, dan masih banyak lagi. Temuan-temuan
tersebut menjelaskan pada kita bahwa pada zaman tersebut telah tumbuh
seni terapan dan seni rupa.
Keberadaan tradisi seni terapan dijelaskan dengan temuan benda
gerabah dikenal manusia ketika manusia mulai mengenal kebudayaan
bercocok tanam. Budaya seni gerabah tersebar di beberapa daerah seperti
Kendenglembu (Banyuwangi), Kelapa Dua (Bogor), Serpong (Tangerang),
Kalumpang dan Minanga Sipakka (Sulawesi), Danau Bandung, Paso
(Minahasa) dan daerah lainnya. Hasil peninggalan seni gerabah Indonesia
masih sangat sederhana, belum menggunakan roda putar maupun tatap
batu. Semua dikerjakan dengan tangan.
A.N.J. Th. A. Th. Van Der Hoop dalam bukunya Indonesische Siermotieven
(Ragam-ragam Perhiasan Indonesia, 1949) mengatakan bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari provinsi Yunan (Tiongkok Selatan) yang
bermigrasi pada 1500 SM. Dari sana mereka berjalan ke pantai Barat dan
Timur Hindia Belakang. Temuan peninggalan zaman ini berupa perkakas
batu seperti dijelaskan di atas.
Pada 500-300 SM kebudayaan perunggu memengaruhi pesatnya
perkembangan motif hias. Di antaranya kebudayaan Dong Son yang datang
dari Tiongkok, dengan ragam hias pilin, swastika maupun meander (Jawa:
banji). Pengaruh Tiongkok Selatan dan China Utara sebagai cikal bakal
nenek moyang kita menjadi titik awal perkembangan seni ragam hias di
Indonesia. Kebudayaan neolitikum dan perunggu inilah yang menjadi dasar
bagi kebudayaan seni rupa di Indonesia.
Kalau kita lihat ragam-ragam hias, kesenian, berbagai bangsa , berbagai
suku bangsa, dari waktu ke waktu banyak yang mengalami kemiripan
(kesamaan) dapat kita jelaskan melalui sejarah diffusi (penyebaran) penduduk
seperti kita bicarakan di atas. Namun begitu, dari sisi ilmu jiwa dapat
dijelaskan bahwa jiwa manusia di mana pun pada dasarnya sama. Adolf
Bastian (1826-1905), seorang ahli bangsa-bangsa dari Jerman, mengatakan
kesamaan seperti itu dengan istilah elementargedanken. CG. Jung (1875-
1961) seperti dikutip dalam Indonesische Siermotieven, menyebut kejadian
seperti ini sebagai archetypen (pola dasar) yang terletak di bawah alam sadar
manusia. Kesamaan atau kemiripan ragam hias ini sangat banyak dijumpai
di Indonesia.
SEJARAH RAGAM HIAS INDONESIA

Perlu ditekankan, bahwa ragam seni rupa nusantara disebut sebagai


ragam hias tradisional karena hidup dan dikembangkan secara turun
temurun sebagai tradisi, baik bentuk maupun nilai-nilai filosofisnya. Ragam
hias (ornamen) tradisional nusantara biasanya berfungsi untuk menghias
(memperindah) benda-benda pakai (fungsional).
Motif dasar ragam hias tradisional nusantara dikelompokkan menjadi :
1 Motif geometris
a. Pilin
b. Pilin ganda
c. Swastika
d. Swastika ganda (Jawa: banji)
e. Kawung
f. Tumpal, dan sebagainya
2 Motif tumbuhan (flora)
3 Motif binatang (fauna)
4 Motif manusia
5 Motif alam
KEUNIKAN RAGAM HIAS NUSANTARA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu


pulau. Banyaknya pulau yang ada menjadikan Indonesia memiliki beragam
suku yang mendiami pulau tersebut. Setiap suku pasti memiliki ciri khas dan
keunikan tersendiri dalam melestarikan adat istiadat dan budayanya Salah
satu hasil karya dari tiap suku adalah karya ragam hias dan ornamen.
Tentu setiap daerah akan mengembangkan ragam hias sesuai dengan
latar belakang sosial budaya daerahnya. Dengan begitu, akan terbentuklah
ragam hias berupa seni rupa yang lebih banyak menggunakan unsur-unsur
seni daerah asalnya, seperti pada warna, rasa, dan etnik. Ragam hias yang
diciptakan tidak semata hanya untuk keindahan atau hanya benda pakai yang
dibuat fungsional semata. Melainkan berpadu dengan kaidah moral, adat,
kepercayaan, dan sebagainya sehingga karya lebih bermakna.
Ragam hias yang berada di setiap daerah berkembang sesuai dengan
adat istiadat serta kondisi lingkungan masyarakatnya. Berikut adalah ciri-ciri
dan keunikan ragam hias dari beberapa daerah di Indonesia.

Ragam Hias Yogyakarta


Ragam Hias Yogyakarta memiliki ciri khas dari warna. Makna dari tiap
motifnya lebih kepada nilai kehidupan dan berhubungan dengan alam.
Berikut adalah motif ragam hias dari Yogyakarta.
Motif Ceplok Grompol, melambangkan harapan orang tua akan semua hal
baik berkumpul seperti kebahagiaan, rejeki, hidup rukun, dan sejahtera

Motif Kawung melambangkan empat arah mata angin atau sumber


tenaga yang berporos pada kekuatan yakni timur, matahari terbit sumber
kehidupan, utara gunung lambang tempat tinggal dewa, barat matahari
terbenam lambang turunnya keberuntungan, selatan puncak segalanya.
Kawung juga berarti kesederhanaan kesejahteraan dan keadilan.
KEUNIKAN RAGAM HIAS NUSANTARA

Motif Parang disebut juga batik keris, motif ini merupakan motif paling
kuat dibanding motif lainnya. Motif ini berupa garis garis tegas disusun
secara diagonal paralel. Parang diartikan sebagai ombak lautan sebagai
sumber tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksud adalah raja.
Komposisi kemiringan pada motif ini melambangkan kewibawaan,
kekuasaan, kebesaran serta gerak cepat pemakainya.

Ragam Hias Bali


Kain batik Bali memiliki corak ragam hias yang sangat beragam. Biasanya,
ragam hias Bali pinggiran menggunakan motif hewan. Berikut adalah motif
ragam hias dari Bali.
Motif Batik Buketan berupa tanaman bunga yang tersusun sepanjang
kain dengan hiasan tambahan kupu-kupu, burung Hong, Bangau dan
juga sulur-suluran yang menambah keindahan.
Motif Merak Abyorhokokai, menggambarkan keindahan burung Merak
sebagai poros corak utama pada kain dan dihiasi kelopak menyerupai
bunga Sakura.
Motif Singa Barong menggambarkan seekor binatang yang tidak nyata
yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Keajaiban wujud singa
tersebut dapat dilihat dari berbagai unsur yang merupakan
penggabungan singa dan macan kata barong banyak terdapat pada
kesenian di Jawa maupun di Bali, dimana seekor binatang yang tidak
nyata ditemukan dalam realitas kehidupan.
KEUNIKAN RAGAM HIAS NUSANTARA

Motif Pisan, maknanya adalah harapan, doa dan keselamatan. Biasanya


diberikan kepada kekasih yang hendak pergi jauh harapannya agar
kembali dengan selamat.

Ragam Hias Kalimantan


menampakan keteraturan dan ketertiban. Ragam hias dari Kalimantan
sering menggunakan motif abstrak dan geometris. Istimewanya, makna
dari ragam hiasnya mengandung arti dan nilai kehidupan. Berikut adalah
motif ragam hias dari Kalimantan.
Motif Kembang Munduk, menggambarkan keterikatan hubungan
manusia dengan lingkungan, hubungan saling melindungi dan
memberi.
Motif Kembang Mengalir, menggambarkan dukungan dari lingkungan
atau solidaritas keluarga akan melancarkan kehidupan masa depan
atau pertunangan.
Motif Dayak latar Gringsing, mempunyai makna akulturasi kebudayaan
yang berbeda yakni Dayak dan Jawa, bahwa dengan perbedaan itu tidak
untuk saling bermusuhan tetapi saling melengkapi.
KEUNIKAN RAGAM HIAS NUSANTARA

Ragam Hias Papua


Ragam hias Papua yang diaplikasikan pada batik mempunyai ciri khas,
memilih warna-warna yang cerah dan pola hias yang asimetris. Motif yang
dipilih biasanya manusia dan hewan. Makna simbolik yang terkandung
pada beberapa motif Papua sebagai berikut.
Motif Cendrawasih Menggambarkan kekayaan,keindahan dan
keanggunan alam dan fauna Papua.
Motif Asmat menggambarkan keunikan dan tradisi patung ukir kayu
dari masyarakat Papua.
Motif Komoro menggambarkan kreativitas, semangat, keberanian
penduduk asli Papua.
Motif Tifa Honai menggambarkan filosofi rumah khas masyarakat
Papua yang penuh kebahagiaan.
Motif Prada menggambarkan kekayaan alam Papua, utamanya
tambang emasnya yang melimpah di Gunung Grasberg.
KLIK LINK BERIKUT
Slide Apresiasi Ragam Hias Indonesia
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LK PERTEMUAN 1

LAMPIRAN
LK PERTEMUAN 1

LAMPIRAN
LK PERTEMUAN 2

LAMPIRAN
LK PERTEMUAN 2

LK PENGAYAAN
Buatlah artikel dan narasi visual (berupa video/animasi)
tentang pengaruh ragam hias luar negeri terhadap ragam hias
tradisional Indonesia (dari aspek visual dan filosofis) kemudian
sajikan dalam bentuk laman Google Sites

LAMPIRAN
TES SUMATIF
Jawab pertanyaan berikut!

Centang jawaban yang benar!

LAMPIRAN
LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK

1. Hal-hal apa saja yang kalian pelajari hari ini?


........................................................................................................
........................................................................................................
..................................................................................................
2. Kontribusi apa yang kalian berikan untuk pengisian LK
dan pembuatan media presentasi?
........................................................................................................
........................................................................................................
..................................................................................................
3. Manfaat apa saja yang kalian peroleh dari pelajaran hari
ini?
........................................................................................................
........................................................................................................
..................................................................................................
4. Sikap positif apa yang kalian temukan saat kalian
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran hari ini?
........................................................................................................
........................................................................................................
..................................................................................................
5. Tantangan apa yang kalian temukan pada kegiatan
pembelajaran hari ini?
........................................................................................................
........................................................................................................
..................................................................................................

LAMPIRAN
BAHAN BACAAN
Bahan AJar Apresiasi Ragam Hias Tradisional Indonesia
https://tinyurl.com/APRagamHias

Quizlet Ragam Hias


https://quizlet.com/id/350955034/ragam-hias-batik-flash-cards/

Menggambar Motif Ragam Hias


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Seni%2
0Motif/topik2.html

16 Motif Ragam Hias dengan makna berbeda


https://www.kompasiana.com/gramediaofficial/630f000808a8b50
70f6bc762/16-ragam-hias-setiap-daerah-dengan-makna-yang-
berbeda-beda

Keunikan Ragam Hias Nusantara


https://ditsmp.kemdikbud.go.id/keunikan-ragam-hias-nusantara-
di-tiap-daerah/

Batik di Maluku, Nusa Tenggara & Papua


https://tfr.news/articles/2021/3/1/menelusuri-batik-di-maluku-
nusa-tenggara-dan-papua

Batik di Jawa
https://tfr.news/articles/2021/2/22/menelusuri-batik-di-jawa

Batik di Bali
https://tfr.news/articles/2021/2/24/tracing-batik-in-bali-and-
kalimantan

Batik si Sumatera
https://tfr.news/articles/2021/2/18/menelusuri-batik-di-sumatera

Batik di Sulawesi
https://tfr.news/articles/2021/2/24/menelusuri-batik-in-sulawesi

LAMPIRAN
GLOSARIUM
Ragam hias: aneka corak seni rupa yang berfungsi untuk menghias benda lain
Ornamen: dekorasi yang berfungsi untuk memperindah benda
Motif: pokok, tema ragam hias
Geometris: motif yang menggunakan unsur garis sebagai unsur utama
Diffusi: penyebaran
Asimetris tidak sama kedua bagiannya
Objek detail hal kecil yang sangat diperhatikan
Ekspresif mengungkapkan perasaan dan pertimbangan dalam diri
Gradasi perpindahan warna yang berangsur lembut dari warna gelap ke terang
ataupun sebaliknya
Grid garis bantu
Horizontal garis yang menyamping ke kiri dan ke kanan
Imajinasi daya pikir untuk membayangkan kejadian berdasarkan pengalaman
ataupun khayalan
Keseimbangan kesamaan bobot dari unsur-unsurnya
Kontras perbedaan yang mencolok pada suatu pola atau unsur
Objek hal disekitar yang digunakan sebagai patokan
Pola rancangan bentuk
Proporsi ukuran dan skala relatif dari satu objek ke objek lainnya
Realistis apa adanya sesuai penglihatan
Simetris sama besar atau sama berat kanan dan kiri
Sekunder warna yang didapat dengan cara mencampurkan warna
Skala perbandingan objek gambar sesungguhnya dengan objek di dalam
gambar
Sketsa goresan cepat yang membentuk sebuah citraa
Tersier warna lain selain warna primer
Visual dapat dilihat dengan indra penglihat
Pola penyusunan elemen-elemen yang berulang atau beragam (bentuk, garis,
warna) atau motif
Kontras penyusunan elemen-elemen rupa yang berseberangan sifat (tekstur
lembut
dan kasar; pencahayaan gelap dan terang) untuk menonjolkan perbedaan,
visual yang menarik, atau fokus karya
Fokus Perhatian atau titik penting pada karya yang dicapai dengan
menghadirkan kontras, pengulangan, atau melalui warna dan bentuk yang
berbeda dari yang lain
Keseimbangan kesan berat dan titik penting dari penyusunan elemen-elemen
rupa secara simetris atau asimetris

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Rasjoyo & Mutohar,Ahmad. 2021. Buku Panduan Guru Seni


Rupa untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan. Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ISBN 978-602-
244-621-7
Aryo, Sunaryo.2009. Ornamen Nusantara, Kajian Khusus tentang
Ornamen
Indonesia.(Cetakan ke-3) Semarang: DAHARA PRIZE.ISBN: 979-
501-604-0
Bastomi, Suwaji. 1982. Landasan Berapresiasi Seni Rupa.
Semarang: IKIP Semarang Press
Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa. Yogyakarta: Kanisius
Tim Abdi Guru. 2020. Seni Budaya 1& 2 untuk SMP Kelas VII &
VIII. Jakarta:Erlangga
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/keunikan-ragam-hias-
nusantara-di-tiap-daerah/
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/modul-pjj-gasal-seni-rupa-kelas-
vii/
https://tfr.news/articles/2021/3/1/menelusuri-batik-di-maluku-
nusa-tenggara-dan-papua
https://tfr.news/articles/2021/2/22/menelusuri-batik-di-jawa
https://tfr.news/articles/2021/2/24/tracing-batik-in-bali-and-
kalimantan
https://tfr.news/articles/2021/2/18/menelusuri-batik-di-
sumatera
https://tfr.news/articles/2021/2/24/menelusuri-batik-in-sulawesi

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai