TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, Pedoman penyakit tidak menular pada masa pandemi co
vid-19 di Puskesmas Tujuh Ulu Palembang telah dapat diselesaikan. Petugas
Puskesmas Tujuh Ulu Palembang telah menyusun suatu pedoman penyakit tidak
menular di Puskesmas yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi setiap petugas
dalam menjalankan pekerjaan. Pedoman ini diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas.
Akhir kata, semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan di Puskesmas Tujuh Ulu Palembang.
Palembang, 2021
Pemegang Program,
DAFTAR ISI
Halaman
Judul……………………………………………………………………………………………… 1
2
KATA PENGANTAR...................................................................................................….. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………... 4
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………… 4
B. TUJUAN……………………………………………………………………………...… 9
C. SASARAN …………………………………………………………………………...… 10
D. RUANG LINGKUP…………………………………………………………………….
10
E. BATASAN OPERASIONAL…………………………………………………………..
10
BAB II STANDAR KETENAGAAN ……………………………………………………….. 13
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN………………………………………………………… 14
C. JADWAL KEGIATAN…………………………………………………………………. 15
BAB III STANDAR FASILITAS………………………………………………………………. 16
A. DENAH RUANG………………………………………………………………………. 16
B. STANDAR FASILITAS……………………………………………………………….. 16
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN…………………………………………………….. 21
B. METODE…………………………………………………………………………......… 29
C. LANGKAH KEGIATAN……………………………………………………………….. 31
BAB V LOGISTIK…………….…………………………………………………………………. 36
BAB IX PENUTUP.…………………………………………………………………………..... 52
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya bersifat kronis dan beberapa telah
mengalami kerusakan organ sehingga dapat menurunkan sistem kekebalan tu
buh penderitanya secara bertahap dan sangat rentan terhadap infeksi termasu
k yang disebabkan oleh infeksi virus COVID-19. menindaklanjuti upaya pence
gahan meluasnya penularan Corona Virus Disease 2019, maka dipandang per
lu melakukan penguatan penanganan pencegahan penularan COVID-19 pada
orang dengan faktor risiko dan penyandang PTM yang merupakan kelompok r
entan dan comorbid COVID-19.
Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya bersifat kronis dan beberapa telah
mengalami kerusakan organ sehingga dapat menurunkan sistem kekebalan tu
buh penderitanya secara bertahap dan sangat rentan terhadap infeksi termasu
k yang disebabkan oleh infeksi virus COVID-19. menindak Coronavirus Diseas
e 2019 (COVID-19) adalah penyakit saluran napas yang disebabkan oleh viru
s corona jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusi
a.
Tanda dan gejala COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut s
eperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari denga
n masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, ggal ginjal, dan bahkan
kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar
kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesuitan bernafas,
dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas kedua paru.
4
ncegah penyebaran infeksi adalah melaui cuci tangan secara teratur, menerap
kan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan terna
k dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang men
unjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, men
erapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas k
esehatan terutama unit gawat darurat.
5
Indonesia saat ini mengahadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit
menular dan penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat
dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat
transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan beban
akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi pola
makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan merokok serta alkohol.
Untuk data PTM lainnya menunjukkan hasil yaitu Prevalensi asma pada
penduduk semua umur menurun dari 4,5% menjadi 2,4%, Prevalensi kanker
meningkat dari 1,4% per mil menjadi 1,8 per mil, Prevalensi stroke pada
penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 7 per mil menjadi 10,9 per mil,
Prevalensi penyakit ginjal kronis ≥ 15 tahun meninhkat daei 2,0 per mil
menjadi 3,8 per mil, Prevalensi diabetes melitus pada penduduk umur ≥ 10
6
tahun meningkat dari 26,1 % menjadi 33,5%, Prevalensi konsumsi buah/sayur
kurang pada penduduk umur ≥ 5 tahun meningkat dari 93,5% menjadi 95,5%.
7
Berdasarkan visi Puskesmas Tujuh Ulu, maka disusunlah misi Puskemas
Tujuh Ulu sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemitraan pada semua pihak, 2.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat,
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang bermutu prima, 4.
Meningkatkan standar pelayanan kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
8
Tersedianya acuan secara berjenjang bagi pengelola program untuk
dapat menyelenggarakan program P2PTM secara optimal di Puskesmas
Tujuh Ulu.
1. Tujuan Khusus
C. Sasaran
9
2. Pelayanan Kesehatan Pada Hipertensi (Target 100%) = 4276 Orang
3. Pelayanan Kesehatan Pada Diabetes Melirus (Target 100%) = 1165 Oran
g
4. Pelayanan Pemeriksaan IVA (Target 100%) = 2675 WUS
5. Pelayanan Kesehatan Indera (Target 100%) = 6977 Orang
6. Pelayanan Kesehatan Jiwa (ODGJ) ( Taget 100%) = 3 Orang
D. Ruang Lingkup
E. Batasan Operasional
10
e. Pelaporan adalah kegiatan rutin pengumpulan data, yakni pengumpulan
data penyakit tidak menular kasus baru, pengumpulan data surveilans faktor
risiko penyakit, pengumpulan data pelaksanaan posbindu PTM
f. Tindak lanjut adalah suatu aksi atau lanjutan langkah dari kegiata
F. LANDASAN HUKUM
11
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Mnajemen Puskesmas
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penyelenggaran Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga
11.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan
12.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
12
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kebutuhan Kondisi di
Kelebihan /
Tenaga Sesuai Puskesmas
kekurangan
Kesehatan Standar Tujuh Ulu
No
13
1 Dokter Umum 4 Orang 4 Orang Cukup
Tenaga
Tenaga
Ahli teknologi
7 3 Orang 3 Orang Cukup
laboratorium
14
Hari Pukul
13. Kegiatan pelayanan penyakit tidak menular di luar gedung dilaksanakan sesuai
jadwal ( jadwal terlampir ).
No Kegiatan Bulan
P2PTM ja feb ma apr mei jun jul agus sep okt nov de
n r t t s
1 Pembinaan 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x
POSBINDU (HT,
DM, KTR,
KESWA)
BAB III
SATANDAR FASILITAS
1. Denah Ruang
15
Pemeriksaan dan konsultasi bagi penderita penyakit tidak menular dilakukan
di Poli Balai Pengobatan (BP) dan pemeriksaan IVA di lakukan di Poli KIA.
2. Standar Fasilitas
3. Poli KIA di Puskesmas Tujuh Ulu sudah memenuhi standar Luas, Atap,
Langit-langit, dinding, lantai, pintu dan jendela sudah memenuhi syarat.
4. Sanitasi, Ventalasi, Pencahayaan dan listrik cukup
16
10. Buku register pasien dan Alat tulis kantor
Jumlah minimal
Kondisi di Kelebihan /
NO Jenis Peralatan di Puskesmas
Puskesmas Kekurangan
Non Rawat Inap
17
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
3 Kain Steril Cukup
kebutuhan kebutuhan
Cukup
Sesuai Sesuai
4 Kapas kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
5 Kasa Non Steril Cukup
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
6 Kasa Steril Cukup
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
7 Lidi kapas Steril Cukup
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
8 Lubrikan gel Cukup
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
9 Masker Cukup
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
10 Cairan Asam Asetat Cukup
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
11 Sabun Tangan atau Antiseptik Cukup
kebutuhan kebutuhan
Sesuai Sesuai
12 Sarung tangan Cukup
kebutuhan kebutuhan
1 Bantal
1 Buah 1 Buah Cukup
3 Celemek Plastik
1 Buah 1 Buah Cukup
18
4 Kasur
1 Buah 1 Buah Cukup
5 Lemari Alat
1 Buah 1 Buah Cukup
6 Lemari Obat
1 Buah 1 Buah Cukup
Sesuai Sesuai
14. Formulir FR-PTM Cukup
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
15. Formulir Informed Consent Cukup
Kebutuhan Kebutuhan
19
Sesuai Sesuai
16. Formulir Pemeriksaan IVA Cukup
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
17. Formulir SRQ Cukup
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
18. Formulir Laporan Cukup
Kebutuhan Kebutuhan
Sesuai Sesuai
19. Formulir Rujukan Cukup
Kebutuhan Kebutuhan
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
20
Kegiatan berupa konsultasi pasien, pemberian obat sesuai kebutuhan
pasien yang tersedia di Puskesmas atau dirujuk.
3. Mekanisme Pelayanan
4.Penetapan sasaran usia produktif ( berusia 15-59 tahun ) di wilayah
kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS
atau data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
5.Pelayanan edukasi pada usia proktif adalah Edukasi yang dilaksanakan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM
21
11. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :
14. Wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau mempunyai
riwayat berhubungan seksual berisiko dilakukan pemeriksaan SADANIS
dan cek IVA
17. Pengertian
22
25. Melakukan rujukan jika diperlukan
b. Pengertian
31.Terapi farmakologi
c. Mekanisme Pelayanan
23
32. Penetapan sasaran penderita diabetes melitus ditetapkan oleh
Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru
yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan
33.Pelayanan kesehatan diabetes melitus adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang meliputi :
37. Gula Darah Sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan
pelayanan terapi farmakologi
40. Pengertian
Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik akut
dan Skizofrenia meliputi :
41. Pemeriksaan kesehatan jiwa
24
42. Edukasi
25
57. Petugas meminta pasien untuk menanggalkan pakaian dari
pinggang
hingga lutut untuk menggunakan kain yang sudah disiapkan
58. Petugas mengatur posisi paien dan menyalakan lampu sorot
59. Petugas mencuci tanagn dan memakai handscoon
60. Petugas melakukan vulva hygiene
61. Petugas melakukan pemeriksaan dengan menggunakan spekulum
dan melihat serviks
62. Petugas membersihkan serviks dan mengoleskan asam asetat
63. Petugas melihat apakah ada perubahan warna pada leher rahim
Jika tidak, jelaskan kepada pasien kapan harus kembali untuk mengulangi
pemeriksaan ulang
Jika ya, tentukan metode tata laksana yang akan dilakukan untuk
pemeriksaan lanjut
64. Petugas melakukan dekontaminasi alat
65. Petugas memnita pasien untuk memasang kembali pakaiannya
66. Petugas mencuci tangan
1. Penetapan KTR
26
71. Petugas menyiapkan alat-alat skrining kesehatan
27
79. Petugas menjelaskan secara lengkap tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pilihannya
87. Metode
88. Perencanaan
28
89. Menentukan prioritas masalah
90. Menentukan tujuan
93. Pelaksanaan
94. Monitoring
95. Evaluasi
29
dicapai. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja program
pelayanan program penyakit tidak menular ( PTM ) di Puskesmas Tujuh Ulu.
96. Pelaporan
1. Pengkajian Awal
30
98. Subyektif
99. Obyektif
100. Assesment
31
101. Planning (Perencanaan Layanan)
Pasien punya hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan
diperoleh. Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerjasama dalam
menyusun rencana layanan klinis yang akan dilakukan. Dalam menyusun
rencana layanan tersebut harus memperhatikan nilai-nilai budaya yag
dimiliki oleh pasien.
32
Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang
pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed
consent/informed choice. Untuk menyetujui/memilih tindakan, pasien harus
diberi penjelasan/konseking tentang hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan, karena dieperlyakan untuk suatu keputusan
persetujuan.
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama antara
petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu
mendapatkan penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait dengan
penyakit dan kebutuhan klinis pasien, oleh karena itu penyuluhan dan
pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klinis.
33
105. Perencanaan Rujukan
Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka pasien
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan oleh pasien. Pasien/keluarga pasien mempunyai hak untuk
memperoleh informasi tentang rencana rujukan. Informasi tentang rencana
rujukan harus disampailkan dengan cara yang mudah dipahami oleh
pasien/keluarga pasien.
34
Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan memberikan pelayanan
pemberian obat kepada pasien
BAB V
LOGISTIK
35
adalah dengan menilai apakah sering terjadi keterlambatan dan atau bahan
yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali frekuensinya, berapa banyak
persediaan yang menggangur (idle stock) dan berapa lama hal itu terjadi,
berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai
lagi.
1. Perencanaan Kebutuhan
36
1. Membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksanaan
kegiatan pelayanan, pola penyakit, target kinerja kerja
2. Penganggaran
3. Pengadaan
4. Penyimpanan
37
2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau,
noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas bahan
38
dengan meprhatikan sifat barang/obat, apakah termasuk barang vital, esensial
atau normal (VEN System). Digabungkan dengan apakah barang tersebut fast
atau slow moving. Selama periode tertentu kemudian dihitung kebutuhan atau
penggunaan, sehingga diketahui rata-rata penggunaan per bulan juga
fluktuasi permintaannya. Dari perhitungan itu secara empiris, dapat ditentukan
berapa besar jumlah.
39
BAB VI
1. Tujuan
40
2. Penyelenggaraan Keselamatan Pasien
109. Mendidik pasien dan keluarga tentang hak dan kewajiban pasien
41
112. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
114. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
42
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur,
nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat
pendaftaran, pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian
tindakan
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan, atau tertulis.
43
5.Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Tujuh Ulu
wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah
dengan menggunakan sabun dan air mengalir. 7 langkah cuci tangan pakai
sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada keadaan, yaitu :
Sangat penting bagi staf fasilitas pelayanan kesehatan untuk dapat menilai
kemajuan yang telah dicapai dalam memberikan asuhan yang lebih aman.
Dengan tujuh langkah menuju keselamatan pasien, melalui perencanaan
44
kegiatan dan pengukuran kinerjanya. Melaksanakan tujuh langkah ini akan
membantu memastikan bahwa asuhan yang diberikan seaman mungkin, dan
jika terjadi sesuatu hal yang tidak benar bisa segera diambil tindakan yang tepat.
45
7.Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Pembelajaran lewat perubahan-perubahan didalam praktek, proses atau
sistem.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
46
115. Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian resiko K3 di fasyankes
116. Penerapan kewaspadaan standar
124. Pengelolaan bahan berbahaya, beracun dan limbah bahan berbahaya dan
beracun
47
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan standar prosedur operasional
2. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama
48
1. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu standar
2. Pelaksanaan, yaitu :
2 Pelayanan Kesehatan Penderita 100% Jumlah penduduk usia produktif + Jumlah pen
Hipertensi Sesuai Standar duduk usia lansia x 31,2%
3 Pelayanan Kesehatan Penderita 100% Jumlah penduduk usia produktif + Jumlah pen
Diabetes Melitus (DM) Sesuai duduk usia lansia x 8,5
Standar
49
4 Pelayanan Kesehatan Orang 100% 0,2 % x Jumlah Penduduk
dengan Gangguan Jiwa Berat
(ODGJ) Sesuai Standar
1 Program IVA 100 % Jumlah wanita usia subur yang periksa IVA x100%
50
BAB IX
PENUTUP
51
52