1 PB
1 PB
Abstrak – Telah dilakukan analisis kekristalan serbuk silika berbasis pasir pantai Koka (Kabupaten Sikka) yang dihasilkan
melalui metode ekstraksi. Untuk mendapatkan serbuk silika dengan kemurnian tinggi, pasir pantai Koka diseparasi
menggunakan magnet permanen secara berulang, dihaluskan dengan cara digerus menggunakan mortar dan direndam dalam
HCl 2M selama 12 jam. Komposisi elemen serbuk silika dikarakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF), sedangkan
identifikasi kekristalan dan komposisinya menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) dan dianalisis menggunakan program
Match! untuk mengidentifikasi pembentukan fasa dan Rietica untuk menginvestigasi kuantifikasi fasa (% berat). Hasil analisis
data difraksi menunjukkan bahwa fasa-fasa yang teridentifikasi adalah kuarsa (SiO2) dan kalsit (CaCO3). Secara umum, pola
difraksi serbuk silikon dioksida didominasi oleh kuarsa dengan komposisi fasa sebesar 97 %wt dan kalsit sebesar 3 %wt. Hasil
tersebut telah dikonfirmasi melalui data uji XRF yang menunjukkan bahwa silika (SiO2) memiliki komposisi elemen tertinggi
sebesar 91,18%.
Abstract – The crystallinity analysis of Koka sand-based silica sand (Sikka Regency) has been carried out through extraction
methods. Koka sand was separated using permanent magnets repeatedly to obtain high purity silica powder. The sand was then
crushed by grinding it using a mortar and soaked in 2M HCl for 12 hours. The composition of silica powder elements was
characterized using X-Ray Fluorescence (XRF). The crystallization and composition were identified using X-ray
Diffractometer (XRD) and analyzed using Match! 2 program to identify phase formation, and Rietica to investigate phase
quantification (weight%). The diffraction data analysis results showed that the identified phases signified quartz (SiO 2) and
calcite (CaCO3). In general, the diffraction pattern of silicon dioxide powder is dominated by quartz with a crystal composition
of 97% wt and calcite of 3% wt. These results have been confirmed through XRF test data, which shows that silica (SiO 2) has
the highest elemental composition of 91.18%.
I. PENDAHULUAN yaitu [4] dan [5]. Beberapa tahun terakhir pemanfaatan pasir
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan silika sebagai bahan baku komposit keramik khususnya
provinsi kepulauan dengan garis pantai mencapai 5.700 km sebagai bahan baku pembuatan seal fuel cell telah banyak
serta lebih dari 1.192 pulau. Kondisi ini menjadikan NTT dilakukan dan merupakan kajian yang menarik serta
sebagai salah satu provinsi dengan sebaran pasir silika memberi nilai tambah pasir silika.
terbesar di Indonesia. Salah satu daerah dengan sebaran Ekstraksi SiO2 yang diperoleh dari pasir silika biasanya
pasir silika terbesar di NTT adalah pantai Koka Kabupaten dilakukan dengan pencucian dan pengayakan, metode
Sikka, Pulau Flores [1]. Keberadaan pasir yang terdistribusi kopresipitasi [6], [7]. Penelitian lain yang dilakukan oleh
secara luas serta jumlahnya melimpah di NTT menjadi daya Silvia [8], Dewa dkk [4], Musyarofah dkk [5] mengekstraksi
tarik secara ekonomi. Tetapi kekayaan alam tersebut belum SiO2 menggunakan hydrochloric acid (HCl) 2M dan
diolah dan dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, perlu dilakukan perendaman selama 12 jam sehingga unsur
adanya suatu terobosan baru dalam pemanfaatannya guna pengotor seperti Ca larut dalam larutan HCl. Selain itu,
meningkatkan nilai tambah pasir silika. penelitian-penelitian tersebut menggunakan magnet
Beberapa studi tentang analisis kandungan silika berbasis permanen untuk mengurangi kadar Fe yang terdapat dalam
pasir pantai di kepulauan NTT telah dilakukan, diantaranya pasir silika.
Pingak dkk [1] menganalisis kandungan silika dari pasir Pasir silika dari pantai Koka diekstraksi menggunakan
pantai Tablolong (Pulau Timor) dan pantai Koka (Pulau magnet permanen secara berulang sebelum dan setelah pasir
Flores), Dewa dan Keraf [2] mengektraksi silika dari pasir silika dihaluskan dengan cara digerus menggunakan mortar
pantai Kolbano (Pulau Timor), Naat [3] berhasil mensintesis untuk mendapatkan silika (SiO2) dengan kemurnian tinggi.
silika dengan kemurnian tinggi dari pasir Takari (Pulau Salah satu karakterisasi yang dilakukan adalah pengujian
Timor). menggunakan difraktometer sinar-X [9]. Analisis yang
Pasir silika juga dikenal dengan nama pasir putih digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif,
memiliki kandungan SiO2 dengan kemurnian tinggi yaitu identifikasi fasa dan analisis kuantitatif yaitu
sebagaimana telah dilaporkan oleh peneliti sebelumnya, menggunakan perangkat lunak Rietica yang berbasis pada
Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs UNM 77
penghalusan Rietveld (Rietveld Refinement) dijalankan bubuk standar yang sudah diketahui. Tata cara ini dikenal
untuk menginvestigasi struktur kristal, sekaligus kuantifikasi dengan search match!.
fasa dalam % berat ataupun % volume [10]. Dari uraian C. Match! (Analisis Kualitatif )
singkat di atas, maka penulis memandang pentingnya studi Pola difraksi yang diperoleh dari difraksi sinar-X
ini, terutama berkaitan dengan analisis fasa kristalin yang menggambarkan kristalinitas material yang diuji. Dari pola
terkandung di dalam serbuk silika hasil ekstraksi pasir silika difraksi tersebut dapat diperkirakan ada tidaknya fasa kristal
pantai Koka, Kab. Sikka, NTT. dan/atau fasa amorf. Sedangkan untuk menentukan fasa apa
saja yang terdapat pada material dilakukan identifikasi fasa
II. LANDASAN TEORI menggunakan perangkat lunak Match!. Proses identifikasi
A. Pasir Silika dan SiO2 fasa didasarkan pada pencocokan data posisi-posisi puncak
Pasir yang banyak mengandung silika disebut pasir silika difraksi terukur dengan basis data (database), misalnya
atau pasir kuarsa. Pasir silika sering juga dikenal dengan dalam bentuk kartu PDF (Powder Diffraction File).
nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang Langkah-langkah dalam mengindentifikasi fasa dengan
mengandung mineral utama, seperti silikon dioksida dan menggunakan perangkat lunak Match!, terdiri dari: Peak
felspar. Pasir silika pada umumnya mengandung senyawa Search yaitu menemukan posisi-posisi puncak yang
pengotor (impurities) seperti oksida besi, oksida kalsium, dinyatakan dalam sudut 2θ dan intensitas. Peak search bisa
oksida alkali, oksida magnesium, lempung dan zat organik dilakukan untuk menghilangkan puncak-puncak yang
hasil pelapukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan [4]. Silika seharusnya tidak menunjukkan puncak atau menambah
dalam senyawa kimia disebut silikon dioksida dengan rumus puncak jika pada posisi tersebut seharusnya ada puncak.
kimia SiO2 merupakan campuran heterogen, yang memiliki Selanjutnya dilakukan search match (pencocokan terhadap
sifat menarik pada ukuran dan keadaan yang berbeda [11], basis data). Search march dapat dilakukan dengan cara
[12]. manual maupun cara berbasis computer [10].
Mahapatra dan Lu [13] menjelaskan bahwa silika D. Metode Rietveld (Analisis Kuantitatif )
memiliki beberapa bentuk kristal yang berbeda selain bentuk Metode Rietveld pertama kali disususn oleh H.M.
amorf. Tiga bentuk fasa kristal polimorfi silika yang paling Rietveld [14] dan digunakan untuk mempelajari struktur
dominan yaitu kuarsa, tridimit, dan kristobalit. Kuarsa kristal dari campuran uranium oksida [10]. Metode Rietveld
adalah mineral utama dari silika yang mempunyai struktur dapat juga digunakan untuk mengamati dan menganalisis
atom tetrahedral, dimana satu atom silikon dikelilingi oleh data dari pola difraksi polikristalin, terutama ketika terjadi
empat atom oksigen. Fasa pada temperatur rendah dari silika overlap pada pola difraksi. Metode yang digunakan dalam
adalah kuarsa, fasa pada temperatur menengah adalah analisis ini adalah metode kuadrat terkecil (least-squares)
tridimit dan fasa pada temperatur tinggi adalah kristobalit. yaitu mencocokkan/menghaluskan pola difraksi terhitung
Kristobalit dan tridimit mungkin merupakan fasa metastabil (model) dengan pola difraksi terukur menggunakan
pada temperatur ruang sedangkan kuarsa kemungkinan pada perangkat lunak Rietica [15].
temperatur tinggi sebagai fasa metastabil. Persebaran pasir Perubahan-perubahan parameter pada proses penghalusan
silika di NTT yaitu sepanjang pantai Koka Kabupaten Sikka. bertujuan untuk mengurangi nilai dari selisih kuadrat
B. Difraksi Sinar-X intensitas. Secara matematis nilai selisih kuadrat s dicapai
Difraksi Sinar-X merupakan salah satu metode menggunakan algoritma Newton-Rapshson [15]. Kecocokan
karakterisasi standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dua kurva (pola model dan pola terukur) yang dapat diterima
fasa-fasa yang ada pada sebuah material. Setiap senyawa meliputi tiga karakter dasar pola difraksi, yaitu tinggi,
atau unsur yang berstruktur kristal tertentu akan memiliki posisi, lebar dan bentuk puncak difraksi. Posisi puncak
pola difraksi tertentu juga, sehingga struktur suatu zat dapat difraksi berhubungan dengan parameter kisi, asimetri dan
diperkirakan berdasarkan pola difraksinya. Pola difraksi parameter instrumen, seperti pergeseran spesimen dan
yang diperoleh memuat beberapa informasi di antaranya kesalahan 2θ. Tinggi puncak adalah pengaruh dari parameter
[10]; a). Jumlah keadaan relatif dan prosen fasa kristalin faktor skala, parameter termal, asimetri dan preferred
dalam sampel; b). Ukuran dan bentuk unit sel kristalin dari orientation. Lebar dan bentuk puncak dipengaruhi oleh
berbagai fasa. Simetri dalam susunan atomik dalam berbagai parameter bentuk puncak (U, V, W dan Gamma nol) dan
fasa (space group); c). Penempatan atom terutama dalam asimetri [15].
unit sel (termasuk subtitusi parsial dalam larutan padat); d). Parameter keluaran hasil refinement dapat dimanfaatkan
Ketidaksempurnaan kristal seperti ukuran partikel dan cacat untuk menghitung komposisi masing-masing fasa dari
kisi (dislokasi dan kesalahan umum). sampel yang diuji. Metode yang digunakan untuk mengalisis
Difraksi sinar-X merupakan metode karakterisasi bahan komposisi fasa adalah metode ‘ZMV’ relatif melalui
dengan preparasi sampel yang relatif mudah dan proses persamaan [15]:
pengujian yang cepat. Pola puncak difraksi sinar-X dapat s (ZMV)i
Wi = ∑n i (1)
digunakan untuk mengetahui struktur material dengan k=1 sk (ZMV)k
mengukur besarnya intensitas yang dipancarkan. Perubahan dengan Wi, fraksi berat relatif fasa i (%), s faktor skala
lebar puncak atau posisi dapat digunakan menentukan Rietveld, Z adalah rumus kimia dalam sel satuan, M adalah
ukuran ristal, kemurnan dan susunan kristal. Selain itu juga berat fasa dan V adalah volum sel satuan. Parameter
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui jenis atom dalam kesesuaian figures-of-merit (FoM) yang dipakai dalam
kristal, jenis cacat, orientasi dan ukuran butir. Metode ini penghalusan Rietveld [15]:
dapat digunakan untuk mengetahui fasa yang terdapat dalam 1. Faktor profil (Rp):
sampel dengan cara membandingkan dengan fasa yang ada ∑𝑖|𝑦𝑖 −𝑦𝑖𝑐 |2
𝑅𝑝 = ∑𝑖 𝑦𝑖
(2)
di dalam CPDS atau dengan membandingkan pola difraksi
78 Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs UNM
2. Faktor profil terbobot (Rwp): kandungan unsur sebesar 91,18% yang diikuti dengan
1 menurunnya kadar unsur Ca secara drastis yaitu sebesar
∑𝑖 𝑤𝑖 |𝑦𝑖 −𝑦𝑖𝑐 |2 2
𝑅𝑤𝑝 = | ∑𝑖 𝑤𝑖 𝑦𝑖2
| (3) 3,30%. Meningkatnya kadar unsur Si pada sampel PKakhir
menyebabkan terjadinya perubahan warna pada sebuk silika
3. Indeks goodness-of-fit (GoF) atau biasa dilambangkan hasil ekstraksi yaitu memiliki warna putih, kuning
dengan kecoklatan seperti pada Gambar 1. Peningkatan kandungan
𝑅𝑤𝑝 unsur Si pada sampel PKakhir menunnjukan bahwa proses
𝐺𝑜𝐹 = [ ] (4)
𝑅𝑒𝑥𝑝 purifikasi menggunakan metode ekstraksi (pemisahan)
dengan cukup efektif dalam penelitian ini.
𝑁−𝑃 Gambar 2 menunjukkan pola difraksi sinar-X pasir silika
𝑅𝑒𝑥𝑝 = [∑ 2 ] (5) pantai Koka (PKawal) dan serbuk silika (PKakhir) setelah
𝑖 𝑤𝑖 𝑦𝑖
N menyatakan jumlah titik data, sedangkan P jumlah melewati proses penghalusan dan perendaman dengan HCl
parameter yang dipakai dalam penghalusan Rietveld. 2M melalui metode ekstraksi berhasil mengkonfirmasi
keberadaan unsur Si dan Ca yang terkandung dalam kedua
sampel tersebut sesuai data uji XRF. Analisis kualitatif data
III. METODE PENELITIAN
Pasir silika atau pasir putih diambil dari pantai Koka, difraksi sinar-X kedua sampel menggunakan perangkat
Kabupaten Sikka (PK), kemudian dicuci dengan aquades lunak Match! menunjukkan bahwa fasa yang teridentifikasi
agar pengotor yang tampak secara kasat mata dapat pada pasir silika sebelum diekstraksi dan serbuk silika
dihilangkan, kemudian disaring dan dikeringkan pada setelah diekstraksi adalah kuarsa (SiO2) dengan kode basis-
temperatur 80 °C selama 24 jam. Pasir silika yang telah data 00-046-1045 dan kalsit (CaCO3) dengan kode basis-
kering kemudian dipisahkan unsur-unsur pengotor seperti Fe data 00-086-2339.
dengan menggunakan magnet permanen secara berulang. Selanjutnya dilakukan analisis secara kuantitatif untuk
Setelah itu, pasir silika dihaluskan dengan menggunakan menginvestigasi kuantifikasi fasa dengan metode
mortar selama 1 jam, kemudian diayak dengan penghalusan Rietveld menggunakan perangkat lunak
menggunakan ayakan 120 mesh untuk menghomogenkan Rietica. Metode penghalusan ini diawali dengan pembuatan
ukuran partikelnya. Serbuk pasir silika kemudian dipisahkan pola difraksi terhitung yang disebut model merupakan data
kembali unsur-unsur pengotor yang mungkin terjebak dalam kristalografi yang sesuai dengan hasil identifikas fasa
butiran silika menggunakan magnet permanen secara sampel pada analisis kualitatif. Pola difraksi terhitung
berulang. Serbuk pasir silika kemudian dilarutkan dalam (model) fasa-fasa tersebut adalah kuarsa, kalsit.
HCl 2M dengan perbandingan 1:30 dan diaduk selama 30 Hasil penghalusan Rietveld dinyatakan diterima dengan
menit kemudian direndam selama 12 jam. Endapan serbuk baik jika nilai parameter kesesuaian (Figures-of-Merit)
pasir silika disaring dan dinetralisir dengan aquades untuk dengan nilai Gof (Goodness-of-fit) < 4% dan 20% untuk Rp,
menghilangkan kadar asam pada sampel tersebut sampai pH Rwp dan Rexp [16]. Berdasarkan dara pada Tabel 2 dapat
±7. Endapan yang terbentuk selanjutnya dikeringkan dengan dilaporkan bahwa nilai parameter kesesuaian hasil
temperatur 80 °C selama 24 jam untuk menghilangkan kadar penghalusan Rietveld dinyatakan tuntas dan dapat diterima.
airnya. Setelah itu, dilakukan pengujian XRF untuk Plot selisih antara pola terhitung (model) dengan pola
mengetahui unsur-unsur dominan yang terdapat dalam pasir terukur (data) hasil penghalusan Rietveld nampak tidak
silika dan XRD untuk identifikasi dan analisis komposisi berfluktuasi seperti pada Gambar 3.
fasa yang ada pada serbuk silika.