PENDAHULUAN
1.Profil Organisasi
Wilayah Kecamatan Sawah Besar ,terletak di Kecamatan Sawah Besar kota administrasi
Jakarta Pusat yang memiliki luas wilayah 6,2 km 2 (12,79 persen dari total luas wilayah Kota
Administrasi Jakarta Pusat). Terbagi dalam 5 kelurahan, 49 RW, 597 RT dengan total
penduduk pada tahun 2018 adalah 135.707 jiwa (jumlah WNA+Jumlah WNI) dengan
44.599 Kepala Keluarga.
Berdasarkan data tahun 2018, paling banyak tinggal di Kelurahan Mangga Dua Selatan
sebanyak 36.555 orang, kemudian diikuti oleh Kelurahan Karang anyar sebanyak 33.610
orang. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kelurahan Pasar Baru yaitu
sebanyak 16.040 orang. Kelurahan Mangga Dua Selatan memiliki RT, RW dan rumah
tangga terbanyak, yaitu 12 RW, 128 RT.
Gedung Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dibangun pada tahun 2016 dan
selesai pembangunan tahun 2017. Dengan luas tanah 475 m 2,. Dengan luas bangunan
2.375 m2. . Gedung Puskesmas Kecamatan Sawah Besar terdiri dari 6 lantai. Lantai
pertama digunakan untuk Unit layanan Pendaftaran, Unit layanan Pelayanan 24 Jam/
ruang Tindakan, Unit layanan TBC, Unit layanan LANSIA. Lantai kedua digunakan
untuk Unit layanan Ruang Bersalin, Unit layanan Farmasi, Unit layanan Linen, ruang
Laktasi, Dapur bersih, Ruang UKM-UKP,ruang Jaga Dokter perempuan/ laki-laki, dan
ruang jaga bidan.
Lantai ketiga digunakan untuk Unit layanan MTBS, Unit layanan KIA, Unit
layanan Imunisasi, Unit layanan KB- Kespro, area bermain anak, Unit layanan kesehatan
lingkungan, Unit layanan konsultasi kesehatan, R.CSSD/sterilisasi, dan Musholla. Lantai
keempat digunakan untuk Unit layanan Gizi, Unit layanan VCT-IMS, Unit layanan Gigi,
Unit layanan umum, ruang Mutu, ruang KPLDH dan Unit layanan akupressure.
Lantai kelima digunakan untuk gudang obat, gudang alkes, dan Unit layanan
Laboratorium. Lantai enam : Ruang Kepala Tata Usaha, ruang kepegawaian, ruang
Kepala Puskesmas, ruang Rapat/ Aula, Gudang Arsip, ruang pengadaan dan ruang
CCTV/ server.
Terdiri dari 1 Puskesmas Kecamatan dan 3 Puskesmas Kelurahan :
1. Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Terletak di Jl. Mangga Dua dalam K no 13.
2. Puskesmas Kelurahan Pasar Baru Terletak di Jl. Krekot Bundar
3. Puskesmas Kelurahan Kartini Terletak di Jalan Kartini dalam 8
4. Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Terletak di Jl. Gunung Sahari
2. Misi
a. Menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan lintas sektoral dan
masyarakat dalam mewujudkan Budaya Sehat dan Mandiri
b. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan
masyarakat.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana dengan standar mutu berbasis
teknologi.
d. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia secara terus
menerus.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kekeluargaan.
Tata Nilai
A : Akuntabel
Transparan dan dapat dipertanggung jawabkan
Si : Sinergi
Kerjasama yang harmonis untuk mencapai satu tujuan
Vo: Visioner
Berpikir jauh kedepan untuk menghadapi perubahan.
Kebijakan Mutu
a. Puskesmas Sawah Besar berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang
berfokus pada kepuasan Pasien, Masyarakat dan Karyawan dengan sasaran
mutu yang terukur disertai peningkatan kualitas yang berkesinambungan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Proses pelayanan
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) terdiri dari UKM
essensial dan UKM Pengembangan.
b. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
10 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
1.5 ISTILAH DAN DEFINISI
Dokumen
Dokumen adalah surat penting atau berharga yang sifatnya tertulis atau tercetak yang
berfungsi atau dapat dipakai sebagai bukti ataupun keterangan.
Efektifitas
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas
dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang di capai, makin
tinggi efektifitasnya.
Efisien
Efisien adalah kemampuan untuk bekerja dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik
dengan menggunakan waktu, uang dan hal yang lainnya dengan cara yang efektif.
Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari pimpinan puncak perusahaan
tentang komitmen perusahan dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek
mutu dalam aktifitas keseharian organisasi atau perusahaan.
Kepuasan pelanggan
kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
perbandingan antara persepsi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya mulai
dari pendaftaran sampai pasien keluar dari puskesmas minimal 80% dari hasil analisa
data.
Koreksi
Koreksi adalah pembetulan, perbaikan, pemeriksaan, koreksi terhadap diri sendiri akan
menumbuhkan sikap rendah hati, dan tidak cepat menyalahkan orang lain.
Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Sering kali, pasien menderita
penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.
11 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak.
Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses.
Proses
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh
berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu
secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan sehingga visi, misi, dan tujuan
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dapat terwujud.
Rekaman
Rekaman adalah dokumen atau segala sesuatu yang dapat menjadi bukti pelaksanaan
suatu kegiatan di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Rekaman dapat di pakai untuk
mendokumentasikan ketelusuran, memberi bukti verifikasi, serta tindakan pencegahan
dan tindakan korektif. Rekaman bisa berupa foto, absensi, sertifikat dan materi.
Indikator Mutu
Indikator mutu adalah target dari masing – masing unit pelayanan di Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar yang ingin di capai dalam jangka waktu tertentu. Indikator mutu
harus mempunyai syarat SMART yaitu :
1.5.1.1 Spesific : Indikator mutu tersebut jelas, menggambarkan hasil
spesifik yang diinginkan.
1.5.1.2 Measureable :indikator mutu tersebut harus bisa diukur (baik dalam
bentuk jumlah ataupun presentase).
1.5.1.3 Achievable : indikator mutu tersebut menentukan target untuk
dapat dicapai.
1.5.1.4 Reliable ; Indikator mutu tersebut haruslah sesuatu yang nyata yang
bisa dipertanggungjawabkan.
1.5.1.5 Time Frame : Indikator mutu tersebut melingkupi waktu yang jelas,
sehingga waktu seharusnya indikator itu dicapai sudah jelas di awal
pembuatan indikator mutu tersebut.
12 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
BAB II
13 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
mutu dengan semua kebijakan yang ada di dalam Puskesmas. Semua dokumen
dikendalikan oleh Document Control (DC) dan diberi status Dokumen Terkendali, Tidak
terkendali, dan Kadarluarsa.
Dokumen Terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/ tiap unit/ pelaksana, terdaftar dalam
Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen ini harus ada
tanda/stempel “DOKUMEN TERKENDALI”.
Proses penyusanan atau penerbitan dokumen dimulai dari usulan unit atau penanggung
jawab unit / program / tim manajemen mutu yang dimulai menentukan rencana,
pembutan draft dokumen dan diserahkan untuk diperiksa dan disetujui. Bila
merupakan revisi dari dokumen sebelumnya, maka menuliskan jenis perubahan pada
lembar daftar revisi dan melampirkan pada draft dokumen.
Pengesahan dokumen mengikuti matriks :
Dokumen Pedoman Mutu Pedoman / Kerangka Standart
dan panduan Acuan operasional
Keselamatan prosedur &
Pasien daftar tilik
14 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Diperiksa Kepala Tim manajemen Tim Manajemen Tim
Puskesmas Mutu Mutu manajemen
Mutu
Disetujui Kepala Kepala Kepala Kepala
Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Proses Penarikan dokumen dilakukan oleh DC untuk dokumen yang sudah tidak
berlaku dan mencatat tanggal penarikan. Dokumen master diberikan cap kadarluarsa
dan disimpan maksimal 2 tahun.
Proses pemusnahan dokumen dilakukan oleh penanggung jawab masing-masing.
Pemusnahan Dokumen dilakukan sesuai waktu penyimpanan yang ditetapkan dan
menyertakan bukti hasil pemusnahan dengan formulir berita acara pemusnahan
dokumen.
15 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
BAB III
16 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi :
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/ kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien.
17 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Membentuk struktur organisasi, menunjuk dari seorang anggota manajemen
Puskesmas Sawah Besar menjadi Wakil Manajemen Mutu dan menyediakan
sumber daya yang diperlukan.
Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dikomunikasikan ke
pelaksana terkait di dalam puskesmas.
Memelihara, meninjau struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang.
18 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
4.1 Umum
Rapat tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun
19 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang
perlu dilakukan.
BAB V
20 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Kepala Puskesmas Sawah Besar menetapkan, menyediakan, memelihara dan
menentukan persyaratan bangunan, ruang kerja, alat medis dan non medis, sarana
transportasi dan komunikasi maupun sistem informasi dalam rangka pelayanan kesehatan
yang bermutu.
Puskesmas Sawah Besar mengevaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan bangunan,
ruang kerja, alat medis dan non medis, sarana transportasi dan komunikasi dan sistem
informasi.
Puskesmas Sawah Besar melaksanakan inventarisasi dan dokumentasi bangunan, ruang
kerja, alat medis dan non medis, sarana transportasi, komunikasi dan sistem informasi.
21 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Pemberdayaan Masyarakat Adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat persuasif dan
tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan
kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan masalah,
menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan
dukungan tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang
kesehatan dengan demikian pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan
kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan bisa
diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat, kemudian merencanakan dan melakukan cara pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari luar.
22 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah
kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan
kepala kelurahan dan petugas kesehatan (petugas puskesmas, bidan di kelurahan).
Tujuan SMD
a. Mengumpulkan data masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang paling
menonjol di masyarakat.
c. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi
masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa/ kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di RW Siaga.
Sasaran SMD
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada kelurahan atau menetapkan sampel rumah
dilokasi tertentu yang dapat menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku pada umumnya di kelurahan.
Lokasi SMD
Pelaksana SMD
SMD dilaksanakan oleh kader dan tokoh masyarakat atau sekelompok warga masyarakat
yang telah ditunjuk pada pertemuan tingkat RW / Kelurahan.
Waktu SMD
SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat RW/ kelurahan.
Langkah-langkah SMD
23 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
a. Persiapan
Menyusun daftar pertanyaan :
1) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas dan kelurahan
(data sekunder).
2) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
3) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat, dan tidak bersifat mempengaruhi
responden
4) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup, dan menjaring
5) Menampung juga harapan masyarakat
b. Pelaksanaan
1) Penjelasan mengenai SMD
2) Penjelasan dan pendistribusian instrument SMD (daftar pertanyaan)
beserta cara pengisiannya
3) Tanya jawab/ diskusi mengenai instrument SMD
c. Tindak Lanjut
1) Menindaklanjuti kembali pelaksanaan SMD
2) Merangkum, mengolah, dan menganalisa data yang telah dikumpulkan
3) Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d. Pengolahan Data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati :
Masalah yang dirasakan oleh masyarakat
1) Prioritas masalah
2) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan
masalah
Tujuan MMD :
Tempat pertemuan
Tempat pertemuan sebaiknya di RW/ Kelurahan, dengan memilih pos RW atau tempat
lain yang bisa menampung kurang lebih 20 - 30 orang peserta.
Peserta pertemuan
Waktu
Waktu pertemuan segera setelah SMD atau disesuaikan dengan kesediaan dan
kondisi RW/ Kelurahan yang bersangkutan, agar memungkinkan semua yang diundang
dapat hadir serta cukup memberikan kesempatan untuk tercapainya tujuan musyawarah
masyarakat desa/ kelurahan.
Pelaksanaan
25 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
e. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam rangka penanggulangan
masalah kesehatan
f. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja
1. Persiapan
a. Menentukan data/pertanyaan apa saja yang ada pada instrumen survei
b. Menentukan siapa saja yang akan melakukan survei
c. Menentukan waktu pelaksanaan survei
d. Menentukan sasaran survei
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan kepada petugas yang akan melakukan survei mengenai cara
pengisian instrumen survei
b. Pendistribusian instrumen survei pada puskesmas kelurahan
c. Proses pengisian instrumen survei oleh petugas kesehatan yang ada di
puskesmas kelurahan untuk kemudian diserahkan pada petugas kesehatan
di puskesmas kecamatan
26 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
3. Tindak lanjut
a. Proses rekapitulasi hasil survei
b. Analisa dan data hasil survei
27 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Langkah selanjutnya setelah mendapatkan identifikasi kebutuhan
masyarakat adalah menyusun usulan kegiatan yang bersumber pada kebijakan
yang berlaku, baik nasional maupun daerah, berdasarkan laporan kegiatan
tahun sebelumnya dan identifikasi kebutuhan masyarakat. Setelah rencana
usulan kegiatan (RUK) tersusun, selanjutnya mengajukan usulan kegiatan
tersebut ke dinas kesehatan DKI Jakarta unuk persetujuan pembiayaannya.
Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan
usulan kebutuhan rutin, sarana, dan prasarana, dan operasional puskesmas
beserta pembiayaannya. Selanjutnya dilakukan penyusunan rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK) yang telah disetujui dinas kesehatan.
TAHUN 2019
No INDIKATOR TARGET
28 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Pasien Diabetes Mellitus Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai
9 100%
Standar
UPAYA TARGET
INDIKATOR KEGIATAN
PELAYANAN TAHUN 2019
1 2 3
29 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Di
2 Wilayah Kecamatan Sawah Besar Sesuai 100%
Standar
30 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat
6 75%
ASI ekskusif
SURVEILANS
Persentase Puskesmas Yang Melakukan
Pemeriksaan Dan Tatalaksana
5 Pneumonia Pada Balita Dengan Metode 40%
MTBS Dalam Kurun Waktu Tertentu
Dikecamatan Sawah Besar
32 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Pelayanan Kesehatan Dalam Asuhan
PERKESMAS 1 Keperawatan Di Wilayah Kec. Sawah 100%
Besar Sesuai Standar.
34 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Minum
c. Melakukan pemeriksaan Tempat
Pengolahan Makanan
d. Melakukan pemeriksaan Tempat-
Tempat Umum
e. Melakukan pembinaan kepada kader
jumantik
Unit Layanan Menjalin kerjasama pengelolaan limbah
cair supaya limbah cair yang dihasilkan
dapat dikelola dengan baik dan tidak
mencemari lingkungan
36 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
telah ditentukan
b. Membantu dalam penyimpanan stock
alat dan obat kontrasepsi di gudang
farmasi
Laboratorium Melakukan pemeriksaan penunjang bila
diperlukan
39 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
B. LINTAS SEKTORAL
No Program Unit terkait Uraian Peran
40 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
dan evaluasi jumatik
41 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
BPMPKB tingkat a. Menerima berkas dan tagihan dari
kota Puskesmas Kecamatan,
b. Melakukan verifikasi berkas klem KB
gratis yang telah diajukan
43 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
Pelayanan rawat inap di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar terdiri dari unit
layanan ruang bersalin (RB) dan paska bersalin. Unit layanan ruang bersalin Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar menyediakan pelayanan Poned 24 Jam dan pelayanan
persalinan normal.
A. Batasan Operasional
1. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau Masyarakat.
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
3. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit serta memulihkan
kesehatan perseorangan.
4. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) adalah pelayanan kesehatan
Perseorangan yang meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi medik tanpa
tinggal di ruang rawat inap di sarana kesehatan tingkat pertama.
44 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
5. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) adalah pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat non spesialistik dan dilaksanakan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, dan/atau pelayanan medis
lainnya, dimana peserta dan/atau anggota keluarganya dirawat inap paling singkat 1 (satu)
hari
6. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan
tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan khusus.
7. Pelayanan Kesehatan Darurat Medis adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan, dan/atau kecacatan sesuai dengan
kemampuan fasilitas kesehatan.
8. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
9. Pelayanan Penunjang Klinis adalah pelayanan dalam upaya mendukung pelayanan klinis
antara lain pelayanan obat (farmasi), pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium
tingkat pratama, Sterilisasi dan Rekam Medis.
10. Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun oleh komite nasional yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, didasarkan pada bukti ilmiah mutakhir berkhasiat,
aman, dan dengan harga yang terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai acuan
penggunaan obat dalam jaminan kesehatan nasional.
11. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal.
12. Jaringan Pelayanan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang Pengelolaan
pelayanan, sarana prasarana dan ketenagaan masih merupakan bagian dari kewenangan
puskesmas. Hubungan kerja dalam bentuk vertikal, artinya bahwa jaringan puskesmas
bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.
DENAH RUANGAN
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar terdiri dari 6 lantai, memiliki satu elevator
dan satu tangga darurat. Setiap lantai memiliki pelayanan yang berbeda-beda, sesuai denah*,
antara lain :
45 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Ruang Lanjut Usia (Lansia) dan Hendaya
Ruang 24 Jam dan IGD
Ruang Jaga
Ruang Tb dan Kusta
5 Ruang Laboratorium
Gudang Alat Kesehatan
Gudang ATK dan RT
Gudung Farmasi
46 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
A. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan perseorangan,
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memenuhi standar fasilitas, sarana dan prasarana
dan peralatan kesehatan sesuai dengan Permenkes No. 75 Tahun 2014
Tersedia
No. Jenis Peralatan
Ya Tidak
1 Set pemeriksaan umum
a. Minimal 80% jenis peralatan set pemeriksaan umum
Ya
tersedia
b. Tersedia peralatan:
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
- stetoskop Ya
- timbangan dewasa Ya
- timbangan anak Ya
- senter Ya
- termometer Ya
2 Terdapat set tindakan medis
a. Minimal 80% jenis peralatan set tindakan medis tersedia Ya
b. Tersedia peralatan:
- set alat bedah minor Ya
- sumber oksigen siap pakai Ya
3 Terdapat set pemeriksaan kesehatan ibu
a. Minimal 80% jenis peralatan set pemeriksaan kesehatan
Ya
ibu tersedia
b. Tersedia peralatan:
- stetoskop janin (laennec doppler) Ya
- stetoskop dewasa Ya
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
- termometer Ya
- palu reflex Ya
- timbangan dewasa Ya
4 Terdapat set pemeriksaan kesehatan anak
a. Minimal 80% jenis peralatan set pemeriksaan kesehatan
Ya
anak tersedia
b. Tersedia peralatan:
- timbangan anak Ya
- alat pengukur panjang bayi Ya
- stetoskop Ya
- termometer Ya
5 Set pelayanan KB
47 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
a. Minimal 80% jenis peralatan set pelayanan KB tersedia Ya
b. Tersedia peralatan:
- implant kit Ya
- IUD Kit siap pakai Ya
6 Set imunisasi
a. Minimal 80% jenis peralatan set pelayanan imunisasi
Ya
tersedia
b. Tersedia peralatan:
- coldchain / vaccine carrier Ya
7 Set obstetri dan ginekologi Ya
8 Set insersi dan ekstraksi AKDR Ya
9 Set resusitasi bayi Ya
10 Set perawatan pasca persalinan
a. Minimal 80% jenis peralatan set perawatan pasca
Ya
persalinan tersedia
b. Tersedia peralatan:
- stetoskop Ya
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
11 Set kesehatan gigi dan mulut
a. Minimal 80% jenis peralatan set kesehatan gigi dan
Ya
mulut tersedia
b. Tersedia peralatan:
- sonde lengkung Ya
- kaca mulut Ya
- tangkai kaca mulut Ya
- pinset gigi Ya
- ekskavator Ya
- set pencabutan gigi dewasa Ya
- set pencabutan gigi anak Ya
- bein lurus kecil Ya
12 Set promosi kesehatan Ya
13 Set ASI Ya
14 Set laboratorium
a. Minimal 80% jenis peralatan set laboratorium tersedia Ya
b. Tersedia peralatan:
- mikroskop binokuler Ya
- sentrifuse Ya
15 Set farmasi Ya
16 Set sterilisasi
a. Minimal 80% jenis peralatan set sterilisasi tersedia Ya
b. Tersedia peralatan:
- autoclave Ya
- korentang Ya
17 Set Puskesmas Keliling ya
18 Kit Keperawatan kesehatan masyarakat ya
48 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
19 Kit imunisasi ya
20 Kit UKS ya
21 Kit UKGS ya
22 Kit bidan
a. Minimal 80% jenis peralatan kit bidan tersedia Ya
b. Tersedia peralatan:
- stetoskop janin (laennec doppler) Ya
- stetoskop dewasa Ya
- sphygmomanometer/tensimeter Ya
- termometer Ya
- palu reflex Ya
23 Kit Posyandu
a. Minimal 80% jenis peralatan kit Posyandu tersedia Ya (100 %)
b. Tersedia peralatan:
- termometer Ya
- timbangan dacin Ya
24 Kit kesehatan lingkungan Ya
Kebutuhan barang-barang logistik Unit Pelayanan Klinis tersebut adalah terdiri dari sarana
medis dan non medis. Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan, permintaan/pengadaan,
penggunaan, dan pencatatan/inventarisasi.
PERENCANAAN
Petugas unit pelayanan mendata kebutuhan Alkes,obat – obatan,ATK yang akan dipakai
dan mengajukan kebutuhan tersebut ke unit/bagian pengadaan, rencana kebutuhan
berdasarkan pemakaian harian yang terpakai ditambah 10 (Buffer Stock).
1. Logistik Non-Medik
Permintaan logistik non medik ke Bagian pengadaan Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar meliputi :alat tulis kantor (ATK), bahan rumah tangga (kantong plastik, isi
staples, baterai, dan lain-lain).Formulir kebutuhan administrasi Rawat Jalan dan Rawat
Inap (surat keterangan dokter, formulir permintaan barang, formulir perbaikan barang,
form keterangan lahir, dan lain-lain). Permintaan dengan formulir permintaan yang sudah
dicetak, ditanda tangani Penanggungjawab unit terkait dan dimintakan ke bagian
pengadaan setiap awal bulan berjalan.
A. LINGKUP PELAYANAN
Proses pelayanan klinis di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar mencakup proses
pendaftaran sampai pasien pulang dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat. Pelayanan
yang diberikan hanya terbatas pada pelayanan kesehatan tingkat pertama. Apabila puskesmas
tidak mampu memberikan pelayanan diluar kewenangannya dan/atau pasien memerlukan
50 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
tindakan pengobatan yang lebih lanjut maka pasien dapat dilakukan rujukan ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi sesuai peraturan dan standar operasional prosedur yang berlaku.
B. METODE
1. Rawat Jalan Tingkat Pertama
Pasien yang baru pertama kali maupun yang sudah pernah berobat ke Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar untuk berobat ke dokter yang dituju atau petugas kesehatan
lainnya, setelah perawatan inap atau kontrol tetap harus mendaftar ke bagian pendaftaran
juga untuk pasien yang akan berobat rawat jalan terlebih dahulu mendaftar ke unit
pendaftaran.Setelah itu pasien bisa menunggu didepan unit yang dituju untuk menantikan
panggilan sesuai urutan yang ada di komputer unit tersebut, apabila ada pasien yang
kondisinya lemah/ gawat darurat(memerlukan tindakan segera) atau pasien dengan
kebutuhan khusus dan tidak memungkinkan menunggu di depan unit pelayanan, pasien
didahulukan tanpa menunggu nomor antrean dibantu oleh petugas atau satpam, untuk
dilakukan tindakan.Setelah itu pasien diperiksa di unit yang dituju dan mendapatkan resep,
pasien / keluarga dianjurkan ke kasir (apabila pasien bukan peserta BPJS/KJS) dan
selanjutnya ke kamar obat.
C. LANGKAH PELAYANAN
Alur pelayanan pasien tiap unit pelayanan :
Petugas kesehatan (Perawat dan/atau bidan) akan memanggil pasien sesuai nomor
urut untuk dilakukan pengkajian awal pasien di nurse station, apabila pada saat petugas
51 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
memangggil pasien tidak ada, petugas akan melanjutkan pemanggilan pasien urutan
dibawahnya.
Pengkajian awal berupa identifikasi dan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien sesuai
SOP yang berlaku. Selanjutnya, setelah dilakukan pengkajian awal di nurse station,
petugas aka mengarahkan pasien masuk ke unit yang dituju untuk dilakukan pemeriksaan
pasien oleh dokter, dokter gigi, atau bidan.
Setelah didalam unit layanan, petugas kesehatan akan melakukan pelayanan klinis
sesuai kewenangannya di unit masing-masing sesuai dengan pedoman/panduan dan sop
layanan klinis yang berlaku.
Apabila pasien memerlukan tindakan, pasien akan diminta untuk menuju kasir
membawa blangko tindakan yang akan dilakukan untuk mendapat stempel “Lunas”. Untuk
pasien yang memiliki jaminan kesehatan BPJS sesuai faskes Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar pasien tidak dikenakan biaya untuk tindakan yang diberikan (tindakan yang diatur
pembiayaanya di BPJS). Namun, apabila pasien tidak memiliki jaminan kesehatan BPJS,
pasien diminta untuk membayar biaya tindakan sesuai tarif peraturan daerah yang berlaku.
Kemudian pasien kembali lagi ke unit semula untuk dilakukan tindakan dengan membawa
bukti pembayaran. Selanjutnya, dokter, dokter gigi dan atau bidan memberikan resep untuk
mendapatkan obat di unit layanan farmasi. Untuk kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut petugas dapat melakukan rujukan ke poli ataupun IGD Rumah
Sakit sesuai dengan SOP yang berlaku.
a. Apabila apabila belum ada pembukaan pasien boleh pulang dengan catatan disuruh
datang kembali jika ada tanda 2 persalinan.
b. Apabila masih dalam fase laten dirawat di ruang observasi
c. Apabila fase aktif pasien langsung dipindah ke ruang bersalin (VK) 2 jam setelah
persalinan, bayi dan ibu bersalin dipindah ke ruang Rawat Gabung. 24 jam setelah
persalinan jika keadaan pasien membaik dan dalam batas normal pasien diijinkan
pulang atas persetujuan dokter. Untuk kasus-kasus yang tidak mampu ditangani di
unit rumah bersalin maka dilakukan rujukan ke rumah sakit.
52 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
3. Pelayanan Penunjang Klinis
Setelah pasien melalui proses pendaftaran dan mendapat rekomendasi dokter/dokter
gigi untuk melakukan pemeriksaan di unit penunjang, pasien menyerahkan surat
rekomendasi pemeriksaan dari dokter lalu menunggu di depan unit tersebut. Petugas unit
penunjang akan memanggil pasien sesuai urutan surat rekomendasi yang duluan masuk dan
melakukan pemeriksaan terkait lalu pasien disuruh menunggu kembali. Hasil pemeriksaan
diserahkan kepada pasien untuk kemudian diserahkan kembali ke dokter pengirim. Untuk
pasien rawat inap yang tidak memungkinkan berjalan ke unit penunjang maka petugas unit
akan datang ke ruangan mengambil sample yang diperlukan, melakukan pemeriksaan di
unit dan menyerahkan hasilnya ke dokter pengirim.
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien merupakan bagian dalam upaya kesehatan
perseorangan di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang menjadi prioritas utama.
Adapun sasaran keselamatan pasien (sesuai International Patient Safety Goals/ IPSG)
meliputi :
Verifikasi identitas pasien secara benar di unit pendaftaran merupakan salah satu
indikator dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yaitu
identifikasi pasien secara benar. Setiap pasien yang datang ditanyakan Nama Lengkap dan
Tanggal Lahir, dan pasien diharuskan membawa 1 (satu) tanda pengenal baik berupa KTP/
SIM/ Paspor/ KK atau Akte Lahir/ Surat Keterangan Lahir bagi bayi dan anak-anak.
53 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Pencatatan indikator ini dilakukan setiap hari kemudian dilaporkan setiap bulannya dengan
cara memeriksa catatan kelengkapan identifikasi di Unit pendaftaran.
Formulasi rumus:
Nama Lengkap
Tanggal Lahir
(No. RM)
(Jenis Pemeriksaan, melampirkan bukti tanda terima)
Formula Rumus :
Penyimpanan dan penggunaan MgSO4 sesuai SOP di Unit Layanan Ruang Bersalin
merupakan salah satu indikator dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar yaitu meningkatkan keamanan penggunaan obat high alert. Pencatatan
54 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
indikator ini akan dilakukan setiap hari kemudian dilaporkan setiap bulannya dengan cara
memeriksa catatan penyimpanan dan penggunaan obat MgSO4 di Ruang Bersalin.
Formula Rumus :
D. SKP 4 (Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi/ tindakan)
Indikator : Kepastian tepat pasien, tepat lokasi, dan tepat prosedur tindakan di Unit
Layanan 24 jam
Kepastian tepat pasien, tepat lokasi, dan tepat prosedur tindakan di layanan 24 jam
merupakan salah satu indikator dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar yaitu Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi/ tindakan.
Pencatatan indikator ini akan dilakukan setiap hari kemudian dilaporkan setiap bulannya.
Formula rumus :
Pemakaian APD sesuai SOP di Unit Layanan Gigi merupakan salah satu indikator dari 6
Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yaitu menurunkan resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan. Pencatatan indikator ini akan dilakukan setiap hari
kemudian dilaporkan setiap bulannya dengan cara memeriksa catatan pemakaian APD
petugas di Unit Layanan Gigi.
Formula rumus :
55 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
F. SKP 6 (Menurunkan resiko pasien jatuh)
Indikator : Tidak Ada Pasien Jatuh
Tidak ada kejadian pasien jatuh di puskesmas merupakan salah satu indikator dari 6
Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yaitu menurunkan resiko
pasien jatuh. Pengurangan resiko pasien jatuh ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Security atau petugas keamanan berjaga di setiap lantai dan pintu utama puskesmas
2. Disediakan tandu dan kursi roda untuk pasien dengan kebutuhan khusus
3. Pegangan tangan (hand rail) di setiap toilet dan tangga
4. Pemasangan keramik kasar di toilet untuk mencegah terpeleset atau tergelincir
Pengukuran indikator ini dilakukan setiap ada pasien yang jatuh kemudian dilaporkan
setiap bulannya dengan memeriksa form insiden akibat resiko jatuh.
Formula rumus :
KESELAMATAN KERJA
56 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
2. Sarung tangan steril
Menggunakan sarung tangan steril meminimalkan penularan penyakit serta
mempertahankan lingkungan bebas infeksi.
Tujuan :
4. Apron
Apron yang digunakan pada saat melakukan pelayanan dan tindakan di unit rawat
jalan dan rawat inap.
6. Masker
Masker digunakan hampir pada seluruh unit pelayanan klinis.
7. Sepatu boot
Sepatu boot digunakan di Ruang VK Rumah Bersalin pada saat menolong
persalinan.
8. Penutup kepala
Digunakan di Rumah Bersalin pada saat menolong persalinan.
PENGENDALIAN MUTU
57 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator kinerja UKP (Indikator mutu layanan, Indikator
keselamatan pasien, Indikator keselamatan kerja (perilaku), indikator area
prioritas)
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan morning report mingguan,
pertemuan bulanan UKP atau lokakarya mini tiap bulan. Selain itu, mutu
pelayanan juga harus memiliki standar yang jelas, artinya setiap jenis pelayanan
haruslah mempunyai indikator dapat diukur. Penjaminan atas ketersediaan alat
kesehatan dan pendukung lainnya yang secara layak dan dapat dimanfaatkan
dengan benar juga menjadi bagian dalam pengendalian mutu. Penggunaan jasa
dalam melakukan kaliberasi dan maintenance alat kesehatan dapat meningkatkan
mutu pelayanan melalui indikator dan standar yang sudah ditetapkan. Berikut ini
adalah standar pengendalian mutu dalam upaya kesehatan perseorangan :
A. KALIBRASI ALAT
Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka semua peralatan medis harus
dilakukan kalibrasi sekurang-kurangnya sekali setahun. Begitu juga untuk alat-
alat penunjang pelayanan di unit pelayanan harus dilakukan sesuai dengan
program maintenance alat yang sudah ditetapkan.
1. Kalibrasi 2 kali dalam satu tahun untuk alat penunjang medis di unit
pelayanan.
2. Program kalibrasi dilakukan oleh pihak ketiga diajukan oleh unit pelayanan
mengikuti jadwal dari bagian pemeliharaan dan untuk pelaksanaan kalibrasi
didampingi oleh bagian Pemeliharaan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
3. Usulan dari unit pelayanan melalui bagian pengadaan.
4. Setelah proses kalibrasi dilakukan, didokumentasikan dengan :
a) Mengisi cek list QC harian.
b) Menyimpan hasil kalibrasi/Uji kesesuaian alat di masing masing file alat
B.PREVENTIVE MAINTENANCE
Preventive Maintenance adalah Pemeriksaan dan Pemeliharaan kondisi
alat yang dilakukan secara berkala dan telah dijadwalkan sebagai upaya pencegahan
dan menjamin supaya peralatan unit pelayanan bisa berjalan dengan baik diperlukan
perawatan rutin termasuk kebersihan alat.
58 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Preventive Maintenance pada perlengkapan alat tensi, stetoskop, timbangan
BB, nebulizer, dental unit dan alat-alat penunjang medis
C.CORRECTIVE MAINTENANCE
Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki peralatan unit pelayananjika ada kerusakan termasuk penyetelan dan
perbaikan yang telah berhenti sehingga alat bisa dipakai kembali.
Jika ada kerusakan peralatan yang ringan, cukup memanggil teknisi intern rumah sakit.
Jika ada kerusakan berat, langsung menghubungi vendor
1. Trouble shooting
Dimulai dari analisa laporan kerusakan, oleh sebab itu laporan harus dibuat sesuai
dengan kronologi kejadian kerusakan, sehingga pekerjaan perbaikan menjadi lebih
terarah dan lebih cepat diatasi.
Jika alat tidak dapat berfungsi yang perlu dilakukan adalah
- Cek kelistrikan
- Hidupkan alat
- Restart alat
- Cek fungsi tombol
- Jika fungsi tombol tidak bisa hubungi teknisi
59 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
2. Penggantian suku cadang
Jika diperlukan penggantian suku cadang sangat dianjurkan menggunakan suku
cadang asli dari pabrik lewat vendor
3. Readjustment
Setelah dilakukan perbaikan peralatan berfungsi seperti sedia kala, harus
dilakukan
readjustment agar tidak terjadi penyimpangan pada out put alat.
4. Uji fungsi
Sebelum peralatan digunakan dengan pasien, uji fungsi harus dilakukan setiap
hari untuk memastikan bahwa peralatan telah benar-benar kembali berfungsi dengan
baik.
60 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
e) Pemeriksaan fisik
f) Pelayanan pemeriksaan penunjang medis
g) Pelayanan bedah minor
2) Orientasi keselamatan pasien
3) Orientasi dan pelatihan prosedur penggunaan alat baru
2. Melaksanakan kontrol mutu untuk pelayanan klinis dengan indikator mutu yang
ditetapkan dalam satu bulan.
61 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
Unit Layanan Kesehatan
Lanjut Usia (Lansia) dan Kesesuaian diagnosis dan terapi 100%
Hendaya
Unit Central Sterile Semua alat yang disterilkan di beri label tanggal
100%
Service Room (CSSR) steril dan kadaluarsa
62 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n
PENUTUP
Dalam era serba milenium ini menuntut perkembangan pengetahuan dan tehnologi di
segala bidang kesehatan. Pelayanan yang exellent, cermat, dengan assessment yang cepat dan
tepat dapat memberikan bentuk layanan yang dapat terkoordinasi dengan baik dan bermutu.
Pelayanan Upaya Kesehatan Klinis dan Upaya Kesehatan Masyarakat merupakan bagian
integral dari sistem yang ada di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Upaya peningkatan mutu
dan standar pelayanan yang baik diharapkan dapat memberikan peningkatan jumlah angka
kunjungan khususnya bagi pasien rawat jalan dan proses persalinan di daerah Kecamatan Sawah
Besar.
Untuk mengukur mutu pelayanan tersebut diperlukan indikator mutu, input, proses dan
outcome yang dapat memberikan gambaran mutu pelayanan Upaya Kesehatan Klinis dan Upaya
Kesehatan Masyarakat. Pedoman Mutu dan Keselamatan Pasien ini disusun untuk memberikan
informasi tentang hal- hal tersebut.
Dengan Pedoman Mutu dan Keselamatan Pasien ini diharapkan menjadi acuan bagi pelaksanaan
kegiatan Upaya Kesehatan Klinis dan Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar baik rawat jalan maupun rawat persalinan. Semoga Pedoman Mutu dan
Keselamatan Pasien ini dapat bermanfaat bagi kita semua,dengan harapan dapat meningkatkan
mutu pelayanan.
Dan demi efektifnya pelayanan mutu di kemudian hari, Pedoman Mutu dan Keselamatan
Pasien ini dapat dievaluasi dan direvisi.
Ditetapkan di Jakarta
NIP 196710272007012022
63 | P e d o m a n M u t u d a n K e s e l a m a t a n P a s i e n