Anda di halaman 1dari 16

SEL DAN JARINGAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama: Adelia Yessica Cristina Situmorang
Asisten Praktikum: Nur Shinta Anggaraeni
NIM: 215040200111271
Kelas: I (Agroekoteknologi)

Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat
dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu
proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju
kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh
(metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua
proses ini berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait. Adapun
perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif.

Pada laporan kali ini, saya sebagai praktikan akan merangkum mengenai definisi, bagian,
dan fungsi sel, perbedaan sel hewan dan tumbuhan serta ciri-ciri sel hidup dan sel mati. Selain
itu, saya juga akan merangkum tentang definisi dan jenis jaringan serta perbedaan jaringan
pengangkut tumbuhan monokotil dan dikotil untuk memenuhi tugas laporan praktikum Botani.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sel dan jaringan
2. Mengetahui jenis dan bagian dalam sel dan jaringan
3. Mengetahui perbedaan sel hewan dan tumbuhan
4. Mengetahui perbedaan jaringan pengangkut tumbuhan
5. Mengetahui fungsi sel

1.3 Manfaat

Laporan yang berisi tentang pemahaman dan pengetahuan tentang sel dan jaringan ini
snagat bermanfaat bagi saya sebagai praktikan dan kepada seluruh pembaca untuk meluaskan
pemahaman kita mengenai sel dan jaringan pada tumbuhan yang akan kita gunakan khususnya
untuk sector pertanian saat ini dan yang di waktu yang akan dating.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sel

1. Sel adalah satuan terkecil penyusun mahluk hidup. Sel adalah unit fundamental bagi
struktur dan fungsi kehidupan (Campbell, 2011)

2. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil suatu makhluk hidup (Cartono &
Nahdiah, 2010)

3. Cells are the simplest collection of matter that can live and are the building blocks of all
living things. (Ilmu Biologi, 2010)
Terjemahan: sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup.
4. Since 1955, the modern cell theory has been developed, namely:

i. Cell is the structural unit of living things.


ii. Cell is the functional unit of living things.
iii. Cells are carriers of the nature of living things
iv. New cells come from the cell itself (cell division).
v. Each cell has independent actions and duties as an integral part of a complete organism.
(Ahli Zoologi)

Terjemahan: Sejak tahun 1955, berkembanglah teori sel modern, yaitu:

i. Sel adalah unit structural dari makhluk hidup.


ii. Sel adalah unit fungsionla dari makhluk hidup.
iii. Sel adalah pembawa sifat dari makhluk
iv. Sel baru berasal dari sel itu sendiri (pembelahan sel).
v. Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral dari
organisme lengkap.

2.2 Fungsi dari Bagian-bagian Sel


A. Bagian Dalam

Membran Sel atau Membran Plasma

Membran sel atau membran plasma merupakan struktur yang dimiliki oleh semua sel makhluk
hidup. Baik kelompok hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, arkaea dan protista.
Membran sel bisa dianalogikan sebagai kantong plastik. Kantong plastik itu kan bisa
membungkus semua barang belanjaan kamu, nah sama halnya dengan membran. Membran sel
adalah lapisan terluar yang membungkus dan menjaga komponen sel di dalamnya. Lapisan
membran sel disusun dari senyawa-senyawa kimia. Mulai dari lipid (fosfolipid), protein, sampai
karbohidrat.

Sifat membran sel yaitu semipermeabel karena adanya stuktur fosfolipid. Semipermeabel
adalah sifat membran sel di mana hanya zat tertentu saja yang boleh masuk ke dalam sel.

Dinding Sel

Berbeda dengan membran sel yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup, dinding sel hanya dimiliki oleh
tumbuhan dan jamur. Dinding sel inilah yang membuat tumbuhan menjadi unik dan berbeda dengan sel
hewan.

Dinding sel membuat tumbuhan nggak bergerak bebas alias kaku, tetapi walaupun kelihatannya
tumbuhan diam saja bukan berarti dia nggak bergerak. Pergerakan tumbuhan itu nggak berpindah posisi
atau namanya gerak pasif.
Struktur dinding sel ada primer dan sekunder. Letak dinding sel primer di antara lamela
tengah dan dinding sel sekunder. Oh ya, kamu juga harus tau, walaupun namanya lamela
tengah tapi bukan berarti letaknya di tengah yaa. Lamela tengah merupakan lapisan terluar dari
dinding sel dan banyak mengandung pektin. Oke, balik lagi nih bahas dinding sel primer, ada
beberapa kandungan di dalam dinding sel primer seperti hemiselulosa, selulosa (kadarnya
rendah), lipid dan protein. Dinding sel primer lebih fleksibel dan tipis karena dinding sel
terbentuk saat sel membelah.

Selanjutnya, sel mengalami penebalan (karena adanya zat lignin) dan terbentuklah dinding
sel sekunder. Makanya tekstur dinding sel sekunder tebal, kaku dan juga kuat. Kandungan di
dinding sel sekunder nggak cuma zat lignin tapi ada juga yaitu selulosa dan hemiselulosa.

Beberapa fungsi dinding sel, yaitu sebagai pelindung komponen di dalam sel, yang
memberikan bentuk sel, bantu jaga keseimbangan cairan (regulasi osmotik), dan juga
mencegah sel kehilangan air.

b. Bagian Luar

Protoplasma
Membran sel dianalogikan sebagai kantong plastik, nahh semua barang yang ada di kantong
itu adalah protoplasmanya. Jadi, protoplasma maksudnya semua bahan yang mengisi bagian
dalam sel. Protoplasma ini letaknya di dalam dan mengelilingi membran sel. Jadi, protoplasma
mengandung senyawa-senyawa kimia kayak organik dan anorganik. Selain komponen kimiawi,
protoplasma juga terdiri dari 3 bagian utama:
Nukleus (inti sel)

Sesuai namanya “inti”, jadi nukleus itu bagian terpenting di sel karena nukleus mengatur
seluruh aktivitas sel. Di dalam nukleus juga ada beberapa komponen penting seperti anak inti
(nukleolus), cairan dalam inti (nukleoplasma), membran inti (karioteka) dan benang-benang
kromatin atau kromosom. Setiap komponen punya tugasnya masing-masing.

Membran inti atau karioteka, letaknya paling luar dari inti sel. Nah, di karioteka ini ada pori-
pori. Tugas karioteka sebagai tempat pertukaran zat dengan sitoplasma. Selanjutnya anak inti
atau nukleolus, fungsinya untuk membentuk rRNA yang nantinya akan menyusun ribosom. Di
inti sel juga ada cairan kental dan transparan atau disebut nukleoplasma. Fungsinya sebagai
tempat terjadinya reaksi-reaksi kimia dalam nukleus. Bagian terakhir yaitu kromosom yang
terdiri dari 2 kata, kroma yaitu warna dan soma yaitu benang halus dengan fungsi membentuk
DNA.

Komponen-komponen itu saling bekerja sama, sampai akhirnya nukleus bisa menjalankan
fungsinya, yaitu:

a. mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel


b. menyimpan informasi genetik (ini pada kromosom yang membentuk DNA)
c. sebagai pusat sintesis asam nukleat, DNA dan RNA.
d. mengontrol pertumbuhan sel
e. tempat penyimpanan protein.

Sitoplasma
Cairan dalam sel yang letaknya di antara nukleus sama membran plasma, namanya
sitoplasma. Nah, sitoplasma itu ada dua komponen penyusunnya: sitosol dan organel-organel.
Kalo sitosol itu bagian cair dari sitoplasma yang mengelilingi organel. Jadi, ada 70-90% air yang
di dalamnya juga mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut itu kayak protein, lipid, dan zat
sisa lainnya misalnya karbondioksida. Sitosol fungsinya sebagai tempat reaksi kimia loh, contoh
reaksi kimianya itu glikolisis. Selain sitosol, di sitoplasma juga ada organel kan, nah karena
organel-organel sel ada banyak, jadi bakal dibahas terpisah dari struktur sel. Fungsi sitoplasma
adalah sebagai berikut:

a. sebagai tempat berlangsungnya reaksi kimia,


b. menyimpan berbagai jenis zat kimia yang digunakan untuk proses metabolisme sel
c. pelarut untuk semua protein dan senyawa dalam sel
d. perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel

Sitoskeleton
Dari namanya, sitoskeleton terdiri dari 2 kata yaitu sito yang artinya sel, dan skeleton yang
artinya rangka. Jadi, sitoskeleton itu adalah rangka sel yang berbentuk benang-benang halus
atau filamen-filamen protein dan menyebar di sitosol. Nggak cuma ngasih bentuk, sitoskeleton
juga berfungsi untuk mengatur pergerakan yang ada di dalam sel dan mempertahankan
organel-organel sel untuk tetap stay di tempatnya masing-masing. Nah, yang nggak kalah
penting nih, sitoskeleton terbagi jadi 3 jenis, yaitu mikrofilamen, filamen intermediet, dan
mikrotubulus.

Lapisan paling tipis yaitu mikrofilamen, dan letaknya di pinggir sel. Di dalam mikrofilamen ada
protein aktin, yang nantinya akan berikatan dengan miosin, sehingga terjadi kontraksi otot untuk
pergerakan. Kalau lapisan yang ketebalannya sedang, yaitu filamen intermediet. Filamen
intermediet tersebar di sitosol, dan fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel. Terakhir, ada
mikrotubulus. Mikrotubulus menjadi lapisan yang paling tebal dan tersusun dari protein tubulus.
Fungsinya untuk menggerakan organel, pembentukan silia, flagel.

2.3 Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan

Hewan dan tumbuhan merupakan dua makhluk hidup yang berbeda. Maka dari itu pasti ada
perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan. Perbedaan paling mendasar di antara kedua jenis sel
tersebut adalah dinding sel.
Sel tumbuhan memiliki dinding sel, sementara sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Perbedaan mendasar ini berdampak kepada karakteristik dua makhluk hidup tersebut, misalnya
terkait kemampuan gerak. Tumbuhan hanya mampu membuat gerakan-gerakan kecil dan
halus, sedangkan hewan bisa melakukan beragam gerakan dan aktif.

Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan

1. Ukuran

Pebedaan sel hewan dan tumbuhan yang paling signifikan adalah besar ukuran selnya. Sel
tumbuhan memiliki ukuran yang lebih besar dari sel hewan. Ukuran sel tumbuhan berkisar
antara 10 um hingga 100 um, sedangkan ukuran sel hewan berkisar antara 10 um hingga 30
um.

2. Keberadaan Dinding Sel

Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terdiri dari membran sel dan juga selulosa yang
bersifat kaku. Oleh karena itu, sel tumbuhan memiliki bentuk yang kaku seperti kubus atau
persegi panjang dan cenderung tidak berubah.

3. Perbedaan Ukuran Vakuola

Kedua sel ini sama-sama memiliki vakuola, namun berbeda dalam segi ukuran. Sel
tumbuhan hanya memiliki satu vakuola (vakuola tunggal) yang besar dan menempati 90
persen dari volume sel, sedangkan sel tumbuhan memiliki banyak vakuola dengan ukuran
yang kecil.

4. Keberadaan Lisosom

Sel hewan memiliki lisosom yang mengandung enzim hidrolitik yang bisa membunuh bakteri
dalam tubuh hewan dan enzim pencernaan untuk memecah molekul makanan. Sedangkan
sel hewan tidak memiliki lisosom karena pemceahan degradasi molekulnya sudah ditangani
oleh badan golgi.

5. Keberadaan Kloroplas

Sel hewan dan sel tumbuhan sama-sama memiliki mitokondria, namun hanya sel tumbuhan
saja yang memiliki kloroplas. Kloroplas adalah organel sel yang mengandung klorofil untuk
proses fotosintesis.
6. Keberadaan Plastisida

Sel hewan tidak punya plastisida, sedangkan sel hewan punya plastisida. Plastisida pada
sel hewan berfungsi untuk membantu proses fotosintesis dan memberikan pigmen (warna)
pada tumbuhan.

7. Keberadaan Sentirol

Sel hewan memiliki organel sentirol yang membantu proses pembelahan sel dalam proses
replikasi DNA. Sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki organel sentirol karena sistematika
sitokinesis dalam pembelahan sel hewan dan tumbuhan berbeda.

8. Keberadaan Silia

Silia adalah organel yang bertanggung jawab terhadap pergerakan sel. Oleh karena itu,
hanya sel hewanlah yang memiliki silia. Beda halnya dengan sel tumbuhan yang cenderung
stabil dan tidak bergerak karena tidak ditemukan silia sebagai organelnya.

9. Keberadaan Plasmodemata

Sel tumbuhan memiliki plasmodemata, sedangkan sel hewan tidak memilikinya.


Plasmodemata adalah jembatan hidup pada sel tumbuhan yang menghubungkan
sitoplasma dan memungkinkan komunikasi antar sel.

10. Kemampuan Sintesis

Sel tumbuhan diketahui dapat mensintesis semua jenis asam amino (20 jenis), sedangkan
sel hewan hanya mampu mensintesis 10 jenis asam amino.

2.4 Ciri-ciri Sel Mati dan Sel Hidup

Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan
antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel.
. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen
protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel
hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik.
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai
hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga
sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel,
maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein
(aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan
silika).
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan
kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena
berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan.
Sel hidup mengandung protoplasma. Sel mati tidak mengandung protoplasma. Kalau dilihat di
mikroskop, sel tumbuhan yang udah mati cuma kelihatan dinding sel yang kosong.
Sel hidup semua organelnya masih berfungsi. Sel mati Organelnya sudah tidak berfungsi
bahkan hilang.

2.5 Definisi Jaringan


1.Jaringan tumbuhan adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel yang mempunyai
kemampuan titopotensial yang berbeda dengan jaringan hewan, jaringan tumbuhan merupakan
jaringan yang mempunyai kemampuan jika organisme tumbuhan ini dapat memperbanyak diri
dengan negativ menginat kemampuan tubuh tumuhan terdiri dari sel-sel (Nurhayati, 2012, p.6).

2. Jaringan tumbungan adalah sistem jaringan dasar mensistesis senyawa organik yang
mendukung pabrik dan menyediakan penyimpanan untuk tanaman hal ini beberapa kolenkim
dan sel sklerenkim (Avivi, 2004, p.27).

3. Plant tissue is a collection of plant cells that have the same shape, origin, function and
structure. Tissue in plants consists of young tissue (meristem) and adult tissue (Soerdikoesomo,
2007, p.177).
Terjemahan: Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk,
asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan terdiri atas jaringan muda
(meristem) dan jaringan dewasa (Soerdikoesomo, 2007, p.177).

4. Tissue is a group of cells that have the same origin, function, and structure. More
specifically, the understanding of plant tissue is when there are cells that come together and
work together to perform a function in a tissue within the plant. (Biologi, 2012)
Terjemahan: Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, fungsi, serta struktur yang
sama. Lebih jelasnya, pengertian dari jaringan tumbuhan adalah apabila ada sel-sel yang
berkumpul serta bekerja sama untuk melakukan suatu fungsi pada suatu jaringan di dalam
tumbuhan.

2.6 Macam-Macam Jaringan


1. Jaringan Merismatik
Jaringan merismatik terdiri atas sel-sel meristem yang dapat ditemukan pada titik-
titik tumbuh di ujung batang dan akar. Jaringan ini sering disebut sebagai
meristem pucuk/ajang/apikal). Selain itu, bisa terletak di bawah kulit kayu
(senagai cambium gabus maupun cambium pembuluh) memiliki sebutan meristem
tepi/lateral. Sedangkan meristem antara atau interkalar biasanya terletak di tpei
ruas atau buku dan pada pangkal tangkai daun.

2. Jaringan Epidermis
Berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ, jaringan epidermis memberikan
perlindungan agar tidak bersentuhan langsung dengan pengaruh keadaan di luar.
Jaringan epidermis memiliki ciri-ciri berbentuk segi empat apabila dilihat dari
samping atau berjajar homogen.

3. Jaringan Pengangkut
Jaringan dimiliki oleh tumbuhan terdiri dari jaringan xylem (pembuluh kayu) dan
floem (pembuluh tapis). Jaringan xylem berfungsi untuk mengangkut air dan
garam mineral, sedangkan jaringan floem berfungsi untuk mengangkut hasil
fotosintesis.

4. Jaringan Dasar/Parenkim
Jaringan dasar yang memiliki nama lain yaitu parenkim merupakan jaringan yang
Menyusun sebagian besar tubuh tumbuhan. Kelompok jaringan ini memiliki
banyak fungsi tergantung tempat jaringan ini berada. Jaringan ini menyusun
daging buah, kulit batang, isi umbi, atau rimpang yang menyimpan pati atau
metabolit sekunder tertentu.

5. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai penguat atau
penyokong pada organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan.
6. Jaringan Sklerenkim
Jaringan yang terakhir yaitu sklerenkim adalah jaringan penguat atau jaringan
penyokong dengan dinding sekunder yang tebal karena mengandung zat lignin.
Jaringan sklerenkim ini hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

2.7 Perbedaan Jaringan Monokotil dan Dikotil


Struktur jaringan pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil.

Jaringan pada tumbuhan dikotil:

a. memiliki akar tunggang.


b. bentuk daun yang menyirip/ menjari.
c. memiliki cabang.
d. memiliki kambium.
e. mahkota bunga berkelipatan 4 atau 5.

Jaringan pada tumbuhan monokotil:

a. memiliki akar serabut.


b. bentuk daun sejajar.
c. tidak memiliki cabang.
d. tidak memiliki kambium.
e. mahkota bunga berkelipatan
BAB III METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan dan Fungsi

A. Alat

Alat Fungsi
Mikroskop Untuk mengamati objek
Cutter/Pisau Untuk memotong atau mengiris spesimen
Preparat Untuk meletakkan hasil spesimen
Pipet Untuk meneteskan air diatas objek pada preparat
Gelas Untuk tempat air

B. Bahan

Bahan Fungsi
Air Untuk membasahi objek atau specimen yang
akan diamati
Batang Bayam Sebagai objek untuk specimen yang akan
diamati
Batang rumput Gajah Sebagai obejk untuk specimen yang akan
diamati

3.2 Cara Kerja

Menyiapkan slot dan bahan yang dibutuhkan


Mengiris tipis batang, spesimen dengan arah melintang
Meletakkan objek diatas preparat
Meneteskan air menggunakan pipet ke atas objek
Mengamati preparat dengan mikroskop
Dokumentasi dan mencatat hasil pengamatan

3.3 Analisa Perlakuan

Untuk melakukan percobaan ini yang harus dilakukan adalah menyiapkan alatdan bahan.
Setelah itu, iri spesimen dengan setipis mungkin dengan arah melintang lalu letakkan irisan
tersebut di preparat dan ditetesi air menggunakan pipet. Setelah itu, letakkan preparat di
mikroskop untuk diamati. Lalu, mengatur cahaya focus dan memperbesar untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Yang terakhir adalah mencatat, menggambar dan mendokumentasikan
hasil pengamatan yang terlihat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Klasifikasi Spesimen

a. Klasifikasi Bayam

Kingdom Plantae
Sub Kingdom Tracheobionata
Divisi Magiliophyta
Sub Divisi Spermathopyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Caryophyilales
Family Amaranthaceae
Genus Amaranthus
Spesies Amarantus hybridus L

b. Klasifikasi Rumput Gajah


Kingdom Plantae
Divisi Magnolojaphyte
Sub Divisi Spermathopyta
Kelas Liliopsida
Ordo Poales
Family Poaccac
Genus Pennisetum
Spesies Pennisetum purpurenum
Sub Kingdom Tracheobionta

4.2 Susunan Jaringan Pengangkut pada Tanaman Dikotil dan Monokotil

1. Jaringan berkas pengangkut batang dikotil terletak di silinder pusat dan tersusun teratur
melingkar. Sementara itu, berkas pengangkut batang monokotil tersebar teratur di parenkim
korteks.

2. berkas pengangkut batang dikotil bertipe kolateral terbuka, dimana xylem dengan floemnya
dipisahkan oleh cambium vaskuler yang tersusun seperti cincin. Sedangkan berkas pengangkut
monokotil bertipe kolateral tertutup dimana xylem dengan floemnya tidak dipisahkan kambium
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari materi di atas yaitu pembahasan mengenai sel dan jaringan yang sudah sangat
meluas maka dapat kita simpulkan bahwa sel adalah unit fundamental penyusun tumbuhan
yang ukurannya sangat kecil. Bagian dalam sel ada bagian dalam dan bagian luar. Bagian
dalam yaitu membrane plasma dan dinding sel dan bagian luar yaitu protoplasma. Jaringan
adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk, struktur yang sama. Jaringan ada
enam macam. Perbedaan antara jaringan dikotil dan monokotil yaitu dikotil berakar serabut
sedangkan monokotil berakar tunggang.

5.2 Saran

Selama proses pengerjaan makalah ini, saya selaku praktikan sangat mendambakan
seluruh pembaca dari laporan ini akan lebih paham lagi mengenai pentingnya belajar mengenai
sel dan jaringan yang akan lebih memudahkan kita memberikan solusi terbaik untuk kemajuan
pertanian dan menjadikan kita mahasiwa yang lebih lagi memahami tentang struktur dalam
tanaman yang kita lihat setiap harinya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai