Anda di halaman 1dari 42

Tugas Awal

PERCOBAAN II
PENGAMATAN SEL

NAMA : RAHMAT TULE


NIM : A 241 18 024
KELAS :A
ASISTEN : ALMIRA RAYYAH SHADRIAH FAHRU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

A. Sel
Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup yang membentuk struktur dan
fungsi tertentu. Pengertian Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari
tubuh.Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel.
Sel dan zat intraselular membentuk keseluruhan jaringan tubuh.

Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. ukuran sel bermacam-macam
dan bentuk sel juga bermacam-macam . meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat
rumit dan masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. misalnya, mitokondria yang
terdapat di dalam sel berfungsi sebagai penghasil energy, sedangkan lisosom berfungsi sebagai
pencerna.

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan.
sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang
lebih kecilyang berdiri sendiri. sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap
rangsangan. sel disebut satuan struktural makhluk hidup. sel juga disebut sebagai satuan
fungsional makhluk hidup. perkembangbiakan dilakukan melalui pembelahan sel, pembelahan
sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung
sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara mitosis.

sel mengandung materi genetic, yaitu materi penentun sifat-sifat makhluk hidup.
dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya.

Teori tentang sel dibangun oleh banyak ahli sains, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Schleiden (1804-1881) dan T.scahwan (1810-1882) bahwa setiap tubuh


tumbuhan dan juga hewan tersusun dari sel.
2. Felix Dujardin(1835), menyatakan bahwa bagian terpenting dari sel
hidupadalah cairan yang selalu terdapat didalam setiap sel hidup(protoplasma).
3. Johannes Purkinje dan Hugo Van Mohl(1840), memperkenalkan
istilahprotoplasma.
4. Rudolf Virchow (1858), bahwa setiap sel berasal dari sebelumnya
5. Roberr Brown, R Strasburger, dan C.Bernard menyatakan bahwa setiap sel
berasal dari inti sel sebelumnya yang terbentuk lewat pembelahan.

Kata Sel itu sendiri dikemukakan oleh :

 Robert Hooke : Pengamatannya terhadap gabus dari kulit pohon Quecus Suber terlihat
ruangan-ruangan kosong dan kecil yang diberi istilah Sel.

 Felix Dujardin : Menemukan bahwa didalam Sel yang hidup tidak kosong melainkan
terhadap subtansi.

 Robert Brown : Menemukan adanya inti Sel pada setiap Sel hidup.
Struktur sel terdiri dari dua bagian yaitu protoplasma dan membran/dinding sel. Selain itu sel
juga mempunyai berbagai macam bentuk,antara lain:

1. Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat, seperti darah, sel lemak dan sel telur.

2. Bentuk sferikal dasar biasanya berubah karena spesialisasi sel berdasarkan fungsinya.
Contoh, sebuah sel saraf berbentuk seperti binatang dengan protesus yang panjang dan
sel otot polos berbentuk seperti spindel.

3. Penggepengan sel terjadi karena kontak dengan permukaan, berbentuk permukaan sel
terjadi akibat tekanan dari banyak permukaan.

B. Macam Macam Sel


Berdasarkan ada tidaknya dinding / selaput inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu:
struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik.

 Sel prokariotik adalah sel yang tidak mempunyai dinding atau selaput inti dan biasanya
organelnya tidak lengkap. Contoh : Sel bakteri.
STRUKTUR SEL PROKARIOTIK
Semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid (berupa DNA dan RNA),
dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membram
inti. Karena tidak mempunyai membram inti maka bahan inti yang berada di dalam sel
mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Ciri lain dari sel prokariotik adalah
tidak memiliki sistem endomembram (membram dalam),sepert reticulum endoplasma
dan komplek golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan
kloropas, namun mempunyai struktur yang berfungsi sama, yaitu mesosom dan
kromatofor.

Struktur Sel prokariotik

 Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai dinding atau selaput inti dan biasanya
organelnya lengkap. Contoh : sel tumbuhan dan hewan.

STRUKTUR SEL EUKARIOTIK


Perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik memiliki
membram inti, sedangkan sel prokariotik tidak. Selain itu sel, eukariotik memiliki sistem
endomembram, yakni memiliki organel-organel bermembram seperti retikulum
endoplasma, komplek Golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik juga memiliki
sentriol, sedangkan sel prokariotik tidak.
Struktur Sel Eukariotik

C. Perbedaan Struktur Antara Sel Prokariotik dan Sel eukariotik

keberadaan Prokariotik Eukariotik

Membran plasma Ya Tidak

Materi genetik (DNA) Ya Ya

Sitoplasma Ya Ya

Ribosom Ya Ya

Nukleus Tidak Ya

Nukleolus Tidak Ya

Mitokondria Tidak Ya

Organel terikat membran lain Tidak Ya

Dinding sel Ya Beberapa

Kapsula Ya Tidak

Flagela Ya Ya

Pili Ya Tidak
keberadaan Prokariotik Eukariotik

Rata-rata diameter 0.4 – 10 µm 1 – 100 µm

D. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan

E. Struktur Sel
Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma. :
1. Membran sel
Membran Sel adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia.
Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju
atau meninggalkan sel.
2. Inti sel
Inti sel bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah
mengatur semua aktivitas sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA
untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
- Selaput inti (karioteka)
- Nukleoplasma (kariolimfa)
- Kromatin / kromosom
- Nukleous (anak inti)

3. Sitoplasma dan Organel sel

Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel
dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi
sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.

Organel sel adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta
menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.

a). Nukleus mengendalikan seluruh kegiatan Sel. Beberapa bagian penting dari nucleus antara
lain selaput inti (karioteka),Nukleoplasma dan Nukleous

b). Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi ribosom adalah
sebagai tempat sintesis protein.

c). Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di
inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu :

1. Retikulum endoplasma granuler( retikulum endopl asma kasar). RE kasar tampak kasar
karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane.

2. Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi nama


demikian karena tidak mempunyai ribosom.

d). Mitokondria. Fungsi mitikondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan
banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati
jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus krebs yang berlangsung di dalam
mitikondria.
e). Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler.

f). badan golgi (aparatus golgi / diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyotir dan
mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat
dalam sekresi.

g). Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis
maupun meiosis.

h). Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada
alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu :

(1) Leukoplas : berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan.

(2) Kloroplas : plastida berwarna hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis.

(3) Kromoplas : plastida yang mengandung pigmen.

i). Vakuola (rongga sel) berisi : garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak
eteris misalnya ( jasmine pada melati, roseine pada mawar, dan zingiberine pada jahe), alkaloid
misalnya (kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.

j). Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain
itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia.

k). Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin seperti pada
otot. Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.

l). Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

F. Protozoa

Pengertian protozoa Secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun
demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan
oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.

Bentuk tubuh protozoa macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau
seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau
bersilia. Protozoa hidup di air atau tempat yang basah. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk
koloni.

Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukaan tubuh Protozoa


dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan
lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki
rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal
tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista dan menjadi aktif lagi.

Organel yang terdapat didalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria,
plastida, dan vakuola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof),
yaitu makanannya berupa organism lainnya. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat
mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofil dan cahaya.

Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari
organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan
dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin
protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam
perjalanan evolusinya.

Perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela
diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit.
Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti
dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti
selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan
sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel
baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh
algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi
dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa
ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara
algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena
tidak dapat membentuk badan buah.

Jenis dan Sistem Protozoa

Otot-rangka

Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka bergerak dengan berbagai cara.
Amoeba memiliki kaki palsu atau pseudopodia yang meluas ketika bergerak. Paramecium
ditutupi dengan rambut yang disebut silia. Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor yang
disebut flagel untuk bergerak.

Pencernaan

Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan makanan di kantung yang disebut
vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan bakteri.

Saraf

Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak
mempunyai sistem saraf. Mereka dapat bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.

Sirkulasi
Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui pori-pori. Air berisi makanan dan kebutuhan
oksigen protozoa.

Respirasi

Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui membran selnya.

Reproduksi

Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Ekskresi

Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang berfungsi mengambil dan membuang air.
Simetri Protozoa biasanya asimetris. Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.

Protozoa merupakan makhluk hidup bersel satu yang sering menjadi penyebab penyakit
diare, manusia yang terinfeksi oleh protozoa biasanya dapat diindikasikan dari konsistensi
faeces yang cair. Namun demikian adanya faeces yang encer / cair belum tentu disebabkan oleh
amoebiasis. Salah satu spesies patogen dari amoeba ini adalah Entamoeba histolytica. Spesies
lainnya lebih sering berperan sebagai flora normal pada manusia sehingga tidak akan
berdampak negatif.

G. Klasifikasi Protozoa

Ada beberapa klasifikasi protozoa. Protozoa adalah kelompok organisme bersel tunggal
atau koloni yang dapat bergerak dan bersifat heterotrof. Posisi klasifikasi Protozoa sangat
menarik untuk di kaji dan dijadikan contoh untuk memahami klasifikasi biologi. Protozoa pada
awalnya ditempatkan sebagai satu phylum yang termasuk kingdom Animalia, Kemudian
Phylum Protozoa ditempatkan sebagai bagian dari kingdom Protista, Kemudian Protozoa
tingkatan taksonominya ditingkatkan sebagai SubKingdom dari Protista.

Saat ini nama Protozoa tidak di gunakan lagi sebagai nama suatu takson, tapi
Kelompok-kelompok taksonomi yang tadinya di bawah protozoa tingkatannya banyak yang
berubah dan banyak yang dinaikan sebagai Phylum. Sebagai contoh saat ini kinetoplastida yang
dalam klasifikasi lama adalah nama salah satu familia anggota dari Mastiigophora sekarang
menjadi salah satu Phylum tersendiri. Banyak perubahan posisi klasifikasi dari anggota-
anggota protozoa, perubahan ini pada prinsipnya dilakukan setelah ada bukti dan anilisis yang
dapat menyimpulkan tentang posisi kekerabatan dari takson-takson tersebut.

Klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya, sebagai berikut:

Rhizopoda

Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma


sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh
hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba

Flagellata (Mastigophora)

Bergerak dengan falgel ( bulu cambuk ) yang digunakan juga sebagai alat indera dan
alat bantú intuk menangkap makanan.

Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Fitoflagellata. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.
Contohnya: Noctiluca milliaris, Volvox globator, Zooflagellata, Euglena viridis
2. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya: Trypanosoma
gambiens, Leishmania.

Ciliata (Ciliophora)

Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia pendek dari flagel.
Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan funsihidup
sehari-hari dengan cara mensintesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi
seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun air tawar. Contoh: Stentor, Paraemecium
caudatiun, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.

Sporozoa

Tidak memiliki alat gerak khusus, mengahasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembangbiakannya. Sporozoid memiliki organel – organel kompleks pada salah satu ujung
selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hospes parasit pada manusia
dan hewan. Contoh: Plasmodium sp.

H. Ciri-ciri Protozoa

 Pada Umumnya ciri ciri Protozoa tidak dapat membuat makanan sendiri atau heterotrof
 Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau
bulu cambuk (flagel)
 Ciri Ciri Protozoa Hidup bebas sebagai saprofit atau parasit
 Protozoa merupakan Organisme bersel tunggal
 Ciri Ciri Protozoa memiliki membran nukleus atau Eukariotik/ berinti sejati
 Protozoa Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
 Hewan Protozoaini dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan
bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang
terjadi pada bakteri
 Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah
 Protozoa tidak mempunyai dinding sel
 Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot

I. Peranan Protozoa
Peranan Protozoa yang menguntungkan dan Peranan Protozoa yang merugikan
Peranan Protozoa yang menguntungkan
 Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai
makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam
 Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton
(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting,
ikan, dll
 Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan
mineral
 Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria,
dapat dijadikan sebagai bahan penggosok
Peranan Protozoa yang Merugikan :

Protozoa dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Jenis penyakit
Protozoa yang disebabkan oleh Protozoa antara lain :

 Penyakit Disentri = Entamoeba histolytica


 Penyakit Diare (Balantidiosis) = Balantidium coli
 Penyakit Penyakit tidur (Afrika) = Trypanosoma gambiense
 Penyakit Toksoplasmosis (kematian janin) = Toxoplasma gondii
 Penyakit Malaria tertiana = Plasmodium vivax
 Penyakit Malaria quartana = Plasmodium malariae
 Penyakit Malaria tropika = Plasmodium falciparum
 Penyakit Kalaazar = Leishmania donovani
 Penyakit Surra (hewan ternak) = Trypanosoma evansi
J. Perbedaan Amoeba, Euglena, Paramecium.
a. Amoeba

?
Aa

Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota

Kerajaan: Amoebozoa

Filum: Tubulinea

Ordo: Tubulinida

Famili: Amoebidae

Genus: Amoeba
Bory de Saint-Vincent, 1822

Species

Amoeba proteus
Amoeba dubia

Ameba atau amuba adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan protista yang
bergerak dengan pseudopodia, atau merujuk pada genus yang meliputi spesies yang bergerak
dengan mekanism etersebut.

Ciri-Ciri Amoeba

 Memiliki Kaki Semu (pseudopodia) sebaga alat gerak.


 Bersel Satu
 Hidup Bebas, di tanah atau tempat berair yang mengandung zat organiik
 Berkembang biak dengan membelah diri (pembelahan biner)

Struktur tubuh Amoeba

Amoeba memiliki membran sel yang berfungsi

 Sebagai pelindung inti sel


 Pengatur pertukaran zat
 Alat pergerakan
 Untuk menangkap rangsangan dari luar

Sitoplasma pada Amoeba :


 Ektoplasma: sitoplasma bagian luar dan bersifat encer
 Endoplasma: sitoplasma bagian dalam dan bersifat kental

Amoeba Memiliki Vakuola Makanan berfungsi untuk

Tempat mencerna makanan dan Alat ekresi sisa makanan berbentuk padat

Amoeba Memiliki Vakuola Kontraktil berfungsi untuk

Mengatur kadar air dalam sitoplasma (osmosis) dan sebagai alat ekskresi

Cara Amoeba Bergerak, Menangkap dan Mencerna Makanan

 Pada permukaan sel amoeba terbentuk pseudopodia


 Aliran sitoplasma memunculkan gerak amoebid bertujuan untuk mendekati makanan
 Sesampai di dekat makanan, pseudopodia mengelilinginya
 Selanjutnya makananmasuk ke Amoeba melalui permukaan membran plasma
 Makanan yang ada di dalamnya dicerna menggunakan vakuola makanan

b. Paramecium
Paramecium aurelia

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukaryota

Kerajaan: Protista

Filum: Ciliophora

Kelas: Ciliatea
]

Ordo: Peniculida

Famili: Parameciidae

Genus: Paramecium
Müller, 1773

Species

Paramecium aurelia
Paramecium bursaria
Paramecium caudatum
Paramecium tetraurelia

Klasifikasi

- Kingdom : Animalia

- Filum : Protozoa

- Class : Infosoria

- Ordo : Holotrichida

- Family : Holotrichidae

- Genus : Paramecium

- Spesies : Paramecium caudatum

Morfologi Paramecium caudatum


Paramecium ini berukuran sekitar 50-350ɰm. yang telah memiliki selubung inti (Eukariot).
Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi
untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk
mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi pada
protista yaitu secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan
konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-
layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut
(silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air
masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang
berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna
untuk mengeluarkan sisa makanan.

Bagian tubuh yang terlebar adalah bagian tengah dengan suatu lekukan mulut. Bagian anterior
tumpul, sedangkan bagian posterior runcing. Kulitnya tipis dan elastis. Adapun yang menutupi
kulit adalah rambut-rambut kecil yang jumlahnya banyak, yang disebut silia. Lubang bagian
belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola kontraktil dan
kanal. Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola
makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering disebut sepatu
animalcules karena bentuknya seperti sepatu atau sandal.

Paramecium bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila
dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakanya tersebut terjadi karena
perpaduan antara gerak silia tubuh seperti sistem dayung dan gerak silia pada oral groove yang
sangat kuat.

Paramecium memakan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan ragi. paramecium


menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah
jatuh ke dalam alur lisan. Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel.
Jika ada cukup makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan
diri dan membentuk vakuola makanan. Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu bergerak
sepanjang enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya. Makanan dicerna kemudian
masuk ke dalam sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola
mencapai pori anal limbah sisa belum dicernakan akan dihapus. Paramecium dapat
mengeluarkan trichocyts ketika mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih
menangkap mangsanya. Trichocyts ini diisi dengan protiens. Trichocysts juga dapat digunakan
sebagai metode pertahanan diri. Paramecium adalah heterotrophs. bentuk umum mereka dari
mangsanya adalah bakteri. Hewan ini banyak hidup di air tawar, mudah ditemukan pada sisa
tumbuhan yang membusuk

Selain itu Paramecium juga memiliki beberapa sel dari Paramecium caudatum yang memiliki
fungsi masing – masing disini akan disebutkan fungsi tersebut :

1. Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi paramecium seperti kulit.


2. Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makanan paramecium.
3. Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel.
4. Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
5. Cytopharynix – tekak sel.
6. Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
7. Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk mengeluarkan sisa makanan cair
dengan berkontraksi/berdenyut.
8. Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil mengedarkan ke seluruh sel.
9. Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk komponen sel penting
10. Trichocyst – digunakan untuk pertahanan
11. Tenggorokan – jalan makanan menuju vakuola makanan
12. Macronucleus – yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan,
dan regenerasi.
13. Mikronukleus – yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti
besar.
c. Euglena

Euglena viridis.
Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung
anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena
dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat
gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior.
Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir.
Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka
terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga
bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam
sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil,
dan vakuola nonkontraktil. Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop.
Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat
sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat
organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu
dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.

Perkembangbiakan Euglena

Euglena berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur.
Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan
sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena
baru. Pengertian Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong
dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Ciri ciri
Struktur Euglena di Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang
tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak.
Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada
bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel
terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap
rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk
tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini
terdapat berbagai organel autogami (fusi antara nukleus sel-sel anak). Inti hasil fusi kemudian
membelah meiosis membentuk empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel
vegetatif. Ciri-ciri Euglena. Euglena merupakan organisme uniseluler. Ini berarti bahwa
organisme hanya memiliki satu sel tunggal di dalam tubuhnya. Ia hidup di air tawar seperti
genangan air yang tenang atau kolam atau kolam renang. Ini milik Kerajaan Protista yang juga
terdiri dari bentuk kehidupan lainnya seperti amuba dan paramecium. Pada dasarnya, ini dapat
digambarkan sebagai jenis protozoa dengan karakteristik campuran dari kedua tanaman dan
hewan. Hal ini mirip dengan tanaman karena dapat menyiapkan makanan sendiri dengan
fotosintesis. Kemiripannya dengan hewan terletak pada fakta bahwa ia dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lain.

Ciri ciri Euglena

 Organisme bersel tunggal dengan susunan sel eukariota


 Sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang
berada didalam plasmalema. Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu bersifat lentur
sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis, perikel ini
kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
 Ujung depan sel euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya
meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu
walaupun dianggap sebagai terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel.
 Beberapa euglenoid berfotosintesis dan yang lain tidak. Anggota-anggota yang
berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil a dan b. Hasil fotosintesis disimpan
sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
 Pada dasarnya euglenoid memiliki dua buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan
tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada satu barisan sepanjang flagel.
 Perkembangbiakan seksualnya mungkin tidak terjadi atau jika ada jarag sekali terjadi

K. Klasifikasi dan Deskripsi Bahan Percobaan

K.1 Bawang Merah (Allium Cepa)

Berikut ini adalah klasifikasi bawang merah menurut Tjitrosoepomo (2010).

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum L

Pada pengamatan selaput bagian dalam bawang merah ( Allium cepa ) pada mikroskop
terlihat sel-sel bawang merah yang berlapis-lapis. Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-
organel sel seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi
dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan organel terbesar
dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang mengandung zat warna ( ungu ).
` Sel epidermis bawang merah mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak beraturan ada
yang berbentuk segi enam yang memanjang dan ada juga yang mempunyai bentuk segi empat
yang memanjang. Sel epidermis bawang merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak
berudah – ubah karena di dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang merah tersusun
oleh :
a. Dinding sel,
b. Sitoplasma
c. inti sel
Kegunaan tanaman bawang merah :
· Dapat digunakaan sebagai bumbu masakan dan berguna untuk menyedapkan rasa dalam
suatu masakan.
· Dapat meredakan demam, karena bawang merah bersifat sebagai antipiretik yang secara
cepat dapat menurunkan suhu tubuh.
· Sebagai anti inflamasi dan anti alergi.
· Sebagai anti kanker, karena bawang merah mengandung quercitin yang dapat menangkal
kanker.
· Dapat melancarkan dahak, karena bawang merah adalah ekspektoran.

Kekurangan tanaman bawang merah :


· Mengganggu keadaan lambung, karena jika suhu tubuh meningkat memakan bawang merah
akan berdampak kurang baik untuk tubuh.
· Dapat membuat bau badan menjadi berlebihan.
· Hati-hati bagi penderita darah rendah.
· Dapat menyebabkan bau mulut.
K.2 Manihot Esculenta
Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta) yang sering kita sebut sebagai singkong dan juga
ketela pohon merupakan tumbuhan perdu tahunan tropika dan subtropika. Ubi Kayu ini kita
kenal sebagai makan pokok yang berguna sebagai sumber karbohidrat nomor 3 setelah padi
dan jagung. Pada Tanaman Ubi kayu, yang banyak dimanfaatkan adalah bagian umbinya.
Umbi ini dijadikan sebagai sumber karbohidrat karena Ubi Kayu ini merupakan Tanaman umbi
- umbian yang memiliki cadangan makanan yang banyak didalam umbinya. Ubi Kayu ini
mengandung banyak kalori yaitu sekitar 121 kalori tiap 100 gram. Selain mengandung
karbohidrat, Ubi Kayu ini juga mengandung kalsium, protein, vitamin C, vitamin B1, fosfor,
zat besi serta lemak. Namun, protein pada umbi Ubi Kayu ini hanya sedikit, karena protein
yang banyak terdapat pada daun Ubi Kayu. Daun Ubi Kayu juga mengandung vitamin C,
vitamin A, zat besi, dan juga protein yang kadarnya lebih banyak daripada di bagian umbi Ubi
Kayu. Daun Ubi Kayu ini kebanyakan dijadikan masakan sayur. Namun, daun Ubi Kayu dan
juga umbinya Ubi kayu mengandung asam sianida (HCN).

Asam sianida yang ada pada Ubi Kayu memang bersifat racun, namun Ubi Kayu tetap tidak
beracun jika masaknya benar – benar matang dan juga dimasak dengan cara yang benar dan
dengan suhu tinggi. Karena racun sianida bisa hilang ketika terkena suhu tinggi. Walaupun
mengandung asam sianida, namun ubi kayu juga bermanfaat untuk kesehatan. Diantaranya
adalah dapat menyehatkan jantung dan mengendalikan darah dan menambah darah. Selain itu,
ubi kayu juga dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit yaitu rhematik, sakit kepala,
demam, diare, cacingan, beri-beri, luka bernanah dan dapat menambah stamina. Adapun
klasifikasi dan morfologi ubi kayu adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Tanaman Ubi Kayu


Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malpighiales

Famili Euporbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot esculenta

Gambar sel manihot esculenta


Struktur Daun
Secara garis besar daun terdiri dari jaringan epidermis, mesofil dan berkas pengangkut.
Sel epidermis terletak paling luar dilapisi oleh selapis kutikula. Pada tumbuhan monokotil tidak
adanya differensiasi spons parenkim dan parenkim palisade. Pada parenkim palisade terdapat
variasi sel parenkim seperti sel minyak, sel lendir dan ergastik sel.
Struktur Batang
Terdiri atas jaringan gabus, jaringan korteks, berkas pengangkut dan empulur batang.
Pada batang monokotil, jaringan pengangkut tersusun dalam berkas-berkas dan tersebar di
seluruh permukaan batang. Berkas-berkas pengangkut dikelilingi oleh jaringan parenkim.
Struktur Akar
Susunannya adalah epidermis, parenkim korteks, selapis sel endodermis dan stele akar.
Xilem tidak berkembang sampai tengah lingkaran pusat akar sehingga tidak memiliki parenkim
empulur fisiologi Manihot esculenta. Pada tanaman ini terjadi proses fotosintesis, karena pada
tanaman ini memiliki kolofil yang merupakan pigmen fotosintetik. Pigmen fotosintetik ini
berfungsi menyerap cahaya merah dan biru, serta memantulkan cahaya hijau. Klorofil terdiri
dari klorofil a dan klorofil b. Klorofil b berfungsi menyerap energi foton cahaya matahari
kemudian menyalurkannya ke klorofil a. Pada klorofil a, terdiri dari P700 dan P680 masing-
masing untuk fotosistem I dan Fotosistem II. Dengan adanya beberapa karotenoid,
memungkinkan perluasan spektrum dari warna-warna yang dapat menggerakkan fotosintesis
dan selain itu juga sebagiannya lagi berfungsi dalam fotoproteksi.
Kandungan yang terdapat pada ketela pohon adalah HCN. HCN ini merupakan racun
sel yang dapat menyebabkan perlemakkan di hati. Kadar glukosa dan alkohol dari umbi akar
M. Esculenta jenis SPP (sao pedro petro) lebih besar dari kadar glukosa dan alkohol dari umbi
akar jenis biasa. Glukosa ditetapkan kadarnya dengan metode enzimatis 600-PAP. Kadar
glukosa untuk M.esculenta jenis biasa adalah 8,36 g % 1,11 g %. Untuk jenis SPP kadarnya
17,6 g % 0,43 g %. Etanol ditetapkan kadar dengan metode bobot jenis, kadar alkohol untuk
M.esculenta jenis biasa 2,24 % v/v 0,31 % v/v dan 2,40 % b/b 0,39 % b/b.Jenis SPP kadar
alkoholnya 5,39 % v/v 0,51 % v/v dan 4,27 % b/b 0,375 b/b.Selain itu ketela pohon terdapat
kandungan rutin yang berasal dari flavonoid dan falavonoid ini dari tumbuh-tumbuhan.

K.3 Hydrila verticillata


Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

(tidak
Angiospermae
termasuk):

(tidak
Monocots
termasuk):

Ordo: Alismatales

Famili: Hydrocharitaceae

Subfamili: Hydrilloideae

Hydrilla
Genus:
Rich.

Spesies: H. verticillata

Nama binomial

Hydrilla verticillata
(L.f.) Royle

Hydrilla (bahasa Inggris: Esthwaite Waterweed, waterthyme, hydrilla) adalah genus dari
tumbuhan air, biasanya diperlakukan sebagai mengandung hanya satu spesies, Hydrilla
verticillata, meskipun beberapa ahli botani membaginya menjadi beberapa spesies. Hydrilla
adalah asli dari perairan dingin dan hangat dari Dunia Lama di Asia, Eropa, Afrika dan
Australia, dengan distribusi yang tersebar dan jarang; di Eropa, Hydrilla dilaporkan ada di
Irlandia, Britania Raya, Jerman, dan negara-negara Baltik, dan di Australia di Wilayah Utara,
Queensland, dan New South Wales.[1][2][3]
Batang tumbuh hingga panjang 1–2 m. Daun diatur dalam whorl sejumlah 2-8 di sekitar batang,
setiap daun masing-masing panjangnya 5–20 mm dan lebarnya 0,7–2 mm, dengan gerigi kecil
di sepanjang tepi daun; pelepah daun seringkali kemerahan jika segar. Hydrilla adalah berumah
satu/monoecious (kadang-kadang berumah dua/dioecious), dengan bunga jantan dan betina
diproduksi secara terpisah pada tumbuhan tunggal; bunga-bunganya kecil, dengan tiga kelopak
dan tiga mahkota, mahkota panjangnya 3–5 mm, transparan dengan garis-garis merah. Hydrilla
bereproduksi terutama secara vegetatif dengan fragmentasi dan dengan rimpang dan turion
(overwintering), dan bunga jarang terlihat.[2][4][5][6] Mereka memiliki ruang udara untuk
menjaga mereka tetap tegak.

Hydrilla memiliki resistensi yang tinggi terhadap salinitas dibandingkan dengan banyak
tumbuhan air tawar terkait lainnya.

Gambar sel hydrila verticillata

Hydrilla verticillata (L. f.) Royle adalah merupakan salah satu tumbuhan air yang banyak
ditemukan tumbuh di perairan yang tergenang seperti sawah dan rawa-rawa. Keberadaan
tanaman ini dalam jumlah banyak dapat menghalangi laju aliran air sehingga tumbuhan ini
sering dicabut dan dibuang begitu saja. Tumbuhan hydrilla mengandung Nitrogen 1,37 % dan
Karbon Organik 14,47% sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk hijau yang dapat
diberikan pada tanaman baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kompos. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek pemberian Hydrilla verticillata (L. f.) Royle sebagai pupuk
hijau terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L). Penelitian dilaksanakan di Desa
Bungadidi Kecamatan Tanalili Kabupaten Luwu Utara yang berlangsung pada bulan
JuliSeptember 2016. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun
berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan yaitu tanpa pemberian
hydrilla (kontrol=P0), pemberian hydrilla segar 200 g/polybag (P1), 400 g/polybag (P2), dan
600 g/polybag (P3), pemberian hydrilla yang dikomposkan 200 g/polybag (P4), 400 g/polybag
(P5), dan 600 g/polybag (P6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hydrilla yang
dikomposkan dengan dosis 600 g/polybag mengakibatkan pertumbuhan bibit kakao menjadi
lebih baik yaitu jumlah daun lebih banyak (9,6 helai), bibit lebih tinggi (30,3 cm), diameter
batang lebih besar (5,2 mm) dan volume akar lebih banyak (6,6 ml).

K.4 Alamanda Catarica

Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai bunga alamanda dan
juga sering disebut sebagai bunga terompet emas, bunga lonceng kuning, atau bunga
buttercup.[2] Bunga alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan dan banyak
ditemukan di Brasil di mana bunga ini umum digunakan sebagai hiasan karena bentuknya yang
indah.

Gambar sel Allamanda catharica

Klasifikasi Bunga Alamanda


Menurut Heyna (1987) taksonomi tanaman alamanda secara lengkap adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Apocynales

Famili: Apcynaceae

Genus: Allamanda

Spesies: Allamanda cthartica L

Nama binomial: Pleuratus ostreatus

Morfologi Bunga Alamanda

Morfologi tanaman bunga alamanda, dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri tanamanya, diantaranya
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

1. Akar

Tanaman alamanda tumbuh perdu, berumur panjang dengan tinggi mencapai 3-8 m,
mengandung getah, perakaran pada tanaman tunggang dan memiliki warna yang kotor.

2. Batang

Batang bunga alamanda berkayu, silindris, terkulai, berwarna hijau, permukaan berbuku-buku,
tiap buku terdapat daun yang melingkar, 4-5 helai, bergetah, percabangan monodial, cabang
muda berwarna hijau, atas unggu dan putih kehijauan.

3. Daun
Daun bunga alamanda tunggal, berbentuk lonjong, bagian tepi rata melipat kebawah, ujung dan
pangkal meruncing, panjang 5-16 cm, lebar 2,5-5 cm, tebal dan memiliki pertulangan menyirip
dan daun berwarna hijau.

4. Bunga

Bunga dari tanaman alamanda adalah majemuk, berbentuk tandan, berkelamin dua, terdapat
diujung ketiak daun, tangkai berbentuk silindrid, pendek berwarna hijau, kelopak berbentuk
lanset, dengan permukaan halus berwarna hijau, benang sari tertancap pada mahkota, mahkota
beseling pada lekukan, tangkai putik berbentuk silindris, kepalaputik bercangap dua, berwarna
kuning dan mahkota berbentuk terompet atau corong dengan permukaan rata dan berwarna
kuning.

5. Buah dan Biji

Buah bunga alamanda berbentuk kotak, dan bulat dengan diameter 1,5 cm. Biji pada bunga
alamanda ini berbentuk segitiga, berwarna hijau keputih-putihan ketika masih muda setelah tua
akan hitam.

Ciri-ciri

Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat
mencapai 2 meter.[3] Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun).[4] Batangnya yang
sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya
berwarna hijau.[4] Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang
kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm.[3] Selain itu daun alamanda pada umumnya berkumpul
sebanyak tiga atau empat helai. Bunga alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti
terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm.[3] Tanaman ini memiliki bunga yang harum.[3]

Habitat

Alamanda dapat ditemukan pada daerah sekitar sungai atau tempat terbuka yang terkena
banyak sinar matahari dengan hujan yang cukup dan kelembaban tinggi sepanjang tahun.[4]
Tanaman ini tidak mampu tumbuh pada tanah yang bergaram atau terlalu basa dan tanaman ini
juga tidak tahan suhu rendah. Suhu -1 °C dapat mematikan tanaman tersebut karena tanaman
ini sangat sensitif terhadap suhu dingin.[4]

Alamanda tumbuh dengan baik dan menghasilkan bunga pada intensitas matahari penuh tanpa
halangan.[4] Jika diberi halangan maka produksi bunganya menurun.[4] Tanaman ini tumbuh
baik dengan kondisi tanah berpasir, kaya bahan organik, serta beraerasi baik.[3] Secara
keseluruhan, alamanda adalah tanaman yang mudah tumbuh pada kondisi yang sesuai sehingga
pada beberapa daerah juga dipandang sebagai gulma.[3]

Iklim yang tepat untuk pertumbuhan alamanda adalah daerah dengan iklim tropis. Pada daerah
dengan iklim tropis, alamanda dapat tumbuh hampir di sebagian besar lingkungan dengan laju
pertumbuhan yang cukup cepat.[5] Di habitat aslinya, alamanda hidup pada ketinggian 0-700
meter dari permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 1000 hingga 2800 mm per tahun.[3] Karena
pertumbuhannya yang cepat, alamanda umum digunakan sebagai ornamen untuk menghias
pagar dan tembok.[2]

Reproduksi

Allamanda cathartica

Tanaman alamanda berbunga sepanjang tahun di banyak habitat.[4] Tanaman ini dapat
berkembangbiak dengan biji, namun perbanyakan yang umum dilakukan yaitu dengan stek
batang. Hal ini disebabkan, beberapa varietas hibrida sulit memunculkan kapsul biji.[4]
Alamanda tergolong tanaman yang tumbuhnya cepat sehingga harus sering dilakukan
pemangkasan untuk menjaga penampilannya.[4]

Manfaat

Bunga alamanda diketahui memiliki beberapa fungsi medis, salah satunya dapat dipakai
sebagai laksatif.[6] Getah tanaman ini memiliki sifat antibakteri. Bunga alamanda juga memiliki
sifat antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus.[6] Bunga tanaman ini juga umum
dimanfaatkan sebagai obat untuk mencegah komplikasi dari malaria dan pembengkakan
limpa.[6] Selain itu, akarnya juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit kuning.[6]

K.5 Sel Darah Katak

Fejervarya limnocharis merupakan amfibia yang umum ditemukan di sekitar lahan pertanian.
Intensitas penggunaan pestisida yang tinggi di lahan pertanian dapat memicu terjadinya
perubahan
aspek fisiologi organisme yang hidup di kawasan tersebut. Untuk mengevaluasi kondisi
fisiologi
suatu spesies dapat dilakukan pemeriksaan kuantitatif terhadap darah. Penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui gambaran darah F. limnocharis yang hidup di lahan pertanian yang
mengaplikasikan
pestisida di Sumatera Barat. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan terhadap jumlah
eritrosit,
leukosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit darah F. limnocharis yang dikoleksi dari tiga
lahan
pertanian berbeda. Hasil yang didapatkan dibandingkan dengan nilai darah normal berbagai
spesies
amfibia yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Didapatkan hasil secara berurutan untuk
ketiga
lokasi, jumlah eritrosit berada dalam kisaran normal yaitu 1,616 x 106/mm3; 1,539 x 106/mm3;
dan
1,712 x 106/mm3; kadar hemoglobin lebih rendah dari kisaran normal yaitu 4,06 g/dL; 4 g/dL;
dan
4,18 g/dL; nilai hematokrit dalam kisaran normal yaitu 40,06 %; 40,14 %; dan 45,7 %; dan
jumlah
leukosit yang lebih tinggi dari kisaran normal yaitu 27,450/mm3; 49,934/mm3; dan
22,040/mm3.

K.6 Ephitellium Rongga Mulut

SEL EPITEL RONGGA MULUT

Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti
nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri
atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang
tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada
kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar.
Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel
epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang
menjadi kelenjar. Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi :

1. Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau
melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan
sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.

2. Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan
epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang
komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses
makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikel-
vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.

Epitel dapat berkembang dari ketiga lapis embrional. Epitel yang melapisi kulit,
mulut, hidung, dan anus berasal dari ektoderm. Pelapis sistem pernapasan, saluran cerna, dan
kelenjar dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati) berasal dari endoderm. Epitel lainnya
(misalnya, endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. Pada umumnya mesoderm
ini akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Epitel yang berbentuk membran dan berasal dari
mesoderm ada dua macam yaitu :
Endothelium
Endotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah,
jantung dan pembuluh limfe.
Mesothelium
Mesotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang menutupi
beberapa organ tertentu seperti yang melapisi peritoneum, pleura, dan pericardium.

BENTUKSELEPITEL
Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti
perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel
epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan
lebih rendah.

Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :


1.Selgepeng
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus
permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi
inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk
poligonal.
2.Selkuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur
sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.
3.Selsilindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel,
bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal.
Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :

1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).


Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Batas-
batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya
pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis,
Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang
membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat
ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel glandula
thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum
retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.
3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk
oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput
lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius
beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya
mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan
uterus dan bronchiolus.
Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi karena
diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa tempat terdapat
epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga
dinamakan sebagai Sel Piala.
4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini hanyalah sel-sel yang
terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya
berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada
membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral
yang makin mendekati permukaan makin memipih.
Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada
permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari
epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.
5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan
bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris
berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat
ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa
dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari
lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan
oesophagusdarifetus.
6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ).
Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis
epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis
dan dinding anthrum folliculi ovarii.
7. Epitel silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis
semu).
Pada jenis epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi sel-
sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis.
Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai penyokong.
Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran
tinggi, sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia. Epitel ini dapat
ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus deferens. Pada trachea sel-sel yang
mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) sebagai sel
kelenjar.
8.Epiteltransisional(Transisionalepithelium).
Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi.
Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami
perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales
sampaisebagiandariurethra.
Sel-sel paling basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Sel-sel yang
terdapat diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang kemudian
dilanjutkan dengan sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian
bulat menuju ke arah permukaan. Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel
permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan teratas, bentuk selnya cembung dan berukuran
besar mirip payung tanpa tangkai sehingga dinamakan Sel Payung. Bagian bawah dari sel
payung bentuknya cekung sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu. Permukaan
sel payung dilengkapi dengan crusta yang dapat berfungsi untuk melindungi terhadap cairan
kemih yang berada dalam rongga.

L. Cara membuat Preparat Bahan Percobaan

L.1 Preparat Allium Cepa

1. Langkah pertama cuci bersih Bawang


Merah, lalu potong lapisan epidermis
yaitu siug bawang merah. Potong
sebagian kecil saja, lalu patahkan sedikit
dan lepaskan perlahan bagian
epidermisnya.
2. Letakkan hasil potongan tadi pada kaca preparat, kemudian beri setets air dan tutup
dengan kaca penutup. Gunakan juga jarum bedah untuk menghilangkan gelembung
didalam sela – sela preparat.
3. Gunakan mikroskop untuk mengamati sel – sel epidermis bawang merah.
4. Lalu beri tetesan larutan yodium agar sel menjadi bewarna lalu masukkan cairan dari
sudut kaca dan miringkan usakan cairan tadi mengenai sel bawang merah tadi. lalu
buanglah bila ada kelebihan cairan dengan tisu.
5. Jika sudah terlihat dengan jelas bagian – bagian sel bawang merah lalu dan gambarlah
dan berikan warna pada bagian–bagian sel yang meliputi dinding sel, membran sel,
sitoplasma, nukleus, dan vakuola sel.
L.2 Preparat Manihot Esculenta

Cara membuatnya:

1) Gunakan gabus/batang umbi kayu sebagai alat bantu mempermudah menyayat bagian
tumbuhan seperti akar, daun, atau batang. Kemudian sayat/ belahlah tengahnya.
2) Selipkan daun pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin agar
mendapatkan penampang melintang daun (jika objek yang akan diamati adalah daun).
3) Selipkan akar atau batang pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis
mungkin untuk mendapatkan penampang melintang akar/ batang (jika objek yang akan diamati
adalahakar/batang).
Setelah mendapatkan sayatan, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut ini.

1) Letakkan jaringan atau objek yang akan diamati pada object glass yang telah ditetesi air.
Kemudian tutup dengan kaca penutup.
2) Tambahkan setetes pewarna. Pewarna yang digunakan dapat berupa yodium, metilen biru,
ataupun merkurokrom.
3) Jika cairan terlalu banyak, kurangi sedikit menggunakan kertas lensa/tisu, tetapi jangan
terlalu banyak cairan yang dibuang.
4) Amati di mikroskop dengan perbesaran paling kecil.

L.3 Preparat Hydrilla Verticillata

1. Ambil selembar daun muda Hydrilla Verticillata, letakkan di atas kaca objek dalam posisi
bentangan membujur yang rata lalu tetesi air.

2. Tutup daun dengan kaca penutup, jangan sampai terbentuk gelembung udara.

3. Amati sel di bawah mikroskop

4. Perhatikan bentuk sel dan bagian-bagiannya seperti butir-butir kloroplas dan vacuola pada
sitiplasma sel

5. Gambarkan sel lengkap


L.4 Preparat Ephitellium Rongga Mulut

1. Keruklah epitel dengan tusuk gigi pada bagian dalam pipi anda

2. Tebarkan epitel yamg didapat ke dalam setetes air pada kaca objek

3. Tutup dengan kaca penutup

4. Teteskan Metil Biru pada salah satu tepi gelas penutup

5. Hisaplah metil biru dengan tissue melalui sisi yang berlawanan dengan tempat penetesan
metil biru

6. Amatilah preparat tersebut di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah (10 x) dan kuat
(40 x)

7. Gambar sel tersebut

L.5 Preparat Darah Katak dan Darah Manusia

Darah Katak :

1. Ambillah darah katak dengan pipet tetes yang telah dicampur dengan larutan fisiologis, lalu
tetes pada gelas objek dan tutup dengan gelas penutup

2. Amatilah dengan perbesaran yang paling lemah dan yang kuat

3. Gambarlah 3-5 buah sel dan tulis bagian- bagiannya

Darah Manusia :

1. Rendam lanset dengan alcohol 70 % dalam kaca arloji

2. Bersihkan jari telunjuk dengan alcohol 70 %

3. Tusuklah jari telunjuk dengan lanset dan oleskan darah pada kaca objek dengan membuat
tetesan darah pertama

4. Amatilah dengan mikroskop dengan perbesaran lemah dan kuat


5. Gambarkan sel darah tersebut (eritrosit lomfosit, eusinofil, neutrophil, dan basophil)

L.5 Preparat Protozoa

1. Teteskan air rendaman jerami ke atas kaca objek kemudian tutup dengan kaca penutup,
jangan ditekan karena sel protozoa akan hancur

2. Amatilah di bawah mikroskop

 Gambar sel dan tulis bagian-bagiannya


 Protozoa yang diamati termasuk dalam kelas apa ?
 Cocokkan protozoa yang diamati dengan gambar yang terlampir, termasuk jenis apa ?

Anda mungkin juga menyukai