PERCOBAAN II
PENGAMATAN SEL
A. Sel
Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup yang membentuk struktur dan
fungsi tertentu. Pengertian Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari
tubuh.Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel.
Sel dan zat intraselular membentuk keseluruhan jaringan tubuh.
Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. ukuran sel bermacam-macam
dan bentuk sel juga bermacam-macam . meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat
rumit dan masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. misalnya, mitokondria yang
terdapat di dalam sel berfungsi sebagai penghasil energy, sedangkan lisosom berfungsi sebagai
pencerna.
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan.
sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang
lebih kecilyang berdiri sendiri. sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap
rangsangan. sel disebut satuan struktural makhluk hidup. sel juga disebut sebagai satuan
fungsional makhluk hidup. perkembangbiakan dilakukan melalui pembelahan sel, pembelahan
sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung
sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan secara mitosis.
sel mengandung materi genetic, yaitu materi penentun sifat-sifat makhluk hidup.
dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya.
Teori tentang sel dibangun oleh banyak ahli sains, antara lain adalah sebagai berikut:
Robert Hooke : Pengamatannya terhadap gabus dari kulit pohon Quecus Suber terlihat
ruangan-ruangan kosong dan kecil yang diberi istilah Sel.
Felix Dujardin : Menemukan bahwa didalam Sel yang hidup tidak kosong melainkan
terhadap subtansi.
Robert Brown : Menemukan adanya inti Sel pada setiap Sel hidup.
Struktur sel terdiri dari dua bagian yaitu protoplasma dan membran/dinding sel. Selain itu sel
juga mempunyai berbagai macam bentuk,antara lain:
1. Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat, seperti darah, sel lemak dan sel telur.
2. Bentuk sferikal dasar biasanya berubah karena spesialisasi sel berdasarkan fungsinya.
Contoh, sebuah sel saraf berbentuk seperti binatang dengan protesus yang panjang dan
sel otot polos berbentuk seperti spindel.
3. Penggepengan sel terjadi karena kontak dengan permukaan, berbentuk permukaan sel
terjadi akibat tekanan dari banyak permukaan.
Sel prokariotik adalah sel yang tidak mempunyai dinding atau selaput inti dan biasanya
organelnya tidak lengkap. Contoh : Sel bakteri.
STRUKTUR SEL PROKARIOTIK
Semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid (berupa DNA dan RNA),
dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membram
inti. Karena tidak mempunyai membram inti maka bahan inti yang berada di dalam sel
mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Ciri lain dari sel prokariotik adalah
tidak memiliki sistem endomembram (membram dalam),sepert reticulum endoplasma
dan komplek golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan
kloropas, namun mempunyai struktur yang berfungsi sama, yaitu mesosom dan
kromatofor.
Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai dinding atau selaput inti dan biasanya
organelnya lengkap. Contoh : sel tumbuhan dan hewan.
Sitoplasma Ya Ya
Ribosom Ya Ya
Nukleus Tidak Ya
Nukleolus Tidak Ya
Mitokondria Tidak Ya
Kapsula Ya Tidak
Flagela Ya Ya
Pili Ya Tidak
keberadaan Prokariotik Eukariotik
E. Struktur Sel
Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma. :
1. Membran sel
Membran Sel adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia.
Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju
atau meninggalkan sel.
2. Inti sel
Inti sel bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah
mengatur semua aktivitas sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA
untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
- Selaput inti (karioteka)
- Nukleoplasma (kariolimfa)
- Kromatin / kromosom
- Nukleous (anak inti)
Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel
dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi
sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
Organel sel adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta
menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.
a). Nukleus mengendalikan seluruh kegiatan Sel. Beberapa bagian penting dari nucleus antara
lain selaput inti (karioteka),Nukleoplasma dan Nukleous
b). Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi ribosom adalah
sebagai tempat sintesis protein.
c). Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di
inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu :
1. Retikulum endoplasma granuler( retikulum endopl asma kasar). RE kasar tampak kasar
karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane.
d). Mitokondria. Fungsi mitikondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan
banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati
jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus krebs yang berlangsung di dalam
mitikondria.
e). Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler.
f). badan golgi (aparatus golgi / diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyotir dan
mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat
dalam sekresi.
g). Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis
maupun meiosis.
h). Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada
alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu :
(2) Kloroplas : plastida berwarna hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis.
i). Vakuola (rongga sel) berisi : garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak
eteris misalnya ( jasmine pada melati, roseine pada mawar, dan zingiberine pada jahe), alkaloid
misalnya (kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
j). Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain
itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia.
k). Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin seperti pada
otot. Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.
l). Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
F. Protozoa
Pengertian protozoa Secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun
demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan
oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.
Bentuk tubuh protozoa macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau
seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau
bersilia. Protozoa hidup di air atau tempat yang basah. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk
koloni.
Organel yang terdapat didalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria,
plastida, dan vakuola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof),
yaitu makanannya berupa organism lainnya. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat
mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofil dan cahaya.
Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari
organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan
dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin
protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam
perjalanan evolusinya.
Perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela
diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit.
Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti
dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti
selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan
sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel
baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh
algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi
dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa
ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara
algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena
tidak dapat membentuk badan buah.
Otot-rangka
Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka bergerak dengan berbagai cara.
Amoeba memiliki kaki palsu atau pseudopodia yang meluas ketika bergerak. Paramecium
ditutupi dengan rambut yang disebut silia. Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor yang
disebut flagel untuk bergerak.
Pencernaan
Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan makanan di kantung yang disebut
vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan bakteri.
Saraf
Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak
mempunyai sistem saraf. Mereka dapat bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.
Sirkulasi
Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui pori-pori. Air berisi makanan dan kebutuhan
oksigen protozoa.
Respirasi
Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui membran selnya.
Reproduksi
Ekskresi
Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang berfungsi mengambil dan membuang air.
Simetri Protozoa biasanya asimetris. Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.
Protozoa merupakan makhluk hidup bersel satu yang sering menjadi penyebab penyakit
diare, manusia yang terinfeksi oleh protozoa biasanya dapat diindikasikan dari konsistensi
faeces yang cair. Namun demikian adanya faeces yang encer / cair belum tentu disebabkan oleh
amoebiasis. Salah satu spesies patogen dari amoeba ini adalah Entamoeba histolytica. Spesies
lainnya lebih sering berperan sebagai flora normal pada manusia sehingga tidak akan
berdampak negatif.
G. Klasifikasi Protozoa
Ada beberapa klasifikasi protozoa. Protozoa adalah kelompok organisme bersel tunggal
atau koloni yang dapat bergerak dan bersifat heterotrof. Posisi klasifikasi Protozoa sangat
menarik untuk di kaji dan dijadikan contoh untuk memahami klasifikasi biologi. Protozoa pada
awalnya ditempatkan sebagai satu phylum yang termasuk kingdom Animalia, Kemudian
Phylum Protozoa ditempatkan sebagai bagian dari kingdom Protista, Kemudian Protozoa
tingkatan taksonominya ditingkatkan sebagai SubKingdom dari Protista.
Saat ini nama Protozoa tidak di gunakan lagi sebagai nama suatu takson, tapi
Kelompok-kelompok taksonomi yang tadinya di bawah protozoa tingkatannya banyak yang
berubah dan banyak yang dinaikan sebagai Phylum. Sebagai contoh saat ini kinetoplastida yang
dalam klasifikasi lama adalah nama salah satu familia anggota dari Mastiigophora sekarang
menjadi salah satu Phylum tersendiri. Banyak perubahan posisi klasifikasi dari anggota-
anggota protozoa, perubahan ini pada prinsipnya dilakukan setelah ada bukti dan anilisis yang
dapat menyimpulkan tentang posisi kekerabatan dari takson-takson tersebut.
Rhizopoda
Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan falgel ( bulu cambuk ) yang digunakan juga sebagai alat indera dan
alat bantú intuk menangkap makanan.
Ciliata (Ciliophora)
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia pendek dari flagel.
Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan funsihidup
sehari-hari dengan cara mensintesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi
seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun air tawar. Contoh: Stentor, Paraemecium
caudatiun, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak khusus, mengahasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembangbiakannya. Sporozoid memiliki organel – organel kompleks pada salah satu ujung
selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hospes parasit pada manusia
dan hewan. Contoh: Plasmodium sp.
H. Ciri-ciri Protozoa
Pada Umumnya ciri ciri Protozoa tidak dapat membuat makanan sendiri atau heterotrof
Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau
bulu cambuk (flagel)
Ciri Ciri Protozoa Hidup bebas sebagai saprofit atau parasit
Protozoa merupakan Organisme bersel tunggal
Ciri Ciri Protozoa memiliki membran nukleus atau Eukariotik/ berinti sejati
Protozoa Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Hewan Protozoaini dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan
bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang
terjadi pada bakteri
Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah
Protozoa tidak mempunyai dinding sel
Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
I. Peranan Protozoa
Peranan Protozoa yang menguntungkan dan Peranan Protozoa yang merugikan
Peranan Protozoa yang menguntungkan
Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai
makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam
Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton
(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting,
ikan, dll
Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan
mineral
Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria,
dapat dijadikan sebagai bahan penggosok
Peranan Protozoa yang Merugikan :
Protozoa dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Jenis penyakit
Protozoa yang disebabkan oleh Protozoa antara lain :
?
Aa
Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Amoebozoa
Filum: Tubulinea
Ordo: Tubulinida
Famili: Amoebidae
Genus: Amoeba
Bory de Saint-Vincent, 1822
Species
Amoeba proteus
Amoeba dubia
Ameba atau amuba adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan protista yang
bergerak dengan pseudopodia, atau merujuk pada genus yang meliputi spesies yang bergerak
dengan mekanism etersebut.
Ciri-Ciri Amoeba
Tempat mencerna makanan dan Alat ekresi sisa makanan berbentuk padat
Mengatur kadar air dalam sitoplasma (osmosis) dan sebagai alat ekskresi
b. Paramecium
Paramecium aurelia
Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Protista
Filum: Ciliophora
Kelas: Ciliatea
]
Ordo: Peniculida
Famili: Parameciidae
Genus: Paramecium
Müller, 1773
Species
Paramecium aurelia
Paramecium bursaria
Paramecium caudatum
Paramecium tetraurelia
Klasifikasi
- Kingdom : Animalia
- Filum : Protozoa
- Class : Infosoria
- Ordo : Holotrichida
- Family : Holotrichidae
- Genus : Paramecium
Bagian tubuh yang terlebar adalah bagian tengah dengan suatu lekukan mulut. Bagian anterior
tumpul, sedangkan bagian posterior runcing. Kulitnya tipis dan elastis. Adapun yang menutupi
kulit adalah rambut-rambut kecil yang jumlahnya banyak, yang disebut silia. Lubang bagian
belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola kontraktil dan
kanal. Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola
makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering disebut sepatu
animalcules karena bentuknya seperti sepatu atau sandal.
Paramecium bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila
dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakanya tersebut terjadi karena
perpaduan antara gerak silia tubuh seperti sistem dayung dan gerak silia pada oral groove yang
sangat kuat.
Selain itu Paramecium juga memiliki beberapa sel dari Paramecium caudatum yang memiliki
fungsi masing – masing disini akan disebutkan fungsi tersebut :
Euglena viridis.
Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung
anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena
dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat
gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior.
Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir.
Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka
terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga
bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam
sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil,
dan vakuola nonkontraktil. Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop.
Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat
sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat
organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu
dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
Perkembangbiakan Euglena
Euglena berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur.
Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan
sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena
baru. Pengertian Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong
dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Ciri ciri
Struktur Euglena di Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang
tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak.
Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada
bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel
terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap
rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk
tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini
terdapat berbagai organel autogami (fusi antara nukleus sel-sel anak). Inti hasil fusi kemudian
membelah meiosis membentuk empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel
vegetatif. Ciri-ciri Euglena. Euglena merupakan organisme uniseluler. Ini berarti bahwa
organisme hanya memiliki satu sel tunggal di dalam tubuhnya. Ia hidup di air tawar seperti
genangan air yang tenang atau kolam atau kolam renang. Ini milik Kerajaan Protista yang juga
terdiri dari bentuk kehidupan lainnya seperti amuba dan paramecium. Pada dasarnya, ini dapat
digambarkan sebagai jenis protozoa dengan karakteristik campuran dari kedua tanaman dan
hewan. Hal ini mirip dengan tanaman karena dapat menyiapkan makanan sendiri dengan
fotosintesis. Kemiripannya dengan hewan terletak pada fakta bahwa ia dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lain.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Pada pengamatan selaput bagian dalam bawang merah ( Allium cepa ) pada mikroskop
terlihat sel-sel bawang merah yang berlapis-lapis. Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-
organel sel seperti sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi
dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan organel terbesar
dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang mengandung zat warna ( ungu ).
` Sel epidermis bawang merah mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak beraturan ada
yang berbentuk segi enam yang memanjang dan ada juga yang mempunyai bentuk segi empat
yang memanjang. Sel epidermis bawang merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak
berudah – ubah karena di dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang merah tersusun
oleh :
a. Dinding sel,
b. Sitoplasma
c. inti sel
Kegunaan tanaman bawang merah :
· Dapat digunakaan sebagai bumbu masakan dan berguna untuk menyedapkan rasa dalam
suatu masakan.
· Dapat meredakan demam, karena bawang merah bersifat sebagai antipiretik yang secara
cepat dapat menurunkan suhu tubuh.
· Sebagai anti inflamasi dan anti alergi.
· Sebagai anti kanker, karena bawang merah mengandung quercitin yang dapat menangkal
kanker.
· Dapat melancarkan dahak, karena bawang merah adalah ekspektoran.
Asam sianida yang ada pada Ubi Kayu memang bersifat racun, namun Ubi Kayu tetap tidak
beracun jika masaknya benar – benar matang dan juga dimasak dengan cara yang benar dan
dengan suhu tinggi. Karena racun sianida bisa hilang ketika terkena suhu tinggi. Walaupun
mengandung asam sianida, namun ubi kayu juga bermanfaat untuk kesehatan. Diantaranya
adalah dapat menyehatkan jantung dan mengendalikan darah dan menambah darah. Selain itu,
ubi kayu juga dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit yaitu rhematik, sakit kepala,
demam, diare, cacingan, beri-beri, luka bernanah dan dapat menambah stamina. Adapun
klasifikasi dan morfologi ubi kayu adalah sebagai berikut :
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malpighiales
Famili Euporbiaceae
Genus Manihot
Kingdom: Plantae
(tidak
Angiospermae
termasuk):
(tidak
Monocots
termasuk):
Ordo: Alismatales
Famili: Hydrocharitaceae
Subfamili: Hydrilloideae
Hydrilla
Genus:
Rich.
Spesies: H. verticillata
Nama binomial
Hydrilla verticillata
(L.f.) Royle
Hydrilla (bahasa Inggris: Esthwaite Waterweed, waterthyme, hydrilla) adalah genus dari
tumbuhan air, biasanya diperlakukan sebagai mengandung hanya satu spesies, Hydrilla
verticillata, meskipun beberapa ahli botani membaginya menjadi beberapa spesies. Hydrilla
adalah asli dari perairan dingin dan hangat dari Dunia Lama di Asia, Eropa, Afrika dan
Australia, dengan distribusi yang tersebar dan jarang; di Eropa, Hydrilla dilaporkan ada di
Irlandia, Britania Raya, Jerman, dan negara-negara Baltik, dan di Australia di Wilayah Utara,
Queensland, dan New South Wales.[1][2][3]
Batang tumbuh hingga panjang 1–2 m. Daun diatur dalam whorl sejumlah 2-8 di sekitar batang,
setiap daun masing-masing panjangnya 5–20 mm dan lebarnya 0,7–2 mm, dengan gerigi kecil
di sepanjang tepi daun; pelepah daun seringkali kemerahan jika segar. Hydrilla adalah berumah
satu/monoecious (kadang-kadang berumah dua/dioecious), dengan bunga jantan dan betina
diproduksi secara terpisah pada tumbuhan tunggal; bunga-bunganya kecil, dengan tiga kelopak
dan tiga mahkota, mahkota panjangnya 3–5 mm, transparan dengan garis-garis merah. Hydrilla
bereproduksi terutama secara vegetatif dengan fragmentasi dan dengan rimpang dan turion
(overwintering), dan bunga jarang terlihat.[2][4][5][6] Mereka memiliki ruang udara untuk
menjaga mereka tetap tegak.
Hydrilla memiliki resistensi yang tinggi terhadap salinitas dibandingkan dengan banyak
tumbuhan air tawar terkait lainnya.
Hydrilla verticillata (L. f.) Royle adalah merupakan salah satu tumbuhan air yang banyak
ditemukan tumbuh di perairan yang tergenang seperti sawah dan rawa-rawa. Keberadaan
tanaman ini dalam jumlah banyak dapat menghalangi laju aliran air sehingga tumbuhan ini
sering dicabut dan dibuang begitu saja. Tumbuhan hydrilla mengandung Nitrogen 1,37 % dan
Karbon Organik 14,47% sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk hijau yang dapat
diberikan pada tanaman baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kompos. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek pemberian Hydrilla verticillata (L. f.) Royle sebagai pupuk
hijau terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L). Penelitian dilaksanakan di Desa
Bungadidi Kecamatan Tanalili Kabupaten Luwu Utara yang berlangsung pada bulan
JuliSeptember 2016. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun
berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan yaitu tanpa pemberian
hydrilla (kontrol=P0), pemberian hydrilla segar 200 g/polybag (P1), 400 g/polybag (P2), dan
600 g/polybag (P3), pemberian hydrilla yang dikomposkan 200 g/polybag (P4), 400 g/polybag
(P5), dan 600 g/polybag (P6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hydrilla yang
dikomposkan dengan dosis 600 g/polybag mengakibatkan pertumbuhan bibit kakao menjadi
lebih baik yaitu jumlah daun lebih banyak (9,6 helai), bibit lebih tinggi (30,3 cm), diameter
batang lebih besar (5,2 mm) dan volume akar lebih banyak (6,6 ml).
Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai bunga alamanda dan
juga sering disebut sebagai bunga terompet emas, bunga lonceng kuning, atau bunga
buttercup.[2] Bunga alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan dan banyak
ditemukan di Brasil di mana bunga ini umum digunakan sebagai hiasan karena bentuknya yang
indah.
Kingdom: Plantae
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Apocynales
Famili: Apcynaceae
Genus: Allamanda
Morfologi tanaman bunga alamanda, dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri tanamanya, diantaranya
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar
Tanaman alamanda tumbuh perdu, berumur panjang dengan tinggi mencapai 3-8 m,
mengandung getah, perakaran pada tanaman tunggang dan memiliki warna yang kotor.
2. Batang
Batang bunga alamanda berkayu, silindris, terkulai, berwarna hijau, permukaan berbuku-buku,
tiap buku terdapat daun yang melingkar, 4-5 helai, bergetah, percabangan monodial, cabang
muda berwarna hijau, atas unggu dan putih kehijauan.
3. Daun
Daun bunga alamanda tunggal, berbentuk lonjong, bagian tepi rata melipat kebawah, ujung dan
pangkal meruncing, panjang 5-16 cm, lebar 2,5-5 cm, tebal dan memiliki pertulangan menyirip
dan daun berwarna hijau.
4. Bunga
Bunga dari tanaman alamanda adalah majemuk, berbentuk tandan, berkelamin dua, terdapat
diujung ketiak daun, tangkai berbentuk silindrid, pendek berwarna hijau, kelopak berbentuk
lanset, dengan permukaan halus berwarna hijau, benang sari tertancap pada mahkota, mahkota
beseling pada lekukan, tangkai putik berbentuk silindris, kepalaputik bercangap dua, berwarna
kuning dan mahkota berbentuk terompet atau corong dengan permukaan rata dan berwarna
kuning.
Buah bunga alamanda berbentuk kotak, dan bulat dengan diameter 1,5 cm. Biji pada bunga
alamanda ini berbentuk segitiga, berwarna hijau keputih-putihan ketika masih muda setelah tua
akan hitam.
Ciri-ciri
Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat
mencapai 2 meter.[3] Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun).[4] Batangnya yang
sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya
berwarna hijau.[4] Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang
kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm.[3] Selain itu daun alamanda pada umumnya berkumpul
sebanyak tiga atau empat helai. Bunga alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti
terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm.[3] Tanaman ini memiliki bunga yang harum.[3]
Habitat
Alamanda dapat ditemukan pada daerah sekitar sungai atau tempat terbuka yang terkena
banyak sinar matahari dengan hujan yang cukup dan kelembaban tinggi sepanjang tahun.[4]
Tanaman ini tidak mampu tumbuh pada tanah yang bergaram atau terlalu basa dan tanaman ini
juga tidak tahan suhu rendah. Suhu -1 °C dapat mematikan tanaman tersebut karena tanaman
ini sangat sensitif terhadap suhu dingin.[4]
Alamanda tumbuh dengan baik dan menghasilkan bunga pada intensitas matahari penuh tanpa
halangan.[4] Jika diberi halangan maka produksi bunganya menurun.[4] Tanaman ini tumbuh
baik dengan kondisi tanah berpasir, kaya bahan organik, serta beraerasi baik.[3] Secara
keseluruhan, alamanda adalah tanaman yang mudah tumbuh pada kondisi yang sesuai sehingga
pada beberapa daerah juga dipandang sebagai gulma.[3]
Iklim yang tepat untuk pertumbuhan alamanda adalah daerah dengan iklim tropis. Pada daerah
dengan iklim tropis, alamanda dapat tumbuh hampir di sebagian besar lingkungan dengan laju
pertumbuhan yang cukup cepat.[5] Di habitat aslinya, alamanda hidup pada ketinggian 0-700
meter dari permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 1000 hingga 2800 mm per tahun.[3] Karena
pertumbuhannya yang cepat, alamanda umum digunakan sebagai ornamen untuk menghias
pagar dan tembok.[2]
Reproduksi
Allamanda cathartica
Tanaman alamanda berbunga sepanjang tahun di banyak habitat.[4] Tanaman ini dapat
berkembangbiak dengan biji, namun perbanyakan yang umum dilakukan yaitu dengan stek
batang. Hal ini disebabkan, beberapa varietas hibrida sulit memunculkan kapsul biji.[4]
Alamanda tergolong tanaman yang tumbuhnya cepat sehingga harus sering dilakukan
pemangkasan untuk menjaga penampilannya.[4]
Manfaat
Bunga alamanda diketahui memiliki beberapa fungsi medis, salah satunya dapat dipakai
sebagai laksatif.[6] Getah tanaman ini memiliki sifat antibakteri. Bunga alamanda juga memiliki
sifat antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus.[6] Bunga tanaman ini juga umum
dimanfaatkan sebagai obat untuk mencegah komplikasi dari malaria dan pembengkakan
limpa.[6] Selain itu, akarnya juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit kuning.[6]
Fejervarya limnocharis merupakan amfibia yang umum ditemukan di sekitar lahan pertanian.
Intensitas penggunaan pestisida yang tinggi di lahan pertanian dapat memicu terjadinya
perubahan
aspek fisiologi organisme yang hidup di kawasan tersebut. Untuk mengevaluasi kondisi
fisiologi
suatu spesies dapat dilakukan pemeriksaan kuantitatif terhadap darah. Penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui gambaran darah F. limnocharis yang hidup di lahan pertanian yang
mengaplikasikan
pestisida di Sumatera Barat. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan terhadap jumlah
eritrosit,
leukosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit darah F. limnocharis yang dikoleksi dari tiga
lahan
pertanian berbeda. Hasil yang didapatkan dibandingkan dengan nilai darah normal berbagai
spesies
amfibia yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Didapatkan hasil secara berurutan untuk
ketiga
lokasi, jumlah eritrosit berada dalam kisaran normal yaitu 1,616 x 106/mm3; 1,539 x 106/mm3;
dan
1,712 x 106/mm3; kadar hemoglobin lebih rendah dari kisaran normal yaitu 4,06 g/dL; 4 g/dL;
dan
4,18 g/dL; nilai hematokrit dalam kisaran normal yaitu 40,06 %; 40,14 %; dan 45,7 %; dan
jumlah
leukosit yang lebih tinggi dari kisaran normal yaitu 27,450/mm3; 49,934/mm3; dan
22,040/mm3.
Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti
nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri
atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang
tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada
kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar.
Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel
epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang
menjadi kelenjar. Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi :
1. Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau
melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan
sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.
2. Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan
epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang
komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses
makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikel-
vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.
Epitel dapat berkembang dari ketiga lapis embrional. Epitel yang melapisi kulit,
mulut, hidung, dan anus berasal dari ektoderm. Pelapis sistem pernapasan, saluran cerna, dan
kelenjar dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati) berasal dari endoderm. Epitel lainnya
(misalnya, endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. Pada umumnya mesoderm
ini akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Epitel yang berbentuk membran dan berasal dari
mesoderm ada dua macam yaitu :
Endothelium
Endotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah,
jantung dan pembuluh limfe.
Mesothelium
Mesotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang menutupi
beberapa organ tertentu seperti yang melapisi peritoneum, pleura, dan pericardium.
BENTUKSELEPITEL
Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti
perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel
epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan
lebih rendah.
Cara membuatnya:
1) Gunakan gabus/batang umbi kayu sebagai alat bantu mempermudah menyayat bagian
tumbuhan seperti akar, daun, atau batang. Kemudian sayat/ belahlah tengahnya.
2) Selipkan daun pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin agar
mendapatkan penampang melintang daun (jika objek yang akan diamati adalah daun).
3) Selipkan akar atau batang pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis
mungkin untuk mendapatkan penampang melintang akar/ batang (jika objek yang akan diamati
adalahakar/batang).
Setelah mendapatkan sayatan, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut ini.
1) Letakkan jaringan atau objek yang akan diamati pada object glass yang telah ditetesi air.
Kemudian tutup dengan kaca penutup.
2) Tambahkan setetes pewarna. Pewarna yang digunakan dapat berupa yodium, metilen biru,
ataupun merkurokrom.
3) Jika cairan terlalu banyak, kurangi sedikit menggunakan kertas lensa/tisu, tetapi jangan
terlalu banyak cairan yang dibuang.
4) Amati di mikroskop dengan perbesaran paling kecil.
1. Ambil selembar daun muda Hydrilla Verticillata, letakkan di atas kaca objek dalam posisi
bentangan membujur yang rata lalu tetesi air.
2. Tutup daun dengan kaca penutup, jangan sampai terbentuk gelembung udara.
4. Perhatikan bentuk sel dan bagian-bagiannya seperti butir-butir kloroplas dan vacuola pada
sitiplasma sel
1. Keruklah epitel dengan tusuk gigi pada bagian dalam pipi anda
2. Tebarkan epitel yamg didapat ke dalam setetes air pada kaca objek
5. Hisaplah metil biru dengan tissue melalui sisi yang berlawanan dengan tempat penetesan
metil biru
6. Amatilah preparat tersebut di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah (10 x) dan kuat
(40 x)
Darah Katak :
1. Ambillah darah katak dengan pipet tetes yang telah dicampur dengan larutan fisiologis, lalu
tetes pada gelas objek dan tutup dengan gelas penutup
Darah Manusia :
3. Tusuklah jari telunjuk dengan lanset dan oleskan darah pada kaca objek dengan membuat
tetesan darah pertama
1. Teteskan air rendaman jerami ke atas kaca objek kemudian tutup dengan kaca penutup,
jangan ditekan karena sel protozoa akan hancur