Anda di halaman 1dari 16

Bintang

Selamat datang di blog saya, mohon tinggalkan komentar yaa.. terimakasih..

Sabtu, 30 April 2016

Pengakuan dan Penghargaan Guru

BAB I

PENDAHULUAN

Kondisi pendidikan Indonesia menduduki peringkat 124 Human Development Index (HDI) yang
dirilis UNDP pada November 2011 menuntut agar mutu pendidikan nasional terus ditingkatkan
sehingga tidak tertinggal dengan negara lain di dunia. Dalam kaitannya, guru menjadi salah satu
faktor penentu peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat
ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar
mengajar. Guru adalah jantung pendidikan. Tanpa denyut dan peran aktif guru, kebijakan
pembaharuan dalam pendidikan secanggih dan sehebat apapun tetap sia-sia.

Di Indonesia menempatkan profesi guru sebagai pilihan pertama profesi yang dicita-citakan.
Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan cita-cita untuk menjadi dokter atau bidan yang
menempati tempat favorit kedua. Dilihat dalam kategori jenis kelamin, perempuan tampak lebih
berminat bekerja dalam profesi pendidik ini ketimbang laki- laki. Proporsi responden perempuan
yang berminat menjadi guru dua kali lipat lebih besar daripada pria.

Status guru sebagai profesi, penuh beban moral dan sosial yang menuntut hidupnya sesuai
dengan apa yang diajarkan dan sesuai dengan apa yang diucapkan, baik itu dalam relasi
sosialnya di sekolah maupun di luar sekolah. Maka dari itu, profesi guru perlu adanya pengakuan
dan penghargaan dari segala apa yang telah dikorbankan dan diusahakan untuk mencerdaskan
anak bangsa. Adalah suatu keniscayaan ketika tidak ada suatu konsekuensi yang logis terhadap
pekerjaan yang diusahakan dengan keterampilan khusus, serta beban tanggung jawab yang tidak
berat. Ungkapan guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” adalah ungkapan yang kurang patut
disematkan mengingat semua jasa dan pengorbanannya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengakuan guru ?

Bagaimana pengakuan pemerintah terhadap guru ?

apa saja penghargaan yang diberikan kepada guru ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengakuan guru

2. Untuk mengetahui pengakuan pemerintah terhadap guru

3. Untuk mengetahui apa saja penghargaan yang diberikan kepada guru


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengakuan Guru

Secara sosiologis kehadiran suatu profesi dimasyarakat bukan diakui dan diyakini oleh
pengemban profesi itu semata, justru diakui dan dirasakan manfaat dan kepentingannya oleh
masyarakat yang bersangkutan. Untuk berkembangya peran dan fungsi suatu profesi guru
membutuhkan pengakuan dari bidang-bidang profesi lain yang telah berada di masyarakat.
Pengakuan dan penghormatan antar bidang profesi akan tercipta dan terjamin, jika masing-
masing pengemban berbagai bidang profesi mematuhi kode etiknya. Prinsip dasar saling
menghormati antar bidang profesi itu akan menjadi landasan bagi terwujudnya kerjasama secara
kesejawatan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat yang
membutuhkan pendekatan secara permasalahan kependidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan
sebagainya (Blocher,1987). Untuk terjaminnya kehadiran, perkembangan dan kemantapan peran
dan fungsi suatu profesi dibutuhkan adanya pengakuan dan perlindungan hukum resmi dari
pemerintah (jurisdiction).

Melihat begitu besar peran guru dalam pembangunan bangsa Indonesia, hak-hak guru sebagai
pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota masyarakat, dan warga negara mendapatkan
perhatian khusus dari pemerintah. Berbagai kebijakan terkait pendidikan dan tenaga pendidikan
terus diperbaiki sebagai bukti bentuk perhatian pemerintah, beberapa hal diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Penetapan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan Keppres. Nomor
78 tahun 1994.

2. Peraturan dan ketentuannya secara khusus diatur dalam:

a. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi
dan Kompetensi Pendidik.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 5 tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi Guru
dalam Jabatan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2012 tentang Perubahan Keempat belas atas
Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

g. Peningkatan kesejahteraan baik berupa peningkatan gaji, khususnya Guru PNS dan
pemberian tunjangan sertifikasi untuk semua guru baik PNS atau non-PNS (swasta) yang telah
memenuhi syarat dan lulus uji sertifikasi.

3. Peningkatan jenjang karir terhadap guru, khususnya PNS guru yang lebih baik dan cepat
dari mereka yang bekerja di kantor.

4. Upaya Peningkatan keilmuan dan profesionalitas dalam pembelajaran dengan adanya


pemberian pelatihan dan pendidikan (Diklat), seminar, workshop dan perlombaan untuk guru.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa wujud nyata penghargaan pemerintah terhadap
profesi guru telah dibahas secara khusus dalam peraturan di atas, termasuk pengakuan
pemerintah, diwujudkan melalui sertifikasi guru sebagai tenaga pendidik profesional.

B. Penghargaan Guru

Adanya pengakuan (Recognition) terhadap suatu profesi secara implisit mengimplikasikan


adanya penghargaan baik berarti finansial maupun mengandung makna status sosial.
Penghargaan dan imbalan yang diperoleh tenaga guru sudah barang tentu sesuai dengan
pengakuan terhadap statusnya. Berdasarkan UU Guru dan Dosen No, 14 Tahun 2005 pasal 14
disebutkan bahwa :

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak :

1. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan


sosial.

2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

5. Mempereroleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang


kelancaran tugas keprofesionalan;

6. Memiliki kebebasan dalam meberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,


penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,kode etik
guru, dan peraturan perundang-undangan;

7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;


8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;

9. Memikili kesepatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;

10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik


dan kompetensi, dan/atau

11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Walaupun begitu, masih terdapat beberapa ketimpangan terkait kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah, maupun oleh masyarakat mengenai pengakuan dan penghargaan terhadap profesi
guru, yaitu:

1. Dalam hal pengaturan yang ada saat ini, pemerintah hanya mengakui pengabdian
guru-guru yang mengabdikan dirinya di sekolah negeri yang dapat diakui sebagai tenaga honorer
untuk diangkat menjadi CPNS. Hal ini tidak berlaku untuk guru yang mengabdikan diri di
sekolah swasta. Padahal, hakikatnya mereka juga bekerja dalam kaitannya dengan pendidikan
bagi bangsa Indonesia.

2. Dalam hal pengaturan gaji, pemerintah masih mengutamakan pengaturan terhadap


guru-guru yang berstatus PNS saja. Maka, dalam hal ini, perlu ada peraturan yang jelas dari
pemerintah, agar yayasan yang mengelola lembaga pendidikan dapat memberikan gaji yang
sesuai dengan standar kelayakan.

3. Penghargaan masyarakat dalam hal pengakuan terhadap guru sebagai pekerja


profesional masih memerlukan pembimbingan secara intensif, sehingga masyarakat dapat
memahami bahwa guru bukan sekedar pejuang tanpa tanda jasa, guru adalah pejuang yang perlu
mendapat pengakuan secara pasti. Selain itu, masyarakat juga harus memahami bahwa untuk
menyandang status sebagai guru perlu persyaratan khusus sebagaimana menjadi dokter dan
profesi lainnya.

4. Di samping iut, kebanyakan masyarakat masih menganggap bahwa guru adalah


“pahlawan tanpa tanda jasa,” artinya guru bekerja sebagai pengabdi yang tidak selayaknya
menuntut besaran gaji yang diterima. Hal ini merujuk kepada kemarahan masyarakat manakala
guru mendapat gaji banyak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru sebagai suatu profesi kependidikan, bukan sekedar membutuhkan keterampilan teknis saja,
tetapi juga pengetahuan teoretik. Sekedar contoh, siapa pun bisa terampil melakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K), tetapi hanya seorang dokter yang bisa mengakui dan diakui
memiliki pemahaman teoretik tentang kesehatan dan penyakit manusia. Demikian juga dengan
pekerjaan keguruan.

Kedudukan dan peranan guru yang khusus tersebut, telah mendapatkan perhatian yang khusus
juga oleh pemerintah dan masyarakat. Banyak kebijakan yang dibuat oleh pemerintah agar tidak
terjadi ketimpangan antara tugas dan kewajiban guru dengan penghasilan dan kesejahteraan
guru. Pengakuan pemerintah kepada guru sebagai tenaga profesional adalah dalam bentuk
sertifikasi guru. Konsekuensi logis bagi guru yang telah mendapatkan sertifikat tersebut adalah
peningkatan penghasilan dan tunjangan sebagaimana aturan yang telah diatur dalam ketentuan
yang berlaku.

Hak – Hak guru yang didapat dalam melaksanakan tugas keprofesionalan:

1. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

4. Mempereroleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang


kelancaran tugas keprofesionalan;

5. Memiliki kebebasan dalam meberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan,
dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,kode etik guru, dan peraturan
perundang-undangan;

6. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;

7. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;

8. Memikili kesepatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;

9. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan


kompetensi;

10. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

B. Saran

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan kami dalam mengerjakan makalah ini, oleh
karena itu kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini yang dapat menjadikan
makalah kami lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapaat bermanfaat khususnya bagi penyusun
dan para pembaca pada umumnya untuk mengetahui pengakuan dan penghargaan seseorang
yang berprofesi sebagai guru.

Cahaya Bintang di 21.28

Berbagi

2 komentar:

Unknown10 April 2017 04.56

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.


Balas

Unknown10 April 2017 04.57

min, da daftar pustakanya gak?

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Cahaya Bintang

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Shinta Sara Suwae

Tuesday, 22 March 2016

REPOSISI PERAN GURU DI MASA SEKARANG DAN MASA DEPAN


Abad 21 beberapa kalangan mengidentikan sebagai abad teknologi, karena di abad ini peran manusia
hampir pasti dapat digantikan oleh teknologi, yang pada dasarnyamerupakan hasil kerja keras manusia
itu sendiri. Berbagai perubahan 'dunia' yang sangatluar biasa dan terus muncul mengiringi setiap
langkah perubahan pada abad 21 ini.'Horison' dunia semakin meluas seiring dengan 'menyusutnya'
dunia, tak ada lagi pembatassekat negara satu dengan negara yang lain, tidak ada sekat antara
komunitas satu denganyang lain. Dunia telah berubah menjadi sebuah desa kecil yang mengglobal
(global vilage). Keadaan ini disebabakan berkembangnya tekhnologi informasi, jaringan daninternet.
Bahkan saat ini bukanlah sesuatu yang sangat luar bisa jika beberapa pekerjaantidak memerlukan
kehadiran fisik seseorang dalam suatu pekerjaan melalui tekhnologi'

teleconference'

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Satu bentuk produk TIK adalah internet yang
berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambangabad 21. Kehadirannya telah memberikan
dampak yang cukup besar terhadap kehidupanumat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi.
Internet merupakan salah satu instrumendalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi
transparan danterhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas
kewilayahanatau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk
memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikanpengaruh dalam
keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapadasawarsa terakhir telah terjadi
revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannyadalam berbagai bidang kehidupan.
Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakansatu kebutuhan pokok manusia modern dalam
menghadapi berbagai tantanganperkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan
dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini,
setiap orangatau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu
meningkatkankualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah
mengubahwajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang
ditandaidengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Di
masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internetyang bersifat
global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengankecenderungan itu kalau tidak
mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian makapendidikan khususnya proses pembelajaran
cepat atau lambat tidak dapat terlepas darikeberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama

Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, guru sebagai fasilitator pembelajaran dituntutkemampuannya dalam
menggunakan teknologi, dengan demikian dengan adanya TIK diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi guru sebagai pendidik. Dalam makalah inidibahas sejauh manakah reposisi peran guru
dalam praksis pembelajaran modern ?
PEMBAHASAN MASALAH

Reposisi Peran Guru

WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu

(1) pendidik ( nurturer),

(2) model,

(3) pengajar dan pembimbing,

(4) pelajar ( learner),

(5) komunikator terhadap masyarakat setempat,

(6) pekerja administrasi,

(7) kesetiaan terhadap lembaga.

Seiring dengan perkembangan TIK peran guru dalam melaksanakan pembelajaranakan


mengalami pergeseran. Dalam kegiatan pembelajaran siswa memerlukan bimbinganbaik dari
guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengandukungan TIK.
Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harusmenguasai seluk beluk TIK
dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasipembelajaran anak secara efektif.
Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan
sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukansatu-satunya sumber informasi melainkan
hanya salah satu sumber informasi.

Dalam bukunya yang berjudul "Reinventing Education", Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995),
menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaituguru
sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin,pembelajar,
dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluangyang sebesar-
besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannyasendiri sesuai dengan
kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsipdasarnya saja dan tidak
memberikan satu cara yang mutlak.

Hal ini merupakan analogidalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk
dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan
mengembangkankiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor,
guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswamelakukan
perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak adajarak yang kaku
dengan guru.

Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisisetiap siswa dan membantunya ke
arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan
otonomi yang seluas-luasnya dalammengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan
mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak
hanya berperilakumengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa.

Hal inimengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak,
akantetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan gurumampu
menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkanperilaku menuju
tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapatkesempatan untuk
mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalamberbagai kegiatan lain di luiar
mengajar.

Sebagai pembelajar, guru harus secara terusmenerus belajar dalam rangka menyegarkan
kompetensinya serta meningkatkan kualitasprofesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu
kreatif dan inovatif menghasilkanberbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan
tugas-tugas profesionalnya.Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus
mengikuti satu bukupetunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu
menghasilkanberbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya
abstraksi dankomitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya.

Pembelajaran Modern

Tuntutan perubahan mindset manusia abad 21 yang telah disebutkan di atasmenuntut pula suatu
perubahan yang sangat besar dalam pendidikan nasional, yang kitaketahui pendidikan kita adalah
warisan dari sistem pendidikan lama yang isinya menghafalfakta tanpa makna. Merubah sistem
pendidikan indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah.Sistem pendidikan Indonesai merupakan
salah satu sistem pendidikan terbesar diduniayang meliputi sekitar 30 juta peserta didik, 200 ribu
lembaga pendidikan, dan 4 juta tenagapendidik, tersebar dalam area yang hampir seluas benua
Eropa.

Namun perubahan inimerupakan sebuah keharusan jika kita tidak ingin terlindas oleh perubahan
jaman global.Terkait dengan hal ini Tilaar, menyarankan guna memperkuat pendidikan sains
siswa perludiperkuat dengan penguasaan matematika, karena matematika merupakan cara
berpikir sains, selain itu perlu juga sekolah dilengkapi laboratorium sains yang memadai untuk
menunjang pembelajaran.

Hal yang lain adalah pendidikan kreativitas. Adanya informasiyang tidak terbatas
memungkinkan seseorang untuk menciptkan hal baru, namun jugamenyebabkan seseorang
tenggelam dalam timbunan informasi yang membingungkan sehingga seseorang tidak dapat
mengambil keputusan.

Oleh sebab itu, salah satu sikapyang perlu dikembangkan dalam era ini adalah mengambangkan
sikap kratifitas. Perlujuga dikembangkan pendidikan digital dimana setiap satuan pendidikan
terkoneksi dalamjaringan digital untuk saling tukar informasi, dan lain-lain. Terkait dengan
pendidikantinggi, perguruan tinggi perlu meletakan hubungan partisipatif dengan dunia usaha
danlembaga-lembaga penelitian. Dimana selama ini hanya terkesan bersifat formal
danseremonial dan bahkan keduanya terkesan menjaga jarak dengan keangkuhanya masing-
masing. Dan yang tidak kalah penting adalah pendidikan nilai sebagai pelestari 'budaya'bangsa.

Terkait dengan pembelajaran, tuntutan abad 21 menuntut perubahan reorientasidalam


pembelajaran yaitu dari;

(1) menggeser paradigma pembelajaran dari 'asumsitersembunyi' bahwa pengetahuan dapat


dipindahkan secara utuh dari 'otak/pikiran' guru ke'otak/pikiran' siswa, menuju pembelajaran
yang lebih 'memberdayakan' seluruh aspek kemampuan siswa.

(2) menggeser paradigma pembelajaran dari berpusat pada guru(teacher centred learning)
menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centredlearning), self directed learning
(belajar mandiri), dan pemahaman diri (metakognisi)karena pembelajaran ini dirasa lebih
memberdayakan siswa dalam segala aspek.

(3)menggeser dari belajar 'menghafal' konsep menuju belajar 'menemukan' dan


'membangun'(mengkonstruksi) sendiri konsep, yang terbukti mampu meningkatkan kemampuan
siswadalam berpikir tingkat tinggi, kritis, kreatif dan terampil memecahkan masalah,
(4)menggeser dari belajar individual klasikal menuju pembelajaran kelompok kooperatif
yangtidak hanya mengajari ketrampilan berpikir saja namun juga mampu mengajari
siswaketrampilan-ketrampilan lainnya (keterampilan sosial).
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada 5 (lima)pergeseran
dalam proses pembelajaran yaitu:

(1) dari pelatihan ke penampilan,

(2) dariruang kelas ke di mana dan kapan saja,

(3) dari kertas ke "on line" atau saluran,

(4)fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,

(5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Komunikasisebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media


komunikasiseperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan
siswatidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan
denganmenggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa
harusberhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi

dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang mayadengan
menggunakan komputer atau internet.Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang
disebut "cyber teaching" ataupengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan
menggunakan internet.Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning yaitu satu model
pembelajarandengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi
internetdalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga
kriteriayaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk
memperbaharui,menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2)
pengiriman sampaike pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi
internet yangstandar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran
di balik paradigma pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam
berbagaimodel pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training),
CBI(Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE
(CyberneticLearning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning
Syatem),LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based
Training),dsb
Reposisi Peran Guru dalam Pembelajaran Modern

Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangantentang
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional dimasa lalu (dan
masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai:(1) sesuatu yang sulit
dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu prosestransfer dan penerimaan
informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yangdilakukan dengan menjabarkan
materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi,(6) suatu proses linear. Sejalan dengan
perkembangan TIK telah terjadi perubahanpandangan mengenai pembelajaran yaitu
pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2)proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses
linear dan atau tidak linear, (5) prosesyang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas
yang berbasis pada modelkekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang
dinilai berdasarkanpemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik
individual maupunkelompok. Hal itu telah mengubahperan guru dan siswa dalam pembelajaran.
Peran guru Telah berubah dari : (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi,
akhli materi,dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih,
kolaborator,navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan
semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif
dantanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peransiswa
dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasiyang pasif
menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkankembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai
aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergeser menjadiberpusat pada
siswa. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
PENUTUP

Simpulan

A. Peran guru telah berubah dari : (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli
materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator,
navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek
pembelajaran,menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada
setiap siswa dalam proses pembelajaran

B. peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi
yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan,(3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas
individual (soliter)menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

C. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada 5 (lima) pergeseran dalam
proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan
saja, (3) dari kertas ke "on line" atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu
siklus ke waktu nyata.

Saran

Agar pembelajaran modern dapat berjalan dengan baik dengan memanfaatkan TIK dalam memperbaiki
mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa danguru harus memiliki akses
kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, danlembaga pendidikan guru, (2) harus
tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dandukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru
harus memiliki pengetahuan danketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital
untuk membantusiswa agar mencapai standar akademik.

Unknown at 11:16

Share

No comments:
Post a comment

Home

View web version

About Me

Unknown

View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai