Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Keberadaan guru profesional merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi guna
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju
lainnya. hampir semua bangsa di dunia ini selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong
terciptanya guru yang berkompeten dan berkualitas. salah satu indikator guru profesional adalah guru
yang mampu beradaptasi dan berkembang keilmuan yang hari demi hari semakin canggi. Selain itu,
guru profesional dan kompenten juga harus mampu menerapkan model dan metode pembelajaran
berdasarkan tuntutan waktu dan kebutuhan peserta didik.

Trianto, mengemukakan bahwa betapa berat tugas dan kewajiban yang harus diemban oleh
guru sehingga menuntut profesionalitas Dalam proses pembelajaran. Pada hakikatnya guru merupakan
tenaga kependidikan yang memikul berat tugas tanggung jawab kemanusiaan, khususnya berkaitan
dengan proses pendidikan generasi penerus bangsa menuju Gerbang pencerahan dalam melepaskan
diri dari beregu kebodohan. guru profesional memiliki hak, kewajiban dan tugas yang perlu untuk
dipenuhi. namun percayalah

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Saja hak-hak yang harus didapatkan oleh guru profesional?

2. Apa saja kewajiban yang harus dipenuhi oleh guru profesional?

3. Apa Tugas utama dari guru profesional?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui Apa saja hak-hak yang didapatkan oleh guru profesional.

2. Dapat mengetahui kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh guru profesional

3. Dapat mengetahui Tugas utama dari guru profesional

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. HAK GURU PROFESIONAL

Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 bab 4 pasal 14 ayat 1 dan 2


dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionaannya guru berhak:

1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan


jaminan Kesejahteraan Sosial.

Kebutuhan minum itu seperti apa dan jika diukur dengan rupiah berapa masih perlu
dijelaskan lebih lanjut. Demikian pula jaminan kesejahteraan sosial meliputi apa saja
masih diperlukan penjelasan dan implementasi. Di dalam pasal 15 ayat 1 dijelaskan
bahwa kebutuhan minimum sebagaimana dimaksud ps14 meliputi gaji pokok,
tunjangan melekat, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan
maslahat tambahan serta penghargaan atas dasar prestasi.

2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja.

Hak ini mencakup semua guru pada semua jenjang pendidikan tanpa membedakan
apakah ia PNS atau guru swasta dan tanpa membedakan status sekolah Apakah ia
mengajar di sekolah atau Madrasah swasta ataupun di sekolah atau Madrasah negeri.

3. Memperoleh perlindungan dan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.

Sebagai tugas profesional guru harus mengembangkan ke profesionalnya, melalui


karya-karya pengembangan akademik yang dia tulis dan yang ia temukan. Karya tulis
dan karya penemuannya akan mendapatkan hak intelektual yang dilindungi secara
perundang-undangan. Karena itu juga guru tidak boleh melakukan plagiat atas karya-
karya orang lain.

4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi

Agar pengetahuan dan pengalaman guru berkembang. Maka ia berhak mengikuti


kegiatan-kegiatan baik tingkat lokal nasional maupun internasional yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

2
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas profesionalnya.

Agar guru bisa mendapatkan layanan sebagaimana diamanatkan undang-undang,


maka bsnp menetapkan standar minimal sarana dan prasarana. Bahwa setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, barang habis pakai serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, Tempat bermain,
tempat berekreasi, dan ruang lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,


penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,
kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan ini belum sepenuhnya berjalan dimiliki guru termasuk penentuan


kelulusan. Mengapa demikian karena hak ini nampaknya tidak secara otomatis
melekat pada tiap guru, akan tetapi terkait dengan kemampuan pada masing-masing
guru.

7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

Hak ini juga tidak mudah dilaksanakan Karena rasa aman seperti apa dan jaminan
keselamatan seperti apa secara teknis harus ada patokan-patokan jika terjadi sesuatu
pada diri guru dalam menjalankan tugasnya Apakah terasuransikan dan seperti apa
proteksinya, sehingga guru tidak perlu khawatir apapun dalam melaksanakan tugas
profesinya.

8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

Dalam rangka mengembangkan Kompetensi sosial guru tidak cukup hanya memiliki
kemampuan mengajar tetapi juga harus mempunyai kemampuan berorganisasi. Akan
tetapi persoalannya terkait dengan waktu yang dipunyai memungkinkan untuk itu apa
tidak? Dan apakah organisasi profesi yang ada dapat menampung dan dapat
melakukan pembinaan secara intensif.

3
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan kebijakan pendidikan

Melalui hak ini guru sebenarnya harus manusia yang serba bisa dan luar biasa, sebab
kebijakan pendidikan itu terkait dengan sesuatu yang strategis, terkait dengan pikiran-
pikiran Genius yang menghasilkan kebijakan pendidikan yang berkeadilan.
Kenyataan menunjukkan tidak semua guru mempunyai pokok pikiran besar dan
gagasan ideal yang kreatif dan inovatif. Karena itu hak-hak seperti ini harus
mempunyai hak yang nyata terealisasikan, dan ini memerlukan pelatihan-pelatihan
membuat work plan dan action plan.

10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi


akademik dan kompetensi

Hak ini penting diberikan sehubungan bahwa kualifikasi akademik Baru berlangsung
setelah diundangkannya sistem pendidikan nasional tahun 2003. Dan baru
implementasi intensif setelah diundangkannya UUGD tahun 2005. Padahal banyak
guru dalam jabatan yang kualifikasi akademiknya belum S1. Terkait dengan hak ini
juga pemerintah harus menyiapkan dana pelaksanaan program kualifikasi.

11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya

Saat ini terkait dengan penyelenggaraan pelatihan-pelatihan yang harus difasilitasi


oleh pusat maupun Pemda agar SDM guru yang berada di daerahnya memiliki kinerja
yang unggul dan kompetitif.

2.2. KEWAJIBAN GURU PROFESIONAL

Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 bab 4 pasal 14 ayat 1 dan 2 dijelaskan
bahwa Kewajiban guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya adalah sebagai berikut.

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta


menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

pelaksanaan pembelajaran yang bermutu tentu terkait dengan pemilihan metode,


ketersediaan media dan kesiapan si pengajar baik secara fisik maupun psikis. Karena
itulah kini dikembangkan sebuah pendekatan paikem ( pendekatan pembelajaran aktif
inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan). Agar pembelajaran bisa menyenangkan
peserta didik harus mengetahui pentingnya apa yang sedang dipelajari.

4
2. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Point ini ada pada hak guru dan ada pada kewajiban guru.

3. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama,
ras, suku, dan kondisi tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi
peserta didik dalam pembelajaran.

guru pada dasarnya wajib mengetahui dan memahami perbedaan individu peserta didik,
akan tetapi bukan untuk perlakuan diskriminatif, melainkan untuk kepentingan pemberian
layanan bagi kesuksesan pembelajaran. Undang-undang telah memberi jaminan bagi
warga negaranya untuk mendapatkan hak yang sama dalam pembelajaran, namun
seringkali dalam praktek yang terjadi di lapangan porsi terbanyak direbut oleh kelompok
sosial tertentu. Karena itu praktek dari ketentuan ini membutuhkan pengawasan dan
penegakan hak asasi secara berkeadilan dan pemerataan yang proporsional.

4. menjunjung tinggi perundang-undangan, hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama
dan etika

kita sering kali mendengar adanya oknum guru yang terlibat persoalan-persoalan kriminal
dan melanggar hukum norma agama maupun etika. Banyak faktor yang menjadi penyebab
dan pemicunya.

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Rasa solidaritas kita dan nasionalisme kita pada era reformasi ini makin terasa renggang.
Persoalannya bisa karena kurang pembinaan, bisa juga karena tekanan-tekanan sosial yang
tidak tersalurkan sehingga melahirkan sikap-sikap apatis dan egois yang tinggi untuk
memperoleh pengakuan atas jati diri. Karena itu potensi keretakan antar suku, ras, bahasa,
agama dan budaya ini perlu ada wadah profesi pembinaan, untuk memupuk rasa
kebersamaan dalam membangun bangsa kedepan yang berprestasi dan berprestis. Bersedia
berdedikasi tinggi dan melaksanakan tugas di manapun jika diperlukan demi pengabdian
kepada nusa dan bangsa. Itu sebabnya pemerintah mengatur perlunya ada tunjangan
khusus untuk guru-guru yang ditugaskan di daerah tertentu terpencil. Namun tidak mudah
mendorong seseorang bersedia di tempatkan mengajar di daerah terpencil, kecuali sdm
dari daerah setempat memadai dan memiliki kompetensi yang telah ditentukan. Karena itu
selalu menjadi adanya ketidakmerataan dari komposisi guru antara di kota-kota dengan di
daerah lebih-lebih di daerah terpencil.

5
2.3. TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL

Kemendiknas (2003), menegaskan bahwa tugas utama seorang guru antara lain sebagai berikut:

Guru merupakan profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan. Tugas
guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup atau kepribadian. Pengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan keterampilan kepada peserta didik.

Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu
menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun yang
diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar. Bila seorang
guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan
dapat menambahkan benih pengajarnya itu kepada para peserta didiknya. Para peserta didik akan
enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat diserap sehingga setiap
lapisan ( homoludens, homo puber, Hompsapiens) Dapat mengerti bila menghadapi guru.

Masyarakat menempatkan guru sebagai orang Amat terhormat di lingkungannya karena


mereka percaya dari seorang gurulah diharapkan mereka mendapat ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal itu berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa menuju
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Melalui
guru pula masyarakat percaya bahwa 4 pilar kebangsaan yaitu: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika dan NKRI dapat dijaga dan dilestarikan.

Semakin tingginya kompetensi guru, maka semakin tercipta dan terbinanya kesiapan manusia
pembangunan Indonesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan. Dengan kata lain, potret dan wajah
suatu bangsa Indonesia di masa depan tercermin dari Potret buruh di masa kini. Masyarakat
menempatkan guru sebagai panutan seperti diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara yang
mengatakan “ Ing Ngarso Sung tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” atau
jika berada di belakang memberi dorongan, di tengah membangkitkan semangat, dan di depan
memberikan contoh teladan.

Tugas guru tidak hanya sebatas dinding-dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung
antara sekolah dan masyarakat. Djamara (2000) dan Purwanto (2009), mengindikasikan bahwa
guru bertugas:

6
1. Menyerahkan kebudayaan pada peserta didik berupa kepandaian kecakapan dan
pengalaman-pengalaman
2. Membentuk kepribadian yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara bangsa Indonesia
Pancasila.
3. Menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik sesuai dengan undang-undang
pendidikan yang merupakan keputusan MPR nomor 11 tahun 1983
4. Sebagai perantara belajar bagi peserta didik.

Di dalam proses belajar guru berperan sebagai perantara atau medium .Peserta didik
harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian atau insight, sehingga timbul perubahan
dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap.

1. Guru sebagai pembimbing, untuk membawa peserta didik ke arah kedewasaan, pendidik
tidak Maha Kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendaknya
2. Guru sebagai penghubung antara peserta didik yang nantinya akan hidup dan bekerja, serta
mengabdikan diri dalam masyarakat negara dan bangsa, dengan demikian peserta didik
harus dilatih dan dibiasakan di bawah pengawasan guru sekolah.
3. Guru sebagai penegak disiplin guru menjadi contoh teladan dalam segala hal tata tertib baik
yang berlaku di sekolah maupun yang terdapat di lingkungan masyarakat sekolah
4. Guru sebagai administrator dan manajer. Di samping mendidik, seorang guru harus dapat
mengerjakan urusan tata usaha sekolah seperti membuat administrasi perlengkapan sekolah
5. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Sejatinya orang yang menjadi guru karena terpaksa
tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar-benar pekerjaannya sebagai
suatu panggilan profesi atau bukan profesi keterpaksaan. Guru yang bekerja sebagai
panggilan profesi dapat menghindari image yang terkesan menyudutkan profesi guru yang
menyatakan “ guru nyasar, guru bayar dan guru benar” (LIPI,2013).
6. Guru sebagai perencana kurikulum. Guru menghadapi peserta didik setiap hari, gurulah
yang paling tahu kebutuhan peserta didik dan masyarakat sekitar, karena itu dalam
penyusunan kurikulum kebutuhan sekolah dan lingkungan tidak boleh ditinggalkan
7. Guru sebagai pemimpin ( guidance worker). Guru mempunyai kesempatan dan tanggung
jawab dalam banyak situasi untuk membimbing peserta didik ke arah pemecahan masalah,
membuat keputusan secara signifikan dan representative beserta adil bijaksana. Guru
sebagai sponsor dalam kegiatan peserta didik. Artinya guru harus turut aktif dalam segala
aktivitas anak didik, misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan lain
sebagainya yang berguna baik kepentingan sekolah dan masyarakat lingkungan.

Peran guru sebagai pembimbing harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa Susila yang cakap,

7
terampil, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia.Peran guru sebagai pengelola kelas atau
learning Manager, hendaknya diwujudkan dalam bentuk pengelolaan kelas sebagai lingkungan
belajar. Lingkungan belajar diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan
fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar bagi peserta didik.Guru sebagai mediator, di
mana guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan, karena media media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Peran guru sebagai inspirator, menuntut kemampuan
guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik. Peran guru sebagai
informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan
dalam kurikulum. Guru sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
semangat dan aktif belajar. Peran guru sebagai korektor, menuntut guru bisa membedakan
mana nilai yang baik dan di mana nilai yang buruk mana nilai positif dan mana nilai negatif.
Peran guru sebagai inisiator, artinya guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan
pendidikan dan pengetahuan. Peran guru sebagai evaluatator, artinya seorang guru dituntut
untuk menjadi seorang penilai yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,
memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Sebagai kulminator, guru
adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir. Sejatinya
tugas guru tidak hanya sebatas yang telah disebutkan di atas, tetapi masih banyak yang menjadi
tugas guru lainnya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Guru merupakan salah satu profesi dari tenaga kependidikan. Yang bertugas untuk mengajar
di mana mengajar merupakan pelaksanaan proses pembelajaran dan menjadi proses yang paling
penting dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pengabdian guru dalam dunia pendidikan yang sangat besar tersebut sangat memberikan
kontribusi yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai
dengan yang tertera pada pembukaan undang-undang Dasar 1945. Guru sebagai sebuah profesi tenaga
kependidikan memiliki hak dan kewajiban serta tugas utama yang menyangkut dunia pendidikan yang
digeluti. Hak guru merupakan apa saja yang didapatkan oleh seorang yang memiliki profesi guru,
sementara kewajiban guru adalah apa saja yang harus dilakukan seorang guru dalam menjalankan
profesinya.

3.2. Saran

1. Sebagai seorang guru, hendaknya profesional dalam menjalankan tugasnya.


2. Tidak menuntut hak yang lebih besar daripada kewajiban yang harus diembannya sebagai
seorang guru.
3. Pemerintah harus dapat menjamin kesejahteraan guru atas besarnya kewajiban dan tugas
yang telah ia abdikan sebagai seorang pendidik generasi bangsa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, H. 2005. Tugas, Peran , Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru
Professional. Edukasi: Jirnal Pendidikan,13(2), 161-174.

UU NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN

10

Anda mungkin juga menyukai