Anda di halaman 1dari 47

Sampling dan preparasi sampel

1
A. Analisis Gross -
• Analisis gross radioaktivitas lingkungan adalah analisis sample
secara umum.
• Analisis ini hanya untuk mengetahui kandungan radioaktifnya tanpa
melihat unsur-unsur apa yang terdapat di dalamnya, jenis dan
energi radiasinya.
• Biasanya dilakukan analisis gross - menggunakan detector Geiger
Mueller.
• Dari analisis ini bisa diketahui ada atau tidaknya kenaikkan
radioaktivitas lingkungan dari radioaktivitas latarnya (radiasi alam).
 Jika dari analisis ini dicurigai ada pencemaran baru dilakukan
analisis lebih lanjut untuk mengetahui jenis unsur dan
konsentrasinya.

2
B. Kelebihan analisis di laboratorium
• Analisis radioaktivitas lingkungan bisa
dilakukan secara langsung (in situ) maupun
dengan mengambil sampel dan dianalisis di
laboratorium. Kelebihan analisis di
laboratorium adalah (Wardhana, 1993):
a. Cuplikan dapat dibuat homogen.
b. Cuplikan dapat dibuat yang sesuai dg cara
analisis.
c. Dapat dilakukan pemekatan radionuklida.
d. Dapat dihilangkan adanya pengganggu.

3
• Jk dlkk secara langsung
tdk di laboratorium
radiasi mungkin berasal
dari sumber lain jg.

http://www.sciencephoto.com

4
C. Pengambilan Contoh Lingkungan
• Jenis sampel lingkungan yang diambil
tergantung pada tujuan dan cara analisis,
perkiraan besarnya aktivitas radioisotop,
peralatan, daur pencemaran, dan indikator
biologis.
• Sampel lingkungan yang biasanya diambil
meliputi sampel udara, air, jatuhan, tanah,
sampel tanaman, dan hewan (Wardhana,
1993).

5
6
4. PROSEDUR ANALISIS
Meliputi:
1. Penentuan pos-pos pengambilan
cuplikan
2. Frekuensi pengambilan
3. Pengolahan awal
4. Cara analisis

7
4.1. Penentuan Pos-pos Pengam-
bilan Contoh Lingkungan
Untuk dapat menentukan pos-pos pengambilan
contoh lingkungan, perlu diperhatikan hal-hal yang
dapat mempengaruhi letak pos-pos pengambilan
tersebut, antara lain:
– hidrologi,
– meteorologi,
– tata guna lingkungan,
– sifat dan jenis fasilitas nuklir.

8
4.1.1. Hidrologi Lingkungan
• Hidrologi lingkungan lingkungan perlu
diketahui karena mungkin akan terjadi
pencemaran zat radioaktif melalui aliran air
sungai maupun air tanah.
• Air sungai yang mengalir di sekitar fasilitas
nuklir mungkin digunakan langsung oleh
manusia untuk keperluan irigasi, perikanan,
atau rekreasi.

9
4.1.2. Meteorologi Lingkungan
• Keadaan cuaca di sekitar fasilitas nuklir, seperti arah
dan kecepatan angin, kelembaban udara, curah
hujan, dan lainnya akan mempengaruhi penyebaran
zra ke lingkungan.
• Pada penyebaran zat radioaktif melalui gas dapat
ditentukan perkiraan konsentrasi pada tempat dan
waktu tertentu berdasarkan model pencemaran
udara.
• Data meteorologi sangat diperlukan dalam keadaan
darurat.
10
11
12
4.1.3. Tata guna lingkungan
Apabila suatu daerah di sekitar reaktor
digunakan untuk:
– perumahan,
– Pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan
maka pos-pos pengambilan akan lebih banyak
dan menentukan daripada daerah yang belum
dimanfaatkan.

13
4.1.4. Sifat dan jenis Fasilitas Nuklir
• Reaktor penelitian dan reaktor daya akan
memberikan dampak lingkungan yang
berbeda.
• Daya reaktor dan jenis reaktor menentukan
macam radionuklida yang dibebaskan ke
lingkungan.
• Sifat dan jenis fasilitas nuklir menentukan
letak pos-pos pengambilan contoh lingkungan.

14
4.2. Frekuensi Pengambilan
Contoh Lingkungan dan
Kuantitasnya

• Macam contoh lingkungan dan perkiraan jenis


zra yang dibebaskan ikut menentukan
frekuensi sampling.
• Zra yang T1/2-nya kecil lebih sering.

15
4.2.1. Udara
• Udara ditangkap dengan filter udara.
• Jika beroperasi setiap hari maka sampling setiap
24 jam atau paling tidak seminggu sekali.
• Untuk reaktor daya setiap hari.
• Zra yg T1/2-nya panjang 1 minggu sekali.
• Ketinggian: 1-2 meter.
• Memperhatikan pemodelan pencemaran udara.

16
4.2.2. Air
• Air minum: setiap bulan,  10-20 liter.
• Air tanah yang kandungan zra-nya rendah: 50-100
liter selang wakti 1 bln khususnya gross .
• Air laut 2-4 kali pertahun, 100-200 liter.
• Air hujan: setiap bulan.
http://www.barc.gov.in

17
4.2.3. Tanah.
• Sekitar 5-10 kg.
• T1/2 panjang cukup sekali setahun.

Soil sampling at Oak Rigde National Lab (http://energy.gov)

18
4.2.4. Endapan.
• Terjadinya cukup lama, jadi cukup 2 kali
setahun.
• Sekitar 1 kg.

Photo of external measurement and collecting shoreline


sediment samples. (NAREL US EPA)

19
4.2.5. Tanaman
• Sebaiknya mewakili lingkungan yang luas.
• Cuplikan dapat berupa daun, bunga, umbi.
• Sekitar 2 kg berat basah.
• 1-4 cuplikan setahun.

http://www.barc.gov.in

20
4.2.6. Cuplikan lain
• Cuplikan yang mewakili bahan makanan pokok
atau makanan lainnya.
• 1-2 kali pertahun.
• Cuplikan lain: tulang, darah, rambut, urine,
jaringan, dll.
• Frekuensi tergantung tujuan analisis.

21
Fallout

Nuclear fallout is the residual radioactive material blasted into


the upper atmosphere following a nuclear explosion, which "falls
out" of the sky once the shock wave has passed.
https://ec.europa.eu/jrc/en/science-update/new-mapping-radioactive-fallout-western-europe

22
4.3. Pengolahan awal
• Pengambilan cuplikan: wadah diberi nomor.
• Dicatat: nama cuplikan, berat, volume, daerah,
tanggal, kedalaman/ketinggian, dll yang perlu.
• Filter udara dibungkus dg plastik.
• Air bila perlu diberi pengemban.
• Urine ditambah HCl.
• Tulang, jaringa lunak: diberi pengawet
paraformaldehid.

23
4.4. Cara Analisis
4.4.1. Alat
• Detektor GM latar rendah
• Alat-alat pembantu untuk preparasi sampel
seperti furnace, kompor, timbangan, lampu
pemanas, saringan, cawan porselin, plancet,
alat-alat gelas, dll.

24
4.4.2. Standar utk gross - sampel lingkungan

• Standar yang digunakan


dalam ARL adalah
radionuklida alam 40K dari
senyawa kalium.

25
• Kelimpahan 40K dalam kalium adalah 0,0118%, pemancar 
dengan Energi 1,33 MeV, T1/2 1,26x109 tahun.

https://www.researchgate.net/figure
/Decay-scheme-of-Potassium-
40_fig1_242342993

• Standar dibuat dengan beberapa variasi berat.

26
• Jk analisis dilakukan untuk radionuklida tertentu, maka
sumber standarnya harus radionuklida yg sejenis

27
4.4.3. Preparasi

4.4.3.1. Cuplikan tanah


Tanah yang diambil sebagai contoh lingkungan
adalah tanah bagian permukaan yang diambil
pada daerah seluas 10 x 10 cm2 dengan
kedalamam sampai 1 cm.

28
Preparasi sampel tanah (lanjutan)
1. Gunakan lampu pemanas untuk mengeringkan
tanah.
2. Batu dan kotoran lainnya dipisahkan dengan
penyaringan.
3. Haluskan tanah dengan alat penghalus.

29
30
4. Ambil 1 gram tanah dan pindahkan dalam plancet.
5. Tambahkan aquades untuk mendapatkan hasil yang
stabil.
6. Keringkan dengan lampu.
7. Sampel tanah dalam plancet dicacah

31
4.4.3.2. Cuplikan tanaman

Cuplikan tanaman diambil dari daerah yang


luas yang diperkirakan dapat mewakili
lingkungannya. Dalam hal ini cuplikan
tanaman yang diambil masih secara acak
belum dibedakan jenis tanamannya.

32
Preparasi sampel tanaman (lanjutan)
1. Cuplikan tanaman dibakar sampai menjadi arang.
2. Arang dimasukkan dalam cawan porselin kemudian
diabukan dalam furnace pada suhu sekitar 300 – 400 oC.
3. Masukkan abu sebanyak 0,5 gram ke dalam plancet
4. Tambahkan aquadest.
5. Keringkan dengan lampu pemanas.
6. Abu tanaman dalam plancet dicacah dengan detektor

33
• Carbonization of
Specimen
Samples

34
35
• Sampel tanaman yg telah diabukan

36
4.4.3.3. Cuplikan air
1. Cuplikan air sebanyak 1 liter diuapkan secara
pelan-pelan di atas kompor sampai sisanya 5
cc.
2. Residu dipindahkan ke dalam plancet.
3. Residu dalam plancet dikeringkan dengan
lampu pemanas.
4. Kerak air dicacah dengan detektor.

37
38
4.4.3.4. Cuplikan udara
1. Pasang kertas saring pada pompa hisap.
2. Lakukan penghisapan udara.
3. Catat waktu penghisapan dan debit udara
yang dihisap.
4. Catat waktu tunda, yaitu waktu antara
selesai menghisap sampai saat dimulainya
pencacahan.
5. Lakukan pencacahan filter dengan detektor.

39
Staplex High Volume Air Sampler

40
Contoh preparasi sampel khusus

Sumber: Pusdiklat BATAN

41
Sumber: Pusdiklat BATAN

42
Sumber: Pusdiklat BATAN

43
Sumber: Pusdiklat BATAN

44
Sumber: Pusdiklat BATAN

45
Sumber: Pusdiklat BATAN

46
Sumber: Pusdiklat BATAN

47

Anda mungkin juga menyukai