Anda di halaman 1dari 5

Mensiasati Bobot Media Periklanan

MENSIASATI BOBOT MEDIA PERIKLANAN

Halomoan Harahap
Dosen FIKOM Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
halomoan.harahap@indonusa.ac.id

ABSTRAK
Beberapa kasus kampanye periklanan mengalami kegagalan hanya
karena ketidakmampuan untuk menentukan bobot media periklanan
dalam kampanye mereka. Di sisi lain beberapa kasus pengiklan sangat
terbebani oleh biaya periklanan yang sangat besar disebabkan oleh
kekurangtahuan tentang bobot media yang dibutuhkan iklan mereka.
Persoalan bobot media periklanan sudah sepantasnya dijadikan tolok
ukur akurasi kampanye. Karena dengan bobot media, dapat dihindari
biaya-biaya yang berlebihan dan efektifitas kampanye semakin dapat
dipertanggungjawabkan.

Kata Kunci: Bobot media, efisiensi, situasi pemasaran, bentuk pesan


iklan, dan kondisi media.

Pendahuluan Pembahasan
Pengertian Bobot Media (media Menjadi media planner yang
weight) adalah jawaban atas pertanyaan, piawai dalam menentukan bobot me-
berapa kali iklan harus terekspos dia, memerlukan data yang baik
(ditonton, didengar, dibaca) konsumen berupa hasil riset. Untuk produk per-
sehingga efeknya sesuai dengan tujuan bankan, otomotif, kosmetik, dan
periklanan dan berapa banyak audiens sebagainya berapa kali (frequency) iklan
yang terjangkau. Menjawab pertanyaan harus dipasang di media sehingga
ini, tentu tidak asal sebut 1 kali, 5 kali, diperoleh rata-rata terekspose sesuai
atau 10 kali. Diperlukan suatu argu- dengan harapan (average exposure)
mentasi yang rasional disertai data- selanjutnya tujuan periklanan benar
data pendukung yang akurat. Untuk dapat dicapai. Media planner dapat
memberikan argumentasi seperti itulah menyebutkan angka tertentu tetapi
tulisan ini dibuat. waktu ditanya mengapa harus seba-
nyak itu, alasan yang sering muncul
Tinjauan Teori karena situasi clutter dan kompetisi
Bobot Media oleh Surmanek yang sangat ketat. Sebaiknya dalam
(1988) dianggap semakin penting menjawab masalah tersebut tampilkan
dalam periklanan yang modern. Kare- dulu kasus produk tahun lalu dan
na periklanan modern bersifat accoun- hasilnya kemudian dilengkapi dengan
table dan measurable. Penentuan bobot analisis situasi sekarang. Data seperti
media menjadi keahlian yang sangat ini masih langka, beberapa lembaga
diperlukan untuk periklanan yang penyedia data komersil seringkali tidak
semakin kompetitif. memiliki data yang diharapkan.
Sehingga kesulitan seorang media
planner tidak dapat diselesaikan.

Jurnal Komunikologi Vol. 4 No. 1, Maret 2007 9


Mensiasati Bobot Media Periklanan

Dalam literatur media planner, penen- barang aneh atau barang mewah,
tuan bobot media dilihat dari banyak kerena itu bobot media yang diper-
faktor, Faktor-faktor tersebut dapat lukan tidak terlalu tinggi. Akan
dikkelompokkan menjadi marketing berbeda dengan produk yang jarang
faktors, creative factors, dan media factors. dipakai atau jarang dibeli sehingga
(Gilson 1980; Wells, 1989) produk ini menjadi eksklusif dan unik,
Dari tinjuan faktor pemasaran, memerlukan bobot media lebih tinggi
dapat juga diperhatikan dari beberapa untuk mendapatkan awareness kon-
permasalahan produk, seperti product sumen.
life cycle, brand loyality, brand purchase cycle, Brand Availability yaitu kemu-
brand availability, readiness stage, point of dahan atau kelangkaan produk
sale position, dan anticipated competitive tersebut di pasar. Produk yang langka
strategy. Schultz (1990); Surmanek atau sulit ditemukan secara logika
(1988). kurang dikenal oleh konsumen, karena
Product Life Cycle turut berpe- itu bila memasang iklan diperlukan
ngaruh terhadap bobot media yang bobot media yang lebih tinggi bila
dibutuhkan. Hal ini disebabkan, usia dibandingkan dengan produk yang
produk yang berbeda membutuhkan mudah ditemukan dan banyak di
frekuensi komunikasi yang berbeda pasar.
pula. Dalam PLC dikenal 5 tahap yaitu Readiness stage, yaitu tingkat
introduction, growth, maturity, saturation, kesiapan konsumen untuk membeli
dan decline. Product introduction yaitu produk tersebut. Rediness stage dibagi
produk yang baru diproduksi dan baru menjadi unawareness, informed, trial,
dipasarkan. Produk yang baru dipasar- interested, intending to buy. Bobot media
kan (launching) membutuhkan inten- tentu akan berbeda karena kesiapan
sitas komunikasi yang lebih tinggi bila konsumen membeli produk. Kon-
dibanding dengan produk yang sudah sumen yang tidak pernah kenal produk
dewasa (maturity). memerlukan bobot media lebih tinggi
Brand loyality akan berpengaruh daripada konsumen yang sudah siap
pada bobot media karena loyalitas membeli.
konsumen pada produk yang diiklan- Point of sale position, yaitu
kan. Bila produk yang kita iklankan tingkat posisi penjulan produk. Pro-
memiliki pesaing yang memiliki duk yang memiliki posisi teratas dalam
loyalitas yang kuat, maka diperlukan jajaran pembelian shampoo memer-
bobot media yang lebih tinggi untuk lukan bobot media lebih rendah
menarik, memindahkan konsumen daripada produk shampoo yang jarang
loyal ke produk kita. Kasus di dibeli. Untuk meyakinkan konsumen
Indonesia, produk sepeda motor merk yang belum pernah membeli produk
baru harus membuat bobot media diperlukan intensitas komunikasi yang
yang lebih tinggi untuk menarik lebih tinggi daripada produk yang
konsumen beralih dari Honda, Suzuki, sudah sering dibeli.
dan Yamaha. Anticipated Competitive strategy,
Brand Purchase Cycle yaitu merupakan langkah antisipasi akan
aktivitas pembelian/pemakaian pro- strategi menghadapi persaingan. Misal-
duk oleh konsumen. Produk yang nya, melihat trend masa lalu, diperki-
banyak digunakan dan dibeli konsu- rakan akan ada kegiatan periklanan
men seperti consumer good bukan lagi yang gencar oleh pihak pesaing, tentu

10 Jurnal Komunikologi Vol. 4 No. 1, Maret 2007


Mensiasati Bobot Media Periklanan

periklanan kita akan mencoba melaku- antiketombe (kerangka komestika)


kan antisipasi kegiatan tersebut. Sirop akan diubah menjadi kerangka obat
merk A tahun-tahun lalu beriklan pada kulit kepala diperlukan intensitas
bulan puasa dengan angkat belanja komunikasi yang lebih tinggi. Hal ini
iklan yang terus meningkat. Bulan sering dilakukan dalam repositioning
puasa tahun ini pun diperkirakan produk.
meningkat 20 %. Untuk menganti- Commercial Length, yaitu
sipasi periklanan tahun ini yang naik panjangnya naskah atau durasi iklan
20 % sirop merk B perlu membuat yang disampaikan. Panjangnya naskah
bobot media yang seimbang. identik dengan jumlah informasi yang
Faktor creative yang perlu disampaikan. Iklan yang panjang
diperhatikan dalam menentukan bobot menyampaikan informasi yang banyak
media periklanan meliputi; message dan diperlukan bobot media yang
complexity, message life stage, nature of lebih banyak daripada iklan yang
message, commercial length. singkat/pendek.
Message complexity dapat diar- Faktor media yang menen-
tikan bahwa kerumitan pesan iklan tukan bobot media periklanan meli-
yang akan disampaikan. Bila iklan puti; media activity, clutter, posisiton in
tersebut rumit dan banyak informasi break/media, relevance with editorial
yang dikandungnya, diperlukan bobot environment, spread of daypart, spread of day
media yang lebih tinggi. Bila iklan of weeks, competitive seasonal.
sederhana atau tidak banyak informasi Media activity, yaitu tingkat
yang dikandungnya, maka bobot priodiknya suatu media. Ada yang
medianya pun lebih rendah. media yang terbit setiap menit, setiap
Message life stage, merupakan pagi hari, setiap minggu, setiap 10
tahap suatu pesan iklan dianggap harian, setiap 2 minggu atau bulanan
actual. Masa actual suatu pesan iklan dan kuartal. Media yang terbitnya
produk ada yang sangat terbatas dan sekali 3 bulan diperlukan bobot media
ada yang panjang. Misalnya pesan iklan yang tinggi. Misalnya menempatkan
untuk promosi penjualan jangka pen- iklan pada setiap terbit 3 insertion,
dek misalnya cuci gudang hanya satu halaman bagian depan, halaman
bulan di akhir tahun saja. Karena bagian dalam, dan halaman bagian ter-
alasan keterbatasan waktu tersebut, akhir. Tetapi pada media yang terbit
bobot media periklanannya juga lebih setiap menit, cukup memilih memilih
tinggi atau lebih gencar (boost). waktu yang tepat untuk menampatkan
Berbeda dengan produk yang memiliki iklan.
masa actual panjang, bobot media Clutter, merupakan tingkat
periklanannya tidak perlu gencar. kesemrautan suatu media periklanan.
Nature of message, yaitu bentuk Karena banyaknya iklan yang masuk
iklan yang tidak alami, tidak biasa atau pada suatu acara, situasinya menjadi
tidak lumrah. Iklan yang ditampilkan semrawut (clutter). Dalam suatu acara
dengan perubahan kerangka alaminya dibagi menjadi beberapa jedah. Setiap
akan membutuhkan bobot media lebih jedah diisi oleh lebih dari 10 iklan.
tinggi daripada iklan yang ditampilkan Pemirsa tidak bisa lagi mampu
dengan kerangka yang alami. Misalnya memperhatikan, mengingat iklan yang
iklan shampoo yang secara alami ditayangkan. Semakin semrawut suatu
memperindah rambut, mudah disisir, media diperlukan bobot media yang

Jurnal Komunikologi Vol. 4 No. 1, Maret 2007 11


Mensiasati Bobot Media Periklanan

lebih tinggi untuk meyakinkan bahwa bila dibandingkan dengan iklan yang
iklan sampai kepada audiens. disebar di sepanjang hari.
Position in commercial break, Spread of Week of daypart, yaitu
merupakan pemilihan tempat dalam penyebaran iklan dalam hari selama
setiap jedah iklan. Bila dalam sebuah seminggu. Beberapa iklan konstrasi
jedah acara terdapat 12 iklan, rata-rata pada weekend (Sabtu dan Minggu)
waktu 15 detik/iklan dan total waktu tetapi ada juga yang setiap hari
sekitar 3 menit. Pemirsa tidak tahan muncul. Bila tersebar setiap hari perlu
menonton semua iklan yang tampil. bobot yang lebih tinggi dibanding
Umumnya pemirsa melakukan zap dengan iklan yang konsentrasi pada
atau pindah saluran dengan meng- hari tertentu saja.
gunakan remote controle. Pemirsa hanya Competitive seasonal, yaitu per-
melihat iklan urutan awal lalu pindah saingan musiman. Pada waktu tertentu
saluran. Setelah 2 menit dia akan produk bersaing sangat gencar.
kembali ke saluran tersebut kemung- Kondisi ini membutuhkan bobot
kinan masih menemukan iklan urutan media yang lebih tinggi bila diban-
terakhir. Iklan dalam posisi tengah- dingkan dengan masa persaingan
tengah kecenderungan tidak ditonton rendah.
oleh pemirsa karena mereka sedang Keahlian menentukan bobot
berada di saluran lain. Dalam kondisi media periklanan banyak dibantu oleh
seperti ini, iklan yang posisinya pengalaman melakukan kampanye.
ditengah acara memerlukan bobot Kasus-kasus periklanan dari klien
media yang lebih tinggi daripada posisi tahun-tahun yang lalu bisa dijadikan
awal atau akhir. acuan menentukan bobot media
Relevance of editorial environment, ditambah kejelian membaca situasi
yaitu kesesuaian antara materi iklan persaingan sekarang. Data-data bobot
dengan tempat pemuatannya. Dalam media dan efektivitasnya pada
media televisi dikenal jenis acara atau kampanye yang lalu di biro iklan
rubrik pada media cetak. Bila antara kurang lengkap. Biro iklan yang selalu
iklan produk terdapat kesesuaian sibuk melayani klien, tidak sempat
dengan jenis acara/rubrik maka melakukan riset-riset bobot media.
konsumen lebih mudah mengingatnya, Salah satu peluang bagi pihak ketiga
bobot media terlalu tinggi. Misalnya untuk menyediakan data-data risset
iklan produk ban sangat sesuai yang dapat membantu menyelesaikan
ditempatkan pada acara/rubrik oto- masalah media periklanan.
motif. Akan berbeda dengan iklan Mungkin perlu dicermati media
produk kosmetik yang ditempatkan planner yang sengaja menentukan
pada rubrik otomotif. bobot media yang tinggi demi
Spread of daypart, yaitu penye- meningkatkan penghasilan biro iklan
baran iklan dalam rentang satu hari. mereka. Hal ini bisa dipahami, di
Dalam media televise yang siaran beberapa biro iklan penghasilan
sepanjang hari (pagi – siang – sore – diperoleh dari banyaknya anggaran
malam). Bobot media periklanan yang dikelola/dikeluarkan. Karena
tergantung penyebarannya. Bila iklan biro iklan tersebut menetapkan sekian
berkonsentrasi hanya pada malam hari prosen dari total anggaran sebagai
diperlukan bobot yang lebih rendah agency fee. Di lain pihak, media planner
ada yang memperoleh penghasilan

12 Jurnal Komunikologi Vol. 4 No. 1, Maret 2007


Mensiasati Bobot Media Periklanan

dari diskon yang diberikan media. Thomas C. O’Quinn, Chris T. Allen,


Media Planner seperti ini mungkin ada and Richard J. Semenik,
yang sengaja memilih media-media Thomson, “Advertising And
periklanan dengan diskon besar untuk Intergated Brand Promotion 3e”,
mempertebal kocek mereka. Banyak South Western, USA, 2003.
orang yang mengetahui media yang
memberi diskon besar datang dari Wells, William, John Burnett and
media yang audiens kecil. Bila media Sandra, Moriarty, “Advertising
planner smemilih media-media yang Priciples and Practice”, Prentice
yang memberi diskon besar, berarti Hall, Englewood Clift, New
ada udang di balik media. Jersey, 1989.

Kesimpulan
Bobot media dalam periklanan
menentukan suksesnya suatu kam-
panye periklanan. Karena bobot media
merupakan frekuensi audiens diterpa
iklan sehingga efek yang diharapkan
dapat tercapai. Di samping itu keahlian
menentukan bobot media dapat
menghemat pengeluaran yang kurang
penting tanpa mengurangi efektifitas
iklan. Penentuan bobot media memer-
lukan keahlian khusus yang diperoleh
dari pengalaman melakukan kampanye
periklanan. Faktor lain yang juga men-
jadi pertimbangan adalah situasi
pemasaran, bentuk pesan iklan yang
akan ditayangkan, dan keadaan ma-
sing-masing media.

Daftar Pustaka
Christopher Gilson & Harold W.
Bergman, “Advertising Concept
and Strategies”, Random House,
New York, 1980.

Don E. Suthz, “Strategic Advertising


Campaign”, NTC Business
Books, Lincolnwood, Illinois,
1990.

Jack Sissor & Jim Surmanek,


“Advertising Media Planning”,
Crainbook, Chicago, 1988.

Jurnal Komunikologi Vol. 4 No. 1, Maret 2007 13

Anda mungkin juga menyukai