Anda di halaman 1dari 90

HALAMAN JUDU L

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR KERCERDASAN


MAJEMUK SEBAGAI LANGKAH MENGGALI
MINAT DAN BAKAT ANAK

Tugas akhir
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana

NAMA : WINDI ANGGRAENI


NPM : 201646500260

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2020
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TUGAS AKHIR

Nama : Windi Anggraeni


NPM : 201646500260
Fakultas : Bahasa dan Seni
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Judul Tugas Akhir : Perancangan Buku Cerita Bergambar Kecerdasan
Majemuk Sebagai Langkah Menggali Minat dan Bakat Anak

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Pembimbing Materi Pembimbing Teknik

Nurhablisyah, S.Sos., M.Si. Yulianto Hadiprawiro, S.Sn., M.Ds.


NIDN: 0308077901 NIDN: 0319077801

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Windi Anggraeni


NPM : 201646500260
Fakultas : Bahasa dan Seni
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Judul Tugas Akhir : Perancangan Buku Cerita Bergambar Kecerdasan
Majemuk Sebagai Langkah Menggali Minat dan Bakat Anak

Panitia Ujian

Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto ________________________

Sekretaris : Dr. Supeno, M.Hum.________________________

Anggota :
No. Nama Tanda Tangan
1.

2.

3.

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Windi Anggraeni


NPM : 201646500260
Program Studi : Desai Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul Perancangan Buku Cerita
Bergambar Kecerdasan Majemuk Sebagai Langkah Menggali Minat dan Bakat
Anak beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab V Pasal 25 ayat 2.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.

Yang menyatakan,

Meterai
6000

Windi Anggraeni

iv
ABSTRAK

A. Windi Anggraeni, NPM: 201646500260

B. Perancangan Cerita Bergambar Kecerdasan Majemuk Sebagai Langkah


Menggali Minat dan Bakat Anak. Tugas Akhir; Jakarta; Fakultas Bahasa dan
Seni; Program Studi Desain Komunikasi Visual; Universitas Indraprasta
Persatuan Guru Republik Indonesia, Agustus, 2020

C. xii + 5 Bab + 73 halaman

D. Kata Kunci: Cerita Bergambar, Kecerdasan Majemuk

E. Tujuan penelitian ini untuk merancang sebuah buku cerita bergambar tentang
kecerdasan majemuk. Teori Kecerdasan majemuk yang dicetuskan oleh
Howard Gardner seorang pakar pendidikan dan psikolog modern dari Amerika
Serikat merupakan perkembangan penting dan menjanjikan dalam pendidikan.
Kecerdasan majemuk yang dimaksud adalah kecerdasan-kecerdasan diluar
kecerdasan akademis atau pelajaran tertentu. Macam-macam kecerdasan
majemuk yaitu kecerdasan matematika-logika, kecerdasan visual spasial-
imajinasi, kecerdasan musik-audio, kecerdasan interpersonal-pandai bergaul,
kecerdasan intrapersonal-kecerdasan diri, kecerdasan kinestetik-olah tubuh,
kecerdasan natural-alam, kecerdasan spiritual. Setiap anak memiliki kecerdasan
yang beragam dan perlu disadari sepenuhnya oleh orang tua agar dapat
membantu mengoptimalkan kecerdasan pada masa perkembangannya. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan peneliti mendapatkan
data-data tentang pengembangan kecerdasan majemuk dari hasil studi pustaka,
observasi dan wawancara. Konsep media yang digunakan menggunakan
gambar digital painting dengan ilustrasi bergaya kartunis dengan menggunakan
tata letak yang didominasi oleh ilustrasi. Buku bergambar memiliki 39 halaman
dan menggunakan warna-warna yang identik dengan anak-anak serta
menggunakan huruf yang tegas namun tidak terlihat formal agar mudah dibaca
oleh anak. Hasil yang diharapkan tercapai dalam perancangan buku cerita
bergambar ini yaitu agar anak dapat terinspirasi dan termotivasi untuk menggali
potensinya, serta memberikan poin penting terhadap orang tua dan guru
bagaimana harus berperan untuk mengoptimalkan potensi anak.

F. Daftar Pustaka: 17 Buku (tahun 2006-2019)


3 artikel dalam Jurnal (tahun 2013-2017)
6 sumber lain

G. Pembimbing: Nurhablisyah, S.Sos., M.Si.


(Pembimbing Materi)
Yulianto Hadiprawiro, S.Sn., M.Ds.
(Pembimbing Teknik)

v
MOTO

“Sukses adalah guru yang buruk. Sukses menggoda orang yang tekun ke dalam
pemikiran bahwa mereka tidak dapat gagal.”

(Bill Gates)

“Jika kamu ingin hidup Bahagia, terikatlah pada tujuan, bukan orang atau benda”

(Albert Einstein)

vi
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan
untuk dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Buku Cerita
Bergambar Kecerdasan Majemuk Sebagai Langkah Menggali Minat Dan Bakat
Anak”. Penulisan ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan ujian tugas akhir.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam memberikan motivasi
serta bimbingan untuk menyelesaikan tugas akhir ini, terutama kepada:
1. Nurhablisyah, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing Materi Universitas
Indraprasta PGRI.
2. Yulianto Hadiprawiro, S.Sn., M.Ds. selaku Dosen Pembimbing Teknik
Universitas Indraprasta PGRI.
3. Santi Sidhartani, S.T., M.Ds. selaku Keutua Program Studi Desain Komunikasi
Visual Universitas Indraprasta PGRI.
4. Prof. Dr. H. Sumaryoto selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI.
5. Dr. Supeno, M. Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
6. Dendi Pratama, S,Sn., M.M., M.Ds., selaku Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Indraprasta PGRI.
7. M. Sjafei Andrijanto S.Sn., M.Ds., selaku Sekretaris Program Studi Desain
Komunikasi Visual Universitas Indraprasta PGRI.
8. Seluruh dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas
Indraprasta PGRI.
9. Sri Dasa Peni, S.Pd. selaku narasumber untuk penelitian dalam perancangan
animasi kisah megenaik kecerdasan majemuk.
10. Orang tua serta keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan agar
terselesaikannya tugas akhir ini.
11. Teman-teman dan semuua pihak yang tidak dapat disebutkan yang telah
memberi motivasi secara langsung maupun tidak langsung.

vii
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan, baik
bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak akan penulis terima dengan tangan terbuka
serta sangat diharapkan. Semoga kehadiran tugas akhir ini memenuhi sasarannya.

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TUGAS AKHIR ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
MOTO .................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Batasan Masalah ................................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4
G. Sistematika Penulisan........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................... 7


A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 7
B. Landasan Teori ................................................................................... 11
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30


A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 30

ix
B. Jenis Penelitian ................................................................................... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31

BAB IV PERANCANGAN .................................................................................. 33


A. Objek Penelitian ................................................................................. 33
B. Konsep Dasar Perancangan ................................................................ 47
C. Proses Perancangan ............................................................................ 61
D. Hasil Perancangan .............................................................................. 68

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 72


A. Simpulan............................................................................................. 72
B. Saran ................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR NARASUMBER
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 29

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kecerdasan Pada Anak ..................................................................... 34


Gambar 4.2 Potret Howard Gardner .................................................................... 35
Gambar 4.3 Jenis-jenis Kecerdasan ..................................................................... 42
Gambar 4.4 Theory of Multiple Intellegences ....................................................... 43
Gambar 4.5 Main Mapping Perancangan Buku Cerita Bergambar ...................... 57
Gambar 4.6 Mood Board....................................................................................... 58
Gambar 4.7 Skema Warna .................................................................................... 59
Gambar 4.8 Tampilan Huruf Mister Froggie ........................................................ 59
Gambar 4.9 Aplikasi Huruf Mister Froggie Pada Judul ....................................... 60
Gambar 4.10 Tampilan Huruf SnowHut ............................................................... 60
Gambar 4.11 Aplikasi Huruf SnowHut ................................................................. 60
Gambar 4.12 Gambar Sketsa Kasar Sampul dan Alternatif Sampul ................... 61
Gambar 4.13 Gambar Sketsa Sampul yang Dipilih .............................................. 62
Gambar 4.14 Gambar Alternatif Style Karakter .................................................... 62
Gambar 4.15 Gambar Alternatif Style Karakter yang Dipilih............................... 63
Gambar 4.16 Gambar Sampul Buku Depan yang Dipilih..................................... 64
Gambar 4.17 Gambar Hasil Komprehesif Isi Buku .............................................. 64
Gambar 4.18 Gambar Hasil Komprehesif Isi Buku .............................................. 65
Gambar 4.19 Gambar Hasil Komprehesif Isi Buku .............................................. 65
Gambar 4.20 Gambar Karakter Kak Tia ............................................................... 66
Gambar 4.21 Gambar Karakter Haykal ................................................................ 66
Gambar 4.22 Gambar Karakter Loly .................................................................... 67
Gambar 4.23 Gambar Karakter Ayah .................................................................. 67
Gambar 4.24 Gambar Karakter Ibu ....................................................................... 68
Gambar 4.25 Hasil Akhir Desain Sampul Buku ................................................... 69
Gambar 4.26 Hasil Akhir Desain Isi Halaman 4 dan 5 ......................................... 70
Gambar 4.27 Hasil Akhir Desain Isi Halaman 22 dan 23 ..................................... 70
Gambar 4.28 Hasil Akhir Desain Isi Halaman 24 dan 25 ..................................... 71
Gambar 4.29 Hasil Akhir Desain Isi Halaman 16 dan 17 ..................................... 71

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Daftar Narasumber

Lampiran 3 Surat Persetujuan Pengajuan Judul Penelitian

Lampiran 4 Surat Pengajuan Judul Tugas Akhir

Lampiran 5 Surat Bimbingan Tugas Akhir (Materi)

Lampiran 6 Surat Bimbingan Tugas Akhir (Teknik)

Lampiran 7 Surat Permohonan Observasi dan Wawancara

Lampiran 8 Kartu Asistensi Bimbingan Tugas Akhir (Materi)

Lampiran 9 Kartu Asistensi Bimbingan Tugas Akhir (Teknik)

Lampiran 10 Transkrip Nilai Sementara

Lampiran 11 Kartu Rencana Studi (KRS)

xiii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) adalah salah satu teori

belajar yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang pakar pendidikan dan

psikologi dari Universitas Harvard untuk menunjukan bahwa pada dasarnya

setiap individu memiliki banyak kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan

adalah kemampuan untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah dan

menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana

budaya atau masyarakat tertentu. (Rahmah, 2008: 90)

Teori kercedasan majemuk sangatlah penting dalam proses

perkembangan setiap anak. Akan tetapi pada prakteknya, mendidik anak dengan

pendekatan majemuk tidaklah mudah. Oleh karena itu, peran orang tua

sangatlah dibutuhkan dalam mendidik anaknya. Dalam penerapan kecerdasan

majemuk pada anak akan menemui beberapa hambatan yaitu, banyak orang tua

yang tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu apa itu kecerdasan majemuk dan

beberapa orang tua sudah mengetahui tapi tidak menerapakan atau malas

mempraktekannya. (Syumanjaya, 2014)

Menurut Howard Gardner, kecerdasan majemuk terdiri dari delapan

macam yaitu kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-matematis,

kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinestesis,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan maturalis dan kecerdasan intrapersonal.

Namun, seiring berjalannya waktu maka kecerdasan majemuk akan

1
2

berkembang. Dengan adanya konsep kecerdasan majemuk ini diharapkan

mampu mengubah paradigma guru dan orang tua tentang kecerdasan. Selama

ini, guru dan orang tua menganggap anak tidak cerdas hanya berdasarkan

kemampuan logis-matematis saja. Padahal, intinya semua anak itu cerdas hanya

saja berbeda jenis kecerdasannya, (Wisnu, 2018).

Pengembangan kecerdasan majemuk sangat penting diterapkan dalam

dunia pendidikan khususnya pada jenjang SD (Sekolah Dasar). Hal ini

dikarenakan pada usia tersebut anak sedang mengalami perkembangan kognitif,

sikap dan psikomotor dengan pesat, (Wisnu, 2018).

Dewasa ini, sudah banyak media yang telah menjelaskan kecerdasan

majemuk. Orang-orang lebih banyak menggunakan media digital seperti

Instagram, Facebook, Twitter, dan lain-lain untuk menjelaskan mengenai

kecerdasan majemuk dengan tujuan agar lebih mudah tersampaikan kepada

pembaca. Selain media tersebut, terdapat pula media cetak seperti cerita

bergambar untuk menjelaskan mengenai kecerdasan majemuk. Saat ini

penjelasan mengenai kecerdasan majemuk yang menggunakan media buku

cerita bergambar masih tergolong sedikit. Dari beberapa buku cerita bergambar

yang penulis obervasi, memiliki lebih banyak teks daripada ilustrasinya. Oleh

karena itu, penulis membuat buku cerita bergambar yang ilustrasinya lebih

dominan.

Buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang paling efektif

untuk menjelaskan tentang kecerdasan majemuk, karena buku cerita bergambar

memiliki sifat konkret dan lebih realistis dalam menunjukan pokok


3

permasalahan daripada media verbal. Cerita bergambar juga dapat mengatasi

ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas masalah

dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, serta murah dan

mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus, (Sholichah, 2019).

B. Identifikasi Masalah

1. Teori kecerdasan majemuk sangatlah penting dalam proses perkembangan

setiap anak. Akan tetapi pada praktiknya, mendidik anak dengan pendekatan

majemuk tidaklah mudah.

2. Banyak orang tua yang tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu apa itu

kecerdasan majemuk dan beberapa orang tua sudah mengetahui tapi tidak

menerapkan atau malas mempraktikannya.

3. Selama ini, guru dan orang tua menganggap anak tidak cerdas hanya

berdasarkan kemampuan logis-matematis saja.

4. Beberapa buku cerita bergambar yang beredar memiliki lebih banyak teks

daripada ilustrasinya.

5. Buku cerita bergambar yang ada, hanya fokus pada anak-anak dan tidak

melibatkan orangtua.

C. Batasan Masalah

1. Banyak orang tua yang tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu apa itu

kecerdasan majemuk dan beberapa orang tua sudah mengetahui tapi tidak

menerapkan atau malas mempraktekannya.


4

2. Buku cerita bergambar yang ada, hanya fokus pada anak-anak dan tidak

melibatkan orangtua.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana merancang buku cerita bergambar kecerdasan majemuk

sebagai langkah menggali minat dan bakat anak?

E. Tujuan Penelitian

Untuk merancang buku cerita bergambar kecerdasan majemuk sebagai

langkah menggali minat dan bakan anak.

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoretis

a. Sebagai salah satu bahan rujukan untuk penelitian tentang pengolahan

informasi melalui media buku cerita bergambar.

b. Menerapkan ilmu Desain Komunikasi Visual dalam buku cerita

bergambar seperti layout, huruf dan ilustrasi yang tepat untuk

memecahkan masalah orang tua untuk menggali minat dan bakat anak.

2. Kegunaan praktis

a. Diharapkan hasil rancangan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang kecerdasan majemuk dan mengetahui kecerdasan apa yang

dimiliki pada anak usia dini.


5

b. Menjadi media informasi untuk anak sebagai upaya menggali minat dan

bakat anak.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini meliputi beberapa bab, antara lain:

1. BAB I Pendahuluan

Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

dan sistematika penelitian. Pendahuluan memberikan gambaran umum

mengenai teori kecerdasan majemuk dan pentingnya penerapan kecerdasan

majemuk pada masa perkembangan anak.

2. BAB II Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan landasan teori dan tinjauan pustaka tentang

kecerdasan majemuk, serta landasan teori yang berisi penjelasan mengenai

teori desain komunikasi visual melalui elemen desain yang digunakan

terkait dengan pembuatan buku cerita bergambar, seperti teori ilustrasi,

pewarnaan, tata letak, dan lain lain.

3. BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini menjelaskan tentang teknik pengumpulan data, waktu,

dan tempat penelitan, jenis penelitian, instrument penelitian, dan teknik

analisis data untuk mendapatkan informasi dan beberapa literatur Pustaka,

wawancara pada narasumber, dan observasi menyeluruh agar data dan


6

informasi yang didapat terkait objek dapat menjadi sebuah acuan konsep

perancangan.

4. BAB IV Perancangan

Bab ini menjelaskan tentang proses perancangan buku cerita

bergambar “Aku Istimewa” yang dilakukan melalui observasi, studi

literatur, dan wawancara yang kemudian dibahas ke dalam analisis data dan

dibagi menjadi beberapa sub bab. Selanjutnya dalam sub bab berisi tentang

konsep perancangan media utama yaitu buku cerita bergambar sebagai salah

satu media informasi melalui visualisasi tokoh karakter dengan Teknik

pewarnaan dan Teknik tata letak dalam keilmuan desain komunikasi visual.

5. BAB V Penutup

Bab ini berisi simpulan tentang hasil dari perancangan media utama yaitu

buku cerita bergambar “Aku Istimewa” juga saran untuk peneliti

selanjutnya agar berkarya lebih baik.


7

BAB II TINJAUAN PUSTA KA DAN LANDA SAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitan ini, perlu melakukan beberapa pengumpulan data-data

berupa literatur yang didapat dari buku, skripsi, atau jurnal penelitian. Data ini

nantinya akan dipakai sebagai bahan acuan untuk penelitian tentang

kecerdasan majemuk yang dibuat dengan media buku cerita bergambar.

Berikut adalah beberapa literatur yang dijadikan sebagai bahan acuan:

1. Buku

a. Buku berjudul “Semua Anak Bintang” yang ditulis oleh Munif Chatib

dan diterbitkan oleh Penerbit Mizan Publisher tahun 2016. Dalam

buku ini berisi informasi bahwa setiap manusia memiliki banyak

kecenderungan kecerdasan. Dengan menggali kecerdasan dan bakat

terpendam dengan Multiple Intelligence Research (MIR). Manfaat

dari buku ini adalah memberikan sejarah dan pengertian mengenai

kecerdasan majemuk serta memberikan cara mengubah pandangan

masyarakat mengenai kecerdasan majemuk. Dalam perancangan buku

cerita bergambar menggali minat dan bakat anak.

b. Buku berjudul “Buku Kerja Multiple Intelligence” yang ditulis oleh

Thomas R. Hoer dan diterbitkan oleh Penerbit PT. Mizan Pustaka

tahun 2017. Buku ini menjelaskan tentang perbedaan kecerdasan yang

dimiliki setiap anak didik. Tidak ada anak didik yang tidak berpotensi,
8

serta potensi uniknya dapat digarap secara luar biasa lewat pendidikan

berbasis kecerdasan majemuk. Manfaat dari buku ini untuk

perancangan tugas akhir adalah untuk memperoleh pemahaman

tentang kecerdasan-kecerdasan yang ada dalam teori kecerdasan

majemuk dan cara menanganinya pada alur cerita dan karakter di

media buku cerita bergambar.

c. Buku berjudul “Aku Anak Cerdas” yang ditulis oleh Holy Setyowati

Sie, BBA dan diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia pada tahun

2014. Buku ini bertujuan untuk mengubah presepsi dan cara pandang

orang tua terhadap anak-anaknya, sehingga mereka dapat melihat

anak sebagai pribadi yang unik, tidak sama dengan teman-temannya.

Pribadi menarik selama ini tersembunyi hanya karena orang tua selalu

menggunakan kacamata akademis untuk melihat potensi anak.

Manfaat buku ini untuk perancangan tugas akhir adalah memberikan

informasi tentang data terkini kecerdasan majemuk.

d. Buku berjudul “Mendeteksi Minat & Bakat Anak Melalui Cerita”

yang ditulis oleh Firman Junaedi dan diterbitkan oleh Penerbit DIVA

Kids tahun 2016. Buku ini berisikan mengenai beberapa cerita

bergambar yang disusun berdasarkan 9 kecerdasan majemuk (multiple

intelligences) yaitu, kecerdasan linguistik, intrapersonal,

interpersonal, kinestetik, spiritual, naturalis, visual-spasial, musikal,

dan logika. Manfaat dari buku ini untuk perancangan buku cerita

bergambar kecerdasan majemuk adalah sebagai referensi atau acuan


9

dalam pembuatan naskah, plot cerita, dan alur cerita yang nantinya

akan dibuat sebagai konten atau isi dalam media informasi berupa

buku cerita bergambar.

2. Jurnal

a. Jurnal yang ditulis oleh Mubiar Agustin dengan judul “Mengenali dan

Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Sejak Dini

Sebagai Tonggak Awal Melahirkan Generasi Emas” tahun 2014 vol 4

(no 2) hal 114-122. Jurnal ini membahas tentang potensi yang dimiliki

setiap anak yang jika dikembangkan dengan benar akan sangat

bermanfaat untuk dunia, karena setiap anak terlahir ke dunia dengan

potensi yang unik. Tantangan terbesar adalah menyingkirkan batu

besar yang menghalangi jalan mereka dalam menemukan,

mengembangkan, dan mengoptimalkan anugerah yang mereka miliki.

Manfaat jurnal ini untuk penelitian adalah memberikan wawasan luas

dan dan bagaimana upaya mengembangkan potensi kecerdasan

majemuk pada manusia.

b. Jurnal yang ditulis oleh Hairul Arifin dengan judul “Konsep Multiple

Intelligences System pada Sekolah Menengah Pertama Al-Washliyah

8 Medan dalam Perspektif Islam” tahun 2017 vol 3 (no 1). Jurnal ini

membahas tentang pendekatan dalam penelitian secara kualitatif

dengan metode deskriptif, metode penelitian yang digunakan di jurnal

ini adalah untuk pencarian fakta pada obyek yang alamiah dengan

interpretasi yang tepat. SMP Al Washliyah di kota Medan adalah


10

lembaga pendidikan/sekolah binaan Yayasan Aljam’iyatul Washliyah

yang menerapkan konsep Multiple Intelligences. Manfaat jurnal ini

adalah sebagai acuan utama mengenai pengertian kecerdasan

majemuk dan referensi informasi dan kelengkapan data dari berapa

buku untuk perancangan buku cerita bergambar kecerdasan majemuk

pada anak.

c. Jurnal yang ditulis oleh Djamilah Bondan Widjajanti yang berjudul

“Teori Kecerdasan Majemuk” tahun 2012. Jurnal ini membahas

tentang bagaimana pendidik atau guru dapat memilih metode

pendekatan atau media pembelajaran yang memungkinkan setiap

siswa memanfaatkan semua kecerdasan yang mereka miliki. Manfaat

jurnal ini adalah acuan data tentang sejarah kecerdasan majemuk,

mempelajari bagaimana cara pendekatan pengajar dan anak sehingga

kecerdasan nya dapat terbangun dengan optimal, serta kelengkapan

data dari beberapa buku untuk perancangan buku cerita bergambar

kecerdasan majemuk pada anak.

d. Jurnal ini ditulis oleh Ellen Prima Jurnal berjudul “Penerapan

Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Kecerdasan Majemuk

(Multiple Intelligence)” tahun 2017 vol 2 (no 2) hal 217. Isi dari jurnal

ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas pembelajaran

PAUD berbasis kecerdasan majemuk anak dan memberikan

pengetahuan tentang penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan

majemuk. Jurnal ini menggunakan metode kualitatif jenis deskriptif.


11

Hasil dari jurnal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran

anak usia dini berbasis kecerdasan majemuk menuntut pendidik harus

memiliki daya kreativitas dengan menggunakan berbagai metode

pembelajaran yang bervariasi.

B. Landasan Teori

Dalam perancangan buku cerita bergambar, peneliti melakukan studi

literatur untuk mendapatkan data pendukung dan juga data yang telah diperoleh

sebelumnya. Dalam sebuah penelitian, akan terdapat landasan teori yang

nantinya mendukung data kecerdasan majemuk yang telah disimpulkan dan

akan dirancang media publikasinya. Berikut ini adalah teori-teori yang

digunakan dalam perancangan buku cerita bergambar:

Teori Desain Komunikasi Visual

Menurut Kusrianto, desain komunikasi visual adalah suatu disiplin

ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta

ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan

gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang

berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna dan

layout (tata letak/perwajahan), (Sriwaitari & Widnyana, 2014: 2).

Desain komunikasi visual memiliki peran mengomunikasikan pesan

atau informasi kepada pembaca dengan berbagai kekuatan visual, seperti

tipografi, ilustrasi, warna, garis, layout, dan elemen desain lainnya. DKV

(Desain Komunikasi Visual) dikategorikan sebagai commercial art karena


12

merupakan paduan antara seni rupa dan keterampilan komunikasi untuk

tujuan bisnis. Dalam perkembangannya, teknologi komputerisasi yang

canggih berpengaruh pada munculnya media-media yang tidak biasa atau

unik, berbeda dengan yang sering kita temukan ketika di jalan. Pada

umumnya, di jalan-jalan biasanya kita sering melihat iklan-iklan media

luar ruang dengan menggunakan billboard, banner, spanduk, baliho,

poster, dan lainnya. (Supriyono, 2010: 9)

Buku cerita bergambar merupakan salah satu media visual yang

dijadikan sebagai media komunikasi kepada khalayak. Buku cerita

bergambar memuat pesan yang disampaikan melalui alur cerita. Buku

cerita bergambar cenderung bersifat komunikasi persuasif yaitu

menyampaikan pesan yang dilakukan untuk mengajak dan merubah

perilaku seseorang.

Pengertian Buku

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku adalah lembar

kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku disusun

menggunakan bahasa sederhana, menarik dan dilengkapi gambar serta

daftar pustaka. Lewat buku seorang peneliti dapat menunjukan dirinya

secara hampir utuh dan berstruktur. (Kurniasih, 2014: 60)

Buku tersusun atas bagian-bagian yang membangun buku menjadi

sebuah struktur bahan cetak yang layak untuk dibaca oleh khalayak umum.

Suwarno (2011: 77) menyebutkan mengenaik bagian-bagian penyusun


13

buku secara umum. Struktur atau bagian-bagian buku secara umum antara

lain:

a. Cover

Cover, atau bisa juga disebut sampul buku merupakan bagian

paling luar buku yang berguna untuk penyajian judul, nama penulis,

serta nama penerbit. Cover biasanya disertai dengan gambar grafis

untuk mendukung daya tarik pembaca. Berdasarkan peletakan atau

posisinya, maka cover buku terdiri dari:

 Cover depan, merupakan tampilan depan yang terletak di

bagian awal buku.

 Cover belakang, merupakan cover yang terletak pada baguan

akhir yang menjadi penutup buku.

 Punggung buku, terletak pada bagian samping antara cover

depan dan cover belakang. Biasanya ada pada buku-buku

yang tebal sebagai pelindung ketebalan buku.

 Endorsement, merupakan kalimat dukungan yang diberikan

oleh pembaca awal yang ditulis pada cover buku bagian

belakang. Berfungsi sebagai bentuk penguatan dan daya

pikat dari buku tersebut.

 Lidah cover, dibuat untuk kepentingan estetika terbitan.

Lidah cover biasanya berisi foto beserta Riwayat hidup

penulis atau ringkasan buku yang biasa juga disebut denagn

telinga buku atau jaket buku.


14

b. Halaman Preliminaries

Halaman preliminaries merupakan halaman pendahuluan yang

sangat perlu disertakan sebelum informasi atau isi utama buku

disampaikan. Halaman ini terletak diantara cover dan isi buku.

Halaman preliminaries dapat terdiri dari:

 Halaman judul, berisi judul, sub-judul, nama penulis, nama

penerjembah, hingga penerbit. Beberapa buku juga

menambahkan halaman prancis atau halaman kulit ari yang

hanya berisi judul buku saja.

 Halaman kosong, biasanya terletak dibalik halaman prancis

yang tidak memuat informasi apapun. Halaman ini biasanya

dimanfaatkan oleh beberapa penerbit untuk menampikan

undang-undang hak cipta.

 Catatan hak cipta (copyright), pada halaman ini memuat

judul buku, nama penulis/pengarang/penerjemah, pemilik

hak cipta, dan tim publikasi.

 Halaman tambahan, halaman ini berisi prakata atau kata

pengantar dari penulis.

 Daftar isi

c. Bagian Utama (Isi)


15

Pada bagian ini membahas informasi atau materi inti dari buku

tersebut. Beberapa bagian yang menyusun bagian inti atau isi ini

antara lain:

 Pendahuluan, merupakan sebagai awalan sebelum pembaca

membaca pokok permasalahan sehingga pembaca

mengetahui mengapa pokok permasalahan tersebut perlu

dibahas.

 Judul bab, sebuah buku biasanya terdiri dari beberapa bab

dimana masing-masing bab membahas mengenai topik

umum tertentu.

 Alinea, atau dapat disebut juga paragraf merupakan bagian

dimana penulis menuangkan isi atau apa yang hendak

disajikan.

 Perincian, deskripsi mengenai objek agar pembaca tidak

bingung terhadap objek yang sedang dibahas.

 Kutipan

 Ilustrasi

 Judul lelar, biasanya ditempatkan diatas atau di bawah teks

biasanya berisi judul buku atau judul baba tau nama

pengarang sebuah buku.

 Inisial, penegasan awalan huruf atau kalimat pada masing-

masing bab dilakukan dengan mencetak tebal dan membuat

ukuran sebuah huruf lebih besar dari huruf lainnya.


16

d. Bagian postliminary

Bagian ini merupakan bagian akhir untuk menutup isi buku.

Diletakan antara bagian utama dengan cover belakang buku. Bagian

ini terdiri dari:

 Catatan penutup, biasanya berisi kesimpulan atau ringkasan

atau penambahan materi atau informasi yang relevan.

 Daftar istilah atau glossary.

 Lampiran

 Indeks, berupa daftar istilah yang terdapat dalam buku yang

disertai dengan halaman dan disusun secara alfabetis agar

mempermudah pencarian.

 Daftar Pustaka

 Biografi penulis

Pengertian Buku Cerita Bergambar

Buku bergambar adalah buku yang berisi gambar-gambar atau

lukisan (ilustrasi) sebagai elemen yang lebih penting daripada teks. Cerita

bergambar merupakan media yang unik, hal ini dikarenakan cerita

bergambar menggabungkan teks dengan gambar dalam bentuk yang

kreatif. Media ini sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia,

karena memiliki kelebihan yaitu mudah dipahami. Menurut Zeegen buku


17

bergambar anak-anak memainkan peran formatif dalam pendidikan visual

melalui pesan yang mereka bawa dan sarana informasi yang disampaikan.

(Zeegen, 2009: 24)

Menurut Kartini (dalam Lestari, 2018: 6) buku cerita bergambar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Bersifat rekaan atau fiksi yang artinya salah satu cerita itu bersifat

tidak nyata atau karangan.

Bersifat naratif artinya suatu karangan itu menceritakan suatu

kejadian atau peristiwa.

Mempunyai tema, alur setting, dan penokohan.

Bersifat fantasi atau khayalan.

Macam-macam buku cerita bergambar sebagai berikut:

a. Legenda, yaitu cerita asal usul suatu tempat atau daerah.

b. Fabel, yaitu cerita yang diperankan oleh binatang dan tentang

binatang.

c. Mite atau mitos, yaitu cerita tentang legenda namun lebih

menceritakan tentang dewa-dewi.

d. Sage, yaitu cerita lama yang banya menceritakan tentang kejadian

mistik.

Menurut Dwi Hastuti (Lestari, 2018: 11) buku cerita ternyata

memiliki potensi yang besar untuk menumbuhkan minat baca pada anak.

Menumbuhkan sikap gemar membaca anak tidak hanya menjadi tanggung

jawab sekolah, dorongan dan didikan dari orang tua juga dapat
18

menumbuhkan sikap gemar membaca pada anak. Membangkitkan

kegemaran akan membaca sangatlah penting, karena dengan membaca

maka anak-anak dapat melihat dunia dan dapat memperluas pengetahuan,

serta mengembangkan imajinasi anak.

Elemen Desain Buku Cerita Bergambar

Warna

Warna merupakan perlengkapan gambar serta mewakili

suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga

merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan

penglihatan sehingga mampu merangsang muncul rasa haru, sedih,

gembira, atau semangat, dan lain-lain (Kusrianto, 2009: 46).

Pemilihan warna yang tepat sangat berpengaruh pada proses

mendesain identitas visual.

Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik

perhatian pembaca adalah warna. Apabila pemakaian warna kurang

tepat maka dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan dan

bahkan dapat menghilangkan gairah membaca. Jika mengunakan

warna dengan tepat akan membantu atau semangat dan membuat teks

lebih berbicara. Kekuatan warna sangat dipengaruhi oleh background.

(Supriyono, 2010: 70)

Menurut (Wibowo, 2015: 136-137) warna dingin adalah

warna yang memiliki kesan lebut, teduh dan tenang, sedangkan warna

hangat yaitu warna yang memiliki kesan panas mencolok, semangat,


19

bijaksana dan dinamis. Warna panas terbentang dari warna ungu

kemerahan hingga kuning. Sedangkan, warna dingin membentang

dari ungu hinga hijau kekuningan.

Menurut fungsi psikologis jika dilihat dari sudut pandang

ilmu kejiwaan, warna dikaitkan dengan karakter-karakter manusia.

Dalam pengaturan temperature, warna itu dingin atau hangat tidak

dapat dirasakan secara fisik, namun dapat dibayangkan dan dipahami

melalui imajinasi serta ingatan dari memori otak manusia, sehingga

memicu emosi yang ada dalam diri manusia untuk dapat menentukan

temperature dalam setiap warna yang ada, (Landa, 2006: 86-92).

Pemilihan warna sangat penting dalam membuat sebuah

desain, yaitu sebagai pelengkap, penanda, serta memberikan identitas

pada sebuah desain yang dibuat agar desain tersebut dapat tepat pada

target dan sasaran. Poulin (2011: 59-60) mengungkapkan bahwa

warna memiliki peran untuk menginformasikan pesan serta kesan

yang terkandung dalam sebuah desain. Warna juga mampu menjadi

elemen desain yang memiliki daya tarik dalam sebuah desain,

sehingga para pengamatnya dapat tertarik untuk memahami maksud

dari pesan yang ingin disampaikan dalam desain tersebut.

Ilustrasi

Menurut Supriyono (2010: 51) pengertian ilustrasi secara

umum adalah gambar atau foto yang bertujuan menjelaskan teks dan

sekaligus menciptakan daya tarik. Bentuk ilustrasi dalam desain


20

komunikasi visual tidak selalu berupa gambar (hand drawing), namun

bisa berupa foto, goresan abstrak, garis warna, tekstur, huruf, dan

sembarangan elemen visual yang dapat mendukung terbentuknya

tujuan komunikasi dan estetika.

Ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk

memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual

(Kusrianto, 2009: 111-151). Ilustrasi bisa berbentuk macam-macam,

seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan akhir-akhir ini

bahkan banyak dipakai image bitmap hingga karya foto (Kusrianto,

2009: 140).

Menurut Supriyono (2010: 51), ilustrasi yang berhasil

menarik perhatian pembaca pada umumnya memenuhi beberapa

kriteria sebagai berikut:

a. Komunikatif, informatif, dan mudah dipahami.

b. Menggugah perasaan dan hasrat untuk membaca.

c. Ide, baru, orisinil, bukan merupakan plagiat atau tiruan.

d. Punya daya pukau (eye-catcher) yang kuat.

e. Jika berupa foto atau gambar, harus punya kualitas

memadai, baik dari aspek seni maupun Teknik pengerjaan.

Menurut Soedarso (2014:566) berdasarkan macam

penampilannya, gambar ilustrasi memiliki berbagai jenis, yaitu:

a. Gambar Ilustrasi Naturalis adalah jenis gambar dengan

memiliki tampilan bentuk dan warna yang sama dengan


21

kenyataan (realis) yang ada di alam tanpa adanya

pengurangan atau pun penambahan.

b. Ilustrasi Dekoratif adalah gambar yang berfungsi untuk

menghiasi sesuatu dengan bentuk ilustrasi tampilan

disederhanakan atau dilebih-lebihkan (dibuat gaya

tertentu).

c. Jenis Gambar Kartun adalah gambar yang memiliki bentuk-

bentuk yang lucu atau memiliki ciri khas tertentu. Biasanya

gambar kartun banyak menghiasi majalah anak-anak,

ilustrasi komik, dan cerita bergambar.

d. Gambar Karikatur adalah gambar kritikan atau sindiran

dimana dalam penggambarannya telah mengalami

penyimpangan bentuk proporsi tampilan tubuh. Gambar ini

banyak ditemukan di majalah atau koran.

e. Cerita Bergambar (Cergam) adalah sejenis komik atau

gambar yang diberi teks. Teknik menggambar cergam

dibuat berdasarkan cerita dengan berbagai sudut pandang

penggambaran ilustrasi yang menarik.

f. Ilustrasi buku pelajaran mempunyai fungsi untuk

menerangkan teks atau suatu keterangan peristiwa baik

ilmiah maupun gambar bagian. Bentuknya bisa berupa foto,

gambar natural, juga bisa berbentuk bagan.


22

g. Ilustrasi khayalan adalah gambar hasil pengolahan daya

cipta secara imajinatif (khayal). Cara penggambaran seperti

ini banyak ditemukan pada ilustrasi cerita, novel, roman,

dan komik

Gaya gambar pada illustrasi bervariasi tergantung cerita dan

keahlian dari perancang. Pada umunya gaya pada ilustrasi terdapat 3

jenis, yaitu

a. Gaya kartun

Gaya kartun adalah gaya yang tidak terikat oleh anatomi

tubuh yang sebenarnya dan gaya gambar yang minimalis

dan lucu.

b. Gaya semirealis

Gaya semirealis adalah gaya gabungan antara gaya kartun

dan gaya realis. Gaya ini mengikuti gaya anatomi manusia

yang sesungguhnya namun tedapat penyederhanaan bentuk

sehingga tidak sedetail gaya realis.

Gaya realis

Gaya realis adalah gaya gambar komik dibuat semirip

mungkin mendekati objek yang digambar seperti, anatomi,

postur tubuh, wajah, manusia, satwa maupun tumbuhan.

Berdasarkan penjelasan di atas, ilustrasi yang akan diterapkan

oleh peneliti ke dalam buku cerita bergambar berjudul Bakat

Istimewaku adalah gaya kartun.


23

c. Tipografi

Menurut Supriyono (2010: 20) tipografi merupakan mata

pelajaran kejuruan atau mata kuliah pokok yang wajib dikuasai. Di

negara-negara maju, tipografi tidak hanya dikerjakan secara manual,

tetapi menggunakan komputer. Pemilihan jenis dan karakter huruf,

serta cara pengelolaannya akan sangat menentukan keberhasilan

dalam Desain Komunikasi Visual.

Tipografi memiliki fungsi untuk membantu proses penyususan

dan pengaturan kata-kata ke dalam bentuk tulisan, sehingga konten

atau pesan yang ingin disampaikan dapat dikomunikasikan dengan

baik.

Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung

tombak guna menyampaikan pesan verbal dan visual kepada

seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan

tujuan akhir proses penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan atau target sasaran. Huruf dan tipografi merupakan soko

guru tunggal yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang

lainnya. Hal ini dikarenakan perananan huruf dan tipografi sangat

penting dalam penyampaian informasi terkait keberadaan sebuah

produk atau jasa. Maka, mutlak bagi designer komunikasi visual

mengenali bentuk tipografi.

Tipografi dalam hal ini adalah seni memilih dan menata huruf

untuk berbagai kepentingan menyampaikan informasi berbentuk


24

pesan sosial atau pun komerisal. Dewasa ini, perkembangan tipografi

banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital. (Tinarbuko,

2009: 24-25)

Menurut Hendratman (2014: 153), huruf dapat digolongkan

menjadi 7 gaya atau style yaitu:

1) Huruf Berkait (Serif)

Memiliki sifat formal, tegas, rapih, elegan dan mewah.

Namun, huruf dberkait kurang mudah dibaca. Huruf jenis

ini cocok untuk huruf desain di media cetak seperti koran,

skripsi, tentunya untuk media yang diperuntukan serius.

2) Huruf Tak Berkait (Sans Serif)

Memiliki sifat kurang formal, sederhana dan akrab. Huruf

sans serif sangat mudah dibaca dan bisa ditempatkan ke

segala macam media.

3) Huruf Tulis (Script)

Huruf tulis merupakan jenis huruf yang setiap hurufnya

saling terkait seperti tulisan tangan. Huruf ini memiliki sifat

anggun, tradisional, pribadi dan informal. Huruf script

cocok dipakai untuk desain undangan pernikahan, ulang

tahun dan keluarga.


25

4) Huruf Hiasan (Dekoratif)

Adalah jenis huruf yang setiap hurufnya dibuat secara

detail, kompleks dan rumit. Sifat dari huruf hiasan yaitu

mewah, bebas, anggun, dan tradisional.

Berdasarkan macam-macam huruf yang telah dijelaskan, maka

jenis huruf yang akan penulis gunakan dalam perancangan buku cerita

bergambar ini adalah jenis huruf sans serif. Jenis huruf sans serif ini

dipilih karena jenis huruf sans serif lebih modern, sederhana dan

bersifat fungsional. Jenis huruf ini digunakan karena lebih mudah

dibaca untuk anak-anak terutama diusia remaja.

d. Tata Letak/Layout

Layout adalah peletakan elemen-elemen desain terhadap suatu

bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang

dibawanya. Proses layout adalah salah satu tahapan proses kerja

dalam mendesain buku. Prinsip dasar layout adalah merupakan

prinsip dasar desain grafis. (Anggraini & Nathalia, 2016: 75-77)

Menurut Hendratman, untuk membuat layout yang baik perlu

memperhatikan prinsip-prinsip desain yaitu keseimbangan, irama,

kesatuan dan penekanan. (Hendratman, 2014: 197)

Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam

penyusunan tata letak buku, antara lain adalah urutan (sequence),

penekanan (emphasis), keseimbangan (balance), dan kesatuan (unity).

Tujuan dari penggunaan prisip tersebut yaitu agar elemen gambar dan
26

teks menjadi komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam

menerima informasi yang disajikan dalam sebuah desain. (Rustan,

2008)

Hendratman (2014: 198) mengklasifikasikan layout ke dalam

beberapa jenis antara lain sebagai berikut:

1) Mondrian Layout

Diciptakan oleh seorang pelukis Belanda yang bernama

Piet Mondrian. Layout ini disajikan dalam bentuk potongan

kotak-kotak dengan berbagai ukuran, warna dan proporsi

yang berbeda namun tersusun sejajar dan terpadu sehingga

membentuk suatu komposisi yang harmonis.

2) Multi Panel Layout

Multi panel layout adalah layout yang dibagi menjadi

beberapa panel tema dalam bentuk yang variatif. Setiap

panelnya menyampaikan informasi fitur atau produk yang

berbeda.

3) Picture Window Layout

Sebuah ilustrasi/gambar berukuran besar mendominasi

bidang layout, kontras dengan teks dan logo yang tampil

sangat kecil.

4) Silhouette Layout

Silhouette layout adalah gaya layout yang didominasi oleh

gambar bayangan. Gambar siluet tersebut biasa dipakai


27

sebagai gambar latar belakang. Karena pentingnya siluet

tersebut, maka teks di sekitarnya akan terpengaruh

posisinya.

Pada buku cerita bergambar bakat istimewa ini peneliti

menerapkan layout picture window, karena sebuah ilustrasi yang

mendominasi akan menarik perhatian pembaca.

e. Teori Grid

Grid sangat berguna untuk menjaga konsistensi margin.

Susunan grid pada suatu halaman dapat berbentuk sederhana maupun

sangat kompleks. Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat

dalam me-layout. Grid mempermudah kita dalam menentukan tempat

untuk meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi

serta kesatuan layout. Grid berguna untuk karya desain yang

mempunyai beberapa halaman.

Rustan (2009: 68-69) menjelaskan berbagai jenis-jenis grid,

diantaranya adalah:

1) Coloums grid

Coloumn grid adalah salah satu jenis grid yang paling

umum digunakan dalam buku, majalah, newsletter, surat

kabar, tabloid, company profile dan lainnya. Bentuk grid ini

sangat fleksibel dan dapat mengakomodir artikel atau rubik

yang berlainan dalam satu halaman.


28

2) Modular grid

Modular grid awalnya berasal dari coloumn grid yang

dibagi lagi secara horizontal, sehingga menciptakan modul

kotak-kotak. Di luar fungsinya, modular grid juga akan

menambah estetika dan kerapihan pada desain tata letak

secara keseluruhan.

3) Manuscript grid

Manuscript grid adalah jenis grid yang paling sederhana

yang terdiri dari sebuah kolom saja. Jenis seperti ini sering

ditemui di buku cerita fiksi atau novel. Desain dari

manuscript grid biasanya digunakan untuk menunjukkan

kesan klasik, dewasa dan kokoh.

4) Hierarchical grid

Hierarchical grid didasarkan pada susunan hirarkis atau

prioritas elemen-elemen desain yang ingin diletakkan. Jenis

grid ini adalah gabungan antara coloumn grid dengan

modular grid namun penempatannya elemen cenderung

lebih bebas.
29

C. Kerangka Berpikir

Kecerdasan Majemuk

Latar Belakang
1. Teori Kecerdasan majemuk merupakan perkembangan penting dan menjanjikan dalam
pendidikan
2. Dalam Kecerdasan majemuk ada 9 jenis kecerdasan pada manusia.
3. Adanya kecerdasan majemuk menunjukkan bahwa setiap anak punya potensi yang bisa
dikembangkan secara optimal jika distimulasi dengan baik.

Pustaka Observasi Wawancara


1. TK Bugar Vitaloka Wawancara lansung
Berupa skripsi, tesis, 2. TK Tunas Mutira kepada Kepala Sekolah
artikel jurnal, dan
3. TK RA Tsabita TK Bugar Vitaloka
dokumen daring

Kondisi Ideal Kondisi Realitas


1. Seharusnya Orang Tua mengerti 1. Kurangnya pemahaman orang tua tentang
pengembangan Kecerdasan Majemuk Kecerdasan Majemuk
2. Terdapat buku cerita bergambar yang 2. Belum adanya buku cerita bergambar
Memotivasi anak untuk mengembangkan untuk memotivasi anak mengembangkan
kecerdasannya. kecerdasannya.

Masalah Utama:
1. Agar Anak-anak dapat lebih terninspirasi dan memotivasi anak untuk menggali
potensi kecerdasan mereka selain kecerdasan akademis
2. Minimnya Buku cerita bergambar tentang pengembangan kecerdasan majemuk.

Solusi:
Perancangan Buku Cerita Bergambar Kecerdasan Majemuk sebagai langkah Menggali
minat dan bakat anak

Media
Buku Cerita Bergambar

Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
Sumber: Dokumen pribadi, 2019
BAB III METOD E PEN ELITIAN

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari Maret 2019 sampai dengan Agustus

2020. Rentang waktu ini penulis gunakan untuk mencari data literatur tentang

kecerdasan majemuk, data wawancara dan data observasi yang berkaitan dengan

kecerdasan majemuk.

Tempat penelitian dilaksanakan di Jakarta Selatan untuk pengumpulan

data literatur dan Kota Bogor untuk pengambilan data observasi serta

wawancara.

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif, penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

objek ke dalam lisan maupun tulisan. (Herdiansyah, 2010: 8)

Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan cara

stastistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat

menunjukan kehidupan masyarakat yang berupa kejadian, fenomena, dan gejala

social. Untuk itu penulis menggunakan metode ini dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi yang relevan mengenai kecerdasan majemuk yang

nantinya menjadi acuan penelitian. Hal yang penulis lakukan untuk

30
31

mendapatkkan informasi yaitu dengan cara melalui studi literatur, wawancara

kepada narasumber dan observasi ke tempat-tempat tertentu. Tujuan dari

dilakukannya penelitian ini yaitu diharapkan peneliti dapat menganalisis serta

mendeskripsikan kecerdasan majemuk melalui buku cerita bergambar.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian untuk merancang buku cerita bergambar kecerdasan

majemuk sebagai langkah menggali minat dan bakat anak, teknik pengumpulan

data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Literatur

Data literatur didapat dari buku, skripsi, artikel, jurnal, penelitian,

serta portal berita (website) yang berkaitan dengan kercerdasan majemuk.

2. Wawancara

Wawacara dilakulan penulis bersama narasumber bernama Sri Dasa

Peni, S.Pd selaku Kepala Sekolah KB dan TK Bugar Vitaloka. Tujuan dari

wawancara yang penulis lakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana cara

kegiatan belajar mengajar yang berlaku di sekolah tersebut, yang mana KB

dan TK Bugar Vitaloka telah menerapkan teori kecerdasan majemuk untuk

kegiatan pembelajarannya. Wawancara dilakukan di KB dan TK Bugar

Vitaloka yang berlokasi di Kota Bogor pada tanggal 20 Desember 2019.

Observasi dilakukan di Kota Bogor tepatnya di KB dan TK Bugar

Vitaloka karena program bimbingan pada KB dan TK Bugar Vitaloka

berbasis pada teori kecerdasan majemuk. Sekolah ini berlokasi di Jalan Raya
32

Guru Muchtar RT 001, RW 006, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor

Utara, Kota Bogor, 16155. Hal-hal yang diamati adalah interaksi dan

perilaku murid, khususnya pada murid yang memiliki kecerdasan yang ada

pada kecerdasan majemuk.


BAB IV PERANCANGAN

PERANCANGAN

A. Objek Penelitian

1. Kecerdasan majemuk (multiple intelligence)

Kecerdasan majemuk merupakan istilah dalam kajian tentang

kecerdasan yang ditemukan oleh seorang pakar pendidikan dari Amerika

Serikat bernama Howard Gardner. Kecerdasan majemuk adalah sebuah

penilaian yang dilihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan

kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu,

(Agustin, 2013: 114).

Multiple intelligences merupakan kecerdasan yang relatif baru

dikenalkan oleh Howard Gardner. Teori kecerdasan majemuk merupakan

salah satu perkembangan penting dan menjanjikan dalam pendidikan. Pada

dasarnya kecerdasan tidak hanya diukur dari kecerdasan dalam menjawab

pembelajaran, namun kecerdasan juga harus bernilai kemampuan untuk

menyelesaikan masalah, kemampuan menemukan persoalan-persoalan

baru, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu, (Arifin, 2017: 54)

Teori kecerdasan majemuk menjelaskan terdapat 9 macam

kecerdasan manusia yaitu, kecerdasan verbal-bahasa-linguistik,

kecerdasan matematika-logika, kecerdasan visual-spasial-imajinasi,

kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal-cerdas bergaul, kecerdasan

intrapersonal-kecerdasan diri, kecerdasan kinestetik fisik-cerdas olah

33
34

tubuh, kecerdasan natural-cerdas terhadap alam, dan kecerdasan spiritual.

(Sie, Tahun: 27)

Gambar 4.1
Kecerdasan Pada Anak
Sumber: www.republika.co.id, 2019

Menurut Gardner, sebaiknya sebagai orang tua ataupun guru

jangan terburu-buru mengatakan bahwa seorang anak itu lemah, bodoh,

dan tidak mampu dalam kecerdasan. Karena setiap anak memiliki banyak

kecenderungan kecerdasan, tidak hanya satu atau dua kecerdasan. Setiap

anak berpotensi untuk cerdas. (Chatib, 2017: 11)

Kecerdasan majemuk yang semula dimaksudkan untuk psikolog,

berkembang menjadi alat yang digunakan dengan antusias oleh para

pendidik diseluruh dunia. Teori kecerdasan majemuk mendefinisikan

kecerdasan dan mendidik kita memanfaatkan kelebihan anak untuk

membantu mereka belajar. Anak yang dapat membaca dan menulis dengan

baik masih disebut anak yang cerdas, tetapi mereka ditemani dengan anak

lain yang memiliki kecerdasan yang berbeda. (Hoerr, 2017: 7)


35

2. Sejarah kecerdasan majemuk (multiple intelligence)

Teori kecerdasan majemuk mulai diperkenalkan oleh Howard

Garner pada tahun 1983 melalui bukunya yang berjudul Frames of Mind.

Buku tersebut merupakan hasil penelitian panjang dari Gardner yang ia

mulai sekitar tahun 1979. Pada tahun 1979 Howard Gardner adalah salah

satu seorang anggota yunior dari kelompok riset di Harvard Graduate

School of Education yang diminta oleh Bernard Van Leer Foundation dari

Den Haag untuk melakukan penelitian mengenai sifat alami dan realisasi

potensi manusia. Tugas Gardner hanyalah menulis monograf mengenai

apa yang telah diterima dalam ilmu pengetahuan manusia mengenai sifat

alami manusia belajar. Namun, tugas itulah yang membawa Gardner pada

ide tentang kecerdasan majemuk.

Gambar 4.2
Potret Howard gardner
Sumber: metode.org 2019

Semula, Gardner mengira hasil karyanya hanya akan diminati oleh

mereka yang terlatih dalam disiplin ilmu psikologi perkembangan, dan

terutama mereka yang mempelajari kecerdasan dari perspektif Piaget, atau


36

dari perspektif penyusunan tes dan pengukuran. Namun nyatanya buku

Frames of Mind karya Gardner menarik perhatian banyak kalangan.

Menurut Arnold dan Fonseca teori kecerdasan majemuk yang

disajikan sebagai perspektif kognitif dalam kecerdasan membawa

implikasi yang besar untuk pendidikan pada umumnya. Jackson dan

Brown juga menyebutkan bahwa teori kecerdasan majemuk mengakui

perbedaan individu sebagai suatu sumber daya, bukan sebagai suatu

masalah. Sedangkan Anaduaka menyebutkan bahwa pendekatan

pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk telah berkembang dan telah

dianut secara luas terutama di Amerika Serikat dan telah ditemukan bahwa

pendekatan ini sangat efektif dalam mengubah situasi pembelajaran

menjadi lebih baik, dalam pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran

apa saja. (Wijayanti, 2012: M-3)

Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian

untuk mengembangkan konsep kecerdasan majemuk tidak hanya menilai

kecerdasan dengan cara menguji kemahiran seseorang memahami dan

menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang dilakukan

dalam tes IQ). Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara

mengukur kemampuan individu untuk memecahkan masalah dan

menghasilkan sesuatu. Meskipun menimbulkan pro dan kontra di antara

para ahli terutama dalam mengembangkan tes untuk mengukur kecerdasan

majemuk, namun kecerdasan majemuk mengantarkan para orang tua pada

sebuah pemahaman baru yang sangat memberikan semangat dan harapan.


37

Karena pada akhirnya tidak ada anak yang bodoh akibat nilai tes

kecerdasan yang rendah. Teori kecerdasan majemuk justru membantu

orang tua mengenal kekuatan dan kekurangan anak. Dengan mengenal dua

hal tersebut lebih dini, Gardner berharap orang tua mengambil peran

penting dalam memberikan stimulasi terutama dalam rangka

menyeimbangkan kehidupan anak.

3. Jenis-jenis kecerdasan majemuk

Asumsi kecerdasan majemuk muncul karena hasil penelitian

Gardner yang memberikan gambaran bahwa individu dapat mencapai

keberhasilan tidak hanya mengandalkan IQ tinggi. Awalnya kecerdasan

majemuk yang dicetuskan oleh Gardner berjumlah 8 jenis kecerdasan.

Namun seiring berkembangnya pengetahuan, saat ini kecerdasan majemuk

bertumbuh menjadi 9 jenis kecerdasan, di antaranya:

a. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistic merupakan kemampuan untuk

menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral

maupun secara tertulis. Misalnya pencipta puisi, editor, jurnalis,

pendongeng. Kecerdasan linguistik terdiri atas linguistic tertulis

maupun lisan. Linguistik tertulis misalnya karya puisi dan karangan

cerita. Sedangkan linguistik lisan berupa bercerita dan mendongeng.

Profesi yang cocok untuk kecerdasan linguistik antara lain

pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan, hukum,


38

pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio

atau televisi.

b. Kecerdasan Matematis-Logis

Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan yang

berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Jalan pikiran

bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat.

Pengembangan inteligensi matematis-logis. Anak yang memiliki

inteligensi matematis-logis umumnya mampu mengenal dan

mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat, mampu

mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut dan pandai

dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.

Profesi yang cocok untuk kecerdasan matematis adalah

auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analis, programer

komputer, ahli ekonomi, teknisi dan guru science.

c. Kecerdasan Visual

Kecerdasan visual merupakan kemampuan untuk menangkap

dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal

bentuk serta benda secara tepat serta mempunyai daya imajinasi

secara tepat. Pengembangan inteligensi ruang. Anak yang memiliki

intelegensi visual umumnya senang mencoret-coret, menggambar,

melukis dan membuat patung, imajinasi dan kreatif, menyukai

poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya, pandai bermain

puzzle, maze, belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah,


39

objek, bentuk, dan warna serta menggunakan bantuan gambar untuk

membantu proses mengingat.

Profesi yang cocok untuk kecerdasan visual adalah insinyur,

arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer,

pilot dan pematung.

d. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musical merupakan kemampuan untuk

mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik

dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta

kemampuan memainkan alat musik. Anak yang memiliki kecerdasan

musikal umumnya menyukai banyak jenis alat musik dan selalu

tertarik untuk memainkan alat musik, mudah mengingat lirik lagu

dan peka terhadap suara-suara, mengerti nuansa dan emosi yang

terkandung dalam sebuah lagu, senang mengumpulkan lagu, mampu

menciptakan komposisi musik, senang bermain dengan suara dan

mampu bernyanyi.

Profesi yang cocok untuk kecerdasan musikal adalah DJ

(disk jokey), musikus, pembuat instrumen, penulis lagu, dirigen

orkestra, penyanyi, guru musik, dan penulis lirik lagu.

e. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan

menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan

gagasan dan perasaan. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik


40

umumnya memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan,

ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak, menyukai

pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play,

permainan yang menggunakan fisik, menari, olahraga, bermain

dengan apa yang sedang dipelajari dan senang belajar dengan terlibat

secara langsung.

Profesi yang cocok untuk kecerdasan kinestik adalah penari,

aktor, model, pengrajin, penjahit, penata tari, dan atlet.

f. Kecerdasan Interpersonal

Kemcerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk

mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, watak, dan

temperamen orang lain. Anak yang memiliki inteligensi

interpersonal umumnya mengenal emosi diri sendiri dan orang lain,

mampu menyalurkan pikiran dan perasaan dan mampu bekerja

mandiri serta mengembangkan konsep diri dengan baik.

Profesi yang cocok pada kecerdasan interpersonal adalah

administrator, manajer, kepala sekolah, pekerja bagian personalia

atau humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli

psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial dan CEO.

g. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan yang

berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan

untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta


41

mampu berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan

gagasan-gagasan. Seseorang dengan kecerdasan intrapersonal pada

umumnya mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri,

cenderung pendiam, memiliki interaksi yang baik dengan orang lain,

pandai menjalin hubungan sosial, memiliki kemampuan untuk

memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara

verbal maupun nonverbal, mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan

balik yang disampaikan orang lain, mampu bekerja sama dengan

orang lain, mampu berempati dan mau mengerti orang lain.

Profesi yang cocok untuk kecerdasan intrapersonal adalah

ahli psikologi, ulama, konselor, ahli teknologi, perencana program

dan pengusaha.

h. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan untuk mengerti

flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman

dan binatang dengan baik. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis

umumnya senang mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli

dengan objek alam, tanaman atau hewan, antusias akan lingkungan

alam dan manusia, senang memelihara tanaman, hewan, senang

mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna, dan senang

melakukan aktivitas outdoor.


42

Profesi yang cocok untuk kecerdasan naturalis adalah dokter

hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus

organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna atau flora, penjaga

museum zoology atau botani dan kebun binatang.

i. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan yang berkaitan

dengan kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab

persoalan-persoalan eksistensi manusia. Pengembangan kecerdasan

spiritual pada anak dapat diasah dengan menceritakan tujuan

manusia hidup, apa saja yang harus dilakukan dan sebagainya. Anak

dengan kecerdasan spiritual umumnya memiliki kesadaran tinggi

dalam menjalankan kewajiban terhadap Tuhan YME dan memiliki

upaya untuk menjadi lebih baik. Kecerdasan ini berkaitan erat

dengan pengalaman spiritualitas seseorang (Prima, 2017: 221).

Gambar 4.3
Jenis-jenis kecerdasan
Sumber : diskusikehidupan.com, 2019
43

4. Cara baru memandang kecerdasan majemuk

Awalnya manusia diyakini memiliki satu macam kecerdasan

yang merupakan bawaan sejak lahir dan tidak akan pernah berubah seumur

hidup, yaitu Intelligence Quotient atau IQ pandangan tersebut bertahan

hingga pada tahun 1983.

Pada zaman dulu orang cerdas selalu diidentikkan dengan pandai

berhitung dan pandai berbicara. Teori kecerdasan majemuk mencoba

untuk mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang tidak hanya

terdiri dari kemampuan logika (matematika) dan bahasa.

Gambar 4.4
Theory of multiple intelligences
Sumber: Trainyourtrainers.com 2019

Saat ini telah ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan

keunggulan metode/pendekatan pembelajaran yang berbasis kecerdasan

majemuk, salah satunya yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Temur,

Xie dan Lin, serta Bas dan Beyhan. Temur meneliti pengaruh kegiatan

pengajaran yang dirancang menurut teori kecerdasan majemuk terhadap


44

prestasi belajar siswa sekolah dasar di Gazi University Foundation Private

Primary School. Hasil penelitiannya menunjukkan keunggulan kelas

eksperimen, yaitu kelas dengan pengajaran berbasis teori kecerdasan

majemuk. Sedangkan Xie dan Lin meneliti pengaruh pengajaran berbasis

kecerdasan majemuk terhadap kemampuan mahasiswa politeknik di

Taiwan dalam teori warna. Hasil penelitiannya menunjukkan mahasiswa

kelas eksperimen secara signifikan lebih baik dari kelas kontrol,

khususnya dalam mengerjakan tugas-tugas proyek desain. Lalu, Bas dan

Beyhan juga telah melakukan penelitian eksperimen terhadap 50 siswa

kelas 5 sekolah dasar di Turki untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

majemuk yang didukung pembelajaran berbasis proyek terhadap prestasi

dan sikap siswa terhadap pelajaran bahasa Inggris. Hasil penelitiannya

menunjukkan keunggulan metode pengajaran kecerdasan majemuk yang

didukung pembelajaran berbasis proyek dibandingkan metode pengajaran

tradisional, ditinjau dari sikap dan motivasi belajar siswa.

Walaupun sudah ada banyak hasil penelitian yang menunjukkan

keunggulan metode/pendekatan pembelajaran berbasis kecerdasan

majemuk, namun mengapa belum banyak orang yang mencoba

melaksanakannya tentulah ada banyak faktor yang mungkin menjadi

penyebabnya. Salah satu diantaranya adalah pemahaman orang tua tentang

kecerdasan majemuk yang relatif masih kurang. Oleh karena itu, untuk

dapat mengakomodasi keunikan dan keberagaman kecerdasan setiap anak


45

dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, orang tua disarankan

untuk memahami terlebih dahulu teori kecerdasan majemuk dari Gardner.

5. Kecerdasan majemuk sebagai langkah menggali minat dan bakat anak

Adanya kecerdasan majemuk menunjukkan bahwa setiap anak

memiliki potensi yang dapat dikembangkan secara optimal jika distimulasi

dengan baik. Menggali minat dan bakat anak dapat diawali dengan

mengenali pada aspek kecerdasan apa keunggulan anak. Salah satu

tantangan orang tua adalah mengembangkan bakat atau potensi yang

dimiliki pada anak.

Potensi setiap anak unik dan beragam, keunikan setiap anak

perlu disadari sepenuhnya oleh orang tua, sehingga orang tua tidak

membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain. Potensi itu dapat

terkait dengan hal-hal akademis yang bisa dikenali dengan nilai-nilai

rapor, tetapi bisa juga tidak berhubungan dengan akademis. Penilaian

bakat dan prestasi anak yang didasarkan pada nilai rapor adalah terlalu

menyempitkan makna kecerdasan dan potensi anak. Sedangkan

pengenalan potensi anak yang unik akan menjadi kesempatan bagi anak-

anak untuk berkembang dengan sangat luas dan tak terbatas. Orangtua

bukanlah penentu masa depan anak. Akan tetapi, orang tua berperan

penting untuk membantu agar potensi-potensi yang dimiliki anak itu dapat

dikeluarkan, ditemukan, dan tumbuh berkembang.

Untuk mengenali bakat dan potensi anak, peran orang tua yang

paling utama adalah memberikan lingkungan yang nyaman untuk tumbuh


46

dan berkembangnya potensi anak sehingga anak tidak merasa takut untuk

mengeluarkan potensi yang ada pada dirinya. Anak juka akan merasa

nyaman untuk berproses dengan hal-hal yang menjadi minatnya, walaupun

terkadang masih berubah-ubah. Karena anak masih berkembang, tugas

orangtua adalah mendampingi, menemani, menyemangati, dan menjadi

teman diskusi agar anak bersemangat untuk menempa diri.

Dalam proses pengembangan bakat pada anak, peran orang tua

sangat dominan. Sebab, anak masih sangat bergantung pada orangtua. Apa

yang disukai dan didorong orangtua, anak akan berusaha memenuhinya.

Anak akan berusaha menggapai harapan-harapan yang digantungkan

orangtua kepadanya. Di sinilah fungsi orangtua menjadi penting untuk

menjaga agar aktivitas-aktivitas pengembangan bakat anak itu berada

dalam koridor yang sehat. Koridor yang sehat berarti aktivitas itu memang

betul-betul untuk kepentingan anak, bukan sekedar wujud ambisi

orangtua, bukan melakukan kegiatannya dengan terpaksa. Dengan

menjaga agar pengembangan bakat berada dalam koridor yang sehat,

pertumbuhan potensi anak bisa terus berkembang dalam jangka panjang.

Kalau tidak, setiap waktu anak dapat memberontak karena tidak mau

dipaksa lagi oleh orangtuanya. (Rumah inspirasi, 2014)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

menurut narasumber bernama Sri Dasa Peni, S.Pd. sebagai Kepala KB dan

TK Bugar Vitaloka, berbagai upaya yang perlu dilakukan guru dan orang

tua antara lain:


47

a. Guru dan orang tua perlu memahami perbedaan dan kelebihan setiap

anak yang perlu dikembangkan dan diasah oleh guru atau orang tua

b. Tidak membandingkan karena setiap anak memiliki potensi atau

kelebihan masing-masing. Lebih baik guru atau orang tua

memberikan dorongan untuk mengembangkan perbedaan tersebut.

c. Mengamati kebiasaan dan kecenderungan minat anak melalui

kegiatan yang dilakukannya.

d. Menemukan kelebihan anak agar menutupi keterbatasan yang

dimiliki.

e. Mengoptimalkan kecerdasan anak dengan memberi stimulasi

melalui berbagai kegiatan.

f. Anak yang mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.

g. Memberikan dukungan emosional dan motivasi yang bermakna.

Sehingga anak merasa diakui dan dihargai.

B. Konsep Dasar Perancangan

1. Analisis Khalayak

Penentuan analisis khalayak yang efektif sangat penting untuk

memberikan informasi yang penting, antara lain memahami keadaan dan

sikap khalayak yang berhubungan dengan posisi komunikator. Pada

intinya, analisis khalayak diperlukan sebelum merancang media agar


48

informasi pada media yang dibuat atau dirancang tepat pada sasaran

kelompok masyarakat yang dituju.

a. Segmentasi

1) Geografis

Untuk segmentasi buku cerita bergambar ini secara

geografis adalah di wilayah perkotaan, khususnya

Jabodetabek. Hal ini dikarenakan melalui buku cerita

bergambar ini, seluruh anak-anak yang ada di wilayah

perkotaan dapat termotivasi untuk menggali potensi yang

dimilikinya.

a) Khusus : Jakarta (Jabodetabek)

b) Umum : Perkotaan

2) Demografis

a) Usia : 4 - 10 tahun

b) Jenis Kelamin : Laki – laki dan perempuan

c) Profesi : Pelajar, pekerja dan orang tua

d) Pendidikan : Paud-Sekolah Dasar

e) Status Sosial : B dan A

3) Psikografis

Penentuan segmentasi berdasarkan psikografis

diperlukan untuk menentukan atau menemukan ciri

masyarakat seperti apa yang cocok sebagai pembaca atau

penikmat buku cerita bergambar langkah menggali minat


49

dan bakat anak. Karena buku cerita bergambar ini bercerita

tentang bagaimana membangun pondasi potensi yang

dimiliki anak usia dini maka penentuan segmentasi

psikografis yang tepat adalah orang tua, orang tua yang

memahami tentang tumbuh kembang anak, orang tua yang

menyukai pembahasan parenting, orang tua yang peduli

dengan perkembangan anak, orang tua yang memiliki akses

terhadap informasi edukasi/ parenting.

b. Targetting

1) Primer

Target utama dari buku cerita bergambar ini adalah

anak-anak, khususnya anak berumur tiga sampai enam

tahun tahun terutama masa toddler dan TK, dimana anak-

anak sedang belajar mengoptimalkan syaraf motorik dan

sensoriknya.

2) Sekunder

Target sekunder buku cerita bergambar ini adalah

para orang tua yang ingin menggali dan membantu anak

mengoptimalkan minat dan bakatnya pada masa

pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

c. Positioning

Buku cerita bergambar kecerdasan majemuk mempunyai

positioning sebagai buku cerita bergambar yang dapat memotivasi


50

orangtua. Agar memberikan pendidikan dan pola asuh yang sesuai

kebutuhan anak.

2. Konsep Media

Meliputi rincian langkah-langkah dalam merancang sebuah

media. Rincian ini dapat mempermudah pada perancangan karya desain.

Berikut ini ketentuan sistematika konsep media berdasarkan media utama.

a. Judul

Pada perancangan buku cerita bergambar kecerdasan

majemuk sebagai langkah menggali minat dan bakat anak, peneliti

menetapkan judul dalam cerita bergambar ini, yaitu “Aku Istimewa”.

Terdapat beberapa alasan dalam pemilihan judul ini. Alasan

utamanya adalah untuk membuat target sasaran dari buku cerita

bergambar ini mengetahui bahwa buku cerita bergambar “Aku

Istimewa” berisikan tentang berbagai macam kecerdasan majemuk,

sehingga dapat menarik target sasaran untuk membaca, melihat dan

mengetahui bakat yang dimiliki olehnya.

b. Deskripsi ukuran dan bentuk buku

Cerita bergambar berukuran 22 cm x 22 cm berbentuk

persegi, agar mudah dibawa kemanapun karena tidak terlalu besar.

c. Konsep cerita

Dalam pembuatan buku cerita bergambar ini berkonsepkan

sebuah cerita yang menarik dengan dibuatkan cerita tentang sebuah

keluarga yang memiliki kecerdasan berbeda yang ada di dalam


51

kecerdasan majemuk, yaitu kecerdasan linguistic, logika, spasial,

musical, intrapersonal, interpersonal, kinestetik, naturalis, dan

spiritual. Diakhir cerita diberikan saran untuk orang tua mengenai

kecerdasan majemuk.

d. Alur cerita

1) Pembuka

Di awal pembuka cerita akan menceritakan kisah

tentang Haykal, seorang anak laki-laki yang berusia 7 tahun.

Haykal tinggal bersama Ayah, Ibu, dan dua saudaranya, Tia

kakak Haykal yang berusia 9 tahun dan adiknya Loly yang

berusia 3 tahun. Haykal, Tia, dan Loly memiliki kecerdasan

yang berbeda-beda.

2) Isi

Suatu ketika Haykal sedang mengajak Loly mencari

kupu-kupu di halaman rumah, saking asiknya mengejar

kupu-kupu, Loly tersandung dan terluka. Loly menangis

kesakitan, kupu-kupu urung ditangkap dan terbang

melayang. Melihat adiknya sakit, Haykal lalu memapah

Loly pulang. Tiba di rumah, Tia yang melihat kaki Loly

terluka bergegas mengambil obat antiseptik dan kapas. Ia

segera menghampiri Haykal dan Loly,

“Loly kenapa?” Tanya kak Tia

“Jatuh, kena batu huhuhu” Jawab Loly menangis.


52

“Tidak apa-apa, nanti darahnya akan berhenti, dan

sembuh. Kakak beri ini ya, supaya tidak infeksi.”

Hibur kak Tia.

Haykal yang melihat air mata Loly berlinang berkata,

“Iya, kalo diberi itu, sembuh,” ujarnya sambil

mengusap kepala Loly.

Ibu lalu menghampiri.

“Wah, Kakak Tia, sudah bisa menolong Adik.

Syukurlah. Loly anak kuat. Terima kasih Kakak

Haykal dan Kakak Tia, Ibu bangga anak-anak sudah

mandiri dan peduli.” Tatapnya tersenyum.

Malam ini keluarga berkumpul di ruang tengah, Kak

Tia dan Haykal terlihat sedang belajar bersama. Kaki Loly

sudah lebih baik, dan Loly menari-nari diiringi dengan

tepukan Ayahnya. Gerakan tarian Loly sangat luwes, semua

senang melihat Loly menari.

“Loly udah gak sakit ya?” kata Haykal

“Engga, udah baik.” Kata Loly.

Kak Tia berdiri,

“Saudara-saudara, inilah dia penari cilik kita yang

sangat hebat dan berprestasi, Loly,”.


53

Haykal berdiri, bertepuk tangan sambil bersorak.

“Hoooo, Loly keren”.

“Terima kasih” jawab Loly sambil meneruskan

tariannya, sekeluarga nampak bersenang-senang.

Pada Siang hari. Haykal dan kak Tia baru saja

pulang dari sekolah, Setibanya di rumah Haykal datang

dengan raut wajah yang sedih sambil memberikan hasil

nilai ulangan matematika kepada Ibunya, ia merasa dirinya

tidak seperti kak Tia yang pandai dalam pelajaran

akademis. Nilai akademis kak Tia selalu bagus kak Tia

selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya.

Ibu dan ayah Haykal adalah orang yang bijaksana,

mereka tidak membeda-bedakan anak dalam hal akademis.

Tidak tergila-gila pada nilai ataupun ranking. Ibu Haykal

adalah Ibu yang paham tentang kecerdasan majemuk. Jadi

ibu tetap tenang dan senyum. Ibu bisa menerima bahwa

matematika bukanlah kecerdasan dominan buat Haykal.

Ibu dan ayah menyambut anak-anak dengan gembira,

“Eh anak anak Ayah sudah pulang sekolah, ayo,

ganti baju, cuci tangan dan kita makan bersama”

sapa Ayah.
54

Saat makan bersama, wajah Haykal masih nampak murung.

“Gak usah terlalu dipikirkan, yang penting kamu

sudah berusaha. Ibu tau kamu tidak terlalu suka

matematika,” ujar Ibu.

“Haykal diejek teman bu,” ucap Haykal.

“Tapi kan, Haykal kalo menggambar bagus sekali.

Haykal sudah beberapa kali juara menggambar.

Ayah bangga Haykal punya kelebihan

menggambar. Semua orang punya kelebihan

masing-masing, ayo makan yang banyak,” ujar

Ayah.

“Iya dek, santai aja. Gak usah malu nilai ulangan

jelek. Haykal terus belajar ya, nanti Kakak Tia

ajari,” sambung Tia.

“Kalo sama Loly Ayah bangga gak?” tanya Loly.

“Waaah, bangga sekali. Loly kan sudah bisa naik

sepeda dari usia 3 tahun, larinya Loly juga cepat, itu

bagus sekali.” sambung Ayah.

Seluruh keluarga makan dengan lahap.


55

3) Penutup

Ibu dan Ayah berencana akan mendaftarkan

mereka ketempat les sesuai kemampuan mereka agar

potensi yang mereka miliki dapat diasah dengan baik, kak

Tia les akademis, Haykal les melukis, Loly les menari dan

bernyanyi di sanggar.

Di Akhir cerita akan diberikan saran untuk orang

tua. Tips untuk orang tua:

1. Masa anak-anak adalah masa untuk mengembangkan

kecerdasan. Orangtua dan guru bisa memfasilitasi

kebutuhan ini agar perkembangan anak menjadi

optimal. Salah satu caranya adalah dengan

memberikan kesempatan kepada anak mencoba hal-hal

baru, seperti eksplorasi dengan lingkungan, bermain di

alam terbuka, berlari, mengasah saraf-saraf motorik

melalui permainan playdough, menggunting, memilin,

bermain air, sabun dan lainnya.

2. Setiap anak ingin diperlakukan dengan baik. Ayah dan

ibu bisa memulainya dengan memberikan contoh

positif pada anak. Gunakan waktu senggang untuk

kumpul bersama keluarga secara optimal. Pahami

karakter setiap anak, dan ajaklah anak untuk saling


56

memahami kondisi orang lain. Pelajaran empati dan

simpati merupakan hal yang penting. Tidak ada anak

yang paling hebat dan tidak anak nakal. Semua anak

adalah baik, mereka hanya perlu dibantu untuk

menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan di

sekitar mereka. Dengan memberikan contoh secara

konsisten, orangtua sudah membantu anak menyusun

jawaban-jawaban itu.

e. Layout

Layout yang digunakan adalah Window Picture Layout yaitu

menggunakan ilustrasi/gambar berukuran besar mendominasi

bidang layout, kontras dengan teks yang tampil kecil.

f. Perencanaan penempatan media tayang

Buku cerita bergambar ini akan ditempatkan di toko buku,

dan bazar sekolah. Penempatan-penempatan media tersebut dipilih

agar pembaca dapat dengan mudah mengetahui dan menerima

informasi mengenai kecerdasan majemuk.

3. Konsep Visual

Pemilihan jenis cerita bergambar untuk anak-anak harus cocok

untuk dikonsumsi oleh anak-anak, plot pada alur cerita tidak dibuat terlalu

rumit karena pada usia ini masih pada tahap pembelajaran.

Strategi desain yang ingin ditunjukkan pada media publikasi

buku ini adalah kesan imajinatif, menyenangkan dan asik. Warna yang
57

diguanakan ialah warna-warna dingin dan hangat agar terlihat

bersemangat.

Ilustrasi menggunakan gaya ilustrasi kartun, teknik pewarnaan

menggunakan teknik digital painting dengan menggunakan software

Adobe Photoshop. Gaya bahasa yang digunakan ialah informal dengan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun dengan bahasa yang

dipahami dan disukai anak-anak yang lazim digunakan dalam buku

cergam.

Meliputi konsep visual yang mendasari keseluruhan

perancangan media utama pada buku cerita bergambar:

a. Mind Mapping & Mood Board

Berikut adalah tampilan mind mapping, dan mood board

yang berisi, project profile board, past project board, consumer

profile board, partner profile board dari buku cerita bergambar

“Aku Istimewa”.

1) Mind Mapping
58

Gambar 4.5
Mind Mapping Perancangan Buku Cerita Bergambar Kecerdasan Majemuk
Sumber: Dokumen Pribadi. 2019.
2) Mood Board

Berikut Mood Board yang telah dirancang dan

tentukan dari hasil riset khalayak dan mind mapping

sebelumnya:

Gambar 4.6
Mood Board
Sumber: Dokumen pribadi, 2019.

b. Skema warna

Skema warna yang digunakan dalam buku cerita bergambar

adalah warna panas dan dingin yang mewakili semangat serta

keceriaan anak-anak pada masa perkembangannya.


59

Gambar 4.7
Skema Warna
Sumber: Dokumen pribadi, 2019.

c. Pemilihan huruf

1) Headline

Pada buku cerita bergambar “Aku Istimewa”

menggunakan jenis font Mister Froggie. Huruf ini

digunakan sebagai tampilan huruf pada sampul buku dan

sub bab. Huruf ini digunakan karena memiliki karakter

huruf yang tegas namun tidak terlihat formal, karena huruf

ini mudah untuk dibaca, simple dan sederhana juga

berkesan ceria. Berikut tampilan dari Mister Froggie.

Gambar 4.8
Tampilan Huruf Mister Froggie
Sumber: www.Dafont.com, 2019.
60

Gambar 4.9
Aplikasi Huruf Mister Froggie pada Judul
Sumber: www.Dafont.com, 2019.

2) Body teks

Untuk isi naskah akan menggunakan SnowHut,

tipe huruf san serif font ini memberikan kesan sederhana

dan mudah dibaca, huruf ini juga simple dan cocok dengan

anak anak. Berikut tampilan font SnowHut.

Gambar 4.10
Tampilan huruf SnowHut
Sumber: www.Dafont.com, 2019.

Gambar 4.11
Aplikasi huruf SnowHut
Sumber: www.Dafont.com, 2019.

d. Bahan dasar buku

Teknik cetak buku cergam ini dicetak dalam bentuk buku

dengan cover depan dan belakang menggunakan hard cover dan isi
61

dalam buku ini menggunkan kertas HVS 150 gr. Lalu cover dijilid

menggunakan laminasi doff, dicetak dengan warna full color.

C. Proses Perancangan

Dalam proses awal perancangan buku cerita bergambar yang berjudul

“Aku Istimewa” ini dilakukan beberapa tahap yaitu membuat alternatif sketsa.

Dimulai dengan membuat sketsa alternatif desain, diantaranya sampul dan

pembatas. Dalam proses pembuatanya dibagi dalam dua tahap, antara lain,

sketsa dan konsep komperhesif digital.

1. Proses sketsa

a. Sketsa sampul buku

Pada sketsa dibuat beberapa alternatif sketsa kasar yang

nantinya akan dibuat untuk cover buku cerita bergambar.

Gambar 4.12
Gambar sketsa kasar sampul dan alternatif sampul
sumber: Dokumen Pribadi,2019
62

Gambar 4.13
Gambar sketsa sampul yang dipilih
sumber: Dokumen Pribadi,2019

b. Sketsa karakter

Perancangan desain karakter dibuat beberapa alternatif

style karakter antara lain:

Gambar 4.14
Gambar alternatif style karakter
sumber: Dokumen Pribadi,2019
63

Gambar 4.15
Gambar alternatif style karakter yang dipilih
sumber: Dokumen Pribadi,2019

2. Konsep Komperhesif

Sketsa halus dibuat, kemudian diaplikasikan kedalam desain

digital. Konsep komperhesif ini merupakan hasil dari sketsa halus sampul

buku dan isi yang mewakili dari buku cerita bergambar “Aku Istimewa”

secara keseluruhan.

a. Sampul buku

Sampul buku merupakan tampilan luar dari buku yang

dapat mempresentasikan isi buku tersebut. Peneliti menggunakan

ilustrasi dari tokoh karakter sebagai pengenalan karakter dalam isi

cerita bergambar.
64

Gambar 4.16
Gambar sampul buku depan yang dipilih
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

b. Halaman isi

Halaman isi merupakan pokok dari isi buku, menggunakan

layout yang teks dan illustrasi berupa gambar dengan gambar

illustrasi yang lebih mendominasi

Gambar 4.17
Gambar hasil komperhesif isi buku
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019
65

Gambar 4.18
Gambar hasil komperhesif isi buku
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

Gambar 4.19
Gambar hasil komperhesif isi buku
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

c. Karakter/Tokoh

Dalam Perancangan karakter ini terdapat 5 Karakter tokoh

utama, yang diambil dari masing-masing kecerdasan dalam

pengembangan kecerdasan majemuk. Difokuskan pada ciri-ciri fisik

anak usia dini, yang digambar lebih sedehana dan lucu. Gambar juga

menyesuaikan sifat dari tokoh-tokoh tersebut.


66

1) Karakter Kak Tia

Gambar 4.20
Gambar karakter Kak Tia
Sumber: Dokumen Pribadi

2) Karakter Haykal

Gambar 4.21
Gambar karakter Haykal
Sumber: Dokumen Pribadi
67

3) Karakter Loly

Gambar 4.22
Gambar karakter Loly
Sumber: Dokumen Pribadi

4) Karakter Ayah

Gambar 4.23
Gambar karakter Ayah
Sumber: Dokumen Pribadi
68

5) Karakter Ibu

Gambar 4.24
Gambar karakter Ibu
Sumber: Dokumen Pribadi

D. Hasil Perancangan

1. Media Utama

a. Sampul buku

Spesifikasi sampul buku ini sebagai berikut:


1) Judul Utama : Aku Istimewa

2) Sub Judul : Kisah seru Tia, Haykal, dan Loly

3) Nama Penulis : Windi Anggraeni

4) Ukuran Sampul : 22 cm x 22 cm
69

5) Jenis Kertas : Art cartoon 260 gr

6) Teknik Cetak : Digital Printing

Gambar 4.25
Hasil akhir desain sampul buku
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

b. Isi Buku

Spesifikasi isi buku sebagai berikut:


1) Ukuran : 22cm x 22 cm

2) Margin : Atas 1,5 cm; bawah 1,5 cm; kanan 1,5 cm;

kiri 1,5 cm

3) Jenis Huruf : SnowHut

4) Ukuran Huruf : 24 pt

5) Tracking : 2 pt

6) Jenis Kertas : HVS 260 gr

7) Teknik Cetak : Digital Printing


70

Gambar 4.26
Hasil akhir desain isi halaman 4 dan 5
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

Gambar 4.27
Hasil akhir desain isi halaman 22 dan 23
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019
71

Gambar 4.28
Hasil akhir desain isi halaman 24 dan 25
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

Gambar 4.29
Hasil akhir desain isi halaman 16 dan 17
Sumber: Dokumen Pribadi, 2019
BAB V PENUTUP

PENUTUP

A. Simpulan

Media buku cerita bergambar ini dirancang dengan menggunakan

konsep yang menarik, lucu serta memberikan kesan sederhana. Penggunaan

font fokus pada gaya yang ceria dan warna yang ceria. Warna yang digunakan

adalah warna yang sesuai moodboard yaitu warna-warna ceria untuk anak-

anak. Pada layout buku cerita bergambar ini menggunakan jenis tata letak

window picture layout, dimana penulis menggunakan ilustrasi gambar lebih

besar dan mendominasi dibandingkan dengan teks. Buku cerita bergambar ini

akan memuat cerita tentang sebuah cerita yang menarik. Buku tersebut

menceritakan tentang sebuah keluarga yang memiliki kecerdasan berbeda yang

ada di dalam kecerdasan majemuk diantaranya yaitu kecerdasan linguistic,

logika, spasial, musical, intrapersonal, interpersonal, kinestik, naturalis, dan

spiritual. Dalam penelitian ini, dihasilkan buku cerita bergambar dengan

menggunakan gaya ilustrasi kartun. Teknik pewarnaan menggunakan digital

painting, gaya bahasa yang digunakan ialah informal dengan bahasa Indonesia

yang baik dan benar. Layout yang digunakan pada buku cerita bergambar yaitu

window picture layout. Buku cerita bergambar ini akan ditempatkan di toko

buku dan perpustakaan anak.

B. Saran

Hasil penelitian ini dirasa masih belum sempurna sebagai suatu

laporan yang utuh dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dari itu penulis

72
73

membuat saran upaya sebagai jembatan informasi kelanjutan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya. Beberapa hal yang menjadi saran dalam penelitian ini,

antara lain:

1. Orang tua diharapkan mempelajari konsep kecerdasan majemuk untuk

dapat menggali dan membantu anak mengoptimalkan minat dan

bakatnya pada masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

2. Diadakannya sosialisasi untuk mengetahui lebih dalam tentang

kecerdasan majemuk untuk orang tua agar dapat membantu

mengoptimalkan minat dan bakat anak pada masa pertumbuhannya.

3. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan media-media

yang digunakan, sehingga hasilnya jauh lebih menarik.


DAFTAR PUSTAKA

Agustin, M. (2013). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak


Anak Sejak Dini Sebagai Tonggak Awal Melahirkan Generasi Emas.
Cakrawala Dini Vol.4 No.2, 112-121

Anggraini, L.S. & Nathalia, K. (2016). Desain Komunikasi Visual Dasar-Dasar


Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia.

Arifin, H. (2017). Konsep Multiple Intellegences System Pada Sekolah Menengah


Pertama Al Washliyah 8 Medan dalam Prespektif Islam. Jurnal EduTech
Vol.3 No. 1, 52-72

Ayahbunda. (2009). Kecerdasan Majemuk (Multiple Intellegence) dan Howard


Gardner. [Online]. Diakses dari https://www.ayahbunda.co.id/balita-
psikologi/kecerdasan-majemuk-28multiple-intelligences29-dan-howard-
gardner

Bakkara, S.R. (2018). Multiple Intellegences (Kecerdasan Majemuk). [Online].


Diakses dari https://www.batamnews.co.id/berita-39661-multiple-
intelligences-kecerdasan-majemuk.html

Campbell, L., Campbell, B., & Dickinson, D. (2006). Multiple Intellegences


Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press.

Chatib, M. (2017). Semua Anak Bintang. Bandung: Mizan Publishing.

Denura, F. (2015). Manfaat Peneraoan Kecerdasan Majemuk. [Online]. Diakses


dari
https://scholae.co/index.php/web/read/518/manfaat.penerapan.kecerdasan.
majemuk

Hendratman, H. (2014). Computer Grafik Design. Bandung: Informatika.

Herdin, T. (n.d.). 7 Rahasia Mind Map – Membuat Anak Jenius. Jakarta: PT


Gramedia.

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba


Humanika.

Hoerr, T.R. (2017). Buku Kerja Kecerdasan Majemuk. Bandung: PT Mizan


Pustaka.
Inspirasi, R. (2014). Bakat Anak: Menggali Potensi yang Terpendam. [Online].
Diakses dari https://rumahinspirasi.com/bakat-anak-menggali-potensi-
yang-terpendam/

Kurniasih, I. & Sani, B. (2014). Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks
Pelajaran Sesuai dengan Kurikulun 2013. Surabaya: Kata Pena

Kusrianto, A. (2019). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Krusrianto, A. & Arifin, S. (2009). Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi.
Jakarta: Grasindo

Landa, R. (2006). Graphic Design Solution. New York: Thomson Delmar Learning.

Lestari. (2018). Upaya Meningkatkan Minat Baca pada Anak. [Online]. Diakses
dari
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1055/3/T1292010605BA
B%20II.pdf

Poulin, R. (2011). The Language of Graphic Design: An Illustrated Handbook for


Understanding Fundamental Design Priciples. Massachusetts, USA:
Rockport Publishers, a member of Quayside Publishing Group.

Rustan, S. (2008). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Setyowati, H.S. (2014). Aku Anak Cerdas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Soedarso, N. (2014). Perancangan Buku Ilustrasi Mahapatih Gajah Mada.


Humaniora: Vol.5 No.2, 561-570.

Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Andi

Syumanjaya. (2014). Mendidik Anak dengan Pendekatan Kecerdasan Jamak.


[Online]. Diakses dari:
http://www.bambangsyumanjaya.com/inspirational/mendidik-anak-
dengan-pendekatan-kecerdasan-jamak

Tinarbuko, S. (2009). Semiotika Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Zeegen, L. (2009). What is illustration? A Rorovision Essential Design Handbooks.


Rockport Publishers, SA.
DAFTAR NARASUMBER

Nama : Sri Dasa Peni, S.Pd.


Pekerjaan : Kepala Sekolah TK Bugar Vitaloka
Waktu wawancara : 20 Desember 2019
Tempat wawancara : TK Bugar Vitaloka, Kota Bogor

Kompetensi sesuai objek penelitian : Sebagai Kepala


Sekolah TK Bugar Vitaloka yang menerapkan teori
kecerdasan majemuk dalam proses belajar mengajar
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Data Pribadi

Nama : Windi Anggraeni

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 15 Oktober 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Mekar Sari No. 36, Bekasi

Telepon : 0813-8824-6670

E-mail : ndy.anggraeni@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN Mustika Jaya 2 Bekasi 2009

2. SMP Negeri 18 Bekasi 2012

3. SMA Negeri 1 Bekasi 2015

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya

dan dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya

saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai