Anda di halaman 1dari 9

Nama :Muhammad Fachrizky Pradana

Nim :40040123650114
Jurusan/kelas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri / kelas c
Dosen : Dr. Fahmi Arifan,S.T.,M.Eg.
Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
UJIAN TENGAH SEMESTER
1. Jelaskan identifikasi bahaya limbah B3 komponen dalam sistem pengelolaan limbah B3 dan
penanganan limbah B3?

Penanganan Limbah B3 terdiri dari :


-Penandaan Limbah B3
-Kemasan Limbah B3
-Penyimpanan Limbah B3
-Pengumpulan Limbah B3
-Pengangkutan Limbah B3
2. Jelaskan penerapan K3 dan pelayanan kesehatan di PT Pupuk Kujang Indonesia?

PT Pupuk Kujang Indonesia merupakan perusahaan yang mengedepankan keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) bagi para karyawannya. Berikut ini beberapa informasi mengenai
penerapan K3 dan pelayanan kesehatan di PT Pupuk Kujang Indonesia:
 PT Pupuk Kujang Indonesia menerapkan K3 sebagai salah satu aspek perlindungan
kerja dan sebagai hak dasar setiap pekerja
 Perusahaan melakukan kegiatan promosi K3 melalui dua media komunikasi, yaitu
komunikasi lisan dan tulisan
 Pelayanan kesehatan di PT Pupuk Kujang Indonesia ditangani oleh Dinas Kesehatan
dan Gizi Kerja di bawah tanggung jawab Divisi Hiperkes
 Tugas utama dari pelayanan kesehatan adalah memberikan saran dan pelayanan yang
berkaitan dengan kesehatan kerja dan gizi
 PT Pupuk Kujang Indonesia memberikan pelatihan kepada karyawannya untuk
meningkatkan keterampilan mereka di bidang keselamatan dan kesehatan kerja serta
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

3. Jelaskan prinsip-prinsip nilai budaya kerja, semangat kerja, profesionalisme dan aspek
keteladanan dalam bekerja sehingga sistem K3 dapat berjalan secara optimal?

Prinsip-prinsip nilai budaya kerja, semangat kerja, profesionalisme, dan aspek keteladanan
dalam bekerja sangat penting untuk menjalankan sistem K3 secara optimal. Berikut adalah
penjelasan mengenai prinsip-prinsip tersebut:

1. Nilai budaya kerja


- Nilai budaya kerja adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu organisasi dalam menjalankan
tugasnya
- Penerapan nilai budaya kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja organisasi dan
memperkuat budaya organisasi

2. Semangat kerja
- Semangat kerja adalah motivasi atau dorongan yang kuat untuk bekerja dengan baik
- Semangat kerja yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja

3. Profesionalisme
- Profesionalisme adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan kemampuan, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan dalam bidang pekerjaan
- Sikap profesionalisme meliputi tanggung jawab, integritas, disiplin, dan kerja sama
- Penerapan profesionalisme yang baik dapat meningkatkan kualitas kerja dan citra organisasi

4. Aspek keteladanan dalam bekerja


- Keteladanan dalam bekerja adalah perilaku yang ditunjukkan oleh pimpinan atau atasan
yang dapat dijadikan contoh oleh bawahan
- Keteladanan yang baik dapat memotivasi bawahan untuk bekerja dengan baik dan
memperkuat budaya organisasi
- Pimpinan atau atasan perlu menunjukkan perilaku yang baik dan konsisten dalam
menjalankan tugasnya agar dapat dijadikan contoh oleh bawahan
4. Jelaskan Analisa Hazard secara menyeluruh dan contoh hazard(beserta efeknya), hierarki
Control hazard pada perusahaan minyak dan gas?

Analisa Hazard secara menyeluruh adalah suatu proses identifikasi, penilaian, dan
pengendalian bahaya atau risiko yang ada di lingkungan kerja. Berikut adalah contoh hazard
beserta efeknya dan hierarki control hazard pada perusahaan minyak dan gas:

Contoh Hazard:
- Pekerjaan di ketinggian yang dapat menyebabkan jatuh dan cedera serius
- Paparan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan atau luka bakar
- Kebakaran atau ledakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik dan kehilangan nyawa

Efek dari Hazard:


- Cedera serius atau kematian
- Keracunan atau luka bakar
- Kerusakan fisik dan kehilangan nyawa

Hierarki Control Hazard pada perusahaan minyak dan gas:


1. Eliminasi: Menghilangkan bahaya atau risiko sepenuhnya, misalnya dengan menghindari
pekerjaan di ketinggian yang berbahaya.
2. Substitusi: Mengganti bahan atau peralatan yang berbahaya dengan yang lebih aman,
misalnya dengan mengganti bahan kimia berbahaya dengan yang lebih aman.
3. Isolasi: Memisahkan pekerja dari bahaya atau risiko, misalnya dengan menggunakan ruang
tertutup untuk menghindari paparan bahan kimia berbahaya.
4. Penggunaan alat pelindung diri (APD): Memberikan APD kepada pekerja untuk
melindungi mereka dari bahaya atau risiko, misalnya dengan memberikan masker atau helm
keselamatan.
5. Pengawasan: Memantau dan mengawasi pekerjaan untuk memastikan bahwa pekerjaan
dilakukan dengan aman dan sesuai prosedur.
.
5. Deskripsikan tempat kerja dalam ruang sempit (terbatas) dari segi bahaya, penyebab, effect,
dan rincikan (minimal 5)?

Berikut adalah beberapa contoh bahaya, penyebab, dan efek dari tempat kerja dalam ruang
terbatas:
1. Kekurangan oksigen
- Penyebab: Kekurangan ventilasi atau sirkulasi udara yang buruk
- Efek: Kehilangan kesadaran, kerusakan otak, kematian
2. Paparan bahan kimia berbahaya
- Penyebab: Kehadiran bahan kimia berbahaya di dalam ruang terbatas
- Efek: Keracunan, luka bakar, kematian
3. Kebakaran atau ledakan
- Penyebab: Kehadiran bahan yang mudah terbakar atau gas yang mudah meledak di dalam
ruang terbatas
- Efek: Kerusakan fisik, luka bakar, kematian
4. Jatuh atau terjebak
- Penyebab: Kondisi ruang terbatas yang sempit dan tidak memiliki akses keluar yang cukup
- Efek: Cedera serius, kehilangan nyawa
5. Kondisi lingkungan yang ekstrem
- Penyebab: Suhu yang sangat panas atau sangat dingin, kelembaban yang tinggi
- Efek: Kehilangan kesadaran, kerusakan fisik, kematian
Untuk menghindari bahaya dan risiko di tempat kerja dalam ruang terbatas, perlu dilakukan
tindakan pencegahan dan pengendalian risiko. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara
lain:

- Melakukan identifikasi dan evaluasi bahaya yang mungkin terjadi di dalam ruang terbatas
- Menentukan prosedur kerja yang aman dan memastikan semua pekerja memahami dan
mengikuti prosedur tersebut
- Memastikan ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup di dalam ruang terbatas
- Memberikan pelatihan dan pengawasan yang cukup kepada pekerja yang akan masuk ke
dalam ruang terbatas
- Menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan memastikan pekerja
menggunakannya dengan benar

6. K3 merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pengusaha, tenaga kerja,


masyarakat Jelaskan peranan masing-masing dalam menjalankan K3?

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan tanggung jawab bersama antara


pemerintah, pengusaha, tenaga kerja, dan masyarakat. Berikut adalah peran masing-masing
dalam menjalankan K3:

1. Pemerintah
- Menetapkan kebijakan dan menyusun perencanaan tenaga kerja secara berkesinambungan
yang berhubungan dengan K3.
- Melakukan pembinaan pelatihan kerja dan pemagangan untuk meningkatkan relevansi,
kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan kerja dan produktivitas.
- Menetapkan kebijakan pengupahan dan mengembangkan sistem pengupahan nasional.
- Melakukan pengawasan ketenagakerjaan untuk menjamin pelaksanaan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan.
- Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada pengusaha dan pemerintah daerah yang
telah berhasil menyelenggarakan dan menerapkan K3 dengan baik.

2. Pengusaha
- Memberikan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada tenaga kerja.
- Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
- Menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan memastikan pekerja
menggunakannya dengan benar.
- Menyediakan pelatihan dan pengawasan yang cukup kepada pekerja untuk meningkatkan
kesadaran dan keterampilan dalam K3.

3. Tenaga Kerja
- Mematuhi prosedur kerja yang aman dan memahami risiko yang ada di lingkungan kerja.
- Menggunakan APD yang sesuai dan memastikan APD digunakan dengan benar.
- Melaporkan bahaya atau risiko yang ada di lingkungan kerja kepada pengusaha atau pihak
yang berwenang.
- Mengikuti pelatihan dan pengawasan yang diberikan oleh pengusaha untuk meningkatkan
kesadaran dan keterampilan dalam K3.
4. Masyarakat
- Meningkatkan kesadaran akan pentingnya K3 di tempat kerja.
- Memberikan dukungan dan partisipasi dalam upaya meningkatkan penerapan K3.
- Melaporkan bahaya atau risiko yang ada di lingkungan kerja kepada pihak yang berwenang.

7. Jelaskan prinsip dasar penerapan dan pelayanan K3 di pabrik Ajinomoto?


Berikut adalah prinsip dasar penerapan dan pelayanan K3 di pabrik Ajinomoto :

1. Komitmen manajemen
- Manajemen Ajinomoto memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan K3 di lingkungan
kerja
- Manajemen Ajinomoto menyediakan sumber daya yang cukup untuk menerapkan K3,
seperti pelatihan, peralatan, dan APD.

2. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko


- Ajinomoto melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko secara berkala untuk
mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada di lingkungan kerja.
- Hasil identifikasi dan penilaian risiko digunakan untuk mengembangkan rencana tindakan
untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya dan risiko.

3. Pengendalian bahaya dan risiko


- Ajinomoto menerapkan hierarki kontrol bahaya untuk mengendalikan bahaya dan risiko di
lingkungan kerja.
- Ajinomoto juga menyediakan APD yang sesuai dan memastikan pekerja menggunakannya
dengan benar.

4. Pelatihan dan pengawasan


- Ajinomoto memberikan pelatihan dan pengawasan yang cukup kepada pekerja untuk
meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam K3.
- Ajinomoto juga memiliki tim K3 yang bertanggung jawab untuk memastikan penerapan K3
yang baik di lingkungan kerja.

5. Evaluasi dan perbaikan


- Ajinomoto melakukan evaluasi berkala terhadap program K3 yang telah diterapkan untuk
mengevaluasi efektivitasnya.
- Hasil evaluasi digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
mengembangkan rencana tindakan untuk perbaikan.

8. Jelaskan penerapan K3 dan pelayanan kesehatan di PT Raja Besi?

PT Raja Besi harus menerapkan prinsip dasar K3 untuk memastikan keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan terjaga dengan baik. Berikut adalah beberapa prinsip dasar
penerapan dan pelayanan K3 yang dapat diterapkan di PT Raja Besi:

 Mengutamakan keselamatan: PT Raja Besi harus mengutamakan keselamatan sebagai prinsip


dasar dalam menjalankan program K3. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan menjadi
prioritas utama dalam menjalankan kegiatan di PT Raja Besi.
 Penerapan peraturan perundang-undangan: PT Raja Besi juga harus menerapkan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan K3. Hal ini menunjukkan bahwa PT Raja Besi
mematuhi aturan yang berlaku dan berkomitmen untuk menjalankan program K3 dengan
benar.
 Manajemen K3: PT Raja Besi harus memiliki manajemen K3 yang bertanggung jawab untuk
menjalankan program K3 di perusahaan. Manajemen K3 bertugas untuk memastikan bahwa
semua kegiatan di PT Raja Besi dilakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan dan
kesehatan kerja.
 Penyediaan peralatan K3: PT Raja Besi harus menyediakan peralatan standar K3 seperti APD
dan kotak kesehatan darurat yang harus ada di dalam tempat kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa PT Raja Besi memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dengan
menyediakan peralatan yang dibutuhkan.
 Pelatihan dan pendidikan: PT Raja Besi harus memberikan pelatihan dan pendidikan tentang
K3 kepada karyawan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman karyawan tentang
pentingnya K3 dan bagaimana menjalankan program K3 dengan benar.
 Dengan menjalankan prinsip dasar tersebut, PT Raja Besi dapat memastikan bahwa program
K3 di perusahaan dijalankan dengan benar dan memastikan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan terjaga dengan baik.

9. Jelaskan pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan dalam peningkatan K3 umtuk menuju zero
Accident suatu perusahaan?

Penggunaan bahan kimia dalam suatu perusahaan dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap kesehatan karyawan, lingkungan, dan keberlanjutan operasi perusahaan. Peningkatan
K3 (Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian) dalam pengelolaan bahan kimia sangat penting
untuk menuju target "Zero Accident." Berikut adalah beberapa cara di mana bahan kimia
dapat memengaruhi kesehatan dalam upaya mencapai nol kecelakaan:

1. Paparan Terhadap Bahan Kimia Beracun: Paparan berlebihan terhadap bahan kimia
beracun dapat menyebabkan keracunan, yang dapat mengancam kesehatan karyawan. Ini
termasuk paparan akut (pendekatan) dan paparan kronis (jangka panjang). Upaya K3 harus
memastikan penggunaan yang aman dan pemantauan paparan bahan kimia beracun.

2. Kecelakaan Kimia: Kesalahan dalam penanganan bahan kimia atau insiden seperti
kebocoran atau tumpahan dapat mengakibatkan kecelakaan serius yang mempengaruhi
kesehatan karyawan dan lingkungan sekitarnya. Peningkatan tindakan pencegahan dan
tanggapan darurat adalah kunci untuk mencegah kecelakaan semacam ini.

3. Paparan Debu dan Partikel: Bahan kimia sering kali ada dalam bentuk debu atau partikel
yang dapat dihirup oleh karyawan. Paparan jangka panjang terhadap debu kimia dapat
menyebabkan masalah kesehatan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK).

4. Paparan Radiasi: Beberapa industri menggunakan bahan kimia radioaktif atau berpotensi
berbahaya secara radiologis. Paparan radiasi dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap
kesehatan karyawan dan memerlukan pengawasan dan pelindung yang ketat.

5. Reaksi Alergi dan Kulit: Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan reaksi alergi kulit atau
iritasi. Langkah-langkah pencegahan seperti pemakaian alat pelindung diri (APD) yang sesuai
penting untuk melindungi karyawan dari paparan ini.

6. Penyakit Terkait Bahan Kimia: Beberapa bahan kimia diketahui berhubungan dengan
penyakit tertentu, seperti kanker, jika terpapar dalam jangka panjang. Ini menekankan
pentingnya pemantauan dan pengendalian paparan.
7. Dampak pada Kesehatan Mental: Paparan terhadap bahan kimia yang berbahaya atau
insiden kecelakaan kimia dapat berdampak pada kesehatan mental karyawan. Karyawan
mungkin mengalami stres, kecemasan, atau trauma. Manajemen stres dan dukungan
psikologis perlu disediakan untuk mengatasi dampak ini.

8. Paparan Lingkungan: Tidak hanya kesehatan karyawan yang terpengaruh, paparan bahan
kimia yang berlebihan juga dapat merusak lingkungan sekitarnya, termasuk tanah dan air. Ini
mempengaruhi keberlanjutan operasi perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan.

10. Jelaskan toksikologi industri dalam rangka peningkatan pelayanan K3 suatu perusahaan pada
tugas yang saudara buat?

Toksikologi industri adalah ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat atau bahan
kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun[1]. Dalam rangka peningkatan pelayanan
K3 di terminal bus, toksikologi industri dapat diterapkan dengan cara sebagai berikut:

1. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko


- Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko
yang ada di lingkungan kerja, termasuk bahaya dan risiko yang disebabkan oleh bahan kimia.
- Hasil identifikasi dan penilaian risiko digunakan untuk mengembangkan rencana tindakan
untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya dan risiko.

2. Pengendalian bahaya dan risiko


- Pengendalian bahaya dan risiko dilakukan dengan mengendalikan bahaya dan risiko dengan
hierarki kontrol bahaya.
- Penerapan K3 yang baik dapat mengurangi risiko paparan bahan kimia berbahaya dengan
menyediakan APD yang sesuai dan memastikan pekerja menggunakannya dengan benar.

3. Pelatihan dan pengawasan


- Pelatihan dan pengawasan yang cukup diberikan kepada pekerja untuk meningkatkan
kesadaran dan keterampilan dalam K3.
- Pekerja juga harus diberikan pelatihan dan pengawasan yang cukup mengenai bahaya dan
risiko yang disebabkan oleh bahan kimia.

4. Evaluasi dan perbaikan


- Evaluasi berkala terhadap program K3 yang telah diterapkan dilakukan untuk mengevaluasi
efektivitasnya.
- Hasil evaluasi digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
mengembangkan rencana tindakan untuk perbaikan.
11. Gambarkan dan Deskripsikan Simbol-simbol K3 secara lengkap dalam peningkatan K3 untuk
menuju Zero Accident suatu perusahaan?
12. Deskripsikan teknik dalam program keselamatan dan kesehatan kerja dengan analisa bahaya
pekerjaan dan ergonomika serta fokus program keselamatan kerja pada aspek perilaku kerja
Dan kondisi kerja pada tugas yang saudara buat!

Terminal harus memiliki rencana darurat yang komprehensif untuk menghadapi situasi seperti
kebakaran, kecelakaan, atau insiden lainnya. Berikut rencana komprehensif:
1. Pemahaman Situasi: Mengidentifikasi jenis insiden yang mungkin terjadi dan
mengevaluasi potensi risiko serta dampaknya.
2. Pengadaan Peralatan: Menyediakan peralatan darurat seperti alat pemadam api,
peralatan pertolongan pertama, dan komunikasi darurat.
3. Pelatihan Karyawan: Melakukan pelatihan kepada seluruh karyawan tentang prosedur
darurat, termasuk evakuasi, penggunaan alat pemadam api, dan pertolongan pertama.
4. Peta Evakuasi: Menempatkan peta evakuasi yang jelas di lokasi strategis agar semua
orang tahu rute evakuasi yang aman.
5. Rute Evakuasi: Menentukan rute evakuasi yang aman dan mengadakan latihan
evakuasi secara berkala untuk memastikan semua orang tahu cara keluar dengan
cepat.
6. Titik Kumpul: Menetapkan titik kumpul yang aman di luar gedung untuk memastikan
semua orang dapat diperiksa setelah evakuasi.
7. Komunikasi Darurat: Menyediakan sarana komunikasi darurat yang dapat digunakan
dalam situasi krisis.
8. Koordinasi dengan Layanan Darurat: Menetapkan kontak dengan layanan darurat
setempat dan menginformasikan mereka tentang fasilitas dan rencana darurat.
9. Pemeliharaan Rutin: Melakukan pemeliharaan rutin terhadap peralatan darurat seperti
alat pemadam api, peralatan pertolongan pertama, dan perangkat komunikasi.
10. Evaluasi dan Perbaikan: Secara berkala mengevaluasi dan memperbarui rencana
darurat berdasarkan pelatihan, latihan evakuasi, atau perubahan dalam fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai