Nim :40040123650114
Jurusan/kelas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri / kelas c
Dosen : Dr. Fahmi Arifan,S.T.,M.Eg.
Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
UJIAN TENGAH SEMESTER
1. Jelaskan identifikasi bahaya limbah B3 komponen dalam sistem pengelolaan limbah B3 dan
penanganan limbah B3?
3. Jelaskan prinsip-prinsip nilai budaya kerja, semangat kerja, profesionalisme dan aspek
keteladanan dalam bekerja sehingga sistem K3 dapat berjalan secara optimal?
Prinsip-prinsip nilai budaya kerja, semangat kerja, profesionalisme, dan aspek keteladanan
dalam bekerja sangat penting untuk menjalankan sistem K3 secara optimal. Berikut adalah
penjelasan mengenai prinsip-prinsip tersebut:
2. Semangat kerja
- Semangat kerja adalah motivasi atau dorongan yang kuat untuk bekerja dengan baik
- Semangat kerja yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
3. Profesionalisme
- Profesionalisme adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan kemampuan, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan dalam bidang pekerjaan
- Sikap profesionalisme meliputi tanggung jawab, integritas, disiplin, dan kerja sama
- Penerapan profesionalisme yang baik dapat meningkatkan kualitas kerja dan citra organisasi
Analisa Hazard secara menyeluruh adalah suatu proses identifikasi, penilaian, dan
pengendalian bahaya atau risiko yang ada di lingkungan kerja. Berikut adalah contoh hazard
beserta efeknya dan hierarki control hazard pada perusahaan minyak dan gas:
Contoh Hazard:
- Pekerjaan di ketinggian yang dapat menyebabkan jatuh dan cedera serius
- Paparan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan atau luka bakar
- Kebakaran atau ledakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik dan kehilangan nyawa
Berikut adalah beberapa contoh bahaya, penyebab, dan efek dari tempat kerja dalam ruang
terbatas:
1. Kekurangan oksigen
- Penyebab: Kekurangan ventilasi atau sirkulasi udara yang buruk
- Efek: Kehilangan kesadaran, kerusakan otak, kematian
2. Paparan bahan kimia berbahaya
- Penyebab: Kehadiran bahan kimia berbahaya di dalam ruang terbatas
- Efek: Keracunan, luka bakar, kematian
3. Kebakaran atau ledakan
- Penyebab: Kehadiran bahan yang mudah terbakar atau gas yang mudah meledak di dalam
ruang terbatas
- Efek: Kerusakan fisik, luka bakar, kematian
4. Jatuh atau terjebak
- Penyebab: Kondisi ruang terbatas yang sempit dan tidak memiliki akses keluar yang cukup
- Efek: Cedera serius, kehilangan nyawa
5. Kondisi lingkungan yang ekstrem
- Penyebab: Suhu yang sangat panas atau sangat dingin, kelembaban yang tinggi
- Efek: Kehilangan kesadaran, kerusakan fisik, kematian
Untuk menghindari bahaya dan risiko di tempat kerja dalam ruang terbatas, perlu dilakukan
tindakan pencegahan dan pengendalian risiko. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara
lain:
- Melakukan identifikasi dan evaluasi bahaya yang mungkin terjadi di dalam ruang terbatas
- Menentukan prosedur kerja yang aman dan memastikan semua pekerja memahami dan
mengikuti prosedur tersebut
- Memastikan ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup di dalam ruang terbatas
- Memberikan pelatihan dan pengawasan yang cukup kepada pekerja yang akan masuk ke
dalam ruang terbatas
- Menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan memastikan pekerja
menggunakannya dengan benar
1. Pemerintah
- Menetapkan kebijakan dan menyusun perencanaan tenaga kerja secara berkesinambungan
yang berhubungan dengan K3.
- Melakukan pembinaan pelatihan kerja dan pemagangan untuk meningkatkan relevansi,
kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan kerja dan produktivitas.
- Menetapkan kebijakan pengupahan dan mengembangkan sistem pengupahan nasional.
- Melakukan pengawasan ketenagakerjaan untuk menjamin pelaksanaan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan.
- Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada pengusaha dan pemerintah daerah yang
telah berhasil menyelenggarakan dan menerapkan K3 dengan baik.
2. Pengusaha
- Memberikan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada tenaga kerja.
- Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
- Menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan memastikan pekerja
menggunakannya dengan benar.
- Menyediakan pelatihan dan pengawasan yang cukup kepada pekerja untuk meningkatkan
kesadaran dan keterampilan dalam K3.
3. Tenaga Kerja
- Mematuhi prosedur kerja yang aman dan memahami risiko yang ada di lingkungan kerja.
- Menggunakan APD yang sesuai dan memastikan APD digunakan dengan benar.
- Melaporkan bahaya atau risiko yang ada di lingkungan kerja kepada pengusaha atau pihak
yang berwenang.
- Mengikuti pelatihan dan pengawasan yang diberikan oleh pengusaha untuk meningkatkan
kesadaran dan keterampilan dalam K3.
4. Masyarakat
- Meningkatkan kesadaran akan pentingnya K3 di tempat kerja.
- Memberikan dukungan dan partisipasi dalam upaya meningkatkan penerapan K3.
- Melaporkan bahaya atau risiko yang ada di lingkungan kerja kepada pihak yang berwenang.
1. Komitmen manajemen
- Manajemen Ajinomoto memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan K3 di lingkungan
kerja
- Manajemen Ajinomoto menyediakan sumber daya yang cukup untuk menerapkan K3,
seperti pelatihan, peralatan, dan APD.
PT Raja Besi harus menerapkan prinsip dasar K3 untuk memastikan keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan terjaga dengan baik. Berikut adalah beberapa prinsip dasar
penerapan dan pelayanan K3 yang dapat diterapkan di PT Raja Besi:
9. Jelaskan pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan dalam peningkatan K3 umtuk menuju zero
Accident suatu perusahaan?
Penggunaan bahan kimia dalam suatu perusahaan dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap kesehatan karyawan, lingkungan, dan keberlanjutan operasi perusahaan. Peningkatan
K3 (Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian) dalam pengelolaan bahan kimia sangat penting
untuk menuju target "Zero Accident." Berikut adalah beberapa cara di mana bahan kimia
dapat memengaruhi kesehatan dalam upaya mencapai nol kecelakaan:
1. Paparan Terhadap Bahan Kimia Beracun: Paparan berlebihan terhadap bahan kimia
beracun dapat menyebabkan keracunan, yang dapat mengancam kesehatan karyawan. Ini
termasuk paparan akut (pendekatan) dan paparan kronis (jangka panjang). Upaya K3 harus
memastikan penggunaan yang aman dan pemantauan paparan bahan kimia beracun.
2. Kecelakaan Kimia: Kesalahan dalam penanganan bahan kimia atau insiden seperti
kebocoran atau tumpahan dapat mengakibatkan kecelakaan serius yang mempengaruhi
kesehatan karyawan dan lingkungan sekitarnya. Peningkatan tindakan pencegahan dan
tanggapan darurat adalah kunci untuk mencegah kecelakaan semacam ini.
3. Paparan Debu dan Partikel: Bahan kimia sering kali ada dalam bentuk debu atau partikel
yang dapat dihirup oleh karyawan. Paparan jangka panjang terhadap debu kimia dapat
menyebabkan masalah kesehatan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK).
4. Paparan Radiasi: Beberapa industri menggunakan bahan kimia radioaktif atau berpotensi
berbahaya secara radiologis. Paparan radiasi dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap
kesehatan karyawan dan memerlukan pengawasan dan pelindung yang ketat.
5. Reaksi Alergi dan Kulit: Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan reaksi alergi kulit atau
iritasi. Langkah-langkah pencegahan seperti pemakaian alat pelindung diri (APD) yang sesuai
penting untuk melindungi karyawan dari paparan ini.
6. Penyakit Terkait Bahan Kimia: Beberapa bahan kimia diketahui berhubungan dengan
penyakit tertentu, seperti kanker, jika terpapar dalam jangka panjang. Ini menekankan
pentingnya pemantauan dan pengendalian paparan.
7. Dampak pada Kesehatan Mental: Paparan terhadap bahan kimia yang berbahaya atau
insiden kecelakaan kimia dapat berdampak pada kesehatan mental karyawan. Karyawan
mungkin mengalami stres, kecemasan, atau trauma. Manajemen stres dan dukungan
psikologis perlu disediakan untuk mengatasi dampak ini.
8. Paparan Lingkungan: Tidak hanya kesehatan karyawan yang terpengaruh, paparan bahan
kimia yang berlebihan juga dapat merusak lingkungan sekitarnya, termasuk tanah dan air. Ini
mempengaruhi keberlanjutan operasi perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan.
10. Jelaskan toksikologi industri dalam rangka peningkatan pelayanan K3 suatu perusahaan pada
tugas yang saudara buat?
Toksikologi industri adalah ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat atau bahan
kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun[1]. Dalam rangka peningkatan pelayanan
K3 di terminal bus, toksikologi industri dapat diterapkan dengan cara sebagai berikut:
Terminal harus memiliki rencana darurat yang komprehensif untuk menghadapi situasi seperti
kebakaran, kecelakaan, atau insiden lainnya. Berikut rencana komprehensif:
1. Pemahaman Situasi: Mengidentifikasi jenis insiden yang mungkin terjadi dan
mengevaluasi potensi risiko serta dampaknya.
2. Pengadaan Peralatan: Menyediakan peralatan darurat seperti alat pemadam api,
peralatan pertolongan pertama, dan komunikasi darurat.
3. Pelatihan Karyawan: Melakukan pelatihan kepada seluruh karyawan tentang prosedur
darurat, termasuk evakuasi, penggunaan alat pemadam api, dan pertolongan pertama.
4. Peta Evakuasi: Menempatkan peta evakuasi yang jelas di lokasi strategis agar semua
orang tahu rute evakuasi yang aman.
5. Rute Evakuasi: Menentukan rute evakuasi yang aman dan mengadakan latihan
evakuasi secara berkala untuk memastikan semua orang tahu cara keluar dengan
cepat.
6. Titik Kumpul: Menetapkan titik kumpul yang aman di luar gedung untuk memastikan
semua orang dapat diperiksa setelah evakuasi.
7. Komunikasi Darurat: Menyediakan sarana komunikasi darurat yang dapat digunakan
dalam situasi krisis.
8. Koordinasi dengan Layanan Darurat: Menetapkan kontak dengan layanan darurat
setempat dan menginformasikan mereka tentang fasilitas dan rencana darurat.
9. Pemeliharaan Rutin: Melakukan pemeliharaan rutin terhadap peralatan darurat seperti
alat pemadam api, peralatan pertolongan pertama, dan perangkat komunikasi.
10. Evaluasi dan Perbaikan: Secara berkala mengevaluasi dan memperbarui rencana
darurat berdasarkan pelatihan, latihan evakuasi, atau perubahan dalam fasilitas.