Anda di halaman 1dari 24

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PSIKOLOGI INDUSTRI

ANGGOTA KELOMPOK:
1. Aulia Maulidia Rahmania (P17451221009)
2. Muhammad Kasyfi Anadhori (P17451221011)
3. Muhammad Naufal Chilmy F. (P17451221012)
4. Tsabitah Nafi Az-zahra (P17451223014)
5. Salsabila Nur Wandany (P17451223018)
6. Agustin Dwi Yanti (P17451223027)

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
2023
1. AUDITOR INTERNAL SISTEM MANAJEMEN K3

1.1 Training auditor SMK3


Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 mengenai penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) telah dotetapkan pada 12 April 2012 di Jakarta. PP tersebut
merupakan peraturan pelaksanaan dari pasal 87 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Dalam PP Nomor 50 Tahun 2012 tersebut, semua pemberi kerja
wajib melaksanakan SMK3, terutama perusahaan yang memperkerjakan minimal 100
tenaga kerja atau perusahaan yang memiliki tingkat potensi kecelakaan yang tinggi
akibat karakteristik proses kerja.
SMK3 merupakan bagian dari system manajemen perusahaan secara keseluruhan,
khususnya untuk mengendalikan segala risiko saat proses produksi atau operasional
di tempat kerja. PP ini diterbitkan untuk dapat meningkatkan efektivitas perlindungan
bagi tenaga kerja melalui SMK3 yang lebih terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi.
Agar penerapan SMK3 berjalan efektif, maka secara periodic perlu dilakukan
efektivitasnya melalui audit internal dan tinjauan manajemen. Dari hasil audit SMK3
tersebut akan dapat diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang status mutu
pelaksanaan SMK3 yang selanjutnya dapat digunakan untuk perbaikan yang
berkelanjutan.

1.2 Tujuan training auditor SMK3


Setelah mengikuti training auditor SMK3 peserta mampu:
- Memnuhi kriteria Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 mengenai
penerapan System Manajemen K3
- Menjadi auditor internal SMK3 yang kompeten dan professional yang mmapu
melaksanakan audit penerapan SMK3 di perusahaan
- Berpotensi menjadi auditor eksternal SMK3
- Mengerti dan memahami prinsip-prinsip, elemen-elemen, dan kriteria SMK3
- Merencakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan hasil internal audit
SMK3
- Mengumpulkan, menganalisa, dan verifikasi bukti audit serta
mengkomunikasikan hasil observasi yang signifikan untuk ditindaklanjuti
- Mengevaluasi pemenuhan peraturan perundangan K3
- Mengerti dan memahami peran auditor SMK3 dan lead auditor dalam
mlaksanakan audit SMK3

1.3 Outline training auditor SMK3


- Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
- Praturan Perundangan K3
- Prinsip-prinsip SMK3
- Elemen-elemen dan kriteria Audit SMK3
- Mekanisme dan SIstematika pelaksanaan Audit SMK3
- Tugas dan fungsi auditor SMK3
- Wewenang, kewajiban, dan jenjang karir Auditor SMK3
- Badan Audit SMK3
- Instrumen Audit SMK3
- Laporan Audit SMK3
- Teknik Audit SMK3

2. PELATIHAN PETUGAS K3 PERAN KEBAKARAN

Penanggulangan kebakaran tidak hanya membutuhkan tim pemadam kebakaran,


tetapi juga pakar seperti ahli K3 Kebakaran. Sama seperti tenaga ahli lainnya, ahli K3
spesialis penanggulangan kebakaran memiliki tugas-tugas spesifik yang membutuhkan
pelatihan dan sertifikat khusus. Ahli K3 Kebakaran adalah sebutan untuk petugas atau
pakar yang telah melalui pelatihan khusus untuk mengidentifikasi sumber risiko
kebakaran serta menentukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Pakar ini juga bertanggung jawab dalam memberi otorisasi bagi strategi penanggulangan
dan pencegahan kebakaran sehingga petugas tahu bagaimana harus bertindak.

2.1 Tugas-tugas ahli K3 bidang penganggulangan kebakaran adalah sebagai berikut:


a) Mendukung penerapan peraturan perundang-undangan terkait penanggulangan kebakaran
b) Menentukan program pencegahan dan penanggulangan kebakaran berdasarkan kondisi
lingkungan perusahaan dan beragam faktor risikonya
c) Evaluasi berbagai sistem penanggulangan kebakaran, baik yang aktif maupun pasif
d) Memahami sistem pengendalian risiko kebakaran spesifik di perusahaan yang bisa
mempengaruhi keselamatan kerja
e) Mendukung pemeriksaan dan pelacakan konstruksi bangunan serta kontribusi material
terhadap keamanan dan keselamatan kerja
f) Menentukan dan mengajukan anggaran pencegahan dan penanggulangan kebakaran ke
pihak perusahaan atau pengurus
g) Bekerja sama dengan berbagai instansi lain terkait penanggulangan dan penanganan
kebakaran

2.2 Jenis Sertifikasi Pelatihan Ahli K3 Kebakaran


Secara profesional, pelatihan ahli K3 penanggulangan kebakaran adalah pemilik
sertifikasi damkar kelas A. Hal ini berbeda dari pemegang sertifikasi kelas B, C, dan D.
Isi pelatihan untuk sertifikasi kelas A tidak lagi berfokus pada pelatihan fisik, tetapi juga
kemampuan manajerial dan wawasan formal.

Sebagi contoh, dalam sertifikasi kelas A, ahli K3 Kebakaran harus mempelajari hal-


hal sebagai berikut:

a) Pengamatan dan penaksiran risiko kebakaran terkait detail bangunan


b) Pembuatan program pencegahan dan penanggulangan kebakaran
c) Analisis konstruksi bangunan terkait upaya penanggulangan kebakaran
d) Analisis biaya pengajuan program dan fasilitas terkait pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
e) Analisis model dan simulasi kebakaran beserta penyebabnya
f) Penerapan sistem perlindungan dari bahaya asap dan ledakan
g) Evaluasi, analisis, dan pengumpulan data terkait sistem proteksi kebakaran

h) Audit risiko dan penanggulangan kebakaran


2.3 Syarat Menjadi Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran

Pakar K3 penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat-syarat khusus.


Kesehatan jasmani dan rohani jelas merupakan keharusan. Pendidikan minimal untuk
pemegang jabatan ini adalah D3 Teknik. Pakar K3 penanggulangan kebakaran juga harus
sudah mengikuti Kursus K3 Kebakaran kelas D, C, dan B.

Menjadi ahli K3 Kebakaran adalah jalur karier yang menantang sekaligus


potensial, dan perusahaan bisa memetik keuntungan lewat pengadaan pelatihan untuk
karyawan potensial. Jadikan MUTU Institute rekanan untuk memberi pelatihan ahli K3
Kebakaran, dan tingkatkan perlindungan terhadap risiko kebakaran dengan bantuan pakar
tersebut.

Keputusan Mentri tenaga kerja nomor 186 Tahun 1999 tentang Unit


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja menyebutkan persyaratan teknis dalam
pembentukan petugas peran kebakaran di tempat kerja. Pasal 5 peraturan tersebut
menyebutkan bahwa :

Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri dari:
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kabakaran;
d. Ahli K3 spesialis penaggulangan kebakaran sebagai penaggungjawab teknis.

Pasal 6 dalam regulasi tersebut mengatur tentang persyaratan penyediaan jumlah petugas
peran kebakaran dalam sebuah tempat kerja dibandingkan dengan jumlah pekerja.

Pasal 6

(1) Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a, sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang.
(2) Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b dan huruf d, ditetapkan untuk tempat kerja
tingkat risiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I yang mempekerjakan tenaga kerja
300 (tiga ratus) orang, atau lebih, atau setiap tempat kerja tingkat risiko bahaya
kebakaran sedang II, sedang III dan berat.

(3) Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pasal 5 huruf c,


ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk tempat kerja tingkat risiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I, sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100 (seratus) orang;

b. Untuk tempat kerja tingkat risiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan
berat, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap unit kerja.

Dalam lampirannya, peraturan tersebut menyebutkan 4 tingkatan dalam peraturan peran


kebakaran yaitu:

 Paket D (Tingkat Dasar I) dengan total 25 jam pelajaran


 Paket C ( Tingkat dasar II) dengan total 60 Jam pelajaran
 Paket B (Tingkat Ahli Pratama) dengan total 60 jam pelajaran
 Paket A ( Tingkat Ahli MAdya) dengan total 60 jam pelajaran

2.4 Tugas pelatihan ahli k3 kebakaran

1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan


bahaya kebakaran
2. Memadamkan kebakaran pada tahap awal
3. Mengarahkan evakuasi orang dan barang
4. Mengadakan koordinasi dengan instasi terkait
5. Mengamankan lokasi kebakaran

3. PELATIHAN HIPERKES DOKTER PERUSAHAAN


Hiperkes Dokter adalah gabungan dari higiene perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Dengan menenjalankan higiene perusahaan kesehatan tenaga kerja akan melindungi
masyarakat sekitar dan suatu perusahaan terhindar dari faktor bahaya lingkungan yang
mungkin diakibatkan oleh beroperasinya suatu perusahaan. Sifat-sifat higiene perusahaan
Sasarannya adalah lingkungan kerja dan Bersifat teknis-teknologis, Adapun Kesehatan
Kerja Khusus dalam ilmu kesehatan atau kedokteran dan praktek yang bertujuan untuk
pekerja atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang baik (dalam hal
dimungkinkan; bila tidak, cukup derajat kesehatan yang optimal), fisik, mental,
emosional, maupun sosial, Sifat-sifat kesehatan kerja Sasarannya manusia dan bersifat
medis atau Kesehatan.
Dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga
kerja dan orang lain yang berada di perusahaan serta masyarakat sekitar perusahaan yang
mungkin terkena dampak akibat suatu proses produksi industri, Jelas bahwa keselamatan
kerja adalah merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera, cacat atau kematian, Sangat
pentingnya sertifikasi kesehatan kerja atau hiperkes bagi dokter perusahaan diatur
pemerintah melalui No : PER/01/MEN/1976 tentang Wajib Mengikuti Pelatihan Hiperkes
dokter perusahaan.

3.1 Maksud dan Tujuan

1. Mempunyai kemampuan didalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga


kerja.
2. Peserta Mempunyai landasan pemikiran yang terarah dalam mengidentifikasi dan
menentukan permasalahan kesehatan yang ada di lingkungan kerja.
3. Mempunyai sertifikasi resmi sebagai Dokter Hiperkes dari Pusat Hiperkes RI yang dapat
digunakan sebagai salah satu persyaratan minimal untuk bekerja sebagai Dokter di
perusahaan.
4. Bisa meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi, produktifitas dan moril kerja dan faktor
manusia dalam sektor kegiatan ekonomi.

3.2 Materi pelatihan Hiperkes Dokter

1. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

2. Mendiagnosis penyakit akibat kerja

3. Menerapkanperaturan perundang-undangan K3 terkait pelayanan kesehatan kerja

4. Melakukan penilaian potensi bahaya di tempat kerja

5. Membantu pelaksanaan program jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan kerja

6. Melaksanakan tugas dokter perusahan dalam pelayanan kesehatan kerja 7. Mengelola


pengendalian risiko kesehatan tenaga kerja

3.3 Persyaratan Peserta

1. Mempunyai ijazah Dokter umum yang di akui dengan sesuai ketentuan

2. Mempunyai Sertifikat Kompetensi Bidang Higiene Industri minimal (HIMU)

3. Surat keterangan pengalaman kerja sebagai dokter perusahaan dari perusahaan

Pelatihan Dokter Hiperkes adalah bagian upaya pemerintah untuk memastikan proses yang
terjadi di perusahaan harus benar-benar menerapkan standar K3, seperti menguji secara berkala
kesehatan para pekerja, setiap peralatan yang digunakan, lingkungan kerja, bahkan tata kelola
kelembagaan. Beberapa perusahaan memiliki dokter yang praktek secara rutin di tempat kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 1 tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
Perusahaan pasal 1 menyebutkan:

Pasal 1

“Setiap perusahaan diwajibkan untuk mngirimkan setiap dokter perusahaannya untuk


mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan. Kesehatan dan Keselamatan Kerja”
Dalam peraturan tersebut, tidak disebutkan berapa dokter yang harus disediakan dan juga tidak
disebutkan tempat kerja seperti apa yang wajib menyediakan dokter perusahaan.

3.4 Tujuan Pelatihan Hiperkes Dokter

1. Agar setiap tenaga paramedis dan Dokter perusahaan yang telah mengikuti pelatihan ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis mereka dalam mengimplementasikan
aspek dan nilai K3 selain dapat membantu organisasi perusahaan dalam melaksanakan program
K3 khususnya dalam bidang hygiene perusahaan dan peningkatan derajat Kesehatan tenaga
kerja.

2. Untuk mendukung dan meningkatkan performa K3 perusahaan dengan menyediakan tenaga


medis yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengidentifikasi bahaya yang ada di
lingkungan kerja, mengendalikan potensi bahaya dan mampu menyelesaikan berbagai
problema K3 yang dihadapi di lingkungan perusahaan.

4. PELATIHAN HIPERKES PARAMEDIS


Pelatihan Hiperkes – Dalam bidang kesehatan kerja kita mengenal suatu
pendekatan pencegahan penyakit akibat kerja yang disebut hygiene industri atau Hiperkes
(Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja). Hiperkes adalah ilmu kesehatan dan
keselamatan kerja yang mengurusi problematik kesehatan dan keselamatan pekerja secara
menyeluruh. Menyeluruh memiliki maksud bahwa setiap perusahaan melalui
organisasinya harus berperan proaktif dalam menyelenggarakan usaha-usaha preventif
untuk menyelesaikan segala problema kesehatan dilingkungan kerja, mengidentifikasi
dan mengendalikan potensi bahaya yang ada selain untuk mencegah Penyakit Akibat
Kerja (PAK) serta memantau pelaksanaan program K3 lainnya.Pentingnya Pelatihan
Hiperkes Paramedis sertifikasi kesehatan kerja atau hiperkes bagi perawat atau paramedis
perusahaan diatur pemerintah melalui PERMENAKERTRANS No. 01 tahun 1979
tentang wajib Latih Hiperkes bagi perawat atau paramedis perusahaan.
4.1 Tujuan dilakukan Pelatihan Hiperkes Paramedis:

● Untuk Memberikan Bekal Pengetahuan Bagi Para Tenaga Perawat Dalam Bidang
Penerapan Hiperkes Dan Keselamatan Kerja
● Untuk Memberikan Bekla Pengetahuan Bagi Para Tenaga Perawat Dibidang Penelitian
Atau Research Dan Pengembangan Lmu Hiperkes Dan Keselamatan Kerja
● Mampu Mengenali Penyakit Akibat Kerja Secara Kualitatif Yang Dapat Mempengaruhi
Produktif Yang Dapat Mempengaruhi Produktif Kerja
● Mampu Memberikan Saran/Rekomendasi Dan Menentukan Langkah Preventif Dan
Kuratif Atas Pengaruh Negatif Penyakit Akibat Kerja

Dalam pelaksanaan pelatihan fasilitas yang didapat berbeda tergantung masing masing
pelaksana. ada yang dilakukan secara hybrid ada juga yang full offline/full daring. Instruktur
training ini adalah praktisi dan akademisi dan dari Kemenakertrans RI.

4.2 Materi Training

1 Peraturan perundangan dan kebijakan di bidang K3: (teori 2 JP)

 Pengertian dan ruang lingkup


 Peraturan perundangan di bidang K3
 Kebijakan nasional bidang K3 (visi, misi, strategi, program)
 Standar/pedoman bidang K3

2. Sistem manalemen keselamatan kesehatan kerja dan audit internal dan manajemen risiko di
tempat kerja (teori 3 JP)

 Pengertian dan ruang lingkup SMK3


 Audit SMK3 (Audit internal dan audit Eksternal)

3. Panitia pembina keselamatan dan Kesehatan kerja (P2K3) (teori 2 JP)

 Pengertian dan ruang lingkup P2K3


 Peraturan perundangan terkait P2K3
 Proses pembentukan P2K3
 Keanggotaan P2K3
 Tugas fungsi dan tanggung jawab P2K3
 Pelaksanaan program kerja P2K3

4. Program pelayanan kesehatan kerja (teori 3 JP, praktek 2 JP)

 Tugas dan fungsi paramedis K3


 Prinsip-prinsip penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
 Syarat-syarat penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
 Tatacara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
 Jenis-jenis program/kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
 Tindak lanjut penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
 Mekanisme pengesahan pelayanan kesehatan kerja

5. Penyakit akibat kerja (PAK) dan sistem pelaporan (teori 2 JP)

 Pengertian PAK
 Peraturan perundang-udangan terkait PAK dan sistem pelaporan
 Faktor penyebab PAK
 Diagnosa PAK
 Jenis PAK
 Deteksi dini PAK
 Pencegahan PAK
 Pelaporan PAK

6. Promosi kesehatan kerja dan pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja (teori 2 JP)

 Definisi dan ruang lingkup


 Prinsip promosi kesehatan di tempat kerja
 Bentuk-bentuk promosi
 Peran dan strategi promosi
 Tahapan pelaksanaan
 Kriteria penilaian
 Penyuluhan kesehatan di tempat kerja (pencegahan HIV/AIDS dan narkoba, perilaku
hidup sehat)

7. P3K di tempat kerja (teori 2 JP, praktek 2 JP)

 Pengertian P3K di tempat kerja


 Menentukan kebutuhan pertolongan pertama di tempat kerja
 Bantuan hidup dasar
 Penanganan perdarahan, luka bakar, patah tulang, terkilir dan membalut luka

8. Ergonomi dan fisiologi kerja (teori 2 JP, praktek 1 JP)

 Pengertian Ergonomi
 Metode ldentifikasi Hazard Ergonomi
 Checklist untuk survey tentang hazard ergonomi
 prinsip-prinsip ergonomi
 penyakit nyeri muskuloskeletal
 Langkah-langkah pengukuran ergonomi
 Penerapan aspek ergonomi di tempat kerja

9. Program rehabilitasi di tempat kerja (teori 2 JP)

 Pengertian rehabilitasi
 Ruang lingkup rehabilitasi
 Perilaku aman
 Persiapan penggunaan alat bantu

10. Psikologi industri (teori 2 JP)

 Definisi dan ruang lingkup


 Penerapan psikologi industri
 Gangguan kesehatan akibat stresor psikososial
 Stres akibat kerja dan pengendaliannya
11. Pengelolaan makanan di tempat kerja (teori 2 JP)

 Pengertian ruang makan dan kantin serta pengelolaan makan di tempat kerja
 Proses pengelolaan makan yang higienis di tempat kerja
 Penyelenggaraan pelatihan gizi kerja termasuk penyelenggaraan makan yang higienis di
tempat kerja serta pencegahan dan penanggulangan keracunan makanan

12. Program keselamatan kerja dan alat pelindung diri (teori 2 JP, praktek 1 JP)

 Pengertian Keselamatan Kerja


 Manfaat Keselamatan Kerja
 Piramida Kecelakaan
 Benefit Cost K3
 Penerapan Keselamatan Kerja
 Target penerapan keselamatan kerja
 Sektor yang termasuk dalam Keselamatan Kerja: pencegahan kebakaran, pencegahan
peledakan, K3 Mekanik, Kontruksi, Listrik, tempat kerja beresiko tinggi.
 Pengelolaan Alat Pelindung
 Pengertian APD
 Penggunaan APD
 Jenis-jenis APD dan Fungsinya

13. Kecelakaan kerja dan sistem pelaporan (teori 3 JP)

 Pengertian kecelakaan
 Definis kecelakaan
 Teori kecelakaan
 Jenis-jenis kecelakaan
 Analisa sebab dan akibat kecelakaan
 Sumber bahaya
 Resiko bahaya
 Kebutuhan analisa resiko
 Pembuatan checklist penilaian resiko
 Pengukuran resiko dan evaluasi
 Pengendalian resiko bahaya
 Pengendalian teknis
 Pengendalian administratif
 APD
 Sistem pelaporan dan statistik data kecelakaan kerja
 Sistem pelaporan kecelakaan kerja
 Statistik data kecelakaan: frekuensi rate, severety rate dan kecelakaan nihil

14. Tanggap darurat kebakaran di tempat kerja (teori 2 JP)

 Teori dasar terjadinya api


 Klasifikasi kebakaran
 Tahapan terjadinya api
 Faktor penyebab terjadinya kebakaran
 Metode pemadaman kebakaran
 Jenis-jenis alat pemadam kebakaran
 Beberapa tips menghindari kebakaran

15. Higiene industri (faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi) (teori 4 JP, praktek 1 JP)

 Pengertian dan ruang lingkup higiene industri


 Klasifikasi faktor fisik, faktor kimia dan faktor biologi di tempat kerja
 Pengukuran faktor fisik, faktor kimia dan faktor biologi di tempat kerja
 Nilai ambang batas
 Metode pengukuran dan analisis
 Pengendalian
 Alat-alat uji/analisis faktor fisik, faktor kimia dan faktor biologi

16. BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan (teori 2 JP)

 Pengertian BPJS
 Jaminan kecelakaan kerja
 Jaminan kematian
 Jaminan hari tua
 Jaminan pensiun

17. Walkthrough survey dan seminar hasil survey (teori 6 JP)

 Survey di tempat kerja


 Penyusunan laporan
 Seminar hasil survey

Setelah mengikuti Pelatihan peserta mampu :

● Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis mereka dalam


mengimplementasikan aspek dan nilai K3, selain dapat membantu organisasi perusahaan
dalam melaksanakan program K3 khususnya dalam bidang hygiene perusahaan dan
peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja.
● Mendukung dan meningkatkan performa K3 perusahaan dengan menyediaan tenaga
medis yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengidentifikasi bahaya yang ada
dilingkungan kerja, mengendalikan potensi bahaya dan mampu menyelesaikan berbagi
problema K3 yang dihadapi dilingkungan perusahaan.

5. PELATIHAN K3 KIMIA
Istilah kimia memang tidak bisa Anda hindari dari kehidupan sehari-hari sebagai akibat
perkembangan teknologi yang modern. Zat ini tersusun dari bahan dan berfungsi mendukung
beragam kebutuhan seperti cat tembok dan pemutih. Dengan demikian diperlukan pengawasan
teliti dari seorang ahli K3 kimia agar produksi dan prosedur berjalan dengan kondusif. Bahaya
dari kontaminasi bahan kimia dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan. Sehingga
Anda harus menghindari kontak langsung dengan bahan kimia seperti tertelan, terhirup, injeksi
dan penyerapan. Materi bahaya dan penanggulangan bahan kimia dapat Anda peroleh secara
lengkap dalam pelatihan ahli K3 kimia dengan instruktur dan arahan yang tepat.

5.1 Dasar Hukum K3 Kimia


Seorang ahli K3 kimia dalam industri kimia merupakan individu yang mengetahui, mengawasi
dan merencanakan kegiatan di area industri kimia. Supaya setiap pekerja berada pada lingkungan
yang aman dan meminimalisir insiden kecelakaan. Dengan demikian pembelajaran K3 kimia
menjadi bahasan mutlak bagi Anda yang berniat menjadi profesional dalam bidang industri
kimia. Beragam kondisi dan peraturan ini akan membuat Anda mampu berhati-hati dalam
menentukan keputusan. Supaya kesehatan dan keselamatan kerja setiap individu bawahannya
mampu dijaga dengan sebaik mungkin. Bahan kimia mengandung sejumlah risiko berbahaya
bagi keselamatan dan kesehatan setiap pekerja. Sehingga sebagai salah satu pengendalian
terhadap penggunaan bahan kimia yang aman, maka terbit dasar hukum tentang pentingnya
keikutsertaan para pekerja di bidang kimia.
Terdapat beberapa dasar hukum tentang pelaksanaan kegiatan dan pelatihan ahli K3 kimia di
antaranya:
1. Peraturan dalam undang-undang No.1 tahun 1970 yang membahas tentang keselamatan
pekerja di lokasi kerja.
2. Peraturan yang berasal dari Keputusan Menaker No.187/Men/1999 yang membahas tentang
aturan pengendalian bahan kimia. Kemudian merekomendasikan setiap pekerja untuk mengikuti
pelatihan sebagai petugas ahli kimia.
3. Peraturan dalam undang-undang No.13 tahun 2003 yang membahas tentang peraturan
ketenagakerjaan.
4. Peraturan No.4/Men/1995 yang membahas tentang perusahaan jasa penyelenggara K3 atau
PJK3.

Apa Itu K3 Kimia Sertifikasi Kemenaker?


Pelaksanaan pelatihan K3 kimia adalah sebuah amanat peraturan yang sah dari Kementerian
Tenaga Kerja RI. Kemudian memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk menjadi ahli
K3 kimia profesional dengan kepemilikan sertifikasi dan lisensi. Sehingga mampu memberikan
partisipasi kerja terbaik Anda kepada perusahaan dan mengamalkan pelaksanaan K3. Pelatihan
ini dibimbing oleh para profesional di bidang kimia dan Kemenaker RI melalui beragam metode
menarik. Durasi pelatihan berlangsung selama kurang lebih 12 hari yang diisi dengan kegiatan
diskusi, studi kasus, presentasi dan praktik lapangan. Pentingnya Ikut Serta Pelatihan Ahli K3
Kimia Ketika Anda ingin menjadi ahli K3 kimia maka dibutuhkan beragam persiapan dan
rangkaian pelatihan yang perlu dilaksanakan. Salah satunya dengan mengetahui beberapa materi
penting tentang pengendalian dan penggunaan bahan kimia. Seluruh materi ini akan Anda
peroleh melalui rangkaian pelatihan dalam durasi waktu yang telah disepakati.

5.2 Materi
Materi yang akan Anda peroleh selama pelatihan di antaranya:
1. Materi tentang kebijakan K3 dalam lingkup penggunaan secara nasional.
2. Materi tentang UU No.1 Tahun 1970 sebagai landasan utamapenyelenggaraan K3.
3. Materi tentang lembar data keselamatan bahan kimia.
4. Materi tentang penanganan dan penyimpanan bahan kimia yang sesuai dengan SOP.
5. Materi tentang beberapa penyakit akibat paparan dan kontaminasi tubuh terhadap bahan
kimiawi.
6. Materi tentang Toksikologi, laporan kecelakaan dan manajemen pelindung diri.
7. Materi tentang First Aid di kawasan industri kimia dan pengawasan paparan kimia.
8. Materi tentang teknik pengendalian bahan kimia dan SMK3 hingga proses Audit SMK3.
9. Materi tentang prosedur K3 di ruangan tertutup beserta pengendaliannya dan prosedur aksi
cepat tanggap bahaya.
10. Materi tentang cara pengelolaan limbah dan pencegahan kebakaran.
11. Praktik dan seminar.
12. Evaluasi akhir.

5.3 Tujuan Pelatihan Ahli K3 Kimia


Program pelatihan ahli K3 kimia memiliki beberapa tujuan penting di antaranya:
1. Mengetahui peraturan dan undang-undang tentang K3 bidang kimia di lingkungan kerja yang
kondusif.
2. Mampu melakukan proses identifikasi secara terperinci dan bermuara pada kegiatan evaluasi.
Kemudian melakukan beragam pengendalian terhadap potensi bahaya dalam rangka menyimpan,
penggunaan dan distribusi bahan kimia sesuai K3 yang berlaku.
3. Mampu mengetahui cara kerja aman dalam penanganan bahan kimia yang berbahaya.
Sehingga mengurangi risiko yang tinggi terjadinya beragam kecelakaan di kawasan industri
kimia.
4. Mampu mengetahui metode pengukuran terhadap bahan-bahan kimia yang sesuai dengan
kapasitas di kawasan lingkungan kerja.
5. Mampu mengetahui dan melaksanakan beragam pengendalian bahaya demi terciptanya
lingkungan kerja yang aman dan jauh dari bahaya selama berada di lingkungan kerja.

5.4 Persyaratan Peserta


Persyaratan calon peserta pelatihan ahli K3 kimia antara lain:
1. Melampirkan foto copy ijazah minimal D3 atau Strata S1 bidangkimia.
2. Berpengalaman dibidang tersebut minimal 2 tahun.
3. Melampirkan foto copy kartu identitas (KTP).
4. Melampirkan pas foto background merah ukuran 4x6 dan 1.5x2 masing-masing sebanyak 3
lembar.
5. Surat penunjukan /pengantar dari perusahaan. Hasil yang Ingin Diperoleh Setelah mengikuti
pelatihan ahli K3 kimia dan dinyatakan lulus sebagai ahli K3 kimia, diharapkanberagam
pengetahuan dan manfaat yang diperoleh mampu diamalkan, baik berupa pengendalian,
pembinaan dan melaksanakan operasional setiap perusahaan. Sehingga Anda yang saat ini
bekerja dalam industri kimia dapat memberikan kontribusi yang lebih baik dari sebelumnya serta
kemudian mampu melaksanakan tanggung jawab sesuai peraturan yang sah demi keamanan dan
keselamatan banyak orang.

5.5 Pelaksanaan Pelatihan K3 Kimia


Pelatihan K3 online saat ini sudah bisa dilaksanakan di Formasi Training atas dasar izin dari
Kemnaker. Pelatihan Ahli K3 Kimia menjadi salah satu bidang kompetensi K3 yang
mendapatkan izin dilaksanakan online sepenuhnya dengan durasi pelatihan selamat 12 hari.
Dilaksanakannya pelatihan K3 kimia online lebih mempermudah calon-calon peserta untuk bisa
mengikuti pelatihan K3 dikarenkan tempat yang lebih fleksibel sehingga biaya-biaya pelatihan
lebih hemat karena tidak membutuhkan biaya akomodasi.
6. PELATIHAN AHLI K3 UMUM

Memiliki kemampuan yang dibuktikan dengan sebuah sertifikat yang dapat menjadi nilai
tambahan bagi seorang karyawan di tempat kerjanya yang baru atau tempatnya bekerja saat ini.
Sertifikat menjadi suatu bukti nyata bahwa karyawan tersebut memiliki kompetensi yang nyata
sesuai dengan pelatihan yang dilakukan. 

Contohnya sertifikat ahli K3 umum yang bisa menjadi suatu nilai plus bahwa seorang karyawan
ahli pada bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang nantinya akan diterapkan di perusahaan
tempatnya bekerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sebuah elemen penting
yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam melaksanakan setiap bidang kerjanya.
Penerapan K3 dalam suatu bidang kerja tentunya harus dalam pengawasan ahli K3 umum yang
bersertifikasi Kemnaker.

Menjadi seorang ahli K3 Umum harus melalui berbagai macam proses, dimulai dari pelatihan
ahli K3 umum secara online yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi yang terdaftar dan
diakui oleh BNSP. Pelatihan Ahli K3 Umum dilakukan secara online mengingat situasi pandemi
COVID-19 yang sedang kita lalui bersama, sehingga pelatihan online ini dilakukan dalam rangka
memutus mata rantai penyebaran virus Corona di Indonesia, khususnya antar peserta dan trainer.

6.1 Dasar Hukum

Ahli K3 umum adalah individu terdidik dan terlatih di bidang K3 yang berkompetensi untuk
melakukan tindakan operasional K3 sesuai bidang perusahaan tersebut yang dibuktikan dengan
sertifikat ahli K3 umum. Keberadaan ahli K3 umum dalam suatu perusahaan ini menjadi
kewajiban yang dicanangkan oleh pemerintah kepada perusahaan-perusahaan untuk mengurangi
resiko kerja. Tentu saja pelatihan ahli K3 umum dilatarbelakangi peraturan-peraturan pemerintah
terkait K3 ini. Dengan kewajiban adanya ahli K3 umum di berbagai instansi, tentu saja perlu
adanya pembaharuan SDM yang kompeten di bidang ini.

UU no. 1 Tahun 1970, Permen No.4/MEN/87 pasal 2 yang mengharuskan setiap perusahaan
memiliki ahli K3. Kemenker No.239/MEN/2003 yang mengatur Pedoman Pelaksanaan
Sertifikasi Kompetensi. Ada pula PerMenTenaga Kerja Per.02/Men/1992 yang mengatur tata
cara penunjukan, kewajiban, dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu
lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikat ahli K3 umum adalah Kemenaker. 

Keberadaan ahli K3 juga diperlukan dalam perusahaan mengingat adanya undang-undang


Jaminan Sosial dan Jaminan Lain Tenaga Kerja. Pada UU no 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek
mewajibkan perusahaan menjamin kepentingan hari tua dan perlindungan lainnya kepada tenaga
kerja. Jaminan tersebut diantaranya menyangkut Jaminan Kecelakaan kerja, Jaminan Hari Tua,
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, serta Jaminan Kematian.

6.2 Apa Itu Pelatihan K3 Umum

Pelatihan ahli K3 umum merupakan pelatihan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar
peserta mendapat pembelajaran dan kemampuan secara lengkap dalam operasional K3 secara
umum. Pelatihan ini secara umum menyangkut pemeliharaan kesehatan dan keselamatan di
lingkup kerja, perlindungan terhadap rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, serta orang lain
yang mungkin terdampak dengan lingkungan kerja. Sertifikat ahli K3 umum menjadi persyaratan
ahli K3 umum yang bisa diajukan oleh perusahan-perusahaan pada umumnya.

Pelatihan ini juga mengarahkan pada bagaimana pentingnya K3 terhadap moral, legalitas, dan
finansial baik perorangan maupun perusahaan. Pada pelatihan ahli K3 umum anda akan
mendapatkan pembelajaran terkait pencegahan, pemberian sanksi, kompensasi kecelakaan kerja,
perawatan dan penyembuhan luka akibat kecelakaan kerja, serta penyediaan perawatan
kesehatan. Sertifikasi ahli K3 umum menandakan anda memiliki kemampuan yang bisa anda
terapkan pada perusahaan-perusahaan umum terkait keselamatan dan kesehatan kerja.

6.3 Pelatihan K3 Umum Online

Pelatihan K3 Umum Online tentunya memiliki konsep yang sama dengan pelatihan yang
diselenggarakan secara offline. Namun, pelatihan online dinilai cukup efisien dan efektif dengan
kesibukan pekerjaan para calon peserta training.

Dalam masa penerapan PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di beberapa


wilayah di Indonesia, pelatihan online menjadi salah satu pilihan yang tepat demi menghindari
penularan virus Corona secara masif, selain itu pula hanya beberapa sektor usaha yang diizinkan
melakukan kegiatan di kantor. Sehingga Formasi Training memberikan pilihan pelatihan K3
umum online untuk perusahaan maupun individu yang ingin meng-upgrade diri.

6.4 Tujuan Pelatihan K3 Umum

Pelatihan K3 Umum berharap setiap peserta pelatihan mampu bekerja dan melaksanakan
pembinaan fungsi K3 di perusahaan tertentu perihal melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan
semakin banyak tenaga ahli K3 yang dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diwajibkan
dalam pedoman hukum hingga bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, yang dapat
merugikan karyawan itu sendiri maupun perusahaan.

6.5 Persyaratan Mengikuti Pelatihan K3 Umum

Beberapa persyaratan dokumen yang harus dipenuhi bagi calon peserta pelatihan ahli K3 umum
adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan terakhir minimal D.III


2. Berpengalaman kerja di bidang terkait minimal 1 tahun
3. Melampirkan foto copy ijazah terakhir
4. Melampirkan foto copy KTP
5. Melampirkan pas foto background merah ukuran 1,5cm x 2cm 4cm x 6cm masing-
masing 4 lembar
6. Melampirkan surat keterangan sehat dari klinik /RS terdekat
7. Melampirkan surat pengantar /keterangan /penunjukan dari perusahaan

Persyaratan dokumen tersebut harus dipenuhi oleh para calon peserta pelatihan agar segala
proses pelatihan dan selanjutnya bisa berjalan dengan baik.

6.6 Materi K3 umum

1. Pre - Test
2. Kebijakan K3 Nasional
3. UU No.1 tahun 1970
4. Prinsip – Prinsip Dasar K3
5. P2K3
6. Kelembagaan dan Keahlian K3
7. Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran
8. Pengawasan K3 Listrik
9. Pengawasan K3 Pesawat Uap
10. K3 BejanaTekan
11. Pengawasan K3 Mekanik
12. Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan
13. Pengawasan K3 Kesehatan Kerja
14. Pengawasan Bahan Kimia Berbahaya
15. Pengawasan K3 Lingkungan Kerja
16. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
17. Audit SMK3
18. Manajemen Resiko
19. Analisa Kecelakaan
20. Analisa Laporan dan Statistik Kecelakaan
21. Praktek Plan Visit /Kunjungan Lapangan/PKL
22. Post – Test 23. Seminar
23. Seminar

6.7 Hasil Dari Pelatihan K3 Umum Yang Ingin Diraih

Anda yang mengikuti pelatihan ahli K3 umum diharapkan menjadi tenaga ahli yang kompeten
dalam melakukan operasional K3 di berbagai perusahaan. Tidak hanya secara teoritis, namun
mengetahui bagaimana eksekusi, penanganan kecelakaan kerja, analisis kasus kecelakaan,
pembuatan laporan, proses pengawasan, serta proses audit terkait K3 ini. 

Dengan adanya ahli K3 umum diharapkan mengurangi angka dan resiko kecelakaan kerja dan
meningkatkan performa perusahaan. Selain itu hal ini juga menunjang peningkatan citra
perusahaan secara umum. Selain itu pemenuhan hak-hak kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan menjadi lebih terjamin.

Beberapa point kemampuan yang diharapkan bisa dimiliki oleh setiap peserta pelatihan umum
K3 online adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan tugas, wewenang dan tanggung jawab Ahli K3


2. Menjelaskan hak pekerja dan bidang K3
3. Menjelaskan pengusaha bahwa upaya K3 menguntungkan bagi perusahaan
4. Menjelaskan tujuan sistem manajemen K3 (SMK3)
5. Menjelaskan sistem pelaporan kecelakaan
6. Menganalisa kasus kecelakaan, mengetahui faktor penyebabnya dan dapat
menyampaikan laporan kecelakaan pada pihak terkait
7. Mengenal P2K3, tugas, tanggung jawab, dan wewenang organisasi. Mengenal pembinaan
dan pengawasan K3 di tingkat perusahaan, Nasional dan Internasional
8. Mengidentifikasi objek pengawasan K3
9. Mengetahui persyaratan dan pemenuhan terhadap peraturan perundang undangan di
tempat kerja
10. Mengetahui persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
11. Mengetahui proses audit dan ruang lingkupnya untuk mengukur tingkat pencapaian

Anda mungkin juga menyukai