Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

EKUITAS
Dosen Pengampu : Retno Cahyaningati,S.E., M.Akun

Disusun Oleh :

1. Putriana (220133755)
2. Rizky Aulia Rahman (222133882)
3. Rani Handayani (222133856)
4. M. Wildan Aditya (222133888)

3 AKUNTANSI B2

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS


WIDYA GAMA LUMAJANG
2023

i
DAFTAR ISI

Cover i
Daftar Isi ii
Kata Pengantar iii
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan Penelitian 1
Bab II Pembahasan 2
2.1 Bentuk Perseroan 2
2.2 Prosedur Pendirian PT sesuai UU 40 Tahun 2007 2
2.3 Modal Saham atau Sistem Saham3
2.4 Komponen Utama dari Ekuitas Pemegang Saham 3
2.5 Penerbitan Saham 4
2.6 Reakuisisi Saham 7
2.7 Karakteristik Saham Preferen 9
2.8 Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen 9
2.9 Kondisi Keuangan dan Pembagian Dividen 9
2.10 Jenis-jenis Dividen 10
2.11 Analisis Ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan 12
Bab III Kesimpulan 15

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya
kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Komponen Ekuitas. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah “Akuntansi Keuangan Menengah 2”, Makalah ini
diharapakan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Kami
mengucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak
kekurangan dan kesalahannya. oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Dan mudah-mudahan
makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu dengan sebaik-
baiknya.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekuitas untuk suatu perusahaan pada dasarnya adalah sejumlah nominal uang yang akan
dikembalikan pada pemilik perusahaan atau kepada para pemegang saham. Tapi,
pengembalian ini hanya bisa dilakukan bila semua aset perusahaan sudah dicairkan dan
semua utang perusahaan sudah dilunasi. Ekuitas pemegang saham adalah sejumlah dana
yang harus diberikan pada pemilik saham saat aset perusahaan sudah dicairkan dan seluruh
hutang atau liabilitas perusahaan sudah dilunasi secara penuh. Di dalam laporan neraca dan
laporan keuangan, ekuitas pemilik saham adalah salah satu tolak ukur yang bisa
menentukan kondisi kesehatan keuangan suatu entitas perusahaan.

Perseroan adalah badan hukum yang dapat memiliki harta kekayaan, menandatangani
perjanjian, mengadakan utang piutang, dan hak serta kewajiban seperti orang – orang
pribadi. Perseroan mempunyai dua macam perseroan terbuka dan tertutup. Dalam pendirian
perseroan haruslah memiliki modal dan saham, agar memperoleh keuntungan bersama
(dividen) antar pemegang saham.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a) Apa saja komponen ekuitas perseroan terbatas ?
b) Apa saja transaksi ekuitas ?
c) Apa saja transaksi pembagian dividen ?
d) Apa hubungan komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penulisan makalah ini ditujukan untuk Mahasiswa dan Mahasiswi khususnya fakultas
ekonomi agar dapat mengetahui apa saja komponen ekuitas pemegang saham yang baik
dan benar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Perusahaan


Terdapat 3 bentuk utama dalam organisasi bisnis yaitu :
1. Perusahan Perseorangan (sole proprietorship)
Usaha Pribadi adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya
satu orang dan mengambil segala keputusan dan bertanggungjawab secara
pribadi atas segala hal yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Perusahaan Patungan atau firma (partnership)
Persekutuan (firma dan komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis di
mana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga
tanggungjawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka.
3. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum,
terpisah dari individu-individu yang memilikinya. PT didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
undang serta peraturan pelaksanaannya.

2.2 Prosedur Pendirian PT sesuai UU 40 Tahun 2007


Adapun syarat – syarat sahnya pendirian suatu perseroan terbatas di Indonesia yang
diatur dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas,
yaitu:
a) Akta Pendirian.
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, prosedur pendirian
PT juga tidak banyak berubah dengan prosedur pendirian PT yang ditentukan
oleh UU No. 1 Tahun 1995. Prosedur pendirian PT di dalam UU No. 40 Tahun
2007 tentang PT diatur di dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 14 (delapan
pasal). Menurut Pasal 7 ayat ( 1 ) UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, dikatakan
bahwa “Perseroan didirikan minimal oleh 2 ( dua ) orang atau lebih dengan akta
notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia“

2
b) Pengesahan Oleh Menteri.
Dimaksud dengan Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di
bidang hukum dan hak asasi manusia. Dalam mendirikan perseroan terbatas
tidak cukup dengan cara membuat akta pendirian yang dilakukan dengan akta
otentik. Akan tetapi harus diajukan pengesahan kepada Menteri, guna
memperoleh status badan hukum.

c) Pendaftran
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT yang melakukan pendaftaran
setelah diperoleh pengesahan dibebankan kepada Direksi Perseroan maka di
dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT ini maka yang menyelenggarakan
daftar perseroan setelah diperoleh pengesahan adalah Menteri yang memberikan
pengesahan badan hukum dan memasukkan data perseroan secara langsung.

2.3 Modal Saham atau Sistem Saham


Hak-hak pemegang saham :
1. Untuk membagi laba dan rugi secara proporsional.
2. Untuk ikut serta dalam manajemen secara proporsional (hak untuk memilih
direktur).
3. Untuk membagi aset perusahaan secara proporsional jika terjadi likuidasi.
4. Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari
kelompok yang sama —disebut sebagai hak istimewa atau preemptive right.

2.4 Komponen Utama dari Ekuitas Pemegang Saham

Saham Biasa
Modal Tambahan
Kontribusi Saham Preferen
Modal Disetor

Dua sumber Laba Ditahan


utama ekuitas

Less Tresury Aset – Liabilitas


Stock = Equity

3
2.5 Penerbitan Saham
Saham di otorisasi – Saham ditawarkan untuk dijual – Saham diterbitkan
Masalah akuntansi :
1. Saham dengan nilai pari.
Contoh :
 Vikings Corporation menerbitkan 300 lembar saham biasa dengan nilai
pari $10 per saham pada harga $4,100. Ayat jurnal yang dibuat adalah:
Kas 4,100
Saham Biasa (300 x $10) 3,000
Agio Saham Biasa 1,100

 Vikings Corporation menerbitkan 300 lembar saham biasa dengan nilai


pari $10 per saham pada harga $2,000. Ayat jurnal yang dibuat adalah:
Kas 2,000
Disagio Saham Biasa 1,000
Saham Biasa (300 x $10) 3,000

2. Saham tanpa nilai pari.


Alasan penerbitan Saham Tanpa Nilai Pari (No-Par Stock) :
 Menghindari kewajiban kontinjen.
 Adanya kerancuan dalam hubungan antara nilai pari dan nilai pasar
wajar.
 Beberapa negara yang mengijinkan penerbitan saham tanpa nilai pari
mensyaratkan adanya nilai tetapan (stated value) .

Contoh : Shinobi Corporation menerbitkan 600 lembar saham biasa tanpa


nilai pari dengan harga $10,200. Buat ayat jurnal yang harus dicatat apabila
(a) saham tanpa stated value, dan (b) saham memiliki nilai tetapan sebesar
$2 per lembar.

- Kas 10.200
Saham Biasa 10.200

4
- Kas 10.200
Saham Biasa 1.200
Tambahan Modal Disetor 9.000

3. Saham yang dijual atas dasar pesanan.


Contoh :
Landmark Corp. menawarkan saham atas dasar pesanan pada masyarakat yang
memberikan hak untuk membeli 10 lembar saham (nilai pari $5) pada harga $20
per lembar saham. 50 org menerima tawaran tersebut dan menyetujui membayar
50% uang muka serta 50% sisanya pada akhir bulan ke-enam.
Buat jurnal untuk mencatat pada saat :
- Pemesanan saham diterima
- Pelunasan (enam bulan kemudian).
Jawab :
- Pada saat pemesanan saham
Piutang Pesanan 10.000
Pesanan saham biasa 2.500
Tambahan modal disetor yg melebihi nilai pari 7.500
(untuk catat penerimaan pesanan 500 lbr saham)

Kas 5.000
Piutang pesanan 5.000
(Untuk mencatat penerimaan angsuran pertama)

- Pada saat pelunasan


Kas 5.000
Piutang pesanan 5.000
(untuk mencatat pelunasan saham)

Pesanan saham biasa 2.500


Saham biasa 2.500

5
4. Saham yang digabungkan dengan sekuritas lain.
Dua metode alokasi yang tersedia :
- Metode proportional / Metode Proporsional
Contoh : PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par
Rp 100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump sum
Rp 400.000.

Ayat Jurnal (Metode Proportional):


Kas 400.000
Saham Preferen (200 x Rp.200) 40.000
Agio saham preferen (160.000 – 40.000) 120.000
Saham Biasa (500 x Rp.100) 50.000
Agio saham biasa (240.000 – 50.000) 190.000

- Metode incremental / Metode Penambahan


Contoh : PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par
Rp 100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar tidak diketahui yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.

6
Ayat Jurnal (Metode Proportional):
Kas 400.000
Saham Preferen (200 x Rp.200) 40.000
Agio saham preferen (100.000 – 40.000) 60.000
Saham Biasa (500 x Rp.100) 50.000
Agio saham biasa (300.000 – 50.000) 250.000

5. Saham yang diterbitkan dalam transaksi non-kas.


Aturan Umum: perusahaan harus mencatat saham yang diterbitkan untuk jasa
atau kekayaan selain kas berdasarkan :
 Nilai pasar yang wajar dari saham yang diterbitkan atau
 Pada nilai pasar wajar dari penerimaan bukan kas,
Mana yang dapat ditentukan secara lebih jelas .
Contoh :
- Pada tanggal 1 Januari Kathleen Battle Corporation mengotorisasikan
untuk menerbitkan 500,000 lembar saham biasa tanpa nilai pari dengan
stated value $1 per lembar. Pada 1 April diterbitkan 24,000 lembar
saham biasa untuk ditukarkan dengan sebidang tanah yang ditawarkan
dengan harga $90,000; nilai pasar wajar dari tanah tersebut $80,000.
Ayat jurnal yang dibuat :
Tanah 80.000
Saham biasa (24.000 x $1) 24.000
Tambahan modal disetor 56.000
2.6 Reakuisisi Saham
Alasan Perusahaan membeli kembali saham yang masih beredar :
a) Untuk menambah laba per saham dan tingkat pengembalian dari ekuitas (ROE).
b) Untuk memenuhi kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial.
c) Untuk menghindari usaha pengambil alihan atau mengurangi jumlah pemegang
saham.
d) Membentuk pasar bagi saham.

7
Contoh Reakuisis Saham
 PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 200 pada
harga Rp 500 per share. Sebagai tambahan, perusahaan juga memiliki laba ditahan
sebesar Rp20.000.000.

Ekuitas
Saham biasa, Rp 200 x 20.000 lembar diisukan dan beredar 4.000.000
Agio saham biasa Rp 10.000.000- 4.000.000 6.000.000
Laba ditahan 20.000.000
Total ekuitas 30.000.000

 Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi saham sebanyak


5.000 lembar saham dengan harga Rp 700.
Jurnal :
Saham Treasuri 3.500.000
Kas 3.500.000

Ekuitas
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan beredar 4.000.000
Agio saham biasa 6.000.000
Laba ditahan 20.000.000
Dikurangi biaya saham treasuri 5.000 lembar (3.500.000)
Total ekuitas 26.500.000

 Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar
dengan harga Rp 1.000
Jurnal :
Kas 500.000
Saham Tresuri 350.000
Agio saham treasuri 150.000

8
 Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar
dengan harga Rp 600.
Kas 300.000
Disagio saham treasuri 50.000
Saham Tresuri 350.000

2.7 Karakteristik Saham Preferen


a) Karaktereristik Saham Preferen :
b) Preferensi dividen
c) Preferensi atas aset saat likuidasi
d) Dapat dikonversi menjadi saham biasa
e) Dapat melakukan call atas opsi dari perusahaan
f) Tidak memiliki hak suara / vote

2.8 Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen


Fitur Spesifik Saham Preferen
 Kumulatif
 Partisipasi
 Dapat Dikonversi
 Callable
 Redeemable
Korporasi dapat melampirkan preferensi atau batasan apa pun, selama tidak
melanggar undang-undang pendirian negaranya.
Akuntansi untuk saham preferen pada saat penerbitan mirip dengan saham biasa.

2.9 Kondisi Keuangan dan Pembagian Dividen


Alasan distribusi dividen tidak dimaksimalkan berdasarkan jumlah laba ditahan yang
tersedia:
a) Memelihara persetujuan dengan kreditur.
b) Memenuhi persyaratan regulasi negara / UU PT.
c) Membiayai pertumbuhan dan ekspansi.
d) Mempengaruhi arus kas / likuiditas.
e) Berjaga terhadap kemungkinan kerugian dan masalah likuiditas.

9
2.10 Jenis-Jenis dividen
Semua dividen selain dividen saham mengurangi total ekuitas perusahaan.
Ketika perusahaan mengumumkan dividen saham, perusahaan tidak membayarkan
sejumlah aset atau mengakui kewajiban, tetapi hanya menerbitkan saham tambahan ke
masing-masing pemegang saham. Jenis-jenis dividen :
- Dividen Kas.
Dewan direksi memberikan suara pada deklarasi dividen tunai., Dividen tunai
yang dinyatakan adalah kewajiban, Perusahaan tidak mengumumkan atau
membayar dividen tunai atas saham treasury.
Contoh :
Tanggal 2 Juni PT PQR mengumumkan pembayaran kas dividen Rp 200 atas
200.000 saham yang terutang pada tanggal 12 Juli kepada semua pemegang
saham yang tercatat pada tanggal 22 Juni.

Tanggal pengumuman (2 Juni)


Laba ditahan Rp. 40.000.000
Utang dividen Rp. 40.000.000
Tanggal Pencatatan (22 Juni) No Entry
Tanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen Rp. 40.000.000
Kas Rp. 40.000.000

- Dividen Properti.
Merupakan utang dividen dalam bentuk aset selain kas, Properti yang akan
didistribusikan dinyatakan ulang ke dalam nilai wajar; keuntungan dan
kerugian atas selisih nilai properti diakui dalam Laporan laba-rugi.
Contoh :
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya
dalam bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen
properti tanggal 12 Desember 2012, untuk didistribusikan tanggal 22 Januari
2013 kepada pemegang saham yang tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal
pengumuman, sekuritas tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.

10
Jurnal :
Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)
Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian 100.000.000
Investasi ekuitas 100.000.000
Laba ditahan 200.000.000
Utang dividen properti 200.000.000
Tanggal distribusi (22 Januari 2013)
Utang dividen properti 200.000.000
Investasi ekuitas 200.000.000

- Dividen Likuidasi.
Dividen yang tidak didasarkan pada pendapatan / laba ditahan dan mengurangi
ekuitas pemegang saham, Dividen likuidasi lebih mengimplikasikan return atas
modal investasi daripada profit yang dihasilkan perusahaan
Contoh :
PT RST menerbitkan sebuah “dividen” kepada pemegang saham biasa sebesar
Rp 220.000.000. Pengumuman menyebutkan bahwa pemegang saham harus
mempertimbangkan Rp 100.000.000 sebagai pendapatan dan sisanya sebagai
pengembalian modal.

Jurnal :
Tanggal pengumuman
Laba ditahan 100.000.000
Agio saham biasa 120.000.000
Utang dividen 220.000.000
Tanggal distribusi
Utang dividen 220.000.000
Kas 220.000.000

11
- Dividen Saham.
 Penerbitan saham sendiri kepada pemegang saham dengan basis pro
rata, tanpa mendapatkan pembayaran apapun (tidak ada kas masuk dan
keluar).
 Ketika saham dividen kurang dari 20–25 persen dari saham biasa yang
beredar, maka perusahaan melakukan transfer nilai wajar dari laba
ditahan (dividen saham kecil).
 Ketika saham dividen lebih dari 20–25 persen dari saham biasa yang
beredar, maka nilai par dialihkan dari laba ditahan ke modal saham
(dividen saham besar).
Contoh :
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200
dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen
dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham tambahan
kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per
lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan 60.000.000
Agio saham biasa yg dapat didistribusikan 40.000.000
Agio saham biasa 20.000.000

Tanggal distribusi
Saham biasa yg dapat disistribusikan 40.000.000
Saham biasa 40.000.000

2.11 Analisis Ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan


Kelompok ekuitas pemegang saham dalam neraca mencakup modal saham,tambahan
modal disetor,dan data laba ditahan.pos-pos tambahan yang mungkin juga disajikan
adalah saham treasuri dan akumulasi laba komprehensif lainnya. Laporan ekuitas
pemegang saham sering diadakan. Rasio yang biasa digunakan dalam hal ini adalah :
tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa,rasio pembayaran,dan nilai buku per
saham.

12
1. Analisis Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa
Contoh :
PT XYZ memiliki laba bersih Rp 200 juta, mengumumkan dan membayar dividen
preferen sebesar Rp 50 juta, dan rata-rata ekuitas pemegang saham biasa sebesar Rp
1 milyar.

Rasio tersebut menunjukkan seberapa banyak rupiah dari laba bersih yang
diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan pemilik.

2. Analisis Rasio Payout


Contoh :
PT XYZ memiliki dividen kas sebesar Rp 200 juta dan laba bersih sebesar Rp 500
juta, dan tidak ada saham preferen beredar.

Menunjukkan rasio pendapatan yang diperoleh investor atas laba bersih perusahaan

13
3. Analisis Nilai Buku per Lembar Saham
Contoh :
PT XYZ memiliki 500 ribu lembar saham biasa beredar dengan total nilai Rp 300
juta.

Jumlah yang akan diterima oleh tiap lembar saham jika perusahaan dilikuidasi
berdasarkan jumlah yang dilaporkan pada neraca.

14
BAB III

KESIMPULAN

Ekuitas pemegang saham adalah sejumlah dana yang harus diberikan pada
pemilik saham saat aset perusahaan sudah dicairkan dan seluruh hutang atau liabilitas
perusahaan sudah dilunasi secara penuh. Komponen utama dalam ekuitas pemegang saham
adalah laba ditahan dan modal kostribusi. Di dalam laporan neraca dan laporan keuangan,
ekuitas pemilik saham adalah salah satu tolak ukur yang bisa menentukan kondisi kesehatan
keuangan suatu entitas perusahaan. Kelompok ekuitas pemegang saham dalam neraca
mencakup modal saham,tambahan modal disetor,dan data laba ditahan.pos-pos tambahan yang
mungkin juga disajikan adalah saham treasuri dan akumulasi laba komprehensif lainnya.
Laporan ekuitas pemegang saham sering diadakan. Rasio yang biasa digunakan dalam hal ini
adalah : tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa,rasio pembayaran,dan nilai buku per
saham.

15

Anda mungkin juga menyukai