FRAMEWORK ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA DENGAN DEMENSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LUBUK KILANGAN PADANG TAHUN 2023
INPUT OUTPUT PROSES
Family Care Nursing
1. Data umum: Masalah Keperawatan Keluarga Yang Mungkin S: Muncul: - Masalah berasal dari sudut pandang klien a. Komposisi keluarga/genogram: riwayat genetis 1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan ataupun keluarga keluarga merawat lansia dengan demensia 2. Defisiensi kesehatan komunitas b. Tipe keluarga O: c. Latar belakang etnis keluarga Data didapat berdasarkan hasil: (Nanda 2018-2020) d. Identifikasi keyakinan keluarga - Masalah juga dapat terlihat dari ekspresi e. Status kelas sosial: pekerjaan dan pendapatan, klien ataupun keluarga berkaitan dengan kelas sosial keluarga keluhannya f. Mobilitas kelas sosial - Observasi 2. Tahap perkembangan keluarga - Pemeriksaan fisik 3. Data lingkungan - Pemeriksaan penunjang (laboratorium, a. Karakteristik lingkungan sekitar dan komunitas Intervensi: radiologi, dll) yang lebih besar: kepadatan penduduk, budaya b. Asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas 1. Peningkatan kesadaran kesehatan A: 4. Struktur keluarga 2. Peningkatan pengasuhan Kesimpulan dari DS dan DO meliputi: a. Struktur kekuasaan 3. Dukungan asuhan (caregiver support) - Diagnosa keperawatan b. Struktur peran 4. Peningkatan koping - Masalah dapat teratasi, sebagian teratasi dan c. Nilai keluarga 5. Dukungan keluarga belum teratasi 5. Fungsi keluarga: sosialisasi, ekonomi, afektif, 6. Manajemen perilaku 7. Konseling P: perawatan kesehatan keluarga Rencana asuhan keperawatan dan disusun 6. Stress dan koping keluarga terhadap anggota keluarga 8. Peningkatan keterlibatan keluarga berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. dengan Demensia 9. Dukungan spiritual 7. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sputum 10. Manajemen kasus 11. Pengajaran: proses penyakit (Friedman (2010), IPKKI (2017), Niels & McEwin 12. Pengajaran: prosedur/perawatan (2019)). (Nursing Intervention Classification, Bulechek, 2013) FRAMEWORK ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA DENGAN DEMENSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK KILANGAN PADANG TAHUN 2023
INPUT PROSES OUTPUT
Community As Partner Indikator struktur :
Masalah Keperawatan Komunitas Yang Data Inti: 1. Terciptanya framework (mekanisme Mungkin Muncul: 1. Sejarah terjadi atau perkembangan komunitas yang berkontribusi SOP) 1. Defisit kesehatan komunitas terjadinya isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas. 2. Terciptanya Modul tiap kegiatan 2. Ketidakefektifsn pemeliharaan kesehatan 2. Data demografi (usia, jenis kelamin, agama, pendidikan dan 3. Terdokumentasikannya laporan setiap 3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pekerjaan). kegiatan 3. Statistik penting (perubahan fisik dan psikologi yang dialami (Nanda 2018-2020). lansia, Faktor Resiko yang mungkin terjadi). 4. Etnis dan budaya (suku/ras/adat, kebiasaan dan gaya hidup yang Indikator Proses : 1. Teridentifikasinya jumlah Lansia yang mempengaruhi kesehatan, faktor sosial yang mempengaruhi Primer: mengalami Demensia perilaku kesehatan lansia). 1. Pendidikan kesehatan 2. Teridentifikasinya pengetahuan, Data Subsistem: 2. Peningkatan kesadaran kesehatan kepercayaan dan dukungan keluarga 1. Lingkungan fisik (lingkungan terbuka, batas wilayah dan tempat 3. Mendengar aktif yang mengalami Demensia berkumpul, serta sanitasi). 4. Pengajaran: proses penyakit 3. Tersosialisasinya pengetahuan tentang 2. Pendidikan (tingkat pendidikan, institusi milik pemerintah atau 5. Panduan sistem pelayanan kesehatan Demensia sebanyak 75% non pemerintah, formal atau non formal). 4. Terlaksananya pemberdayaan keluarga 3. Ekonomi (penghasilan, status pekerjaan). dengan model homecare Service (HcS) 4. Keamanan dan transportasi (transportasi yang digunakan dan Sekunder: keamanan untuk mengakses pelayanan kesehatan). 1. Skrining 5. Politik dan pemerintahan (jenis pemerintahan seperti 2. Manajemen kasus RT/RW/Kelurahan/Kecamatan, kebijakan kesehatan oleh Dinas Indikator Hasil : 3. Identifikasi resiko 1. Status kesehatan komunitas Kesehatan dan Puskesmas). 4. Modifikasi perilaku 2. 75% keluarga memiliki pengetahuan 6. Pelayanan kesehatan dan sosial (ketersediaan pelayanan 5. Konseling baik mengenai Demensia kesehatan seperti klinik/puskesmas/rumah sakit, waktu pelayanan, SDM, sumber pembiayaan kesehatan). 3. 75 % keluarga mampu mengambil keputusan dalam melaksanakan 7. Komunikasi (informasi formal dan informal seperti TV/radio/ masalah demensia pada lansia koran/brosur/medsos/dll, frekuensi perminggu atau bulan). Tersier: 4. 75% keluarga mampu melakukan 8. Rekreasi (jenis rekreasi seperti wisata alam, pusat permainan dan 1. Bantuan perawatan diri perawatan pada anggota lansia yang perbelanjaan) 2. Peningkatan keterlibatan keluarga dengan demensia 3. Peningkatan latihan 5. 75% keluarga mampu meodifikasi Persepsi : 4. Dukungan pengambilan keputusan lingkungan dalam mencegah demensia Masyarakat dan petugas kesehatan 6. Kelaurga mampu memanfaatkan pelayanan kesehata, Terciptanya dan terlaksananya alur rujukan . (Anderson & McFarlan, IPKKI (2017), Nies & Mc Ewin (2019)).