Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN KEGIATAN PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN

KESEHATAN KOMUNITAS

PENGKAJIAN TAHAP I : IDENTFIKASI MASYARAKAT DAN WILAYAH


1. Orientasi daerah:
 Mengenal nama pejabat/ tokoh formil/ informil
 Meminta data daerah yang ada di kelurahan atau kecamatan/ dinas terkait
2. Koleksi data tentang:
a. Geografi
- Keadaan tanah
- Luas daerah
- Batas daerah
- Jaringan transportasi
b. Demografi
- Jumlah kepala keluarga
- Jumlah penduduk
- Jumlah keluarga
- Perubahan penduduk : kelahiran baru, meninggal dunia, perpindahan
- Rincian golongan umur : balita, masa sekolah, usia produktif, usia lanjut
- Kepadatan penduduk
- Tingkat pendidikan: SD, SLTP, SLTA, PT
- Jaringan pekerjaan/ penghasil
- Agama/ kepercayaan
- Tipe masyarakat: agraris, industri dan sebagainya
c. Struktur pemerintahan
- Desa : Pra swadaya, swakarya/ swasembada
- Kelurahan
- Jumlah RT, RW, Lingkungan/ Dusun
d. Organisasi masyarakat
- Persatuan wanita
- Kontak tani
- Pramuka
- Karang taruna
- Perkumpulan keagamaan
e. Sarana/ fasilitas
 Fasilitas kesehatan
 Tempat ibadah
 Sekolah
 Panti social yang ada
 Pasar
 Tempat pertemuan
 Posyandu
f. Hygiene sanitasi: keluarga/ panti dan lingkungan umum:
- Perumahan
- Sumber air bersih
- Pembuangan air limbah
- Jamban
- Sarana MCK
- Pembuangan sampah
- Sumber polusi
- Sumber vector
g. Manusia sumber informasi
- Tokoh masyarakat
- Anggota masyarakat
- Pamong desa/ kelurahan
- Kader kesehatan
- Nakes
3. Pemetaan : membuat denah wilayah
4. Mentabulasi data: pengelompokkan/ menjumlah data
5. Membuat map keluarga/ panti:
- Tiap keluarga/ panti mempunyai map yang berisi: catatan pembinaan dan
perkembangan
- Map keluarga/ panti diberi kode
- Disusun per RT/ Wilayah, disimpan di puekesmas/ sub centre
- Tiap keluarga/ panti diberi kartu pengenal KK/ Panti

6. Data kesehatan:
- Angka kematian kasar
- Angka kematian karena penyakit tertentu
- Angka kesakitan kasar
- Angka kesakitan karena penyakit tertentu
- Resiko kejadian penyakit/ masalah kesehatan

PENGKAJIAN TAHAP II : PROSES KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan “Core” atau inti dari
asuhan keperawatan komunitas yang meliputi: demografi, populasi, nilai- nilai,
keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi
pula oleh delapan sub system komunitas yang terdiri dari: fisik dan lingkungan
perumahan, pendidikan, keselamatan transportasi, politik dan kebijakan
pemerintahan, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi.
Semua aspek tersebut perlu dikaji melalui pengamatan langsung ke
masyarakat dengan klien (Winshield Survey) dimana perawat komunitas
melakukan pengamatan dengan berkeliling wilayah dan menggunakan semua
panca indranya dalam melakukan observasi, ditujang pula dengan data statistik
wilayah dan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat dan kader kesehatan.
1. Koleksi data kelompok/ komunitas
a. Sebagai data inti:
1) Usia yang berisiko
2) Pendidikan
3) Jenis kelamin
4) Pekerjaan
5) Agama
6) Keyakinan
7) Nilai- nilai
8) Riwayat komunitas, yang dapat merupakan stressor timbulnya
gangguan
b. Data tentang subsistem yang mempengaruhi kelompok/ komunitas: (Model
Betty Neuman)
1) Physical Environment: perumahan yang dihuni penduduk, apakah
penerangan, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi
penduduk.
2) Education: (status pendidikan, sarana pendidikan) apakah dapat
digunakan untuk peningkatan pengetahuan.
3) Safety & transportation: (pelayanan perlindungan: kebakaran, polusi,
sanitasi, transportasi: berupa jalan dan sarana angkutan) dilingkungan
tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
4) Politics & Goverment: politik dan kebijakan pemerintahan (tingkat RT,
RW, Lurah, Camat dan lain- lain) apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat pelayanan diberbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Health & Social Services; (PKK, Karang taruna, Panti, LKMD, Posyandu
dan lain- lain) apakah tersedia untuk melakukan deteksi dini pada
gangguan/ merawat/ memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6) Communication: (Formal: koran, radio, TV; Informal: papan
pengumuman, poster dan sebagainya) apakah sarana komunikasi
dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan kesehatan misalnya: televisi,
radio, koran, leafleat yang diberikan kepada komunitas.
7) Economics: tingkat sosial ekonomi komunitas serta keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional/ Individu/ bulan) dibawah
atau diatas sehingga upaya pelayanan, misalnya anjuran untuk ekonomi
tersebut.
8) Recreation: apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka biayanya
apakah terjangkau oleh komunitas rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk mengrangi stress.

Langkah pengkajiannya:
a. Mengumpulkan data primer
Dilakukan melaui kegiatan:
1. Wawancara dengan masyarakat, tokoh masyarakat, kader, aparat
kelurahan/ desa, pemda setempat.
2. Observasi tentang: norma, nilai, keyakinan, struktur kekuatan,
proses penyelesaian masalah, dinamika kelompok masyarakat,
pola komunikasi, situasi/ kondisi lingkungan wilayah.
3. Rembug desa dan atau survey mawas diri bersama masyarakat
4. Melakukan pengukuran langsung data kesehatan masyarakat.
b. Mengumpulkan data sekunder
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang
relevan untuk wilayah yang menjadi tanggungjawabnya. Misalnya
catatan kelahiran kematian cakupan pelayanan.
c. Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu lokakarya mini atau pertemuan khusus
pada forum koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah
serta mencari penyebabnya.

2. Analisa data
Tujuan:
 Menetapkan kebutuhan komuniti
 Menetapkan kekuatan
 Mengidentifikasi pola respon kesehatan
 Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
Cara mengkategorikan data:
 Karakteristik demografi
 Karakteristik geografi
 Karakteristik sosial- ekonomi
 Pelayanan dan sumber kesehatan

3. Diagnosa Keperawatan
Contoh:
Community respone/ Etiologi “ Related” Documentation Signs
Concern/ Problem and symptoms “as
(Actual or Potential) avidenced by”
Incomplete Inadequate School health recods
immunization status communication at temple elementary
of children at temple between parents and
elementary school’s staff
Potensial terjadi diare - Sumber air tidak - Data yang
di RW 01 memenuhi syarat mendukung
- Belum terbiasa - Indikator
melakukan cuci kesehatan
tangan sebelum
makan

4. Perencanaan
Proses:
- Menyusun/ mengurutkan masalah menurut prioritas
Dalam menentukan prioritas masalah perlu dipertimbangkan berbagai
factor sebagai kriteria, antara lain adalah: perhatian masyarakat,
prevalensi, berat ringan masalah, kemungkinan maslah untuk diatasi,
tersedianya sumber daya masyarakat, aspek politis.
- Menetapkan saran dan tujuan
- Menetapkan strategi intervensi (Klien & Perawat)
Teknik Prioritas Masalah
Mueke: seleksi diagnosa kesehatan komunitas
JML
Kriteria penapisan Score
Masalah Kesehatan Tersedia sumber
a b c D e f g h i j k l

a. = Sesuai dengan role CHN Keterangan :


b. = Risiko terjadi Score: 0-5
c. = Risiko parah 0 = Paling Rendah
d. = Potensi untuk HE 5 = Paling Tinggi
e. = Interest komuniti
f. = Kemungkinan diatasi
g. = Relevan dengan program
h. = Tempat
i. = Waktu
j. = Dana
k. = Fasilitas
l. = Sumber daya

Analisa Data Komunitas


Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisa, Tujuan analisa data adalah:
1. Menetapkan kebutuhan komuniti
2. Menetapkan kekuatan komuniti
3. Mengidentifikasi pola respon kesehatan
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
Langkah- langkah proses analisa data sebagai berikut:
1. Klasifikasi data
Proses klasifikasi data dimaksudkan untuk mengelompokkan data secara
keseluruhan sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
gambaran yang ada di komunitas,
Pengklasifikasian data mengacu kepada:
a. Tujuan yang ingin dicapai
b. Merujuk kepada Program Nasional
c. Isu yang akan dimunculkan
Penyajian data hasil pengklasifikasian ini dapat berupa tabel atau diagram yang
menginformasikan tentang distribusi dan frekuensi.
Klasifikasi Distribusi Frekuensi (%)

2. Interpretasi data
Data yang telah diklasifikasikan akan menghasilkan informasi tentang gambaran
nyata yang terjadi di komunitas. Dengan mengaitkan antara beberapa data akan
didapatkan suatu kesimpulan masalah yang ada di masyarakat baik aktual
maupun potensial. Analisa interpretasi data akan lebih mudah dilakukan dengan
membuat matrik seperti di bawah ini:
Data Kemungkinan Penyebab Masalah Kesehatan

3. Prioritas Masalah
Setelah ditemukan masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun prioritas masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai pendekatan, salah satunya adalah sebagai berikut
untuk

tak
Motivasi masyarakat

masalah yang dapat


masyarakat dalam

yang

jika
menyelesaikan

menyelesaikan

mempengaruhi

menyelesaikan

terselesaikan.
Ketersediaan

penyelesaian
Konsekuensi
Kemampuan

Percepatan
Kesadaran

PRIORITAS
masalah

masalah

masalah

masalah

Jumlah nilai
keahlian
perawat

relevan

dicapai
dalam

dalam
Masalah Kesehatan

Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria


-Tinggi -Tinggi -Tinggi -Tinggi -Tinggi -Tinggi
-Sedang -Sedang -Sedang -Sedang -Sedang -Sedang
-rendah -rendah -rendah -rendah -rendah -rendah

1
2

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Diagnosa keperawatan komunitas merupakan gambaran kebutuhan atau
respon komunikasi terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Dengan
mengacu kepada upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif, maka dalam
rumusan diagnosa keperawatan komunitas harus merefleksikan pendekatan
promotif dan preventif. Menurut Mucke, rumusnnya berisi hal- hal sebagai berikut:
1. Resiko terjadi.....(kebutuhan/ respon komunitas terhadap masalah kesehatan)
2. Pada masyarakaat....(target/ sasaran)
3. Sehubungan dengan.....(data primer dan sekunder)

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Sebagai tenaga professional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh
perawat. Rencana keperawatan komunitas disusun dengan memperhatikan
banyak faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada
hakekatnya masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut. Sebaliknya, perawat
hanyalah sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan dinamika
masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri.
Sebagai tenaga keperawatan profesional, tentunya ners dituntut tidak hanya
sekedar menyusun rencana asuhan keperawatan saja, tetapi harus mampu pula
memastikan bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling maksimal,
artinya ners tidak saja dituntut untuk berperan di level pelaksanaan di masyarakat
saja (grassroot), namun pula harus merambah kepada level pengambil keputusan
(decision maker), dengan aktif melakukan lobi, negosiasi, serta advokasi terhadap
apa yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners
untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan birokrat
pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat maupun kalangan bisnis. Oleh
karenanya penting dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan
memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagai bukti
(evedence-base).

D. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Implementasi sering dikatakan sebagai fase aksi dari proses keperawatan.
Di dalam asuhan keperawatan komunitas, implementasi bukan hanya merupakan
tindakan keperawatan, tetapi merupakan tindakan kolaborasi bersama klien
maupun profesi lain. Hal yang harus diingat dalam implementasi asuhan
keperawatan komunitas adalah tujuan utama, yaitu menolong masyarakat untuk
dapat menolong dirinya sendiri mencapai level sehat yang optimum. Dalam
melaksanakan implementasi ini dapat dibagi dalam 2 kegiatan, yaitu fase
persiapan dan fase tindakan.
Ketika dalam fase persiapan, ners harus yakin terhadap what, who, why,
when, where dan how. Pada fase persiapan ini dapat digunakan ners untuk
mengklarifikasi rencana asuhan keperawatan dan berbagai fasilitas yang
diperlukannya. Hal yang penting untuk diingat bahwa implementasi asuhan
keperawatan ini meminta fleksibilitas dan penyesuaian terhadap hal- hal yang
tidak dapat diantisipasi sebelumnya.
Fase tindakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh ners untuk:
1. Mengaplikasikan teori yang tepat ke dalam tindakan yang dilaksanakannya
2. Menolong memfasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pengimplementasian rencana asuhan keperawatan
3. Mempersiapkan masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan
4. Memonitor dan mendokumentasikan perkembangan dari implementasi.

E. EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Evaluasi merujuk kepada pengukuran dan penetapan dari efektifitas dalam
pencapaian tujuan yang ditetapkan. Evaluasi merupakan tindakan penyelidikan
yang mengaitkannya dengan standar dan kriteria keberhasilan. Dalam asuhan
keperawatan komunitas, evaluasi juga dilakukan untuk mengukur mutu pelayanan
(quality of services), program, dan penampilan ners. Program ini sering disebut
sebagai Total Quality Management (TMQ), karena hal ini merefleksikan
peningkatan perhatian dengan pengukiran dan peningkatan kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan kepada masyarakat. Makna dari manajemen qualitas
berarti:
1. Pengorganisasian yang dihasilakan dari pengkajian yang berkualitas
2. Penetapan standar atau kriteria
3. Pengumpulan informasi yang terus menerus sebagai kegiatan rutin
4. Jaminan bahwa informasi didasarkan pada total populasi atau sample yang
representatif
5. Suatu proses yang menyajikan hasil dari review pada klien

Dx. Kep Tanggal Implementasi Evaluasi Modifikasi Paraf

Anda mungkin juga menyukai