1.1 Pendahuluan
Pemeriksaan berat jenis, kadar air dan berat isi kayu merupakan
pemeriksaan standar fisik yang dimiliki kayu untuk mengetahui kuat kelas
kayu dan kondisi kayu apakah sudah kering udara atau belum.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara memeriksa berat
jenis, kadar air dan berat isi kayu. Pemeriksaan kadar air kayu bertujuan
untuk mengetahui apakah kayu masih basah atau sudah kering udara.
1
2
1.5.2 Bahan
1. Kayu kubus (Benuas, Lanan dan Hutan) ukuran 5 × 5 × 5 cm,
masing-masing 3 potong.
2
3
Sampel
Uraian Satuan Rata-Rata
1 2 3
Berat Kayu Awal (B1) gram 112,74 115,74 117,74 115,41
Berat Kayu Setelah di Oven (B2) gram 96,11 90,1 91,25 92,49
3
Volume (V) cm 119,07 112,608 99,176 110,28
2
Luas Penampang (A) cm 24,30 22,08 21,56 22,65
Kadar Air (W) % 17,303 28,457 29,030 24,93
Berat Jenis cm 0,807 0,800 0,920 0,84
3
Berat Isi gr/cm 0,947 1,028 1,187 1,05
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)
b) Kayu Lanan
Tabel 1.5 Hasil perhitungan kayu Lanan
PEMERIKSAAN KADAR AIR, BERAT JENIS DAN BERAT ISI
Sampel
Uraian Satuan Rata-Rata
1 2 3
Berat Kayu Awal (B1) gram 105,74 110,74 108,74 108,41
Berat Kayu Setelah di Oven (B2) gram 90,11 89,23 60,03 79,79
3
Volume (V) cm 110,544 110,4 101,52 107,49
2
Luas Penampang (A) cm 22,56 24 22,56 23,04
Kadar Air (W) % 17,345 24,106 81,143 40,86
Berat Jenis cm 0,815 0,808 0,591 0,74
3
Berat Isi gr/cm 0,957 1,003 1,071 1,01
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)
5
c) Kayu Hutan
Table 1.6 Hasil perhitungan kayu Hutan
PEMERIKSAAN KADAR AIR, BERAT JENIS DAN BERAT ISI
Sampel
Uraian Satuan Rata-Rata
1 2 3
Berat Kayu Awal (B1) gram 45,74 43,74 42,74 44,07
Berat Kayu Setelah di Oven (B2) gram 35,40 36,11 36,99 36,17
3
Volume (V) cm 114,868 122,4 112,5 116,59
2
Luas Penampang (A) cm 24,44 24,48 22,5 23,81
Kadar Air (W) % 29,209 21,130 15,545 21,96
Berat Jenis cm 0,308 0,295 0,329 0,31
3
Berat Isi gr/cm 0,398 0,357 0,380 0,38
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)
1.8.2 Pembahasan
a. Perhitungan Kadar Air Kayu
Untuk mencari kadar air kayu dapat digunakan rumus 1.1.
Contoh sampel 1 (kayu Benuas):
Dengan menggunakan data pada tabel 1.1, dapat dihitung
kadar air pada sampel 1 (kayu Benuas) sebagai berikut.
B1 −B 2
Kadar air kayu = × 100%
B2
112 ,74−96 ,11
= × 100%
96 , 11
= 17,303%
96 , 11
=
119 , 07
= 0,807 cm
2.1 Pendahuluan
Kuat tekan kayu merupakan kemampuan kayu untuk menerima tekanan
yang diberikan sejajar dengan serat kayu per satuan luas bidang tekan. Kelas
kuat kayu menjadi tolak ukur yang akan kita gunakan di lapangan untuk
menentukan dimensi kayu dan harus didasarkan pada pembebanan yang
bekerja.
2.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menguji kuat tekan
kayu searah serat.
7
8
2.5.2 Bahan
1. Kayu (Benuas, Lanan dan Hutan) ukuran 5 ×5 ×15 cm, masing-
masing 3 potong.
Luasan Volume Berat Berat Isi Beban Maks. Beban Maks. Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
No. Kode Ukuran 2 3 3 2 2
(cm ) (cm ) (gram) (gr/cm ) (kN) (kg) (kg/cm ) (kg/cm )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
5,1 x 5,2 x 14,8 76,96 392,496 331,86
B1 (Benuas) 0,846 98,8 10074,636 130,907
5,1 x 4,9 x 15,2 74,48 379,848 343,15
B2 (Benuas) 0,903 108,7 11084,139 148,820 140,522
4,9 x 5,1 x 14,9 75,99 372,351 343,07
B3 (Benuas) 0,921 105,7 10778,229 141,837
Sumber : Pemeriksaan kuat tekan kayu (2023)
Luasan Volume Berat Berat Isi Beban Maks. Beban Maks. Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
No. Kode Ukuran 2 3 3 2 2
(cm ) (cm ) (gram) (gr/cm ) (kN) (kg) (kg/cm ) (kg/cm )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
L1 (Lanan) 4,8 x 4,9 x 15,2 74,48 357,504 233,97 0,654 83 8463,51 113,635
L2 (Lanan) 5 x 4,8 x 15,1 72,48 362,4 239,63 0,661 66,8 6811,596 93,979 94,372
L3 (Lanan) 5 x 4,7 x 15 70,5 352,5 235,83 0,669 52,2 5322,834 75,501
Sumber : Pemeriksaan kuat tekan kayu (2023)
10
Luasan Volume Berat Berat Isi Beban Maks. Beban Maks. Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
No. Kode Ukuran 2 3 3 2 2
(cm ) (cm ) (gram) (gr/cm ) (kN) (kg) (kg/cm ) (kg/cm )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
H1 (Hutan)5 x 5,3 x 14,4 76,32 381,6 136,28 0,357 66,2 6750,414 88,449
H2 (Hutan)
5,2 x 5,1 x 14,6 74,46 387,192 140,50 0,363 66,8 6811,596 91,480 87,000
H3 (Hutan)5 x 5,2 x 14,9 77,48 387,4 142,63 0,368 61,6 6281,352 81,071
Sumber : Pemeriksaan kuat tekan kayu (2023)
2.8.2 Pembahasan
a. Perhitungan Pengukuran
Untuk mencari kuat tekan kayu dapat digunakan rumus 2.1.
Contoh sampel 1 (kayu Benuas):
Dengan menggunakan tabel 2.1, dapat dihitung kuat tekan kayu
sampel 1 (kayu Benuas) sebagai berikut.
P×n
Kuat tekan =
A
98 , 8× 101 , 97
=
76 , 96
10074,636
=
76 , 96
= 130,907 kg/cm2
3.1 Pendahuluan
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang
menyebabkan benda uji hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang
dihasilkan oleh mesin pembebanan. Kuat tekan beton ditentukan oleh
pengaturan dari perbandingan semen, agregat halus, agregat kasar, air dan
berbagai jenis campuran. Perbandingan air terhadap semen merupakan faktor
utama dalam penentuan kuat tekan beton.
3.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui langkah pengujian kuat
tekan beton dan mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.
11
12
3. Mengangkat beton sampel dari rendaman dan melakukan uji kuat tekan
Hari/ : Minggu, 11 Juni 2023
Tanggal
Waktu : 15.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya
3.5.2 Bahan
1. Semen
13
3.8.2 Pembahasan
a) Perhitungan Komposisi
Untuk menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam
pembuatan 2 sampel beton bentuk kubus 15 cm dengan menghitung
volume 2 kubus dan hasilnya dikalikan dengan kebutuhan tiap jenis
material.
Tabel 3.4 Komposisi campuran beton mutu K-200 (tiap 1 m3)
Pc PB Batu
Air
(Semen) (Pasir) Pecah
(ltr)
(kg) (kg) (kg)
352 731 1031 2
Sumber: SNI 7394:2008
285 ,3 × 101, 97
=
225
= 129,30 kg/cm2
4.1 Pendahuluan
Diameter besi yang digunakan dalam struktur bangunan dan dipasarkan
di Indonesia adalah diameter 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 13 mm,16 mm,
19 mm, 20 mm, 22 mm, 25 mm, 28 mm, 32 mm, 40 mm dan 50 mm.
Pengukuran diameter besi dalam praktikum ini dilakukan dengan pendekatan
rumus menggunakan nilai berat besi pemeter panjang. Hasil ini diharapkan
dapat menjadi pembanding dari ukuran yang telah ditetapkan pada label besi
yang ada dipasaran.
4.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengukur kembali dan mengetahui
diameter masing – masing besi yang biasa digunakan dalam pekerjaan
konstruksi.
4.4.2 Bahan
a. Besi Polos 10 mm
b. Besi Polos 16 mm
c. Besi Ulir 16 mm
16
17
4.7.2 Pembahasan
a. Perhitungan Diameter Besi
Untuk mencari diameter besi dapat digunakan rumus 4.1.
Contoh sampel 1 (besi Polos 10 mm):
Dengan menggunakan data pada tabel 4.1, dapat dihitung
diameter besi pada sampel 1 (besi Polos 10 mm) sebagai berikut.
Diameter besi (d) = 12,736 √ m
= 12,736 √ 0,7042
= 10,688 mm
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas, maka dapat disimpulkan:
2. Dari hasil pengujian kadar air, berat jenis dan berat isi yang telah dilakukan
bahwa setiap jenis kayu tidak memiliki kuat tekan yang sama. Kuat tekan kayu
rata-rata pada kayu Benuas, Lanan dan Hutan berturut-turut adalah sebagai berikut
140,522 kg/cm2, 94,372 kg/cm2 dan 87,000 kg/cm2.
3. Berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton ini dengan rendaman 7 hari,
maka di dapatkan hasil dengan nilai pada sampe 1……., dan 2………, dan
menghasilkan nilai rata”………, sehingga hasil beton tersebut tidak mencapai
pada mutu K……
4. Diameter suatu besi dapat diketahui dengan menghitung melalui rumus yang
ada dan dengan cara mengukur panjang. Seperti pada 3 sampel besi Ulir 16 mm
masing-masing memiliki diameter 15,409 mm; 15,409 mm dan 15,341 mm.
Sedangkan, pada 3 sampel besi Polos 10 mm masing-masing memiliki diameter
10,688 mm; 10,744 mm dan 10,648 mm. Dan pada sampel besi Polos 16 mm
masing-masing memiliki diameter 15,575 mm; 15,698 mm dan 15,774 mm.
5.2 Saran
1. Tugas Kelompok dikerjakan berkelompok bukan individu.
2. Dalam pembuatan laporan maupun praktek,tugas dibagi rata.
19