Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PEMERIKSAAN KADAR AIR, BERAT JENIS


DAN BERAT ISI KAYU

1.1 Pendahuluan
Pemeriksaan berat jenis, kadar air dan berat isi kayu merupakan
pemeriksaan standar fisik yang dimiliki kayu untuk mengetahui kuat kelas
kayu dan kondisi kayu apakah sudah kering udara atau belum.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara memeriksa berat
jenis, kadar air dan berat isi kayu. Pemeriksaan kadar air kayu bertujuan
untuk mengetahui apakah kayu masih basah atau sudah kering udara.

1.3 Dasar Teori


a) ASTM D 2395-69
b) SNI
Tabel 1.1 Kelas kayu berdasarkan PUBI-1982 37-3
Kelas Berat Jenis Kering Kuat Lentur Kekuatan tekan
Kuat Udara Mutlak (kg/cm2) Mutlak (kg/cm2)
I >90 >1100 >650
II 0,8 – 0,9 725-1100 425 – 650
III 0,4 – 0,8 500-725 300 – 425
IV 0,3 – 0,4 360-500 215 – 300
Sumber : PUBI 1982

Tabel 1.2 Kelas kuat kayu berdasarkan SNI


Kelas Kuat Kayu Berat Jenis Kayu
Sangat ringan >0,90
Berat 0,79 – 0,9
Berat sedang 0,60 – 0,75
Ringan <0,6
Sumber : SNI 2002

1
2

Tabel 1.3 Beda kelas kayu berdasarkan PPKI-NI 5-1961


Kelas Kuat Kayu Berat Jenis Kayu
I >0,90
II 0,90 – 0,60
III 0,60 – 0,40
IV 0,40 – 0,30
V >0,30
Sumber : PPKI-NI 5-1961

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Minggu, 4 Juni 2023
Waktu : 08.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya

1.5 Alat dan Bahan


1.5.1 Alat
1. Gergaji
2. Penggaris
3. Timbangan
4. Tungku pengering (oven)

1.5.2 Bahan
1. Kayu kubus (Benuas, Lanan dan Hutan) ukuran 5 × 5 × 5 cm,
masing-masing 3 potong.

1.6 Prosedur Pelaksanaan


1.6.1 Pengujian Kadar Air
a. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang digunakan;
b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,001 Kg (A);
c. Mengoven benda uji selama 24 jam;
d. Setelah 24 jam, benda uji dikeluarkan dari oven dan dibiarkan
dingin;
e. Menimbang kembali benda uji setelah dingin (B);

2
3

f. Menghitung berdasarkan rumus perhitungan kadar air dengan satuan


persen.

1.6.2 Pengujian Berat Jenis dan Berat Isi


a. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan;
b. Menimbang benda uji pada keadaan kedap air aslinya (B1);
c. Mengukur dimensi benda uji (panjang, lebar dan tebal);
d. Menghitung Volume (V) sampel kayu yang ada dengan satuan cm3;
e. Oven benda uji selama 24 jam;
f. Menimbang berat kayu setelah di oven (B2) dengan satuan gr;
g. Tentukan berat jenis kayu dan berat dengan satuan gr/ cm3.

1.7 Rumus Perhitungan


a) Kadar Air
B1 −B 2
Kadar air kayu = ×100 %...........................................................(1.1)
B2
b) Berat Jenis
B2
Berat jenis kayu = ...........................................................................(1.2)
V
c) Berat Isi
B1
Berat isi kayu = ....................................................................(1.3)
V
Keterangan : B1 = Berat kayu sebelum di oven
B2 = Berat kayu sesudah di oven
V = Volume kayu
4

1.8 Hasil dan Pembahasan


1.8.1 Hasil Perhitungan
a) Kayu Benuas
Tabel 1.4 Hasil perhitungan kayu Benuas
PEMERIKSAAN KADAR AIR, BERAT JENIS DAN BERAT ISI

Sampel
Uraian Satuan Rata-Rata
1 2 3
Berat Kayu Awal (B1) gram 112,74 115,74 117,74 115,41
Berat Kayu Setelah di Oven (B2) gram 96,11 90,1 91,25 92,49
3
Volume (V) cm 119,07 112,608 99,176 110,28
2
Luas Penampang (A) cm 24,30 22,08 21,56 22,65
Kadar Air (W) % 17,303 28,457 29,030 24,93
Berat Jenis cm 0,807 0,800 0,920 0,84
3
Berat Isi gr/cm 0,947 1,028 1,187 1,05
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)

b) Kayu Lanan
Tabel 1.5 Hasil perhitungan kayu Lanan
PEMERIKSAAN KADAR AIR, BERAT JENIS DAN BERAT ISI

Sampel
Uraian Satuan Rata-Rata
1 2 3
Berat Kayu Awal (B1) gram 105,74 110,74 108,74 108,41
Berat Kayu Setelah di Oven (B2) gram 90,11 89,23 60,03 79,79
3
Volume (V) cm 110,544 110,4 101,52 107,49
2
Luas Penampang (A) cm 22,56 24 22,56 23,04
Kadar Air (W) % 17,345 24,106 81,143 40,86
Berat Jenis cm 0,815 0,808 0,591 0,74
3
Berat Isi gr/cm 0,957 1,003 1,071 1,01
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)
5

c) Kayu Hutan
Table 1.6 Hasil perhitungan kayu Hutan
PEMERIKSAAN KADAR AIR, BERAT JENIS DAN BERAT ISI

Sampel
Uraian Satuan Rata-Rata
1 2 3
Berat Kayu Awal (B1) gram 45,74 43,74 42,74 44,07
Berat Kayu Setelah di Oven (B2) gram 35,40 36,11 36,99 36,17
3
Volume (V) cm 114,868 122,4 112,5 116,59
2
Luas Penampang (A) cm 24,44 24,48 22,5 23,81
Kadar Air (W) % 29,209 21,130 15,545 21,96
Berat Jenis cm 0,308 0,295 0,329 0,31
3
Berat Isi gr/cm 0,398 0,357 0,380 0,38
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)

1.8.2 Pembahasan
a. Perhitungan Kadar Air Kayu
Untuk mencari kadar air kayu dapat digunakan rumus 1.1.
Contoh sampel 1 (kayu Benuas):
Dengan menggunakan data pada tabel 1.1, dapat dihitung
kadar air pada sampel 1 (kayu Benuas) sebagai berikut.
B1 −B 2
Kadar air kayu = × 100%
B2
112 ,74−96 ,11
= × 100%
96 , 11
= 17,303%

b. Perhitungan Berat Jenis dan Berat Isi Kayu


1. Berat Jenis Kayu
Untuk mencari berat jenis kayu dapat digunakan rumus 1.2.
Contoh sampel 1 (kayu Benuas):
Dengan menggunakan data pada tabel 1.1, dapat dihitung
berat jenis kayu pada sampel 1 (kayu Benuas) sebagai berikut.
B2
Berat jenis kayu =
V
6

96 , 11
=
119 , 07
= 0,807 cm

2. Berat Isi Kayu


Untuk mencari berat isi kayu dapat digunakan rumus 1.3.
Contoh sampel 1 (kayu Benuas):
Dengan menggunakan data pada tabel 1.1, dapat dihitung
berat jenis isi kayu pada sampel 1 (kayu Benuas) sebagai
berikut.
B1
Berat isi kayu =
V
112 , 74
=
119 , 07
= 0,947 gr/cm3

Dari hasil pemeriksaan serta perhitungan 3 sampel kayu yang


telah dilakukan didapatkan berat jenis, berat isi, serta kadar air dari
kayu Benuas, Meranti dan Hutan. Kayu jenis Benuas memiliki rata-rata
berat jenis paling besar yaitu 0,76 g/cm3 sehingga diklasifikasikan ke
dalam kayu kelas kuat II. Sedangkan, di bawahnya ada kayu Hutan
yaitu sebesar 0,45 g/cm3 termasuk dalam kayu kelas kuat III. Dan kayu
jenis Meranti berada diposisi kayu paling ringan karena rata-rata berat
jenisnya sebesar 0,36 g/cm3 termasuk ke dalam kelas IV.
Dan berdasarkan hasil pengujian kadar air, berat jenis dan berat
isi setiap kayu memiliki kadar air, berat jenis dan berat isi kayu yang
berbeda-beda sebagaimana data yang didapat pada pengujian ini, yaitu
sebagai berikut :
a) Kayu Benuas memiliki kadar air, berat jenis dan berat isi kayu
berturut-turut sebesar 17,303% , 0,807cm dan 0,947 gr /cm3
b) Kayu Lanan memiliki kadar air, berat jenis dan berat isi kayu
berturut-turut sebesar 17,345 % , 0 , 815 cm dan 0 , 957 gr /cm3
c) Kayu Hutan memiliki kadar air, berat jenis dan berat isi kayu
berturut
7

turut sebesar 29,209 % , 0 , 308 cmdan 0 , 398 gr /cm3


BAB II
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN KAYU

2.1 Pendahuluan
Kuat tekan kayu merupakan kemampuan kayu untuk menerima tekanan
yang diberikan sejajar dengan serat kayu per satuan luas bidang tekan. Kelas
kuat kayu menjadi tolak ukur yang akan kita gunakan di lapangan untuk
menentukan dimensi kayu dan harus didasarkan pada pembebanan yang
bekerja.

2.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menguji kuat tekan
kayu searah serat.

2.3 Dasar Teori

Tabel 2.1 Kelas kayu berdasarkan PUBI-1928 37-3


Kelas Berat Jenis Kuat lentur Mutlak Kekuatan Tekan Mutlak
Kuat Kering Udara (kg/cm2) (kg/cm)
I >0,9 >1100 >650
II 0,8 – 0,9 725 – 1100 245 – 650
III 0,4 – 0,8 500 – 725 300 – 425
IV 0,3 – 0,4 360 – 500 215 – 300
Sumber : PUBI-1928

Tabel 2.2 Kelas kuat kayu menurut SNI


Kelas Kuat Kayu Berat Jenis Kayu
Sangat ringan >0,90
Berat 0,79 – 0,9
Berat sedang 0,60 – 0,75
Ringan <0,6
Sumber : SNI

7
8

Tabel 2.3 Beda kelas kayu menurut PPKI-NI 5-1961


Kelas Kuat Kayu Berat Jenis Kayu
I >0,90
II 0,90 – 0,60
III 0,60 – 0,40
IV 0,40 – 0,30
V >0,30
Sumber ; PPKI-NI 5-1961

2.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Senin, 26 Juli 2021
Waktu : 13.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya

2.5 Alat dan Bahan


2.5.1 Alat
1. Mesin uji tekan
2. Mistar ukur, alat tulis dan alat hitung

2.5.2 Bahan
1. Kayu (Benuas, Lanan dan Hutan) ukuran 5 ×5 ×15 cm, masing-
masing 3 potong.

2.6 Prosedur Pelaksanaan


1. Menyiapkan peralatan dan benda uji;
2. Mengukur dimensi penampang kayu yang akan menerima tekaanan
(panjang dan lebar);
3. Menghitung luas penampang kayu tersebut (A);
4. Menempatkan benda uji kayu pada mesin uji tekan;
5. Memberikan pembebanan dengan perlahan sampai benda uji mengalami
keruntuhan;
6. Mencatat beban maksimum (P);
9

7. Memeriksa satu benda uji setelah patah;


8. Melakukan penghitungan kuat tekan yang dihasilkan dengan satuan kg/cm2
dan mengkonversikan menjadi kN/cm2;
9. Menggambar pola keruntuhan yang terjadi pada benda uji.

2.7 Rumus Perhitungan


P×n
Kuat tekan = .........................................................................(2.1)
A
Keterangan : P = Hasil kuat tekan (kg)
n = Angka kalibrasi (101,97)
A = Luas penampang kayu (cm2)

2.8 Hasil dan Pembahasan


2.8.1 Hasil Perhitungan

Tabel 2.4 Hasil perhitungan kayu Benuas


PEMERIKSAAN UJI KUAT TEKAN KAYU

Luasan Volume Berat Berat Isi Beban Maks. Beban Maks. Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
No. Kode Ukuran 2 3 3 2 2
(cm ) (cm ) (gram) (gr/cm ) (kN) (kg) (kg/cm ) (kg/cm )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
5,1 x 5,2 x 14,8 76,96 392,496 331,86
B1 (Benuas) 0,846 98,8 10074,636 130,907
5,1 x 4,9 x 15,2 74,48 379,848 343,15
B2 (Benuas) 0,903 108,7 11084,139 148,820 140,522
4,9 x 5,1 x 14,9 75,99 372,351 343,07
B3 (Benuas) 0,921 105,7 10778,229 141,837
Sumber : Pemeriksaan kuat tekan kayu (2023)

Tabel 2.5 Hasil perhitungan kayu Lanan


PEMERIKSAAN UJI KUAT TEKAN KAYU

Luasan Volume Berat Berat Isi Beban Maks. Beban Maks. Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
No. Kode Ukuran 2 3 3 2 2
(cm ) (cm ) (gram) (gr/cm ) (kN) (kg) (kg/cm ) (kg/cm )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
L1 (Lanan) 4,8 x 4,9 x 15,2 74,48 357,504 233,97 0,654 83 8463,51 113,635
L2 (Lanan) 5 x 4,8 x 15,1 72,48 362,4 239,63 0,661 66,8 6811,596 93,979 94,372
L3 (Lanan) 5 x 4,7 x 15 70,5 352,5 235,83 0,669 52,2 5322,834 75,501
Sumber : Pemeriksaan kuat tekan kayu (2023)
10

Tabel 2.6 Hasil perhitungan kayu Hutan


PEMERIKSAAN UJI KUAT TEKAN KAYU

Luasan Volume Berat Berat Isi Beban Maks. Beban Maks. Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
No. Kode Ukuran 2 3 3 2 2
(cm ) (cm ) (gram) (gr/cm ) (kN) (kg) (kg/cm ) (kg/cm )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
H1 (Hutan)5 x 5,3 x 14,4 76,32 381,6 136,28 0,357 66,2 6750,414 88,449
H2 (Hutan)
5,2 x 5,1 x 14,6 74,46 387,192 140,50 0,363 66,8 6811,596 91,480 87,000
H3 (Hutan)5 x 5,2 x 14,9 77,48 387,4 142,63 0,368 61,6 6281,352 81,071
Sumber : Pemeriksaan kuat tekan kayu (2023)

2.8.2 Pembahasan
a. Perhitungan Pengukuran
Untuk mencari kuat tekan kayu dapat digunakan rumus 2.1.
Contoh sampel 1 (kayu Benuas):
Dengan menggunakan tabel 2.1, dapat dihitung kuat tekan kayu
sampel 1 (kayu Benuas) sebagai berikut.
P×n
Kuat tekan =
A
98 , 8× 101 , 97
=
76 , 96
10074,636
=
76 , 96
= 130,907 kg/cm2

Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran kuat tekan kayu


diperoleh bahwa, kuat tekan dari 3 sampel kayu Benuas berturut-turut
adalah 130,907 kg/cm2, 148,820 kg/cm2 dan 141,837 kg/cm2. Sedangkan
kuat tekan dari 3 sampel kayu Lanan berturut-turut adalah 113,635
kg/cm2, 93,979 kg/cm2 dan 75,501 kg/cm2. Dan untuk kuat tekan dari 3
sampel kayu Hutan berturut-turut adalah 88,449 kg/cm2, 91,480 kg/cm2
dan 81,071 kg/cm2.
Dari uji kuat tekan kayu yang telah dilakukan bahwa setiap jenis
kayu tidak memiliki kuat tekan yang sama. Kuat tekan kayu rata-rata
pada kayu Benuas, Lanan dan Hutan berturut-turut adalah sebagai berikut
2 2 2
140,522 kg /cm , 94,372 kg /cm dan 87,000 kg /cm .
BAB III
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

3.1 Pendahuluan
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang
menyebabkan benda uji hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang
dihasilkan oleh mesin pembebanan. Kuat tekan beton ditentukan oleh
pengaturan dari perbandingan semen, agregat halus, agregat kasar, air dan
berbagai jenis campuran. Perbandingan air terhadap semen merupakan faktor
utama dalam penentuan kuat tekan beton.

3.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui langkah pengujian kuat
tekan beton dan mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji.

3.3 Dasar Teori


a. ASTM C39-86
b. SNI

Tabel 3.1 Mutu beton berdasarkan SNI DT 91-2007

Sumber : SNI DT 91-2007

11
12

3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1. Membuat campuran beton sampel
Hari/ : Minggu, 4 Juni 2023
Tanggal
Waktu : 13.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya

2. Membongkar cetakan kubus dan memulai perendaman beton sampel

Hari/ : Senin, 5 Juni 2023


Tanggal
Waktu : 08.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya

3. Mengangkat beton sampel dari rendaman dan melakukan uji kuat tekan
Hari/ : Minggu, 11 Juni 2023
Tanggal
Waktu : 15.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya

3.5 Alat dan Bahan


3.5.1 Alat
1. Mesin uji kuat tekan
2. Concrete mixer
3. Cetakan beton kubus 15 × 15 × 15 cm
4. Alat slumpt test
5. Cangkul, cetok, dll
6. Timbangan
7. Alat tulis dan alat hitung

3.5.2 Bahan
1. Semen
13

2. Agregat halus (pasir)


3. Agregat kasar (batu pecah)
4. Air
3.6 Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapkan bahan material dan peralatan yang dibutuhkan;
2. Buat perhitungan perkiraan kebutuhan bahan seperti semen, pasir, kerikil
dan air;
3. Lakukan pencampuran material beton sebagaimana komposisi yang telah
ditentukan menggunakan concrete mixer;
4. Setelah bahan campuran beton tercampur lakukan pengujian dengan alat
slump test untuk menentukan jenis fungsi beton yang akan direncanakan
berdasarkan faktor air semen yang dihasilkan;
5. Masukkan campuran beton ke dalam cetakan kubus beton dan diamkan
selama 24 jam;
6. Setelah 24 jam, buka cetakan beton dan timbang berat beton serta lakukan
pengukuran dimensi beton tersebut (panjang, lebar dan tinggi)
7. Lakukan pemeraman beton dengan cara melakukan perendaman beton
dengan waktu yang telah ditentukan (1 minggu);
8. Setelah pemeraman dengan perendaman selesai, angkat beton tersebut dan
diamkan sampai beton kering lalu lakukan penimbangan kembali;
9. Tempatkan benda uji beton pada mesin uji tekan beton;
10. Berikan pembebanan dengan perlahan sampai benda uji mengalami
keruntuhan;
11. Catatlah besar beban maksimum (P) dan lama pembebanan;
12. Lakukan perhitungan kuat tekan yang dihasilkan dengan satuan kg/cm 2 dan
dapat dikonfersikan menjadi kN/cm2.

3.7 Rumus Perhitungan


P×n
Kuat tekan = .....................................................................................(3.1)
A
Keterangan : P = Hasil kuat tekan (kg)
n = Angka kalibrasi
A = Luas penampang (cm2)
14

3.8 Hasil dan Pembahasan


3.8.1 Hasil Perhitungan
Tabel 3.2 Hasil perhitungan komposisi beton
Mutu Beton Semen Pasir Kerikil Air
(kg) (kg) (kg) (ltr)
K-200 3,0888 6,414525 9,047025 2

Tabel 3.3 Hasil perhitungan beton


PEMERIKSAAN UJI KUAT TEKAN BETON MUTU K-200

Konversi Kuat Tekan 28 Konversi Kuat Tekan


Tanggal Tanggal Umur Slump Ukuran Luasan Volume Berat Berat Isi Beban Maks. Beban Maks. Kuat Tekan Kuat Tekan Hari 28 Hari
Keterangan
No. Beton
Cetak Uji
(hari) (cm) (cm) (cm2) (cm3) (gr) (gr/cm3) (kN) (kg) 2
(kg/cm ) (Mpa)
2
(kg/cm ) (Mpa) Sisa Air (ml)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 04/06/23 11/06/23 7 16 15 x 15 x 15 225 3375 7,838 0,002 249,7 25461,91 113,16 9,39 174,10 14,45 500
2 04/06/23 11/06/23 7 16 15 x 15 x 15 225 3375 7,875 0,002 256,5 26155,31 116,25 9,65 178,84 14,84 500
Sumber : Pemeriksaan kuat tekan beton k-200 (2023)

3.8.2 Pembahasan
a) Perhitungan Komposisi
Untuk menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam
pembuatan 2 sampel beton bentuk kubus 15 cm dengan menghitung
volume 2 kubus dan hasilnya dikalikan dengan kebutuhan tiap jenis
material.
Tabel 3.4 Komposisi campuran beton mutu K-200 (tiap 1 m3)
Pc PB Batu
Air
(Semen) (Pasir) Pecah
(ltr)
(kg) (kg) (kg)
352 731 1031 2
Sumber: SNI 7394:2008

Volume 1 kubus 15 cm yaitu:


Vol 1 kubus = 0,15 m × 0,15 m × 0,15 m
= 0,003375 m3
15

Koreksi sesuai yang dibutuhkan:


= 0,003375 × 1,3
= 0,0043875 m3
Dikalikan 2 (jumlah beton yang dibuat):
= 0,0043875 x 2 = 0,008775
Sehingga kebutuhan material untuk membuat 2 sampel yaitu:
PC (Semen) = 0,008775 × 352
= 3,0888 kg
PB (Pasir) = 0,008775 × 731
= 6,414525 kg
KR (Batu) = 0,008775 × 1031
= 9,047025 kg

b) Perhitungan Kuat Tekan Beton

Untuk mencari kuat tekan beton dapat digunakan rumus 2.1.


Contoh sampel 1 (beton 1):
Dengan menggunakan tabel 2.1, dapat dihitung kuat tekan beton
sampel 1 (beton 1) sebagai berikut.
P×n
Kuat tekan =
A

285 ,3 × 101, 97
=
225

= 129,30 kg/cm2

Berdasarkan hasil pembuatan beton yang telah dilakukan, dari


data ditunjukkan bahwa mutu beton tidak mencapai mutu yang
ditargetkan. Dalam hal ini awalnya mutu beton yang ditargetkan adalah
beton mutu K-200 namun hasil yang dicapai tidak memenuhi syarat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu beton adalah jumlah semen
pada tiap m3 beton, faktor air semen, gradasi agregat, kekerasan agregat,
jenis dan kualitas semen, cara dan lama pengadukan, cara pemadatan
dan temperatur.
16

Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton yang diperoleh


bahwa disetiap hari atau minggunya umur sebuah beton akan memiliki
kuat tekan yang meningkat, pada umur ke-28 hari adalah umur dimana
beton dianggap matang, seperti pada data kuat tekan pada hari ke-7
adalah 83,84 61 kg/cm2 kemudian pada hari ke-28 kuat tekan meningkat
menjadi 209,61 kg/cm2.
BAB IV
PEMERIKSAAN DIAMETER BESI

4.1 Pendahuluan
Diameter besi yang digunakan dalam struktur bangunan dan dipasarkan
di Indonesia adalah diameter 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 13 mm,16 mm,
19 mm, 20 mm, 22 mm, 25 mm, 28 mm, 32 mm, 40 mm dan 50 mm.
Pengukuran diameter besi dalam praktikum ini dilakukan dengan pendekatan
rumus menggunakan nilai berat besi pemeter panjang. Hasil ini diharapkan
dapat menjadi pembanding dari ukuran yang telah ditetapkan pada label besi
yang ada dipasaran.

4.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengukur kembali dan mengetahui
diameter masing – masing besi yang biasa digunakan dalam pekerjaan
konstruksi.

4.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Minggu, 4 Juni 2023
Waktu : 08.00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya

4.4 Alat dan Bahan


4.4.1 Alat
a. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
b. Mistar ukur
c. Alat tulis dan alat hitung

4.4.2 Bahan
a. Besi Polos 10 mm
b. Besi Polos 16 mm
c. Besi Ulir 16 mm

16
17

4.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Menyiapakan bahan material dan peralatan yang diperlukan;
b. Melakukan penimbangan sesuai dengan masing-masing ukuran besi;
c. Menghitung berat besi dengan pendekatan per meter yang dimiliki dngan
menyesuaikan panjang besi/benda uji;
d. Melakukan perhitungan diameter besi.

4.6 Rumus Perhitungan


Diameter besi (d) = 12,736 √ m...................................................................(4.1)
Keterangan : m = Berat besi permeter (kg)
w
m= ....................................................................................(4.2)
p
w = Berat besi (kg)
p = Panjang besi (m)

4.7 Hasil dan Pembahasan


4.7.1 Hasil Perhitungan
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan diameter besi Polos 10 mm
PEMERIKSAAN BERAT DAN DIAMETER BESI

Berat Panjang Berat Besi Permeter Diameter Besi


Jenis Besi
gram kg cm m kg/m mm
Polos (1) Ø10 177,47 0,17747 25,2 0,252 0,7042 10,688
Polos (2) Ø10 177,9 0,17790 25 0,25 0,7116 10,744
Polos (3) Ø10 176,14 0,17614 25,2 0,252 0,6990 10,648
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)

Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan diameter besi Polos 16 mm

PEMERIKSAAN BERAT DAN DIAMETER BESI

Berat Panjang Berat Besi Permeter Diameter Besi


Jenis Besi
gram kg cm m kg/m mm
Polos (1) Ø16 378,35 0,37835 25,3 0,253 1,4955 15,575
Polos (2) Ø16 379,79 0,37979 25 0,25 1,5192 15,698
Polos (3) Ø16 386,55 0,38655 25,2 0,252 1,5339 15,774
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)
18

Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan diameter besi Ulir 16 mm


PEMERIKSAAN BERAT DAN DIAMETER BESI

Berat Panjang Berat Besi Permeter Diameter Besi


Jenis Besi
gram kg cm m kg/m mm
Ulir (1) Ø16 367,42 0,36742 25,1 0,251 1,4638 15,409
Ulir (2) Ø16 367,40 0,36740 25,1 0,251 1,4637 15,409
Ulir (3) Ø16 358,39 0,35839 24,7 0,247 1,4510 15,341
Sumber : Hasil pemeriksaan (2023)

4.7.2 Pembahasan
a. Perhitungan Diameter Besi
Untuk mencari diameter besi dapat digunakan rumus 4.1.
Contoh sampel 1 (besi Polos 10 mm):
Dengan menggunakan data pada tabel 4.1, dapat dihitung
diameter besi pada sampel 1 (besi Polos 10 mm) sebagai berikut.
Diameter besi (d) = 12,736 √ m
= 12,736 √ 0,7042
= 10,688 mm

Berdasarkan pemeriksaan diameter besi diatas diketahui bahwa


setiap besi memiliki diameter yang berbeda dan diameternya dapat
dihitung dengan rumus yang ada. Seperti pada 3 sampel besi Ulir 16
mm masing-masing memiliki diameter 15,409 mm; 15,409 mm dan
15,341 mm. Sedangkan, pada 3 sampel besi Polos 10 mm masing-
masing memiliki diameter 10,688 mm; 10,744 mm dan 10,648 mm.
Pada sampel besi Polos 16 mm masing-masing memiliki diameter
15,575 mm; 15,698 mm dan 15,774 mm.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas, maka dapat disimpulkan:

1. masukn hsil kdar airnya (Masukan yg hasil %)

2. Dari hasil pengujian kadar air, berat jenis dan berat isi yang telah dilakukan
bahwa setiap jenis kayu tidak memiliki kuat tekan yang sama. Kuat tekan kayu
rata-rata pada kayu Benuas, Lanan dan Hutan berturut-turut adalah sebagai berikut
140,522 kg/cm2, 94,372 kg/cm2 dan 87,000 kg/cm2.

3. Berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton ini dengan rendaman 7 hari,
maka di dapatkan hasil dengan nilai pada sampe 1……., dan 2………, dan
menghasilkan nilai rata”………, sehingga hasil beton tersebut tidak mencapai
pada mutu K……
4. Diameter suatu besi dapat diketahui dengan menghitung melalui rumus yang
ada dan dengan cara mengukur panjang. Seperti pada 3 sampel besi Ulir 16 mm
masing-masing memiliki diameter 15,409 mm; 15,409 mm dan 15,341 mm.
Sedangkan, pada 3 sampel besi Polos 10 mm masing-masing memiliki diameter
10,688 mm; 10,744 mm dan 10,648 mm. Dan pada sampel besi Polos 16 mm
masing-masing memiliki diameter 15,575 mm; 15,698 mm dan 15,774 mm.

5.2 Saran
1. Tugas Kelompok dikerjakan berkelompok bukan individu.
2. Dalam pembuatan laporan maupun praktek,tugas dibagi rata.

19

Anda mungkin juga menyukai