Anda di halaman 1dari 32

PPG PGSD

Nama : Fatim Firman Sari


No. UKG / NIM : 201503767416 / 22121298243
Kelas : 004 / D

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Kelas Tinggi ( Kelas V )

Masalah yang
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
telah diidentifikasi
1 Pedagogik Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Peserta didik masih 1. Aritonang (2008) mengatakan bahwa faktor utama yang 1 Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah
memiliki semangat mempengaruhi minat dan motivasi belajar adalah cara sehingga membuat siswa bosan
belajar yang rendah mengajar guru, karakter guru, suasana kelas tenang dan 2 Guru hanya berpedoman pada buku sehingga
nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan. pembelajaran menjadi kurang aktif dan menarik
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam peserta didik
meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan 3 Guru kurang melibatkan peserta didik untuk lebih aktif
penabur, 7(10), 11-21. dalam belajar di kelas sehingga pembelajaran tidak
https://www.academia.edu/download/35904799/Hal._11- hanya berfokus pada guru saja
21_Minat_dan_motivasi_belajar.pdf 4 Kurangnya motivasi dari dan dorongan semangat dari
orang tua peserta didik
2. Werdayanti (2008) mengatakan bahwa ada pengaruh
antara kompetensi guru dalam proses belajar di kelas dan
fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa.
Werdayanti, A. (2008). Pengaruh Kompetensi Guru dalam
Proses Belajar Mengajar di Kelas dan Fasilitas Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Dinamika
Pendidikan, 3(1).
https://doi.org/10.15294/dp.v3i1.434

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Metode pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi
2. Adanya pengaruh lingkungan sekitar rumah tempat
tinggal yang banyak anak broken home
Wawancara dengan kepela sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Kurangnya dorongan orang tua menanamkan semangat


belajar ke anak
2. Kurangnya pembelajaran yang inovatif dari guru
3. Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Model pembelajaran kurang menarik peserta didik
2. Kurang adanya reward / penghargaan bagi peserta
didik yang berprestasi

Literasi Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Pemahaman 1. Subali,dkk (2012) Pengembangan CD pembelajaran
terhadap isi teks lagu anak untuk menumbuhkan pemahaman siswa. 1 Metode mengajar yang dilakukan oleh guru kurang
bacaan peserta didik Subali, B., & Handayani, L. (2012). Pengembangan CD inovatif
rendah pembelajaran lagu anak untuk menumbuhkan 2 Peserta didik kurang mendapatkan bimbingan belajar
pemahaman sains siswa Sekolah Dasar. Jurnal dari orang tua karena kedua orang tua sibuk bekerja
pendidikan fisika Indonesia, 8(1). 3 Sarana penunjang peserta didik untuk membaca kurang
https://doi.org/10.15294/jpfi.v8i1.1991 seperti perpustakaan dan pojok baca di kelas
4 Kurangnya pembiasaan literasi sebelum memulai
2. Khotimah,dkk (2021) mengatakan bahwa penerapan pembelajaran
media gambar dapat digunakan untuk meningkatkan 5 Penjelasan materi yang diberikan guru kurang dimengerti
konsentrasi belajar pada anak. peserta didik
Khotimah, S. H., Sunaryati, T., & Suhartini, S. (2020).
Penerapan media gambar sebagai upaya dalam
peningkatan konsentrasi belajar anak usia dini. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 676.
DOI:%2010.31004/obsesi.v5i1.683
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Kurangnya budaya membaca siswa


2. Kurangnya pembiasaan literasi di kelas

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Sumber-sumber bacaan kurang variatif


2. Guru jarang memperhatikan dan memberi motivasi
kepada siswa mengenai manfaat membaca

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Cara penyampaian guru kurang dimengerti peserta
didik
2. Motivasi siswa rendah
3. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang
mendukung

Numerasi : Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Minat peserta didik 1. Febiola (2020) mengatakan bahwa penggunaan media
terhadap pelajaran pembelajaran pohon angka berdampak terhadap 1 Budaya kurang kerja keras dapat terlihat dengan
matematika / kemampuan berhitung permulaan anak pemakaian kalkulator sehingga peserta didik
numerasi rendah Febiola, K. A. (2020). Peningkatan kemampuan mengabaikan proses kerja keras
berhitung permulaan anak usia dini melalui 2 Peserta didik dituntut untuk mempelajari begitu
pengembangan media pembelajaran pohon banyak materi sesuai kurikulum dengan waktu
angka. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 238- terbatas, sehingga membuat peserta didik merasa
248. terbebani
https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.28263 3 Guru menilai pekerjaan Matematika siswanya hanya
dari jawaban akhirnya saja sehingga membuat siswa
2. Afriani (2019) mengatakan bahwa metode jarimatika dapat malas untuk berproses
meningkatkan keterampilan aritamtika dibandingkan metode drill.
Afriani, D., Fardila, A., Septian, G. D., Margakaya, S., Ciranggon, J.,
Karawang, P. M., ... & Cimahi, K. (2019). Penggunaan metode 4 Orang tua mengandalkan proses belajar telah selesai
jarimatika dalam meningkatkan kemampuan berhitung perkalian di sekolah sehingga perkembangan siswa tidak
pada siswa sekolah dasar. Journal of Elementary Education, 2(05),
191-196
terpantau di rumah
http://dx.doi.org/10.22460/collase.v2i5.3342 5 Guru kurang mengoptimalkan pembelajaran yang
Wawancara dengan guru / teman sejawat : inovatif
Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat) 6 Guru kurang memberikan penyelesaian soal dengan
cara yang mudah
1. Kurang perhatian dari orang tua 7 Mindset pemikiran sulit peserta didik terhadap
2. Peserta didik banyak yang bermain game online / HP matematika

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Tidak adanya pembiasaan numerasi di awal


pembelajaran
2. Disebabkan faktor internal, seperti sikap siswa,minat
belajar dan kemampuan penginderaan
3. Disebabkan faktor eksternal, seperti lingkungan
keluarga kurang memperhatikan

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik
2. Matematika mengesankan pelajaran yang sulit bagi
peserta didik
3. Guru tidak memberikan cara penyelesaian soal
matematika dengan cara yang mudah

2 Peserta didik kurang Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
fokus belajar di
kelas 1. Khotimah,dkk (2021) mengatakan bahwa penerapan 1 Siswa mengharapkan stimulus untuk mau mengikuti
media gambar dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran misalnya diberi hadiah ketika benar
konsentrasi belajar pada anak. menjawab pertanyaan
Khotimah, S. H., Sunaryati, T., & Suhartini, S. (2020). 2 Suasana lingkungan belajar kurang kondusif,sering
Penerapan media gambar sebagai upaya dalam kali dua kelas sebelah memutar musik terlalu kencang
peningkatan konsentrasi belajar anak usia dini. Jurnal 3 Seringnya absen tidak hadir peserta didik karena sakit
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 676. sehingga membuat peserta didik ketinggalan
DOI: 10.31004/obsesi.v5i1.683 pelajaran
4 Padatnya kegiatan peserta didik di sekolah dan
2. Nuryana & Purwanto (2010) mengatakan bahwa banyaknya pelajaran yang harus dikuasai maka sering
pemberian Brain Gym sangat efektif dalam kali peserta didik dihinggapi kejenuhan
meningkatkan konsentrasi belajar pada anak. 5 Orang tua sibuk bekerja sehingga belum sempat
Nuryana, A., & Purwanto, S. (2010). Efektivitas brain menyiapkan sarapan anaknya
gym dalam meningkatkan konsentrasi belajar pada 6 Peserta didik sering mengantuk karena begadang
anak. bermain games
http://hdl.handle.net/11617/3504 7 Posisi kelas yang dekat jalan raya sehingga tingkat
ketenangannya kurang
Wawancara dengan guru / teman sejawat : 8 Beberapa peserta didik yang menjadi korban broken
Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat) home
9 Peserta didik sering membuang bekas bungkus
1. Siswa belum sarapan sebelum mengikuti pelajaran makanan di kelas sehingga kelas menjadi kotor dan
2. Konsentrasi siswa terganggu oleh teman karena sering tidak nyaman untuk belajar
diajak bicara 10 Model pembelajaran guru kurang menarik
3. Siswa mudah mengantuk di kelas karena begadang

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Posisi kelas yang dekat jalan raya membuat siswa


terganggu fokus belajarnya karena berisik
2. Adanya konflik dengan keluarga yang menjadi beban
pikiran siswa sehingga siswa kurang fokus belajar
3. Kelas kurang menjaga kebersihannya

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Peserta didik merasa lapar ketika pelajaran dimulai
2. Model pembelajaran guru kurang menarik bagi peserta
didik

3 Hubungan Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
komunikasi antar 1. Pusitaningtyas (2016) mengatakan bahwa adanya
guru dan orang tua sikap saling mempercayai, saling membantu dalam 1. Ada beberapa siswa yang broken home, orang tua sudah
siswa terkait membimbing anak dan berkomunikasi antara orang tua berpisah sehingga hubungan siswa dan orang tua
pembelajaran masih dan guru, akan membuat anak merasa bebas menjadi kurang harmonis
kurang dan terbatas berkreativitas dan keberhasilan dalam belajar. 2. Ketidakhadiran orang tua saat diundang oleh guru untuk
Pusitaningtyas, A. (2016). Pengaruh komunikasi orang membahas perkembangan siswa
tua dan guru terhadap kreativitas siswa. Proceedings of 3. Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan
the ICECRS, 1(1), v1i1-632. perkembangan anaknya
https://doi.org/10.21070/picecrs.v1i1.632 4. Relasi antara guru dan orang tua kurang terjalin dengan
baik karena orang tua khawatir jika harus berkontribusi
Wawancara dengan guru / teman sejawat : dalam memperindah kelas
Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat) 5. Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya
kepada guru dan sekolah
1. Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang perhatian ke
anaknya
2. Orang tua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya
kepada sekolah
3. Orang tua lebih antusias akan undangan KJP (Kartu
Jakarta Pintar ) dari pada undangan guru soal
perkembangan siswa

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Kondisi sosial ekonomi yang kurang mapan, jadi orang


tua hanya fokus tentang hal-hal yang meringankan
beban ekonominya saja
2. Banyak orang tua yang menganggap bahwa pendidikan
anak memang kewajiban guru dan sekolah
3. Sebagian besar latar belakang pendidikan orang tua
relatif rendah sehingga kesadaran akan pendidikan
anaknya juga ikut rendah

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Orang tua merasa kurang dilibatkan dalam program
sekolah
2. Orang tua melimpahkan semua urusan pendidikan
anaknya ke sekolah

4 Guru belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
mengoptimalkan 1. Rahayu,Firmansyah (2018) Pengembangan
model pembelajaran pembelajaran inovatif berbasis pendampingan bagi guru 1. Kurangnya pelatihan pembelajaran inovatif pada guru
yang inovatif sesuai sekolah dasar 2. Supervisi dan Pengawas kurang berjalan dengan baik
dengan karakteristik Rahayu, G. D. S., & Firmansyah, D. (2019). sehingga guru merasa nyaman dengan pembelajaran
materi Pengembangan pembelajaran inovatif berbasis konvensional
pendampingan bagi guru sekolah dasar. Abdimas 3. Pemahaman dan penguasaan guru tentang model-
Siliwangi, 1(1), 17-25. model pembelajaran inovatif masih kurang
http://dx.doi.org/10.22460/as.v1i1p17-25.36 4. Kurangnya motivasi guru untuk membuat model
pembelajaran yang inovatif
2. Nasrun,dkk (2018) Pendampingan model pembelajaran 5. Faktor usia menyebabkan malasnya guru untuk
inovatif di sekolah dasar,Medan mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif
Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F. (2018).
Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah
Dasar Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 671-676.
https://doi.org/10.24114/jpkm.v24i2.10359
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Guru kurang mengoptimalkan pembelajaran yang


inovatif
2. Guru tidak mau berusaha menerapkan pembelajaran
yang inovatif dan menarik
3. Guru hanya fokus pada keterlambatan belajar siswa
tanpa mengintropeksi model pembelajaran yang
digunakan

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Guru merasa sudah nyaman memakai metode ceramah


sehingga enggan beralih ke model pebelajaran inovatif
2. Banyak guru mengunakan HP untuk kepentingan
shoping bukan untuk mempelajari macam-macam
pembelajaran inovatif
3. Guru hanya membahas permasalahan kesulitan belajar
siswa dengan teman sejawat tanpa diimbangi
mengidentifikasi penyebab masalah kesulitan belajar
siswa

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Kompetensi guru kurang menguasai model
pembelajaran yang inovatif
2. Faktor usia juga menjadi penyebab malasnya guru
untuk berinovasi dalam pembelajaran
5 Terbatasnya Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
pemahaman siswa
terkait materi 1. Pendidikan di sekolah sebagai pondasi sehingga 1 Peserta didik tidak dibiasakan mengawali literasi /
Literasi dan pendidikan di sekolah dasar bisa dikatakan sebagai membaca dari rumah
Numerasi pendidikan melek wacana / literasi (Maryono, 2017 : 2 Kurangnya pondasi yang ditanamkan oleh orang tua
109). tentang pentingnya literasi
3 Pengaruh HP,sosial media,you tube serta games yang
2. Masyarakat cenderung lebih senang menonton HP membuat peserta didik malas membaca
dengan update status dan mengikuti siaran televisi 4 Pengaruh lingkungan daerah tempat tinggal padat
daripada membaca.(Perdana & Suswandari, 2021) penduduk membuat siswa kurang konsentrasi untuk
literasi
5 Sarana perpustakaan yang kurang difungsikan
Wawancara dengan guru / teman sejawat :

Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)


1. Guru kurang menggerakkan siswa untuk lebih inten dalam
membaca / literasi
2. Pengaruh HP sangat mendominasi malasnya siswa
membaca buku

Wawancara dengan kepala sekolah :

Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)


1. Guru dan orang tua kurang menanamkan pentingnya
literasi untuk siswa
2. Sumber buku bacaan yang kurang variatif sehingga
membuat siswa kurang tertarik
3. Sosial media dan game sangat mempengaruhi
terhadap penurunan minat baca siswa
Wawancara dengan pakar :
Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Peserta didik lebih senang menonton daripada
membaca
2. Sarana perpustakaan yang belum dihidupkan
3. Pojok baca kelas yang belum dioptimalkan

6 Guru masih belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
menggunakan
pembelajaran 1. Aka (2017) mengatakan untuk meningkatkan 1 Kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru
inovasi berbasis kemampuan dalam memanfaatkan TIK guru perlu terus tentang TIK
teknologi seperti melatih pembelajaran berbasis TIK dan mengikuti 2 Guru memasuki usia pensiun sehingga enggan
video pembelajaran pelatihan-pelatihan. mempelajari pembelajaran inovasi berbasis teknologi
Aka, K. A. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi 3 Minimnya pelatihan yang didapat oleh guru tentang
Dan Komunikasi (TIK) Sebagai Wujud Inovasi Sumber TIK
Belajar Di Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School 4 Kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan
Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan PC/Laptop
Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2a). 5 Tutor teman sebaya yang sibuk dengan pekerjaannya
http://dx.doi.org/10.30651/else.v1i2a.1041 membuat kurangnya tutor untuk mengajari guru
belajar membuat video pembelajaran
2. Cholik (2017) Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia
Cholik, C. A. (2017). Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(6), 21-30.
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-
literate/article/view/130
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Ika Widy Hastuti,S.Pd (Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Guru enggan mempelajari teknologi seperti video


pembelajaan karena sudah memasuki usia pensiun
2. Banyak guru yang mengandalkan teman sejawat untuk
urusan TIK

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Mindset guru sudah down terlebih dulu sebelum


mencoba untuk membuat video pembelajaran karena
dianggap sulit
2. Kesibukan teman sebaya akan tupoksi pekerjaan,
sehingga membuat kurangnya tutor untuk mengajari
guru belajar membuat video pembelajaran

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Guru kurang menguasai dalam menerapkan video
pembelajaran
2. Guru perlu mengikuti pelatihan-pelatihan terkait
pembelajaran berbasis video pembelajaran
PPG PGSD
Nama : Fatim Firman Sari
No. UKG / NIM : 201503767416 / 22121298243
Kelas : 004 / D

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Kelas Rendah ( Kelas II )

Masalah yang
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
telah diidentifikasi
1 Pedagogik Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Guru masih 1. Rahayu,Firmansyah (2018) Pengembangan
menggunakan pembelajaran inovatif berbasis pendampingan bagi guru 1 Pembelajaran yang dilakukan guru monoton
model pembelajaran sekolah dasar 2 Guru hanya berpedoman pada buku sehingga
konvensional Rahayu, G. D. S., & Firmansyah, D. (2019). pembelajaran menjadi kurang aktif dan menarik
Pengembangan pembelajaran inovatif berbasis peserta didik
pendampingan bagi guru sekolah dasar. Abdimas 3 Guru kurang melibatkan peserta didik untuk lebih aktif
Siliwangi, 1(1), 17-25. dalam belajar di kelas sehingga pembelajaran tidak
http://dx.doi.org/10.22460/as.v1i1p17-25.36 hanya berfokus pada guru saja
4 Kurang adanya pelatihan-pelatihan pembelajaran
2. Nasrun,dkk (2018) Pendampingan model pembelajaran inovatif yang dilakukan guru
inovatif di sekolah dasar,Medan
Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F. (2018).
Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah
Dasar Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 671-676.
https://doi.org/10.24114/jpkm.v24i2.10359

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )
1. Metode pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi
2. Usia memasuki pensiun sehingga guru enggan
mempelajari pembelajaran inovatif
Wawancara dengan kepala sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Kurangnya pembelajaran yang inovatif dari guru
2. Motivasi guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif
rendah

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran
inovatif rendah
2. Guru kurang mengikuti pelatihan-pelatihan
pembelajaran inovatif

Literasi Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Peserta didik masih 1. Aritonang (2008) mengatakan bahwa faktor utama yang
memiliki semangat mempengaruhi minat dan motivasi belajar adalah cara 1 Peserta didik belum muncul minat baca
belajar yang rendah mengajar guru, karakter guru, suasana kelas tenang dan 2 Kurangnya pembiasaan sebelum memulai pembelajaran
nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan. 3 Sarana penunjang peserta didik untuk membaca kurang
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam seperti perpustakaan dan pojok baca di kelas
meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan 4 Peserta didik merasa bosan di kelas
penabur, 7(10), 11-21. 5 Guru kurang menerapkan pembelajaran inovatif
https://www.academia.edu/download/35904799/Hal._11-
21_Minat_dan_motivasi_belajar.pdf

2. Werdayanti (2008) mengatakan bahwa ada pengaruh


antara kompetensi guru dalam proses belajar di kelas dan
fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa.
Werdayanti, A. (2008). Pengaruh Kompetensi Guru dalam
Proses Belajar Mengajar di Kelas dan Fasilitas Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Dinamika
Pendidikan, 3(1).
https://doi.org/10.15294/dp.v3i1.434
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )
1. Belum muncul minat membaca
2. Kurangnya pembiasaan literasi setiap sebelum
pembelajaran
3. Peserta didik tidak mendapat perhatian dari orang tua
oleh karena orang tua sibuk bekerja
4. Peserta didik merasa bosan di dalam kelas karena
pembelajaran kurang variatif.

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Ada dua faktor motivasi yang mempengaruhi siswa yaitu
internal
(kebiasaan dari siswa tersebut dan psikologi siswa) dan
eksternal (lingkungan serta orang tua)
2. Sumber-sumber bacaan kurang variatif baik dipojok
baca maupun perpustakaan

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang
inovatif
2. Kurangnya dukungan dan perhatian dari orang tua

Numerasi : Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Kemampuan 1. Febiola (2020) mengatakan bahwa penggunaan media
berhitung pembelajaran pohon angka berdampak terhadap 1 Budaya kurang kerja keras dapat terlihat dengan
penjumlahan dan kemampuan berhitung permulaan anak pemakaian kalkulator sehingga peserta didik
pengurangan siswa Febiola, K. A. (2020). Peningkatan kemampuan mengabaikan proses kerja keras
kelas 2 masih berhitung permulaan anak usia dini melalui 2 Peserta didik dituntut untuk mempelajari begitu
rendah pengembangan media pembelajaran pohon banyak materi sesuai kurikulum dengan waktu
angka. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 238- terbatas, sehingga membuat peserta didik merasa
248. terbebani
https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.28263 3 Guru menilai pekerjaan Matematika siswanya hanya
dari jawaban akhirnya saja sehingga membuat siswa
2. Afriani (2019) mengatakan bahwa metode jarimatika malas untuk berproses
dapat meningkatkan keterampilan aritamtika 4 Orang tua mengandalkan proses belajar telah selesai
dibandingkan metode drill. Afriani, D., Fardila, A., di sekolah sehingga perkembangan siswa tidak
Septian, G. D., Margakaya, S., Ciranggon, J., terpantau di rumah
Karawang, P. M., ... & Cimahi, K. (2019). Penggunaan 5 Guru kurang mengoptimalkan pembelajaran yang
metode jarimatika dalam meningkatkan kemampuan inovatif
berhitung perkalian pada siswa sekolah dasar. Journal 6 Peserta didik kurang mengulang pembelajaran
of Elementary Education, 2(05), 191- matematika di rumah
196.http://dx.doi.org/10.22460/collase.v2i5.3342

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Peserta didik kurang berlatih dalam mengulang


pelajaran penjumlahan dan pengurangan
2. Peran orang tua yang kurang membimbing anaknya
dalam belajar

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Tidak adanya pembiasaan numerasi di awal
pembelajaran
2. Disebabkan faktor internal, seperti sikap siswa,minat
belajar dan kemampuan penginderaan
3. Disebabkan faktor eksternal, seperti lingkungan
keluarga kurang memperhatikan

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik
2. Matematika mengesankan pelajaran yang sulit bagi
peserta didik
3. Guru tidak memberikan cara penyelesaian soal
matematika dengan cara yang mudah

2 Peserta didik sulit Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
memahami materi 1. Subali,dkk (2012) Pengembangan CD pembelajaran
pelajaran lagu anak untuk menumbuhkan pemahaman siswa. 1. Memberikan pembelajaran yang inovatif
Subali, B., & Handayani, L. (2012). Pengembangan CD 2. Pengulangan kembali pelajaran yang sudah diajarkan
pembelajaran lagu anak untuk menumbuhkan oleh guru di rumah
pemahaman sains siswa Sekolah Dasar. Jurnal 3. Melakukan pelatihan untuk guru
pendidikan fisika Indonesia, 8(1). 4. Melakukan pembiasaan di sekolah dengan
https://doi.org/10.15294/jpfi.v8i1.1991 mengadakan literasi

2. Khotimah,dkk (2021) mengatakan bahwa penerapan


media gambar dapat digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi belajar pada anak.
Khotimah, S. H., Sunaryati, T., & Suhartini, S. (2020).
Penerapan media gambar sebagai upaya dalam
peningkatan konsentrasi belajar anak usia dini. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 676.
DOI:%2010.31004/obsesi.v5i1.683

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Pembelajaran dianggap menakutkan


2. Pemahaman literasi masih kurang
3. Guru kurang memberikan variasi yang menyenangkan
dalam pembelajaran

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Dipengaruhi oleh kemampuan siswa yang berbeda
2. Pola asuh dan kegiatan yang dilakukan di rumah
3. Metode guru kurang tepat

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Cara penyampaian guru kurang dimengerti oleh siswa
2. Motivasi siswa rendah

3 Kurangnya Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
kepedulian orang 1. Mahmudi,dkk (2020) Hubungan perhatian orang tua
tua siswa terhadap terhadap hasil belajar kognitif 1. Ada beberapa siswa yang broken home, orang tua
perkembangan Mahmudi, A., Sulianto, J., & Listyarini, I. (2020). sudah berpisah sehingga hubungan siswa dan orang
belajar siswa Hubungan perhatian orang tua terhadap hasil belajar tua menjadi kurang harmonis
kognitif siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 3(1), 2. Ketidakhadiran orang tua saat diundang oleh guru
122-129. untuk membahas perkembangan siswa
https://doi.org/10.23887/jp2.v3i1.24435 3. Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang
memperhatikan perkembangan anaknya
2. Safitri,Nurhayati (2018) Pengaruh perhatian orang tua 4. Relasi antara guru dan orang tua kurang terjalin
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. dengan baik karena orang tua khawatir jika harus
Safitri, S., & Nurhayati, N. (2018). Studi Pustaka: berkontribusi dalam memperindah kelas
Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Di Sekolah. Journal of Educational
Review and Research, 1(2), 64-67.
https://dx.doi.org/10.26737/jerr.v1i2.1624
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang perhatian ke


anaknya
2. Orang tua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya
kepada sekolah
3. Orang tua lebih antusias akan undangan KJP (Kartu
Jakarta Pintar ) dari pada undangan guru soal
perkembangan siswa
Wawancara dengan kepala sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Orang tua jarang dilibatkan dalam rapat sekolah
2. Orang tua sibuk bekerja
3. Faktor keluarga yang broken home
Wawancara dengan pakar :
Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Karena faktor lingkungan sekitar yang kurang peka dengan
pendidikan
2. Faktor keluarga yang broken home
3. Kesibukan orang tua yang bekerja

4 Guru tidak berusaha Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
menggunakan 1. Rahayu,Firmansyah (2018) Pengembangan 1. Kurangnya pelatihan pembelajaran inovatif pada guru
model-model pembelajaran inovatif berbasis pendampingan bagi guru 2. Supervisi dan Pengawas kurang berjalan dengan baik
pembelajaran yang sekolah dasar sehingga guru merasa nyaman dengan pembelajaran
inovatif Rahayu, G. D. S., & Firmansyah, D. (2019). konvensional
Pengembangan pembelajaran inovatif berbasis 3. Pemahaman dan penguasaan guru tentang model-
pendampingan bagi guru sekolah dasar. Abdimas model pembelajaran inovatif masih kurang
Siliwangi, 1(1), 17-25. 4. Kurangnya motivasi guru untuk membuat model
http://dx.doi.org/10.22460/as.v1i1p17-25.36 pembelajaran yang inovatif
5. Guru membuat media yang menarik agar menarik
2. Nasrun,dkk (2018) Pendampingan model pembelajaran siswa
inovatif di sekolah dasar,Medan
Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F. (2018).
Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah
Dasar Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 671-676.
https://doi.org/10.24114/jpkm.v24i2.10359

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )
1. Guru kurang paham terhadap pembelajaran inovatif
2. Guru sudah nyaman dengan model konvensional
sehingga untuk berpikir kreatif dan inovatif kurang

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Guru kurang perencanaan
2. Guru tidak memiliki integritas

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Guru kurang memiliki wawasan tentang
pembelajaran inovatif
2. Guru perlu mengikuti pelatihan-pelatihan
pembelajaran yang inovatif

5 Pembelajaran di Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
kelas masih belum 1. Sofyan (2019) tentang Implementasi HOTS pada
berbasis HOTS kurikulum 2013 1 Guru enggan belajar tentang pembelajaran berbasis
Sofyan, F. A. (2019). Implementasi HOTS pada HOTS
kurikulum 2013. INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru 2 Guru kurang mengikuti pelatihan mengenai
pembelajaran berbasis HOTS
Sekolah Dasar, 3(1), 1-9. 3 Diberikan kegiatan yang meningkatkan motivasi
https://doi.org/10.36456/inventa.3.1.a1803 4 Guru harus membiasakan pembelajaran dengan
soal HOTS
Wawancara dengan guru / teman sejawat :

Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Guru belum membiasakan pembelajaran dengan soal


HOTS
2. Siswa belum memahami materi dan siswa belum
mengerti perintah soal
Wawancara dengan kepala sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Keterbatasan pengetahuan guru dalam konsep hots


2. Guru belum membiasakan pembelajaran dengan soal
HOTS

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Guru belum membiasakan memberikan soal-soal
HOTS
2. Peserta didik belum mampu berpikir HOTS

6 Guru masih belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
mengoptimalkan 1. Aka (2017) mengatakan untuk meningkatkan Kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru tentang TIK
pemanfaatan kemampuan dalam memanfaatkan TIK guru perlu terus 1 Guru memasuki usia pensiun sehingga enggan
teknologi informasi ( melatih pembelajaran berbasis TIK dan mengikuti mempelajari pembelajaran inovasi berbasis teknologi
TIK ) dalam pelatihan-pelatihan. 2 Minimnya pelatihan yang didapat oleh guru tentang
pembelajaran Aka, K. A. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi TIK
Dan Komunikasi (TIK) Sebagai Wujud Inovasi Sumber 3 Kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan
Belajar Di Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School PC/Laptop
Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan 4 Guru harus mengikuti pelatihan TIK
Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2a). 5 Harus ada motivasi dari diri sendiri untuk berinovasi
http://dx.doi.org/10.30651/else.v1i2a.1041

2. Cholik (2017) Pemanfaatan teknologi informasi dan


komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia
Cholik, C. A. (2017). Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(6), 21-30.
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-
literate/article/view/130

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Hartati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Guru kurang menguasai pengoperasian TIK

2. Guru telah memasuki usia pensiun sehingga tidak mau


belajar TIK

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Internal guru tersebut tidak peka terhadap teknologi
2. Sumber daya yang ada tidak digunakan dengan baik

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Guru memasuki usia pensiun sehingga menganggap
percuma belajar TIK
2. Guru kurang mengikuti pelatihan-pelatihan teknologi
berbasis komputer
PPG PGSD
Nama : Fatim Firman Sari
No. UKG / NIM : 201503767416 / 22121298243
Kelas : 004 / D

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Kelas Pilihan ( Kelas IV )

Masalah yang
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
telah diidentifikasi
1 Pedagogik Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Peserta didik sulit 1. Khotimah,dkk (2021) mengatakan bahwa penerapan 1. Guru belum menerapkan media gambar untuk
fokus dalam media gambar dapat digunakan untuk meningkatkan meningkatkan konsentrasi peserta didik
mengikuti konsentrasi belajar pada anak. 2. Guru kurang meluangkan waktu untuk membuat
pembelajaran Khotimah, S. H., Sunaryati, T., & Suhartini, S. (2020). media belajar yang menarik untuk peserta didik
Penerapan media gambar sebagai upaya dalam 3. Guru kurang menerapkan Brain Gym untuk
peningkatan konsentrasi belajar anak usia dini. Jurnal meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 676. 4. Banyak orang tua yang bekerja sehingga tidak sempat
DOI: 10.31004/obsesi.v5i1.683 menyiapkan sarapan untuk anaknya
5. Peserta didik merasa lapar ketika pembelajaran
2. Nuryana & Purwanto (2010) mengatakan bahwa karena belum sarapan
pemberian Brain Gym sangat efektif dalam 6. Hubungan guru dan peserta didik yang kurang
meningkatkan konsentrasi belajar pada anak. harmonis sehingga membuat peserta didik merasa
Nuryana, A., & Purwanto, S. (2010). Efektivitas brain takut
gym dalam meningkatkan konsentrasi belajar pada 7. Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah
anak. sehingga membuat siswa bosan
http://hdl.handle.net/11617/3504 8. Guru hanya berpedoman pada buku sehingga
Wawancara dengan guru / teman sejawat : pembelajaran menjadi kurang aktif dan menarik
Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat ) peserta didik
9. Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang
1. Banyak peserta didik yang belum sempat sarapan inovatif
sebelum pembelajaran dimulai 10. Kurangnya ice breaking atau games disela-sela
2. Peserta didik takut dengan guru jika tidak mampu pembelajaran agar peserta didik tetap fokus dan
menjawab soal senang
Wawancara dengan kepela sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

 Kurangnya pembelajaran yang inovatif dari guru


 Kurangnya ice breaking disela-sela pembelajaran

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )

1. Proses KBM kurang menyenangkan


2. Kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas lemah

Literasi Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Kurangnya motivasi 1. Aritonang (2008) mengatakan bahwa faktor utama yang 1 Metode mengajar yang dilakukan oleh guru kurang
belajar peserta didik mempengaruhi minat dan motivasi belajar adalah cara inovatif
kelas 4 mengajar guru, karakter guru, suasana kelas tenang dan
nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan. 2 Guru kurang memanfaatkan alat peraga yang ada di
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam sekolah untuk membuat siswa lebih tertarik belajar
meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal pendidikan
penabur, 7(10), 11-21.
https://www.academia.edu/download/35904799/Hal._11- 3 Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa
21_Minat_dan_motivasi_belajar.pdf kurang aktif di dalam pembelajaran

2. Werdayanti (2008) mengatakan bahwa ada pengaruh 4 Guru kurang berusaha untuk belajar menggunakan
antara kompetensi guru dalam proses belajar di kelas dan model pembelajaran yang inovatif
fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa.
Werdayanti, A. (2008). Pengaruh Kompetensi Guru dalam
Proses Belajar Mengajar di Kelas dan Fasilitas Guru 5 Guru hanya menggunakan model pembelajaran inovatif
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Dinamika ketika ada supervisi dari kepala sekolah/pengawas saja
Pendidikan, 3(1).
https://doi.org/10.15294/dp.v3i1.434
6 Kurangnya perhatian orang tua kepada anak karena
sibuk bekerja
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
7 Guru kurang memberikan reward untuk peserta didik
1. Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional yang berhasil menjawab pertanyaan,seperti gambar
2. Peserta didik merasa bosan di kelas bintang dibukunya

Wawancara dengan kepala sekolah : 8 Guru kurang menceritakan tentang kisah orang-orang
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat ) sukses atau nasehat motivasi
1. Guru belum merancang pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan
2. Peserta didik kurang diperhatikan oleh kedua orang
tuanya
Wawancara dengan pakar :
Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )

1. Kurang adanya reward dari guru untuk siswa yang


berhasil menjawab pertanyaan
2. Kurangnya dorongan motivasi dari orang tua
3. kurangnya motivasi guru dalam membangkitkan
motivasi belajar siswa dengan menceritakan kisah-kisah
motivasi,nasehat

Numerasi : Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
Kurangnya 1. Febiola (2020) mengatakan bahwa penggunaan media 1. Guru belum menggunakan alat peraga untuk
kemampuan pembelajaran pohon angka berdampak terhadap pembelajaran seperti pohon angka untuk menunjang
berhitung kelas 4 kemampuan berhitung permulaan anak keberhasilan belajar
Febiola, K. A. (2020). Peningkatan kemampuan 2. Peserta didik dituntut untuk mempelajari begitu
berhitung permulaan anak usia dini melalui banyak materi sesuai kurikulum dengan waktu
pengembangan media pembelajaran pohon terbatas, sehingga membuat peserta didik merasa
angka. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 238- terbebani
248. 3. Guru belum mencoba metode jarimatika untuk
https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.28263 meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik
4. Peserta didik menganggap bahwa pelajaran
2. Afriani (2019) mengatakan bahwa metode jarimatika matematika itu sulit
dapat meningkatkan keterampilan aritamtika 5. Peserta didik malas menghitung karena penjelasan
dibandingkan metode drill. Afriani, D., Fardila, A., dari guru dianggap terlalu cepat
Septian, G. D., Margakaya, S., Ciranggon, J., 6. Orang tua mengandalkan proses belajar telah selesai
Karawang, P. M., ... & Cimahi, K. (2019). Penggunaan di sekolah sehingga perkembangan siswa tidak
metode jarimatika dalam meningkatkan kemampuan terpantau di rumah
berhitung perkalian pada siswa sekolah dasar. Journal 7. Guru kurang mengoptimalkan pembelajaran yang
of Elementary Education, 2(05), 191- inovatif
196.http://dx.doi.org/10.22460/collase.v2i5.3342 8. Guru belum memberikan cara pengerjaan yang
mudah untuk siswa yang kesulitan
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Mindset peserta didik menganggap bahwa matematika


itu sulit
2. Peserta didik malas menghitung

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Tidak adanya pembiasaan numerasi di awal


pembelajaran
2. Disebabkan faktor internal, seperti sikap siswa,minat
belajar dan kemampuan penginderaan
3. Disebabkan faktor eksternal, seperti lingkungan
keluarga kurang memperhatikan

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik
2. Guru kurang memberikan cara penyelesaian soal
matematika dengan cara yang mudah
2 Kurangnya Sumber Kajian Literatur Jurnal : Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
konsentrasi peserta 1. Khotimah,dkk (2021) mengatakan bahwa penerapan 1. Guru belum menerapkan media gambar untuk
didik pada saat KBM media gambar dapat digunakan untuk meningkatkan meningkatkan konsentrasi peserta didik
konsentrasi belajar pada anak. 2. Guru kurang meluangkan waktu untuk membuat
Khotimah, S. H., Sunaryati, T., & Suhartini, S. (2020). media belajar yang menarik untuk peserta didik
Penerapan media gambar sebagai upaya dalam 3. Guru kurang menerapkan Brain Gym untuk
peningkatan konsentrasi belajar anak usia dini. Jurnal meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 676. 4. Orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat
DOI:%2010.31004/obsesi.v5i1.683 menyiapkan sarapan untuk anaknya
5. Adanya siswa ABK yang butuh pendampingan khusus
2. Nuryana & Purwanto (2010) mengatakan bahwa agar tidak mengganggu temannya
pemberian Brain Gym sangat efektif dalam 6. Ada peserta didik yang beberapa kali buang air besar
meningkatkan konsentrasi belajar pada anak. di celana dalam kelas sehingga membuyarkan
Nuryana, A., & Purwanto, S. (2010). Efektivitas brain konsentrasi peserta didik lain karena penciuman
gym dalam meningkatkan konsentrasi belajar pada terganggu
anak. 7. Posisi kelas yang tertutup gedung sehigga membuat
http://hdl.handle.net/11617/3504 kelas agak gelap dan mempengaruhi konsentrasi
peserta didik dalam belajar
Wawancara dengan guru / teman sejawat : 8. Ada beberapa peserta didik yang menjadi korban
Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat) perceraian orang tua sehingga membuat motivasi
belajar berkurang
1. Peserta didik belum sarapan sebelum mengikuti 9. Guru belum menggunakan pembelajaran yang inovatif
pelajaran sehingga membuat siswa bosan
2. Konsentrasi siswa terganggu oleh teman karena sering
diajak bicara
3. Ada siswa yang suka BAB (Buang Air Besar) di dalam
kelas sehingga mengganggu penciuman peserta didik
lain

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Pencahayaan kelas kurang


2. Adanya konflik dengan keluarga yang menjadi beban
pikiran siswa sehingga siswa kurang fokus belajar
Wawancara dengan pakar :
Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )

1. Peserta didik belum siap menerima pembelajaran


2. Model pembelajaran guru kurang menarik peserta didik

3 Terbatasnya Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
pendidikan orang 1. Pusitaningtyas (2016) mengatakan bahwa adanya 1. Orang tua merasa kurang percaya diri ketika bertemu
tua sehingga sikap saling mempercayai, saling membantu dalam guru yang notabene orang berpendidikan
menyulitkan guru membimbing anak dan berkomunikasi antara orang tua 2. Guru harus bisa menyampaikan pesan dengan gaya
untuk berkomunikasi dan guru, akan membuat anak merasa bebas bicara menyesuaikan tingkat pendidikan orang tua
berkreativitas dan keberhasilan dalam belajar. 3. Orang tua kurang mengetahui ilmu parenting
Pusitaningtyas, A. (2016). Pengaruh komunikasi orang 4. Orang tua belum mengikuti pelatihan / seminar
tua dan guru terhadap kreativitas siswa. Proceedings of parenting
the ICECRS, 1(1), v1i1-632.
https://doi.org/10.21070/picecrs.v1i1.632

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Rendahnya pendidikan orang tua mempengaruhi dalam


mendidik anaknya

2. Kurangnya pengetahuan orang tua murid akan


mendidik anak
Wawancara dengan kepala sekolah :
Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Kondisi sosial ekonomi yang kurang mapan, jadi orang


tua hanya fokus tentang hal-hal yang meringankan
beban ekonominya saja
2. Banyak orang tua yang menganggap bahwa pendidikan
anak memang kewajiban guru dan sekolah
3. Sebagian besar latar belakang pendidikan orang tua
relatif rendah sehingga kesadaran akan pendidikan
anaknya juga ikut rendah
Wawancara dengan pakar :
Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )

1. Guru harus bisa menjelaskan informasi yang disampaikan


sesuai dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai
dengan tingkat pendidikannya
2. Kurangnya pengetahuan parenting yang di dapat oleh
orang tua
3. Guru harus terus memperluas kesabaran untuk
berkomunikasi dengan orang tua
. Orang tua mengikuti seminar-seminar parenting untuk
memperbaiki cara mendidik anak

4 Peserta didik kurang Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Analisis Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
aktif pada 1. Suhirman (2018) mengatakan bahwa sumber belajar 1. Sumber belajar yang digunakan guru hanya dari buku
karakteristik materi dapat mengembangkan berbagai potensi yang 2. Guru belum menerapkan video pembelajaran untuk
yang agak rumit beragam dan bervariasi mempermudah pemahaman siswa
Suhirman, S. (2018). Pengelolaan sumber belajar 3. Pemahaman dan penguasaan guru tentang model-
dalam meningkatkan pemahaman peserta didik. Al model pembelajaran inovatif masih kurang
Fitrah: Journal Of Early Childhood Islamic 4. Guru kurang memanfaatkan smartphone untuk
Education, 2(1), 159-173. menunjang pembelajaran
http://dx.doi.org/10.29300/alfitrah.v2i1.1513
5. Guru jarang mengidentifikasi penyebab masalah
2. Yudianto,Arif (2017) mengatakan bahwa penerapan kesulitan anak belajar
video pembelajaran peserta didik akan lebih paham 6. Guru enggan mengikuti pelatihan-pelatihan
dengan materi yang akan disampaikan oleh pendidik pembelajaran inovatif
melalui tayangan sebuah video/film 7. Pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas belum
Yudianto, A. (2017). Penerapan video sebagai media mencoba di lingkungan alam / nyata
pembelajaran.
http://eprints.ummi.ac.id/id/eprint/354

Wawancara dengan guru / teman sejawat :


Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Guru kurang mengoptimalkan pembelajaran yang


inovatif
2. Guru tidak mau berusaha menerapkan pembelajaran
yang inovatif dan menarik
3. Guru hanya fokus pada keterlambatan belajar siswa
tanpa menggali identifikasi penyebabnya

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1 Banyak guru mengunakan HP untuk kepentingan


menonton berita artis bukan untuk mempelajari macam-
macam pembelajaran inovatif
2 Guru hanya membahas permasalahan kesulitan belajar
siswa dengan teman sejawat tanpa diimbangi
mengidentifikasi penyebab masalah kesulitan belajar
siswa
Wawancara dengan pakar :
Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )

1. Guru kurang mengikuti pelatihan-pelatihan model


pembelajaran inovatif
2. Pembelajaran hanya berfokus di kelas

5 Peserta didik kurang Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
mampu 1. Sofyan (2019) tentang Implementasi HOTS pada 1 Peserta didik tidak dibiasakan mengawali literasi /
mengerjakan soal kurikulum 2013 membaca dari rumah
HOTS Sofyan, F. A. (2019). Implementasi HOTS pada 2 Kurangnya pondasi yang ditanamkan oleh orang tua
tentang pentingnya literasi
kurikulum 2013. INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru
3 Peserta didik kurang dalam latihan soal-soal berbasis
Sekolah Dasar, 3(1), 1-9. HOTS
https://doi.org/10.36456/inventa.3.1.a1803 4 Buku bacaan yang kurang variatif
5 Peserta didik lebih banyak memikirkan bermain saat
Wawancara dengan guru / teman sejawat : jam istirahat
6 Kemampuan dasar peserta didik kurang
Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat )

1. Peserta didik kurang latihan soal-soal HOTS


2. Kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi masih
belum mampu

Wawancara dengan kepala sekolah :

Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)

1. Sumber buku bacaan yang kurang variatif sehingga


membuat siswa sulit mengerjakan soal-soal HOTS
2. Pola pikir siswa yang masih kurang terbentuk
Wawancara dengan pakar :

Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat


Tingkat SD )

1. Keluarga belum mengajari / terbiasa cara berpikir kritis


atau tinggi
2. Rendahnya IQ anak

6 Guru masih belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Hasil Eksplorasi Penyebab Masalahnya adalah
mengoptimalkan 1. Aka (2017) mengatakan untuk meningkatkan 1 Guru belum mengikuti arus perkembangan era digital
pemanfaatan kemampuan dalam memanfaatkan TIK guru perlu terus 2 Kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru
teknologi berbasis melatih pembelajaran berbasis TIK dan mengikuti tentang TIK
komputer / TIK pelatihan-pelatihan. 3 Guru memasuki usia pensiun sehingga enggan
Aka, K. A. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi mempelajari pembelajaran inovasi berbasis teknologi
Dan Komunikasi (TIK) Sebagai Wujud Inovasi Sumber 4 Minimnya pelatihan yang didapat oleh guru tentang
Belajar Di Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School TIK
Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan 5 Kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan
Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2a). PC/Laptop
http://dx.doi.org/10.30651/else.v1i2a.1041

2. Cholik (2017) Pemanfaatan teknologi informasi dan


komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia
Cholik, C. A. (2017). Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan pendidikan di
Indonesia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(6), 21-30.
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-
literate/article/view/130
Wawancara dengan guru / teman sejawat :
Kurniawati,S.Pd ( Guru SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Guru merasa tidak perlu mempelajari TIK karena sudah
tanggung usia pensiun
2. Guru merasa metode yang digunakan sudah optimal tanpa
harus memanfaatkan teknologi berbasis komputer / TIK

Wawancara dengan kepala sekolah :


Rizki,S.Pd ( Kepala Sekolah SDN Grogol 01 Jakarta Barat)
1. Kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan
komputer
2. Guru kurang berusaha untuk mempelajari pemanfaatan
teknologi berbasis komputer / TIK

Wawancara dengan pakar :


Nanang Rusnadi,M.Pd.I ( Ketua Guru PAI Jakarta Barat
Tingkat SD )
1. Kopetensi guru yg belum bisa mengoperasikan
PC/Laptop
2. Guru kurang melakukan pelatihan-pelatihan dalam
pengoperasian PC/Laptop

Anda mungkin juga menyukai