Oleh :
2.5 Prinsip-Prinsip UI
User Interface yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut (Arifin et al.,
2018):
1. The Structure Principle
Desain User Interface harus disusun sesuai kegunaan berdasarkan model atau
komponen yang dikenali oleh pengguna.
2. The Simplicity Principle
Desain User Interface harus dibuat sesederhana dan seinformatif mungkin.
3. The Visibility Principle
Desain User Interface yang baik adalah desain yang tidak membebani
pengguna dengan opsi yang tidak diperlukan.
4. The Feedback Principle
Desain User Interface harus memastikan pengguna mendapatkan notifikasi
terhadap perubahan kondisi, aksi, ataupun kesalahan yang dilakukan pengguna.
5. The Tolerance Principle
Desain User Interface harus dirancang sefleksibel mungkin sehingga
meminimalisir kemungkinan kesalahan yang dibuat oleh pengguna.
6. The Reuse Principle
Komponen desain User Interface harus mampu untuk digunakan ulang
dengan tepat sesuai tujuan dan bukan hanya sekadar penggunaan ulang.
7. Conserve Attention
Desain User Interface yang baik adalah desain yang mampu menarik dan
mempertahankan perhatian pengguna.
8. Simple Language Over Technical Terms
Pemilihan bahasa yang digunakan dalam desain User Interface lebih baik jika
menggunakan bahasa yang umum digunakan. Hindari menggunakan bahasa
teknis karena pengguna bukan pengembang sistem.
2.6 Usability
Menurut ISO 9241 – 11 (1998), Usability adalah sejauh mana sebuah produk
dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif,
efisiensi dan pengguna menjadi puas dalam konteks penggunaan. Secara umum
pengertian Usability adalah atribut dari kualitas yang digunakan untuk mengevaluasi
bagaimana mudahnya sebuah antar muka digunakan. Usability Testing memiliki lima
komponen utama yaitu learnability, efficiency, memorability, errors, dan satisfaction.
(Nielsen, 2012).
Menurut ISO 9241-210 (2009), User Experience (UX) adalah persepsi dan
respon dari pengguna sebagai reaksi dari penggunaan sebuah produk , sistem atau
service. User Experience merupakan bagaimana user merasakan kesenangan dan
kepuasan dari menggunakan sebuah produk, melihat atau memegang produk tersebut.
UX tidak dapat dirancang oleh desainer tapi seorang desain dapat merancang sebuah
produk yang dapat menghasilkan UX.
Kualitas dan penerimaan suatu produk tergantung pada kemudahan
penggunaan produk karena pengguna lebih mementingkan sisi kemudahan penggunaan
(usability) suatu produk [Delice dan Gungor, 2009]. Hal ini tentu saja berkaitan dengan
tingkat usability sistem yang baik. Sistem dapat dikatakan memiliki tingkat usability
yang tinggi (usable) apabila pengguna bisa memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
mengerti dengan sistem tersebut [Hendra, et al. 2018]
Prinsip Keterangan
Terdapat informasi terhapat status sistem saat
Visibility of system status ini dalam bentuk pesan dan waktu yang sesuai
(feedback)
Match between Bahasa sistem sesuai dengan bahasa yang
system and thereal world digunakan pengguna
Pengguna mempunyai kendali dan kebebasan
Use Control and Freedom dalam mengambil suatu keputusan
Consistency and Standards Standar yang digunakan sistem harus konsisten
1) Melakukan studi literatur dari buku, jurnal yang relevan, dan dari berbagai situs
internet yang dapat dijadikan sebagai acuan tentang tema penelitianini
2) Observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mengatahui kebutuhan,
keinginan pengguna, dan kesulitan pengguna saat menjelajahi SIAT dalam
menentukan cakupan penelitian.
3) Penentuan instrument penelitian dalam hal ini adalah penyusunan kuesioner
menggunakan metode SUS yang berguna untuk mengetahui ingkat kepuasan
pengguna terhadap SIAT, dari hasil tersebut akan dilakukan pendalaman untuk
mencari usability problem menggunakan metode Heuristic evaluation yang berguna
untuk menemukan masalah usability lebih spesifik yang terdapat pada SIAT.
4) Menentukan evaluator atau responden untuk penyebaran kuesioner dan uji
usability.
5) Pengujian instrument kuesioner SUS, uji instrument dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner pada jumlah responden yang kecil. Hal ini dilakukan
untuk menguji seluruh instrumen apakah sudah layak digunakan.
6) Pengujian pada responden, dengan pemberian kuesioner yang harus
dikerjakan dengan batasan masalah dari hasil observasi dan menyebarkan
kuesioner pada sampel penelitian yang sudah ditentukan untuk dikerjakan serta
dilakukan wawancara terhadap evaluator, dilakukan untuk mengetahui alasan
penilaian dan saran perbaikan.
7) Analisis data pada penelitian ini dilakuan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil
kuesioner dan usability testing dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif,
Sedangkan pendekatan secara kualitatif digunakan untuk implementasi
metode heuristic evaluation bertujuan untuk mengetahui secara lebih
mendalam pada bagian mana yang perlu adanya perbaikan.
Skema dari alur penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Saya pikir bahwa saya akan membutuhkan bantuan dari orang teknis (orang
yang mahir mengoperasikan) untuk dapat menggunakan aplikasi ini. (I
4 think that I would need the support
1 s/d 5
of a technical person to be able to use this system)
10 Saya perlu belajar banyak hal sebelum saya bisa memulai 1 s/d 5
menggunakan aplikasi ini. (I needed to learn a lot of things beforeI could get
going with this system)
Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka responden akan
diberikan lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5, 1
menunjukan bahwa sangat tidak setuju dan 5 sangat setuju terhadap pernyataan
kuesioner (Lewis & Sauro, 2009), (Ependi et al., 2019).
2. Usability Testing
Usability testing merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk evaluasi usability (Sabandar & Santoso, 2018). Dalam
menggunakan teknik ini diperlukan skenario pengujian untuk pengumpulan datanya.
Skenario pengujian adalah kumpulan tugas yang harus dikerjakan
responden/evaluator, skenario pengujian berguna untuk memandu
responden/evaluator dalam mengoprasikan aplikasi pada saat pengujian usability
(Nurhadryani et al., 2013).
3. Heuristic Evaluation
Heuristic Evaluation adalah sistem evaluasi untuk software komputer
berbasis pengguna. Sistem ini melibatkan evaluator untuk memberikan masukan
yang kemudian dikategorikan dalam prinsip-prinsip heuristik (Pattiasina et al.,
2014). Tahapan dalam melakukan evaluasi heuristik pada penelitian ini dimulai
dengan pengarahan evaluator yang akan diberikan materi terkait 10 aspek evaluasi
heuristik, setelah itu evaluator akan melakukan inspeksi pada antarmuka SIAT dan
selanjutnya evaluator akan diminta untuk memberikan komentar dan penilaian terkait
permasalahan yang ditemukan dalam aplikasi.
Tabel 3.5. Kriteria Aspek Usability Heuristic Evaluation