Anda di halaman 1dari 7

Cedera bayi baru lahir

 Definisi
Cedera yang didapatkan saat persalinan dan kelahiran. Faktor predisposisi adalah makrosomia,
prematuritas, disproporsi kepala panggul, distosia, persalinan lama, presentasi abnormal,
persalinan dengan tindakan (vakum dan persalinan dengan bantuan forsep), dan gemeli.
 Macam-maca cedera pada kepala (Widiyati, M.T., Wibowo, S.W.T. and Haksari, E.L., 2016.
Faktor Risiko Trauma Lahir. Sari Pediatri, 15(5), pp.294-300.)
- Kaput suksedaneum
 Definisi: edema yang tidak berbatas tegas di bagian kulit kepala yang paling dahulu
keluar dalam persalinan vertex
 Presentasi klinis
Pembengkakan lunak yang melebar melebihi garis sutura (eksternal dari
periosteum). Terkadang sulit dibedakan dengan sefalhematoma terutama dengan
sefalhematoma yang bersifat ekstensif dan bilateral
 Penatalaksanaan
Tidak perlu perawatan, akan hilang sendiri seiring berjalannya waktu
- Sefalhematoma
 Definisi
Mengumpulnya darah pada subperiosteal yang melapisi tulang kranial karena
robeknya pembuluh darah melewati periosteum tulang kepla ayang disebabkan
oleh persalinan lama atau sulit dan trauma mekanis yang disebabkan oleh forsep
dan vakum. Terjadi pada 0.4 - 2.5% kelahiran hidup dan palin sering terjadi pada ibu
primipara.
 Presentasi klinis
Perdarahan terbatas pada garis sutura, kulit kepala di atasnya tidak mengalami
diskolorasi, pembengkakan mungkin timbul dalam beberapa hari/jam setelah lahir,
hilang setelah 2 – 3 minggu
 Penatalaksanaan
Tidak perlu perawatan apabila tidak disertai dengan komplikasi, kontraindikasi
dilakukan insisi/aspirasi  risiko infeksi, transfusi darah diperlukan apabila sampai
anemia berat, perlu penanganan terapi sinar dengan hiperbilirubinemia yang
signifikan
- Perdarahan intrakranial
 Definisi
Terjadi pada 20 – 40% bayi dengan berat lahir < 1500 gr. Jarang terjadi pada
neonatus matur, bisa terjadi pada:
Ruang epidural, subdural, dan subarachnoid
Parenkim serebum atau serebelum
Ventrikel
 Presentasi klinis
Tanpa gejala terjadi 50%, tanda kehilangan darah: shock, pucat, gawat napas, DIC,
dan ikterus; tenda disfungsi neurologis; fontanela anterior enonjol; hipotonia,
lemah, kejang; temperatur tidak stabil, apneu
 Penatalaksanaan
Hindari manipulasi yang tidak perlu, berikan pengembang volume perlahan
(albumin, plasma, darah), vit.K harus diberikan apabila teridentifikasi adanya
kegagalan koagulasi, penanganan kejang dan hiperbilirubinemia (jika ada)

 Macam-macam cedera pada ekstremitas


- Fraktur clavicula
 Definisi
Fraktur klavikula merupakan salah satu komplikasi yang terjadi saat kelahiran
intravaginal. Penyebab utama fraktur klavikula adalah distosia bahu. Kelahiran
intravaginal dan berat lahir bayi makrosomia juga merupakan faktor risiko mayor
terjadinya fraktur klavikula. (Ida Bagus, 2017)
 Faktor risiko
o wanita kulit hitam adalah 1,4 kali lebih mungkin mengalami distosia bahu
selama persalinan dibandingkan wanita kulit putih. Wanita kulit hitam telah
terbukti memiliki diameter pintu masuk panggul transversal yang lebih
sempit dan jarak intertuberous yang pendek daripada wanita kulit putih,
yang dapat meningkatkan tingkat henti persalinan dan distosia bahu
(Vakhshori, V., Bouz, G.J., Alluri, R.K., Stevanovic, M., Ghiassi, A. and
Lightdale, N., 2020. Risk factors associated with neonatal brachial plexus
palsy in the United States. Journal of Pediatric Orthopaedics B, 29(4),
pp.392-398).
 Macam-macam cedera pada sistem saraf
- Brachial Plexus Palsy
 Definisi
 Faktor risiko
o Bayi sungsang, Karena sifat persalinan dan pelahiran, bayi yang berada
dalam posisi sungsang sering kali diberi traksi pada kedua bahunya untuk
melahirkan kepala.
o Ada faktor risiko yang berpotensi tidak teridentifikasi, seperti kelainan
rahim, termasuk fibroid, tekanan intrauterin yang berlebihan, atau impaksi
bahu janin pada tulang panggul ibu
o
Hipoglikemia

- Definisi
Hipoglikemia (rendahnya kadar gula dalam darah) pada neonatus dapat terjadi apabila ditemukan
keadaan seperti nutrisi maternal yang tidak adekuat selama kehamilan, kelebihan produksi insulin
pada bayi dengan ibu diabetik, penyakit hemolitik berat pada neonatus, defek kongenital dan
penyakit metabolik kongenital, asfiksia, serta penyakit hati.

- Tipe – Tipe Hipoglikemia Pada Neonatus Menurut (Vera, 2013 dalam Sri, S., 2018) ,
tipe – tipe hipoglikemia digolongkan menjadi beberapa yaitu :
a) Transisi dini neonatus ( Early transitional neonatal ) ukuran bayi beasar atau normal yang
mengalami kerusakan system produksi pancreas sehingga terjadi hiperinsulin.
b) Hipoglikemia klasik sementara ( classic transient neonatal ) terjadi jika bayi mengalami
malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
c) Hipoglikemia sekunder ( secondary ) sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga
terjadi peningkatan metabolism yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
d) Hipoglikemia berulang ( recurrent ) disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau
metabolism insulin terganggu
SRI, S., 2018. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. I UMUR 1 JAM DENGAN
HIPOGLIKEMIA DI PUSKESMAS KARANGRAYUNG 1 KABUPATEN GROBOGAN (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

- Patofisiologis
Dalam kandungan asupan glukosa dari ibu dan disimpan dalam hepar dalam bentuk
glikogen. Setelah bayi lahir cadangan glukosa didapat dari plasenta umbilical 4-6 jam pasca
kelahiran, kemudian setelah 8 – 12 jam pasca kelahiran terjadi glukoneogenesis untuk
mempertahankan kadar glukosa janin. Pada bayi yang mengalami hipoglikemia maka
glukoneogenesis ini menurun dan terjadi peningkatan produksi insulin. Sehingga kadar
glukosa pada bayi menurun kemudian mengakibatkan hipoglikemia
- Etiologi
Ada 4 kelompok besar bayi neonatal yang secara patofiologis mempunyai resiko tinggi
mengalami hipoglikemia yaitu:
a) Bayi yang mengalami eritroblastosis fetalis berat cenderung mengalami
hiperinsulinisme
b) BBLR
BBLR yang mungkin mengalami malnutrisi intrauterine, yang mengakibatkan
cadangan glikogen hati dan lamak tubuh total menurun
c) Imatur
karena meningkatnya kebutuhan metabolism yang melebihi cadangan kalori

- Penyebab Hipoglikemia pada neonatus berbeda sedikit dari pada bayi yang lebih tua dan
anak –anak.menurut ( Judarwanto, 2012 dalam Sri, 2018), etilogi Hipoglikemia pada
neonatus meliputi :
d) Perubahan sekresi hormone
e) Berkurangnya substrat cadangan dalam bentuk glikogen hati
f) Berkurangnya cadangan otot sumber asam amino untuk glukoncogenesis
g) Berkurangnya cadangan lipid untuk pelepasan asam lemak.

- Penatalaksanaan:
Pemberin cairan yang mengadung dextrose telah direkomendasikan untuk mencegah hipoglikemia
dan pemberian ini dilanjutkan untuk beberapa hari pertama kehidupannya sampai kadar
glukosanya stabil dan kadar gula darah harus dimonitor dan larutan diberikan dengan kecepatan
maintenance. Dekstrosenya digunakan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia, karena neonatus
ada keterbatasan glukagon hepar dan metabolisme karbohidratnya masih rendah sehingga
neonatus cenderung menjadi hipoglikemia (Sari, D., Widyastuti, Y. and Handayani, S., 2016.
Penatalaksanaan cairan perioperatif pada gastroschisis. J Komplikasi Anestesi, 3(2), pp.1-12.)
Diare

- Definisi
Diare adalah keadaan tidak normalnya pengeluaran feses yang ditandai dengan peningkatan
volume dan keenceran feses serta frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (pada neonatus
lebih dari 4 kali sehari) dengan atau tanpa lendir darah. Jenis diare ada dua, yaitu diare akut dan
diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara diare kronik
yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. (Utami, N. and Luthfiana, N., 2016. Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak. Jurnal Majority, 5(4), pp.101-106.)

- Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari diare yaitu mula– mula anak balita menjadi cengeng, gelisah, demam, dan
tidak nafsu makan. Tinja akan menjadi cair dandapat disertai dengan lendir ataupun darah. Warna
tinja dapat berubah menjadi kehijau–hijauan karena tercampur dengan empedu. Frekeuensi
defekasi yang meningkat menyebabkan anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet. Tinja semakin
lama semakin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. (Utami, N. and Luthfiana, N., 2016. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak. Jurnal Majority, 5(4), pp.101-106.)

- Faktor risiko
 Menurut World Health Organization, bayi yang mendapatkan makanan pendamping ASI
sebelum berusia enam bulan akan mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3
kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dibandingkan bayi
yang hanya mendapat ASI eksklusif dan mendapatkan MP ASI dengan tepat waktu. Berkaitan
dengan system pencernaan bayi pada umur 0-6 bulan masih belum matur dan belum siap
menerima berbagai jenis makanan. (Maharani, O., 2016. Pemberian Makanan Pendamping ASI
Dini Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Bayi umur 0–12 bulan di Kecamatan Dampal
Utara, Tolitoli, Sulawesi Tengah. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, 4(2), pp.84-89.)

 Pada susu sapi lebih banyak mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi,
termasuk susu formula. Protein-protein yang terdapat dalam susu formula tidak dapat dicerna
dengan baik oleh pencernaan bayi, sehingga akan mengakibatkan penyakit diare pada anak.
(Iskandar, I. and Maulidar, M., 2016. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare
pada Bayi Usia 0-6 Bulan. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 1(2), pp.73-77.)

- Komplikasi
 Saat bayi diare, keseimbangan air dan garam (elektrolit) di dalam tubuhnya terganggu. Kondisi
ini dapat memicu dehidrasi yang dapat mengancam nyawa, terutama pada bayi yang baru lahir.
(Maharani, O., 2016. Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Berhubungan dengan Kejadian
Diare pada Bayi umur 0–12 bulan di Kecamatan Dampal Utara, Tolitoli, Sulawesi Tengah. Jurnal
Ners dan Kebidanan Indonesia, 4(2), pp.84-89.)
 Gejalanya: turgor kulit yang buruk, anak menjadi lebih rewel dari biasanya, lidah dan mulut yang
kering, demam tinggi, serta mata dan pipi cekung (Utami, N. and Luthfiana, N., 2016. Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak. Jurnal Majority, 5(4), pp.101-106.)


Dehidrasi

- Definisi
pengeluaran cairan yang melebihi pemasukan, hal tersebut akan mengakibatkan defisit cairan
tubuh (dehidrasi). Dehidrasi dapat menyebabkan kematian apabila dehidrasi tidak ditangani
dengan segera dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai