Anda di halaman 1dari 5

PRANATA SOSIAL TIAP ETNIS

Dosen Pengampu: Ahmad Bengar Harahap., S.Pd., M. Hum.

Oleh:
Hiskia Elchana Uli Simarmata
(2223332003)
Kelas C’22

Pendidikan Bahasa Jerman


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
2023
Jelaskan Pranata sosial tiap etnis beserta minimal 2 contohnya dan deskripsikan
secara jelas dengan literasi yg sesuai !

1. Pranata Sosial Suku Melayu


Pranata sosial suku Melayu mengacu pada aturan, norma, dan nilai-nilai yang
mengatur interaksi sosial di dalam masyarakat Melayu. Suku Melayu merupakan
kelompok etnis yang mendiami wilayah luas di Asia Tenggara, termasuk negara-negara
seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan sebagian Thailand, Filipina, dan
Myanmar.
Contoh:
 Pranata agama: Agama Islam merupakan agama mayoritas di kalangan
suku Melayu. Pranata agama dalam suku Melayu sangat kuat dan
dihormati. Hal ini termasuk etika berpakaian, cara beribadah, dan norma-
norma sosial lainnya. Masyarakat Melayu sangat menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh.
 Pranata adat: Pranata adat dalam suku Melayu sangat kuat dan dihormati.
Masyarakat Melayu memiliki berbagai macam adat istiadat yang harus
diikuti, seperti adat perkawinan (Ini termasuk prosesi lamaran, akad nikah,
dan acara resepsi), adat upacara kematian, dan adat adopsi anak.

2. Pranata Sosial Suku Karo


Pranata sosial suku Karo mengacu pada aturan, norma, dan nilai-nilai yang
mengatur interaksi sosial di dalam masyarakat suku Karo, yang merupakan salah satu
suku Batak yang mendiami wilayah Sumatera Utara, Indonesia.
Contoh:
 Sistem Merga Siwaluh: Sistem ini mengatur hubungan antar anggota
keluarga dan masyarakat Karo. Sistem ini terdiri dari 5 (lima) Merga,
Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Orat Tutur Merga Silima - Merga Bapa,
jadi merga man anak sidilaki jadi beru man anak sidiberu - Beru Nande,
jadi bere-bere man anak sidilaki ras anak sidiberu - Bere-bere Bapa, jadi
binuang man anak sidilaki ras anak sidiberu - Bere-bere Nande, jadi
perkempun man anak sidilaki ras anak sidiberu - Bere-bere Nini (Bulang)
Arah Bapa, jadi kampah man anak sidilaki ras anak sidiberu.
 Adat istiadat dalam perkawinan: Adat istiadat perkawinan dalam suku
Karo meliputi berbagai tahapan, seperti adat meminang, adat membawa
cincin, adat membawa uang belanja, adat membawa uang mas kawin, dan
adat akad nikah.
 Adat istiadat dalam upacara kematian: Adat istiadat upacara kematian
dalam suku Karo meliputi berbagai tahapan, seperti adat membawa beras,
adat membawa uang, adat membawa kain tenun, adat membawa kain ulos,
dan adat membawa kain songket.
3. Pranata Sosial Suku Batak Toba
Pranata sosial suku Batak Toba mengacu pada aturan, norma, dan nilai-nilai yang
mengatur interaksi sosial di dalam masyarakat Batak Toba. Suku Batak Toba merupakan
salah satu dari empat suku Batak yang mendiami wilayah Sumatera Utara, Indonesia.
Contoh:
 Sistem Dalihan Na Tolu: Sistem ini merupakan sistem sosial yang
mengatur hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat Batak Toba.
Dalam sistem ini, setiap orang yang masuk dalam dongan tubu, apa pun
kedudukannya dalam keseharian, jika sudah masuk ke dalam unsur
Dalihan Na Tolu, posisi abang, adik, ayah, anak, kakek, cucu (satu marga)
adalah setara.
 Horas: "Horas" adalah salam atau sapaan khas suku Batak Toba. Kata ini
digunakan sebagai bentuk penghormatan dan kesopanan dalam
berkomunikasi.
 Adat Istiadat: Suku Batak Toba memiliki seperangkat adat istiadat yang
mengatur berbagai aspek kehidupan seperti upacara adat, pernikahan,
pemakaman, dan sebagainya. Adat istiadat ini sangat dihormati dan
dijalankan secara turun temurun.

4. Pranata Sosial Suku Simalungun


Suku Simalungun adalah salah satu kelompok etnis yang mendiami sebagian
wilayah Sumatera Utara, Indonesia. Mereka memiliki beragam pranata sosial dan budaya
yang memandu interaksi dan kehidupan sehari-hari mereka.
Contoh:
 Hata-hata Mambere Podah: Hata-hata Mambere Podah adalah pranata
sosial yang terdapat dalam proses perkawinan adat Simalungun. Pranata
ini mengandung nilai sosial yakni kedua mempelai yang akan membina
rumah tangga dapat menjadi keluarga yang saling menghargai satu sama
lain mulai dari keluarga maupun di lingkungan masyarakatnya, menjaga
martabat agar baik dipandang oleh masyarakat.
 Adat istiadat dalam perkawinan: Adat istiadat perkawinan dalam suku
Simalungun meliputi berbagai tahapan, seperti Mangarisika, Marhori-hori
Dinding, Marhusip, Pudun Sauta, Martumpol, Martonggo Raja, proses
perkawinan di Gereja, dan pesta perkawinan.

5. Pranata Sosial Suku Mandailing


Pranata sosial suku Mandailing mengacu pada norma-norma, aturan, dan nilai-
nilai yang mengatur interaksi sosial di dalam masyarakat Mandailing. Suku Mandailing
adalah salah satu dari empat suku Batak yang mendiami wilayah Sumatera Utara,
Indonesia.
Contoh:
 Sabungan: Sabungan adalah pertemuan formal yang dilakukan untuk
membahas dan memecahkan masalah-masalah komunitas atau hal-hal
penting lainnya. Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh adat dan anggota
masyarakat yang dianggap memiliki otoritas atau kepentingan dalam hal
tersebut.
 Martandang: Martandang adalah acara pertunangan dalam budaya
Mandailing. Acara ini sering diadakan sebelum pernikahan untuk
menetapkan ikrar dan mengikat janji antara kedua belah pihak.

6. Pranata Sosial Suku Angkola


Suku Angkola adalah salah satu sub-etnis dari suku Batak yang mendiami
wilayah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Indonesia. Mereka memiliki sejumlah pranata
sosial yang khas untuk budaya mereka.
Contoh:
 Soripada: Soripada adalah adat yang berkaitan dengan kebiasaan
memberikan makanan kepada tetangga atau tamu yang datang berkunjung.
Ini menunjukkan sikap saling peduli dan menghormati di antara anggota
masyarakat.
 Manatap: Manatap adalah adat untuk menunjukkan rasa terima kasih dan
penghargaan kepada orang yang memberikan bantuan atau pertolongan.

7. Pranata Sosial Suku Pakpak


Suku Pakpak adalah salah satu suku yang mendiami wilayah Sumatera Utara,
Indonesia, terutama di Kabupaten Dairi dan sekitarnya. Mereka memiliki budaya dan
pranata sosial yang khas.
Contoh:
 Aji Pangurabaan: Ini adalah prinsip keselarasan dan keseimbangan di
dalam masyarakat. Aji Pangurabaan mengajarkan tentang pentingnya
menjaga harmoni antara manusia, alam, dan rohaniah.
 Upacara Pangulabuhan: Upacara ini dilakukan ketika seorang anak akan
diakhiri masa pengidupannya (upacara kematian). Upacara ini memiliki
serangkaian ritual yang dilakukan oleh keluarga dan komunitas.

8. Pranata Sosial Suku Nias


Pranata sosial suku Nias mengacu pada aturan, norma, dan nilai-nilai yang
mengatur interaksi sosial di dalam masyarakat Suku Nias. Suku Nias adalah suku yang
mendiami Pulau Nias, bagian dari provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Contoh:
 Hobawawi: Hobawawi adalah upacara pemakaman di masyarakat Nias.
Upacara ini sangat sakral dan melibatkan serangkaian ritual untuk
mempersiapkan jenazah untuk kehidupan setelah kematian.
 Fondrake: Fondrake adalah tradisi adat masyarakat Nias yang menekankan
pada persaudaraan dan gotong royong. Melalui Fondrake, komunitas Nias
saling membantu dalam hal-hal seperti membuka lahan pertanian atau
membangun rumah.

Anda mungkin juga menyukai