SKRIPSI
OLEH:
FAHRIZAL WARDANA
NPM.198400025
SKRIPSI
Oleh:
FAHRIZAL WARDANA
198400025
388/Pid.B/LH/2020/PN Rhl)
Npm : 198400025
Fakultas : Hukum
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
memperoleh gelar serjana merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun
bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan
gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya dengan peraturan
yang berlaku, apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi
ini.
FAHRIZAL WARDANA
198400025
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Medan Area, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : FAHRIZAL WARDANA
NPM : 198400025
Program Studi : ILMU HUKUM
Fakultas : HUKUM
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
388/Pid.B/LH/2020/PN Rhl).
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Medan Area berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan memublikasikan tugas akhir/skripsi/tesis saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
FAHRIZAL WARDANA
ABSTRAK
Oleh
FAHRIZAL WARDANA
NPM: 198400025
Lingkungan adalah jumlah semua benda, kondisi yang ada dalam ruang
yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Penelitian ini membahas
Peraturan hukum terhadap pelaku yang lalai mengakibatkan kerusakan lingkungan
hidup dan pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku yang lalai mengakibatkan
kerusakan lingkungan hidup. Jenis penelitian pada penulisan skripsi ini
menggunakan metode penelitian normatif-empiris yang dapat disebut juga
dengan penelitian hukum normatif-terapan (applied law reaserch,)
merupakan penelitian hukum yang mengkaji pelaksanaan atau
pengimplementasian suatu peraturan Perundang-undangan (hukum positif)
dan kontrak secara faktual pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi
dalam masyarakat guna mencapai tujuan yang telah ditentukan, Hasil dari
penelitian ini adalah pengaturan hukum terhadap pelaku yang lalai mengakibatkan
kerusakan lingkungan hidup yang di atur di dalam Undang-undang khusus yaitu
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup. Pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku yang lalai
mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, Dengan adanya pengaturan
pembakaran hutan dan atau lahan, diharapkan penegak hukum agar dalam
menangani kasus yang berhubungan dengan hutan dan atau lahan agar lebih tegas
dalam penangannya dan perlunya peningkatan peran instansi terkait dalam
penyuluhan fungsi hutan dan atau lahan dan hukum tentang pembakaran lahan,
serta kesadaran masyarakat dalam upaya mencegah pembukaan lahan dengan cara
membakar.
i
ABSTRACT
BY:
FAHRIZAL WARDANA
REG NUMBER: 198400025
The environment is the sum of all objects, and conditions in the space we
occupy affect our lives. This research discussed legal Regulations for perpetrators
who were negligent in causing environmental damage and criminal liability for
perpetrators who were negligent in causing its damage. This type of research
study used a normative-empirical research method. It is also named normative-
applied legal research (applied law research), which is legal research that
examines the implementation of statutory regulations (positive law) and contracts
factually in each case of certain legal events that occur in society to achieve
predetermined goals. The results of this research were legal regulations for
perpetrators who were negligent in causing environmental damage, which was
regulated in a distinctive law, Law Number 32 of 2009, concerning environmental
management and protection. Then, criminal liability for negligent perpetrators
resulting in environmental damage was through the regulation of forest and or
land burning. It was hoped that law enforcers would be more assertive in
handling cases related to forests or land and also needed to increase the role of
relevant agencies in providing information on forest functions counseling and or
land and laws regarding land burning, as well as public awareness to prevent
land clearing by burning.
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
Agama :Islam
Ayah :Selamat
Ibu :Suminah
3. Pendidikan
iii
KATA PENGANTAR
Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah karunia-Nya berupa kesehatan,
tanpa dukungan baik moril maupun materil dari seseorang yang sangat berjasa
kepada penulis yaitu, kedua orang tua penulis. Maka pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan beribu kata ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Selamat sebagai sosok yang sangat
bijaksana dan menyayangi juga menguatkan penulis hingga saat penulisan skripsi
ini berakhir beliau adalah panutan dalam menjalankan kehidupan dan tak henti-
hentinya memberikan nasihat kepada penulis serta mendidik penulis untuk meraih
kesuksesan di masa depan dan Ibunda Suminah yang paling tercinta yang penuh
dukungan kepada penulis agar menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan juga
kepada adik kandung penulis Dwi Indah Wardani, dan juga Saudari Herni Amd.
Kes yang juga banyak memberikan semangat didalam menyelesaikan skripsi ini.
1. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc, selaku Rektor Universitas
iv
Medan Area atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk
2. Bapak Dr. M. Citra Ramadhan, SH, MH, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Medan Area, atas kesempatan yang diberikan untuk dapat menjadi
3. Ibu Anggreni Atmei Lubis, SH, M.Hum, selaku Wakil Dekan Bidang
4. Bapak Nanang Tomi Sitorus, SH. MH, selaku Wakil Dekan Bidang
5. Ibu Arie Kartika SH. M.H selaku Kepala Bidang Hukum Kepidanaan Fakultas
6. Ibu Fitri Yanni Dewi Siregar, SH, MH, selaku Kepala Bidang Hukum
7. Ibu Beby Suryani Fitri, SH, MH selaku dosen Pembimbing I penulis dengan
9. Seluruh Staf dan Pengajar Fakultas Hukum Universitas Medan Area yang telah
v
pada Fakultas Hukum Universitas Medan Area;
Medan Area terutama untuk teman-teman dekat saya, Hilmi Daib Anshori,
Imam Wahyudi, Ari Putra Utama, Akbar Rizki, Mutti Gunaldy, Ad Alvian dan
11. Pengadilan Negeri Rokan Hilir, ibu Richa Rionita Meilani Simbolon SH,
memperoleh dan menggali data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
12. Himpunan Mahasiawa Islam (HMI) Komisariat Universitas Medan Area yang
telah menjadi Sekola dan keluarga Bagi penulis, sehingga si penulis mampu
Akhir kata, atas segala budi dari semua pihak kiranya mendapatkan
lindungan dari ALLAH SWT dan semoga ilmu yang di pelajari selama masa
perkuliahan dapat berguna untuk kepentingan dan kemajuan Agama, Bangsa, dan
Negara. Demikian penulis niatkan dengan tulisan, semoga tulisan ini bermanfaat
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
ini kepada pembaca di harap memberikan kritik dan saran yang membangun bagi
skripsi ini.
Hormat penulis,
FAHRIZAL WARDANA
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.......................................................................................................i
ABSTRACT.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.5 Hipotesis...............................................................................................9
viii
2.3.2 Definisi Kerusakan Lingkungan Hidup....................................28
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................36
5.1 Kesimpulan...........................................................................................84
5.2 Saran.....................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................86
BAB I
PENDAHULUAN
yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Tingkah laku manusia juga
ix
merupakan bagian lingkungan kita, oleh karena itu lingkungan hidup harus
diartikan secara luas, yaitu tidak saja lingkungan fisik dan biologi, melainkan juga
lingkungan ekonomi, sosial dan budaya. Istilah lingkungan hidup Pasal 1 ayat (1)
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
pengaruhi oleh cara berfikir, kondisi, geografi, dan mata pencarian pokok warga
hukum tersebut.2
lingkungan hidup merupakan suatu hal yang patut di lakukan oleh pemerintah,
x
lingkungan hidup harus di dukung pula oleh instrumen hukum yang baik,
yang baik dan sehat sebagai bagian dari perlindungan terhadap keseluruhan
berhasil. Namun, asas ultimum remedium tersebut hanya berlaku bagi tindak
pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air
limbah, emisi, dan gangguan, sebagaimana diatur dalam Pasal 100 Undang-
(selain dalam Pasal 100) tidak berlaku asas ultimum remedium. Artinya,
3
Muhammad Sood, Hukum Llingkungan Indonesia, (Jakarta, Sinar Grafika, 2019), hal.
379
4
Muhammad Ridwansyah, Pengaturan Tindak Pidana Dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum Dan
Peradilan, Vol. 6, No 2, (juli 2017), hal. 180
xi
penegakan hukum terhadap tindak pidana selain dalam Pasal 100 berlaku asas
pidana).5
yaitu hukum pidana, Seperti kita ketahui hukum pidana iyalah sekumpulan
peraturan yang mengatur dua jenis perbuatan yaitu pelanggaran dan kejahatan
istilah dari hukum pidana lingkungan isampai saat ini belum ada yang memberi
pengertian secara formal. Para ahli hukum belum membuat gaya dan perspektif
5
Lidya Suryani Widayati, Ultimum Remedium dalam Bidang Lingkungan Hidup, Jurnal
Hukum Ius Quia Iustum Vol. 22 No. 1 (Januari 2015), hal. 2
6
Ibid, hal.379
7
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan Perspekif Global dan Nasional, Jakarta, Rajawali
Pers, (2016), hal.77
xii
Istilah hukum kepidanaan di gunakan Muhammad Akib dalam penulisan
pidana pada umumnya. Hal ini mengingat hukum lingkungan merupahkan cabang
ilmu hukum yang baru yang berdiri sendiri dan memiliki banyak segi, salah
di atur dari pasal 97 sampai pasal 120. Dari ketentuan tersebut secara umum
rumusan delik lingkungan di bagi dalam delik formal dan delik materil. Rumusan
delik formil di atur dari pasal 100 sampai pasal 111, delik materil di atur di pasal
di awali dari pengajuan tuntutan pidana oleh pihak-pihak yang merasakan dampak
kerugian akibat dari pencemaran atau perusakan lingkungan hidup ke pihak aparat
penegak hukum Kepolidisn Negara atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil Bidang
Lingkukngan Hidup (PPNS LH). Setelah menerima laporan atau aduan dari
yang mengatur persoalan pengelolaan lingkungan hidup ini sudah beberapa kali di
perbarui hal ini di sebabkan perubahan zaman, yang mana penyebab timbulnya
8
Ibid, hal.168
9
Ibid, hal.169
10
Muhammad Sood, op.cit. hal 421
xiii
sumber daya alam yang berlebihan oleh masyarakat tetapi bisa di sebabkan
namun seluruh anggota masyarakat harus ikut serta, bahkan harus di mulai dari
diri sendiri. Selain itu perlu juga kerjasama antar instansi tersebut harus serasi,
terkordinasi, dan terpadu serta penegakan hukum yang baik. Namun dengan
dari pengelola lingkungan hidup. Hal ini sangat terkait dengan niat baik
lapangan masih banyak putusan hakim dalam proses peradilan yang justru
Agung tentang kerusakan lingkungan karena kelalaian. Hal inilah yang melatar
Hidup” studi putusan Pengadilan Negeri Rokan Hilir. Penulis akan memberikan
xiv
tinjauan analisis, metode dan pengkajian secara mendalam.
Agustus Sianturi pada hari Kamis 09 April 2020 sekira pukul 15.30 Wib, bulan
Permata Kec Bangko Pusako Kab. Rokan Hilir, Prov. Riau atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Rokan Hilir yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili, setiap orang yang
berikut: Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana dijelaskan bekerja dilahan
milik Pormen Silitonga yang pada saat itu sedang bekerja untuk menunas/
memotong pelepah tanaman kelapa sawit pada saat bekerja Agus menjumpai
menggunakan dodos lalu meminta mancis kepada Dani Surbakti untuk membakar
dahan tersebut namun apinya berjatuhan dari sarang semut kerumput kering yang
ada dibawahnya sehingga rumput kering tersebut juga ikut terbakar, melihat
kejadian tersebut Agus langsung mengambil ember dan pergi kesumber air yang
berjarak sekitar 20 meter dari rumput yang terbakar lalu menyiram rumput yang
terbakar tersebut namun api sudah meluas sehingga tidak bisa dipadamkan lalu
terdakwa meminta bantuan teman yang ada dilahan tersebut yaitu pormen
Silitonga, Ragil dan Dani Surbakti untuk memadamkan api tersebut namun
karena api cepat merambat dan membakar rumput kering tersebut Agustus
11
Putusan nomor:388/PID.B/LH/2020/PN RHL hal. 3-6
xv
Sianturi bersama kawan kawan tidak mampu lagi memadamkan api tersebut
sehingga menyerah.
Sembiring datang kelokasi lahan yang terbakar serta meminta Agustus Sianturi
dan kawan kawan tidak melarikan diri dan Agustus Sianturi bersama kawan
bersama dengan Masyarakat Peduli Api yang ada didesa tersebut dengan
Polisi Km 8 Balam dan selanjutnya dibawa kepolres Rokan Hilir guna proses
lebih lanjut.
Lingkungan Hidup?
jawaban pidana.
nomor:338/PID.B/LH/2020/PN RHL.
antara lain:
1. Secara teoritis
hidup. Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan kajian lebih
lanjut untuk melahirkan beeberapa konsep ilmiah yang pada gilirannya akan
2. Secara praktis
berharga sekali bagi perumusan politik hukum yang tepat dan serasi atau
xvii
1. Sebagai pedoman, masukan, dan evaluasi dalam bagi para pihak atau
Rokan Hilir.
2. Sebagi bahan informasi bagi semua pihak dan kalangan akademisi untuk
1.5 Hipotesis
atas.
xviii
a) Skripsi, karya SRI Rahayu Rahmat, Npm B011181073 yang berjudul
Universitas Hasanuddin.
Rumusan masalah:
Nomor 991/Pid.B/LH/2021/PN.Tjk) ?
Rumusan masalah:
lingkungan hidup?
menyebabkan deteriorasi ?
korporasi?
xix
Korporasi Tanpa Memiliki Izin Lingkungan (Studi Kasus Putusan Nomor
Hasanuddin Makassar.
Rumusan Masalah:
1673/Pid.B/LH/2020/PN Mks)?
penelitian sebelumnya.
xx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terjadi atau tidak. Tindak pidana yang dilakukannya itu memenuhi unsur-unsur
delik yang telah ditentukan dalam undang-undang. Dilihat dari sudut terjadinya
tindakan tersebut, apabila tindakan tersebut melawan hukum serta tidak ada alasan
pembenar atau penidanaan sifat melawan hukum untuk pidana yang dilakukannya.
Dan dilihat dari sudut kemampuan bertanggung jawab maka hanya seseorang
perbuatannya.13
perbuatan-perbuatannya itu.
adalah apakah seseorang itu merupakan "norm addressat" (sasaran norma) yang
memuat ketentuan yang menunjuk ke arah itu, seperti ditentukan dalam Buku I,
Bab III, Pasal 44 KUHPidana, yang berbunyi: "barang siapa melakukan perbuatan
tindak pidana yang dilakukannya, yaitu: 104 “Pertama, metode biologis. Pada
metode yang pertama ini psikiater akan menyatakan bahwa terdakwa sakit jiwa
atau tidak. Jika jawabannya adalah iya, maka terdakwa akan dipidana karena dia
dilakukannya. Kedua, metode psikologis. Pada metode yang kedua ini hubungan
15
Lukman Hakim, Asas-Asas Hukum Pidana Buku Ajar Bagi Mahasiswa, (Yogyakarta,
Grup Penerbitan Cv Budi Utama, (2019), hal. 35
22
antara keadaan jiwa yang abnormal dengan perbuatannya menjadi penting. Akibat
dikatakan mampu bertanggung jawab dan pidana yang dijatuhkan secara teoretis
yang ketiga ini, di samping memerhatikan keadaan jiwa seseorang, juga keadaan
adanya suatu akibat adalah sengaja apabila suatu akibat yang ditimbulkan karena
suatu tindakan di bayangkan sebagai maksud tindakan dan karena itu tindakan
diabuat.
b. Kelalaian (culpa)
16
Ibid. hal.38
23
Undang-undang tidak memberikan definisi yang dimaksud dengan
kelalaian itu. Tetapi hal tersebut dapat dilihat dalam Mvt (Memori van toelichting)
macam, yaitu delik kelalaian yang menimbulkan akibat dan yang tidak
menimbulkan akibat, tetapi yang diancam dengan pidana adalah perbuatan ketidak
pembuatnya itu sendiri. Proses tersebut bergantung pada dapat dipenuhinya syarat
17
Aryo Fadlian, Pertanggungjawaban Pidana Dalam Suatu Kerangka Teoritis, Jurnal
Hukum Positum, Vol.5, No.2, (Desember 2020), hal. 15-16
24
dan keadaan dapat dicelanya pembuat tindak pidana, sehingga sah jika dijatuhi
pidana.18
harus jelas lebih dahulu siapa yang dapat dipertanggungjawabkan, artinya harus
dipastikan dahulu siapa yang dinyatakan sebagai pelaku suatu tindak pidana
tertentu. Masalah ini menyangkut masalah subyek tindak pidana yang pada
pertanggungjawaban pidananya.19
pembuatnya itu sendiri. Menurut Galligan, seorang Profesor Hukum Publik eropa
mengatakan “apabila persyaratan ini diabaikan dan tidak tampak keadaan kriminal
yang menunjukkan pembuat dapat dicela, maka hukum dan institusinya telah
yaitu pandangan yang monistis, antara lain dikemukakan oleh Simon yang
18
Kornelia Melansari, Pertanggungjawaban Pidana Tindak Pidana Terkait Pemberian
Delegasi Kewenangan, Mimbar Keadilan Vol. 14 No. 28, (2019), hal, 186
19
Nuzul Qur’aini Mardiya, Pengaturan Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak
Pidana Lingkungan Hidup , Jurnal Hukum, Vol.7 ,No.3,(2018), hal. 493
20
Sherlina Mandagi, Jeanita A. Kermite, Dan Butje Tampi, Pemidanaan Percobaan
Kejahatan Dalam Delik Aduan, Lex Crimen, Vol. 10, No. 13, (Desember 2021), hal. 37
25
merumuskan “strafbaarfeit sebagai “eene strafbaar gestelde, onrechtmatige, met
hukum, dilakukan oleh seseorang yang bersalah dan orang itu dianggap
strafbaarfeit itu meliputi baik unsur perbuatan, yang lazim disebut unsur objektif,
maupun unsur pembuat yang lazim disebut unsur subjektif. Oleh karena itu,
Simons, tetapil Van Hamel menambahnya dengan kalimat bahwa kelakuan itu
harus patut dipidana. Jadi tindak pidana adalah perbuatan yang melanggar hukum
dan dapat dikenakan sanksi bagi barang siapal yang melakukannya. Pembentuk
diketahui bahwa yang dapat di hukum sebenarnya adalah manusia sebagai pribadi
21
Muhammad Atho Mudzhar, Muhammad Amin Suma, Dan Salman Maggalatung, Jurnal
Cita Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 1 No. 1, (Juni
2013), hal. 41
22
Pramudya Kusumawardana , Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Perusakan Barang
Milik Orang Lain, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal, (2022), hal. 19
26
2.2 Tinjauan Umum Kelalaian
2.2.1 Definisi Kesalahan
Kealpaan terjadi bila pelaku mengetahui tetapi secara tidak sempurna karena
hukum.24
kewetgever aan, dat hij met schuld kan handelen, van hem mag worden,
sangenomen, dat hij in staat is het onrechtmatige van zijn handelen in te zien en
menyadari perbuatannya melawan hukum dan sesuai dengan itu dia dapat
23
Joko Sriwidodo, Kajian Hukum Pidana Indonesia, Jakarta, Penerbit Kepel Press,
(2019), hal. 149
24
Ibid, hal. 150
27
memberikan definisi kesalahan, namun memberikan syarat kesalahan berupa
pencelaan yang ditujukan oleh masyarakat yang menerapkan standar etis yang
perbuatan yang tidak patut, yaitu melakukan sesuatu yang seharusnya tidak
lihat dari sifat batin subjek pelaku. Berbeda dengan kesalahan dalam pengertian
normatif yang di lihat dari luar pelaku. Tegasnya, pengertian kesalahan secara
celakakan kepada pelaku dan apakah perbuatan tersebut dapat di hindari atau
“Bahwa orang tidak dapat bicara tentang kesalahan tanpa adanya perbuatan
25
Eddy O.S Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Edisi Revisi, (Yogyakarta),cahaya
atma pustaka, (22 Desember 2015), hal. 147
26
Fitri wahyuni, op.cit., hal. 70
27
Eddy O.S Hiariej, op.cit., hal. 159
28
tercela atau yang tidak patut. Karena itu di dalam asas tiada pidana tanpa
kesalahan itu diartikan sebagai tiada pidana tanpa perbuatan tidak patut yang
hubungan antara perbuatan tidak patut dan pelakunya sedemikian rupa, sehingga
perbuatan itu dalam arti yang sesungguhnya merupakan perbuatannya. Dalam hal
Bertanggungjawab itu ditentukan pertama-tama oleh akal, yaitu dapat atau mampu
tertentu pada orang yang melakukan perbuatan pidana dan adanya hubungan
antara keadaan tersebut dengan perbuatan yang dilakukan yang sedemikian rupa,
hingga orang itu dapat dicela karena melakukan perbuatan tadi. Dengan demikian,
untuk adanya kesalahan harus dipikirkan dua hal di samping melakukan perbuatan
pidana, yaitu: pertama, adanya keadaan psikis (batin) yang tertentu, dan kedua,
adanya hubungan yang tertentu antara keadaan batin tersebut dengan perbuatan
28
Lukman Hakim, op.cit., hal. 40
29
Ibid. hal. 41
30
Ibid. hal. 42
29
2.2.2 Definisi Kelalaian/kealpaan
tanggungjawab).
merupakan kealpaan (culpa) karena selain itu diperlukan juga adanya kurang hati-
bahwa mungkin akan terjadinya suatu akibat yang buruk dari perbuatannya, akan
tetapi pebuatan itu merupakan cara satu-satunya untuk memperoleh hasil yang
baik sehingga ia tidak dapat memilih dengan cara lain. Selain daripada itu ia telah
berusaha dengan sebaik-baiknya atau dengan sangat teliti agar dapat berhasil
dengan baik, meskipun besar kemungkinan akan terjadinya akibat yang buruk.
Misalnya seorang dokter yang harus mengoperasi pasiennya yang sakit keras.
Dokter itu mengetahui bahwa dengan operasinya besar kemungkinan pasien akan
mati, tetapi operasi itu adalah cara satu-satunya untuk menyembuhkan pasien itu.
Unsur kurang hati-hati (onvoorzechtigheid) tidak ada pada dokter itu, meskipun ia
31
Andi Sofyan, Nur Azisa, Buku Ajar Hukum Pidana, Makassar, Pustaka Pena Press,
(Desember 2016), hal.133
32
Ibid, hal. 134
30
undang- undang, kelalaian itu terjadi dikarenakan perilaku orang itu sendiri.
merupakan suatu peristiwa pidana, maka tidak perlu melihat akibat yang timbul
kealpaan itu sendiri sudah menimbulkan akibat yang dilarang oleh hukum
pidana, misalnya cacat atau matinya orang lain sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 359, 360,361 KUHPidana. Sedangkan kealpaan itu sendiri memuat
a. Pelaku berbuat lain dari apa yang seharusnya diperbuat menurut hukum tertulis
b. Pelaku telah berlaku kurang hati-hati, ceroboh dan kurang berpikir panjang
c. Perbuatan pelaku itu dapat dicela, oleh karenanya pelaku harus bertanggung
suatu perbuatan, namun dia sadar apabila dia tidak melakukan perbuatan tersebut,
maka akan menimbulkan akibat yang dilarang dalam hukum pidana. Sedangkan
33
Fitri Wahyuni, op.cit, hal 74
31
kealpaan yang tidak disadari terjadi apabila pelaku tidak memikirkan
kemungkinan adanya suatu akibat atau keadaan tertentu, dan apabila ia telah
bahwa ancaman pidana pada delik-delik kesengajaa lebih berat bila di bandingkan
dengan delik-delik culpa atau kelalaian. Ahli hukum Noyon dan Langemeijer
bepoakde innerlika gesteliheid wy.en, anderziyds die gesteldheid telf Zoo opgevat
omvat uhuld In enyeren can alle schuld In rumeren xzin die met is op.et. Het opzet
onderschuult .ich van de mhuld dooe cen positicf kenmerk, hct bewuste willen of
aanvuarden van de door het opzet behcerizhte bestanddkelen, de schuld van het
opzet sie hts door het onibreken van dit kenmerk Duarom Is het ook nedelujk, sa
hut niet practimh, dut voor ahuld in ruimen en in engen zin hetasifle woond
lahir yang menunjuk adanya keadaan batin tertentu, namun di lain pihak adalah
keadaan batin itu sendiri. Jika memang demikian, kealpaan meliputi semua makna
kealahan dalam arti yang bukan berupa kesengajan. Perbedaan kesengajaan dari
pada kealpaan ialah bahwa dalam kesengajaan ada sifat yang positif, yaitu adanya
kehendak dan persetujuan yang disadari dari unsur-unsur delik yang diliputi oleh
kesengajaan, sedangkan sifat positif ini tidak ada dalam kealpaan. Oleh karena itu
34
Ibid. hal.75
35
Eddy O.S Hiariej, op.cit., hal. 187
32
dapatlah dimengrti, meskipun tidak praktis, dipakai istilah yang sama untuk
kesalahan dalam arti yang luas dan dalam arti yang sempit”.36
jasmaninya.37
manusia serta makhluk hidup lain”. Adapun Istilah lingkungan atau lingkungan
hidup adalah terjemahan dari berbagai bahasa antara lain, environment dalam
bahasa Inggris, atau I’evironement dalam bahasa Perancis, umwelt dalam bahasa
kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuat yang terdapat dalam
36
Ibid, hal. 188-148
37
Satya Darmayani Dan Rudy Hidana,Fransina, Ekologi, Lingkungan Hidup Dan
Pembangunan, Bandung, Widina Bhakti Persada, (Agustus, 2021), hal. 23
38
Muhammad Sood, op.ct., hal. 5
33
Emil Salim berpendapat bahwa Lingkungan adalah bagian dari benda,
kondisi keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan
lingkungan ini sangat luas, namun untuk praktisnya kita batasi ruang lingkungan
denga faktor-faktor yang dapat kita jangkau oleh manusia seperti faktor alam
organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic factor) atau
variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor). Dari hal inilah kemudian
Pasal 1 ayat (13) adalah: Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya,
semua yang disebutkan di atas berada dalam ruang/atau tempat yang sama dan
bersamasama membentuk satu sistem. Jadi dalam kesatuan ruang itu masing-
dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna yang sama, yaitu
39
Ibid, hal. 6
40
Sihadi Darmo Wihardjo Dan Henita Rahmayanti, Pendidikan Lingkungan Hidup,
(Bojong Pekalongan, Jawa Tengah, PT. Nasya Expanding Management, (2021), hal. 15
34
lingkungan dalalm pengertian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik, kimia,
demikian, ketiga hal yang disebutkan terakhir tidak dapat dipisahkan dari
“Secara umum lingkungan diartikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan dan
pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati, dan mempengaruhi hal
ciptakan sebagai tempat manusia hidup, untuk dikaji dan dipahami secara
41
Ibid, hal. 16
42
Ibid, hal. 19
43
L. Sholehuddin, Ekologi dan Kerusakan Lingkungan dalam Persepektif Al-Qur’an,
Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Vol. 4, No. 2, (2021), hal. 117
35
2.3.2 Definisi Kerusakan Lingkungan Hidup
llingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia, dan hayati
lingkungan hidup yang dapat di tenggang oleh lingungan hidup untuk dapat tetap
patokan atau ukuran untuk mengetahui apakah telah terjadi pencemaran atau
hidup44.
hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,
langsung atau tidak llngsung terhadap sifat fisik, kimia, dan hayati lingkungan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan hayati
lingkungan, yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak berfungsi lagi
44
Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
45
Muhammad Sood, op.cit,hal. 219
46
Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
36
dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan, sehingga terjadi
penurunan lingkungan bahkan hilangnya sumber daya air, udara, dan tanah.
Ketika alam rusak dihancurkan oleh sumber daya menghilang, maka lingkungan
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi. Zat atau bahan yang dapat
sumber daya air, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar.
Kerusakan lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang secara resmi
diperingatkan oleh High Level Threat Panel dari PBB. The World Resources
47
Rosyid Ari Prabowo, Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Badamai Law
Journal, vol.7, No. 2, (2022), hal. 20
48
Sihadi Darmo Wihardjo Dan Henita Rahmayanti, op.cit, hal. 120
49
Muannif Ridwan, Sri Hidayanti, Dan Nilfatri, Studi Analisis Tentang Kepadatan
Penduduk Sebagai Sumber Kerusakan Lingkungan Hidup, Jurnal Indratech, Vol. 2, No. 1 (Mei
2021), hal.30
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Seminar Proposal
3 Acc Perbaikan
4 Penelitian
5 Penulisan Skripsi
6 Bimbingan Skripsi
7 Seminar Hasil
8 Meja Hijau
Hilir Riau, Jalan Lintas Riau-Sumut km 167, Kel.Banjar 12-Ujung Tanjung, Kec.
38
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian
tujuan yang telah ditentukan.50 Data yang digunakan dalam penelitian ini
cara wawancara.
Sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis yang artinya penelitian ini
50
Muhaimin, ,“ Metode Penelitian Hukum”, Unram Press, Mataram,(2020), hal. 29
51
Ibid, hal. 124.
39
yang berkaitan untuk memberikan data yang konkrit pada pemidanaan
skripsi.
oleh data-data, demikian juga dengan penlisan skripsi ini yang mana penulis
Untuk mengetahui data yang digunakan dalam penulisan ini, terdapat 2(dua)
metode yaitu:
40
sarjana, peraturan perundang-undangan dan juga bahan-bahan selama
perkuliahan.
Rokan Hilir.
mendapatkan jawaban yang pasti dan hasil yang akurat. Sedangkan data-data
Selanjutnya data yang disusun akan di analisa secara deskriptif analis oleh
54
Syamsul Arifin, “Metode Penulisan Karya Ilmiah dan Penelitian Hukum”, Medan Area
University Press, Medan, (2012), hal. 36
41
dikutip oleh Djumhan Pida, data kualitatif analisisnya tetap menggunakan kata-
kata yang disusun kedalam teks yang diperluas melalui tiga alur kegiatan yang
2. Display data, yaitu mensistematiskan data secara jelas dan dalam bentuk
55
Muhaimin, op.cit., hal. 105-106
42
BAB IV
PEMBAHASAN
Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan digantikan oleh
Lingkungan Hidup yang berlaku hingga saat ini. Pengelolaan lingkungan hidup
dunia untuk memberikan perhatian yaang lebih besar kepada lingkungan hidup,
yang perlu di atasi dan di tanggulangi bersama demi kelancaran hidup dunia.
56
Rodrigo Christopher Rembet, Flora Pricilla Kalalo. Dan Fernando J. M. M. Karisoh,
Pengaturan Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Deklarasi Stockholm 1972, Lex Et
Societatis Vol. 8, No. 4, (2020), hal.40
43
Konferensi lingkungan hidup dalam nuansa global pertama kali di selenggarakan
di kota Stockham swedia tahun 1972, konferensi ini terselenggara atas inisiatif
dan prakarsa dari negara swedia dan negara-negara maju sebagai akibat dari
manusia yang tidak pro lingkungan. Konferensi ini merupahkan gerakan dunia
Oleh karena itu harus segera di atasi dan di tanggulangi bersama demi
(1982) Kenya
Konferensi nairobi secara umum memandang bahwa asas atau prinsip yang
57
Muhammad Sood, op.cit, hal.29-30
58
Ibid, hal.37
59
Aditia Syahprilia. Buku Ajar Hukum Lingkungan, Cv Budi Utama, Yogyakarta,2018,
hal. 23
44
c. Pengaturan Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Deklarasi Rio de
ini menetapkan hak-hak manusia atas pembangunan, dan tanggung jawab manusia
lingkungan.60
Rio de Janiero.61
(2007) Indonesia
permasalahan dunia62
60
Susi Yanuarsi, Pengaruh Global Terhadap Hukum Lingkungan Di Indonesia, Vol. 17
No. 3, (2019) hal. 261
61
Muhammad Sood, op,cit. hal.46
62
Ibid, hal.50
45
f. Pengaturan Hukum Lingkungan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP)
Tindak pidana lingkungan hidup diatur dalam Bab XV, yang terdiri dari 23
disebutkan, bahwa tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Bab XV itu adalah
(KUHP), misalnya dalam Pasal 187, Pasal 188, Pasal 202, Pasal 203, Pasal 502,
dan Pasal 503 KUHPidana. Kejahatan terhadap lingkungan hidup juga terdapat
Kejahatan atau tindak pidana lingkungan hidup terdapat dalam berbagai peraturan
perundang-undangan selain UUPLH dan KUHP. Oleh karena itu, kecermatan dari
para penegak hukum, terutama penyidik, penuntut umum dan hakim sangat
yang akan digunakan, tergantung pada terhadap sumber daya apa tindak pidana
63
Tarya Sonjaya1, Budi Heryanto2, Aji Mulyana3, dan M Rendi Aridhayandi, Kebijakan
Hukum Pidana Dalam Upaya Penegakan Hukum Lingkungan Berdasarkan Prinsip Pembangunan,
Lambung Mangkurat Law Journal, Vol. 5, No. 2, (2020), hal. 208
46
f. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Peyelenggaraan
mendapatkan izin usaha atau izin pemerintah. Keputusan yang dikeluarkan oleh
Dewan Negara atau pemerintah negara berfungsi sebagai dasar untuk pelaksanaan
negara bagian atau provinsi dalam bentuk peraturan dan/atau analisis standar
kepatuhan terhadap standar lingkungan dan tata kelola bisnis dan/atau operasi.
64
H. Effendi, M Ursalin, R. Sonaji, Dinamika persetujuan lingkungan dalam perspektif
Peraturan Pemerintah nomor22 tahun 2021dan peraturan turunannya, Jurnal Pengelolaan
Lingkungan berkelanjutan, Vol. 5, No.3, 2021, hal. 761-762
47
Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
Segala bentuk usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan akan memberikan dampak
terhadap lingkungan hidup dan oleh sebab itu perlu dilakukan pengelolaan
Dasar Hukum Peraturan Daerah ini adalah Pasal 18 ayat (6) UUD 1945; UU No.
a. Ketentuan Umum;
f. Peran Masyarakat;
65
Ll Setda Prov. Riauperaturan daerah provinsi riau nomor 8 tahun 2014 tentang
pengelolaan-lingkungan-hidup-dan-penaatan-hukum-lingkungan-hidup-provinsi-riau/,
https://riau.bpk .go.id 2015 di akses pada Jumat, 7 juli 2023
48
j. Kelembagaan;
l. Perizinan;
m. Pembiayaan;
n. Pengawasan;
p. Penyidikan;
q. Ketentuan Pidana;
r. Ketentuan Peralihan;
s. Ketentuan Penutup.
subyek hukum. Pengertian dari subyek hukum yaitu semua yang memiliki hak
66
Disemadi, Hari Sutra, and Nyoman Serikat Putra Jaya. "Perkembangan
Pengaturan Korporasi Sebagai Subjek Hukum Pidana Di Indonesia." Jurnal Hukum Media
Bhakti 3, No. 2, (2019), hal. 121
67
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan
Negeri Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
49
Undang–Undang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup
PPLH melihat hukum pidana sebagai ultimum remedium untuk tindak pidana
Hukum pidana (RKUHP) yang diatur secara tersirat mengenai pelaku tindak
50
pidana lingkungan untuk dijatuhkan sanksi yang berat baik perorangan
51
maupun korporasi.68
rumuskan yang artinya akan terjadi tindak pidana lingkungan jika ada akibat
dari perbuatan yang di lakukan. Ayat 2 ada unsur tambahan yaitu unsur
mengakibatkan luka serius atau bahaya terhadap kesehatan orang lain. Unsur
ini menjad pemberat pada ayat 1 yang di lakukan sengaja. Pada ayat 3 unsur
tambahan yaitu korban dari pencemaran lingkungan luka sangat berat atau
sampai mati maka ancaman pidana lebih berat dari ayat 1 dan ayat 2 pasal 99,
dengan rumusan pasal 98 UUPPLH, hanya saja ancaman pidana lebih ringan
di bandingkan pasal 98. Pasal 100 rumusan pidana pasal 100 ayat
bahwa perbuatan itu telah di lakukan sehingga terjadi pelanggaran kualitas air
limbah, kualitas emisi, dan kualitas gangguan. Pada ayat 2 ketentuan pidana
yang di atur dalam ayat 1 akan dapat di berikan kepada pelaku jika sanksi
52
di cabut izin lingkungan. Pasal 101 rumusan tindak pidana lingkungan dalam
53
pasal 101 di rumusakan secara formil.69
Provinsi Riau dengan cara membakar hutan dan lahan yang dilakukan oleh
perorangan maupun perusahan sampai saat ini masih dalam proses penyidikan
yaitu ahli di bidang lingkungan seperti ahli kerusakan tanah, kebakaran hutan, ahli
gambut, serta ahli hukum lingkungan. Sifat dan keterangan yang diberikan oleh
Penindakan kasus kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh penyidik Subdit
tersangka merupakan dari korporasi, dengan total jumlah tindak pidana sebanyak
74. Berdasarkan data tersebut diatas, total luas hutan dan lahan yang terbakar
adalah sebanyak 1.687,342 Ha. Daerah yang paling luas areal terbakarnya adalah
54
Kabupaten Rokan Hilir seluas 515,59 Ha. Sedangkan areal yang paling sedikit
55
luas areal yang terbakarnya adalah Kabupaten Rokan Hulu yaitu seluas 2 Ha.70
lingkungan merupakan suatu hal yang patut di lakukan oleh pemerintah, karena
lingkunngan hidup harus di dukung pula oleh instrumen hukum yang baik,
56
peraturan perundang-undangan maupun institusi hukumnya, serta didukung pula
57
oleh peningkatan kesadaran hukum masyarakat.71
indonesia, baik secara preventif maupun reprensif tidak terlepas dari terminologi
58
perilaku manusia agar mempunyai kesadaran hukum dalam rangka melindungi
59
dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.72
pokok di lakukan.
bagaimana hukum bekerja dengan bentuk yang tetap sebagai suatu sistem
pengadilan yang lebih tinggi menangani pengadilan yang lebih rendah dan
sehingga di anut oleh setiap pribadi pada level budaya hukum sifatnya lebih
faktor penegakan hukum, yakni pihak yang membentuk atau yang menerapkan
hukum, faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, faktor
masyarakat yakni dimana hukum sebagai hasil karya cipta rasa yang di dasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Menurut Arief Shidarta, upaya
penegakan hukum tidak terlepas dari cita-cita hukum yang di atur dalam
aturan hukum positif, lembaga hukum, dan proses (perilaku birokrasi pemerintah
61
dalam penegakan hukum terdapat tiga unsur yang harus di perhatikan yaitu
62
kepasstian hukum, kemanfaatan hukum, dan keadilan.73
oleh perbuatan manusia, hewan, proses alam, maupun haa penyakit. Upaya ini
dan perorangan atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Menurut Pasal 1
hidup harus di lakukan secara sistematis terpadu dengan melibatkan semua pihak,
63
dilakukan melalui persiapan instrumen hukum berupa regulasi, melakukan
64
pengajian sistem dan prosedur perizinan lingkungan, dan pengawasan terhadap
65
kegiatan pengelolaan lingkungan, antara lain sebagai berikut:74
oleh aparatur dan aparat penegak hukum dalam rangka mengatasi permasalahan
gunakan menjadi landasan hukum sebagai acuan dalam pelaksaan dan penegakan
hidup internasional, juga menjadi acuan dalam pelaksaaan dan penegakan hukum
Demikian pula dengan berbagai peraturan lain yang berkaitan dengan lingkungan
66
b) Pembinaan Aparatur Pemerintah dan aparat Penegak Hukum
melakukan penagakan hukum sangat di perlukan, hal ini merupahkan pola yang
memperlihatkan bagaimana suatu hukum bekerja dengan suatu bentuk uyang tetap
pada suatu sistem badan. Bagaimana peranan institusi dalam melaksanakan fungsi
dukung kemampuan sumber daya manusia, dan manajemen atau tata kelola sarana
67
yang rendah.75 Oleh karena itu, pembinaan terhadap aparatur pemerintah pada
agar terciptanya kerja sama dan kordinasi yang terpadu, baik terkait dengan sistem
Hidup
penegak hukum, juga di lakukan terhadap pelaku usaha yang memperoleh azin
Pembinaan ini juga dapat dilakukan dalam bentuk pendidikan atau pelatihan
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, agar para pemegang izin
usaha tidak melakukan kegiatan eksploitasi sumber daya alam tanpa izin(Ilegal
68
ikan dengan menggunakan bahan peledak, dan sebagainya sehingga menimbulkan
69
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.76
kepada pembuat. Sejalan dengan siklus pengaturan ini maka pada hakikatnya
70
hidup yang pada umumnya diformalkan ke dalam peraturan perundang-undangan,
71
termasuk ketentuan yang mengatur baku mutu limbah atau emisi. 77
berkaitan dengan pegelolaan lingkungan hidup, maka para pelaku usaha di bidang
dengan harapan untuk meningkatkan kesadaran hukum pelaku usaha dalam upaya
72
pembangunan berkelanjutan yang berawasan lingkungan hidup bagi peningkatan
73
kesejahteraan masyarakat.78
fungsi lingkungan hidup bagi manusia dan makhluk hidup lainya baik secara
ekologis, ekonomis maupun sosial budaya. Hal ini patut di lakukan dalam upaya
sumber daya alam secara melawan hukum, antara lain; pembabatan hutan untuk
batu, penggalian penambangan mineral dan batu bara, penangkapan satwa, dan
sebagian besar masyarakat indonesia masih bergantung pada sumber daya alam,
selain itu kesadaran hukum masyarakat terhadap lingkungan hidup masih sangat
rendah.
74
masyarakat mampu memanfaatkan lingkungan hidup dengan memperhatikan
75
fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya79.
76
4.2 Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Yang Dengan Lalai
Mengakibatkan Kerusakan Lingkungkungan Hidup
Hukum adalah jumlah total dari semua aturan Masyarakat tetap dipaksa
banyak. Sanksi atau sanksi yang ditentukan oleh Kitab Undang-Undang Hukum
Tujuan hukum pidana adalah untuk memelihara keamanan dan ketertiban dalam
1. Teori Imbalan
Menurut teori ini, alasan pemidanaan harus dicari dalam kejahatan itu sendiri,
Berdasarkan teori ini, hukuman dikenakan untuk terwujudnya suatu tujuan atau
68
Ridwansyah, Muhammad. "Pengaturan Tindak Pidana Dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Tinjauan Fiqh Al- Bi’ah)." Jurnal Hukum dan Peradilan 6, no. 2 (2017), hal. 182.
69
I Komang Agus Edi Suryawan, I Nyoman Gede Sugiartha, Dan I Nyoman Sutama,
Pertanggug Jawaban Pidana Terhadap Penemaran Lingkungan Di Indonesia, Jurnal Interprestasi,
Hukum, Vol. 2, No.1 (2021), hal. 61
70
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan
Negeri Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
71
Muhammad Sood, op. Cit., hal.379
72
Ibid, hal.380
73
Ibid, hal.381
74
Ibid, hal.382
75
Ibid, hal.383
76
Ibid, hal.384
77
Supriadi, Op,Cit, hal.269
78
Muhammad Sood, Op,Cit, hal.385
79
Ibid, hal.386
80
Andika Try Anantama, Zaini Munawir dan Rafiqi, Pertanggung Jawaban Pidana
Karyawan Korporasi Dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup (Studi Putusan No.
133/Pid.B/2013/PN. MBO), JUNCTO: Jurnal Ilmiah Hukum, 2 No. 2 2020, hal. 124
77
kejahatan ini. Tujuan hukuman harus dilihat secara ideal. Juga Hukuman untuk
mencegah kejahatan.
3. Teori Kesatuan
Koneksi lain Teori ini mengajarkan bahwa hukuman adalah untuk dukungan
instansi yang berkaitan dan juga merpertimbangkan biaya perkara, guna untuk
lingkungan.81
81
Made Aditya Dwipayana, A. A Sagung Laksmi Dewi dan Luh Putu Suryani,
Pertanggungjawaban Terhadap Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup, Jurnal Analogi
Hukum, Vol. 1 No.3, 2019, hal, 362
78
Tindak Pidana lingkungan sama dengan delik lingkungan merupakan
Delik lingkungan bukan saja mengenai ketentuan pidana yang terdapat dalam
Tindak pidana atau delik yang di atur di dalam pasal 98-99 Undang-umdamg
79
materil, tetapi cukup dengan pembuktian pelanggaran hukum administrasi
otomatis juga berlaku bagi seluruh peraturan pidana yang beraa di luar KUHP.
pidana lingkungan hidup dapat di tuntut pidana dan di jatuhkan sanksi pidana
memiliki luas daratan seluas 8,852 hektar. Data Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam (BBKSDA) menyatakan bahwa Sebanyak 56% dari luas daratan di
Rokan Hilir tersebut merupakan ekosistem lahan gambut dan selebihnya (44%)
berupa lahan mineral.85 Kabupaten yang memiliki ibu kota Bagan Siapi-api ini
Kenyataan bahwa Rokan Hilir memiliki area tutupan hutan lahan gambut
yang luas ternyata tidak hanya menjadikan Rokan hilir sebagai wilayah yang kaya
83
Olivia Anggle Johar, M. Yusuf Daeng, Dan Tri Novitasari Manihuruk,
Pertanggungjawaban Pdana Penceramaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup Akibat
Pembakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Riau, Jurnal Hukum Respublica Fakultas Hukum
Universitas Lancang Kuning, (2022), hal. 137-138
84
Ibid, hal.139
85
Data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau
80
akan hasil alam, justru seringkali ditemukan kasus atau aktivitas yang mengarah
wilayah Riau khususnya Kabupaten Rokan Hilir dipengaruhi oleh beberapa faktor
a. Faktor Ekonomi
Pengelolaan lahan dan hutan secara tidak benar yang dilakukan secara
Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Banyak hal yang dapat menjadi alasan
untuk bertahan hidup. Hal inilah yang kemudian melatar belakangi banyaknya
Riau juga menjadi permasalahan yang rutin terjadi setiap tahun khususnya pada
mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan
lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. 86 Karhutla
negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang cukup
86
http://bnpb, riau, go.id, Diakses Pada Hari Kamis, Tanggal 04 mei 2023,
81
Maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau merupakan bagian
dari rentetan kasus lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia. Provinsi Riau
dianggap sebagai salah satu wilayah yang paling rawan mengalami kebakaran
hutan dan lahan. Analisis World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia
menunjukan ketika tahun 2010 Provinsi Riau didapati memiliki titik panas
(Hotspot) tertinggi kedua setelah Provinsi Kalimantan Barat yakni sebanyak 1.608
titik. Sedangkan pada tahun 2013 Provinsi Riau menjadi daerah Sumatera yang
Rokan Hilir 99,9% terjadinya Kekabaran hutan dan lahan (Karhutla) disebabkan
sisanya (0,1%) faktor alam seperti, petir, letusan gunung berapi. 87 Penyebab
yang disengaja namun tidak terkendali sehingga belukar dan aktivitas memasak
oleh para penebang liar atau pencari ikan di dalamhutan terjadi api lompat,
87
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan Negeri
Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
82
3. pemanfaatan sumber daya alam, yang disebabkan oleh aktivitas seperti
pembakaran semak- belukar dan aktivitas memasak oleh para penebang liar
atau saluran tanpa dilengkapi dengan pintu kontrol yang memadai air sehingga
memang rawan kebakaran karena didominasi oleh lahan gambut yang jika musim
kemarau mudah sekali terbakar.89 Di sisi lain kondisi hutan primer di Riau sudah
sehingga rentan terhadap kebakaran yang kemudian diperparah oleh ulah manusia.
Saawit di dunia, membuat banyak investor untuk tetap melirik sektor Perkebunan
sistem tradisional dengan cara membakar hutan dan lahan, telah berakibat
88
Sri Nurhayati Qodriyatun, Kebijakan Penanganan Kebakaran Hutan Dan Lahan,
Jakarta, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI 2014, hal.25
89
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan Negeri
Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
83
cara dibakar, telah menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan manusia,
tidak hanya di Riau, tetapi juga di luar Rokan Hilir seperti, di Rokan Hulu sampai
dilakukan oleh Perkebunan Besar untuk dapat menaikkan pH tanah karena pada
umumnya tanah di Rokan Hilir bergambut hanya dengan pH 3-4 yang tidak
cocok untuk tanaman kelapa sawit. Pembukaan lahan dengan cara membakar
lahan hutan secara disengaja selalu menjadi problematis atas banyaknya kasus
kebakaran hutan di wilayah Rokan hilir, kedaan kering serta panas pada musim
Sutopo Purwo Nugroho, modus pembakaran hutan dan lahan di Rokan Hilir
Provinsi Riau adalah efisiensi. Aktivitas alih fungsi hutan menjadi lahan
olah telah menjadi pola dan budaya untuk bertani. Pembukaan hutan dan lahan
baik untuk perkebunan ataupun pertanian merupakan jalan yang terbaik bagi 26
90
Miswar Pasai, Dampak Kebakaran Hutan Dan Penegakan Hukum, Jurnal Pahlawan
Vol. 3 No. 1, 2020, hal 37
91
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan Negeri
Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
84
angka pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat dan keuntungan bagi pemerintah
2. Pembalakan Liar
hutan dari skala besar sampai skala kecil terus terjadi. Definisi dari pembalakan
liar atau illegal logging itu sendiri adalah sebuah tindakan menebang kayu dengan
yang dilindungi, areal konservasi dan taman nasional, serta menebang kayu tanpa
produk kayu illegal juga dianggap sebagai kejahatan kehutanan. Dengan kata
Tumpang tindih regulasi sebab kebutuhan dan disparitas interpretasi juga turut
Rokan Hilir maupun Provinsi Riau sangat dituntut dalam mengendalikan laju
tepat dan bijaksana. Namun dalam praktiknya justru banyak kebijakan pemerintah
yang justru dinilai tidak mampu dan justru memperparah kerusakan di Kabupaten
92
http://bnpb, riau, go.id, Diakses Pada Hari Kamis, Tanggal 4 mei 2023,
93
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
85
Rokan Hilir atau biasanya sering disebut dengan kelembaman birokrasi.
kebakaran hutan dan lahan khususnya di ekosistem gambut. Hal ini ditunjukkan
hal yang menjadi kelemahan, yaitu peraturan yang kurang jelas (pasal karet) dan
yang ditunjukkan dalam UU 32 Tahun 2009 ayat (2) yang berisi seperti berikut
ini: “kearifan lokal yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah melakukan
pembakaran lahan dengan luas lahan maksimal 2 hektar perkepala keluarga untuk
ditanami tanaman jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai
dalam pembukaan lahan sesuai dengan luas yang telah ditentukan. Kenyataanya,
lahan melebihi luas yang telah diatur dalam pasal yang tertuang.
94
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2009
86
Menggambarkan bahwa karhutla terkait dengan transaksi lahan terbakar
dengan kepentingan elit politik lokal. Realita ini menggambarkan bahwa dibalik
dapat dilihat adalah dari agenda pembangunan infrastruktur yang membuka jalan
bagi investor besar masuk ke Indonesia dengan jaminan atas ketersediaan lahan
sumber daya alam untuk kepentingan modal asing di Indonesia. 96 Tumpang tindih
dapat mengkaji kembali peraturan yang ada dibarengi dengan perbaikan sistem-
sistemnya.
95
Herry Purnomo, Bayuni Shantikoa, Haris Gunawanc, Soaduon Sitorusa, M. Agus
Salima dan Ramadhani Achdiawan, Ekonomi Politik Kebakaran Hutan dan Lahan: Sebuah
pendekatan analitis Jurnal, 2015, hal.2
96
Wahana Lingkungan Indoneasia(WALHI)
87
c. Faktor Kesadaran Masyarakat
ditentukan oleh kerjasama antar pihak dari berbagai sektor, termasuk keterlibatan
masih minimnya edukasi masyarakat tentang tata cara mengelola hutan yang
benar dan bertanggung jawab. Pengetahuan yang terbatas, minimnya akses dan
illegal yang dapat merusak hutan dan alam. Kegiatan Kampanye dan penyuluhan
tentang tata kelola hutan masih terus dibutuhkan untuk mengumpulkan partisipasi
Riau merupakan salah satu pemasok devisa yang besar bagi bangsa
lahan baru dengan cara membakar hutan, banyak hal ironis yang terjadi khususnya
bagi masyarakat Riau sendiri. Berikut dampak-dampak yang dapat terjadi pada
alam Riau:
88
a. Dampak Biologi
satwa liar seperti gajah dan harimau yang diakibatkan oleh hilang dan rusaknya
habitat alami dari satwa liar tersebut karena aktivitas manusia seperti pembukaan
hutan atau alih fungsi hutan untuk pertanian, perkebunan, pemukiman dan
habitat satwa.Makhluk hidup yang tinggal di hutan tersebut pun akan tergusur,
makanan, bernafas dan lainnya. Bahkan dikabarkan bahwa ada seekor harimau
yang keluar dari hutan.98 Ia mencari tempat tinggal lain sebagai pengganti tempat
tinggalnya yang hilang. Bukan hanya kehilangan tempat tinggal, bahkan makhluk
hidup yg ada di dalam hutan tersebut dapat mati apabila ia tidak bisa melarikan
tersebut langka, maka mereka juga dapat punah. Maakhluk hidup yg keluar dari
setempat. Kerugiannya akan terjadi kepunahan jika hal ini terus berlanjut dan
97
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan Negeri
Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
98
M.Aidin Syafaat, Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Satwa Liar, Prodi Biologi
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2022, hal.2
89
tidak ada penangana lebik lanjut. Masyarakat juga akan kehilangan lingkungannya
komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan
variabilitas alamaiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan
tanah gambut.99 Gambut adalah vegetasi yang mudah terbakar bahkan saat musim
ini membuat tanah di hutan menjadi kering dan vegetasi penyubur tanah pun
hangus. Apabila tanah menjadi kering makan tanah tersebur akan sukar untuk
ditanami. Maka kesuburan tanah pun akan bekurang. Dan petani tersebut akan
menggunakan zat kimia secara berlebihan untuk menyuburkan tanah. Apabila zat kimia
penyubur tanah diberikan secara berlebihan hal ini tidak akan baik untuk
seperti tanah akan menjadi mampat (mengeras) karena kehilangan unsur hara
organik, dan hewan-hewan yang dapat menguraikan unsur hara organik mati.
besar yang terdapat di hutan pun akan ditumbangkan. 100 Pohon yang seharusnya
99
Susilawati, Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan, Vol 1, No 2, Juni 2021,
hal.26
100
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan
Negeri Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
90
dapat hidup sekian tahun tersebut secara sengaja ditumbangkan. Kelangsungan
hidup yang terjadi pun juga akan terganggu. Jika hal ini terus terjadi pembakaran
hutan terjadi secara terus menerus dan tidak diimbangi dengan perbaikan yang
sepadan kita akan kehilangan wilayah hijau yang dapat menghasilkan oksigen dan
sumber daya alam. Memang saat ini hal tersebut menghasilkan hasil yang sangat
banyak, tapi kerugian yang terjadi akan jau lebih besar. Kerugiannya adalah lahan
pertanian yang ada dijadikan bangunan dan pemukiman sementara hutan yang
semestinya menjadi tempat makhluk hidup lain untuk hidup justru digunakan,
dibakar untuk memperluas lahan pertanian, dimasa yang akan datang, generasi
kita pun hanya akan menganggap bahwa hutan itu hanyalah dongeng belaka
karena masa yg akan datang mereka tidak dapat menemukan hutan. Ketiadaan
hutan pun akan mengakibatkan banyak kerugian. Antara lain banjir, tanah
otomatis tidak ada yang bisa menahan air baik air hujan maupun air kiriman dari
pegunungan. Keberadaan air dan hutan itu berbanding lurus. Jikan hutan semakin
menipis, maka tak ada yang bisa menampung air akibatnya adalah cadangan air
tanah (artesis) berkurang. Apabila hal ini terus terjadi, maka makhluk hidup akan
91
terganggunya siklus air sehingga berpengaruh pada perubahan iklim seperti
b. Dampak Sosial
Dampak Yang paling parah terkena dampak kabut asap Riau adalah Riau
sendiri, kemudian daerah tetangga seperti Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.
Kabarnya daerah tetangga pun juga terkena asap dari pembakaran di hutan
Riau. Kerugian yang terjadi pun akan mengganggu hubungan kerjasama antar
negara atau daerah karena asap yg terjadi menghambat kerja sama antar daerah
atau negara. Hubungan politik antar negara pun juga dapat tergangg karena negara
Hal ini dapat terjadi karena asap polusi dari pembakaran hutan di riau
daerah.102
2. Transportasi Terganggu
pekat sehingga terjadi kemacetan yg panjang karena jalan yg tidak bisa dilewati
101
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan
Negeri Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
102
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan
Negeri Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
92
karena tertutup oleh asap tebal. Jarak pandang pengendara yang sangat terbatas
transportasi ini adalah waktu yg dibutuhkan untuk menuju suatu tempat akan lebih
banyak. Tidak hanya transportasi darat tetapi transportasi udara pun juga
terhambat. Pesawat dari luar daerah tidak dapat mendarat di bandara Sultan Syarif
Kasim II, Pekanbaru, Riau karena asap yang sangat tebal menghalangi pendaratan
nominal (finansial) bagi bandara yang tidak dapat beroperasi dan kecelakaan serta
karena pesawat delay hingga batas waktu yang ditentukan. Secara tidak
Polusi dari hasil pembakaran hutan secara sengaja jauh lebih berbahaya
dibanding hutan yang terbakar secara alami, karena terdapat zat-zat kimia di
dalamnya seperti karbon monoksida (CO) dan Aldehid. Dari asap polusi yang
untuk dapat berfotosintesis. Selain itu akibat merugikan dari ozon, Nitrogen
oksida, Karbon dioksida, dan Hidrokarbon. berbagai jenis zat dapat terbang jauh
dan dalam transportasi ini dikonversikan menjadi gas lain seperti ozon, atau
103
Hasil Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan
Negeri Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
93
berubah menjadi partikel seperti spesies nitrat dan oksigen organik. Lapisan ozon
juga dapat robek akibat zat-zat kimia tersebut. Apabila lapisan ozon robek, suhu
di muka bumi pun akan naik, terjadi pemanasan global, dan dapat mencairkan es
kutub pula. Selain itu, sinar ultra violet akan langsung terpancar ke bumi (tidak
ada yang menghalangi). Hal ini juga dapat mengganggu kesehatan masyarakat
seperti kanker kulit karena sinar ultraviolet. Kerugian selanjutnya adalah efek
rumah kaca yang ditimbulkan. Karena asap yang ditimbulkan menghalangi panas
permukaan dan tidak bisa keluar karena terpantul oleh asap yang ada. Apabila hal
ini terus dibiarkan efek rumah kaca yang terjadi dapat mencairkan es di kutub,
A. Barang Bukti
Barang bukti yang di ajukan tersebut telah di sita secara sah menurut hukum serta
membenarkanya.104
104
Surat Putusan Pengadilan Negeri Rokan Hilir Nomor:388/PID.B/LH/2020/PN RHL
94
B. Keterangan
berikut:
a. Bahwa pada hari kamis tanggal 9 april 2020 sekira pukul 16. 00 wib bertempat
lahan,
b. Bahwa awalnya saksi di telpon oleh brigadir Denny Varulian Nainggolan yang
memberi informasi dari masyarakat telaah terjadi kebakaran lahan yang terjadi
datang ke tkp dan setibanya di lokasi api masih ada dan saksi bersama tim ikut
memadamkan api,
saramg semut yang ada di lahan tersebut yang terdapat tanaman pohon sawit
dengan menggunakan mancis merah milik terdakwa akan tetapi api yang
berasal dari sarang semut juga membakar lahan di sekitar pohon sawit,
e. Bahwa lahan tersebut sudah di tanami tanaman pohom sawit dan terbakar
95
seluas 4 hektar yang merupakan milik pormen silitonga,
keberatan.
berikut:105
a. Bahwa pada hari kamis tangga l 9 april 2020 sekira pukul 16. 00 wib bertempat
lahan,
b. Bahwa awalnya saksi di telvon oleh brigadir Denny Varulian Nainggolan yang
memberi informasi dari masyarakat telaah terjadi kebakaran lahan yang terjadi
datang ke tkp dan setibanya di lokasi api masih ada dan saksi bersama tim ikut
memadamkan api,
saramg semut yang ada di lahan tersebut yang terdapat tanaman pohon sawit
dengan menggunakan mancis merah milik terdakwa akan tetapi api yang
105
Surat Putusan Pengadilan Negeri Rokan Hilir Nomor:388/PID.B/LH/2020/PN RHL
96
berasal dari sarang semut juga membakar lahan di sekitar pohon sawit,
e. Bahwa lahan tersebut sudah di tanami tanaman pohom sawit dan terbakar
1. Prof,Dr.Ir. Bambang Hero Saharjo, M. Agr, Ahli kebakaran hutan dan lahan
006 Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir pada hari kamis
tanggal 9 april 2020 sekira pukul 15.30 wib tersebut yaitu telah terjadi
yang rusak ini tidak bisa di kembalikan lagi seperti kondisi awal, kalaupun bisa
di kembalikan lagi maka akan membutuhkan waktu lama dengan syarat lokasi
yang terbakar teersebut tidak boleh di ganggu. Akibat keruskan ini jelas
mengganggu kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainya dan juga dapat
rumah kaca yang telah melewati batas yang di perkenankan sehingga terjadi
pencemaran udara.106
b. Bahwa akibat terjadinya kebakaran maka telah di lepaskanya gas rumah kaca
106
Surat Putusan Pengadilan Negeri Rokan Hilir Nomor:388/PID.B/LH/2020/PN RHL
97
13,5 ton karbon, 4,725 ton CO2, 0,094 ton CH4, 0,022 ton Nox, 0,60 ton NH3,
0,05 ton O3 dan 0,087 ton CO serta 0,6 ton partikel. Gas-gas rumah kaca yang
Selain gas rumah kaca yang di lepaskan selama kebakaran berlangsung, maka
empat puluh lima juta enam ratus lima puluh empat ribu sembilan ratus
rupiah).
a. Adapun akibat dari pembakaran lahan dan hutan tersebut mempunyai dampak
a. Bahwa pada hari kamis tangga l 9 april 2020 sekira pukul 16. 00 wib bertempat
lahan,
98
sawit kemudian terdakwa menjumpai adanya tanaman kelapa sawit yang
c. Bahwa kemudian terdakwa mengamnil ember dan pergi ke sumber air yang
berjarak sekitar 20 meter dari rumput yang terbakar dan pada saat terdakwa
menyiram rumput yang terbakar tersebut terdakwa melihat bahwa api sudah
meluas membakar rumput kering yang berada di sekitaran pohon kelapa sawit
tersebut dan tidak lama kemudian daatang anggota kepolisian dan selanjutnya
terdakwa di amankan,
d. Bahwa lahan tersebut sudah di tanami pohon kelapa sawit dan terbakar seluas 4
change)
C. Peraturan Perundang-undang
99
1. Setiap orang
mutu air, danbaku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.
1. Setiap orang
pengertian setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
b. Bahwa setiap orang dalam perkara ini adalah di tujukan sebagai subjek
hukum, baik orang perseorangan maupun badan usaha baik yang berbadan
ini harus di pastikan ada atau tidaknya kekeliruan terhadap orang yang di
pelakunya;
109
Surat PutusanPengadilan Negeri Rokan Hilir Nomor:388/PID.B/LH/2020/PN RHL
100
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur ini telah terpenuhi
mutu air, danbaku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.110
k. Bahwa untuk menentukan suatu kesalahan juga dapatdi lihat dari tindakan
l. Bahwa oleh karena unsur ini dengan sengaja merupahkan unsur yang bersifat
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup;
m. Bahwa unsur ini terdapat kata hubung atau sehingga bersifat alternatif, yaitu
apabila perbuatan terdakwa telah di anggap dapat memenuhu salah satu dari
110
Surat PutusanPengadilan Negeri Rokan Hilir Nomor:388/PID.B/LH/2020/PN RHL
101
perbuatan, maka unsur kedua ini di anggap elah terpenuhi;
dahulu mengenai makna baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air
dan pengelolaan lingkungan hidup telah memberikan pengertian “baku mutu air”
adalah ukuran batas atau kadar zat energy, dan/ atau komponen yang harunya ada,
sedangkan yang di maksud dengan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat energy atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
baku mutu air laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, eergy, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/ atau unsur pencemaran yang di tenggang
kerusakan lingkungan” adalah ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia dan/atau
hayati lingkungan hidup yang dapat di tenggang oleh lingkungan hidup untuk
Semua unsur dari pasal 99 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
agustus sianturi harus di nyatakan secara sah dan menyakinkan melakukan tindak
102
Mengadili
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan oidana penjara
milyar rupiah), dengan ketentuan apabila tidak di bayar, maka diganti dengan
Analisi Putusan
sebagai alasan pembenar dan/atau alasan pemaaf maka terdakwa agustus sianturi
103
bersifat pembalasan melainkan bersifat edukasi agar terdakwa dapat menjadi
orang lebih baik dan juga untuk memotivasi terdakwa agar tidak mengulangi
tujuan penjatuhan pidana ini sebagai tindakan pencegahan bagi masyarakat lainya
agar tidak melakukan tindak pidana seperti yang telah di lakukan agustus sianturi.
terdakwa membakar sarang semut tersebut dan apinya berjatuhan sehingga rumput
kebakaran, dan terhadap kebakaran tersebut terdakwa mengambil ember dan pergi
ke sumber air yang berjarak sekitar 20 meter dari rumput yang terbakar untuk
menyiram rumput yang terbakar tersebut namun kebakaran sudah meluas dan
terdakwa agar tidak terjadi kebakaran yang lebih luas, maka menurut majelis
hakim termasuk dalam hal yang di maksud dengan kelalaian dan di samping itu
untuk mencegah timbulnya suatu akibat maka demikian sub unsur karena
keadilaan ini harus melihat perbuatan pelaku yang karena lalai mengakibatkan
104
masyarakat, Asas kepastian hukum jika diartikan suatu hal harus ditaati dan
dilaksanakan jadi dalam hal ini harus kita lihat dalam putusan tersebut sesuai atau
dengan hukuman pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan sangat tepat
dikarena pelaku telah diberikan pasal yang tepat sesuai hal yang diperbuatnya.
umur yang masih mudah, diharapkan kedepannya pelaku dapat mengubah sifatnya
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengaturan Hukum Lingkungan Hidup di atur dalam Undang-Undang Nomor
khususnya tentang pembakaran hutan dan lahan diatur dalam Pasal 187 KUH
terdakwa Agustus Sianturi telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
106
5.2 Saran
1. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
107
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Hakim, Lukman (2019), Asas-Asas Hukum Pidana Buku Ajar Bagi Mahasiswa,
Yogyakarta, Grup Penerbitan Budi Utama.
108
wahyuni, Fitri. (2017), Dasar-Dasar Hukum Pidana Di indonesia, Tangerang
Selatan Nusantara Persada Utama.
C. Jurnal/Karya Ilmiah
Dwipayana, Made Aditya A. A Sagung Laksmi Dewi dan Luh Putu Suryani, ,
(2019), Pertanggungjawaban Terhadap Tindak Pidana Pencemaran
Lingkungan Hidup, Jurnal Analogi Hukum, Vol. 1 No.3
109
Johar, Anggle Olivia M. Yusuf Daeng, Dan Tri Novitasari Manihuruk, , (2022),
Pertanggungjawaban Pdana Penceramaran Dan Perusakan Lingkungan
Hidup Akibat Pembakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Riau, Jurnal
Hukum Respublica Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning
Mandagi, Sherlina, Kermite Jeanita A., Dan Butje Tampi, (2021), Pemidanaan
Percobaan Kejahatan Dalam Delik Aduan, Lex Crimen, vol. 10, No. 13.
Ridwan, Muannif, Sri Hidayanti, Dan Nilfatri, (Mei 2021), Studi Analisis
Tentang Kepadatan Penduduk Sebagai Sumber Kerusakan Lingkungan
Hidup, Jurnal Indratech, Vol. 2, No. 1
Ridwan, Muannif. Sri Hidayanti, Dan Nilfatri, (2021), Studi Analisis Tentang
Kepadatan Penduduk Sebagai Sumber Kerusakan Lingkungan Hidup,
Jurnal Indratech, Vol. 2, No. 1.
Ridwansyah, Muhammad Pengaturan Tindak Pidana Dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum Dan Peradilan, Vol. 6, No 2, (juli
2017), hal. 180
110
Ridwansyah, Muhammad. (2017) Pengaturan Tindak Pidana Dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum Dan Peradilan, Vol. 6, No 2.
Sholehuddin, L. (2021), Ekologi dan Kerusakan Lingkungan dalam Persepektif
Al-Qur’an, Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsi, Vol. 4, No. 2.
Siregar, Januari, and Musaz Zul. (2015), "Penegakan Hukum Dalam Tindak
Pidana Lingkungan Hidup Di Indonesia." Jurnal Mercatoria 8, no. 2
Widayati, Suryani Lidya, (Januari 2015), Ultimum Remedium dalam Bidang
Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum Vol. 22 No. 1
Widayati,Lidya Suryani. (2015), Ultimum Remedium dalam Bidang
Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum Vol. 22 No. 1.
D. Skripsi
kusumawardana, Pramudya. (2022), Pertanggungjawaban Pidana Pelaku
Perusakan Barang Milik Orang Lain, Skripsi, Fakultas Hukum
Universitas Pancasakti Tegal.
E. Putusan
Putusan Nomor:388/PID.B/LH/2020/PN RHL.
F. Website
http://bnpb, riau, go.id, Diakses Pada Hari Kamis, Tanggal 04 mei 2023,
Ll Setda Prov. (2023) Riauperaturan daerah provinsi riau nomor 8 tahun 2014
tentang pengelolaan-lingkungan-hidup-dan-penaatan-hukum-lingkungan-
hidup-provinsi-riau/, https://riau.bpk.go.id 2015 di akses pada Jumat,
G. Wawancara
Wawancara Dengan Bapak Hendrik Nainggolan,S.H, Hakim di Pengadilan
Negeri Rokan Hilir, Hari Rabu 15 Februari 2023 pukul 10.00 WIB
111
HALAMAN LAMPIRAN
Gambar 1: Pengambilan Surat Selesai Riset Bersama Ibu Richa Rionita Meilani
Simbolon S.H Panitera Muda Pengadilan Negeri Rokan Hilir
112
Gambar 2 : Surat Pengambilan Data
113
Gambar 3 : Surat Selesai Riset
114
115