Anda di halaman 1dari 32

Wawasan

Budaya dan
IPTEKS BMI
(Benua Maritim Indonesia)

ILHAMILOJAYA
Kompleks Unhas Tamalanrea R-12
Hp : 0811 445 284
Email : iloampi60@gmail.com Minggu 9
POKOK BAHASAN
Konsepsi pengetahuan dan
Konsepsi pengetahuan dan
ilmu pengetahuan secara
hirarkis dan sistematis ilmu pengetahuan secara
terutama konsepsi ilmu hirarkis dan sistematis
pengetahuan yang ilmiah terutama konsepsi ilmu
dan non ilmiah pengetahuan yang ilmiah dan
1x non ilmiah
Knowledge
Science
Pengetahuan (Knowledge)
Segala sesuatu yang diketahui tentang
objek tertentu
Ilmu Pengetahuan (Science)
Abstraksi fenomena alam dan sosial
kedalam bentuk teori/ formulasi

TEKNOLOGI (Technology)
Perpanjangan tangan pengetahuan dan
ilmu untuk mencapai tujuan
SENI (Arts)
Segala hasil kreasi/karya manusia yang
menimbulkan rasa/emosi, keindahan/
estetika dan kenyamanan/ketenangan
Fungsi Pengetahuan
1. Memperoleh kebenaran
2. Menjamin kelangsungan hidup
3. Memberi makna kehidupan
4. Meningkatkan taraf kehidupan
5. Mengembangkan budaya

Kategori Pengetahuan
Dapat dialami oleh semua orang
Dapat dialami sebagian orang
Tak dapat dialami
Ilmiah (kebenaran bersifat universal)
dapat dialami oleh semua orang
Definisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu merupakan abstraksi fenomena alam kedalam
bentuk teori atau formula yang tertulis dengan jelas
yang diperoleh dari hasil penelitian ilmiah

Dikatakan ilmu apabila tersusun secara sistimatis,


konsisten dan berkesinambungan serta telah teruji
kebenaran dan dapat diandalkan kegunaan bagi
manusia

Ilmu dibangun atas dua unsur dasar utama


terpadu yaitu Rasionalisme dan Empirisme
Suatu pengetahuan tidak dapat disebut ilmu
bila didukung oleh hanya satu unsur saja
Fungsi Ilmu Menjelaskan
 Deduktif (berdasarkan premis-premis)
 Probabilistik (secara induktif menghasilkan kemungkinan pasti)
 Fungsional (fungsi unsur dalam sebuah sistim)
 Genetik (berdasarkan sifat turunan)

Memprediksi/meramalkan :
Berhubungan dengan hukum sebab akibat,
misalnya : Apa yang akan terjadi jika hutan gundul, KKN,
harga-harga naik, dsb.

Mengontrol/mengendalikan
Dapat mengendalikan peristiwa alam,
misalnya : Bagaimana mengendalikan banjir, harga,
kenakalan remaja, dll
Sifat Ilmu
 Mempunyai satu kebenaran universal
 Dapat diuji siapapun dengan hasil sama/hampir sama
 Tersusun secara logis dan sistimatis
 Kebenarannya tidak mutlak (hanya bersifat hampir pasti)
 Tidak berhubungan dengan gelar, profesi, pangkat, dst
 Netral (tidak memihak)
 Selalu didasarkan pada asumsi dasar yang logis
Asumsi dasar adalah :
Obyek tertentu mempunyai keseragaman /
keserupaan
Setiap obyek tidak mengalami perubahan dalam
waktu tertentu
Deterministik artinya semua kejadian di alam pasti
melalui pola/proses tertentu tidak ada peristiwa yang
terjadi karena kebetulan (terdapat keteraturan)
Kebenaran
Kebenaran Non Ilmiah diperoleh dengan cara :
1. Mitos
2. Wahyu
3. Otoritas dan Tradisi
4. Prasangka
5. Intuisi
6. Penemuan Kebetulan
7. Cara Coba-Coba

Kebenaran Ilmiah diperoleh dengan cara :


Metode Ilmiah (Metode Penelitian Ilmiah)
Perumusan Masalah - Penyusunan Hipotesis -
Pengujian Hipotesis - Penarikan Kesimpulan
Komponen Ilmu Pengetahuan
1. Masalah (problems)  komunikasi – sikap –
metode
2. Sikap (attitude)  keingintahuan – objektif –
terbuka – menangguhkan penilaian – bersifat
sementara
3. Metode (method) memahamai – menguji –
solusi – menguji hipotesis – memecahkan masalah
4. Aktifitas (activity) observasi – membuat
hipotesis – menguji observasi dan hipotesis
5. Kesimpulan (conclusion) penilaian akhir dari
sikap, metode dan aktivitas
6. Pengaruh (effects) pengaruh terhadap
teknologi dan industry serta peradaban manusia
Struktur Ilmu Pengetahuan
1. Metode Ilmiah  prosedur pengetahuan -
umum dan ilmiah
2. Teori  penjelasan rasional sesuai objek
3. Hipotesis  pernyataan sementara hubungan
antara variabel
4. Logika  proses penarikan kesimpulan
5. Data Informasi  pengumpulan fakta
6. Pembuktian  pengujian dengan pengamatan
sebenarnya
7. Evaluasi  penilaian hipotesis – ditolak atau
diterima
8. Paradigma  keyakinan atau dasar bertindak
Kriteria Ilmu Pengetahuan
1. Logis atau Masuk Akal - Sesuai kaidah ilmu
pengetahuan yang diakui kebenarannya
2. Objektif - Harus sesuai obyek dikaji dan didukung fakta
empiris
3. Metodik - diperoleh dengan cara-cara tertentu penuh
keteraturan, dirancang, diamati dan terkontrol
4. Sistematik - disusun dalam satu sistem saling
berkaitan, saling menjelaskan dan merupakan satu
kesatuan yang utuh
5. Berlaku Umum atau Universal - berlaku untuk
siapa saja dan dimana saja diperoleh hasil yang sama atau
konsisten
6. Kumulatif Berkembang dan Tentatif - selalu
bertambah baru - terbukti salah harus diganti dengan
pengetahuan yang benar (sifatnya tentatif)
Konstruksi Ilmu Pengetahuan
1. Perumusan Masalah - topik atau obyek diteliti dengan
batasan jelas dapat diidentifikasi faktor-faktor terkait

2. Penyusunan Hipotesis - argumentasi kemungkinan


jawaban sementara tentang masalah, berdasarkan
pengetahuan atau teori dan diuji kebenaran dengan observasi
atau eksperimentasi

3. Pengujian Hipotesis - merupakan pengumpulan fakta


relevan hipotesis dan diuji apakah fakta mendukung hipotesis

4. Penarikan Kesimpulan - berdasarkan hasil analisis


data untuk melihat hipotesis diterima atau tidak. Hipotesis
diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji
secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
Sikap Ilmiah
Jujur
Hasil penelitian atau pengamatan secara obyektif dan jujur
sehingga apabila hasil penelitian diuji kembali peneliti lain
akan memberikan hasil sama

Terbuka
Pandangan luas, cakupan cakrawala ide sangat dalam,
orientasi berfikir terbuka, jauh dari praduga dan selalu
menghargai pendapat orang lain, meskipun untuk
menerimanya harus pengujian dahulu

Toleran
tidak merasa paling hebat, bersedia belajar dari orang lain
atau membandingkan pendapat serta tidak memaksakan
pendapat pada orang lain
Skeptis
Bersikap hati-hati, mengedepankan sikap ragu tetapi tetap
bersikap kritis melakukan tahapan penyelidikan atau
memferifikasi atau bahkan observasi (penelitian) terlebih
dahulu terhadap bukti (informasi) untuk mendasari suatu
kesimpulan, mengambil keputusan atau melakukan pemecahan
menyelesaikan masalah

Optimis
Tidak mengatakan bahwa terdapat sesuatu yang tidak dapat
dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakan
terlebihi dahulu yang dijiwai semangat yang konsisten

Pemberani
Aktifitas hidup selalu mencari kebenaran, berani melawan
ketidak benaran, kepura-puraan yang meghambat kemajuaan,
sekalipun harus merugikan diri sendiri
Kreatif dan Inovatif
Selalu ingin mendapatkan, menciptakan,
memvariasikan sesuatu yang baru guna mendapatkan
nilai tambah, pola hidup selalu dinamis, tidak passif
dalam berkreasi, berkarya, melakukan inovasi-inovasi
baru dan melahirkan konsep-konsep ilmu pengetahuan
terbaru sudah menjadi sikap dan prilaku hidup

Bertanggung Jawab
Memiliki rasa tanggung jawab secara etik maupun
moral karena ilmu yang dihasilkan diarahkan sejalan
dengan fungsi sebagai seorang ilmuan dan atau
sebagai khalifah dimuka bumi
Mitos
 Mitos merupakan gabungan dari pengamatan,
pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan,
imajinasi dan kepercayaan.
 Mitos dapat diterima karena keterbatasan
penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang
harus dipenuhi pada manusia, jadi mitos muncul
karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat
bantu utama ).
 Contoh mitos adalah cerita-cerita legenda
Wahyu
 Wahyu merupakan komunisasi antara Sang Pencipta
dengan makhluknya dan merupakan substansi
pengetahuan yang disampaikan kepada utusanNya
 Manusia dalam menerima pengetahuan ini bersifat
passif, namun dengan keyakinan bahwa semuanya
benar, jadi penerimaannya dalam Islam dikenal istilah
sami’naa waatha’naa
 Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat
dipertanyakan dan di perdebatkan kebenarannya dengan
akal pikiran manusia namun dapat dipelajari maksud
atau makna yang terkandung didalamnya
 Prilaku yang tidak boleh dilakukan adalah
mempertanyakan atau memperdebatkan wujud zat dari
sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik
wahyu
Otoritas dan tradisi
Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering di
gunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk
menyatakan kebenaran
Sebagai contoh sampai abad pertengahan
manusia menganggap bumi adalah pusat dari
alam semesta (geosentris), sehingga pada saat
Copernicus menyatakan bahwa bumi bukan
sebagai pusat alam semesta dan hanya
merupakan planet dari sistem tata surya
(heliosebritis), maka penguasa dan kepercayaan
pada saat itu menolak dengan keras
Prasangka
Berupa dugaan yang kemungkinannya
benar atau mungkin juga salah
Dengan prasangka orang sering
mengambil keputusan atau kesimpulan
yang keliru
Cara ini hanya berguna untuk mencari
kemungkinan lain tentang konsep
kebenaran
Intuisi
 Merupakan salah satu kegiatan berfikir tertentu non
analitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola
berpikir analitik rasional dan empiris, dan biasanya
pendapat diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses
dipikirkan terlebih dahulu
 Cara intuitif tidak mempunyai logika atau pola berpikir
tertentu serta langkah yang sistimatik dan terkendali
 Ungkapan yang dikemukakan sering masuk akal atau
sering rasional karena ”trend” saat itu tetapi belum
tentu cocok dengan kenyataan empiric
 Contoh adalah ramalan bintang (astrologi), astrolog
pada saat meramal nasib seseorang, disamping
menggunakan rumusnya juga sering menggunakan
intuisi
Penemuan kebetulan
 Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan
secara kebetulan dan beberapa diantaranya adalah
sangat berguna
 contoh adalah penemuan obat kina sebagai obat
malaria
 penemuan secara kebetulan yang penting lagi adalah
penemuan Newton tentang hukum gaya-gaya yang
melingkupi alam semesta dan segala benda-benda
angkasa lainnya
 penemuan Archimedes tentang gaya angkut air serta
penemuan Flemming tentang obat penisilin,
semuanya didasarkan pada penemuan kebetulan
Cara Coba-Coba (Trial
and Error)
 Merupakan serangkaian percobaan asal atau coba-coba yang
tidak didasari oleh teori sebelumnya, sehingga tidak diperoleh
kepastian pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui
 Sebagai contoh adalah anak kecil yang berusaha mengetahui
bagaimana cara kerja mainan yang dimilikinya dengan
membongkar mainan tersebut sampai didapatkan kepuasan
tentang rasa ingin tahunya
 Cara ini mengajarkan orang aktif mencoba meskipun belum
pasti usahanya akan berhasil. Percobaan pertama yang gagal
akan diulangi dengan percobaan berikutnya dengan
perbaikan berdasarkan pengalaman sebelumnya
 cara ini mengandung unsur pembelajaran dengan
pengalaman yang bertambah, tentu termasuk waktu lama
dan biaya relatif besar
Teori Kebenaran
1. Teori koherensi (Plato & Aristoteles 427 SM)
Suatu pernyataan benar jika konsisten dengan
pernyataan terdahulu yang dianggap benar
2. Teori Korespondensi (Bertrand Russel 1872)
Suatu pernyataan benar jika berhubungan
dengan obyek yang dituju
3. Teori Pragmatis (Charles Pierce 1839) Suatu
pernyataan benar jika hal tersebut bersifat
fungsional dan mempunyai kegunaan praktis
bagi manusia
Komponen Ilmu Pengetahuan
Struktur Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai