BAB IV-TA-Erlando Bima Satria-310722-Rev2
BAB IV-TA-Erlando Bima Satria-310722-Rev2
Mutu baja BJ 55 BJ 37
Tegangan putus minimum (Fu) 1,5*Fy = 435 Mpa 1,5*Fy = 360 Mpa
Tegangan leleh yang diharapkan (Fye) 1,1*Fy = 319 Mpa 1,1*Fy = 264 Mpa
Tegangan putus yang diharapkan (Fue) 1,5*Fye = 478,5 Mpa 1,5*Fye = 296 Mpa
(a)
(b)
Gambar 4. 4 (a) Gambar portal arah-Y As A dan (b) Gambar portal arah-Y As D
Gambar 4. 5 Model 3D Bangunan Dinding Geser Simetris
Gambar 4. 6 Keyplan Balok, Kolom, Dan Dinding Geser Model Bangunan MDGTX
Lt 1-10
Gambar 4. 7 Gambar Portal Arah-X MDGTX As 4
(a) (b)
Gambar 4. 8 (a) Gambar Portal Arah-X MDGTX As 1 dan (b) Gambar Portal Arah-X
MDGTX As 7
(a) (b)
Gambar 4. 9 (a) Gambar Portal Arah-Y MGDTX As B Dan (b) Gambar Portal Arah-
Y MGDTX As F
(a) (b)
Gambar 4. 10 (a) Gambar Portal Arah-Y MGDTX As A Dan (b) Gambar Portal
Arah-Y MGDTX As F
Gambar 4. 11 Model 3D Bangunan MGDTX
Gambar 4. 12 Keyplan Balok, Kolom, Dan Dinding Geser Model Bangunan MDGTY
Lt 1-10
Gambar 4. 13 Gambar Portal Arah-X MGDTY As 4
(a) (b)
Gambar 4. 14 (a) Gambar Portal Arah-X MGDTY As 1 dan Gambar Portal Arah-X MGDTY As 7
(a) (b)
Gambar 4. 15 (a) Gambar Portal Arah-Y MGDTY As C Dan (b) Gambar Portal Arah-Y MGDTY As F
(a) (b)
Gambar 4. 16 (a) Gambar Portal Arah-Y MGDTY As A,I Dan (b) Gambar Portal
Arah-Y MGDTY As B,H
Gambar 4. 17 Model 3D Bangunan MGDTY
(a) (b)
Gambar 4. 20 (a) Gambar Portal Arah-X MGDTXY As 6 dan (b) Gambar Portal
Arah-X MGDTXY As 7
(a) (b)
Gambar 4. 21 (a) Gambar Portal Arah-X MGDTXY As 2 dan (b) Gambar Portal
Arah-X MGDTXY As 1
(a) (b)
Gambar 4. 22 (a) Gambar Portal Arah-Y MGDTXY As C Dan (b) Gambar Portal
Arah-Y MGDTXY As F
(a) (b)
Gambar 4. 23 (a) Gambar Portal Arah-Y MGDTXY As A Dan (b) Gambar Portal Arah-Y MGDTXY As B
(a) (b)
Gambar 4. 24 (a) Gambar Portal Arah-Y MGDTXY As H Dan (b) Gambar Portal
Arah-Y MGDTXY As I
Gambar 4. 25 Model 3D Bangunan MGDTXY
1. Pada balok L1
hb = 1/10*L1 = 1/10*400 cm = 40 cm → diambil 40 cm
bb = ½*hb = ½*40 cm = 20 cm → diambil 30 cm
Jadi dimensi balok L1 yang dipakai yaitu b/h = 30/40
2. Pada balok L2
hb = 1/10*L2 = 1/10*600 cm = 60 cm → diambil 60 cm
bb = ½*hb = ½*60 cm = 30 cm → diambil 30 cm
Jadi dimensi balok L2 yang dipakai yaitu b/h = 30/60
3. Pada balok B1
hb = 1/10*B1 = 1/10*400 cm = 40 cm → diambil 40 cm
bb = ½*hb = ½*20 cm = 30 cm → diambil 30 cm
Jadi dimensi balok B1 yang dipakai yaitu b/h = 30/40
4. Pada balok B2
hb = 1/10*B2 = 1/10*600 cm = 60 cm → diambil 60 cm
bb = ½*hb = ½*60 cm = 30 cm → diambil 30 cm
Jadi dimensi balok B2 yang dipakai yaitu b/h = 30/60
5m
Pelat Modul Ib y = Ib Is y Ib x = Ib Is x
Lantai Pelat (mm4) (mm4) (mm4) (mm4)
hp
hp min Kontrol
Pelat Modul Lyn fy renc.
hp renc > hp
Lantai (mm) (mm) (mm)
Pelat (Mpa) min
4x4 3700 400 87,70 120 OK !
1-10 4x6 3700 400 94,32 120 OK !
6x6 5700 400 135,11 120 Tidak OK!
Dimana:
untuk: am > 0.2 : hp min = 100 mm
untuk: 0.2 < am < 2.0 : hp min = Lyn*[(0.8+(fy/1500)) / (36+5*b*(am-
0.20))]
dan hp min = 100 mm
untuk : am > 2.0 : hp min = Lyn* [(0.8+(fy/1500)) / (36+9*b*)]
dan hp min = 90 mm
Evaluasi :
Karena Modul (6 x 6) lantai 1-10 hp min > hp rencana, maka perlu dipasang
balok anak dengan estimasi dimensi penampang:
h = (1/12-1/15)L
b = (1/2-2/3)h
Balok anak dipasang di tengah bentang balok yang panjang (Ly/2)
Gambar 4. 28 Modul Area Di Pasang Balok Anak
1. Estimasi dimensi balok anak
Tabel 4. 10 estimasi dimensi balok anak
- Pada kotak di atas pada material name isi : Tul. Lentur BJ50
- Di bagian weight per unit volume isi = 7850 (berat jenis baja)
- Di bagian units, pilih dan Klik N, mm, c
- Di bagian modulus of elasticity E, isi =200000 (Ebaja = 200000
N/mm2)
- Di bagian poisson, U dan shear modulus G : default (tidak perlu
diubah)
- Di bagian other propeties, isi dengan nilai-nilai berikut:
Minimum Yield Stress, Fy= 290 (mutu baja tulangan lentur BJ
55)
Minimum Tensile Stress, Fu = 1,5*Fy = 435
Expected Yield Stress, Fye = 1,1*Fy = 319
Expected Tensile Stress, Fue = 1,5*Fye = 478,5
e. Klik Ok → Klik Ok. Seperti pada gambar 4.39
Gambar 4. 39 Kotak Input Data Material Baja tulangan lentur
3. Menginput data material baja tulangan geser
Untuk menginput data material baja tulangan geser lakukan hal yang sama
seperti menginput data material baja tulangan lentur seperti pada gambar
4.40
IV.4.3 Menginput Balok, Balok Anak, Kolom, Pelat Lantai, dan Dinding Geser
1. Dimensi Balok
Dimensi balok untuk arah B1,B2,L1,L2 pada semua pemodelan struktur,
direncanakan memiliki ukuran yang berbeda yaitu untuk bentang arah B1
30/40 cm, B2 30/60 cm, L1 30/40 cm, dan L2 30/60 cm. Proses penginputan
dimensi balok pada SAP2000 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pilih Define → Section Properties → Frame Section seperti pada gamber
b. Pilih Add New Property pada kotak Frame Properties → maka akan
muncul seperti gambar 4.42.
3. Membuat frame penempatan balok anak lantai 2-10, pilih semua Joint dan
Frame penempatan balok anak lantai 1.
Pilih menu Edit → Replicate → linear
− Pada menu Increments, dz di isi nilai 4 (beda tinggi tiap Lantai)
− Pada Increments Data, Number di isi nilai 8 (jumlah Salinan) seperti
pada gambar 4.57
Gambar 4. 80 Kotak Input Beban Mati Tambahan untuk Beton Area Lift
4. Beban Gempa
Model struktur pada penelita ini di asumsikan berada di Malang, Jawa
timur, dan diasumsikan bangunan memiliki kondisi tanah rata-rata (SD).
Sehingga beban gempa pada semua model struktur memiliki nilai yang
sama jumlahnya. Proses penentuan nilai beban gempa pada program SAP
200 berdasarkan SNI 1726-2019 adalah sebagai berikut.
a. Tinjau peta hazard gempa indonesia 2017 pada peta pulau jawa timur
untuk probabilitas gempa 2% dalam 50 tahun dan menpatkan percepatan
batuan dasar, yaitu:
Gambar 4. 88 Parameter gerak tanah Ss, respon spectrum 0.2 detik
(redaman kritis 5%)
d. Klik Ok, maka muncul seperti gambar 4.94 dan Klik Ok lagi
KOMBINASI DL SDL LL Lr R Ex Ey
Comb 1 1.1 1,4 1,4
2.1 1,2 1,2 1,6 0,5
Comb 2
2.2 1,2 1,2 1,6 0,5
3.1 1,2 1,2 1,0 1,6
Comb 3
3.2 1,2 1,2 1,0 1,6
5.1 1,3344 1,3344 1,0 1,0 0,3
5.2 1,3344 1,3344 1,0 1,0 -0,3
5.3 1,3344 1,3344 1,0 -1,0 0,3
Comb 5 5.4 1,3344 1,3344 1,0 -1,0 -0,3
5.5 1,0656 1,0656 1,0 0,3 1,0
5.6 1,0656 1,0656 1,0 -0,3 1,0
5.7 1,0656 1,0656 1,0 0,3 -1,0
5.8 1,0656 1,0656 1,0 -0,3 -1,0
7.1 1,0344 1,0344 1,0 0,3
7.2 1,0344 1,0344 1,0 -0,3
7.3 1,0344 1,0344 -1,0 0,3
Comb 7 7.4 1,0344 1,0344 -1,0 -0,3
7.5 0,7656 0,7656 0,3 1,0
7.6 0,7656 0,7656 -0,3 1,0
7.7 0,7656 0,7656 0,3 -1,0
7.8 0,7656 0,7656 -0,3 -1,0
IV.4.6Penentuan Massa Struktur dan Diafragma
Didalam menganalisis perilaku dinamis, beban yang diberikan terhadap
struktur berasal dari percepatan gempa yang dikali dengan massa struktur.
Percepatan gempa sudah dimasukkan melalui function dan diberi faktor
pengali lewat analysis case. Pendefinisian massa struktur merupakan salah
satu hal penting dalam proses analisis, jika tidak tepat maka beban gempa
yang dihasilkan terlalu besar atau terlalu kecil. Langkah-langkah dalam
mendefinisikan massa struktur sebagai berikut:
1. Pilih menu Define pilih Mass Source. Seperti pada gambar 4.95.
c. Pada menu Load Type pilih Accel (acceleration ialah percepatan, karena
input response spectrum dalam satuan g atau percepatan gravitasi); dan
pada Load Name pilih UX percepatan arah gravitasi
d. Klik Add
e. Pada Load Type pilih Accel (acceleration = percepatan, karena prosess
input response spektrum dibuat dalam percepatan gravitasi) dan pada
Load Name pilih UY (percepatan pada arah Y)
f. Klik Add Klik OK
Gambar 4. 103 Menu Load Case Data – Modal Target
DynamicParticipation Rations (%) = 100 %
Gambar 4. 105 Hasil Output Gaya Gempa Dasar Dinding Geser Pada
SAP2000
MDGS
MDGTX
MDGTY
MDGTXY
Keterangan :
Mode a = Mode shape yang memiliki periode terpanjang
Mode b = Mode shape yang memiliki periode terkecil
Periode getaran struktur dari keempat model tersebut kemudian
dievaluasi melalui perbandingan nilai periode getaran pada masing-masing
variabel ketidak simetrisan horizontal dinding geser. Evaluasi perbandingan
periode getaran pada setiap permodelan struktur dilakukan dengan
membandingkan nilai periode getaran mode shape terpanjang dan periode
getaran terkecil serta beberapa persentase perbandingan nilai periode getaran
bangunan dengan variable ketidaksimetrisan horizontal dinding geser terhadap
bangunan kontrol yang memiliki dinding simetris horizontal.
.
IV.6.2 Simpangan Antar Lantai (Drift Story)
Nilai Simpangan antar lantai yang dipilih pada setiap model struktur bangunan hanya pada kombinasi yang ada
beban gempa, pada kombinasi 5 dan 7. Dari hasil analisis yang telah diperoleh akan dipilih (seleksi) kombinasi
yang memiliki nilai simpangan yang terbesar untuk tiap permodelan struktur.
1. Simpangan antar lantai pada Model Dinding Geser Simetris Horizontal (MDGS) berdasarkan SNI 1726-2019.
Dapat diperhatikan pada tabel 4.24 dan tabel 4.25
Tabel 4. 24 Simpangan Antar Lantai Model Dinding Geser Simetris Horizotal Terhadap Gaya Gempa Arah
X
Load tot xe hex a Check
Story Combination Direction CD < a
mm mm mm mm mm
10 LC Max X 43,138 5,210 5 26,048 4,000 80 OK
9 LC Max X 37,928 5,295 5 26,473 4,000 80 OK
8 LC Max X 32,634 5,293 5 26,466 4,000 80 OK
7 LC Max X 27,341 5,204 5 26,018 4,000 80 OK
6 LC Max X 22,147 5,001 5 25,006 4,000 80 OK
5 LC Max X 17,136 4,670 5 23,351 4,000 80 OK
4 LC Max X 12,466 4,196 5 20,980 4,000 80 OK
3 LC Max X 8,270 3,516 5 17,805 4,000 80 OK
2 LC Max X 4,709 2,747 5 13,737 4,000 80 OK
1 LC Max X 1,961 1,961 5 9,806 5,000 100 OK
Tabel 4. 25 Simpangan Antar Lantai Model Dinding Geser Simetris Horizontal Terhadap Gaya Gempa
Arah Y
Load tot xe hex a Check
Story Combination Direction CD < a
mm mm mm mm mm
10 LC Max Y 40,866 4,811 5 24,056 4,000 80 OK
9 LC Max Y 36,055 4,910 5 24,548 4,000 80 OK
8 LC Max Y 31,145 4,930 5 24,649 4,000 80 OK
7 LC Max Y 26,216 4,869 5 24,344 4,000 80 OK
6 LC Max Y 21,347 4,704 5 23,522 4,000 80 OK
5 LC Max Y 16,643 4,424 5 22,118 4,000 80 OK
4 LC Max Y 12,219 4,013 5 20,066 4,000 80 OK
3 LC Max Y 8,206 3,456 5 17,281 4,000 80 OK
2 LC Max Y 4,750 2,713 5 13,653 4,000 80 OK
1 LC Max Y 2,019 2,019 5 10,095 5,000 100 OK
2. Simpangan antar lantai pada Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal Arah X (MDGTX) berdasarkan
SNI 1726-2019. Dapat diperhatikan pada tabel 4.26 dan tabel 4.27
Tabel 4. 26 Simpangan Antar Lantai Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal Sumbu X Terhadap
Gaya Gempa Arah X
Load tot xe hex a Check
Story Combination Direction CD < a
mm mm mm mm mm
10 LC Max X 30,582 3,466 5 17,332 4,000 80 OK
Berikut contoh perhitungan simpangan antar lantai (drift story) pada model dinding geser tidak simetris
horizontal arah X untuk gempa arah X :
a = 0,02 * 4000 = 80 mm
Kontrol : ∆ < ∆a
21,613 < 80 ….Ok
Selanjutnya lakukan hal yang sama pada setiap lantai. Untuk perhitungan gempa arah Y lakukan hal yang sama
dengan cara diatas.
Simpangan antar lantai (driftstory) struktur dari keempat model tersebut kemudian dievaluasi melalui
perbandingan nilai simpangan antar lantai pada masing-masing variabel ketidaksimetrisan horizontal dinding
geser. Evaluasi perbandingan simpangan antar lantai pada setiap permodelan struktur dilakukan dengan
membandingkan nilai simpangan antar lantai arah X dan simpangan antar lantai arah Y terbesar serta berapa
persentase perbandingan nilai simpangan antar lantai terbesar bangunan dengan variabel MDGTX,
MDGTY,MDGTXY terhadap bangunan kontrol MDGS.
IV.7 Pembahasan dan Hasil
Dari data analisis yang telah diperoleh dari semua model berdasarkan
parameter analisisnya akan dibandingkan dalam bentuk bar chart. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketidaksimetrisan horizontal dinding geser
terhadap periode getaran, gaya geser dasar, rasio partisipasi massa, dan
simpangan antar lantai (drift story) berdasarkan SNI-1726-2019.
IV.7.1 Perbandingan Nilai Periode Getaran Struktur pada Mode MDGTX,
MDGTY dan MDGTXY Terhadap Mode Bangunan MDGS
Hasil analisis periode getaran struktur yang diperoleh pada setiap model
struktur akan ditampilkan dalam bentuk bar chart dan tabel. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui perbandingan nilai periode getar struktur dan berapa
presentase perbedaan nilai periode getar struktur pada model bangunan
MDGTX, MDGTY, MDGTXY terhadap model bangunan kontrol (MDGS).
Gambar bar chart dan tabel akan ditampilkan mengenai perbandingan nilai
periode getar struktur pada mode shape dengan periode terpanjang dan mode
shape dengan periode terpendek pada tiap permodelan struktur. Detail gambar
bar chart dan tabel untuk setiap permodelan struktur dapat dilihat sebagai
berikut
1. Periode Terpanjang (Ta) pada Mode Shape
IV.7.2 Perbandingan Nilai Gaya Gempa Dasar Struktur Pada Model MDGTX,
MDGTY, dan MDGTXY Terhadap Bangunan MDGS
Hasil analisis gaya gempa dasar struktur yang diperoleh pada tiap-tiap
model akan ditampilkan dalam bentuk bar chart dan tabel. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui perbandingan nilai gaya gempa dasar struktur dan berapa
presentase perbedaan nilai gaya gempa dasar struktur pada model bangunan
dengan MDGTX, model bangunan dengan MDGTY, model bangunan dengan
MDGTXY terhadap model bangunan kontrol (MDGS). Gambar bar chart dan
tabel akan ditampilkan mengenai perbandingan nilai gaya gempa dasar arah X
dan gaya gempa dasar arah Y pada struktur. Detail gambar bar chart dan tabel
untuk setiap permodelan struktur dapat dilihat sebagai berikut.
1. Gaya Gempa Dasar Arah X
Gambar 4. 116 Bar Chart Perbandingan Nilai Gaya Gempa Dasar Arah X
(Fx) Pada Model Bangunan Yang Ditijau Terhadap Bangunan Kontrol
Keterangan:
MDGS = Model Dinding Geser Simetris Horizontal
MDGTX = Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal
Arah X
MDGTY = Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal
Arah Y
MDGTXY = Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal
Arah XY
Presentase perbedaan nilai gaya gempa gempa dasar arah X pada
model yang ditinjau yaitu model dinding geser simetris horizontal dan
model dinding geser tidak simetris horizontal akan ditampilkan seperti
pada tabel 4.34
Tabel 4. 34 Presentase perbandingan Nilai Gaya Gempa Dasar arah X (Fx)
pada Model yang Ditijau terhadap Model Dinding Geser Simetris
Horizontal
Nilai Gaya
No Nama Model Selisih Presentase
Gempa Dasar
1 MDGS 6234,024 (kN) -
2 MDGTX 8568,551 (kN) 37 (%)
3 MDGTY 5062,262 (kN) 19 (%)
4 MDGTXY 7494,932 (kN) 20 (%)
Analisis yang dilakukan mengenai pengaruh ketidaksimetrisan
horizontal dinding geser pada struktur bangunan terhadap gaya gempa
dasar arah X (Fx), dengan model bangunan MDGS sebagai bangunan
kontrol terhadap model MDGTX, MDGTY dan MDGTXY. Berdasarkan
gambar 4.114 dan tabel 4.34 Mengenai nilai gaya gempa dasar arah X (Fx)
didapatkan model bangunan MDGTX yang memiliki gaya gempa dasar
arah X (Fx) terbesar dibandingkan dengan model bangunan yang ditinjau
lainnya sebesar 8568,551 kN, mengalami penaikan nilai gaya gempa dasar
arah X (Fx) terhadap model bangunan MDGS (bangunan kontol) yang
memiliki gaya gempa dasar sebesar 6234,024 kN dengan selisih presentase
sebesar 37 % dan model bangunan MDGTY memiliki nilai gaya gempa
dasar arah X (Fx) terkecil dibandingkan dengan model bangunan lainnya
sebesar 5062,262 kN mengalami penurunan terhadap model bangunan
MDGS (bangunan kontrol) dengan selisih presentase sebesar 19 %.
2. Gaya Gempa Dasar Arah Y
Gambar 4. 117 Bar Chart Perbandingan Nilai Gaya Gempa Dasar Arah Y
(Fy) Pada Model Bangunan Yang Ditijau Terhadap Bangunan Kontrol
Keterangan:
MDGS = Model Dinding Geser Simetris Horizontal
MDGTX = Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal
Arah X
MDGTY = Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal
Arah Y
MDGTXY = Model Dinding Geser Tidak Simetris Horizontal
Arah XY
Presentase perbedaan nilai gaya gempa geser dasar arah Y pada
model yang ditinjau yaitu model dinding geser simetris horizontal dan
model dinding geser tidak simetris horizontal akan ditampilkan seperti
pada tabel 4.35.
Tabel 4. 35 Presentase Perbandingan Nilai Gaya Gempa Dasar Arah Y
(Fy) Pada Model Yang Ditijau Terhadap Model Dinding Geser
Simetris Horizontal
Nilai Gaya
No Nama Model Selisih Presentase
Gempa Dasar
1 MDGS 6522,972 (kN) -
2 MDGTX 5799,392 (kN) 11 (%)
3 MDGTY 5719,94 (kN) 12 (%)
4 MDGTXY 6428,379 (kN) 1 (%)
Analisis yang dilakukan mengenai pengaruh ketidaksimetrisan
horizontal dinding geser pada struktur bangunan terhadap gaya gempa
dasar arah Y (Fy), dengan model bangunan MDGS sebagai bangunan
kontrol terhadap model MDGTX, MDGTY dan MDGTXY. Berdasarkan
gambar 4.115 dan tabel 4.35 Mengenai nilai gaya gempa dasar arah Y (Fy)
didapatkan model bangunan MDGTXY yang memiliki gaya gempa dasar
arah Y (Fy) terbesar dibandingkan dengan model bangunan yang ditinjau
lainnya sebesar 6428,378 kN, mengalami penurunan nilai gaya gempa
dasar arah Y (Fy) terhadap model bangunan MDGS (bangunan kontol)
yang memiliki gaya gempa dasar sebesar 6522,972 kN dengan selisih
presentase sebesar 1% dan model bangunan MDGTY memiliki nilai gaya
gempa dasar arah Y (FY) terkecil dibandingkan dengan model bangunan
lainnya sebesar 5719,94 kN mengalami penurunan terhadap model
bangunan MDGS (bangunan kontrol) dengan selisih presentase sebesar
12%.
model yang ditinjau yaitu model bangunan kontrol dan model bangunan
ketidaksimetrisan horizontal dinding geser akan ditampilkan seperti pada
tabel 4.38
Tabel 4. 38 Persentase Perbandingan Nilai Simpangan Antar Lantai (
Kontrol
Nilai
No Nama Model Simpangan Selisih Presentase
antar lantai
1 MDGS 26,473 (mm) -
2 MDGTX 18,073 (mm) 32 (%)
3 MDGTY 28,364 (mm) 7 (%)
4 MDGTXY 24,466 (mm) 8 (%)
Analisis yang dilakukan mengenai pengaruh ketidaksimetrisan horizontal
dinding geser pada struktur bangunan terhadap simpangan antar lantai arah X (
MDGTX, MDGTY dan MDGTXY. Berdasarkan gambar 4.118 dan tabel 4.38
model yang ditinjau yaitu model bangunan kontrol dan model bangunan
ketidaksimetrisan horizontal dinding geser akan ditampilkan seperti pada
tabel 4.39
MDGTX, MDGTY dan MDGTXY. Berdasarkan gambar 4.119 dan tabel 4.38
sebesar 24,764 mm, mengalami penaikan nilai simpangan antar lantai arah Y (
simpangan antar lantai sebesar 24,649 mm, dengan selisih presentase sebesar
0,1%.
IV.8 Hubungan Antara Periode Getaran, Gaya Gempa Dasar dan Simpangan
Antar Lantai Pada Setiap Model Penempatan Ketidaksimetrisan Horizontal
Dinding Geser
Hubungan antara periode getaran, gaya gempa dasar, dan simpangan antar
lantai pada setiap variasi model penempatan dinding geser dapat dilihat pada
tabel 4.40
Tabel 4. 40 Hubungan Antara Periode Getaran, Gaya Gempa Dasar, Dan
Simpangan Antar Lantai Pada Setiap Model Penempatan ketidaksimetrisan
Horizontal Dinding Geser
Gaya Gaya
Simpangan Simpangan
Gempa Gempa
Periode Antar Antar
Dasar Dasar
Nama Getaran Lantai (X) Lantai (Y)
No (X) (Y)
Model
Detik kN kN mm mm
Berdasarkan teori kinerja struktur, suatu struktur dapat dikatakan aman jika
memenui syarat dimana nilai periode getaran struktur terbesar (+) ,gaya gempa
dasar arah x terkecil (-), dan simpangan antar lantai arah x terkecil (-). Dari tabel
4.40 didapatkan periode getaran arah x terbesar pada MGDTX sebesar 1,59825
detik, gaya gempa dasar arah x terkecil pada MGDTY sebesar 5062,262 kN, nilai
simpangan antar lantai arah x terkecil pada MDGTX sebesar 18,073 mm. Dari
tabel variasi model bagunan, model bangunan arah x yang dapat dipilih adalah
model MGDTX karena lebih dominan dimana periode getaran terbesar, gaya
gempa dasar terbesar, dan simpangan antar lantai terkecil. Meskipun model
bangunan MGDTX tidak menunjukan gaya gempa dasar terkecil, bisa
disebabkan oleh pengaruh penempatan dinding geser yang tidak simetris. Model
bangunan yang harus di hindari adalah MGDTXY karena memiliki nilai periode
getaran terkecil, gaya gempa dasar besar, dan simpangan antar lantai besar,. Ini
berbanding terbalik dengan syarat teori kinerja struktur.
Berdasarkan teori kinerja struktur, suatu struktur dapat dikatakan aman jika
memenui syarat dimana nilai periode getaran struktur terbesar (+) ,gaya gempa
dasar arah y terkecil (-), dan simpangan antar lantai arah y terkecil (-). Dari tabel
4.40 didapatkan periode getaran arah y terbesar pada MGDTX sebesar 1,59825
detik, gaya gempa dasar arah y terkecil pada MGDTY sebesar 5719,94 kN, nilai
simpangan antar lantai arah y terkecil pada MDGTYsebesar 24,066 mm. Dari
tabel variasi model bagunan, model bangunan arah y yang dapat dipilih adalah
model MGDTY karena lebih dominan dimana periode getaran besar, gaya gempa
dasar terkecil, dan simpangan antar lantai besar. Meskipun model bangunan
MGDTY tidak menunjukan periode getaran yang terbesar akan te, ini bisa
disebabkan oleh pengaruh penempatan dinding geser yang tidak simetris. Model
bangunan yang harus di hindari adalah MGDTXY karena memiliki nilai periode
getaran terkecil, gaya gempa dasar besar, dan simpangan antar lantai besar. Ini
berbanding terbalik dengan syarat teori kinerja struktur.