Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Elma S. Nainggolan (222500006)
1. Membran vitelin
selaput yang
menutupi kuning
telur, atau lebih
tepatnya
menyelaputi yolk
dan germinal
disekitarnya.
2. Folikel Bulu
bagian yang akan
berkembang
4. Setelah Embrio Dikeluarkan (Dipecah) menjadi bulu.
3. Mata organ
penglihatan.
4. Paruh struktur
anatomi luar aves
yang berfungsi
untuk makan.
5. Kakibagian
ekstremitas atau
alat gerak.
Pembuluh darah
untuk menyuplai
nutrisi.
6. Alantois selaput
embrio yang
berfungsi untuk
mengedarkan
zatzat makanan ke
embrio, organ
respirasi dan
pembuangan sisa
metabolisme
(Adnan, 2021).
.
PEMBAHASAN:
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama perkembangan, embrio memperoleh makanan dan perlindungan dari
telur berupa kuning telur, albumin, dan kerabang telur. Hal inilah yang menyebabkan telur unggas berukuran relatif besar. Perkembangan
embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar
(Campbell, Reece, Mitchell,2021).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh vitellus, amnion, allantois, dan chorion. Amnion merupakan kantong yang membantu
embrio muda selama perkembangannya, dimana kantung ini dipenuhi suatu cairan yang transparan dan bersifat mukoid, dihasilkan oleh
dinding amnion dan kulit tubuh embrio. Menjelang kelahiran cairan ini ditelan oleh foetus kembali. Pada ayam berfungsi untuk mencegah
embrio kering, meniadakan goncangan, keleluasaan embrio berubah sikap, dan menyerap albumin. Chorion merupakan selaput perpaduan
antara selaput bagian dalam kerabang telur dengan alantois. Pada proses pembentukan plasenta merupakan bagian dari foetus. Bersama-sama
dengan alantois membentuk selaput choriallantois. Chorion kaya akan pembuluh darah yang berfungsi menyempurnakan fungsi metabolism.
Alantois merupakan selaput yang membantu system sirkulasi dan apabila telah berkembang sempuma akan mengelilingi embrio.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu, keberhasilan gastrulasi dan kondisi lingkungan. Semakin
tinggi suhu maka semakin cepat proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Namun, perkembangan embrio ayam juga memiliki suhu
optimal inkubasi. Apabila suhu telalu tinggi maka akan merusak embrio tersebut. Keberhasilan perkembangan embrio selanjutnya karena
gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu
perkembangan embrio ayam (Patten 2020).
NILAI :
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, J. A. & Sullivan, N. (2020). Breeding Chickens to Meet Egg Quality Need.
Campbell, N. A, Reece, J. B., Mitchell, L. G.(2018). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Patten,