Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

Tugas individu
Nama : Nada Shofia Ramadhani
NIM : 2200164
Pendidikan Kimia 2022 B
1. Motivasi yang dapat kita ambil dari Video Derek Redmond's Epic Inspirational True
Story, 1992 Summer Olympics
• Meskipun ada rasa sakit. Dia bangkit. Terpincang-pincang. Dia terus melangkah.
• Tubuh sang anak terluka namun semangatnya tak pernah padam.
• ia mungkin tidak finis pertama, tetapi ia melewati garis finis dengan tepuk tangan
meriah dan tepuk tangan yang lebih keras daripada pelari yang menang.
• hidup terkadang terasa seperti perlombaan. kita terburu-buru menyelesaikan tugas.
kita mengejar tenggat waktu. beberapa bahkan merasa harus berkompetisi.
Mungkin ada kalanya kita merasa benar-benar hancur, ketika kelelahan kita
tampaknya melumpuhkan setiap bagian dari kehidupan kita, dan frustrasi menguras
semua energi kita. tuhan tahu dan dia bergegas menghampirimu tetapi kita harus
membiarkannya merangkul kita.
• Letakkan semua itu di hadapan Tuhan, dan tinggalkan di sana. Mintalah kepada
Tuhan kekuatan untuk menyelesaikan apa yang telah Dia berikan kepada Anda.
• Para atlet bekerja keras untuk memenangkan mahkota yang tidak dapat bertahan
lama, tetapi kami melakukannya untuk mahkota yang akan bertahan selamanya
2. Cara kerja otak saat berpikir dalam belajar
Proses belajar itu dipengaruhi oleh sirkuit di sistem limbik pada bagian otak kita
Yang merespon ancaman atau hadiah. Sistem limbik ini bertanggung jawab untuk
emosi, perilaku, motivasi, dan ingatan jangka Panjang. Oleh karena itu, jika seseorang
mengalami trauma akan lebih ingat kejadian itu ini juga disebut dengan flashbulb
memory yaitu memori yang begitu kuat, detail dan terasa seperti film yang disetel
dalam ingatan otak kita. Karena semua orang pasti tidak mau mengalami kejadian buruk
maka dibutuhkan hadiah/ancaman sebagai salah satu cara agar lebih mudah belajar.
Adanya ancaman/hadiah akan terjadi pembangkitan rasional pada kondisi bergairah,
semangat, termotivasi yang membuat kita semakin siaga & focus yang juga seringkali
disebut dengan istilah “Stress”.
Untuk belajar yang optimal maka kita harus pandai mengelola emosi kita
dengan optimal juga. Semakin meningkat stress maka perhatian & minat kita meningkat
juga tetapi pada suatu titik dengan bertambahnya stress akan membuat kita cemas dan
panik Maka dari itu kunci belajar yaitu mencari tingkat stress yang optimal untuk diri
sendiri. Lalu apa yang mendorong hal tersebut ? yang mendorong hal itu adalah “ DNA
of peak performance yaitu ada 3 jenis neurotransmitter yang paling penting untuk
mencapai “puncak performa” :
• Dopamin : berpengaruh untuk mengupdate memori dan kefokusan . Dopamin ini yang
membuat kita penasaran atau mencoba hal baru.
• Noradrenalin : Ketelitian tinggi. Ini dapat optimal jika merasa tertantang.
• Asetilkolin : Biasanya keluar otomatis pada saat bayi yang menyebabkan bayi cepat
belajar tetapi begitu dewasa ini tidak otomatis keluar lagi. Ini bisa dihasilkan dengan
focus, olahraga atau menemukan suatu hal baru.
Maka dari itu, kita harus menemukan serunya dalam belajar.
3. Keahlian diri / hobi
• Menggambar/melukis - Menyanyi - Olahraga

4. Kriteria teman yang ingin dijadikan untuk teamwork


Kriteria yang paling saya utamakan yaitu kenyamanan. Disaat kita nyaman/
sefrekuensi akan lebih enak untuk saling bertukar pikiran, dan lebih mudah untuk saya
menyampaikan pendapat dikarenakan saya sendiri orang yang gak enakan. Saya
biasanya kurang suka dengan orang yang tidak ingin mendengarkan pendapat orang
lain/ merasa ia paling pandai.
STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA
Dosen Pengampu:
Dr. Hernani, M.Si.
Kelompok 9
Nama Anggota :
● Azmil Mufarohah (2200968)
● Nada Shofia Ramadhani (2200164)
● Sopa Zulfa Aminah (2206319)

Membangun Tingkat Motivasi Siswa pada Materi


Menggunakan Konsep Asam dan Basa dalam Kehidupan Sehari-Hari

➢ Tingkat Motivasi
Sikap yang perlu dilakukan seorang pendidik dalam meningkatkan semangat siswa saat
proses pembelajaran berlangsung
● Level 0 (Amotivasi) :
Peserta didik tidak memiliki motivasi, tidak ada regulasi diri, tidak peduli, tidak
menghargai, ketidakmampuan, dan tidak terkendali.
Sikap seorang pendidik sebagai berikut :
1. Mengapresiasi kehadiran peserta didik saat proses pembelajaran.
2. Mencari tahu latar belakang siswa yang menyebabkan siswa kurang
adanya kesadaran diri.
3. Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan
Contoh : Menggunakan alat peraga ROCHEM (Roulette Chemistry)
pada proses pembelajaran.
● Level 1 (Regulasi Eksternal) :
Peserta didik hanya memiliki motivasi dari luar saja karena adanya tuntutan dari
luar, hadiah, dan ancaman atau hukuman.
Sikap seorang pendidik sebagai berikut :
1. Mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok.
2. Pendidik memperkenalkan konsep asam basa dengan sebuah lagu kimia
asam basa, kemudian meminta beberapa kelompok untuk menyanyikan
kembali di depan kelas. Untuk kelompok yang berani tampil akan
diberikan apresiasi berupa hadiah.
3. Pendidik memberikan kertas hvs berwarna dan mengarahkan peserta
didik dalam setiap kelompok untuk membuat mind mapping Kemudian
pendidik memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang belum
tampil untuk menjelaskan mind mapping yang telah dibuat dan
diberikan apresiasi berupa hadiah.

● Level 2 (Regulasi Introjeksi) :


Peserta didik memiliki motivasi dari luar dan mulai ada kesadaran. Hal tersebut
muncul dalam diri siswa untuk mengontrol diri karena melibatkan ego dengan
harga diri serta adanya ancaman atau hukuman.
Sikap seorang pendidik sebagai berikut :
1. Pendidik memastikan materi yang akan diajarkan relevan (berhubungan
dengan pembelajaran yang diberikan).
2. Mengajukan pertanyaan terkait konsep asam basa untuk didiskusikan
sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik
sehingga mendorong siswa untuk berfikir kritis serta berbagi ide dari
pengetahuan yang mereka dapatkan.
3. Mengaitkan konsep asam basa dalam kehidupan sehari-hari dengan cara
menayangkan vidio tentang kegunaan asam dan basa.
4. Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengekspresikan
pemahaman mereka melalui tugas yang kreatif seperti pembuatan
proyek untuk dipresentasikan.
● Level 3 (Regulasi Identifikasi) :
Peserta didik memiliki kesadaran diri yang meningkat, adanya kesadaran
tersebut muncul dari diri sendiri karena merasa penting dan harga diri.
Sikap seorang pendidik sebagai berikut :
1. Pendidik menciptakan pembelajaran yang efektif dengan mengecek
pemahaman peserta didik tentang konsep asam basa untuk
menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Memberikan sumber tambahan berupa buku teks, jurnal, dan artikel
ilmiah yang berhubungan dengan materi asam basa agar peserta didik
dapat mengeksplorasi topik lebih dalam.
3. Memberikan sebuah permasalahan, lalu peserta didik mengidentifikasi
masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut.
Contoh : Melakukan demonstrasi titrasi
4. Memberikan tugas kelompok untuk merancang eksperimen dalam
menciptakan proyek ilmiah .
Contoh : Mengidentifikasi larutan asam basa dengan menggunakan
kertas lakmus dan indikator
5. Pendidik mengevaluasi proses pembelajaran.

● Level 4 (Regulasi Integrasi) :


Peserta didik memiliki kesadaran diri penuh yaitu perpaduan penyesuaian
dengan kewaspadaan diri dimana ia merasa belajar penting untuk karir/masa
depannya.
Sikap seorang pendidik sebagai berikut :
1. Meminta peserta didik untuk mempelajari dasar-dasar konsep asam basa
sebelum pertemuan kelas. Di kelas, fokus pada diskusi, eksperimen, atau
aplikasi konsep.
2. Mengaitkan konsep asam basa dengan karir/masa depan yaitu pendidik
memberikan pemahaman bagaimana asam basa berkontribusi dalam
karir masa depan mereka yaitu yang relevan dengan industri kimia,
kedokteran, dan lingkungan. Contohnya yaitu dalam kedokteran
biasanya pemahaman tentang keseimbangan asam-basa dalam darah
adalah kunci dalam menilai fungsi organ vital, pemahaman tentang
hujan asam dan penanganannya untuk menjaga lingkungan yang sehat.
3. Mendiskusikan studi kasus atau penelitian kimia yang berhubungan
dengan konsep asam basa untuk membantu peserta didik melihat
bagaimana konsep tersebut digunakan dalam penelitian nyata.
Contoh : Penentuan pH dalam sungai, danau, atau air tanah , dan
penggunaan konsep asam basa dalam analisis lingkungan seperti
penelitian tentang hujan asam.
4. Pendidik memberikan tugas secara individu ataupun kelompok sehingga
peserta didik lebih memahami materi untuk diterapkan pada kehidupan
sehari hari.
● Level 5 (Regulasi Internal) :
Peserta didik memiliki hanya motivasi internal karena merasa pembelajaran
menarik sehingga sangat dinikmati serta ada faktor kepuasan.
Sikap seorang pendidik sebagai berikut :
1. Pendidik meminta peserta didik membuat sebuah proyek kreatif yang
terkait dengan asam basa dapat berupa presentasi visual, video edukatif,
ataupun sebuah karya seni seperti infografis yang mencerminkan konsep
asam basa.
2. Pendidik memberikan suatu tantangan dan permasalahan kepada peserta
didik yang melibatkan konsep asam basa di kehidupan sehari-hari yang
didiskusikan dalam kelompok supaya mereka dapat
mengimplementasikan pemahaman mereka terhadap teori asam basa.
Fasilitasi diskusi yang mengarah pada eksplorasi lebih lanjut dan
pemahaman konsep.
3. Pendidik memberikan informasi terkait teknologi atau aplikasi yang
dapat membantu dalam belajar konsep asam basa.
Contoh : Aplikasi ABEW dan PhET
4. Melakukan evaluasi formatif yang membantu peserta didik untuk
memperbaiki pemahaman mereka tanpa merasa ditekan.

Anda mungkin juga menyukai