Anda di halaman 1dari 3

JUDUL

By. Amel Biliantari

Pada tahun ini, tahun 2023, Renjun diterima disalah satu Universitas yang memang
sangat dia inginkan di Yogyakarta. Karena itu, hari ini dia akan berangkat ke Yogyakarta
untuk kuliah disana. Untuk menghemat pengeluaran, dia berencana untuk tinggal di rumah
Eyangnya yang memang sudah tidak dihuni selama 8 tahun karena Sang Eyang tinggal di
rumah Renjun agar ada yang mengurusnya. Renjun mengajak sahabat satu-satunya yang
bernama Jaemin untuk tinggal bersamanya yang juga keterima di Universitas yang sama.
Setelah berpamitan dengan orangtuanya, Renjun dan Jaemin berangkat ke Padang untuk ke
bandara agar bisa ke Yogyakarta menggunakan pesawat.

Selama di perjalanan menuju rumah eyang, Renjun merasakan perasaan yang tidak
enak tetapi tidak menghiraukan perasaan tersebut. Mereka sampai di rumah Eyang pada
pukul 2 sore. Rumah eyang memang agak jauh dari rumah tetangga , jadi mereka langsung
masuk ke pekarangan rumah. Rumah itu berwarna putih dan bergaya Belanda. Renjun terus
memandang rumah tersebut dan perasaan tidak enak itu kembali muncul. Rumah itu tampak
menyeramkan dengan hawanya yang dingin. Tetapi dia tetap tidak menghiraukan perasaan
tersebut, lalu dia mengajak Sahabatnya untuk masuk kedalam rumah. Meskipun rumah itu
dibersihkan sebulan sekali tetapi pada saat mereka sampai di sana rumah itu sudah berdebu
lagi. Setelah istirahat selama beberapa menit, mereka memutuskan untuk membersihkannya.
Pada saat Renjun sedang membersihkan salah satu kamar, dia menemukan sebuah kotak yang
terbuat dari kayu. Kotak tersebut terlihat sangat antik, lalu dia membawa kotak tersebut ke
ruang tamu dan saat ingin membukanya, Renjun merasakan ada yang berbisik di telinganya
dengan suara yang sangat kecil, dia berkata "Jangan dibuka". Tetapi Renjun tidak
mengindahkan suara tersebut karena dia mengira itu hanya halusinasinya saja dan tetap
membuka kotak tersebut, ternyata kotak tersebut berisi sebuah papan permainan. Saat ingin
memperhatikan lebih detail permainan tersebut, tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang
bahunya.

"ASTAGA! Jaem kamu ngagetin aja!!" Kaget Renjun sambil menutup kotak tersebut dan
meletakkannya di bawah meja

"Kamu aja yang terlalu fokus, dari tadi di panggil ngga nyaut-nyaut. Kamu ngapain dari tadi
serius banget?!. Mending kamu pergi mandi, habis itu kita makan malam.” Ujar Jaemin

Setelah mereka menyelesaikan makan malam, Renjun duduk sendiri di ruang tamu
untuk bersantai sambl bermain Hp karena dia merasa gerah di kamarnya. Saat sedang duduk
sendiri, Renjun merasakan ada yang sedang melihatnya dari arah lorong menuju dapur
padahal Jaemin sedang berada di kamarnya. Saat Renjun menolehkan kepalanya ke lorong
tersebut, dia melihat ada seseorang yang mukanya berlumuran darah sedang melihat ke
arahnya. Renjun berteriak sangat keras, Jaemin yang mendengar teriakan Renjun berlari ke
ruang tamu untuk menemui Renjun. Dengan wajah yang terlihat ketakutan, Renjun
menceritakan kepada Jaemin bahwa dia melihat seseorang di lorong, Renjun juga
menceritakan bahwa dia menemukan sebuah kotak yang berisi sebuah Permainan. Jaemin
mendengarkan cerita Renjun dengan serius sambil menenangkan Renjun yang masih
ketakutan, namun dia tidak terlalu percaya dengan apa yang Renjun ceritakan.

"Mungkin kamu terlalu lelah, Renjun. Perjalanan panjang tadi mungkin membuatmu
berkhayal," ujar Jaemin dengan nada meremehkan.

Renjun mencoba untuk meyakinkan sahabatnya, "Tidak, Jaem, aku serius. Aku benar-benar
melihat seseorang berlumuran darah di lorong tadi." Matanya terlihat gelisah.

Jaemin mengajak Renjun untuk memeriksa lorong tersebut. Pada awalnya Renjun
tidak mau karena masih takut dengan apa yang dilihatnya tadi. Tetapi berkat bujukan Jaemin,
pada akhirnya Renjun setuju untuk memeriksa lorong bersama sahabatnya itu, meskipun
masih merasa ketakutan, Renjun tetap memberanikan diri untuk pergi ke lorong tersebut.
Jaemin memimpin jalan untuk pergi ke lorong. Tetapi sesampainya di lorong, mereka tidak
menemukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ada seseorang atau sesuatu di
sana. Renjun merasakan dadanya masih berdegup kencang, tetapi melihat keberanian Jaemin
membuatnya merasa lebih tenang.

"Lihat, tidak ada siapapun di sini, Renjun. Mungkin kamu benar-benar terlalu lelah setelah
perjalanan jauh dan kegiatan bersih-bersih tadi. Sebaiknya kita kembali ke ruang tamu lagi,"
kata Jaemin sambil masih mencoba menenangkan sahabatnya.

Renjun masih tidak yakin, tetapi dia akhirnya mengikuti saran Jaemin dan mencoba
untuk lebih tenang. Mereka kembali ke ruang tamu dan berbicara tentang rencana kuliah
mereka di Yogyakarta, mencoba mengalihkan pikiran dari kejadian aneh tadi. Setelah
berbicara selama satu jam, mereka memutuskan untuk tidur karena merasa mengantuk dan
lelah. Saat malam semakin larut, Renjun merasa semakin gelisah. Dia sulit tidur dan terus
memikirkan kotak permainan yang ditemukan di rumah eyangnya. Sementara Jaemin tertidur
dengan nyenyak, Renjun merasa semakin penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya
terjadi. Tanpa membangunkan Jaemin, Renjun memberanikan diri pergi ke luar kamarnya
untuk pergi ke ruang tamu. Renjun mengeluarkan kotak yang dia simpan di bawah meja di
ruang tamu dan duduk di depan kotak itu. Renjun membuka kembali membuka kotak itu
untuk melihat papan permainan yang ada di dalamnya lebih detail, ternyata itu merupakan
papan permainan yang sangat tua dengan pion-pion dan simbol-simbol aneh terukir di
atasnya yang Renjun tidak ketahui artinya. Setelah membaca cara memainkan permainan
tersebut, Renjun akhirnya mencoba memainkan permainan tersebut sebab sudah terlalu
penasaran dengan papan permainan tersebut.

Ketika Renjun mulai memainkan permainan tersebut, dia merasa ada kehadiran yang
tidak terlihat di sekitarnya. Suara-suara bisikan lembut dan hawa dingin muncul lagi. Renjun
merasa semakin tidak nyaman, tetapi rasa ingin tahunya terlalu besar untuk diabaikan. Tiba-
tiba, permainan itu mulai bergerak sendiri, pion-pionnya bergerak tanpa sentuhan. Renjun
terkejut sekaligus merasa panik dan mencoba untuk menghentikan permainan, tetapi papan
permainan itu tidak bisa dihentikan. Semakin lama, permainan tersebut semakin berubah
menjadi sesuatu yang mengerikan. Mata Renjun berbinar ketakutan ketika dia menyadari
bahwa permainan itu memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang dia bayangkan.
Dia mencoba berteriak meminta bantuan, tetapi suaranya tidak keluar. Jaemin yang
seharusnya tertidur dalam kenyamanan, tiba-tiba muncul di samping Renjun dengan mata
yang kosong dan mulut yang membisu. Renjun dan Jaemin terjebak dalam permainan yang
mengerikan itu, dan rumah eyang yang semula tampak biasa-biasa saja, kini menjadi ruang
tamu tersebut tersebut terasa sangat misterius dan menyeramkan dengan lampu remang-
remang. Ruang tamu juga penuh dengan kehadiran-kehadiran makhluk tak kasat mata yang
menyeramkan.

Namun, saat Renjun dan Jaemin semakin terperangkap dalam permainan yang
semakin mengerikan itu, makhluk-makhluk tak kasat mata yang awalnya ada di ruang tamu
tiba-tiba semuanya menghilang. Tetapi sesaat kemudian, terdengar suara tawa jahil yang
memenuhi seluruh ruang tamu. Keduanya melihat ke sekeliling, mencari sumber suara itu,
tetapi tak ada yang terlihat. Suara tawa itu semakin dekat, membuat mereka semakin gelisah.
Saat suara tawa misterius itu semakin mendekat, papan permainan di depan mereka mulai
bergetar dan mengeluarkan cahaya yang membutakan mata. Renjun mencoba untuk menutup
mata, tetapi cahaya itu begitu kuat sehingga dia tidak bisa melihat apa-apa. Ketika cahaya itu
meredup, Renjun mendapati dirinya berada di ruangan yang serba putih, yang merupakan
ruangan rumah sakit. Renjun mendengar semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut
menangis dan mamanya mengatakan bahwa renjun baru saja sadar setelah 1 minggu koma
akibat kecelakaan. Ternyata kejadian mengerikan yang dia dan sahabatnya alami di rumah
Sang Eyang hanyalah bunga tidur selama dia koma. Renjun baru sadar bahwa sahabatnya,
Jaemin, tidak ada di ruangan tersebut. Lalu mamanya mengatakan kepadanya bahwa Jaemin
telah meninggal akibat operasi yang dijalaninya gagal. Renjun yang mendengar berita bahwa
sahabat satu-satunya yang dia meninggal, langsung menangis dan mamanya langsung
memeluknya untuk menenangkannya. Renjun tidak menceritakan mimpi yang terasa sangat
nyata yang dia alami kepada mamanya.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, Renjun akhirnya bisa pulang ke rumahnya.
Renjun berziarah ke kuburan sahabatnya, Jaemin. Meskipun Renjun tau Jaemin tidak akan
menanggapi ceritanya, Renjun tetap mencertakan kejadian dirinya dan jaemin alami di rumah
Eyang. Setelah puas bercerita, akhirnya Renjun pulang ke rumahnya dengan perasaan sedih.
Beberapa hari setelahnya, meskipun kadang-kadang merasa sedih mengingat fakta bahwa
sahabatnya telah meninggal dan masih teringat kejadian mengerikan yang dia alami yang
membuatnya merasa sangat ketakutan. Renjun mulai menjalani hari-harinya seperti biasa dan
mulai pergi ke sekolahnya, SMA yang berada di daerahnya.

Anda mungkin juga menyukai