Anda di halaman 1dari 9

LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah hal yang utama didalam kehidupan era sekarang ini. Pendidikan dapat
diperoleh dimana saja dan oleh siapa saja. Ilmu pengetahuan,keterampilan, dan pendidikan
merupakan unsur dasar yang menentukan kecekatan seseorang berpikir tentang dirinya dan
lingkungannya. Begitu pentingnya ilmu pengetahuan, pendidikandan keterampilan sebab
hal itu merupakan modal utama untuk bersaing didunia luar.

Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan dalam rangka membebaskan manusia dari


berbagai persoalan hidup dan kehidupan yang melingkupinya. Dalam konteks pendidikan
keaksaraan, berarti bagaimana memberaksarakan penduduk dari ketunaaksaraan agar dapat
membaca dunia kehidupanya.

Walaupun buta aksara, ternyata mereka tetap dapat melakukan kegiatan lain yang tidak
perlu membaca dan menulis baik melalui lagu ,drama, musik, adat istiadat, sejarah dan
sebagainya. Seperti pada masyarakat pedalaman , mereka menguasai cara bercocok tanam,
beternak membangun rumah dan sebagainya. Mereka menguasai pendidikan dasar yang
dibutuhkan untuk bertahan hidup, bahkan dalam kondisi sesulit apapun. Sehingga mereka
tidak merasa butuh untuk belajar keaksaraan, untuk itu diperlukan motivasi agar merka
mau belajar keaksaraan dan terbebas dari ketunaaksaraan yang dialami.

Dengan adanya motivasi WB akan mau belajar keaksaraan cara memotivasinya dengan
banyak cara salah satunya dengan mengaitkan kegiatan keaksaraan dengan kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan mereka sehari-hari sehingga nantinya mereka dapat hidup
lebih sejahtera.
Rumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi aktual sosial ekonomi, khususnya pendidikan keaksaraan


penduduk Desa Pendem, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan.
2. Bagaimana rancangan model pembelajaran keaksaraan dengan penguatan
pendidikan kecakapan hidup bagi pemberdayaan penduduk Desa Pendem,
Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan.
3. Bagaimana pengelolaan model pembelajaran keaksaraan dengan penguatan
pendidikan kecakapan hidup bagi pemberdayaan penduduk Desa Pendem,
Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan kondisi aktual sosial ekonomi, khususnya pendidikan keaksaraan


penduduk Desa Pendem, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan.
2. Mengembangkan rancangan model pembelajaran keaksaraan dengan penguatan
pendidikan kecakapan hidup bagi pemberdayaan perempuan penduduk Desa
Pendem, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan.
3. Mendeskripsikan pengelolaan model pembelajaran keaksaraan dengan penguatan
pendidikan kecakapan hidup bagi pemberdayaan perempuan penduduk Desa
Pendem, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan.

PEMBAHASAN

kemampuan keaksaraan atau melek aksara adalah kemampuan seseorang untuk membaca
dan menulis kalimat sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dan
seseorang dikatakan mempunyai kemempuan keaksaraan fungsional jika seseorang
tersebut dapat terlibat dalam aktivitas dimana kemampuan keaksaraan merupakan prasarat
sebagai dasar bagi dirinya untuk meningkatkan kemaampuan membaca, menulis dan
berhitung.

Untuk mewujudkan hal ini, perlu diterapkan prinsip pendidikan berbasis luas yang tidak
hanya berorientasi pada bidang akademik atau vokasional semata, tetapi juga memberikan
bekal learning how to learn sekaligus learning how to unlearn, tidak hanya belajar teori,
tetapi juga mempraktekkannya untuk memecahkan problema kehidupan sehari-hari .

Pada pelaksanaanya program keaksaraan fungsional dengan penguatan keterampilan


merupakan pendekatan pemberantasan buta aksara yang menitik beratkan pada proses dari,
oleh dan untuk peserta didik dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan membaca dan menulis dan berhitung yang dipadukan dengan praktek
ketrampilan yang segera dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

Oleh karena itu pendidikan keaksaraan diharapkan menjadi lebih efektif digunakan untuk
memberantas ketunaaksaraan masyarakat dengan mengintegrasikanya dengan ketrampilan
fungsional sesuai kebutuhan peserta didik. Dengan modal pedidikan ketrampilan
fungsional yang diperoleh diharaphan dapat memotivasi WB untuk mengikuti program
keaksaran hingga tuntas dan tidak kembali menjadi buta aksara kembali.

Landasan Teori

Keaksaraan fungsional (functional literacy) secara sederhana diartikan sebagai kemampuan


untuk membaca dan menulis. Namun menurut Napitulu (1998;4)”Keaksaraan didefinisikan
secara luas sebagai pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan oleh semua di
dalam dunia yang berubah cepat, merupakan hak asasi manusia”. Lebih lanjut dikatakan
bahwa:”Di dalam setiap masyarakat, keaksaraan merupakan keterampilan yang diperlukan
pada dirinya dan salah satu fondasi bagi keterampilan-keterampilan hidup yang lain”. Di
samping itu, keaksaraan merupakan katalisator untuk berperan serta dalam kegiatan-
kegiatan sosial, kebudayaan, politik, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, serta
merupakan sarana untuk belajar sepanjang hayat

STRATEGI PENGAJARAN
Strategi dan metode merupakan suatu cara / tindakan yang dirancang tutor, sehingga
menimbulkan kegiatan belajar bagi para warga belajar dan juga warga belajar dapat
mencerna bahan pembelajaran yang disampaikan tutor dengan mudah dan baik.

Adapun kriteria yang perlu diperhatikan dalam menetapkan strategi dan metode
pembelajaran yaitu :

1. Pemilihan dan penetapan strategi dan metode harus berorientasi pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai,

2. Memperhatikan materi yang akan disampaikan kepada warga belajar dengan berbagai
karakteristiknya sebagai orang dewasa,

3. Media belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,

4. Tingkat kemampuan dan kemudahan warga belajar dalam menyerap dan memahami
materi pembelajaran,

5. Memperhatikan efektivitas, efisiensi, daya tarik media, dan iklim / suasana


pembelajaran

.
Dalam memberantas buta aksara, peran penggunaan bahasa daerah juga sangat
penting dalam proses pembelajaran, karena bahasa daerah adalah bahasa ibu, bahasa yang
pertama dipelajari di lingkungan keluarga, bahasa daerah memainkan peran penting dalam
proses pendidikan anak bangsa. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar
pembelajaran aksara untuk penyandang buta aksara. Selain itu, tutor juga harus
memperhatikan konteks lokal yakni pembelajaran berdasarkan minat, kebutuhan,
pengalaman dan permasalahan lokal, karena warga belajar umumnya tinggal di pedesaan
yang telah usia lanjut tidak mengerti jika penyampaian materi oleh tuturnya menggunakan
bahasa Indonesia.

Model pendekatan dengan bahasa ibu atau bahasa daerah dalam pembelajaran
diakui sangat efektif dalam mempercepat pemahaman dan kemampuan warga belajar
dalam menulis kalimat sederhana, membaca dan menghitung.

Aplikasi dalam Pembelajaran


1) Strategi dan Metode Pembelajaran Menulis

Langkah – langkah kegiatan menulis untuk warga belajar pemula meliputi empat tahap
berikut :

a) Menulis di udara

Mengingat warga belajar pemula jarang memiliki kesempatan memegang alat – alat tulis,
maka mereka perlu dibelajarkan bagaimana menggunakan alat – alat tulis tersebut. Tutor
meminta WB untuk menulis di udara, untuk melemaskan dan lebih memperkenalkan
fungsi – fungsi alat – alat tulis sebagai mediamenuangkan ide/gagasan.

b) Menulis tentang apa saja

Setelah warga belajar familier mengenal alat – alat tulis dan fungsinya, tutor meminta
warga belajar menulis tentang apa saja yang menjadi kesukaannya. Hal ini bertujuan untuk
merangsang WB, bahwa apa yang dipikirkan hanya dapat dikomunikasikan melalui
lambang – lambang tertentu.

c) Menulis konkrit

WB diminta menulis kata – kata nyata, dengan cara menyalin, meniru tulisan orang lain
seperti nama diri, anggota keluarga, dsb. Pengalaman menunjukkan, warga belajar akan
lebih cepat belajar menulis apabila mereka diminta menulis kata – kata sederhana dan
bermakna.

d) Menulis kata/kalimat/pesan pendek

Inti menulis adalah mengkomunikasikan ide/gagasan kepada orang lain. Oleh karena itu
mereka diminta dan dilatih untuk menulis kata- kata/kalimat/pesan pendek yang bisa
dimengerti orang lain.

2) Strategi dan Metode Pembelajaran Membaca

Prinsip-prinsip dan langkah-langkah dalam membelajarkan warga belajar membaca yaitu:

a) Cari materi-materi/informasi praktis atau sederhana yang sesuai dengan minat,


kebutuhan, dan masalah yang dihadapi WB
b) Tutor menyalin informasi diatas kedalam papan tulis

c) Meminta WB untuk menyalin informasi tersebut ke buku catatan masing-masing

d) Tutor membaca bahan bacaan tersebut dan WB menirukan secara bersama-sama


dengan melihat ke papan tulis

e) Meminta WB yang sudah sedikit mampu membaca untuk kedepan dan membaca
bahan bacaan tersebut, sementara yang lainnya mengikuti.

f) Latih mereka berulang – ulang

g) Meminta WB membaca secara bersamaan dengan melihathasil tulisannya masing –


masing

h) Latih mereka membaca hasil tulisan masing – masing secara bergantian

i) Jangan terlalu khawatir jika WB tidak dapat membaca dengan sempurna

j) Bantulah WB agar percaya diri dan merasa senang bahwa mereka dapat membaca dan
beri semangat pada WB untuk membantu yang lainnya.

3) Strategi dan Metode Pembelajaran Berhitung

Berdasarkan pengalaman, untuk pembelajaran berhitung biasanya warga belajar sudah


memiliki kemampuan dalam berhitung nilai nominal uang, jumlah ternak yang dimiliki,
anak dan sebagainya.

Untuk bisa membelajarkan warga belajar berhitung, tutor perlu mengamati aktivitas
berhitung masyarakat, selain itu tutor perlu mengamati cara belajar ketrampilan berhitung
yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari – hari.

Prinsip – prinsip yang harus diingat oleh tutor ketika membelajarkan warga belajar
berhitung adalah :

a) WB biasanya sudah mempunyai ketrampilan berhitung yang dapat digunakan dalam


kehidupan sehari – hari seperti : jumlah anak, jumlah ternak, dsb.

b) Ajarkan ketrampilan berhitung yang dibutuhkan WB


c) Gunakan dan manfaatkan alat – alat yang berasal dari kehidupan WB dalam kehidupan
sehari – hari

d) Ajarkan ketrampilan berhitung bersama-sama dengan kegiatan fungsional

e) Gunakan selalu alat-alat yang dapat dikerjakan sendiri oleh WB seperti : Lidi, batu,
telur, daun, dsb

f) Untuk meningkatkan kemampuan berhitung warga belajar program KF, tutor perlu :

• Mengetahui kebutuhan berhitung warga belajar

• Melaksanakan survey matematika sesuai dengan kebutuhan belajar WB

• Mengumpulkan dan menggunakan alat lokal sebagai alat bantu berhitung

• Menerapkan keguanaan berhitung dalam kehidupan sehari – hari WB.

Jumlah penduduk buta aksara di Kab Grobogan

Jumlah penduduk buta aksara usia 15-59 tahun yang menjadi sasaran garapan program
pengentasan buta aksara di Kabupaten Grobogan sebanyak 43.039, untuk tahun 2014 ini
akan digarap sebanyak 750 orang yang terdiri dari 253 orang laki-laki dan 497 orang
perempuan.

Upaya pengentasan Buta Aksara tersebut sejalan dengan salah satu target yang ingin
dicapai dalam Millenium Development Goals (MDGS) yaitu “mengurangi separuh, pada
tahun 2015 dari proporsi penduduk yang buta aksara”. Oleh karena itu untuk menjawab
pemenuhan target MDGs tersebut, pengurangan jumlah penduduk penyandang buta aksara
merupakan prioritas dalan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Grobogan tahun 2015 dan tahun-tahun berikutnya.

Analisis
Dari analisis yang saya dapatkan penyebab utama adalah masalah sosial ekonomi yang
menyebabkan banyaknya warga di kabupaten grobogan menjadi buta aksara,kurangnya
dari segi ekonomi penduduk yang menyebabkan mereka tidak dapat menylesaikan
sekolahnya sehingga mereka memiliki kualitas pendidikan yang rendah.
Dapat dilihat ditabel diatas jika tingkat pendidikan dikabupaten grobogan dari tahun 2008-
2011 tidak mengalami perubahan signifikan ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan di
daerah purwodadi memang kurang banyak yang tdak tamat SD dan lulusan SD .

Data Pendapatan Perkapita

Dapat dilihat pendapatan perkapita tahun 2008 yang sangat sedikit berbanding lurus
dengan tingkat pendidikan yang rendah.

PENUTUP

Kesimpulannya tingkat perekonomian suatu daerah sangat bepengarruh terhadap tingkat ke


buta aksaraan suatu daerah hal ini disebabkan dengan perekonomian yang rendah
masyrakat akan merasa lebih baik bekerja mencai uang dari pada sekolah oleh karena
kesadaran akan pendidikan adalah hal utama yang harus diberikan kepada masyarakat luas
agar dapat memotivasi mereka untuk mencari ilmu dan mau bersekolah.
DAFTAR PUSTAKA

http://tintabinta.wordpress.com/2012/07/08/pengaruh-pengua/

http://grobogan.go.id/index.php/info-daerah/berita-terbaru/1212-pengentasan-buta-aksara-
grobogan-2014-akan-garap-750-orang

http://rizalcayoo.blogspot.com/2011/06/strategi-dan-metode-pembelajaran.html

digilib.uinsby.ac.id/7303/2/bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai