formal atau pendidikan luas sekolah bagi warga masyarakat yang belum
dapat membaca, menulis dan berhitung.
3.
2.
4.
5.
Sesuai Keppres No. 5 Tahun 2006 dikatakan bahwa dalam rangka percepatan
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sebagai satu rangkaian gerakan
b.
persentasi
peserta
didik
sekolah
menengah
penduduk usia 13-15 tahun atau angka partisipasi kasar (SPK) sekurangc.
pengetahuan
dan
keterampilan
dasar
yang
dapat
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh tutor dalam proses pembelajaran dalam
kelompok belajar keaksaraan agar lebih terarah, yaitu:
1. Tutor
perlu
memperhatikan
karakteristik,
sifat-sifat
atau
peserta didik/warga belajar, latar belakang, sosial budaya, adatistiadat, agama, kondisi geografis, termasuk masalah kesehatan,
mata pencaharian, pekerjaan dan sebagainya.
b.
d.
e.
keterampilan.
belajar
secara
aktif
dengan
memanfaatkan
b.
c.
kebutuhan
dan
potensi
daerah
sekitar,
untuk
2.
3.
buta aksara.
b.
c.
d.
e.
Kewajiban Penyelenggara
a.
b.
c.
d.
e.
f.
teknis.
Hak Penyelenggara
a.
b.
c.
pendidikan keaksaraan.
kemampuan profesionalnya.
Menerima
honor
sebagai
pendidikan keaksaraan.
B. Kelompom Belajar
penyelenggara
kelompok
belajar
1.
3.
2.
c.
Buku Tamu
b.
d.
e.
f.
g.
h.
C. Tutor
Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi
proses pembelajaran di kelompok belajar.
D. Warga Belajar
1.
3.
2.
4.
c.
b.
d.
c.
b.
Papan tulis
c.
Penerangan
b.
d.
e.
Alat-alat tulis
Papan nama kelompok
Bahan-bahan belajar
menulis, berhitung, dan aksi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
warga belajar serta kondisi lapangan.
Tutor berasal dari kata totee yang artinya bahan belajar. Tutor artinya
segala sesuatu yang berhubungan dengan bahan belajar (arti harfiah).
Tutor
melaksanakan
pendidikan
proses
keaksaraan
pembelajaran,
adalah
menilai
merencanakan,
hasil
dan
pembelajaran,
warga
masyarakat
yang
terpanggil
jiwa
untuk
membantu
tanggung
jawab
yang
tinggi
terhadap
tugas
dan
Hak Tutor:
bimbingan/bantuan
kompetensi profesionalisme
teknis
untuk
meningkatkan
Langkah 2
Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan tutor untuk
memaksimalkan
pelaksanaannya.
Adanya
sistem
monitoring
penyelenggaraan pelatihan tutor yang dikoordinasikan dengan lembagalembaga pengelola pendidikan. Yang tak kalah penting adalah diperlukan
sistem penilaian yang sistematik dan periodik untuk mengetahui efektifitas
dan dampak pelatihan tutor terhadap mutu pendidikan keaksaraan.
Langkah 3
mekanisme
otonomi
daerah
melalui
pembentukan
dan
Perlu mengkaji ulang aturan kebijakan yang ada melalui perumusan kembali
aturan kebijakan yang lebih fleksibel dan mampu mendorong tutor untuk
mengembangkan kreatifitasnya.
Langkah 6
Pemberdayaan forum komunikasi tutor yang dapat menjadi wadah bagi tutor
dalam rangka meningkatkan profesionalnya.
Langkah 7
mengajar yang diberikan oleh organisasi profesi ini. Adanya programprogram alternatif peningkatan kemampuan profesional tutor dari organisasi
kreativitasnya.
motivasi
bagi
tutor
untuk
semakin
mengembangkan
Langkah 9
Perlunya
sistem
dan
mekanisme
anggaran
yang
ditujukan
untuk