TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
AHMAD KADIRUN
070425004
TUGAS AKHIR
Oleh :
AHMAD KADIRUN
NIM 070425004
Telah Diperiksa/Disetujui,
Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa karena atas
kehendak dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Linier Alkyl Benzen
Sulfonat (LAS) dari Linier Alkylbenzen (LAB) Dengan Proses Sulfonasi
Kapasitas 85.000 Ton/Tahun”. Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi salah
satu syarat mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca yang konstruktif demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.
Ahmad Kadirun
Hal
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
INTISARI .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ I-1
1.1 Latar Belakang................................................................................ I-1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ I-2
1.3 Tujuan Rancangan .......................................................................... I-3
1.4 Manfaat Perancangan ..................................................................... I-3
BAB II TINJUAN PUSTAKA .......................................................................... II-1
2.1 Surfaktan ....................................................................................... II-1
2.2 Konsumsi Surfaktan Dunia ............................................................. II-2
2.3 Surfaktan Anionik .......................................................................... II-3
2.3.1 Linier Alkil Benzen Sulfonat ....................................................... II-3
2.3.2 Oleum ......................................................................................... II-4
2.3.3 Asam Sulfat................................................................................. II-5
2.4 Sifat- sifat Bahan Baku ................................................................. II-5
2.4.1 Sifat-Sifat Alkil Benzen ........................................................ II-5
2.4.2 Sifat-Sifat Oleum 20% .............................................................. II-6
2.4.3 Sifat-Sifat Natrium Hidsoksida .................................................. II-6
2.4.4 Sifat-Sifat Air............................................................................. II-7
2.4.5 Sifat-Sifat Linier Alkilbenzen Sulfonat....................................... II-8
2.5 Dasar – dasar Pemilihan Proses ..................................................... II.8
2.6 Deskripsi Proses............................................................................ II.9
2.6.1 Proses Sulfonasi ......................................................................... II.9
2.6.2 Proses Pemisahan ....................................................................... II.9
2.6.3 Proses Netralisasi ..................................................................... II-10
2.6.4 Proses Pengeringan .................................................................. II-10
I-1
2.1 Surfaktan
Surfaktan adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan (antar muka), atau zat yang dapat
menaik dan menurunkan tegangan permukaan.
Tegangan permukaan adalah gaya dalam dyne yang bekerja pada
permukaan sepanjang 1 cm dan dinyatakan dalam dyne/cm, atau energi yang
diperlukan untuk memperbesar permukaan atau antarmuka sebesar 1 cm2 dan
dinyatakan dalam erg/cm2. Surface tension umumnya terjadi antara gas dan cairan
sedangkan Interface tension umumnya terjadi antara cairan dan cairan lainnya
atau kadang antara padat dan zat lainnya (namun hal ini belum diteliti) (anonim
2.http://smk3ae.wordpress.com,2009).
Surfaktan atau surface active agent merupakan suatu molekul amphipatic
atau amphiphilic yang mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik dalam satu
molekul yang sama. Secara umum kegunaan surfaktan adalah untuk menurunkan
tegangan permukaan, tegangan antarmuka, meningkatkan kestabilan partikel yang
terdispersi dan mengontrol jenis formasi emulsi, yaitu misalnya oil in water
(O/W) atau water in oil (W/O).
Sifat-sifat surfaktan adalah mampu menurunkan tegangan permukaan,
tegangan antarmuka, meningkatkan kestabilan partikel yang terdispersi dan
mengontrol jenis formasi emulsi (misalnya oil in water (O/W) atau water in oil
(W/O)). Disamping itu, surfaktan akan terserap ke dalam permukaan partikel
minyak atau air sebagai penghalang yang akan mengurangi atau menghambat
penggabungan (coalescence) dari partikel yang terdispersi. Surfaktan dibagi
menjadi empat bagian penting dan digunakan secara meluas pada hampir semua
sektor industri modern. Jenis-jenis surfaktan tersebut adalah surfaktan anionik,
surfaktan kationik, surfaktan nonionik dan surfaktan amfoterik. Surfaktan anionik
adalah senyawa yang bermuatan negatif dalam bagian aktif permukaan (surface-
active) atau pusat hidrofobiknya (misalnya RCOO-Na, R adalah fatty
hydrophobe). Surfaktan kationik adalah senyawa yang bermuatan positif pada
II-1
2.3.2 Oleum
Sulphur trioksida (SO3) hampir tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah
larut dalam asam sulfat pekat (H2SO4) (konsentrasi > 98%). Hasil dari campuran
ini adalah dinamakan oleum. Oleum tergantung pada persentase dari sulfur
trioksida di dalam larutan. Penggunaan yang paling umum untuk oleum adalah
sintesa organik. Oleum diproduksi secara industri dengan proses kontak, dimana
sulfur trioksida mengandung gas yang melalui sebuah tower oleum. Tower yang
mengandung gas mengalami resirkulasi oleum dan asam sulfat yang mana
membasahi sulphur trioksida. 30-60% sulphur trioksida berada dalam bentuk gas
yang diabsorbsi karena pembatasan tekanan uap oleum. Karena absorbsi tdak
lengkap, gas yang meninggalkan tower absorbsi oleum harus diproses didalam
sebuah tower asam sulfat tersebut.
Hasil yang keluar dari netralizer berupa Sodium Alkylbenzene sulfonate dan
Natrium sulfonate berbentuk slurry.
V-1
6. Pompa 2 (L-115)
Fungsi : Mengalirkan oleum ke Reaktor sulfonasi (R-110)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 0,001986 m3/s
Daya Motor : 0,5 hp
Bahan : Commercial steel
7. Pompa 3 (L-117)
Fungsi : Mengalirkan Larutan alkilbenzen sulfonat ke mixing tank
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 0,004182 m3/s
Daya Motor : 1 hp
Bahan : Commercial steel
8. Pompa 4 (L-119)
Fungsi : Mengalirkan Larutan alkilbenzen sulfonat ke decanter I
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 0,0049805 m3/s
Daya Motor : 0,5 hp
Bahan : Commercial steel
6.1 Instrumentasi
Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan
yang ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi
keselamatan, spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala
operasional, dan faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan
dengan keadaan lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi
jalannya proses atau yang disebut disturbance (gangguan) (Stephanopoulus,
1984). Adanya gangguan tersebut menuntut penting dilakukannya pemantauan
secara terus-menerus maupun pengendalian terhadap jalannya operasi suatu
pabrik kimia untuk menjamin tercapainya tujuan operasional pabrik. Pengendalian
atau pemantauan tersebut dilaksanakan melalui penggunaan peralatan dan
engineer (sebagai operator terhadap peralatan tersebut) sehingga kedua unsur ini
membentuk satu sistem kendali terhadap pabrik.
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat,
dan pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan
tenaga mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara
manual atau otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses
tergantung pada pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada
pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut
dipasang diatas papan instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau
disatukan dalam suatu ruang kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan
(kontrol otomatis) (Timmerhaus, 2004).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen
adalah(Stephanopoulus, 1984):
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain :
1. Temperature Controller (TC)
Temperature Controller (TC) Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai
alat pengatur suhu atau pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan
temperatur dilakukan dengan mengatur jumlah material proses yang harus
ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida
ini memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu
sistem pada set point.
2. Pressure Controller (PC)
Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan
atau pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal
mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas
yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.
Prinsip kerja:
Pressure control (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup
diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk
mengukur dan mendeteksi tekanan pada set point.
3. Flow Controller (FC)
Adalah alat/instrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran
fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran
fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang
mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.
Prinsip kerja:
1. Pompa
FC
2. Tangki cairan
LI
3. Heater
TC
PI
Air
TC
Pendingin
LC
Air Pendingin
bekas
5. Blower
FC
TI
Furnace PC
7. Spray Dryer
Udara panas
Bahan masuk
FC
TC
Bahan keluar
Instrumen yang digunakan pada spray dryer adalah Temperature Controller (TC)
yang berfungsi untuk mengamati dan mengontrol temperature gas di dalamnya.
Apabila gas yang masuk berada di bawah temperature yang diinginkan, maka
Temperature Controller (TC) akan menggerakkan Flow Controller (FC) untuk
membuka valve sehingga laju alir udara panas yang masuk menjadi lebih besar.
LIC
Bahan Masuk
FC
Bahan Keluar
Instrumen yang digunakan pada tangki berpengaduk adalah kaca intip. Dengan
memasang kaca pada dinding bejana (berdasarkan alas an keselamatan kaca
dibuat ganda), tinggi permukaan dapat dilihat langsung secara visual.
11. Instrumentasi bucket elevator
FC
VII-1
Wb =
We
S −1
(Pers, 12-12, Perry,
1997)
Wb = = 15.656,3765 kg/jam
62.625,5060
5 −1
Sehingga air tambahan yang diperlukan :
= 62.625,5060 + 2.046,5851 + 15.656,3765
= 80.328,4678 kg/jam
• Air untuk berbagai kebutuhan
Air untuk berbagai kebutuhan juga dapat dilihat dari tabel berikut ini.
B. Kimia
Anorganik :
3. PH mg/L 6,7
4. Hg2+ mg/L <0,001
5. Ba2+ mg/L <0,1
6. Fe2+ mg/L 0,028
2+
7. Cd mg/L <0,001
8. Mn2+ mg/L 0,028
9. Zn2+ mg/L <0,008
10. Cu2+ mg/L <0,03
2+
11. Pb mg/L <0,01
12. Ca2+ mg/L 200
13. Mg2+ mg/L 100
14. F- mg/L 0,001
-
15. Cl mg/L 60
16. NO2- mg/L 0,028
17. NO3- mg/L 0,074
18. SeO32- mg/L <0,005
-
19. CN mg/L 0,001
20. SO42- mg/L 42
21. H2SO4- mg/L <0,002
22. Oksigen terlarut (DO) mg/L 6,48
1. Screening
2. Klarifikasi
3. Filtrasi
4. Demineralisasi
5. Deaerasi
7.2.1 Screening
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening,
partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia.
Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit
pengolahan selanjutnya.
7.2.2 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air
dari screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum,
Al2(SO4)3 dan larutan abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan
utama dan larutan Na2CO3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai
bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH.
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-
flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya grafitasi, sedangkan air
jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke
penyaring pasir (sand filter) untuk penyaringan.
Pemakaian larutan alum umumnya 5-50 ppm terhadap jumlah air yang
akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54
(Baumann, 1971).
Total kebutuhan air = 89.022,2290 kg/jam
Pemakaian larutan alum = 50 ppm
7.2.3 Filtrasi
Filtrasi berfungsi untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut
bersama air. Penyaring pasir (sand filter) yang digunakan terdiri dari 3 lapisan,
yaitu:
a. Lapisan I terdiri dari pasir hijau (green sand)
b. Lapisan II terdiri dari anterakit
c. Lapisan III terdiri dari batu kerikil (gravel)
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing).
Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
softener dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat
ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan
klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya
berupa kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses
klorinasi diteruskan ke penyaring air (water treatment system) sehingga air yang
keluar merupakan air sehat dan memenuhi syarat-syarat air minum tanpa harus
dimasak terlebih dahulu.
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 400 kg/jam
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %
Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air (Gordon,
1968)
Total kebutuhan kaporit = (2.10-6 x 400)/0,7 = 0,00114 kg/jam
7.2.4 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendingin pada reaktor harus murni dan bebas
dari garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi.
29,6777 kg/hari
Jadi, kebutuhan resin =
12 kg/ft 3
= 2,4731 ft3/hari
2,4731
Tinggi resin =
3,14
= 0,7876 ft
Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Tabel 12.4, The Nalco Water
Handbook)
Volume resin = 0,7876 ft x 3,14 ft2 = 7,85 ft3
5 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant NaOH = 29,6777 kg/hari x
3,14 kgr/ft 3
= 12,3657 lb/hari = 0,2337 kg/jam
7.2.5 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari ion exchanger
dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada deaerator ini,
air dipanaskan hingga 90°C supaya gas-gas yang terlarut dalam air, seperti O2 dan
CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan korosi.
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.
1. Bak Penampungan
Limbah yang masuk dalam bak ini adalah limbah domestik, pencucian alat dan
laboratorium .
2. Bak Netralisasi
Air buangan pabrik yang mengandung bahan organik mempunyai pH = 5.
Untuk menetralkan limbah diinjeksikan larutan 30% massa soda abu
(Na2CO3). Kebutuhan soda abu untuk menetralkan air limbah dengan pH = 5
adalah 0,15 gr soda abu / 30 ml air limbah (Lab. Analisa FMIPA USU).
× 10 6 × ×
m3 ml 0,15 gr 1 kg
Kebutuhan Na2CO3 = 1,34975
jam m 3 30 ml 1000 gr
= 6,7487 kg/jam
6,7487
Laju alir larutan 30% Na2CO3 =
0,3
= 22,4958 kg/jam
Densitas larutan 30% Na2CO3 = 1327 kg/m3 (Perry, 1997)
22,224958
Volume 30% Na2CO3 =
1327
= 0,01695 m3/jam
Diasumsikan reaksi netralisasi berlangsung tuntas selama 1 hari
3. Kolam/Bak Facultative
Proses anaerobik berlangsung di dasar kolam, tanpa kehadiran oksigen dan
proses aerobik berlangsung di kedalaman dimana oksigen dapat disuplai oleh
aerator. Padatan organik yang mengendap ke dasar kolam akan mengalami proses
anaerobik oleh bakteri anaerobik yaitu E. Coli di dasar kolam, sedangkan padatan
organik terlarut dari sumber limbah maupun senyawa-senyawa tereduksi hasil
metabolisme bakteri anaerobik dari dasar kolam akan diproses secara aerobik oleh
bakteri Nitrosomonas dan diaerasi secara kontinu oleh aerator. Dalam desain
sistem pengolahan limbah pabrik ini digunakan 4 unit kolam facultative yang
dipasang seri dan dalam kolam pertama (primary pond) dan kolam ketiga
dipasang masing-masing 1 unit aerator untuk mensuplai kebutuhan oksigen.
= φ T − 20
kT
k 20
dimana φ = koefisien suhu (1,03 – 1,12) dan k20 = 0,2 – 1,0
Dalam perancangan ini diambil, φ = 1,03 dan k20 = 0,2 hari-1
× × ×
kgO 2 1 1 kW.h 1 hari
Total daya aerator = 9.129,69
hari 0,233 2 kg 24 jam
= 816,317 kW
816,3170
Digunakan 1 aerator dengan daya = 204,0792 kW
4
4. Bak Pengendapan
Fungsi : mengendapkan padatan yang terikut dari unit ponds
Bentuk : bak persegi empat
Bahan : beton
Laju volumetrik air buangan = 1,34975 m3/jam
Waktu tinggal air = 1 hari
2 × 32,394
Panjang bak =
1,5
= 6,5720 m
30% Na2CO3
limbah domestik,
pencucian alat,
laboratorium facultatif
kolam kolam
pond
Q1 penampungan netralisasi
(primary pond)
Jumlah : 1 unit
Kapasitas air : 89,41 m3
Diameter : 4,77 m
Tinggi : 7,16 m
Kedalaman air : 5m
Daya motor : 0,1834 hp
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 22,3521 m3
Diameter : 2,5755 m
Tinggi : 4,721 m
Tebal tangki : 1/4 in
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 536,4508 m3
Diameter : 8,18 m
Tinggi : 12,27 m
Tebal dinding : 3/4 in
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Resin : Dowex-2
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1,3063 m3
Diameter : 1,10 m
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,7245 m3
Diameter : 0,90 m
Tinggi : 1,36 m
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Daya motor : 0,05 hp
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,2682 m3
Diameter : 0,65 m
Tinggi : 0,97 m
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,2217 m3
Diameter : 0,61 m
Tinggi : 0,91 m
Tebal : 1/5 in
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Daya motor : 0,01 hp
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,0028 m3
Diameter : 0,14 m
Tinggi : 0,21 m
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 9,6417 m3
Diameter : 2,14 m
Tinggi : 3,21 m
Tebal dinding : 1/4 in
Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 20,8917 m3
= = 42.105,2631 Btu/jam ft 2
Q 24.000
αAcpℑ 0,57
Jika temperatur tube ts = 1112 °F (600 °C) maka dari Fig 19.14 (Kern,1965)
diperoleh temperatur flue gas keluar TG = 1700 °F (2160R)
QF = 657,74648 Btu/jam
Udara dipanaskan awal (preheat) pada 400°F.
Specific heat udara pada 400°F = 0,245 Btu/lbm.oF
(Geankoplis,1997)
QA = 26.146,75035 lb/jam x (0,245 Btu/lbm. oF x 400 oF)
= 26.146,75035 lb/jam x 82 Btu/lbm
= 2.144.033,52906 Btu/jam
Asumsi : QR = QS = 0
QW = 2 % QF = 0,02 x 657,74648 = 13,15492 Btu/jam
QG = W (1+G’) Cav (TG –520)
massa CH 4 yang diperlukan
G’ =
massa udara yang diperlukan
Coba 26 tube
8,5
Acp per tube = x10 = 7,0833 ft2
12
Total α untuk single row refractory backed dari Fig. 19.11 Kern, hal: 688
dengan rasio dari centre to centre / OD = 8,5/2 = 4,25 diperoleh α = 0,99.
αAcp/tube = 7,0833 ft2 x 0,99 = 7,0125 ft2
αAcp = 7,0125 ft2 x 26 = 182,325 ft2
= =1,36402
AR 248,69583
αAcp 182,325
dimention ratio = 10 : 9,9167 : 6,375 = 1 : 0,99167 : 0,6375
23
L= 3 vol. furnace
(Kern,1965)
L= 23
3 10 × 9,9167 × 6,375 = 5,72169 ft
PCO2 = 0,1084 ; PH2O = 0,1284
PCO2.L = 0,1084 x 5,72169 = 0,62023
PH2O.L = 0,1284 x 5,72169 = 0,71407
Dari Fig 19.12 dan Fig 19.13, Kern, hal: 693 dan 694 diperoleh:
(q pada PCO2.L)TG = 4.650 Btu/jam.ft2
(q pada PCO2.L)ts = 230 Btu/jam.ft2
(q pada PH2O.L)TG = 5.500 Btu/jam.ft2
(q pada PH2O.L)ts = 250 Btu/jam.ft2
T
(qb)TG = 0,173ε b G dan εb = 1,00
4
100
(Kern,1965)
(qb)TG = 37.658,33441
t
(qb)ts = 0,173ε b s
4
100
(qb)ts = 1.962,29769
asumsi : % koreksi = 8 %
(Kern,1965)
= = 42.707,6068
ΣQ 1.604.052,86658
αAcp.j 182,325 × 0,206
Q
αAcpℑ
Karena hasilnya mendekati = 42105,2632 maka desain dapat diterima.
Data :
Chiller
Gambar LD.4 Siklus unit pendinginan
m=
200 Btu/menit.ton
(Pers. 12.22, Perry, 1973)
RE Btu/lb
m=
200 Btu/menit.ton
63,784 Btu/lb
m = 3,14 lb/menit.ton
c. Volume uap teoritis
C.F.M./ton = m x Vg (Pers. 12.23, Perry, 1973)
Dimana:
Vg = volume spesifik uap yang masuk ke kompresor = 0,8 ft3/lb (Perry,
1973)
C.F.M./ton = 3,14 lb/menit.ton x 0,8 ft3/lb = 2,575 ft3/menit.ton
d. Panas kompresor (Q)
Q = hd - hg (Pers.12.24, Perry, 1973)
Dimana:
hd = entalpi uap yang keluar dari kompresor : 262,09 kJ/kg = 112,68 Btu/lb
hg = entalpi uap yang masuk ke kompresor : 258,99 kJ/kg Btu/lb = 111,35
Btu/lb (Perry, 1997, hal2-289)
Q = 86,4 – 82,7 = 3,7 Btu/lb
e. Kerja kompresor (W)
COP =
RE
Q
COP =
63,784
1,33
COP = 47,96
Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini
menyangkut efektivitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya
peningkatan efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak
akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang
teratur baik dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada
secara otomatis organisasi akan berkembang (Madura, 2000).
IX-1
Universitas Sumatera Utara
4. Bentuk organisasi fungsionil dan staf
Senin – Kamis
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB → Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 13.00 WIB → Waktu istirahat
- Pukul 13.00 – 17.00 WIB → Waktu kerja
Jum’at
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB → Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 14.00 WIB → Waktu istirahat
- Pukul 14.00 – 17.00 WIB → Waktu kerja
2. Karyawan Shift
Untuk pekerjaan yang langsung berhubungan dengan proses produksi yang
membutuhkan pengawasan terus menerus selama 24 jam, para karyawan
diberi pekerjaan bergilir (shift work). Pekerjaan dalam satu hari dibagi tiga
shift, yaitu tiap shift bekerja selama 8 jam dan 15 menit pergantian shift
dengan pembagian sebagai berikut:
3. Karyawan borongan
Apabila diperlukan, maka perusahaan dapat menambah jumlah karyawan
yang dikerjakan secara borongan selama kurun jangka waktu tertentu yang
ditentukan menurut kebijaksanaan perusahaan.
X-1
Universitas Sumatera Utara
Modal investasi tetap langsung ini meliputi:
− Modal untuk tanah
− Modal untuk bangunan
− Modal untuk peralatan proses
− Modal untuk peralatan utilitas
− Modal untuk instrumentasi dan alat kontrol
− Modal untuk perpipaan
− Modal untuk instalasi listrik
− Modal untuk inventaris kantor
− Modal untuk perlengkapan kebakaran dan keamanan
− Modal untuk sarana transportasi
Dari hasil perhitungan pada lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung,
MITL, sebesar Rp 694.327.315.280,19
Dari perhitungan pada lampiran E diperoleh modal investasi tetap tak langsung,
MITTL, sebesar Rp 326.333.838.181,69
IP
PD = x HPT
12
Dimana; PD = piutang dagang
IP = jangka waktu yang diberikan (1 bulan)
HPT = hasil penjualan tahunan
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan
kembali setelah 4,82 tahun operasi.
Coulson, J. M., and Richardson., J. F., 1983, “Chemical Engineering”, Vol 6, 1st
Edition, Pergamon Press, Oxford.
Considine, Douglas M. 1974. Instruments and Controls Handbook. 2rd Edition.
USA: Mc.Graw-Hill, Inc.
Degremont. 1991. Water Treatment Hadbook. 5th Edition, New York: John Wiley
& Sons.
Luyben, W. L., and Wensel, L.A., 1988, “Chemical Process Analysis Mass and
Energy Balance”. 1st edition, Prentice Hall, New Jersey.
Kent , Riegel.2007. Hanbook of Industrial Chemistry And Biotechnology. Volume
I. 7th Edition.USA.Springer Science.
Madura, Jeff. 2000. Introduction to Business.2nd Edition. USA: South-Western
College Publishing.
Manulang, M. 1982. Dasar-dasar Marketing Modern. Edisi 1. Yogyakarta :
Penerbit Liberty.
Metcalf dan Eddy, 1991. Wastewater Engineering Treatment, Disposal, Reuse.
McGraw-HillBook Company, New Delhi.
Montgomery, Douglas C. 1992. Reka Bentuk dan Analisis Uji Kaji (Terjemahan).
Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Sains Malaysia Pulau Pinang.
Nalco. 1988. The Nalco Water Handbook. 2nd Edition. McGraw-Hill Book
Company. New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1997. Chemical Engineering HandBook. 5th
Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999. Chemical Engineering HandBook. 7th
Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
1. REAKTOR (R-110)
Reaksi
C12H25C6H5 + H2SO4.SO3 C12H25C6H4SO3H + H2SO4
10.801,135kg / jam
Mol C12H25C6H4SO3H yang keluar reaktor =
326 kg / kmol
= 33,132 kmol/jam
Mol C12H25C6H4SO3H ≈ mol H2SO4 ≈ mol C12H25C6H5 ≈ mol H2SO4.SO3
Massa C12H25C6H5 = 33,132 kmol x 246 kg/kmol
= 8.150,550 kg/jam
Konversi Reaksi 98%(www.scribd.com)
C12H25C6H5 C12H25C6H5
C12H24 M-118 C12H24
MT - 01
H2SO4 (5) (7) H2SO4
SO3 H2O
H2O
C12H25C6H4SO3H
C12H25C6H4SO3H
− H 2 SO4
H 2 SO4
H2O =
0,78
− 10.749,746kg / jam
10.749,746kg / jam
=
0,78
= 3.283,865 kg/jam
Jumlah H2O yang ditambahkan untukmembuat larutan H2SO4 78%
= 3.283,865 kg/jam – 135,234 kg/jam
= 3.148,631 kg/jam
Maka
F6 H2O = 3.148,631 kg/jam + 12,171 Kg/jam
= 3.160,802 kg/jam
4.) H2SO4
F5 H2SO4 = 10.683,481 kg/jam
F6 H2SO4 = 10.749,746 kg/jam
5.) C12H25C6H4SO3H
F7 C12H25C6H4SO3H = 10.801,135 kg/jam
DK-01
H-120
C12H25C6H5 (7) (9) C12H25C6H5
C12H24 C12H24
H2SO4 H2SO4
H2O H2O
C12H25C6H4SO3H (8) C12H25C6H4SO3H
C12H25C6H5
C12H24
H2SO4
H2O
C12H25C6H4SO3H
Neraca Massa Total
F7 = F8 + F9
Neraca Massa Komponen
1. C12H25C6H5
F7 C12H25C6H5 = F8 C12H25C6H5 + F9 C12H25C6H5
F8 C12H25C6H5 = F7 C12H25C6H5 – F9 C12H25C6H5
95
= F7 C12H25C6H5 - x F C12H25C6H5
100
7
95
= 166,338 kg/jam - x 166,338kg/jam
100
= 8,317 kg/jam
95 7
F9 C12H25C6H5 = x F C12H25C6H5
100
= 158,021 kg/jam
2. C12H24
F7 C12H24 = F8 C12H24 + F9 C12H24
95 7
= F7 C12H24 - x F C12H24
100
F8 C12H24
C12H25C6H4SO3H
95
= 10.801,135 kg/jam- x 10.801,135 kg/jam
100
= 540,057 kg/jam
95 7
F9 C12H25C6H4SO3H = x F C12H25C6H4SO3H
100
95
= x 10.801,135 kg/jam
100
= 10.261,078 kg/jam
4. DEKANTER 02 (H-123)
C12H25C6H5 C12H25C6H5
C12H24 (9) H-123 (12) C12H24
DK-01
H2SO4 H2SO4
H2O H2O
C12H25C6H4SO3H (10) C12H25C6H4SO3H
C12H25C6H5
95
= 39,704kg/jam - x 39,704 kg/jam
100
= 1,985 kg/jam
95
= x F C12H24
100
F12 C12H24 9
95
= x 39.704 kg/jam
100
= 37,719 kg/jam
3.) H2SO4
C12H25C6H4SO3H
95
= 10.261,078 kg/jam - x 10.261,078 kg/jam
100
= 513,054 kg/jam
95
= x 10261.078 kg/jam
100
= 9.748,024 kg/jam
(16)
NaOH 20%
H2O 80%
Neraca masa total
F14 + F15 = F16
Neraca massa komponen
2
= x 1.206,054 kg/jam
98
= 24,613 kg/jam
80
= x 1.206,054 kg/jam
20
F16 H2O
= 4.824,216 kg/jam
Jumlah udara yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 ton powder produk adalah
12500 m3 pada temperatur 300 OC. ( Woollatt, 1985).
Neraca Massa Total
F16 + F17 = F18
Neraca Massa Komponen
1.) C12H25C6H5
F18C12H25C6H5 = F20 C12H25C6H5
. Cyclone (H-311)
(21)
Udara panas
H2O (V)
(16)
C12H25C6H5 Cyclone
C12H24 (20)
C12H25C6H4SO3H
H2O
C12H25C6H4SO3Na (22)
Na2SO4 C12H25C6H5
Udara panas C12H24
C12H25C6H4SO3H
H2O (Uap)
H2O
C12H25C6H4SO3Na
Na2SO4
Neraca massa total
F20 = F21 + F22
Neraca Massa Komponen
1.) C12H25C6H5
F20 C12H25C6H5 = F22 C12H25C6H5
10.301,808kg / jam
r1 =
1x348kg / kmol
r1 = 29,603 kg/jam
Fout Na2SO4 = Fin Na2SO4 + r2 σ s.BM
r2 σ s.BM = Fout Na2SO4
r2 = Fout Na2SO4 / σ s.BM
F out Na 2 SO4
σ sBM
r2 =
38,940kg / jam
r2 =
1x142kg / jam
∫
T
Q=H= n x Cp x dT (Smith,Van Ness,
Tref
1996)
Dimana : n = Mol (Kmol)
Cp = Kapasitas Panas (Kj/Kmol. oC)
T = Temperatur (oC)
T1 T1
T1
2 3 4
Untuk sistem yang melibatkan perubahan fasa persamaan yang digunakan adalah :
l
T1 T1 Tb
1. HEATER I (E-113)
Steam 100 oC
5
Kondensat 100oC
∑ N1∫
Qin + Q steam = Qout
303,15
Neraca panas masuk heater = Cp dT
298,15
∫
303 ,15
= Cp dT
298 ,15
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
2,0826
= 202,922 (303,15 – 298,15) + ( ) x (303,152 – 298,152) +
2
(kg/jam) (kmol/jam)
C12H25C6H5(l) 8.316,8870 33,8085 2.661,2282 89.972,0896
C12H24(l) 41,7930 0,2488 1.817,5364 452,1446
Total 90.424,2342
∑N ∫
319 ,15
2
Panas keluar heater = Cp dT
298,15
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
2,0826
= 202,922 (319,15 – 298,15) + ( ) x (319,152 – 298,152) +
2
− 0,0045475 4,2038E − 06
x (319,15 – 298,15 ) + x (319,15 –
3 3 4
3 4
298,154)
= 16.145,825 kJ/kmol
Tabel LB.2 Panas Keluar Heater I (E-111)
N2∫
F2 N2
∫
319 ,15 319 ,15
Komponen 298,15
Cp dT
298,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam)
C12H25C6H5(l) 8.316,8870 33,8085 11.257,7224 380.606,5249
C12H24(l) 41,7930 0,2488 7.762,7602 1.931,1252
Total 382537.6501
λ
Qs
m=
292.113,4160 kJ / jam
=
2.256,899kJ / kg
= 129,4313 kg/jam
2. HEATER II (E-116)
30oC 46oC
H2SO4
H2SO4 3 H2O
H 2O 4 SO3
SO3
8
Kondensat 100oC
∑ N3∫
Qin + Q steam = Qout
303,15
Neraca panas masuk heater = Cp dT
298,15
∫
303 ,15
= Cp dT
298 ,15
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
2,0826
= 202,922 (303,15 – 298,15) + ( ) x (303,152 – 298,152) +
2
− 0,0045475 4,2038E − 06
x (303,15 – 298,15 ) + x (303,15 –
3 3 4
3 4
298,154)
= 2.661,228 kJ/kmol
(kg/jam) (kmol/jam)
H2SO4(l) 10.683,4810 109,0151 716,9363 78.156,8858
SO3(l) 2.704,6790 33,8085 743,3739 25.132,3464
H2O(l) 135,2340 7,5130 374,7055 2.815,1623
Total 106.104,3945
∑N ∫
319 ,15
4
Panas keluar heater = Cp dT
298,15
∫ N4∫
F4 N4 303 ,15 303,15
Komponen 298 ,15
Cp dT 298 ,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam)
H2SO4(l) 10.683,4810 109,0151 3.037,3235 331.114,1568
SO3(l) 2.704,6790 33,8085 3.146,1670 106.367,1479
H2O(l) 135,2340 7,5130 1.577,4306 11.851,2361
Total 449.332,5408
λ
Qs
m=
343.228,1463 kJ / jam
=
2.256,899kJ / kg
= 152,0795 kg/jam
= N2∫
Air pendingin masuk = 10oC
319 ,15
Panas masuk reaktor Cp dT
298,15
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
2,0826
= 202,922 (319,15 – 298,15) + ( ) x (319,152 – 298,152) +
2
− 0,0045475 4,2038E − 06
x (319,15 – 298,15 ) + x (319,15 –
3 3 4
3 4
298,154)
= 11257.7224 kJ/kmol
N1∫
F2 N2
∫
319 ,15 319 ,15
Komponen 298 ,15
Cp dT
298,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam)
C12H25C6H5(l) 8.316,8870 33,8085 11.257,7224 380.606,5249
C12H24(l) 41,7930 0,2488 7.762,7602 1.931,1252
Total 382.537,6501
∑N ∫
319 ,15
4
Panas masuk reaktor = Cp dT
298,15
∫
303 ,15
= Cp dT
298 ,15
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
1,37462
= 16,2291 (319,15 – 298,15) + ( ) x (319,152 – 298,152) +
2
− 0,00517738 6,88634 E − 06
x (319,15 – 298,15 ) x
3 3
+
3 4
(319,154 – 298,154)
= 3.146,1670 kJ/kmol
∫
F4 N4
N4∫
303 ,15 303,15
Komponen 298 ,15
Cp dT 298 ,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam)
H2SO4(l) 10.683,4810 109,0151 3.037,3235 331.114,1568
SO3(l) 2.704,6790 33,8085 3.146,1670 106.367,1479
H2O(l) 135,2340 7,5130 1.577,4306 11.851,2361
Total 449.332,5408
∑N ∫
319 ,15
3
Panas keluar reaktor = Cp dT
298,15
∫
303 ,15
= Cp dT
298 ,15
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
2,0826
= 202,922 (319,15 – 298,15) + ( ) x (319,152 – 298,152) +
2
− 0,0045475 4,2038E − 06
x (319,15 – 298,15 ) + x (319,15 –
3 3 4
3 4
298,154)
= 2.661,228 kJ/kmol
∫ N 3∫
F5 N5 303 ,15
Komponen 298 ,15
Cp dT 303 ,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam) 298 ,15
∫ Cp dT
m= 303,15
298,15
145.096.634,8370kJ / jam
75.4(317,15 − 283,15)
=
145.096.634,8370kJ / jam
=
2252,29 kJ / kmol
= 56.849,588 kmol/jam
= 1.023.292,5832 kg/jam
4. Mixer I (M-118)
Persamaan Neraca Panas
Panas Masuk = Panas Keluar + Akumulasi
Asumsi Keadaan Steady State, Akumulasi = 0
Maka Panas Masuk = Panas Keluar
a. Panas Masuk Aliran 5 (Q1)
∫
Temperatur Masuk = 46oC
319 ,15
5
Panas masuk reaktor =N 298,15
Cp dT
Tabel LB.11 Neraca Panas Masuk pada Mixer (M-118)
F5 N5
∫
N5∫
Komponen 319 ,15 319 ,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam) Cp dT 298,15
298 ,15
= N ∫
Temperatur Masuk = 28oC
301,15
6
Panas masuk Mixer Cp dT
298,15
∫
F6 N6
CpNdT∫298 ,15 Cp dT
Komponen 301 ,15 2
301 ,15
(kg/jam) (kmol/jam) 298 ,15
c. Panas Keluar
N7∫
316.2254
Cp dT
Panas Keluar = 298,15
∫ N2∫
F7 N7
316 .2254
Komponen 316 .2254
Cp dT Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam) 298 ,15 298 ,15
Steam 100 oC
11
C12H25C6H5
C12H25C6H5
43,0750oC 55oC
C12H24
C12H24 12 H2SO4
H2SO4 13 H 2O
H2O
C12H25C6H4SO3H
C12H25C6H4SO3H 12
Kondensat 100oC
∑ N 12 ∫
Qin + Q steam = Qout
316.2254 ,15
Neraca panas masuk heater = Cp dT
298,15
∫
303 ,15
= Cp dT
298 ,15
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
∫ N2∫
F12 N12 316 .2254
Komponen 316 .2254
Cp dT Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam 298 ,15 298 ,15
∑N ∫
328,15
13
Panas keluar heater = Cp dT
298,15
∫
303 ,15
= 298 ,15
Cp dT
= a(T2-T1) + (b/2) (T22 – T21) + (c/3) (T32 – T31) + (c/4) (T42 – T41)
2,0826
= 202,922 (328,15 – 298,15) + ( ) x (328,152 – 298,152) +
2
− 0,0045475 4,2038E − 06
x (328,15 – 298,15 ) + x (328,15 –
3 3 4
3 4
298,154)
= 16.145,825 kJ/kmol
(kg/jam) (kmol/jam)
C12H25C6H5(l) 150.1200 0.6102 16145.8251 9852.8913
C12H24(l) 37.7190 0.2245 11192.5507 2512.9275
H2SO4(l) 26.8740 0.2742 4360.0800 1195.6407
H2O(l) 8.2100 0.4561 2256.1763 1029.0671
C12H25C6H4SO3H(l) 9748.0240 29.9019 25710.0000 768778.2118
Total 783.368,7384
λ
Qs
m=
313.093,8202kJ / jam
=
2.256,899kJ / kg
= 138,7274 kg/jam
6. Heater IV (E-212)
Steam 100oC
NaOH 16 17 NaOH
H 2O H2O
Kondensat 100oC
∑ N 16 ∫
Qin + Q steam = Qout
303,15
Neraca panas masuk heater = Cp dT
298,15
298,15
Cp dT
Komponen Cp dT
298 ,15
(kg/jam) (kmol/jam)
NaOH(l) 1.206,0540 30,1514 345,0000 10.402,2158
H2O(l) 4.799,6030 266,6446 374,7055 99.913,1977
Total 110.315,4134
∫ N 17 ∫
F17 N17 328 ,15
Cp dT 328 ,15
Komponen 298 ,15 298 ,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam)
NaOH(l) 1.206,0540 30,1514 2.070,0000 62.413,2945
H2O(l) 4.799,6030 266,6446 2.256,1763 601.597,251
Total 664.010,5463
λ
Qs
m=
556.267,8352kJ / jam
=
2.256,899kJ / kg
= 246,4743 kg/jam
NaOH 17
C12H25C6H5
H2O C12H24
55oC 18 H2SO4
C12H25C6H5 13 NETRALIZER o H 2O
55 C
C12H24 C12H25C6H4SO3H
55oC
H2SO4 C12H25C6H4SO3Na
H2O Na2SO4
C12H25C6H4SO3H
Air Pendingin Bekas
50oC
∑ N 13 ∫
Qin = Qout + Qair pendingin
328,15
Neraca panas masuk Cp dT
298,15
∫ N 13 ∫
F13 N13 328 ,15 328 ,15
Cp dT
Komponen 298 ,15
Cp dT 298 ,15
(kg/jam) (kmol/jam)
C12H25C6H5(l) 150,1200 0,6102 16.145,8251 9.852,8913
C12H24(l) 37,7190 0,2245 11.192,5507 2.512,9275
H2SO4(l) 26,8740 0,2742 4.360,0800 1.195,6407
H2O(l) 8,2100 0,4561 2.256,1763 1029,0671
C12H25C6H4SO3H(l) 9.748,0240 29,9019 25.710,0000 768.778,2118
Total 783.368,738
∑ N 17 ∫
328,15
Cp dT
Neraca panas masuk 298,15
∫ N 17 ∫
F17 N17 328 ,15
Cp dT 328 ,15
∑ N 18 ∫
328,15
Neraca panas keluar Cp dT
298,15
∫ ∫
F16 N16 328 ,15
Komponen 328 ,15
Cp dT N 16 Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam) 298 ,15 298 ,15
∑
= -56.654,1083 kg/jam
r. ΔHR = (ΔHR1 x r1 ) + ( ΔHR2 x r2 )
= -23.082.240,7904 kJ/jam + -56.654,1083 kg/jam
= -23.138.894,8987 kg/jam
Qin = Σ Nin [H (328,15K) – H (298,15)] + Σ Nin [H (328.15K) – H (298,15)]
= 783368.7384 kJ/jam + 667095.6168 kJ/jam
= 1450464.3552 kJ/jam
∫ Cp dT
m= 318,15
298,15
23.126.317,7227kJ / jam
75.4 x(318,15 − 298,15)kJ / kmolK
=
23.126.317,7227kJ / jam
=
1.508kJ / kmol
NaOH 62413,2945
del Hr -23.138.894,8987
Q 23126317,7227 9.852,8913
Sub total 22.342.948,9843 667.095,6168 -21.675.853,3675
Total -21.675.853,3675 -21.675.853,3675
∑ N 18 ∫
Panas masuk spray drier = panas keluar Reaktor neutralizer
328,15
Neraca panas masuk = Cp dT
298,15
∫ N 16 ∫
F18 N18 328 ,15 328 ,15
Komponen Cp dT Cp dT
298 ,15 298 ,15
(kg/jam) (kmol/jam)
C12H25C6H5(l) 150,1200 0,6102 16.145,8251 9.852,8913
C12H24(l) 37,7190 0,2245 11.192,5507 2.512,9275
H2O(l) 5.375,1500 298,6194 2.256,1763 673.738,1130
Na2SO4(l) 38,9400 0,2742 3.846,0000 1.054,6707
C12H25C6H4SO3H(l) 97,4800 0,2990 25.710,0000 7.687,7632
C12H25C6H4SO3Na(l) 10.301,8080 29,6029 25.950,0000 768.195,1655
Total 1.463.041,5312
∑ N 19 ∫
573.15
Neraca panas masuk = Cp dT
298,15
∫ N 19 ∫
F19 N19 573 ,15 573,15
Komponen 298 ,15
Cp dT 298 ,15
Cp dT
(kg/jam) (kmol/jam)
Udara Panas 91.817,5940 3.166,1239 8.031,4013 254.28.411,74
Total 25.428.411,74
∑ N 21 ∫
513,8397
Neraca panas Keluar = Cp dT
298,15
∫ N 21 ∫
N21 513,8397 513,8397
Komponen Del HVL Cpg dT Cpg dT
(kmol/jam) 298,15 298,15
∑ N 20 ∫
373.15
Neraca panas Keluar = Cp dT
298,15
N 22 ∫ N 22 ∫
F22 N22 373,15 373,15
Komponen Cpl dT Cpl dT
298,15 298 ,15
(kg/jam) (kmol/jam)
C12H25C6H5(l) 150,1200 0,6102 41.132,9181 25.101,1125
C12H24(l) 37,7190 0,2245 29.250,1421 6.567,1792
H2O(l) 106,2610 5,9034 5.671,8679 33.483,2422
Na2SO4(l) 38,9400 0,2742 9.615,0000 2.636.6768
C12H25C6H4SO3H(l) 97,4800 0,2990 64.275,0000 19.219,4080
C12H25C6H4SO3Na(l) 10.301,8080 29,6029 64.875,0000 192.0487,9138
Total 2.007.495,5325
T C −T
∆ HVL(T) = ∆ HVL(T ) C (Reklaitis, 1983)
n
o
−
o
T T
Dengan metode trial and error maka diperoleh temperatur keluar alur 20 adalah
513,8561 K dengan temperature referensi 373,15 K, temperature kritis (TC) =
647,3 K dengan korelasi Watson = 0,38 . (Reklaitis, 1983)
647,3 − 513,8397
∆ HVL(513,8397 K) = 40.656,2
0 , 38
647,3 − 373,15
= 30.926,0907
5 6
Udara o Udara Panas
30 C 300 oC
25 oC
udara CH4
∫ N 17 ∫
Komponen F (kg/jam) N (kmol/jam) 373 ,15 373,15
Cpg dT Cpg dT
298 ,15 298,15
∫ N 17 ∫
Komponen F (kg/jam) N (kmol/jam) 373 ,15 373,15
Cpg dT Cpg dT
298 ,15 298,15
Panas Pembakaran
Reaksi : CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g)
Dimana 20 % udara berlebih
= 24970964,5711
693,962 kJ
= 35,9832 kmol/jam
Tabel LB. 14 Neraca panas furnace
= 6.997,223 m3
Direncanakan membuat 10 tangki dan faktor kelonggaran 20 %
Volume tangki, Vt =
= 839,6680 m3
2. Ukuran tangki
Direncanakan tangki beralaskan datar dan tutup atas ellipsoidal dengan
perbandingan :
Tinggi silinder : Diameter (Hs : D) = 4:3
Tinggi head : Diameter (Hh : D) = 1 :4
D = 8,9325 m = 351,6740 in
Hs = 11,9100 m
Hh = 2,2331 m
Ht = 14,1431 m
3. Tekanan desain
Tinggi cairan, Hc =
Tekanan hidrostatik =
= 99,3428 kPa
Maka,
d =1,2981 in
Maka,
d =1,2981 in
Dipilih tebal head standar = 1 1/3 in
=
ρ
F 2,32185 kg/s
Laju alir volumetrik, Q =
859,4400 kg/m 3
Q = 0,0027015 m3/s
Laju alir volume pompa sentrifugal berkisar dari 6,67 x 10-5 sampai dengan
6,3 m3/detik (Geankoplis, 1997). Maka dengan nilai Q di atas dapat menggunakan
pompa sentrifugal.
Perencanaan pompa :
Penentuan diameter optimum untuk pipa
Untuk aliran turbulen (Nre > 4000),
Di,opt = 0,363 × Q0,45 × ρ0,13 (Peters, 2004)
Untuk aliran laminar ,
Di,opt = 0,133 × Q0,4 × µ0,2 (Peters, 2004)
Dengan, Di,opt = diameter optimum (m)
Q = laju volumetrik (m3/s)
ρ = densitas (kg/m3)
µ = viskositas (Pa.s)
Asumsi aliran turbulen Di,opt = 0,363 × 0,0025427 0,45 × 859,4400,13
Di,opt = 2,4030 in
Ukuran spesifikasi pipa (Geankoplis, 1997)
- Ukuran pipa nominal : 2,5 in
- Schedule pipa : 40
- Diameter dalam (ID) : 2,469 in 0,2058 m
- Diameter luar (OD) : 2,875 in
- Luas penampang dalam (At) : 0,03322 ft2 0,003068 m2
- Bahan konstruksi : commercial steel
Kecepatan linear , v =
v = 0,8754 m/detik
ρvD 859,44 x0,8574 x0,0627 x1000
=
µ
Bilangan Reynold, NRe =
4,30972
NRe =10947,38982
hc = kc (Geankoplis, 1997)
(0,8754)2
hc = 0,55
2 x1
hc = 0,21072335 J/kg
Ff = 4f (Geankoplis, 1997)
120(0,8754)
2(0,0627 )
2
Ff = 4(0,00675)
Ff = 19,7943014 J/kg
3. Friction pada 3 buah elbow 90o
(0,8754)2
2(0,0627 )
hf = 3.(0,75)
hf = 0,0360409 J/kg
4. Friction pada 1 buah check valve
(0,8754)2
2(0,0627 )
hf = 1.(2)
hf = 12,2187 J/kg
5. Expansion loss pada tank entrance
hex = 1
(0,8754)2
2
hex = 0,383133 J/kg
Sehingga total frictional loss, ΣF
ΣF = (0,21072335 + 19,7943014 + 0,0360409 + 12,2187 + 0,383133) J/kg
ΣF = 32,6429 J/kg
Ws = (Geankoplis, 1997)
- ................................................................
Dimana :
iameter pipa konstan, v1 = v2
- ................................................................
elisih tinggi pipa,
- ................................................................
ekanan konstan, p2 = p1
Sehingga, Ws = -1 x (9,806 x 2) + 32,6429 J/kg
Ws = 71,8669 J/kg
Laju Alir massa, Q = 0,00270159 x 860,0912
Q = 2,32186 kg/s
Daya pompa, Wp (eff. 80%)
Wp = Ws/ 0,8
Wp = 71,8669 J/kg / 0,8
Wp = 89,8336 kg/s
Daya pompa, P = (Wp x Q )/1000
P = (89,8336 x 2,32186)/1000
P = 0,20858 kW
P = 0,2836 hp
Maka dipilih pompa dengan daya 0, 5 hp
T1 − T2
=0
0
t 2 − t1
= =
28,8
S =
2
Luas permukaan luar (a″) = 0,2618 ft /ft (Tabel 10, Kern)
Jumlah tube,Nt =
b. Dari Tabel 9, hal 842, Kern, 1965, nilai yang terdekat adalah 16 tube dengan
ID shell 8 in.
c. Koreksi UD
A = L x Nt x a”
= 12 ft x 16 x 0,2618 ft2/ft
= 50,2656 ft2
UD =
= 46,7135 Btu/jam⋅ft2⋅°F
Gs =
lb m w
jam ⋅ ft 2
= 1143562,1897 (Pers. (7.2), Kern, 1965)
as
5. Bilangan Reynold
Pada tc = 100,4 °F
1. µ = 12.085,4818 lbm/jam.ft2
=4,3097211 cP = 10,42566 lbm/ft.jam
Dari Tabel 10, Kern, untuk 1 in OD, 18 BWG, (5’) Bilangan Reynold
0
diperoleh Pada tc = 212 F,µ = 0,16 cP =
ID = 0,902 in = 0,0752 ft 0,38706 lbm/ft2⋅jam. Dari Gambar 28,
ID × G t
Re t =
Kern, untuk 1 in dan 11/4 triangular
(Pers. (7.3), Kern)
μ pitch, diperoleh De = 0,72 in.
De × G s
Re s =
µ
(pers. (7.3), Kern, 1965)
Ret = = 10164,7363
= 159,6452
io = h i x ID
h
φt φ t OD
= 165,8985 x
0,902
1
= 149,6404
h io = io × φ t
h
9.
φt
hio = 149,6404× 1 = 149,6404
(2′) N + 1 = 12 x
L
f ⋅Gt ⋅L⋅n
(Pers. (7.43), Kern)
2) ΔPt =
2
B
5,22 ⋅ 1010 ⋅ ID ⋅ s ⋅ φ t
N + 1 = 12 × = 36
12
4
= 4,8478 psi
e s
(Pers. (7.44), Kern)
=
(4).(4)
.0,15
0,99
= 2,4242 psi
∆PT = ∆Pt + ∆Pr
= 4,84787 psi + 2,4242 psi
= 7,2721 psi
∆Pt yang diperbolehkan = 10 psi
LC.4 Tangki Penyimpanan Oleum (F-114)
Fungsi : menyimpan Oleum untuk kebutuhan 30 hari
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Stainless steel, SA-240, Grade A
Jumlah : 10 unit
Data Perhitungan
- Kondisi Penyimpanan : Tekanan = 1 atm
: Temperatur = 30 oC
- Kebutuhan penyimpanan : 30 hari
- Laju alir massa, F : 13.523,3943 kg/jam
- Densitas bahan, ρ 1830 kg/m3
Perhitungan ukuran tangki (Analog seperti perhitungan F-112)
1. Volume tangki
Maka diperoleh,
- = 5.320,6797 m3
total Oleum
Maka,
d =1,84639 in
Dipilih tebal silinder standar = 2 in
Maka,
=
ρ
F 3,7564 kg/s
Laju alir volumetrik, Q =
1.890,680 kg/m 3
Q = 0,0019868 m3/s
Laju alir volume pompa sentrifugal berkisar dari 6,67 x 10-5 sampai dengan 6,3
m3/detik (Geankoplis, 1997). Maka dengan nilai Q di atas dapat menggunakan
pompa sentrifugal.
Perencanaan pompa :
Penentuan diameter optimum untuk pipa
Untuk aliran turbulen (Nre > 4000),
Di,opt = 0,363 × Q0,45 × ρ0,13 (Peters, 2004)
Untuk aliran laminar ,
Di,opt = 0,133 × Q0,4 × µ0,2 (Peters, 2004)
Dengan, Di,opt = diameter optimum (m)
Q = laju volumetrik (m3/s)
ρ = densitas (kg/m3)
µ = viskositas (Pa.s)
Asumsi aliran turbulen Di,opt = 0,363 × 0,00187 0,45 × 1.890,680 0,13
Di,opt = 2,3185 in
Ukuran spesifikasi pipa (Geankoplis, 1997)
- Ukuran pipa nominal : 2,5 in
- Schedule pipa : 40
Kecepatan linear , v =
v = 0,64377 m/detik
ρvD 118,03137 x 2,1121x0,2058
=
µ
Bilangan Reynold, NRe =
0,007129109
NRe =6 7.194,8537
Karena NRe > 4000, maka aliran turbulen
∆t 2 − ∆t1
Ln(∆t1 / ∆t 2)
=
S =
=
Q 306.183,2095Btu / jam
U D x∆t 50 Btu / jam. ft 2O Fx110,978o F
A=
jam ⋅ ft 2
Gt = 972.850,6352
(4’) Kecepatan massa
k 0,32
f ⋅Gt ⋅ L⋅ n (2′) N + 1 = 12 × = 36
2) ΔPt =
2 12
5,22 ⋅ 1010 ⋅ ID ⋅ s ⋅ φ t
4
He
Dt
=
N Ao 33,80848
Konsentrasi awal 12H25C6H5, CA0 =
V 14,6196
CA0 = 2,3129237 kmol/m3
Waktu tinggal reaktan dalam reaktor 4 jam
1. Perhitungan desain reaktor
Vm = 58,47854 m3
Ruang bebas reaktor direncanakan 20% volume minimum reaktor
Volume reaktor, Vr = (1+0,2)× 58,47854
Spesifikasi Reaktor
Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki (Hs : D) = 3 : 2
πD 2 πD 2 3D
Volume silinder, Vs = H= x (Brownell, 1959)
4 4 2
maka, Vs = 3 π D 3
8
Dt = 3,653301 m
Tinggi silinder, Hs =
Hs = 5,47995 m
Tinggi tutup, Hh =
Hh = 0,22833 m
Tinggi Tangki, HT = Hs + (Hh x 2)
HT = 5,936615 m
= 4,947179 m
Tekanan hidrostatis = ρ × g × tinggi cairan dalam tangki
Tekanan hidrostatis = 1.496,75913 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 4,947179 m
= 72,56641 kPa
Tekanan udara luar = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = 101,325 kPa + 72,56641 kPa
Poperasi = 173,89141 kPa
Faktor kelonggaran = 20 %
Maka, Pdesign = (1,2) x (173,89141 kPa)
= 208,66969 kPa
d = 0,0040076 m 0,16018 in
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,28518 in
Dipilih tebal silinder standar ¼ in
4. Tebal dinding head (tutup tangki)
Allowable working stress : 16.250 lb/in2 (Brownell, 1979)
Efisiensi sambungan (E) : 0,85
Umur alat (A) rencana : 10 tahun
P×D
Tebal dinding head (dh) =
2SE − 0,2P
dimana : dh = tebal dinding tangki bagian silinder (in)
P = tekanan desain (kPa)
D = diameter dalam tangki (m)
S = stress yang diizinkan
E = efisiensi pengelasan
dh =
dh = 0,0040033 m = 0,1600121 in
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,285012 in
Dipilih tebal head standar ¼ in.
E Da
Dt
NRe =
NRe = 9.201,714428
(Geankoplis,1983 )
ρ .N 3 Da 5
P.g c.
Bilangan Daya, Np =
Np = 2,5
Daya, P = Np.ρ .N 3 .Da 5
Daya, P = 2,5 x x(1)3 x (1,22)5
P = 10.021,05497 Watt
P = 13,4384 hp
Efisiensi motor penggerak = 80%
P = 16,79806 hp
Digunakan motor penggerak dengan daya 17 hp
Vair pendingin =
t =
t = 0,0039337 in
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
Maka tebal Jaket yang dibutuhkan = 0,280 in
Dipilih tebal silinder standar ¼ in
7. Perhitungan Flange
Tekanan Desain : 14,69598 psi
Temperatur desain : 86 oF
Material Flange : ASTM A-201, grade B
Baut Baja : ASTM A-193, grade B-7
Material Gasket : Stainless steel
Diameter Luar Shell : 143,989 in = B
Tebal shell : 0,1600121 in
Diameter dalam shell : 143,8286 in
Allowable Stress
of flange material : 16.250
Allowable stress
y − pm
=
do
y − p (m + 1)
Menghitung tebal gasket : (Brownel, 1979)
di
Asumsi tebal gasket adalah 1/16 in, dari gambar 12.11 Brownel diperoleh
y = 3700
m = 2,75
Sehingga :
3700 − 14,69598(2,75)
=
do
di 3700 − 14,69598(2,75 + 1)
do
= 1,002013942
di
Asumsi bahwa di gasket sama dengan 90 in, maka
do = (1,002013942) x (90) = 90,18125475 in
90,1812 − 90
Tebal minimum gasket = = 0,090627 in
2
Dengan menggunakan lebar Gasket 1/2 –in, maka diameter gasket rata-
rata
G = 90 + 0,5 = 90,5 in
Menghitung beban baut :
Beban untuk dudukan gasket
Wm2 = Hy = bл Gy
Dari gamber 12.12
n 0,5
bo = = = 0,25 in
2 2
b = bo jika bo ≤ 0,25 in (Brownel, 1979)
b = 0,25
dengan mensubstitusikan, maka diperoleh :
Hy = 0,25 (3,14) (90,5)(3700)
Hy = 262857,25 lb
Beban untuk menjaga terjadinya lipatan kecil dibawah operasi
Hp = 2b π Gmp
(8,456 x16250)
=
2 x3700 x3,14 x90,5)
HT = H - HD
= 94485,51401 – 239.179,8286
= 144.694,3146 lb
Tanagan Pengait yang sama
hD + hG
hT =
2
0,5056 + 27,25
hT =
2
hT = 13,8778 in
Momen yang diperoleh adalah
MT = HT x hT
= 144.694,3146 x 13,8778
= 2.008.044,431
Jumlah ruang untuk kondisi operasi tersebut adalah MO
MO = MD + MG + MT
= 120.948,0723 + 2.878.911,025 + 2.008.044,431
= 991.814,6655 in-lb
Oleh karena itu rauang operasi terkontrol, dan
Mmax = 991.814,6655 in-lb
A 146,625
K = =
B 143,989
Dari gambar 12.22, diperoleh nilai :
Y = 50
Maka
(50 x991.814,6655)
(16250 x143,989)
t =
t = 10,5971 in
=
ρ
F 6,0783 kg/s
Laju alir volumetrik, Q =
1.453,4368 kg/m 3
Q = 0,004182 m3/s
Laju alir volume pompa sentrifugal berkisar dari 6,67 x 10-5 sampai dengan 6,3
m3/detik (Geankoplis, 1997). Maka dengan nilai Q di atas dapat menggunakan
pompa sentrifugal.
Perencanaan pompa :
Penentuan diameter optimum untuk pipa
Untuk aliran turbulen (Nre > 4000),
Di,opt = 0,363 × Q0,45 × ρ0,13 (Peters, 2004)
Untuk aliran laminar ,
Di,opt = 0,133 × Q0,4 × µ0,2 (Peters, 2004)
Dengan, Di,opt = diameter optimum (m)
Kecepatan linear , v =
v = 0,8259 m/detik
ρvD 1.453,4368 x0,0901x0,6552 x1000
=
µ
Bilangan Reynold, NRe =
4,340233
NRe =19.774,42176
Karena NRe > 4000, maka aliran turbulen
Untuk pipa commercial steel dan pipa 1/8 in, diperoleh ε = 0,0005
D
Dari Gambar 2.10-3, Geankoplis, 1997 untuk NRe 21012,0425 dan ε = 0,0005
D
diperoleh f = 0,0065
Friction Loss (Analog dengan perhitungan pompa L-111)
1. Contraction loss pada keluaran tangki
hc = 0,1180699 J/kg
2. Friction pada pipa lurus 50 m
Ff = 3,09672 J/kg
3. Friction pada 3 buah elbow 90o
hf = 0,04352 J/kg
µ = 80,4089 cP
V total Larutan =
= 17,9396 m3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume tangki, Vt = 1,2 x 17,9396 m3
= 21,52754 m3
2. Ukuran tangki
Direncanakan tangki beralaskan datar dan tutup atas ellipsoidal dengan
perbandingan :
Tinggi silinder : Diameter (Hs : D) = 10 : 3
Tinggi head : Diameter (Hh : D) = 1 :6
Sehingga,
maka, Vs =
Vt =
Dt = 1,97578 m
Hs = 6,5859 m
Tinggi tutup, Hh =
Hh = 0,3293 m
Tinggi Tangki, HT = Hs + (Hh x 2)
HT = 7,2445 m
3. Tekanan Desain
Tinggi cairan dalam tangki
Volume tangki = 21,5275 m3
Volume cairan = 17,9396 m3
Tinggi tangki = 7,2445 m
volume cairan dalam tangki × tinggi tangki
Tinggi cairan dalam tangki =
volume tangki
= 6,03711 m
Tekanan hidrostatis = ρ × g × tinggi cairan dalam tangki
Tekanan hidrostatis = 1.395,9535 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 6,03711 m
= 82,5897 kPa
Tekanan udara luar = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = 101,325 kPa + 82,5897 kPa
Poperasi = 183,91479 kPa
Faktor kelonggaran = 20 %
Maka, Pdesign = (1,2) x (183,91479 kPa)
= 220,69774 kPa
d = 0,00229256 m 0,090257 in
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,215 in
Dipilih tebal silinder standar ¼ in
5. Tebal dinding head (tutup tangki)
Allowable working stress : 16.250 lb/in2 (Brownell, 1979)
Efisiensi sambungan (E) : 0,85
Umur alat (A) rencana : 10 tahun
P×D
Tebal dinding head (dh) =
2SE − 0,2P
dimana : dh = tebal dinding tangki bagian silinder (in)
P = tekanan desain (kPa)
D = diameter dalam tangki (m)
S = stress yang diizinkan
E = efisiensi pengelasan
dh = 0,002 m = 0,0901533 in
NRe = 7.230,12363
(Geankoplis,1983 )
ρ .N 3 Da 5
P.g c.
Bilangan Daya, Np =
Np = 0,42
Daya, P = Np.ρ .N 3 .Da 5
Daya, P = 0,42 x x(1)3 x ( )5
P = 17.652,8926 Watt
P = 23,6729148 hp
P = 29,59114 hp
µ = 5,30421 cP
=
ρ
F 6,9563 kg/s
Laju alir volumetrik, Q =
1.396,7306 kg/m 3
Q = 0,0049805 m3/s
Laju alir volume pompa sentrifugal berkisar dari 6,67 x 10-5 sampai dengan 6,3
m3/detik (Geankoplis, 1997). Maka dengan nilai Q di atas dapat menggunakan
pompa sentrifugal.
Perencanaan pompa :
Penentuan diameter optimum untuk pipa
Untuk aliran turbulen (Nre > 4000),
Di,opt = 0,363 × Q0,45 × ρ0,13 (Peters, 2004)
Untuk aliran laminar ,
Di,opt = 0,133 × Q0,4 × µ0,2 (Peters, 2004)
Dengan, Di,opt = diameter optimum (m)
Q = laju volumetrik (m3/s)
ρ = densitas (kg/m3)
µ = viskositas (Pa.s)
Kecepatan linear , v =
v = 0,7803 m/detik
ρvD 1.396,7306 x 0,7803 x 0,0901x1000
=
µ
Bilangan Reynold, NRe =
5,30421
NRe =18.517,8516
Karena NRe > 4000, maka aliran turbulen
Umpan
ZB
ZT ZA2
ZA1
ρcamp Viskositas
Komponen F (kg/jam) fraksi % ρ (kg/m3) viskositas
(kg/m3) Campuran
166,3377495 0,66421181 860,0000 5,712221607
C12H25C6H5 4,309727 0,009703302
C12H24 41,79340439 0,16688739 748 1,248317682 1,1087 0,000172208
H2SO4 10683,48147 42,6607588 1930 823,3526455 19,0000 1,256120012
SO3 54,09357706 0,21600384 1.780,0000 3,844868391 1,2047 0,000402265
H2O 3296,036052 13,1615709 998,0000 131,3525 0,8500 -0,02139004
C12H25C6H4SO3H 10801,135 43,1305672 998 430,4430606 23,8 0,958072712
Total 25.042,8773 100,0000 1.395,9536 1.450,8500 2,203080454
Viskositas campuran dihitung dengan persamaan Heric-Brewer (Reid, 1987)
l n µ = ∑ X i lnμ i = 2,203080454
µ = 9,0528 cP
Lapisan bawah (A) terdiri dari :
Dimana :
t = waktu pisah (jam)
ρA= ρB = densitas Zat cair A dan B (kg/m3)
t =
t = 1,40694 jam
t = 84,4165 menit
= 25,3253 m3
Seperator 80% penuh, maka volume yang dibutuhkan :
V =
V = 31,65662 m3
Di = 2,29565 m
L = 6,88694 m
Diameter dan tinggi tutup
Diameter tutup = diameter tangki = 2,29565 m
Rasio axis = 2 : 1
1 2,29565
=
(Brownell,1959, hal: 80)
2 2
Tinggi tutup =
x 2,29565 m = 1,8344 m
25,3253
Tinggi cairan dalam tangki =
31,65662
Tinggi cairan dalam tangki = 1,83652 m
Tekanan hidrostatik, P = ρxgxh
P = kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,83652 m
P = 25.138,19604 Pa = 25,1382 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 25,1382 kPa + 101,325 kPa
P = 126,4632 kPa
Faktor kelonggaran = 5%
Maka, Pdesign = (1,05) x (126,4632 kPa)
Pdesign = 132,78635 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell,1959,hal:254)
Allowable stress = 11.050 psia = 76.187,098 kP
PD
2SE − 1,2P
Tebal shell tangki, t =
t =
t = 0,0025 m
Q = 0,0029808 m3/s
Laju alir volume pompa sentrifugal berkisar dari 6,67 x 10-5 sampai dengan 6,3
m3/detik (Geankoplis, 1997). Maka dengan nilai Q di atas dapat menggunakan
pompa sentrifugal.
Perencanaan pompa :
Penentuan diameter optimum untuk pipa
Untuk aliran turbulen (Nre > 4000),
Di,opt = 0,363 × Q0,45 × ρ0,13 (Peters, 2004)
Untuk aliran laminar ,
Di,opt = 0,133 × Q0,4 × µ0,2 (Peters, 2004)
Dengan, Di,opt = diameter optimum (m)
Q = laju volumetrik (m3/s)
ρ = densitas (kg/m3)
µ = viskositas (Pa.s)
Asumsi aliran turbulen Di,opt = 0,363 × 0,00280550,45 × 1.040,04170,13
Di,opt =2,5748 in
Ukuran spesifikasi pipa (Geankoplis, 1997)
- Ukuran pipa nominal : 3 in
- Schedule pipa : 40
- Diameter dalam (ID) : 3,068 in 0,0627 m
- Diameter luar (OD) : 3,5 in
- Luas penampang dalam (At) : 0,00513 ft2 0,004765 m2
- Bahan konstruksi : commercial steel
Kecepatan linear , v =
v = 0,6254 m/detik
NRe = 41.206,0833
Umpan
ZB
ZT ZA2
ZA1
C12H25C6H5 860,0000
7,9010431 0,664211815 5,712221607
C12H24 748
1,985186708 0,166887391 1,248317682
H2SO4
510,6129398 42,92536354 1930 828,4595163
H2O 998,0000
155,9835874 13,11297006 130,8674412
C12H25C6H4SO3H 998
513,0539125 43,13056719 430,4430606
Total
1189,53667 100 1396,730557
t =
Dimana :
t = waktu pisah (jam)
ρA= ρB = densitas Zat cair A dan B (kg/m3)
t =
t = 0,327312581 jam
t = 19,6387549 menit
t =
t = 0,001137 m
t = 0,04478 in
Faktor korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
µ = 15,6522 cP
Kecepatan linear , v =
v = 1,9189 m/detik
NRe = 8.326,6767
Karena NRe < 4000, maka aliran Laminar
- Faktor kelonggaran 20 %
- = 784,0476 m3
total Spent acid-
2. Ukuran tangki
- Diameter, Dt = 8,730787 m = 343,7311 in
- Tinggi Silinder,Hs = 11,641054 m
- Tinggi Tutup, Hh = 2,182696 m
- Tinggi Tangki = 13,82374 m
3. Tekanan desain
- = 653,3730 m3
olume cairan
- =11,51978 m
inggi cairan, Hc
- = 187,5041 kPa
ekanan hidrostatik
- = 101,325 kPa
ekanan operasi
- = 20%
aktor keamanan
- = 346,5949 kPa = 50,2643 psi
ekanan design
4. Tebal dinding tangki (bagian silinder)
d =1,8768 in
Dipilih tebal silinder standar = 2 in
µ = 22,917 cP
Q = 0,0027767 m3/s
Laju alir volume pompa sentrifugal berkisar dari 6,67 x 10-5 sampai dengan 6,3
m3/detik (Geankoplis, 1997). Maka dengan nilai Q di atas dapat menggunakan
pompa sentrifugal.
Perencanaan pompa :
Penentuan diameter optimum untuk pipa
Untuk aliran turbulen (Nre > 4000),
Di,opt = 0,363 × Q0,45 × ρ0,13 (Peters, 2004)
Untuk aliran laminar ,
Di,opt = 0,133 × Q0,4 × µ0,2 (Peters, 2004)
Dengan, Di,opt = diameter optimum (m)
Q = laju volumetrik (m3/s)
ρ = densitas (kg/m3)
µ = viskositas (Pa.s)
Kecepatan linear , v =
v = 1,2827 m/detik
NRe = 2.931,3216
Karena NRe < 4000, maka aliran laminar
tc = 100,4 o F
Analog dengan perhitungan Heater I digunakan heater dengan spesifikasi:
- Diameter luar tube (OD) = 1 in
- Jenis tube = 18 BWG
- Pitch (PT) = 1 1/4 in Triangular Pitch
- Panjang tube (L) = 12 ft
g. Dari Tabel 8, hal. 840, Kern, 1965, heater untuk fluida dingin heavy organic dan
fluida panas steam, diperoleh UD = 6 - 60, faktor pengotor (Rd) = 0,003.
Diambil UD = 50 Btu/jam⋅ft2⋅°F
Luas permukaan untuk perpindahan panas,
A = 60,8508 ft2
Luas permukaan luar (a″) = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10, Kern)
Jumlah tube,Nt = 19,3694
h. Dari Tabel 9, hal 842, Kern, 1965, nilai yang terdekat adalah 26 tube dengan ID
shell 10 in.
i. Koreksi UD
A = 81,6816 ft2
UD = 37,2488 Btu/jam⋅ft2⋅°F
jam ⋅ ft 2
Gt = 717.293,5348
Gt = 10307,8527 lbm/jam.ft2
k 0,97
Pressure drop
Fluida dingin : bahan, tube Fluida panas : steam, shell
1) f = 0,0003 ft2/in2 (Gbr. 26, Kern) (1′) Untuk Res = 1230,5140
s = 0,99, φt = 1 f = 0,09 ft2/in2 , φs =1, s = 0,98
2) ΔPt = 1,90733 psi
(2′) N + 1 = 12 × = 36
12
4
(3' ) ΔPs = 0,0467 psi
ΔPr = 1,7778 psi
∆Ps yang diperbolehkan = 2 psi.
3) ∆PT = 3,68511 psi
∆Pt yang diperbolehkan = 10 psi
V total NaOH =
= 142,4216 m3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume tangki, Vt = 1,2 x 142,4216 m3
= 170,90592 m3
2. Ukuran tangki
Direncanakan tangki beralaskan conical dan tutup atas datar dengan
perbandingan :
Tinggi Silinder : Diameter (L : D) = 2:1
Sehingga,
Volume Shell, Vs =
Volume cone, Vc = x
Volume cone, Vc = x
= + x
Vh =
D =
= 4,535622 m
L = 9,071244 m
t = 4,535622 m
Faktor kelonggaran = 5%
= 106,3913 kPa
t =
t = 0,0039627 m
t = 0,156014 in
t = 0,156014 in + 0,125 in
t = 0,281014 in
Tebal dasar cone terbuat dari bahan yang sama dengan shell dan mempunyai tebal
yang sama. Tebal cone hopper = 1/3 in
LC.19. Belt Conveyor (J-216)
Fungsi : mengangkut NaOH menuju bucket elevator
Jenis : Throughed Belt on Continous Plate
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi : Tekanan = 1 atm
Temperatur = 30 oC
= 7,3840046 ton/jam
Untuk kapasitas tersebut berdasarkan table 21-8 Perry’s Chemical Engineering
Hand Book, 7th edition, didapat spesifikasi Belt Conveyor sebagai berikut :
- Lebar Belt = 14 in
- Panjang Belt = 20 ft
- Sudut elevasi = 18o
- Kecepatan Belt = 100 ft/min
- Ratio Hp/10 ft = 0,58
Daya yang dibutuhkan :
P = THp (H x 0,002) x C
Dimana :
THp = Kapasitas Belt
H = Panjang Belt
C = Material faktor = 1
Maka,
P = 7,3840046x (20 x 0,002) x 1
= 0,29536 hp
= 7,3840046 ton/jam
Untuk kapasitas tersebut berdasarkan table 21-8 Perry’s Chemical Engineering
Hand Book, 7th edition, didapat spesifikasi Bucket evator sebagai berikut :
- Ukuran Bucket Elevator = 6 x 4 x 4 1/4 in
- Bucket Spacing = 12 in
- Elevator center = 25 ft
- Bucket Speed = 225 ft/min = 68,6 m/min
- hp poros = 1 hp
- Putaran poros = 43 rpm
- Belt width = 7 in
- = 20 %
aktor kelonggaran
- = 5,9433 m3
olume tangki, Vt
2. Ukuran tangki
3. Tekanan Desain
- Tinggi cairan dalam tangki = 3,93103 m
- Tekanan hidrostatis = 46,9054 kPa
- Tekanan udara luar = 1 atm = 101,325 kPa
- Tekanan Operasi = 148,2304 kPa
- Faktor kelonggaran = 20 %
- Tekanan Desain = 177,8765 kPa
NRe = 190.395,404
Bilangan Daya, Np = (Geankoplis,1983 )
ρ .N 3 Da 5
P.g c.
Np = 0,25
Daya, P = Np.ρ .N 3 .Da 5
Daya, P = 0,25 x x(1)3 x (0,42023)5
P = 1.072,78975 Watt
P = 1,4386 hp
Efisiensi motor penggerak = 80%
Daya motor penggerak, P =
P = 1,7982 hp
µ = 3,4957 cP
Q = 0,00137576 m3/s
Di,opt =1,8558 in
Ukuran spesifikasi pipa (Geankoplis, 1997)
- Ukuran pipa nominal : 2,0 in
- Schedule pipa : 40
- Diameter dalam (ID) : 2,067 in 0,0525 m
- Diameter luar (OD) : 2,375 in
- Luas penampang dalam (At) : 0,0233 ft2 0,002164 m2
- Bahan konstruksi : commercial steel
Kecepatan linear , v =
v = 0,5981 m/detik
NRe = 11.622,1458
Karena NRe > 4000, maka aliran turbulen
Dari Gambar 2.10-3, Geankoplis, 1997 untuk NRe 10936,6514 dan ε = 0,0009
D
diperoleh f = 0,007
tc = 120,2678 o F
Dalam perancangan ini digunakan heater dengan spesifikasi:
- Diameter luar tube (OD) = 3/4 in
- Jenis tube = 14 BWG
- Pitch (PT) = 1 1/4 in Triangular Pitch
- Panjang tube (L) = 12 ft
Dari Tabel 8, hal. 840, Kern, 1965, heater untuk fluida dingin heavy organic dan fluida
panas steam, diperoleh UD = 6 - 60, faktor pengotor (Rd) = 0,003.
Diambil UD = 50 Btu/jam⋅ft2⋅°F
Luas permukaan untuk perpindahan panas,
A = 97,4446 ft2
Luas permukaan luar (a″) = 0,1963 ft2/ft (Tabel 10, Kern)
Jumlah tube,Nt = 41,3672
Dari Tabel 9, hal 842, Kern, 1965, nilai yang terdekat adalah 52 tube dengan ID shell 12
in.
Koreksi UD
A = 122,4912 ft2
=
L 12 (6’) ho untuk steam yang berkondensasi
= 246,5753
D 0,0487 adalah 1500
6. Taksir jH dari Gbr 24, Kern, diperoleh jH = 3 7. Pada tc = 120,26785 °F
h
io = 87,4173
9. hio = 87,4173 × 1 = 87,4173
φt
11 Faktor pengotor, Rd
RD = 0,01303 (Rd hitung ≥ Rd ketentuan, maka spesifikasi pendingin dapat diterima)
Pressure drop
Fluida dingin : bahan, tube Fluida panas : steam, shell
1) f = 0,0003 ft2/in2 (Gbr. 26, Kern) (1′) Untuk Res = 951,3550
s = 0,78, φt = 1 f = 0,09 ft2/in2 , φs =1, s = 0,98
(2′) ΔPs = 0,0199 psi
(2) Dari grafik 27, hal:837, Kern, pada diperoleh ∆Ps yang diperbolehkan = 2 psi.
2
V
= 0,04
2g'
He
Dt
V1 = 13,9390 m3/jam
Laju alir mol C12H25C6H5, NAo = 49,0834 kmol/jam
Vm = 59,2438 m3
Ruang bebas reaktor direncanakan 20% volume minimum reaktor
Spesifikasi Reaktor
Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki (Hs : D) = 3 : 2
πD 2 πD 2 3D
Volume silinder, Vs = H= x (Brownell, 1959)
4 4 2
maka, Vs = 3 π D 3
8
Dt = 3,66916 m
Tinggi silinder, Hs =
Hs = 5,50375 m
Tinggi tutup, Hh =
Hh = 0,22932 m
Tinggi Tangki, HT = Hs + (Hh x 2)
HT = 5,9623 m
= 4,96866 m
Tekanan hidrostatis = ρ × g × tinggi cairan dalam tangki
Tekanan hidrostatis = 1080,3639 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 4,96866 m
= 52,60608 kPa
Tekanan udara luar = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = 101,325 kPa + 52,60608 kPa
Poperasi = 153,93108 kPa
Faktor kelonggaran = 20 %
Maka, Pdesign = (1,2) x (153,93108 kPa)
= 184,71729 kPa
d = 0,003562 m 0,142394 in
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,128562 in
Dipilih tebal silinder standar 3/16
4. Tebal dinding head (tutup tangki)
Allowable working stress : 16.250 lb/in2 (Brownell, 1979)
Efisiensi sambungan (E) : 0,85
Umur alat (A) rencana : 10 tahun
P×D
Tebal dinding head (dh) =
2SE − 0,2P
dimana : dh = tebal dinding tangki bagian silinder (in)
P = tekanan desain (kPa)
D = diameter dalam tangki (m)
S = stress yang diizinkan
E = efisiensi pengelasan
dh =
dh = 0,003559 m = 0,142256 in
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,12855908 in
Dipilih tebal head standar 1/3 in
E Da
Dt
NRe =
NRe = 619,93612
Bilangan Daya, Np = (Geankoplis,1983 )
ρ .N 3 Da 5
P.g c.
Np = 2,5
Daya, P = Np.ρ .N 3 .Da 5
Daya, P = 2,5 x x(1)3 x (1,22)5
P = 7.391,6635 Watt
P = 9,91238 hp
Efisiensi motor penggerak = 80%
Daya motor penggerak, P =
P = 12,390477 hp
Digunakan motor penggerak dengan daya 12,5 hp
t =
t = 0,1557384 in
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Brownell, 1979)
Maka tebal Jaketl yang dibutuhkan = 0,281 in
Dipilih tebal silinder standar 1/3 in
7.Perhitungan Flange
Tekanan Desain : 14,69598 psi
Temperatur desain : 86 oF
Material Flange : ASTM A-201, grade B
Baut Baja : ASTM A-193, grade B-7
Material Gasket : Stainless steel
Diameter Luar Shell : 146,76 in = B
Tebal shell : 0,164399 in
Diameter dalam shell : 146,5952 in
Allowable Stress
of flange material : 16.250
Allowable stress
y − pm
=
do
y − p (m + 1)
Menghitung tebal gasket : (Brownel, 1979)
di
Asumsi tebal gasket adalah 1/16 in, dari gambar 12.11 Brownel diperoleh
y = 3700
m = 2,75
Sehingga :
3700 − 14,69598(2,75)
=
do
di 3700 − 14,69598(2,75 + 1)
do
= 1,002013942
di
Asumsi bahwa di gasket sama dengan 90 in, maka
do = (1,002013942) x (90) = 90,18125475 in
90,1812 − 90
Tebal minimum gasket = = 0,090627 in
2
Dengan menggunakan lebar Gasket 1/2 –in, maka diameter gasket rata-
rata
G = 90 + 0,5 = 90,5 in
Menghitung beban baut :
Beban untuk dudukan gasket
Wm2 = Hy = bл Gy
Dari gambar 12.12
n 0,5
bo = = = 0,25 in
2 2
b = bo jika bo ≤ 0,25 in (Brownel, 1979)
b = 0,25
dengan mensubstitusikan, maka diperoleh :
Hy = 0,25 (3,14) (90,5)(3700)
Hy = 262857,25 lb
Beban untuk menjaga terjadinya lipatan kecil dibawah operasi
Hp = 2b π Gmp
Hp = 2 x 0,25 x 3,14 x 90,5 x 2,75 x 14,69598
Dari tabel , lingkaran baut minimum pada 145,26033 in, jika menggunakan baut -
¾ in. Untuk yang lebih sederhana spesifik dimensi dari bolt adalah 28 pada ¾-in ,
dengan diameter lingkaran baut 150-in.
Diameter lingkaran baut , C = 150 in.
Menghitung diameter luar flange :
Flange OD = Diameter ling karan baut + 2E
13
= 150 + 2 = 151,625 = A
16
Perbandingan lebar gasket :
Ab actual = (0,302) x (28) = 8,456 sq. in
Aactual fallow
2 yπG
Lebar minimum gasket =
(8,456 x16250)
=
2 x3700 x3,14 x90,5)
= 0,0653444 in
A 151,625
K = = = 1,0462
B 144,929
Dari gambar 12.22, diperoleh nilai :
Y = 45
Maka
(16250 x146,76)
(50 x1.130.277,723
t =
t = 13,0985 in
µ = 6,51611 cP
Q = 0,0021308 m3/s
Laju alir volume pompa sentrifugal berkisar dari 6,67 x 10-5 sampai dengan
6,3 m3/detik (Geankoplis, 1997). Maka dengan nilai Q di atas dapat menggunakan
pompa sentrifugal.
Perencanaan pompa :
Penentuan diameter optimum untuk pipa
Untuk aliran turbulen (Nre > 2100),
Di,opt =2,44377 in
Ukuran spesifikasi pipa (Geankoplis, 1997)
- Ukuran pipa nominal : 2,5 in
- Schedule pipa : 40
- Diameter dalam (ID) : 2,469 in 0,0627 m
- Diameter luar (OD) : 2,875 in
- Luas penampang dalam (At) : 0,03322 ft2 0,003086 m2
- Bahan konstruksi : commercial steel
Kecepatan linear , v =
v = 0,7193 m/detik
NRe = 13.859,672
Karena NRe > 4000, maka aliran turbulen
=
(Walas, 1988)
= 11.189,81737 ft3/s
Waktu tinggal dalam menara pengering diperkirakan adalah 3 detik sehingga,
Volume spray dryer,Vd = 11.189,81737 ft3/s x 3 s
= 33.569,45 ft3
Perbandingan diameter dengan panjang = 1 : 4, dan sudut cone 60o, sehingga :
Vd = (Walas, 1988 )
Vd = 3,3683D3
D =
D = 21,52011 ft = 6,55933 m
L = 86,0804418 ft = 26,23732 m
Untuk ukuran standar, ukuran partikel 200 μm didapat : (Walas, 1988)
Kecepatan putar motor = 3600 rpm; 5 hp
= 557,8518 m3/jam
= 0,15495 m3/s
Luas permukaan saluran bahan masuk (Ain) pada kecepatan 10 m/s :
Ain =
= 0,01549588 m2
Diameter siklon, Dc :
Ain = 0,5 Dc x 0,2 Dc (Walas, 1988 )
Dc = 0,1 x Ain
= 0,154958 m
Maka digunakan siklon ukuran standart dengan diameter Dc 0,203 m (Walas,1988)
dengan spesifikasi sebagai berikut :
0,5 Dc
Do
D
S
1,5 Dc
Hc
D
Dc
2,5 Dc
H
D
0,375 Dc
B
Do = 0,5 Dc D
= 0,5 x 0,203 m
= 0,1015 m
Hc = 1,5 Dc
Volume =
= 10.145,1275 L
Spesifikasi karung plastik (ukuran sedang) :
- Panjang = 75 cm
- Lebar = 48 cm
- Tebal = 10 m
- Berat karung = 0,05 kg
- Kapasitas karung = 30 kg .
Kebutuhan karung untuk Linier alkilbenzen sulfonat :
= 10.732,327 kg/jam x 24 jam/hari x 10 hari
= 2.575.758,598 kg
Faktor kelonggaran 20 %
Maka lebar = 22,9338 m x (1+0,2) = 27,5206 m ≈ 28 m
1. Screening (SC)
Fungsi : menyaring partikel-partikel padat yang besar
Jenis : bar screen
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : stainless steel
Ukuran bar:
Lebar = 5 mm
Tebal = 20 mm
Bar clear spacing = 20 mm
Slope = 30°
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30°C
- Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 (Perry,
1997)
- Laju alir massa (F) = 89.022,2290 kg/jam
20 mm
2m
20 mm
Kondisi operasi
Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 89.022,2290 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3
= 0,0248 m3/s
= 52,6235 ft3/min
Desain Perancangan :
Bak dibuat dua persegi panjang untuk desain efektif (Kawamura,
1991)
Perhitungan ukuran tiap bak
Kecepatan pengendapan 0,1 mm pasir adalah (Kawamura, 1991) :
υ 0 = 1,57 ft/min atau 8 mm/s
Kecepatan aliran,v =
= 1,103 ft/min
h
L = K v
υ0
Desain panjang ideal bak : (Kawamura,
1991)
dengan : K = faktor keamanan = 1,5
h = kedalaman air efektif ( 10 – 16 ft); diambil 12 ft.
Maka : L = 1,5 (12/1,57) . 1,10
= 12,57 ft
Diambil panjang bak = 13 ft
Uji desain :
= 11,86 menit
= 0,12 x = 1,8283.10− 5 ft
[1,10 ft 3 /min .( 1 min/60 s).(1 m/3,2808 ft)]2
2
2 .(9,8 m/s )
3. Klarifier (CL)
Kondisi operasi
Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Laju massa air (F1) = 89.022,2290 kg/jam
Laju massa Al2(SO4)3 (F2) = 4,4511 kg/jam
Laju massa Na2CO3 (F3) = 2,4036 kg/jam
Laju massa total, m = 89.029,0837 kg/jam
Densitas Al2(SO4)3 = 2,71 gr/ml (Perry, 1999)
Reaksi koagulasi:
Perhitungan:
Dari Metcalf & Eddy, 1984, diperoleh :
Untuk clarifier tipe upflow (radial):
Kedalaman air = 3-5 m
Settling time = 1-3 jam
Dipilih : kedalaman air (H) = 5 m,
Settling time = 2 jam
V = 1/4 π D2H
4V 1 / 2 4 × 89,41
) = = 4,77 m
1/ 2
πH 3,14 × 5
D= (
t=
PD
2SE − 1,2P
= = 0,0054 m = 0,2125 in
(157,6214 kPa) (4,77 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(157,6214 kPa)
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,2125 in + 1/8 in = 0,3375 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/2 in (Brownell,1959)
Daya Clarifier
P = 0,006 D2 (Ulrich, 1984)
dimana: P = daya yang dibutuhkan, kW
Jumlah : 3 unit
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan:
a. Volume tangki
Volume air, Va = 89.022,2290 kg/jam × 0,25 jam
995,68 kg/m3
= 22,3521 m3
Volume tangki = (1+1/3) x 22,3521 = 29,8028 m3
Direncanakan membuat 2 tangki dengan faktor kelonggaran 20 %
b. Diameter tangki
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi, D : H = 3 : 4
V=
1 2
πD H
4
4
17,8816 m3 = πD 2 D
1
4 3
17,8816m3 = πD3
1
3
Maka:, D = 2,5755 m
H = 3,4304 m
x(2,2575 m) = 0,6438 m
1
Tinggi tutup =
4
P hidro = ρxgxh
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,9078 m
= 18.615,67773 kPa
P penyaring = ρxgxl
= 2089,5 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 0,8585 m
= 17.579,8011 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 18.615,67773 kPa + 17.579,8011 kPa + 101,325 kPa = 137,5204 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (137,5204 kPa) = 144,3965 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell,1959)
Allowable stress = 12,650 psia = 87.218,714 kP
(Brownell,1959)
Tebal shell tangki:
t=
PD
2SE − 1,2P
= = 0,0026 m = 0,1050 in
(144,3965kPa) (2,5755 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(144,3965 kPa)
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,1050 in + 1/8 in = 0,2301 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/4 in
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan
tebal tutup 1/4 in.
Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 89.022,2290 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 6 jam
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan:
b. Diameter tangki
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder, D : H =2 : 3
V = πD 2 H
1
4
3
643,7410 m3 = πD 2 D
1
4 2
643,7410 m3 = πD3
3
8
Maka, D = 8,18 m
536,4508 m3
Tinggi air dalam tangki = x 12,27 m = 10,22 m
643,7410 m3
c. Tebal tangki
Tekanan hidrostatik
P = ρxgxh
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 10,22 m
= 99,7331 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 99,7331 kPa+ 101,325 kPa = 201,0581 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (201,0581) = 211,1110 kPa
Joint efficiency = 0,8
(Brownell,1959)
Allowable stress = 12,650 psia = 87.218,714 kP
(Brownell,1959)
Tebal shell tangki:
t=
PD
2SE − 1,2P
= = 0,01239 m = 0,4878 in
(211,1110 kPa) (8,18 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(211,1110 kPa)
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,4878 in + 1/8 in = 0,6129 in
Tebal shell standar yang digunakan = ¾ in (Brownell,1959)
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 400 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 24 jam
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan:
c. Diameter tangki
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder, D : H =2 : 3
V=
1
πD 2 H
4
3
11,5700 m 3 = πD 2 D
1
4 2
11,5700 m 3 = πD 3
3
8
Maka, D = 2,14 m
H = 3,21 m
9,6417 m 3
Tinggi air dalam tangki = x 3,21 m = 2,68 m
11,5700 m 3
c. Tebal tangki
Tekanan hidrostatik
P = ρxgxh
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 2,68 m
= 26,1244 kPa
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(133,8219 kPa) (2,14m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(133,8219 kPa)
= 0,0026 m = 0,0809 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,0809 in + 1/8 in = 0,2060 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/4 in
(Brownell,1959)
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 333,3563 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan:
a. Ukuran Cation Exchanger
x(0,6096 m) = 0,1524 m
1
Tinggi tutup =
4
Tinggi tangki total = 0,9144 + 2(0,1524) = 1,98 m
b. Tebal tangki
Tekanan hidrostatis
P = ρxgxh
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 0,7620 m
= 7,4353 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 7,4353 kPa+ 101,325 kPa = 108,7604 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (108,7604) = 114,1985 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell,1959)
Allowable stress = 12,650 psia = 87.218,714 kP
(Brownell,1959)
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(114,1985 kPa) (0,6096 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(114.1985 kPa)
= 0,0005 m = 0,01966 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,01966 in + 1/8 in = 0,1447 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/5 in
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan
tebal tutup 1/5 in.
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 333,3563 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 1 jam
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan:
a. Ukuran Cation Exchanger
Dari Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook, diperoleh:
o Diameter penukar kation = 2 ft = 0,6096 m
o Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2
o Tinggi resin dalam cation exchanger = 2,5 ft
x(0,6096 m) = 0,1524 m
1
Tinggi tutup =
4
Tinggi tangki total = 0,9144 + 2(0,1524) = 1,98 m
b. Tebal tangki
Tekanan hidrostatis
P = ρxgxh
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 0,7620 m
= 7,4353 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 7,4353 kPa+ 101,325 kPa = 108,7604 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (108,7604) = 114,1985 kPa
Joint efficiency = 0,8
(Brownell,1959)
Allowable stress = 12,650 psia = 87.218,714 kP
(Brownell,1959)
Tebal shell tangki:
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(114,1985 kPa) (0,6096 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(114.1985 kPa)
= 0,0005 m = 0,01966 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,01966 in + 1/8 in = 0,1447 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/5 in
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan
tebal tutup 1/5 in.
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Kondisi operasi:
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Al2(SO4)3 yang digunakan = 50 ppm
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan:
a. Ukuran Tangki
V=
1 2
πD H
4
3
1,5675 m3 = πD 2 D
1
4 2
1,5675 m3 = πD3
3
8
Maka: D = 1,10 m ; H = 1,65 m
Tekanan hidrostatik
P = ρx g x h
= 1363 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,38 m
= 18,3675 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 18,3675 kPa + 101,325 kPa = 119,6925 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (119,6925 kPa ) =125,6771 kPa
Joint efficiency = 0,8
(Brownell,1959)
Allowable stress = 12650 psia = 87218,714 kPa
(Brownell,1959)
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(125,6771 kPa) (1,10 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(125,6771 kPa)
= 0,00099 m = 0,03905 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,03905 in + 1/8 in = 0,1640 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/4 in (Brownell,1959)
c. Daya pengaduk
ρ N (D a )2
N Re = (Geankoplis, 1997)
μ
=
(85,0898)(1)(1,20 )
2
= 1,83.105
6,72 ⋅ 10− 4
N Re
P=
K T .n 3 .D a ρ
5
gc
(McCabe,1999)
KT = 6,3
(McCabe,1999)
P=
6,3 (1 put/det)3 .(1,20 ft)5 (85,0898 lbm/ft3 ) 1 hp
2
x
32,174 lbm.ft/lbf.det 550 ft lbf/det
= 0,07633 hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
0,07633
Daya motor penggerak = = 0,09542 hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 0,1 hp
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Na2CO3 yang digunakan = 27 ppm
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan
a. Ukuran Tangki
2,4036 kg/jam × 24 jam/hari × 5 hari
Volume laruta+n, Vl =
0,3 × 1327 kg/m 3
= 0,7245 m3
V=
1 2
πD H
4
3
0,8694 m3 = πD 2 D
1
4 2
0,8694 m3 = πD3
3
8
Maka: D = 0,90 m ; H = 1,36 m
0,7245
Tinggi cairan dalam tangki = x1,36 = 1,13 m
0,8694
b. Tebal tangki
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(121,8184 kPa) (0,90 m)
2(87218,714 kPa)(0,8) − 1,2(121,8184 kPa)
= 0,00079 m = 0,03110 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,03110 in + 1/8 in = 0,1561 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/5 in (Brownell,1959)
c. Daya Pengaduk
ρ N (D a )2
N Re = (Geankoplis, 1997)
μ
=
(82,8423)(1)(0,90 )
2
= 1,20.105
3,69 ⋅ 10− 4
N Re
P=
K T .n 3 .D a ρ
5
( McCabe,1999)
gc
KT = 6,3
(McCabe,1999)
P=
6,3.(1 put/det)3 .(0,90 ft)5 (82,8423 lbm/ft3 ) 1 Hp
2
x
32,174 lbm.ft/lbf.det 550 ft lbf/det
= 0,02782 hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
0,02782
Daya motor penggerak = = 0,03478 hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 0,1 hp
11. Tangki Pelarutan Natrium Klorida [NaCl] (TP-03)
Fungsi : Membuat larutan natrium klorida (NaCl)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan
a. Ukuran Tangki
V=
1 2
πD H
4
3
0,3219 m3 = πD 2 D
1
4 2
0,3219 m3 = πD3
3
8
Maka: D = 0,65 m ; H = 0,97 m
0,2682
Tinggi cairan dalam tangki = x0,97 = 0,81 m
0,3219
b. Tebal tangki
Tekanan hidrostatik
P = ρx g x h
= 1575 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 0,81 m
= 12,5214 kPa
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(119,5388 kPa) (0,65 m)
2(87218,714 kPa)(0,8) − 1,2(119,5388 kPa)
= 0,00056 m = 0,02191 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,02191 in + 1/8 in = 0,1469 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/5 in (Brownell,1959)
c. Daya Pengaduk
ρ N (D a )2
N Re = (Geankoplis, 1997)
μ
N Re =
(98,3246)(1)(0,22)2 = 7,37.104
6,72 ⋅ 10 −4
P=
K T .n 3 .D a ρ
5
( McCabe,1999)
gc
KT = 6,3
(McCabe,1999)
P=
6,3.(1 put/det)3 .(0,22 ft)5 (98,3246 lbm/ft3 ) 1hp
2
x
32,17 lbm.ft/lbf.det 550 ft.lbf/det
= 0,006304 hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
0,006304
Daya motor penggerak = = 0,007880 hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 0,01 hp
Kondisi operasi:
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Perhitungan
a. Ukuran Tangki
V=
1 2
πD H
4
3
0,2660 m3 = πD2 D
1
4 2
0,2660 m3 = πD3
3
8
Maka: D = 0,61 m ; H = 0,91 m
0,2217
Tinggi cairan dalam tangki = x0,91 = 0,76 m
0,2660
b. Tebal tangki
Tekanan hidrostatik
P = ρx g x h
= 1518 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 0,76 m
= 11,3259 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 11,3259 kPa + 101,325 kPa = 112,6509 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (112,6509 kPa) = 118,2834 kPa
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(118,2834 kPa) (0,61 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(117,3132 kPa)
= 0,00052 m = 0,02035 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,02035 in + 1/8 in = 0,1453 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/5 in (Brownell,1959)
c. Daya Pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (McCabe, 1999), diperoleh:
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 0,61 m = 0,20 m = 0,67 ft
E/Da = 1 ; E = 0,20 m
L/Da = 1/4 ; L = 1/4 x 0,20 m = 0,05 m
W/Da = 1/5 ; W = 1/5 x 0,20 m = 0,04 m
J/Dt = 1/12 ; J = 1/12 x 0,61 m = 0,05 m
dengan :
Dt = diameter tangki
Da = diameter impeller
E = tinggi turbin dari dasar tangki
L = panjang blade pada turbin
W = lebar blade pada turbin
J = lebar baffle
Kecepatan pengadukan, N = 1 putaran/det
Viskositas NaOH 4% = 4,302 . 10-4 lbm/ft.det (Othmer,
1967)
Bilangan Reynold,
N Re =
(94,7662 )(1)(0,61)2 = 9,77.104
4,302 ⋅ 10 −4
P=
K T .n 3 .D a ρ
5
( McCabe,1999)
gc
KT = 6,3
(McCabe,1999)
P=
6,3.(1 put/det)3 .(0,61 ft)5 (94,7662 lbm/ft3 ) 1hp
2
x
32,174 lbm.ft/lbf.det 550 ft.lbf/det
= 0,0044 hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
0,0044
Daya motor penggerak = = 0,0055 hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 0,01 hp
Kondisi operasi:
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Ca(ClO)2 yang digunakan = 2 ppm
Faktor keamanan = 20 %
Perhitungan
a. Ukuran Tangki
V = πD 2 H
1
4
3
0,0033 m 3 = πD 2 D
1
4 2
0,0033 m 3 = πD 3
3
8
Maka: D = 0,14 m ; H = 0,21m
0,0028
Tinggi cairan dalam tangki = x0,21 = 0,18 m
0,0033
b. Tebal tangki
Tekanan hidrostatik
P = ρxgxh
= 1272 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 0,18 m
= 2,2028 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 2,2028 kPa + 101,325 kPa = 103,5278 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (103,5278 kPa) = 108,7042 kPa
Joint efficiency = 0,8
Allowable stress = 12,650 psia = 87.218,714 kP
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(108,7042 kPa) (0,14 m)
2(87.218,714 kPa)(0,8) − 1,2(108,7042 kPa)
= 0,00011 m = 0,0043 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,0043 in + 1/8 in = 0,1293 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1/5 in
c. Daya Pengaduk
ρ N ( D a )2
Bilangan Reynold,
N Re =
µ
(Pers. 3.4-1, Geankoplis, 1983)
P=
K T .n 3 .D a ρ
5
N Re g c
KT = 6,3
P=
6,3.(1 put/det) 3 .(0,15 x 3,2808 ft) 5 (79,4088 lbm/ft 3 ) 1hp
3 2
x
(2,82.10 )(32,17 lbm.ft/lbf.det ) 550 ft.lbf/det
= 8,84.10 −10 hp
Efisiensi motor penggerak = 80 %
8,84.10 −10
Daya motor penggerak = = 1,1.10-9 hp
0,8
Karena daya terlalu lecil maka tidak dipakai motor untuk pengadukan
larutan kaporit pada tangki pelarutan ini, tapi pengadukan dilakukan
secara manual saja.
Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 866,7263 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 1 hari
Faktor keamanan = 20 %
V=
1 2
πD H
4
3
25,0700 m3 = πD2 D
1
4 2
25,0700 m3 = πD3
3
8
Maka: D = 2,77 m ; H = 4,16 m
20,8917
Tinggi cairan dalam tangki = x 4,16 = 3,46 m
25,0700
x 2,77 m = 0,6929 m
1
Tinggi tutup =
4
(Brownell,1959)
Tinggi tangki total = 3,46 + 2(0,6929) = 4,1570 m
c. Tebal tangki
Tekanan hidrostatik
P = ρxgxl
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 3,46 m
= 33,8055 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 33,8055 kPa + 101,325 kPa = 135,1305 kPa
Faktor kelonggaran = 5%
Maka, Pdesign = (1,05) (135,1305 kPa) = 141,8870 kPa
t=
PD
2SE − 1,2P
=
(141,8870 kPa) (2,77 m)
2(87.208,714 kPa)(0,8) − 1,2(141,8870 kPa)
= 0,00282 m = 0,11108 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,11108 in + 1/8 in = 0,2361 in
Tebal shell standar yang digunakan = ¼ in
(Brownell,1959)
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan
tebal tutup ¼ in.
15. Ketel Uap (KU-201)
Fungsi : menyediakan uap untuk keperluan proses
Jenis : water tube boiler
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 4 unit
Kondisi operasi :
Uap fresh yang akan dihasilkan = 61436,1115 kg/jam
Untuk 1 ketel uap (100oC) = 866,7263 kg/jam = 1910,81 lbm/jam
34 ,5 × P × 970 ,3
W =
H
dimana: P = daya boiler, hp
W = kebutuhan uap, lbm/jam
1910,81 × 1045,5132
P=
35,4 × 970,3
= 59,6791 hp
= 59,6791 hp × 10 ft2/hp
= 596,791 ft2
Direncanakan menggunakan tube dengan spesifikasi:
- Panjang tube, L = 30 ft
- Diameter tube 3 in
- Luas permukaan pipa, a′ = 0,917 ft2/ft (Kern, 1965)
Sehingga jumlah tube,
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 89.022,2290 kg/jam = 54,5171 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007cP = 0,0005 lbm/ft.s
54,5171 lbm / s
Laju alir volumetrik (Q) = = 0,88771 ft3/s
62,1586 lbm / ft 3
Friction loss :
A v2
1 Sharp edge entranee, hc = 0,5 1 − 2
A1 2α
= 0,5 (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,5247 2
= 0,0495ft.lbf/lbm
v2
2 elbow 90° , hf = n.Kf.
2. g c
2,5247 2
= 1(2,0) =
2(32,174)
= 0,1981 ft.lbf/lbm
∆L.v 2
Pipa lurus 70 ft , Ff = 4f
D.2.g c
(70)(. 2,5247 )2
(0,67 ).2.(32,174)
= 4(0,006)
= 0,2502 ft.lbf/lbm
A
hex = 1 − 1
2
v2
A2 2.α .g c
1 Sharp edge exit,
= (1 − 0 )
2(1)(32,174 )
2,5247 2
= 0,0991 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 0,7455 ft.lbf/lbm
( )
Dari persamaan Bernoulli :
v 2 − v1 + g ( z 2 − z1 ) + 2
P − P1
+ ∑ F + Ws = 0
2α ρ
1 2 2
(Geankoplis,1997)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
∆Z = 50 ft
maka : 0 +
32,174 ft / s 2
(50 ft ) + 0 + 0,7455 ft.lbf / lbm + Ws = 0
32,174 ft.lbm / lbf .s 2
Ws = -50,745 ft.lbf/lbm
Ws = - η x Wp
-50,745 = -0,8 x Wp
Wp = 63,432 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
= 6,2874 hp
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 89.022,2290 kg/jam = 54,5171 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007cP = 0,0005 lbm/ft.s
54,5171 lbm / s
Laju alir volumetrik (Q) = = 0,88771 ft3/s
62,1586 lbm / ft 3
Desain pompa :
Di,opt = 3,9 (Q)0,45(ρ)0,13
(Timmerhaus,1991)
= 3,9 (0,88771ft3/s )0,45 ( 62,1586 lbm/ft3)0,13
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,0495 ft.lbf/lbm
3 elbow 90° , hf = 0,2229 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,1981 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 30 ft , Ff = 0,1072 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 0,0991 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 0,6768 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 38,346 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 89.022,2290 kg/jam = 54,5171 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007cP = 0,0005 lbm/ft.s
54,5171 lbm / s
Laju alir volumetrik (Q) = = 0,88771 ft3/s
62,1586 lbm / ft 3
Desain pompa :
Di,opt = 3,9 (Q)0,45(ρ)0,13
(Timmerhaus,1991)
= 3,9 (0,88771ft3/s )0,45 ( 62,1586 lbm/ft3)0,13
= 6,29 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis,1997, dipilih pipa commercial steel :
Ukuran nominal : 8 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 7,981 in = 0,67 ft
Diameter Luar (OD) : 8,625 in = 0,72 ft
Inside sectional area : 0,3474 ft2
0,8771 ft 3 / s
Kecepatan linear, v = Q/A = = 2,5247 ft/s
0,3474 ft 2
ρ ×v× D
µ
Bilangan Reynold : NRe =
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,0495 ft.lbf/lbm
3 elbow 90° , hf = 0,2229 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,1981 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 50 ft , Ff = 0,1787 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 0,0991 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 0,7483 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Ws = -66,754 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 83,442 ft.lbf/lbm
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,0495 ft.lbf/lbm
3 elbow 90° , hf = 0,2229 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,1981 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 37,359 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 80.328,4678 kg/jam = 49,1930 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007cP = 0,0005 lbm/ft.s
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,1209 ft.lbf/lbm
4 elbow 90° , hf = 0,7257 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,4838 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 50 ft , Ff = 0,4594 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 0,2419 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 2,0317 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Ws = 16,952 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 21,191 ft.lbf/lbm
Kondisi operasi :
P = 1 atm
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 1,62 x 10-7 ft.lbf/lbm
3 elbow 90° , hf = 7,29 x 10-7 ft.lbf/lbm
-7
1 check valve , hf = 6,48 x 10 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 30 ft , Ff = 8,67 x 10-5 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 3,24 x 10-7 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 8,865 x 10-5 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Ws = 24,306 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 2,986 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 333,3563 kg/jam = 0,2041 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007cP = 0,0005 lbm/ft.s
Analog dengan perhitungan pompa Screening, maka diperoleh :
Laju alir volumetrik (Q) = 0,0033 ft3/s
Desain pompa :
Di,opt = 0,51 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis,1997, dipilih pipa commercial steel :
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,0061 ft.lbf/lbm
3 elbow 90° , hf = 0,0276 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,0245 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft , Ff = 0,1213 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 0,0122 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 0,1917 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Ws = 20,192 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 25,240 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1 unit
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 4,98 x 10-5 ft.lbf/lbm
2 elbow 90° , hf = 1,49 x 10-4 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 1,99 x 10-4 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft , Ff = 4,26 x 10-3 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 9,96 x 10-5 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 4,76 x 10-3 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 14,692 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 2,4036 kg/jam = 0,0015 lbm/s
Densitas soda (ρ) = 1327 kg/m3 = 82,8423 lbm/ft3
Viskositas soda (µ) = 3,69 x 10-4 cP = 2,47 x 10-7 lbm/ft.s
Analog dengan perhitungan pompa Screening, maka diperoleh :
Laju alir volumetrik (Q) = 1,77 x 10-5 ft3/s
Desain pompa :
Di,opt = 0,05 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis,1997, dipilih pipa commercial steel :
Ukuran nominal : 1/8 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 0,269 in = 0,02 ft
Diameter Luar (OD) : 0,405 in = 0,03 ft
Inside sectional area : 0,0004 ft2
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 1,53 x 10-5 ft.lbf/lbm
3 elbow 90° , hf = 6,,89 x 10-5 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 6,13 x 10-5 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft , Ff = 1,14 x 10-3 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 3,06 x 10-5 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 1,32x 10-3 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Ws = 14,699 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 18,373 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 1.023.292,5832 kg/jam = 626,6627 lbm/s
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,1934 ft.lbf/lbm
2 elbow 90° , hf = 0,5802 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,7736 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft , Ff = 0,0579 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 0,3868 ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 1,9919 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Ws = 31,992 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Jumlah : 1
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 7.960,4050 kg/jam = 4,8749 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007cP = 0,0005 lbm/ft.s
Analog dengan perhitungan pompa Screening, maka diperoleh :
Laju alir volumetrik (Q) = 0,07842 ft3/s
Desain pompa :
Di,opt = 2,12 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis,1997, dipilih pipa commercial steel :
Ukuran nominal : 2,5 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 2,469 in = 0,21 ft
Diameter Luar (OD) : 2,875 in = 0,24 ft
Inside sectional area : 0,03322 ft2
Kecepatan linear, v = 2,3608 ft/s
Bilangan Reynold : NRe = 56.113,8808 (Turbulen)
Bentuk pipa commercial steel diperoleh harga ε = 0,00015
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 38,326 ft.lbf/lbm
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,0181 ft.lbf/lbm
3 elbow 90° , hf = 0,0813 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,0723 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 30 ft , Ff = 0,3472 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit , hex = 0,0361ft.lbf/lbm
Total friction loss : ∑ F = 0,5911 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli :
Ws = 2,897 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 3,622 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 400 kg/jam = 0,2450 lbm/s
Densitas air (ρ) = 955,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
Viskositas air (µ) = 0,8007cP = 0,0005 lbm/ft.s
Analog dengan perhitungan pompa Screening, maka diperoleh :
Laju alir volumetrik (Q) = 0,003940 ft3/s
Desain pompa :
Di,opt = 0,55 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis,1997, dipilih pipa commercial steel :
Ukuran nominal : 0,75 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 0,424 in = 0,07 ft
Diameter Luar (OD) : 1,05 in = 0,09 ft
Inside sectional area : 0,0037 ft2
Kecepatan linear, v = 1,0622 ft/s
Bilangan Reynold : NRe = 8426,1070 (Turbulen)
Bentuk pipa commercial steel diperoleh harga ε = 0,00015
dan ε/D =
0,00015 ft
Pada NRe = 8426,1070 = 0,002184
0,07 ft
maka harga f = 0,0061 (Timmerhaus,1991)
Friction loss :
1 Sharp edge entrance, hc = 0,0088 ft.lbf/lbm
1 elbow 90° , hf = 0,0132 ft.lbf/lbm
1 check valve , hf = 0,0351 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 40 ft , Ff = 0,2492 ft.lbf/lbm
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 5,028 ft.lbf/lbm
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30 oC
Laju alir massa (F) = 0,0011 kg/jam = 6,99 . 10-7 lbm/s
Densitas kaporit (ρ) = 1272 kg/m3 = 79,40 lbm/ft3
Viskositas kaporit (µ) = 6,71 . 10-4 cP = 2,49 . 10-10 lbm/ft.s
Analog dengan perhitungan pompa Screening, maka diperoleh :
Laju alir volumetrik (Q) = 8,81 . 10-9 ft3/s
Desain pompa :
Di,opt = 0,00205 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis,1997, dipilih pipa commercial steel :
Ukuran nominal : 1/8 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 0,269 in = 0,02 ft
Diameter Luar (OD) : 0,405 in = 0,03 ft
Effisiensi pompa , η = 80 %
Wp = 28,194 ft.lbf/lbm
Data :
Chiller
Gambar LD.4 Siklus unit pendinginan
Suhu pendinginan = 9°C (Perry, 1997, hal 2-289)
Tekanan pendinginan = 4 bar (Perry, 1997, hal 2-289)
Suhu kondensasi = 40°C (Perry, 1997, hal 2-289)
Tekanan kondensasi = 10 bar (Perry, 1997, hal 2-289)
Perhitungan:
a. Net refrigerating effect
RE = hg - hf (Pers. 12.21, Perry, 1973)
Dimana:
RE = refrigerating effect, Btu/lb
hg = Entalpi uap yang keluar dari chiller = 255,22 kJ/Kg
hf = Entalpi cairan yang keluar dari kondensor = 31,2 Btu/lb
(Perry, 1997, hal 2-289)
RE = 83,9 – 31,2 = 52,7 Btu/lb
b. Massa refrigerant yang disirkulasi
m=
200 Btu/menit.ton
(Pers. 12.22, Perry, 1973)
RE Btu/lb
m=
200 Btu/menit.ton
63,784 Btu/lb
m = 3,14 lb/menit.ton
c. Volume uap teoritis
C.F.M./ton = m x Vg (Pers. 12.23, Perry, 1973)
Dimana:
COP =
RE
Q
COP =
63,784
1,33
COP = 47,96
32. Furnace
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran bahan sebelum masuk
reaktor (R-210)
Data:
Panas yang diperlukan = 44.894.681,1009 kJ/jam
= 42.551.780,0892 Btu/jam
Temperatur keluar = 600 °C = 1013°F
Panas yang dilepaskan bahan bakar = 557,1091 kJ/jam
= 528,0355 btu/jam
Massa CH4 yang diperlukan = 80,5851 kmol/jam
= 80,5851 kmol/jam x 16,043 kg/kmol
= 1.292,8263 kg/jam
= 2.850,1649 lb/jam
Jumlah O2 yang diperlukan = 2,4 x mol CH4
= 2,4 x 80,5851 kmol/jam
= 193,4042 kmol/jam
Jumlah N2 yang diperlukan = 9,0286 x mol CH4
= 9,0286 x 80,5851
= 727,5704 kmol/jam
2.850,1649
QG = 2.850,1649 × 1 + × 0,247 × (1820 − 520)
58.556,1746
= 1.299.331,9732 Btu/jam
Q = QF + QA – QW -QG
= 528,0355 + 4.801.606,3177 – 10,5607 – 1.299.331,9732
= 3.502.791,8193 Btu/jam
Keterangan:
Q = Kebutuhan panas total (Btu/jam)
QA = Panas sensibel di atas 60 oF pada pembakaran udara (Btu/jam)
QR = Panas sensibel di atas 60 oF pada resirkulasi gas bakar (Btu/jam)
QS = Panas sensibel di atas 60 oF pada steam yang digunakan (Btu/jam)
QG = Panas yang meninggalkan furnace pada bagian gas bakar (Btu/jam)
QF = Panas yang dilepaskan bahan bakar (Btu/jam)
QW = Panas yang hilang melalui dinding furnace (Btu/jam)
Coba 56 tube
8,5
Acp per tube = x10 = 7,0833 ft2
12
Total α untuk single row refractory backed dari Fig. 19.11 Kern, hal: 688
dengan rasio dari centre to centre / OD = 8,5/2 = 4,25 diperoleh α = 0,99.
αAcp/tube = 7,0833 ft2 x 0,99 = 7,0125 ft2
αAcp = 7,0125 ft2 x 56 = 392,7 ft2
Permukaan refractory
End walls = 2 x 21,9583 x 11,3333 = 497,7222 ft2
Side walls = 11,3333 x 10 = 113,3333 ft2
Bridge walls = 8,5 x 10 = 85 ft2
Floor and arch = 2 x 21,9583 x 10 = 439,1667 ft2
AT = 1135,2222 ft2
AR = AT - αAcp = 1135,2222 – 392,7 = 742,5222 ft2
= =1,8908
AR 742,5222
αAcp 392,7
dimention ratio = 10 : 21,9583 : 11,3333 = 1 : 2,1958 : 1,1333
23
L= 3 vol. furnace
(Kern,1965)
L= 23
3 10 × 21,9583 × 11,3333 = 9,0343 ft
T
(qb)TG = 0,173ε b G dan εb = 1,00
4
100
(Kern,1965)
(qb)TG = 46750,4172
t
(qb)ts = 0,173ε b s
4
100
(qb)ts = 10564,6781
asumsi : % koreksi = 8 %
(Kern,1965)
(qpadaPCO2 .L + qpadaPH2O .L) TG − (qpadaPCO2 .L + qpadaPH2O .L) ts 100 − %koreksi
εG =
(q b ) TG − (q b ) ts 100
(4.000 + 12.000) − (1.500 + 6.500) 100 − 8
=
46750,4172 − 10564,6781 100 = 0,2034
overall exchange factor ℑ pada εG = 0,2034 dan
AR
= 1,8908
αAcp
Dari Fig 19.15 Kern, hal:700, diperoleh j = 0,21
= = 42475,0727
ΣQ 3.502.791,8193
αAcp.j 392,7 × 0,21
Q
αAcpℑ
Karena hasilnya mendekati = 42105,2632 maka desain dapat diterima.
B. Harga Bangunan
Tabel LE-1 Perincian harga bangunan
X I
Cx = Cy 2 x
m
X 1 I y
(Peter&Timmerhaus. 2004)
[n.∑ X .Y − ∑ X .∑ Y ]
regresi koefisien korelasi sebagai berikut:
r=
[n.∑ X i − ( X i ) 2 x(n∑ Yi − (∑ Yi ) 2 ]
i i i i
2 2
[ΣX ]
xΣY1 − [ΣX 1 xΣ( X 1 .Y1 )]
tetapan a dan b.
(n.∑ X i ) − (∑ X i ) 2
2
1
a= 2
(n.∑ X iYi ) − (∑ X i ∑ Yi )
(n.∑ X i ) − (∑ X i ) 2
b= 2
= 18.7226
Sehingga persamaan regresi linier adalah:
Y = a + b.X
Y = -36351.92 + 18.7226X
Dengan demikian harga indeks pada tahun 2009(X = 2009) adalah :
Y2009 = -36351.92 + 18.7226(2009)
Y = 1.261,7834
839,6668 1261,7834
= US$ 6.700.- x x x Rp 9.500/US$
0 , 49
1102,5
Cx
1
= Rp 1.973.408.711.-
B. Biaya Perpipaan
Diperkirakan biaya perpipaan 80 % dari HPT (Peters&Timmerhaus.2004)
Biaya perpipaan = 0,8 x Rp 161.205.015.883
I. Biaya Pondasi
Diperkirakan biaya pondasi 10 % dari HPT
Biaya untuk pondasi = 0,1 x Rp 161.205.015.883
= Rp 16.120.501.588,33
Biaya Perluasan Pabrik
Diperkirakan biaya perluasan pabrik 20 % dari HPT
Biaya untuk perluasan pabrik = 0,2 x Rp 161.205.015.883
= Rp 32.241.003.176,65
J. Biaya Lingkungan
Diperkirakan biaya lingkungan 10 % dari HPT
Biaya untuk lingkungan = 0,1 x Rp 161.205.015.883
= Rp 16.120.501.588,33
K. Biaya Kontruksi
Diperkirakan biaya kontruksi 25 % dari HPT
Biaya untuk kontruksi = 0,25 x Rp 161.205.015.883
= Rp 40.301.253.970,81
C. Biaya Kontraktor
Diperkirakan 7 % dari MITL = 0,07 x Rp 694.327.315.280,19
= Rp 48.602.912.069,61
Oleum (H2SO4(SO3)
Kebutuhan = 13.523,3943 kg/jam
Harga = Rp 11.000 /kg (PT. Dipa Pharmalab Intersain. 2009)
Harga total = 90 x 24 x 13.523,3943 kg/jam x 11.000 /kg
= Rp321.315.847.753
Soda Abu
Kebutuhan = 2,4036 kg/jam
Kaporit
Kebutuhan = 0,0011 kg/jam
Harga = Rp 6.000 /kg (PT. Dipa Pharmalab Intersain. 2008)
Harga total = 90 x 24 x 0,0011 kg/jam x Rp 6.000 /kg
= Rp 14.256
NaOH
Kebutuhan = 0,2337 kg/jam
Harga = Rp 10.000/kg (PT. Dipa Pharmalab Intersain. 2008)
Harga total = 90 x 0,2337 x Rp 10.000 /kg
= Rp 5.048.182
NaCl
Kebutuhan = 0,2933 kg/jam
Harga = Rp 8500 /kg
Harga Total = 90 x 0,2933 x Rp 8500 /kg
= Rp 5.386.218
Solar
Kebutuhan = 43,2577 liter/jam
Harga = Rp 6.500/liter
Harga total = 90 x 24 x 43,2577 x Rp 6.500/liter
= Rp 607.338.108
3. Biaya Pemasaran
Diperkirakan 1% dari gaji pegawai
= 0,1 x Rp 2.084.895.000
= Rp 20.848.950
1
Piutang Dagang = x Rp 3.571.849.629.076
12
= Rp 297.654.135.756
Tabel LE – 9 Perincian Modal Kerja
No Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1 Bahan baku proses dan utilitas
628.427.661.464
2 Kas
2.318.849.450
3 Piutang Dagang
297.654.135.756
4 Star-up
122.479.338.415,43
Total 1.050.879.985.086
b. Perawatan bangunan
Diperkirakan 10% dari harga bangunan
= 0,1 x Rp 18.608.000.000
= Rp 1.860.800.000,0
c. Perawatan kendaraan
Diperkirakan 10% dari harga kendaraan
e. Perawatan perpipaan
Diperkirakan 10% dari harga perpipaan
= 0,1 x Rp 128.964.012.706
= Rp 12.896.401.270,6
h. Perawatan Kebakaran
Diperkirakan 10% dari harga Perlengkapan kebakaran
= 0,1 x Rp 3.224.100.317,67
= Rp 322.410.031,767
Total biaya perawatan = a+b+c+d+e+f+g +h
= Rp 39.970.133.684,92
I. Biaya Asuransi
a. Asuransi pabrik diperkirakan 1% dari modal investasi tetap
= 0,01 x Rp 1.020.661.153.461,88
= Rp 10.206.611.534,62
B. Pajak Penghasilan.
Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang No.17 tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan (PPh) adalah :
Tarif
Jumlah Penghasilan Kena Pajak
(%)
Sampai dengan Rp.50.000.000.- 10
Diatas Rp.50.000.000.- sampai dengan Rp.100.000.000.- 15
Diatas Rp.100.000.000.- 30