TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
A. PENDAHULUAN
Penanggulangan masalah gizi perlu dilakukan secara multi sektor, multi
program dan multi dimensi semua unsur yang terkait dengan gizi di jajaran
pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat termasuk swasta perlu
mendukung dan berperan aktif. Dalam pembangunan jangka menengah
Nasional (RPJMN) bidang kesehatan 2020-2024 telah ditetapkan salah satu
sasaran pembangunan yang akan dicapai adalah menurunkan prevalensi
stunting menjadi setinggi-tingginya 14 % dan menurunkan prevalensi balita
pendek.
Berdasarkan data prevalensi stunting pada balita di Indonesia mengalami
penurunan pada tahun 2021 sebesar 24.4%. Kabupaten Badung persentase
kasus stunting pada balita mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar
1.9 %. Data ini menunjukan bahwa Kabupaten Badung masih tergolong aman.
Walapun demikian terkait pandemic covid 19 penanganan kasus stunting
menjadi masalah yang harus lebih diperhatikan. Sehingga untuk diperlukan
aksi bersama antara lintas program dan lintas sektor di Kabupaten/kota ada
delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting. Aksi integrasi adalah
instrumen dalam bentuk kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan interasi , intervensi gizi dalam penurunan stunting . Salah satu
dari delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting adalah analisa situasi
yang merupakan suatu proses untuk mengidentifikasisebaran stunting dalam
wilayah Kabupaten/kota , cakupan intervensi, situasi ketersediaan program
dan praktek manajemen layanan yang bertujuan untuk menentukan lokasi
program prioritas perbaikan manajemen pelayananuntuk meningkatkan akses
rumah tangga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhadap intervensi Gizi
Spesifik dan Sensitif.
B. Latar belakang
Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak didalam
kandungan. Selama ini di UPTD Puskesmas Mengwi I telah melakukan upaya
perbaikan gizi melalui intervensi yang mencakup penyuluhan gizi di posyandu,
penimbangan dan pengukuran balita, pemberian suplemen gizi (melaui
pemberian vitamin A dan Tablet besi) , pemberian makanan tambahan
termasuk Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Namun demikian hasil
intervensinya belum maksimal.
Agar intervensi terhadap masalah gizi dapat dilakukan dengan tepat
oleh para pengelola atau pelaksana program , maka diperlukan data/informasi
laporan yang akurat. Sehingga idiperlukan adanya Kerangka Acuan Kegiatan
(KAK) yang akan menjadi acuan yaitu dalam melaksanakan kegiatan gizi baik
didalam gedung maupun diluar gedung puskesmas
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Kegiatan Penanggulangan Stunting adalah untuk menentukan lokasi
program prioritas perbaikan manajemen pelayanan untuk meningkatkan akses
rumah tangga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhadap intervensi Gizi
Spesifik dan Sensitif pelaksanaan kegiatan delapan aksi integrasi intervensi
penurunan stunting di Kabupaten Badung berjalan baik dan optimal sesuai
dengan tugas dan perannya.
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya kegiatan intervensi spesifik stunting di wilayah UPTD
Puskesmas Mengwi I
b. Terpantaunya kegiatan intervensi spesifik stunting di wilayah puskesmas
Mengwi III
c. Memahami pentingnya pelayanan gizi ibu hamil , ibu menyusui , bayi dan
anak balita serta remaja
d. Mampu menentukan kelompok sasaran yang perlu diprioritaskan sesuai
dengan keputusan pemerintah daerah mengenai status kedaruratan
wilayah.
F. SASARAN