Penyusun
Paryono, S.Sn.
Desain dan Produk Kreatif Kriya Logam dan Perhiasan
SMK Negeri 3 Tasikmalaya
Informasi Umum
1. Identitas Nama Penyusun : Paryono, S.Sn.
Jenjang Sekolah : SMK
Kelas : Fase F
Alokasi Waktu : 8 JP
Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan
Kata Kunci : Dekorasi Etsa
Kode Perangkat : M.11.2_Yon_11.2_Y2
Jumlah Peserta Didik :120 Siswa ( 4 rombel )
3. Profi Pelajar - Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
pancasila dan Berakhlak Mulia
- Kreatif
- Bergotong Royong
- Mandiri
Komponen Inti
Pertemuan ke-2
No Pernyataan skor
1. Saya lebih suka banyak ilustrasi (gambar-gambar)
saat belajar
2. Saya lebih mudah memahami pelajaran dengan baik
melalui ilustrasi gambar
3. Saya sangat menyukai obyek yang warna warni
4. Saya sering mengantuk dan susah focus kalau guru
menerangkan atau berbicara
5. Saya lebih mudah mengingat materi tayangan film
dari pada penjelasan guru
6. Saya lebih mudah mengingat dari penjelasan atau
pemapaparan guru
7. Saya lebih mudah hafal apabila diucapkan
berulangkali
8. Saya lebih nyaman melafalkan dengan keras saat
belajar
9. Saya merasa asik kalau mendengarkan orang yang
sedang berbicara
10. Saya lebih suka mendengarkan rekaman daripada
membaca buku teks
11. Menyusun unsur-unsur seni rupa dan kriya adalah
kegemaranku
12. Saya lebih menyukai pembelajaran yang banyak
melibatkan gerak badan
13. Saya kurang suka diam lama – lama
14. Saya lebih suka banyak gerak mesti saat belajar
15. Saya lebih mudah belajar melalui praktik daripada
mendengarkan
Klasifikasi diagnostik :
1 - 5 : lebih banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Visual
6 – 10 : lebih banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Audial
11-15 : lebih banyak YA, bermakna bahwa siswa tersebut type Kinestetik
C. Diagnostik kognitif
Diakhir pelajaran akan diberikan kuiz
2. Asesmen Formatif
D. ASESMEN FORMATIF
Sub total 50
Nilai Akhir 100
Rubrik Penilaian Praktik
A. Predikat /Kategori
Keterangan
Kategori Rentang Keterangan Penguasaan
kompetensi
A+ ≥95 Peserta didik secara konsisten Sangat Kompeten
A 90-94 menunjukkan pemahaman yang
A- 85-89 mendalam pada semua materi
B+ 80-84 Peserta didik secara konsisten Kompeten
B 75-79 menunjukkan pemahaman yang
B- 70-74 mendalam pada sebagian materi
C 60-69 Peserta didik menunjukkan Cukup Kompeten
pemahaman yang cukup pada
semua materi
D <60 Peserta didik belum menunjukkan Belum Kompeten
pemahaman yang cukup pada
sebagian besar materi
3. Assesmen Sumatif
ASESMEN SUMATIF
Dilakukan dengan tes tetulis bentuk pilihan ganda dibuat dengan google
formulir:
Kerjakan soal dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat dengan
memberi tanda X atau O(lingkaran)
Tingkat Soal C4
No Soal 1
Jawaban 1. K3 dan 5R
2. sebab, ketika mengukir teknik etsa menggunakan bahan kimia
yang bisa membahayakan kulit.
Skor 10
Tingkat Soal C4
No Soal :2
Skor : 10
Tingkat Soal C4
4. Melakukan pencatatan
No Soal 3
Skor 10
n
N = ---------------------- X 100
30
Keterangan
N : Nilai sumatif
n : Jumlah perolehan skor
1. Pada saat mencampur bahan kimia, 2 hal yang sangat penting untuk diperhatikan
adalah …. dan …., kenapa hal tersebut hal tersebut sangat perlu diperhatikan ?
Jenis etsa apakah gambar diatas, dan bagaimana teknik prosedurnya jika ingin membuat
etsa yang demikian, jelaskan!
3. Jelaskan apa yang akan anda lakukan ketika menemukan kesalahan pada
proses pemotongan bahan !
c. Melakukan Refleksi
No. Indikator Sudah Belum
(1) (0)
1 Saya membantu siswa mendokumentasikan proses
dan hasil belajar sebagai media melakukan refleksi
2 Saya Membantu siswa melakukan asesmen terhadap
capaian belajar
3 Saya membantu siswa melakukan refleksi terhadap
cara belajarnya
4 Saya mendiskusikan hasil refleksi murid untuk
menentukan rencana perbaikan yang efektif
5 Saya mencata hasil refleksi untuk digunakan dalam
perbaikan rencana belajar di masa datang
Jumlah
b) Mistar Ukur
c) Gunting Kertas
Gambar 5.3. Gunting Kertas
d) Pisau Cutter
e) Jangka
f) Pensil Gores
Pada pembuatan pola produk kulit tatah sungging, gunting dibuat untuk
membuang bagian luat pola pada bahan kulit perkamen
h) Cutting Mat
i) Batu asah
Batu asah menajamkan gunting agar menjadi tajam, sehingga hasil pola
lebih tepat dan rapi.
2) Bahan
a) Kertas hvs
Kulit perkamen adalah kulit hewan yang dibuat tanpa melalui proses
penyamakan.
c) Amplas
Pemolaan dan pemotongan dua proses yang tidak bisa dipisahkan karena
saling berkaitan langsung, yang dimaksud pemolaan disini adalah pemindahan
pola komponen diatas kulit sebelum dipotong. Pemindahan pola ini awal dari
proses pemotongan.
Dalam teknik pemotongan didasarkan pada : permintaan atau
persyaratan produk yang akan dibuat dan sifat-sifat bahan yang akan
digunakan.
3.Penempelan gambar pola
Secara umum, proses pembuatan dekorasi dengan teknik etsa lukis maupun etsa sablon
adalah sama. Perbedaan yang ada adalah dalam hal membuat pola gambar atau hiasan
pada pelat logam. Adapun langkah kerja melaksanakan etsa dengan cara etsa lukis adalah
sebagai berikut:
2. Mengukur pelat logam sesuai dengan gambar yang ada menggunakan mistar dan
penggores.
3. Memotong pelat logam sesuai dengan gambar kerja menggunakan gunting pelat
atau dengan gergaji perhiasan.
4. Mengikir pinggir pelat supaya tidak tajam dan halus menggunakan kikir. Cara
mengikir dengan jalan searah tidak bola k-ba lik. Ba gia n sudut pela t
dilengkungkan tidak dibuat lancip.
5. Mengampelas pelat logam sebelum dilukis supaya bersih dari kotoran- kotoran
yang menempel. Ampelas yang digunakan yaitu ampelas yang halus
6. Mencuci pelat yang sudah diampelas kemudian dicuci menggunakan HCl yang
telah dicampur dengan air. Mencelupkan pelat logam dalam larutan tadi, sambil
disika t
Bahan resist dilukiskan dengan kuas dengan tangan kanan. Bagian sisi tepi dan belakang
pelat logam ditutup dengan bahan resist yang sama. Penutupan dengan resist harus
benar- benar sempurna agar tidak termakan oleh mordan, berikut contoh cara melukis
langsung di plat menggunakan kuas.
1. Menutup pelat logam dengan lakban pada bagian belakang pelat dan bagian-
bagian yang tidak akan dikikis.
2. Untuk membuat larutan etsa pertama- tama tuangkan air sebanyak 70 ml,
HCl
20 ml, dan H2O2 10 ml, aduk rata dengan pengaduk kaca sampai rata/homogen.
Nampannya disesuaikan dengan benda kerja, dan larutan yang dibuat hendaknya 2 kali
dari tebal pelatnya, supaya pelat tenggelam semua dan proses pengikisan berjalan
cepat.
3. Mengetsa pelat yang sudah dilukis, bagian belakangnya ditutup dengan lakban
supaya tidak ikut terkikis. Kemudian, dimasukkan dalam larutan etsa tadi
sambil digoyang-goyang agar pengikisan dapat berjalan dengan sempurna.
Perhatikan perubahan permukaan pelat tersebut. Setelah bereaksi dengan
larutan tersebut, pelat logam mulai terkikis ada tanda-tanda perubahan warna
larutan etsa dan tanda gelembung-gelembung udara. Apabila dirasa cukup
terkikis, pelat logam boleh diangkat, jangan lupa pada waktu m e l a k u k
a n p e r k e r j a a n i n i a l a t keselamatan kerja, terutama masker dan
sarung tangan plastik selalu dikenakan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
4. Setelah permukaan logam mulai terkikis dan dirasa sudah cukup dalam,
pelat logam diangkat dan diguyur dengan air. Membersihkan tinta lukis/cat
penutup dengan M3 gosok-gosok, bila perlu disikat. Membersihkan berulang-
ulang, terakhir gunakan Sunlight.
5. Keringkan pelat logam dengan dilap dengan kain. Selanjutnya, pekerjaan
terakhir yaitu proses finishing. Proses f i n i s h i n g b i s a s e c a r a m a s
i n a l menggunakan mesin poles, atau bisa dengan manual dengan braso.
Pelat ditetesi braso sedikit-sedikit, gosok dengan kain, sampai betul-betul
mengkilap.
6. Jika menginginkan pewarnaan bisa dicat dengan memberi cat warna dengan
kuas, w a r n a i l a h b a g i a n - b a g i a n y a n g dikehendaki.
7. Langkah terakhir, yaitu untuk melindungi pelat dari korosi, agar pelat tetap
mengkilap, melapisi permukaan benda kerja dengan clear agar warna dan
kondisi permukaan lebih tahan lama.