Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga kita dapat menyusun makalah ini dalam keadaan sehat wal afiat dan tanpa kekurangan.

Dalam mengulas tentang Fluidized Bed Dryer (FBD), teknologi canggih yang memiliki potensi

besar dalam industri, kami senang dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk

membahas serta menjelaskan mengenai penerapan dan pengembangannya dalam industri di

Indonesia.

Pengering Fluidized Bed Dryer (FBD) merupakan jenis pengering yang menggunakan

konsep fluidisasi. Prinsip operasinya melibatkan penggunaan udara panas yang dikendalikan

dengan volume dan tekanan tertentu oleh blower, yang disalurkan melalui saluran menuju wadah

pengering.

Melalui kata pengantar ini, kami berharap dapat menyampaikan informasi yang bermanfaat

dan menjadi kontribusi dalam peningkatan pemahaman akan teknologi FBD, serta mendorong

pengembangannya untuk memberikan dampak positif yang lebih luas di sektor industri di Tanah

Air. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan kesempatan untuk

mengeksplorasi serta menyampaikan pengetahuan mengenai teknologi yang begitu penting ini.

28 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5

2.1 Definisi ............................................................................................................................. 5

2.2 Mekanisme kerja alat..................................................................................................... 5

2.3 Kelebihan dan kelemahan alat pengering .................................................................... 7

2.4 Spesifikasi bahan yang dapat dikeringkan dengan alat tersebut .............................. 8

BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 10

3.2 Saran .............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan teknik pengeringan telah dikenal sejak tahun 1490 SM di Yunani. Hasil dari

pengeringan memungkinkan penyimpanan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, dan hasil laut

untuk jangka waktu yang lebih lama, mencegah kerugian paska panen yang merugikan bagi petani.

Di Indonesia, penggunaan mesin pengering masih terbatas pada industri menengah hingga besar,

sementara industri kecil masih mengandalkan sistem penjemuran yang menggunakan energi panas

dari sinar matahari. Metode ini memiliki kelemahan seperti rentan terhadap kontaminasi, sulit

dikendalikan, membutuhkan ruang yang luas, dan memakan waktu yang cukup lama. Kondisi

iklim tropis di Indonesia yang tidak selalu panas menjadi kendala dalam penjemuran. Sejalan

dengan perkembangan, muncul pengeringan mekanis yang menggunakan energi panas untuk

mengatasi keterbatasan penjemuran. Teknik pengeringan mekanis ini memerlukan energi untuk

menguapkan air dan mengatur sumber panas. Pengeringan mekanis memiliki keunggulan dalam

volume bahan yang bisa dikeringkan, konsistensi hasil yang lebih baik, serta kebersihan dan mutu

yang lebih terjamin.

Pengering Fluidized Bed Dryer (FBD) merupakan jenis pengering yang menggunakan

konsep fluidisasi. Prinsip operasinya melibatkan penggunaan udara panas yang dikendalikan

dengan volume dan tekanan tertentu oleh blower, yang disalurkan melalui saluran menuju wadah

pengering. Proses pengeringan dalam FBD membutuhkan kecepatan udara yang sangat tinggi

untuk memastikan bahan yang dikeringkan dapat terangkat sehingga dapat mengalir keluar dari

wadah pengering. Metode pengeringan ini disukai karena karakteristik pengeringan yang merata

dan lembut, sehingga cocok untuk bahan yang sensitif terhadap panas. Pengering jenis ini

3
umumnya digunakan dalam berbagai industri seperti farmasi, pengolahan makanan, kimia, dan

pertanian untuk mengeringkan bahan mulai dari serbuk farmasi hingga biji-bijian pangan, dan

lainnya. Transfer panas dan massa yang efisien, serta kemampuan untuk mencapai kontrol suhu

yang tepat, membuat fluidized bed dryer menjadi solusi yang efektif untuk mengeringkan berbagai

jenis material (Tanggasari et al., 2022).

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Fluid Bed Dryer (FBD) adalah sebuah perangkat atau sistem pengeringan industri yang

menggunakan prinsip fluidisasi untuk mengeringkan material bubuk atau granular. Proses kerjanya

melibatkan penggunaan aliran udara panas yang ditiupkan dari bawah pada bed atau lapisan

material yang akan dikeringkan. Udara panas ini memicu partikel-partikel material untuk terangkat

dan tersuspensi dalam aliran udara, menciptakan kondisi di mana partikel-partikel tersebut

bertindak seperti cairan yang mendidih, atau dalam istilah pengeringan dikenal sebagai kondisi

"fluidized". Metode ini memungkinkan kontak yang baik antara material dan udara panas,

mempercepat pengeringan dengan efisien. FBD digunakan dalam berbagai industri seperti farmasi,

kimia, makanan, dan banyak lagi, untuk pengeringan material dengan kontrol suhu yang akurat,

menjaga kualitas produk akhir. Alat ini biasanya terdiri dari ruang stainless steel dengan dasar

berlubang tempat material ditempatkan, dengan pengaturan udara panas, kecepatan aliran, dan

suhu yang diatur melalui kontrol panel untuk memastikan proses pengeringan yang efisien dan

konsisten.

2.2 Mekanisme kerja alat

Mekanisme kerja alat Fludized Bed Dryer (FBD) dimulai dengan pengaliran udara panas

dari bagian bawah yang menembus lapisan material dalam wadah pengering. Di sana, partikel-

partikel material serbuk yang terdapat di dalamnya akan terhembus ke dalam aliran udara,

menghasilkan keadaan di mana partikel-partikel tersebut terangkat dan tersuspensi dalam arus

udara. Dalam kondisi ini, material serbuk atau granular berperilaku seperti air yang sedang

5
mendidih, yang dalam terminologi pengeringan dikenal sebagai kondisi "Fluidised". Penggunaan

udara panas ini untuk mengubah bed menjadi keadaan fluidized akan mempercepat proses

pengeringan material serbuk atau granular (Rathoure et al., 2019).

FBD dibuat dari Stainless Steel, dan menurut regulasi CPOB 2018, material yang

bersentuhan dengan produk harus terbuat dari SS 316L atau bahan yang tidak bereaksi dengan

produk yang sesuai. Salah satu bagian penting dari FBD adalah mangkuknya yang memiliki dasar

berlubang. Mangkuk ini dapat dipindahkan, biasanya dilengkapi dengan roda, dan digunakan

untuk menempatkan material yang akan dikeringkan. Udara panas disalurkan dari bagian bawah

mangkuk setelah melewati proses penyaringan dan melalui lapisan serbuk atau granul. Sementara

udara yang dihembuskan berasal dari kipas atau blower yang terletak di bagian atas FBD.

Kecepatan udara dan suhu operasional dapat diatur melalui kontrol panel mesin FBD. Selama

operasional, kecepatan udara bertahap ditingkatkan, mengakibatkan kantung FBD membesar dan

menyebabkan partikel serbuk menjadi bergerak secara turbulent. Kondisi ini memungkinkan

material untuk mengering karena terpapar udara panas. FBD menonjolkan kapabilitas pengeringan

yang cepat dan efisien, yang menghasilkan konsistensi dalam pengeringan serta aliran yang bebas.

Kantung FBD berperan penting dalam meningkatkan area pengeringan dari tempat tidur

pengeringan.

Dalam pengeringan terdapat pengecekan kadar air/kelembapan yang disebut parameter LOD

(loss of Drying). Biasanya FBD sudah terdapat tempat sampling dalam mesin sehingga operator

tinggal mencabut dari mesin kemudian ambil sampel. Sampel kemudian diukur LOD

menggunakan Moisture Halogen Analyzer. Parameter LOD ini sebagai titik akhir dalam

pengeringan, bila sudah masuk rentang yang dipersyaratkan, pengeringan akan dihentikan.

Biasanya LOD ini ditulis dalam batch record atau buku log pengeringan FBD.

6
2.3 Kelebihan dan kelemahan alat pengering

Fluidized bed dryer (FBD) adalah solusi unggul dalam industri pengeringan karena sejumlah

keunggulannya yang signifikan. FBD menawarkan proses pengeringan yang cepat dan seragam

jika dibandingkan dengan metode pengeringan alternatif seperti oven atau lemari pengering.

Penggunaan aliran udara panas atau gas yang diatur secara tepat memungkinkan kontak merata

dengan bahan, yang membuat FBD lebih efisien secara energi dan memberikan hasil yang

konsisten. Dibandingkan dengan oven, kontrol suhu yang lebih akurat dari FBD juga membuatnya

lebih sesuai untuk bahan yang sensitif terhadap perubahan suhu. Kebersihan kantong FBD perlu

diperhatikan guna mencegah kontaminasi silang. Fleksibilitas, kapasitas yang besar, dan

kemampuan penyesuaian untuk berbagai jenis bahan menjadi nilai tambah, menjadikan FBD

pilihan utama dalam industri yang memerlukan hasil pengeringan yang berkualitas, efisien, dan

terkontrol (Zhu et al., 2021).

Fluid Bed Dryer (FBD) memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan

utama dalam industri pengeringan. Salah satunya adalah kecepatan pengeringan yang luar biasa,

di mana proses pengeringan bisa diselesaikan dalam rentang waktu singkat, sekitar 20-40 menit,

meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kemampuan untuk dengan cepat memuat dan

membongkar material dalam perangkat ini juga menghemat waktu. FBD memiliki kapasitas

pengeringan yang bervariasi, mampu menangani 5-200 kg material dalam satu jam, memberikan

fleksibilitas dalam jumlah produksi. Selain itu, efisiensi pemanasan FBD lebih tinggi daripada

lemari pengering, dengan kemampuan untuk memanaskan dan juga melakukan pencampuran

material secara bersamaan. Kemampuan operasional pada suhu yang lebih tinggi dari pada lemari

pengering memungkinkan penggunaan FBD untuk bahan yang memerlukan suhu tinggi. FBD

7
dapat mengeringkan bahan-bahan yang sensitif terhadap panas (termolabil), mempertahankan

integritas dan kualitas bahan selama proses pengeringan (Tanggasari et al., 2022).

Namun, FBD juga memiliki beberapa kelemahan. Dalam pengeringan serbuk organik,

terdapat kecenderungan terjadinya muatan elektrostatis pada partikel yang bisa mengakibatkan

masalah selama proses pengeringan. Di samping itu, mesin FBD memiliki harga yang relatif lebih

tinggi. Operasional FBD memerlukan pelatihan khusus bagi operator karena penggunaan yang

membutuhkan pemahaman mendalam terkait prinsip kerja serta penanganan pada FBD (Aulia,

2018).

2.4 Spesifikasi bahan yang dapat dikeringkan dengan alat tersebut

Pengering Bed Terfluidisasi (FBD) umumnya digunakan untuk mengeringkan berbagai jenis

bahan farmasi seperti bubuk obat, granul farmasi, dan komponen-komponen kapsul. Bahan kimia

dalam bentuk serbuk atau granular juga dapat dikeringkan menggunakan FBD. Bahan makanan

seperti bubuk makanan, bahan pengemasan, dan komponen makanan lainnya juga sering

mengalami proses pengeringan menggunakan metode FBD. Selain itu, bahan industri seperti

pigmen, serbuk logam, dan berbagai bahan konstruksi juga cenderung diolah melalui pengeringan

menggunakan FBD guna mencapai tingkat kelembapan yang diinginkan serta untuk menjaga

kualitas produk akhir. Metode ini memberikan kontrol suhu dan pengeringan yang efisien untuk

berbagai jenis material (Sudarsono et al., 2021).

Hasil penelitian Utomo et al., (2018) menunjukkan bahwa pengering Bed Terfluidasi (FBD)

efektif dalam mengeringkan teh. Proses pengeringan merupakan upaya untuk menghilangkan

kandungan air dari bahan dan memerlukan energi panas untuk menguapkan air tersebut. Studi ini

menggunakan simulasi numerik perpindahan massa pada teh dengan menerapkan metode

8
Computational Fluid Dynamics (CFD) pada aliran eksternal yang menempati material teh. Tujuan

penelitian adalah menganalisis distribusi temperatur pada partikel teh dan mempertimbangkan

variasi kecepatan dan temperatur inlet terhadap waktu pengeringan. Simulasi mengindikasikan

bahwa penurunan kadar air sebesar 3% pada teh dapat dicapai dalam rentang waktu tertentu pada

suhu dan kecepatan masukan udara yang spesifik. Hasil menunjukkan bahwa untuk pengeringan

teh secara optimal, lebih baik menaikkan kecepatan masukan udara daripada menaikkan

temperatur. Misalnya, pada kecepatan 3,6 m/s, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai penurunan

kadar air 3% secara berurutan pada suhu 880C, 930C, dan 980C adalah 235 s, 199 s, dan 169 s.

Penelitian ini memberikan pemahaman bahwa parameter kecepatan aliran udara memiliki

pengaruh yang signifikan dalam mencapai pengeringan teh yang efektif.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas terkait Fluidized Bed Dryer (FBD), maka didapatkan

kesimpulan sebagai berikut.

1. Fluidized Bed Dryer (FBD) memberikan pengeringan cepat dan merata, menghasilkan

produk dengan kadar kelembapan yang diinginkan dalam waktu singkat.

2. Fluidized Bed Dryer (FBD) memungkinkan pengaturan suhu yang tepat, cocok untuk

bahan sensitif terhadap perubahan suhu.

3. Pengunaan Fluidized Bed Dryer (FBD) cocok untuk farmasi, makanan, kimia, dan

industri lainnya. Fluidized Bed Dryer (FBD) menawarkan hasil pengeringan yang

seragam dan berkualitas tinggi, serta dapat diaplikasikan dalam skala yang berbeda.

3.2 Saran

Untuk memastikan penerapan Fluidized Bed Dryer (FBD) menjadi merata di industri

Indonesia, diperlukan sejumlah langkah pengembangan lebih lanjut. Pertama, perlu adanya

program pendidikan dan pelatihan yang meluas kepada para operator dan teknisi industri,

memastikan pemahaman yang lebih mendalam tentang operasional dan pengaturan FBD.

Selanjutnya, penting untuk mendorong penggunaan teknologi terkini dalam FBD, termasuk

integrasi sensor dan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi proses. Kolaborasi antara institusi

riset, industri, dan pemerintah sangat penting dalam mengembangkan model FBD yang sesuai

dengan kondisi industri di Indonesia. Selain itu, dukungan dari pemerintah dalam hal infrastruktur

serta aksesibilitas teknologi FBD juga menjadi faktor krusial. Dalam rangka meningkatkan

10
efektivitas teknologi ini, penelitian dan inovasi lokal juga harus didorong untuk menyesuaikan

FBD dengan kebutuhan industri dan sumber daya lokal di Indonesia. Dengan langkah-langkah ini,

diharapkan penerapan FBD di industri Indonesia bisa menjadi lebih merata, efisien, dan sesuai

dengan kebutuhan lokal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, M. P. (2018). KAJIAN EKSPERIMEN PENGERINGAN TEPUNG TAPIOKA DI

PENGERING FLUIDISASI. Barometer, 3(2), 134–137. http://www.journal.unsika.ac.id

Rathoure, A. K., Ram, B. L. G. P., & Aggarwati, S. G. (2019). Unit Operations in Chemical

Industries. International Journal of Environmental Chemistry , 5(2), 11–29.

www.journalspub.com

Sudarsono, D., Rismana, E., Suharno, S. M., Khojayanti, L., & Srijanto, B. (2021). Validasi proses

kristalisasi dekstrosa monohidrat kualitas mikrobiologi sistem batch pada skala bench. Jurnal

Teknik Kimia, 27(2), 46–53. https://doi.org/10.36706/jtk.v27i1.95

Tanggasari, D., Nelwan, L. O., Yulianto, M., & Astika, I. W. (2022). Pengaruh Tinggi Tumpukan

dan Proses Tempering Terhadap Mutu Gabah yang Dikeringkan dengan Fluidized Bed Dryer.

Warta IHP/Journal of Agro-Based Industry, 39(2), 95–103.

Utomo, T. S. M., Yohana, E., & Khoiriyah, M. A. (2018). Analisis Distribusi Temperatur dan Aliran

Fluida pada Proses Pengeringan Butiran Teh Bentuk Silinder Di Dalam Fluidized Bed Dryer

Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD). ROTASI, 20(4), 237–243.

Zhu, X., Zhang, Z., Hinds, L. M., Sun, D. W., & Tiwari, B. K. (2021). Applications of ultrasound

to enhance fluidized bed drying of Ascophyllum Nodosum: Drying kinetics and product

quality assessment. Ultrasonics Sonochemistry, 70.

https://doi.org/10.1016/j.ultsonch.2020.105298

12

Anda mungkin juga menyukai