EJAAN
EJAAN
BAHASA INDONESIA
Ejaan yang sebelumnya berlaku yaitu Ejaan van Ophuijsen dianggap terlalu ribet, jadi terdapat
keinginan untuk menyempurnakan dan menyederhanakan ejaan tersebut. Mengenai keinginan
tersebut dibahas dalam kongres bahasa Indonesia pada tahun 1938 di Solo hasil yang didapatkan
dari kongres tersebut pada intinya saat itu ejaan tersebut masih bisa digunakan, tetapi perlu
dipikirkan perubahannya.
Sembilan tahun berlalu, harapan kongres tersebut terwujud dengan adanya surat keputusan No.
264/ Bhg. A/47. Ejaan baru ini di kenal dengan nama Ejaan Soewandi yang diresmikan pada 19 Maret
1947.
Peralihan dari Ejaan van Ophuijsen ke Ejaan Soewandi mendapati beberapa perubahan seperti huruf
oe diganti dengan u. Misalnya dari kata toetoep menjadi tutup; kata ni'mat menjadi nikmat; kata
bermain-main ditulis ber-main2 (kata ulang bisa ditulis dengan angka 2 dengan pengulangan pada
kata dasarnya; kata taät menjadi taat; kata sastera menjadi sastra.
3. EJAAN
PEMBAHARUAN/
EJAAN PRIJONO-
KATTOPO (1956–1961)
Ejaan Soewandi yang sudah berlaku sampai 1972 kemudian digantikan dengan Ejaan
yangDisempurnakan(EYD) dan diremikan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang
Disempurnakan mengalami perubahan, yakni EYD Edisi I (1972-1987, EYD Edisi II (1987-
2009) dna EYD Edisi III (2009-2015).