Anda di halaman 1dari 11

MKU BAHASA INDONESIA

EJAAN
EJAAN
BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS HALIM SANUSI BANDUNG


Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia dan sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia yang diresmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 . Bahasa
merupakan identitas suatu bangsa, bahasa bisa dikatakan sebagai cerminan suatu
bangsa itu sendiri, di setiap negara bahasa mempunyai perjalanan yang berbeda-beda,
tidak terkecuali Indonesia dalam perjalanannya sebelum seperti saat ini bahasa
Indonesia mengalami berbagai perubahan.
1. EJAAN VAN OPHUIJSEN
(1901–1947)

Mengapa dinamai ejaan van Ophuijsen? Karena adalah Charles van


Ophuijsen yang menyusun ejaan ini, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer
dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dibuat pada tahun 1896,
kemudian pemerintah kolonial resmi mengakui ejaan ini di Indonesia(sebagai
Hindia-Belanda)pada tahun 1901.
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa melayu tetapi menggunakan huruf latin.
Sebelum adanya kontak dengan orang barat (penjajah) di daerah yang
menggunakan bahasa melayu, ejaannya menggunakan aksara Arab Melayu.
Ejaan ini digunakan selama 46 tahun dan diganti setelah 2 tahun Indonesia
merdeka.
Lalu apa aja sih perbedaan ejaan van Ophuijsen dengan ejaan saat ini?
Kata saya ditulis saja, kata umur ditulis oemoer, kata jangan ditulis djangan,
kata cara ditullis tjara, kata ikhlas ditulis ichlas dan perbedaan terakhir
yaitu yang saat ini kata maklum, dalam ejaan van Ophuijsen ditulis ma' loem.
2. EJAAN REPOEBLIK
ATAU EJAAN SOEWANDI
(1947–1956)

Ejaan yang sebelumnya berlaku yaitu Ejaan van Ophuijsen dianggap terlalu ribet, jadi terdapat
keinginan untuk menyempurnakan dan menyederhanakan ejaan tersebut. Mengenai keinginan
tersebut dibahas dalam kongres bahasa Indonesia pada tahun 1938 di Solo hasil yang didapatkan
dari kongres tersebut pada intinya saat itu ejaan tersebut masih bisa digunakan, tetapi perlu
dipikirkan perubahannya.
Sembilan tahun berlalu, harapan kongres tersebut terwujud dengan adanya surat keputusan No.
264/ Bhg. A/47. Ejaan baru ini di kenal dengan nama Ejaan Soewandi yang diresmikan pada 19 Maret
1947.
Peralihan dari Ejaan van Ophuijsen ke Ejaan Soewandi mendapati beberapa perubahan seperti huruf
oe diganti dengan u. Misalnya dari kata toetoep menjadi tutup; kata ni'mat menjadi nikmat; kata
bermain-main ditulis ber-main2 (kata ulang bisa ditulis dengan angka 2 dengan pengulangan pada
kata dasarnya; kata taät menjadi taat; kata sastera menjadi sastra.
3. EJAAN
PEMBAHARUAN/
EJAAN PRIJONO-
KATTOPO (1956–1961)

Pada tahun 1954 diadakan kongres Bahasa Indonesia II di Medan, kongres


membicarakan perubahan sistem ejaan. Oleh karena itu, Menteri Pengajaran,
Pendidikan, dan Kebudayaan mengeluarkan surat keputusan pada 19 juli 1956
bernomor 44876/S tentang pembentukan panitia perumusan ejaan baru. Setelah
bekerja satu tahun berhasil menyusun patokan-patokan baru, patokan tersebut
terumus dalam Ejaan Pembaharuan.
Terdapat beberapa perubahan dalam ejaan pembaharuan ini, misalnya kata
menyanyi dalam ejaan Soewandi ditulis menjanji dalam ejaan pembaharuan ditulis
meñañi; kata kerbau menjadi kerbaw; sungai menjadi sungay; sampai menjadi
sampay.
Namun faktanya, ejaan ini tidak diresmikan karena ejaann ini dianggap sulit dalam
penulisannya seperti huruf ŋ, ń, dan š yang tidak ada dalam mesin ketik.
4. EJAAN MELINDO
(1961–1967)

Lat ar b e lak an g adan ya p e ru b ahan e j aan dari e j aan R e p ub lik k e e jaan


M e lindo di k are n ak an k o s ak at a yan g me nyu lit k an dalam p e nu lis annya, yait u
adan ya s at u fo n e m yan g di t u li s dalam du a hu ru f, s e p e rt i ' t j ' , ' s j' , ' ch' dan
' n g ' . Se lai n k are n a k e le mahan s i s t e m e j aan re p ub li k j u g a k are na adanya
aman ah dari has i l k o ng re s b ahas a I n do ne s i a I I .
Pe rub ahan yang ada p ada e j aan M e li ndo yai t u s e j ak t ahu n 1 97 2 huru f ' dj'
dig an t me n j adi ' j' , ' t j ' di g an t i me nj adi ' c' , hu ru f ' ng ' di g ant i me njadi 'η ' .
R e n can a p e re s mian e jaan i ni g ag al dilak s anak an k are n a k e s ulit an
ulis an n ya dan t e rj adi k o n fro n t as i de n g an M alays i a.
5. EJAAN BARU/LEMBAGA BAHASA DAN
KASUSASTRAAN (LBK) (1967-1972)

P eme r i n t ah t e r us b er upaya mel ak uk an pembahar uan ejaan . L e mbaga Bahas a d an


Kes us t r aan (s ek ar an g b er n ama Bad an P en ge mban gan d an P e mbi n aan B ahas a)
me n g el uar k an ej aan b ar u yai t u Ej aan L B K. Ej aan i n i mer upak an k e l an jut an upaya
pan i t i a Ej aan Mel i n d o .
P er ub ahan yan g t er d apat d al am Ej aan L B K ad al ah d i gan t i n ya hur uf t j me n jad i c , j
me n jad i y , n j me n jad i n y, s j men j ad i s y, d an c h men jad i k h. Hur uf as i n g s eper t i z,
y d an f d i s ahk an me n jad i ej aan bahas a In d o n es i a s e r t a t i d ak ad an ya per bed aan
pen ul i s an an t ar a hur uf e pepet at au buk an .
N amun s ayan g n ya, ej aan i n i t i d ak s e mpat d i r es mi k an k ar e n a d i an ggap men i r u
ejaan Mal ays i a s e r t a t i d ak men d e s ak n ya k eper l uan un t uk me n ggan t i ejaan
t er s e but .
6. EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN (1972- 2015)

Ejaan Soewandi yang sudah berlaku sampai 1972 kemudian digantikan dengan Ejaan
yangDisempurnakan(EYD) dan diremikan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang
Disempurnakan mengalami perubahan, yakni EYD Edisi I (1972-1987, EYD Edisi II (1987-
2009) dna EYD Edisi III (2009-2015).

Peralihan dari Ejaan Sowandi ke Ejaan yang Disempurnakan mempunyai perubahan


yang cukup banyak, seperti huruf tj mennjadi c, huruf, dj menjadi j, j menjadi y, nj
menjadi ny, sj menjadi sy, ch menjadi kh, dan y menjadi i, misalnya kata pantay
menjadi pantai, panitya menjadi panitia, terjadi penyerapan huruf f, z, v, q dan x, jadi
huruf di Indonesia terdapat 26 huruf. Pada ejaan ini sudah terdapat kaidah kaidah
penulisan seperti ketentuan penggunaan huruf kapital.
7. EJAAN BAHASA
INDONESIA (EBI) 2015-
SEKARANG
Latar belakang perubahan nama dari Ejaan yang Disempurnakan menjadi Ejaan
Bahasa Indonesia dikarenakan penamaan tersebut menuai kritik dari masyarakat
atas ketidakpuasan makna dari kata sempurna itu sendiri. Kata sempurna dalam
penamaan ejaan tersebut mengimplikan bahwa ejaan tersebut sudah tidak ada
kesalahan atau bisa dikatakan sempurna, padahal pada kenyataannya dalam EYD
terdapat tiga edisi untuk memperbaiki ejaan tersebut.
Adapun perbedaan dari EYD ke EBI yaitu dalam EBI sudah detail mengenai kaidah
kaidah dalam penulisan, perubahan dari EYD ke EBI berupa 20 penambahan, 10
penghilangan, 4 pengubahan dan 2 pemindahan.

Anda mungkin juga menyukai