PDF Contoh Artikel Biologi - Compress
PDF Contoh Artikel Biologi - Compress
’
Dimiati Utari, Indah Sari, Neneng Safitri, Ya qub Dwi Putra Rahmat Illahi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH asam terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang
hijau. Mengingat kondisi tanah
tanah Singkawang yang
yang sebagaian besar
besar bertanah gambut da
dan
n manfaat pe penting
nting
tanaman kacang hijau sebagai sumber nutrisi nabati, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana respon kacang hijau terhadap lingkungan dengan pH tanah yang bersifat asam. Hasil pengamatan
perkecambahan pada hari ke-1 menunjukkan sebanyak 87,5% pada pH 7, 71,4 71,4%
% pada pH 5, ddan
an 42,8% pada
pH 3 yang disebabkan karena pada pH asam umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat aki akibat
bat ti
tidak
dak
adanya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
berlangsung optimal pada pH 7 yang ditunjukkan dengan keadaan permukaan daun yang rata dan berwa berwarna
rna
hijau muda serta batang yang kokoh dan bewarna hijau muda. Disimpulkan bahwa pH mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
kacang hijau.
hija u. Derajat keasaman
keasaman (pH) yang optimal bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kacang hijau adalah pH 7.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembanagn adalah salah satu ciri mahluk hidup yang melangsungkan
kehidupannya. Dalam melangsungkan pertumbuhan, selain membutuhkan cahaya, cahaya, suhu, oksigen, unsur hara dan
air, tumbuhan juga membutuhkan faktorfaktor lain yakni pH. Derajat keasaman (pH) mene
menentukan
ntukan pertumbuhan dan
produksi tanaman, pH yang
yang optimal bagi pertumbuhan kebakebanyakan
nyakan adalah antara 5,6-7,0.
Hampir semua negara di dunia membutuhkan kacang hijau untuk berbagai macam keperluan, yang di
butuhkan sekarang adalah kejelian para
para petani dan produsen kacang hijau dalam memanfaatkan
memanfaatkan peluang tersebut
(Andrianto dan Indarto, 2004). Kacang hijau merupakan salah satu sumber makanan terpenting karena tingginya
kandungan nutrisi dalam semua bagian biji yang dimakan sebagai substitusi daging (Duke, 1991). Lahan
pertanian kacang hijau mulai dikembangka
dikembangkan, n, perkebunan kacang hijau didominasi oleh kabupaten sambas yaitu
sebanyak 70,77% dari total produksi kacang-kacangan diKalimantan Barat (Pemprov Kalbar, 2005). Kacang
hijau tidak memerlukan persyaratan yang tajam, karena tanaman ini dapat ditanam hampir disemua macam
media. Kacang hijau merupakan tanaman yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari).
Sebagian besar daerah
daerah di Kalimantan Barat
Barat khususnya S Singkawang
ingkawang didominasi oleoleh
h tanah gambut.
Lahan gambut memiliki pH yang rendah atau bersifat asam. Perluasan pemanfaatan lahan gambut meningkat
pesat dibeberapa provinsi khususnya Kalimantan Barat (WWF, 2008). Menurut Karmanto (2006), tanah p pada
ada
daerah gambut banyak mengandung asam humat. Pada pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila
i on-ion aluminium yang toksik (Al3+) menjadi lebih terlarut dan diadsorpi oleh akar,
pH lebih rendah dari 5,0, ion-ion
sehingga menghambat pertumbuhan akar dan mencegah pengambilan kalsium yang dibutuhkan oleh tumbuhan
(Campbell dkk, 2008). Masalah fisik yang dihadapi tanaman dengan kondisi tanah asam, seperti cekaman air
pada perakaran, sedangkan permasalaha
permasalahan n biologi yang muncul seperti tanaman mudah stres, mudah terserang
penyakit dan juga menghambat bakteri penambat N yang hidup bersimbio
bersimbiosis
sis den
dengan
gan tanaman legum (Barchia,
2006:77)
Mengingat kondisi tanah Singkawang
Singkawang yang sebagaian besar
besar bertanah gambut dandan manfaat penting
tanaman kacang hijau sebagai sumber nutrisi nabati, maka perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan tanaman kacang hijau pada kondisi pH rendah . Dari percobaan
percobaan ini diharapkan
diperoleh informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan tanaman kacang hijau pada kondisi pH rendah
rendah
sehingga dapat dipakai sebagai acuan dalam teknik budidayanya.
Tujuan umum dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH rendah atau asam terhadap
perkembangan dan pertumbuhan
pertumbuhan biji kacang hijau
hi jau serta untuk mengetahui pH yang optimal untuk pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau.
Hasil penelitian perkecambahan kacang hijau dilampirkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Tabel Perkecambahan Biji Kacang Hijau
Biji Berkecambah pada Hari ke-
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7
pH 7 87,5% - - - 12,5% - -
Hari Ke-
Hasil pengamatan pertambahan tinggi batang menunjukkan pertambahan batang dengan pH 7 adalah
yang paling optimal dibandingkan dengan pH 5 dan pH 3, hal ini disebabkan karena pada pH 7 umumnya unsur
hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara.
Pada pH 5, pertambahan tinggi batang relatif stabil dengan pertambahan yang cukup tinggi, tetapi tidak
seoptimal tanaman yang disiram dengan pH 7, pada pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya terjadi kenaikan
3+
Al , hal ini yang menyebabkan unsur seperti fosfor (P) tidak dapat diserap tanaman karena diikat (fiksasi) oleh
aluminium (Al), sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat tidak adanya
a danya ketersediaan unsur hara
penting seperti fosfor.
fosfor.
Pada pH 3, pertumbuhan batang sangat terhambat dikarenakan kondisi pH terlalu ekstrim. Dampak
utama dari tingkat pH yang ekstrim terhadap pertumbuhan tanaman adalah hilangnya nutrisi yang akan diserap
akar tanaman dan terkonsentrasinya
terkonsentrasinya mineral sehingga menjadi racun bagi tanaman.
Pertumbuhan kacang hijau juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu hormon. Hormon yang
mempengaruhi pertambahan tinggi tanaman adalah auksin. Jika pertumbuhan kacang hijau tersebut diberi
perlakuan asam maka, dinding sel akan menjadi lebih asam. Pada pH rendah auksin meningkatkan aktivitas
pompa proton, sehingga dapat memisahkan mikrofibril
mikrofibril selulosa dari polisakarida penaut-silang, diakses oleh
polisakarida penaut-silang yang terpapar kini lebih mudah diakses oleh enzim-enzim pelonggar dinding sel.
Pemenggalan enzimatik polisakarida penaut silang memungkinkan mikrofibril selulosa meluncur. Kemampuan
dinding sel membentang pun meningkat. Turgor menyebabkan sel mengembang. Dengan selulosa yang
dilonggarkan, sel akan mengalami pemanjangan dan kemudian akan pecah (Campbell dkk, 2008).
Pada pH 7, keadaan permukaan daun rata dikarenakan kebutuhan tembaga (Cu) terpenuhi, sedangkan
pada pH 5 dan 3 keadaan daun keriting dikarenakan kekurangan unsur tembaga (Cu). Pada hari akhir
pengamatan, perlakuan pada pH 7 menunjukkan keadaan batang kokoh, hal ini dikarenakan kebutuhan nutrea
makro dan mikronya terpenuhi dengan baik, khususnya kebutuhan unsur kalsium (Ca). Unsur kalsium (Ca) ini
berperan pada pertumbuhan sel. Unsur kalsium (Ca) merupakan komponen yang menguatkan, dan mengatur
daya tembus, serta merawat dinding sel.
Pada tanaman kacang hijau yang disirami dengan larutan asam pH 5,6 pada umumnya pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila
i on-ion aluminium yang toksik (Al3+) menjadi lebih terlarut dan diadsorpi oleh akar,
pH lebih rendah dari 5,0, ion-ion
sehingga menghambat pertumbuhan akar dan mencegah pengambilan kalsium yang dibutuhkan oleh tumbuhan
(Campbell dkk, 2008). Pada pH 5 dan pH 3 kekurangan unsur
unsur kalsium (Ca) y
yang
ang menyebabkan batang menjadi
roboh atau lemas. Tanaman juga mengalami klorosis karena kekurangan unsur hara magnesium. Magnesium
diperlukan oleh tumbuhan untuk membentuk klorofil. Pada hari ke 11 semua tanaman mengalami kematian,
dikarenakan media tanam yang digunakan berupa kapas. Kapas tidak dapat menyimpan nutrea yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman selama 14 hari.
KESIMPULAN
Hasil dari percobaan yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa pH berpengaruh terhadap
perkecambahan, pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau. Perkecamba
Perkecambahan,
han, pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau berlangsung
berlangsung optimal pada pH =7.
=7.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T.T dan Indarto,N., 2004, Budidaya dan Analisis Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang.,
Absolut, Yogjakarta, Hal : 93
Barchia, Muhammad Faiz., 2006, Gambut : Agroekosistem dan Tranformasi Karbon. Yogjakarta, Gajah Mada
University.
Barden, J.A., R. G. Halfcare and D. J. Parish., 1987, Plant Science, Mc-Graw Hill Book Company, Ltd, USA.,
HAL : 72
Campbell, N.A., Reece, J.B. Urry, L.A., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., dan Jackson, R.B. (2008 b). Biologi
Jilid 2 (Edisi Kedelapan). Jakarta: Erlangga.
Karmanto., 2006, Sintesis Mg/Al Hydrotalcite Sebagai Adsorben Asam Humat ., Skripsi, FMIPA UGM Kimia,
Yogyakarta
WWF. 2008. Deforestation, forest
forest degradation, biodiversity loss and CO2 emision in Riau, Sumatera, Indonesia:
one Indonesia provine’s forest and peat soil carbon loss over a quarter century and it’s plans for the future.
WWF Indonesia Tecnical Report. www.wwf.or.id s